Anda di halaman 1dari 2

Patogenesis penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum capsici.

Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit ini adalah Jamur (Colletotrichum capsici) mula-mula membentuk bercak cokelat kehitaman, yang lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mongering dan mengerut (keriput). Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seperti jerami. Jika cuaca kering jamur hanya membentuk bercak kecil yang tidak meluas. Tetapi kelak setelah buah dipetik, karena kelembaban udara yang tinggi selama disimpan dan diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat. Gejala seranganya awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak (Irzayanti, 2008). Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Penyebab penyakit ini tidak lain adalah jamur Colletotrichum capsici. Siklus hidup Colletotrichum capsici yang menyerang tanaman cabai (Capsicum annum) sekitar 20 hari, pada dataran rendah 7-12 hari. Jamur pada buah masuk kedalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit karena konodium jamur dapt bertahan dalam waktu yang lama. Jamur Colletotrichum capsici pada buah Cabai (Capsicum annum) masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit. Jamur menyerang daun dan batang, kelak dapat menginfeksi buah-buah. Jamur hanya sedikit sekali mengganggu tanaman yang sedang tumbuh, tetapi memakai tanaman ini untuk bertahan sampai terbentuknya buah hijau. Selain itu jamur dapat mempertahankan diri dalam sisa-sisa tanaman sakit. Seterusnya konidium disebarkan oleh angin. Infeksi Colletotrichum capsici hanya terjadi melalui lukaluka. Sumber : Mustofa. Arif Hendra. 2009. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman yang Disebabkan oleh Jamur. Di akses pada tanggal 16 Oktober 2012.

Siklus Penyakit dan Ekologi Patogen Antraknosa Kondisi yang sesuai untuk perkembangan penyakit antraknosa adalah pada kelembaban relatif (RH) 95%, dimana hal ini akan membantu inisiasi infeksi dan perkembangan penyakit selanjutnya (Suryaningsih et al. dalam Duriat et al., 1996). Suhu yang optimum untuk perkembangan C. Capsici adalah 280C-360C (AVRDC, 1989b). Hal ini menyebabkan serangan penyakit di musim penghujan lebih tinggi daripada di musim kemarau. Cendawan patogen penyakit antraknosa pada tanaman cabai merah akan berproduksi dengan membentuk massa spora (konidia) C. Capsici dalam aservulus (Gamabr 1). Suhu, RH atau curah hujan yang tinggi pada saat terjadinya proses pemasakan buah akan memacu infeksi dan pemencaran cendawan serta sering menyebabkan epidemi yang merusak (Agrios, 1988).

Sumber : Devy. Lukita. 2000. Uji Laboratorium Untuk Mengevaluasi Resistensi Cabai Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Patogen Anraknosa (Collethotricum capsici (Sydow) Butler and Bisby): Pengaruh Metode Inokulasi dan Tingkat Kematangan Buah. Dikutip dari : http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44585/A10aha_BAB%20II.%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=4. Di akses pada tanggal 16 Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai