Anda di halaman 1dari 42

PERSALINAN/ PARTUS/ LABOR/ DELIVERY

by
Dr. C.A.N. Rieuwpassa,SpOG

Managemen Persalinan
Batasan:
Persalinan:proses alamiah dimana terjadi perlangsungan progesif dilatasi serviks uteri yang berhubungan dengan kontraksi rahim yang adekuat serta pengeluran janin dan plasenta dari tubuh ibu. Dapat spontan atau induksi, aterm/ preterm,posterm

Mekanisme Persalinan Normal


Persalinan normal: Suatu proses dimana janin cukup bulan/aterm, letak belakang kepala ,masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva Partograf normal dan lahir secara spontan Janin berada intra uterin dalam letak memanjang dengan sub oksiput terendah (presentasi verteks/ letak belakang kepala, 95%) pd persalinan aterm.

Juga disebut mekanisme persalinan kardinal karena terjadi perubahan posisi kepala pada waktu melewati jalan lahir.

Gambaran Gerakan Kardinal pada persalinan normal


Engagment. Descent. Flexion. Internal rotation. Extension. External rotation. Expulsion.

Penatalaksanaan Persalinan Normal


Pemeriksaan meliputi anamnesis,pemeriksaan fisis umum, pemeriksaan obstetri,laboratorium (bila perlu) dan sertakan status catatan medik asuhan antenatal ( ANC = ante natal care ).
Lakukan pencatatan dalam PARTOGRAF. Lakukan evaluasi secara berkala /dari waktu ke waktu.

Penatalaksanaan Persalinan Normal ( sambungan )


Gunakan Prosedur Standar Sertakan keluarga dalam mengambil keputusan dan dukungan emosional. Bila tidak pernah ANC : lakukan anamnesis lengkap ,pemeriksaan fisis dan obstetri,laboratorium darah ( Hb dan golongan darah) dan urin ( protein dan glukosa ).

Persalinan Kala Satu


Persalinan kala I: dimulai setelah his adekuat dan serviks mulai membuka hingga lengkap. Penolong persalinan : orang yg melakukan asuhan pd ibu yg sdg dlm proses persalinan dgn cara mengawasi kondisi ibu & janinnya agar dapat diketahui adanya komplikasi sedini mungkin, memberikan perawatan fisik & dukungan moril serta menjaga ibu supaya tetap nyaman. Partograf merupakan suatu alat yang dapat membantu mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.

Fase-fase persalinan kala satu


* Persalinan kala satu Fase laten : Pembukaan serviks kurang dari 3 cm /4 cm.

Serviks membuka secara perlahan .


Perlangsungannya tidak lebih dari 8 jam. Persalinan kala satu Fase aktif : Pembukaan serviks setidaknya 3 cm/ 4 cm hingga 10 cm. His lebih kuat dan serviks membuka lebih cepat. berlangsung tdk lebih 6 jam atau 7 jam (1cm/jam).

Diagnosis Inpartu
Tanda dan gejala pd persalinan kala satu : His sdh teratur ,frekuensi minimal 2 x /10 m. Penipisan dan pembukaan serviks. Keluar cairan (lendir & darah) per vaginam.

His dianggap Adekuat pd Fase aktif bila :


His teratur,min 2x/10m sedikitnya 40 detik. Uterus mengeras pd wkt his tdk ada cekungan pada uterus bila ditekan dengan ujung jari. Serviks membuka.

Persiapan Asuhan Persalinan


Persiapan Ruangan untuk Persalinan. Peralatan penunjang yang dibutuhkan untuk menjaga kebersihan ruangan ,kebersihan diri ibu dan penolong. Peralatan/ obat-obatan yang dibutuhkan. Persiapan rujukan / konsultasi.

Asuhan Sayang Ibu dalam kala I


Dukungan emosional. Pengaturan posisi ibu.

Pemberian cairan ( makan dan minum ).


Kebersihan.

Buang air besar


Buang air kecil

Tujuan periksa dalam Vagina / PDV


Membantu penolong persalinan untuk menilai presentasi janin,penurunan kepala ,kondisi janin,pembukaan dan penipisan serviks. Rujuk/ konsultasi bila :

- Presentasi bukan belakang kepala /defleksi,bukan kepala


-Presentasi rangkap ( majemuk ). -Air ketuban hijau kental & atau bau. -Teraba tali pusat.

RUJUK/ KONSULTASI
Riwayat bedah sesar.

Pendarahan pervaginam.
Persalinan kurang bulan. Ketuban pecah dengan mekonium kental. Ketuban pecah lama ( lebih dari 24 jam). Ketuban pecah pada persalinan preterm. Ikterus. Anemia berat.

RUJUK / KONSULTASI (sambungan)


Preeklampsia berat.
Kehamilan kembar. Presentasi bukan kepala. Demam ( Suhu lebih dari 38C). Gawat janin. Tali pusat menumbung. Ibu sesak napas.

Tujuan utama penggunaan Partograf


Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan memeriksa pembukaan serviks.
Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal dan dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. Pengambilan keputusan klinik didasarkan pada Pengumpulan data Diagnosis Penatalaksanaan Evaluasi ,Harus dilakukan pada setiap waktu selama proses pemantauan.

Bagian-bagian Partograf
A. Kemajuan persalinan

* Pembukaan seviks.
* Turunnya bagian terbawah dari kepala janin. * Kontraksi uterus(His). B. Kondisi janin * Denyut jantung janin. * Warna dan volume air ketuban. * Moulase kepala janin.

Bagian-bagian Partograf (sambungan)


C. Kondisi ibu
*Tekanan darah,nadi,suhu badan. *Volume urine.

*Pemberian obat
*Pemberian cairan per oral (minum) dan atau perinfus. *Pemeriksaan laboratorium Alb/ reduksi/aseton dan atau Hb.

Hal-hal yang perlu diingat pada partograf WHO /modifikasi


F Laten :Pembukaan lambat (< 3/ 4cm & # >8jam. F.Aktif :Pembukaan cepat 3 atau 4 cm 10 cm rata-rata 1cm / jam

Garis waspada: Garis lurus dari pembukaan 3 atau 4 cm sampai 10 cm = kecepatan pembukaan pada fase aktif. Garis tindakan : 4 Jam dari garis waspada // dengan garis waspada.
Persalinan N : Pembukaan berada di garis atau sebelah kiri garis waspada.

Hal-hal yang perlu diingat pada Partograf (sambungan )


MRS pd F Laten : Jam wkt MRS pembukaan dicatat di angka Nol.
MRS pd F Aktif : Pembukaan dicatat pd garis waspada. Bila persalinan maju dari F Laten ke F Aktif ( Kiri garis waspada) lakukan transfer Perkiraan penurunan kepala / majunya persalinan dgn perlimaan (5/5,4/5,3/5,2/5,1/5dan 0/5). Lakukan periksa perlimaan seblm PDV.

Hal-hal yang perlu diingat pada Partograf (sambungan)


Observasi His : frekuensi dan lamanya.

Catat Jumlah dan lamanya His / 10 menit


Ada 3 cara dalam mencatat lamanya His :

< 20, 20-40, >40.


Djj Normal 120-160 x/menit. Auskultasi DJJ setiap 30 menit dan catat. Mulase berat kepala tanda DSP. Ketuban pecah mekonial tanda Gawat janin.

Bagian belakang lembaran partograf


Berisi informasi tambahan mengenai penatalaksanaan atau pemantauan selama dan sesudah proses persalinan.

Persalinan Kala Dua


Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh tubuh janin. Tanda dan gejala: - Pembukaan lengkap atau kepala telah turun di dasar panggul terlihat di introitus vagina ( Tanda pasti ) - Ibu ingin meneran dan perineum menonjol.

- Vulva dan anus membuka.


- Meningkatnya pengeluaran lendir dan darah.

Persiapan Persalinan kala II


Persiapan ibu dan keluarga: - Memastikan kebersihan ibu. - Perawatan sayang ibu. - Pengosongan buli-buli. Persiapan penolong persalinan: - Perlengkapan pakaian.

- Mencuci tangan
Persiapan alat/ bahan dan tempat kelahiran.

Amniotomi
Indikasi : bila pembukaan serviks sdh lengkap serta kepala telah engaged ( kepala sdh berada dalam panggul ibu & tidak teraba tali pusat atau bagian kecil lainnya) dan ketuban belum pecah. Gunakan klem kocher pada saat his sedang bekurang untuk menyobek selaput Periksa kembali apa tidak ada tali pusat menumbung dan perhatikan warna air ketuban dan jumlahnya.. Periksa kembali denyut jantung janin

Penatalaksanaan fisiologis Persalinan Kala Dua


Kapan melakukan pimpinan meneran :
- Ada tanda pasti kala II. - Ibu ada dorongan kuat untuk meneran. - Selaput ketuban sdh pecah / dipecahkan. Apa saja yang dilakukan /diperhatikan dalam pimpinan meneran : Dukungan kepada ibu .Posisi ibu,Cara bernafas diantara / saat meneran dan pantau DJJ.

Batas waktu maksimum melakukan Pimpinan Meneran


Primipara : 120 menit. Multipara : 60 menit.

Bila bayi belum lahir segera rujuk / konsultasi

Pemantauan selama Penatalaksanaan Kala II:


Tanda vital ibu : nadi dan tekanan darah. His. Denyut jantung janin. Penurunan kepala. Adanya mekonium pada cairan ketuban. Adanya bgn kecil janin atau tali pusat disamping /didepan kepala dan Adanya lilitan tali pusat segera setelah kepala lahir. Putaran paksi luar segera setelah kepala lahir Adanya kehamilan kembar yg tdk terdeteksi.

Posisi ibu saat meneran :


Posisi setengah duduk.

Posisi jongkok.
Posisi berdiri. Posisi merangkak. Posisi Berbaring miring pada Sisi Kiri. Ingat ! Posisi terlentang pada punggung selama kala II tidak di anjurkan.

Anjuran cara meneran


1. Membuka mulut dan rentangkan
kedua kaki.

2. Menarik dagu kearah dada.


3. Tidak mengangkat bokong.

4 Ibu diminta tidak meneran bila his


tidak ada .

Episiotomi
Tidak ada cukup bukti klinis: - Mencegah kerusakan sfinkter ani & mukosa rektum serta kerusakan serius pd otot dasar panggul dan trauma kepala janin. - Lebih mudah menjahit dan sembuh di bandingkan dp luka spontan. Sebaliknya episiotomi dapat
- Meningkatkan kerusakan sfinkter ani
- Jumlah pendarahan ber + dan luka ber+ dalam. - Rasa nyeri ber + pd hari-hari pertama postpartum.

Indikasi Episiotomi
Mempercepat persalinan bila : - Ada gawat janin. - Kegawatan ibu. - Bila didapatkan jaringan parut pada perineum.

Persalinan Kala III dan Kala IV


Batasan Persalinan kala Tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dalam dua jam setelah itu.

Fisiologi Persalinan kala tiga


3 Tanda lepasnya plasenta
Perubahan ukuran dan bentuk uterus. Talipusat memanjang. Semburan darah. Pentingnya penatalaksanaan Persalinan Kala Tiga yg baik dengan melakukan Managemen Aktif

Keuntungan Pentalaksanaan aktif Persalinan Kala Tiga :


Persalinan kala tiga lebih singkat. Kurangnya pendarahan ( karena terjadi kontraksi uterus segera setelah pemberian oksitosin). Angka kejadian retensi plasenta yang berkurang (karena gangguan kontraksi dan atoni uterus).

Langkah-langkah penatalaksanaan aktif persalinan kala Tiga


Berikan oksitosin 10 unit intramuskuler selambatlambatnya dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir. Lakukan penegangan tali pusat terkendali.(PTT) Segera lakukan masase pada fundus uteri setelah plasenta lahir. Jangan melakukan PTT tanpa melakukan penekanan uterus didaerah supra pubik ke arah dorso kranial dgn tangan lainnya pd waktu ada kontraksi rahim. Bl plasenta blm lahir setelah 15,berikan lagi 10 U oksitosin intramuskuler.

Pemantauan Kala Empat :


Setelah kelahiran plasenta,Segera periksa tinggi fundus uteri, nilai kontraksi rahim & lakukan masase uteri. - Kelengkapan plasenta dan selaput janin. - Perkiraan jumlah darah yang hilang.

- Periksa perineum,apakah terdapat laserasi /luka episiotomi dengan pendarahan aktif.


- Pantau keadaan umum ibu& Pastikan : Tanda vital ibu dalam batas normal,kontraksi uterus baik,tidak ada tanda pendarahan & V.U kosong

Pemeriksaan luka perineum /luka episiotomi:


Luka derajat 1: Robekan mencapai mukosa vagina dan kulit perineum , # perlu dijahit.
Luka derajat 2: Robekan meliputi mukosa vagina ,otot & kulit perineum,perlu penjahitan agar penyembuhan luka > baik. Luka derajat 3: Robekan meliputi mukosa vag,otot & kulit perineum serta otot sfinkter ani.

Luka derajat 4: sama dengan derajat 3 meluas sampai mukosa rektum.


Butuh keterampilan menjahit, luka derajat 3 &4.

Tujuan penjahitan luka perineum /episiotomi:


Mendekatkan /merapatkan jaringan. Menghentikan pendarahan. Digunakan tehnik jahitan jelujur dengan menjahit sedikit mungkin,keuntungannya: - Mudah di pelajari. - Kurang nyeri setelah di jahit.

- Jumlah benang yang digunakan > sedikit.

Komplikasi kala III & IV


Perdarahan Rest plasenta

Retensi plasenta
Inversio uteri

Atonia uteri

Perlukaan dan peristiwa lain dalam persalinan


Vulva : - hematoma - luka pada vulva

- robekan perineum
- episiotomi

Komplikasi kala IV lanjutan


Vagina : - Kolpaporeksis - Fistula Serviks : - robek Uterus : - ruptur spontan - traumatik - pada parut uterus

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai