Anda di halaman 1dari 13

Nama NPM Pembimbing

: Erick Darossi Sinulingga : 208210083 : dr Wilson Riau, DTM&H

Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Medan 2012

Definisi
Penyakit infeksi akut yang sangat menular ditandai oleh pembentukan pseudomembrane pada kulit atau mukosa

Etiologi

Corynecbacterium diftheriagram positif, bersifat polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora, berdiameter 0,5 1 m dan panjangnya beberapa mikrometer, seperti susunan palisade, bentuk L atau V Pertumbuhanmedia (anaerob fakultatif) tumbuh baik: ph 7,4-7,6 Faktor-faktor resiko: kontak langsung, lingkungan

Epidemiologi
Wilayah belum terjamah program imunisasi Sanitasi kurangDifteri
Jumlah Kasus Difteria dan Kematian di Beberapa Rumah Sakit Propinsi di Indonesia
RSCM Kasus Tahun 1991 1992 1993 1994 1995 1996 *m% RSHS Kasus *m% RSWS Kasus *m% RSK Kasus *m% RSU PMH Kasus *m%

22 25 19 16 12 7

50,0 32,0 26,3 18,8 25,0 7

28 26 18 12 6 3

10,7 7,7 0 0 0 0

0 12 7 10 4 1

0 0 0 10 0 0

70 34 12 8 9 11

8,6 5,9 0 0 11,1 0

32 19 16 13 7 14

21,9 26,3 62,5 46,2 14,3 42,9

Keterangan : RSCM = RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta *m = Meninggal RSHS = RS. Dr. Hasan Sadikin, Bandung RSK = RS. Dr. Kariadi, SemarangRSU PMH = RS. Dr.Muh. Husein, Palembang

Patogenesa
Corynebacterium Diphteria Masuk melalui saluran pernapasan Aliran Sistemik

Mengeluarkan toksin (eksotoksin))

Masa inkubasi 2-5 hari

Nasal

Tonsil/ Faring

Laring

Difteria Nasal Demam

Difteria Tonsil Faring Demam

Difteria Laring Demam

Difteria lain Kulit: ulkus berbatas jelas dengan dasar membrane putih/abu-abu Mata: konjungtiva berwarna merah Telinga: sekret mukopurulen dan berbau

Sekret

Malaise, anoreksias, sakit tenggorokan Adenitis/periade nitis

Stidor inspiratoar, Retraksi suprasternal, suprakavikular dan subkostal

Bibir atas impetigo

Epistaksis

Bullneck

Anoksemia

Diagnosis
Amnanese

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan lab Mikrobiologi Blood agar Fluorescent antibody technicque Biakan Loffler,Tellurite dan

Diagnosis Banding
Nasal Tonsil / Faring Laring

Benda asing dalam nasal Renore

Tonsil folikunaris Angina Plaut Vincent Mononukleus infeksiosa

Laringitis akuta

Edema angineuritik Benda asing di laring

Pengobatan
Anti toksin; Anti Diphteria Serum (ADS)

Antibiotik
Penisilin 50.000-100.000 IU/kgBB/hari selama 10 hari Eritromisin 40mg/kgBB/hari bila terdapat hipersensitivitas penisilin Kortikosteroid jika terjadi obsruksi jalan napas atas dan miokardistis

Pencegahan
Imunisasi

Nutrisi menjaga kebersihan lingkungan

Komplikasi ;
Obstruksi jalan napas

Miokarditis
Nefritis

Prognosis
Prognosis difteria setelah ditemukannya ADS dan antibiotic lebih baik daripada sebelumnya. Keadaan demikian telah terjadi di negara-negara lain. Di Indonesia pada daerah yang belum terjamah imunisasi masih dijumpai kasus difteria berat dengan prognosis buruk

Anda mungkin juga menyukai