Anda di halaman 1dari 3

UU pelayaran 17 / 2008

BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 Pelayaran diselenggarakan berdasarkan: a. asas manfaat; b. asas usaha bersama dan kekeluargaan; c. asas persaingan sehat; d. asas adil dan merata tanpa diskriminasi; e. asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan; f. asas kepentingan umum;

g. asas keterpaduan; h. asas tegaknya hukum; i. asas kemandirian; j. asas berwawasan lingkungan hidup; k. asas kedaulatan negara; dan l. asas kebangsaan. Pasal 3 Pelayaran diselenggarakan dengan tujuan: a. memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui perairan dengan mengutamakan dan melindungi angkutan di perairan dalam rangka memperlancar kegiatan perekonomian nasional;

b. membina jiwa kebaharian; c. menjunjung kedaulatan negara; d. menciptakan daya saing dengan mengembangkan industri angkutan perairan nasional; e. menunjang, menggerakkan, dan mendorong pencapaian tujuan pembangunan nasional; f. memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara; dan g. meningkatkan ketahanan nasional. BAB III RUANG LINGKUP BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG Pasal 4 Undang-Undang ini berlaku untuk: a. semua kegiatan angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran, serta perlindungan lingkungan maritim di perairan Indonesia; b. semua kapal asing yang berlayar di perairan Indonesia; dan c. semua kapal berbendera Indonesia yang berada di luar perairan Indonesia. Dari pendapat para ahli tersebut diatas, pihak pihak yang terkait dalam Pen agangkutan barang melalui laut terdiri dari : 1. pihak pengangkut (penyedia jasa angkutan), yakni merupakan pihak yang berkewajiban memberikan pelayanan jasa angkutan barang dan berhak atas penerimaan pembayaran tarif angkutan sesuai yang telah diperjanjikan. 2. Pihak pengirim barang (pengguna jasa angkutan) yakni merupakan pihak yang

berkewajiban untuk membayar tarif angkutan sesuai yang telah disepakati untuk memperoleh pelayanan jasa angkutan atas barang yang dikirimkannya. 3. Pihak penerima barang (pengguna jasa angkutan) yakni sama dengan pihak pengirim dalam hal pihak pengirim dan penerima adalah merupakan subjek yang berbeda. Namun ada kalanya pihak pengirim barang juga merupakan pihak penerima barang yang diangkut.

LINGKUP OBJEK PENGATURAN Dalam Undang undang No.17 tahun 2008 tentang pelayaran memuat juga penerapan dari asas cabotage, yaitu suatu keharusan menggunakan kapal berbendera Indonesia oleh angkutan laut nasional . Asas cabotage ini terdapat dalam Pasal 8 Undang Undang No.17 tahun 2008 yang mengatur tentang kegiatan angkutan dalam negeri yang dilakukan perusahaan angkutan laut nasional harus berbendera Indonesia dan diawaki oleh Awak Kapal berkewarganegaraan Indonesia. Dalam penjelasan Undang Undang Pelayaran menyebutkan bahwa asas cabotage dilakukan dengan memberdayakan angkutan laut nasional guna memajukan industri angkutan diperairan.

Anda mungkin juga menyukai