KELAS EM-D
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
YOGYAKARTA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kecerdasan moral merupakan bagian dari manusia yang mempertajam nilai moral
manusia. Kecerdasan moral merupakan inti kecerdasan bagi seluruh manusia: karena
kecerdasan moral secara langsung mendasari kecerdasan manusia untuk membuat sesuatu
yang berguna. Kecerdasan moral memberikan hidup manusia memiliki tujuan yang baik,
Tanpa kecerdasan moral: kita tidak dapat berbuat sesuatu yang berkenan dan sesuai
dengan nilai-nilai yang ada. Pada dasarnya cara menumbuhkan karakter yang baik dalam
diri seseorang adalah dengan membangun kecerdasan moralnya Zubaedi (2011:55) dari
pendidikan karakter secara esensial: yaitu untuk mengembangkan kecerdasan moral
(building moral intelligence) atau pengembangan kemampuan moral sehingga dengan
demikian kecerdasan moral dan karakter adalah sejalan dan keduannya merupakan faktor
yang sangat penting dimiliki oleh setiap orang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah dan definisi kecerdasan moral?
2. Bagaimana proses kecerdasan moral sebagai asset perusahaan?
3. Bagaimana proses perkembangan kompetensi moral?
C. TUJUAN
1. Mengetahui sejarah dan definisi kecerdasan moral.
2. Memahami kecerdasan moral sebagai asset perusahaan.
3. Memahami perkembangan kompetensi moral.
BAB 2
PEMBAHASAN
C. PETUNJUK MORAL
Terdapat 7 langkah utama untuk membangun kecerdasan (intelegensi) moral seseorang,
yakni:
1. Mengembangkan sikap empati (turut merasakan apa yang dialami orang lain
secara mendalam), yakni dengan membentuk kesadaran dan kosakata emosional,
meningkatkan kepekaan terhadap orang lain, dan mampu untuk memahami
sesuatu dari sudut pandang orang lain.
2. Menumbuhkan hati nurani (teguran dalam diri seseorang ketika melakukan
kesalahan), yakni dengan membangun moral seseorang, memberikan ajaran
kebaikan untuk memperkuat hati nurani, dan membantu seseorang untuk
membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
3. Menumbuhkan pengendalian diri, yakni dengan memprioritaskan mana yang
dianggap benar, selalu berupaya untuk menjadi motivator bagi dirinya sendiri, dan
berpikir matang sebelum mengambil keputusan.
4. Mengembangkan sikap menghormati orang lain (respect), yakni dengan
memberikan contoh akan menghormati orang lain dan memberikan pendidikan
sopan santun.
5. Memelihara kebaikan (menunjukan kekhawatiran mengenai perasaan orang lain),
yakni dengan mengajarkan nilai dan makna kebaikan, mengembangkan sikap
toleransi, serta mendorong seseorang untuk selalu melakukan kebaikan.
6. Mengembangkan sikap toleransi, yaitu dengan menghormati hak dan kewajiban
orang lain dengan menanamkan apresiasi terhadap keberagaman, dan tidak mudah
memiliki prasangka (prejudice) akan hal tertentu.
7. Mengembangkan keadilan, yakni dengan mengembangkan sikap terbuka dan
berperilaku secara seimbang, tanpa membeda-bedakan sesuatu.
Berperilaku pengendalian diri yang besar dan memiliki pemahaman antar personal
(Goleman)
Ciri-ciri kecerdasan emosional:
1. Mempunyai kesadaran akan nilai dan tujuan
2. Berbuat sesuatu untuk kebenaran
3. Bertindak secara etis
4. Membangun keyakinan melalui reliabilitas dan kebenaran
5. Mengakui kesalahan dan berani menghadapi tindakan orang lain yang tidak etis
E. KOMPETENSI EMOSIONAL
Salovey dan Mayer pada tahun 1997 (dalam Morgan, 2003) mendefinisikan bahwa
kecerdasan emosi melibatkan kemampuan untuk mengetahui, menilai dan
mengeksperikan emosi secara akurat; kemampuan untuk menggunakan emosi untuk
berpikir; kemampuan untuk memahami dan memiliki pengetahuan tentang emosi; serta
kemampuan untuk mengelola emosi untuk mengembangkan diri.
Sedangkan Goleman (1999) mendefinisikan bahwa kecerdasan emosi merujuk kepada
kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri
dan dalam hubungan dengan orang lain.
Dari kedua definisi tersebut peneliti menarik kesimpulan bahwa kecerdasan emosi
merupakan kemampuan untuk menggunakan dan mengelola emosi untuk diri sendiri dan
orang lain dan kaitannya dalam mengembangkan potensi diri dan sesuai dengan
dimensidimensi yang ada pada Goleman. Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan emosi
dapat didefinisikan dalam empat dimensi yaitu:
1. Self-awareness yaitu kemampuan manusia untuk secara akurat memahami diri
sendiri dan tetap sadar terhadap emosi diri ketika emosi muncul, termasuk tetap
mempertahankan cara manusia dapat merespons situasi tertentu dan orang-orang
tertentu di dalamnya terdapat kesadaran emosi (emotional awareness), penilaian
diri yang akurat (accurate self-assessment), dan kepercayaan diri (self
confidence).
2. Social Awareness, adalah kemampuan manusia untuk secara tepat menangkap
emosi orang lain dan mengerti apa yang benar-benar terjadi, dapat diartikan
memahami apa yang orang lain pikirkan dan rasakan walaupun tidak merasakan
yang sama, di dalamnya terdapat: empati, orientasi pelayanan (service
orientation), kesadaran berorganisasi (organizational awareness).
3. Self Management, adalah kemampuan untuk menggunakan kesadaran emosi
manusia untuk tetap fleksibel dan secara positif mengarahkan perilaku diri
manusia itu sendiri, yang berarti mengelola reaksi emosi manusia itu sendiri
kepada semua orang dan situasi, di dalamnya terdapat: kontrol emosi diri
(emotional self-control), dapat dipercaya (trustworthiness), teliti
(conscientiousness), kemampuan beradaptasi (adaptability), dorongan berprestasi
(achievement drive), inisiatif.
4. Relationship Management, kemampuan untuk menggunakan kesadaran emosi
manusia dan emosi orang lain untuk mengelola interaksi yang berhasil, termasuk
berkomunikasi dengan jelas dan efektif untuk mengatasi konflik, yang
didalamnya terdapat memajukan orang lain (developing others), dapat
mempengaruhi (influence) komunikasi (communication), manajemen konflik
(conflict management), dapat memimpin (visionary leadership), catalyzing
change, membangun ikatan (building bonds), kerjasama dan berkolaborasi
(teamwork and collaboration).
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
Kecerdasan moral merupakan kemampuan seseorang untuk membedakan benar dan salah
berdasarkan keyakinan yang kuat akan etika dan menerapkannya dalam tindakan.
Perkembangan kecerdasan moral adalah suatu bentuk evaluasi individu atas apa yang
benar dan apa yang salah dan moral yang meliputi penerimaan individu atas aturan dan
nantinya berpengaruh pada perilaku individu terhadap orang lain.
Kecerdasan moral terbangun dari tujuh kebijakan utama yaitu: Mengembangkan sikap
empati, Menumbuhkan hati nurani, Menumbuhkan pengendalian diri, Mengembangkan
sikap menghormati orang lain, Memelihara kebaikan, Mengembangkan sikap toleransi,
Mengembangkan keadilan.
DAFTAR PUSTAKA :
http://endangkomarasblog.blogspot.com/2018/03/membangun-kecerdasan-moral.html
https://www.scribd.com/document/372550275/BAB-11-Fidddda
file:///C:/Users/Aspire%204739/Downloads/1289-2992-1-SM.pdf
https://www.researchgate.net/publication/323859156_KOMPETENSI_MORAL_DAN_I
NTENSI_WHISTLEBLOWING
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kecerdasan_moral
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2018/03/05/antara-nilai-etika-moral-dannorma/
http://endangkomarasblog.blogspot.com/2018/03/membangun-kecerdasan-moral.html