Anda di halaman 1dari 28

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Memahami permasalahan dalam ruang industri yang melibatkan lingkup teknik

manusia, mesin, energi dan informasi

secara efisien dan efektif. Sub Pokok bahasan : 1.Definisi 2. Perkembangan teknik industri 3. Peranan disiplin teknik industri 4. Ilmu dasar disiplin teknik industri

Definisi Teknik Industri Menurut Engineering Council for Professional Development (ECPD) : Profesi dimana suatu pengetahuan (Mat & IPA) melalui studi, pengalaman & praktek diaplikasikan dengan tujuan untuk mengembangkan caracara mendayagunakan, material dan kekuatan alam secara ekonomis untuk kemanfatan bagi manusia. Menurut Blanchard

Aplikasi sistematis dari kombinasi sumberdaya fisik dan alam dengan suatu cara tertentu untuk menciptakan, mengembangkan,

memproduksi dan mendukung suatu produk atau suatu proses dimana secara ekonomis mencakup beberapa bentuk kegunaan bagi manusia.

Menurut

Institute

of

Industrial

Engineering

(IIE)

Disiplin ilmu teknik/engineering yang menangani pekerjaan-pekerjaan perancangan (design), perbaikan (improvement), penginstalasian

(installation),

dan

menangani

masalah

manusia,

peralatan,

bahan/material, informasi, energi secara efektif dan efisien. Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan disiplin Teknil Industri (menurut American Institute of Industrial Engineering = AIIE) adalah : 1. Perencanaan dan pemilihan metode kerja dalam proses produksi 2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja dibutuhkan dalam proses produksi tata letak asilitas serta peralatan yang

3. Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan produksi, peralatan pemindahan material.

4. Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan pengendalian untuk distribusi barang/jasa, pengendalian persediaan, kualitas 4.5. Pengembangan system pengendalian (pengendalian budget, ongkos produksi pengendalian

analisa biaya standar produksi, dll).

5.6. Perancangan dan pengembangan produk. 6.7. Desain dan pengembangan system pengukuran serta standar kerja. 8. Pengembangan dan penerapan system dan pemberian insentif. pengupahan performans

9.

Perencanaan dan pengembangan prosedur kerja.

organisasi,

10. Analisa lokasi dengan mempertimbangkan bahan baku, suplai TK.

pemasaran,

11. Aktivitas penyelidikan operasional dengan matematik, simulasi, program pengambilan keputusan dll.

analisa linier, teori

Perkembangan dan Organisasi yang mendukung berdirinya disiplin Teknik Industri :

a. American Society of Mechanical Engineering (ASME). Organisasi ini pertama kali mendiskusikan merupakan konsep-konsep teknik industri dan

persemaian dari timbulnya konsep teknik industri. Efficiency

b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. The Society dan The Society to Promote Management yang kemudian pada bergabung menjadi The Taylor mengembangkan konsepthe

Science of keduanya

tahun 1915

Society. Org ini bertujuan

konsep manajemen umum yang yang

diperkenalkan oleh Frederick Winslow Taylor. c. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan oleh Taylor. d. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE)

yang mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen dikembangkan oleh Taylor. e. Tahun 1932 berdiri The Society of Manufacturing (SME) untuk mengembangkan pengetahuan manufaktur. f. Tahun 1936 The taylor Society dan The Society of Industrial Engineering bergabung menjadi The Society for Advancement Management(SAM). g. Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka pada tahun 1908 di Pennsylvania State University h. Tahun 1948 berdiri The American Society of Industrial Engineering dengan didukung sekitar 70 negara AIIE berkembang menjadi organisasi internasional dengan nama Institute of Industrial Engineering (IIE). i. Pendidikan Teknik Industri di Indonesia diperkenalkan oleh Bapak Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah menyelesaikan studi di Cornell University. Engineer umum yang telah

di bidang

j. Tahun 1960 membuka sub jurusan Teknik Produksi di Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik Industri. k.Tahun 1971 berdiri Jurusan Teknik Industri yang terpisah dengan Teknik Mesin yang kemudian mengawali pendidikan Teknik Industri di Indonesia. l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik Industri baik di PTN maupu PTS. M. Tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik Industri (Persati), kemudian pada tahun 1987 berdiri Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia (ISTMI) sampai saat ini.

ILMU DASAR DISIPLIN TEKNIK INDUSTRI Ilmu-ilmu operasional yang meliputu : Analisis dan perancangan kerja. Pengawasan operasi. Manajemen operasi

Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI dapat berhasil yaitu : Kualitas. Waktu. Biaya

Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa yang dihasilkan berkualitas, tepat waktu dan dengan biaya yang sesuai.

Ilmu yang termasuk dalam analisis dan perancangan operasi adalah :

Analisis Perancangan Kerja (Method engineering)

Merupakan studi yang mempelajari secara sistematis seluruh operasi langsung & tdk langsung unt mendapatkan perbaikan-perbaikan sistem kerja.

1.2. Rumusan masalah 1.2.1. Bagaimana historis dari teknik industri? 1.2.2. Bagaimana tata letak fasilitas pabrik yang baik? 1.2.3. Bagaimana cara pengukuran waktu kerja? 1.2.4. Apa saja organisasi industri dan kompensasi finansial? 1.2.5. Bagaimana perancangan dan pengendalian produksi yang baik?

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Ingin mengetahui historis dari teknik industri 1.3.2. Ingin mengetahui cara tata letak fasilitas pabrik yang baik. 1.3.3. Ingin mengetahui cara pengukuran waktu kerja

1.3.4. Ingin mengetahui organisasi industri dan kompensasi finansial. 1.3.5. Ingin mengetahui perancangan dan pengendalian produksi yang baik

1.4. Sistematika penelitian


Karya tulis ini tersusun dalam 3 BAB, antara lain: BAB I : Memuat tentang pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian,

dan sistematika penelitian. BAB II : Memuat tentang pembahasan yang berisi, Historis dan Ruang Lingkup Teknik Industri, Tata Letak Fasilitas Produksi, Perancangan dan Pengendalian produksi, Organisasi Industri dan Kompensasi Finansial, Perancangan Tata Cara dan Pengukuran Kerja BAB III : Memuat tentang penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Historis
Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. Frederick Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah memengaruhi perkembangan Teknik Industri seperti risalah The Wealth of Nations karya Adam Smith, dipublikasikan tahun 1776; Essay on Population karya Thomas Malthus dipublikasikan tahun 1798; Principles of

Political Economy and Taxation karya David Ricardo, dipublikasikan tahun 1817; dan Principles of Political Economy karya John Stuart Mill, dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan keterbatas dari Revolusi Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. "Economic Science" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi America muncul . Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage. Babbage adalah profesor ahli matematika di Cambridge University. Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul On the Economy of Machinery and Manufacturers tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve), pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Dia juga sangat tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles Babbage adalah orang pertama yang menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia menyebutnya "analytical calculating machine" , untuk tujuan memecahkan masalah matematika yang kompleks. Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang memengaruhi pembentukan Teknik Industri. Henry R. Towne menekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur 7

akan

meningkatkan

laba

perusahaan?

Towne

kemudian

menjadi

anggota American Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook dikatakan bahwa "ASME adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama Fredrick A.

Halsey bekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif. Henry L. Gantt (juga anggota ASME) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta Diagram Gantt (Gantt chart), yang saat ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang Gantt chart digunakan dalam bidang statistik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti Program Evaluation and Review

Technique (PERT) dan Critical Path Mapping (CPM). Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggota ASME. Dia

menciptakan istilah "Scientific Management" untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris. Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat perusahaan. Scientific Management memiliki efek yang besar terhadap Revolusi Industri, baik di Amerika maupun di luar negara Amerika.

Keluarga Gilbreth diakui akan pengembangan terhadap Studi Waktu dan Gerak (Time and Motion Studies). Frank Bunker Gilbreth dan istrinya Dr. Lillian M. Gilbreth melakukan penelitian mengenai Pemahaman

Kelelahan (Fatigue), Skill Development, Studi Gerak (Motion Studies), dan Studi Waktu (Time Studies). Lillian Gilbreth memeliki dalam gelasr Ph.D. dalam

bidang Psikologi yang

membantunya

memahami

masalah-masalah

manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik ("one best way") untuk melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang siginifikan adalah pengklasifikasian gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam, dimana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif. Mereka menamakannya Tabel Klasifikasi Therbligs (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective therblig) lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa setiap bentuk pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana. Saat Amerika Serikat menghadapi Perang Dunia II, secara diam-diam pemerintah mendaftarkan para ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan ini mengembangkan sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut saat informasi ini terbongkar. lahirlah Operation Research. Banyak hasil penelitian yang masih sangat teoritis dan pemahaman bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan jurang antara kelompok Operation Research (OR) dan profesi insinyur terlalu lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen Operation Research dan mengkapitalisasikannya. Pada 1948 sebuah komunitas baru, American Institute for Industrial Engineers (AIIE), dibuka untuk pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak mendapat tempat yang khusus dalam struktur perusahaan. Selama tahun 1960 dan sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai mengadopsi teknik-teknik operation research dan menambahkannya pada kurikulum Teknik Industri. Sekarang untuk pertama kalinya metode-metode Teknik Industri disandarkan pada fondasi analisis, termasuk metode empiris terdahulu lainnya. 9

Pengembangan baru terhadap optimisasi dalam matematika sebagaimana metode baru dalam analisis statistik membantu dalam mengisi lubang kosong bidang Teknik Industri dengan pendekatan teoritis. Kemudian, permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat komputer digital berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan data dalam jumlah besar, insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi permasalahan besar secara cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan sub-program "sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat Teknik Industri menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan reaskinya bila terjadi perubahan. Di Indonesia Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus ITB Institut Teknologi Bandung pada tanggal 1 Januari 1971. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin. Di Universitas Indonesia (www.ui.ac.id), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, situs resminya di http://www.ie.ui.ac.id/ Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan danKlaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan 10

hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timurdan Jawa Tengah. Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan di bengkel-bengkel perkereta-apian.

2.2. Tata Letak Fasilitas Produksi Tata letak pabrik meruipakan suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan produksi dan dalam beberapa hal akanjuga menjaga kelangsungan hidup atau keberhasila suatu perusahaan. Peralatan produksi yang canggih dan mahal harganya akan tidak berarti apa-apa akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normal harus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dengan tata letak yang tidak berubah-rubah, maka kekeliruan yang dibuat dalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian yang tidak kecil. Apa tujuan dan Manfaat Pengaturan Tata Letak Pabrik ? Bila ditinjau secara umum, tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan nyaman sehingga akan dapat meningkatkan moral kerja yang baik dari operator. Adapun pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan manfaat dalam system produksi, antara lain : Menaikkan output produksi Mengurangi waktu tunggu Mengurangi proses pemindahan bahan Penghematan penggunaan area (produksi, gudang, service, dsb) Peningkatan pendaya gunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran Memperbaiki moral dan kepuasaan kerja dan lain-lain yang pada dasarnya kesemuanya itu akan bias meningkatkan produktivitas kerja dan mengurangi biaya operasi, dapat diperoleh harga produk yang rendah, sehinga mampu bersaing di pasar bebas. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik 11

Dalam perencanaan tata letak pabrik ada enam prinsip dasar yang bias dipakai, yaitu : Integrasi secara menyeluruh semua faktor yang mempebgaruhi factor produksi. Jarak perpindahan bahan diusahakan seminimal mungkin. Aliran kerja berlangsung secara normal Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien kepuasan kerja dan rasa aman bagi pekerja dijaga sebaik-

baiknya Pengaturan tata letak harus fleksibel Secara singkat langkah-langkah untuk merencanakan tata letak pabrik adalah sebagai berikut : Analisa produk, yaitu aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat Analisa proses, adalah langkah untuk menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan produk.komponen. Analisa macam dan jumlah mesin / peralatan serta luas area yang dibutuhkan. Perancangan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik. Langkah berikutnya adalah menetapkan prosedur atau metode pengaturan tata letak /peralatan. Disini ada 4 macam tata letak, yaitu : Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (product layout) Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap (fixed position layout) Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses (process layout) Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout) Mesin / peralatan produksi diatur sesuai dengan urutan proses pengerjaan produk/komponen (gambar 1). Pengaturan jenis ini biasanya digunakan untuk membuat produk dalam jumlah yang banyak secara terus menerus dlam waktu produksi yang lama dan jenis produk yang dibuat tidak banyak. Pada jenis pengaturan ini, material atau komponen/produk utamanya tinggal tetap pada posisinya sedangkan fasilitas produksi (mesin/peralatan, manusia,dsb) bergerak menuju lokasi material (gambar 2). Tata letak tipe ini sering digunakan untuk membuat produk dengan ukuran bedar seperti : perakitan pesawat terbang, kapal laut, dsb.

12

Gambar 1 : Fixed Position Layout

Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk : Tata letak tipe didasarkan pada pengelompokan produk/komponen yang kan dibuat. Produkproduk yang tidak sama dikelompokkan berdasarkan langkah-langkah proses, bentuk, mesin, atau peralatan yang dipakai Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau Macam Proses (Process Layout) Pengaturan tata letak dengan cara menempatkan segala mesin/peralatan yang memiliki tipe/ jenis sama kedalam satu departemen, sebagai contoh : industri manufaktur (gambar 3). Tata letak jenis ini sesuai dengan digunakan pada industri yang sifatnya menerima job order dengan jenis produk yang dibuat bervariasi dalam jumlah yang tidak terlalu besar.

Gambar 2 : Process Layout

Untuk industri/perusahaan yang membuat produk secara massal dalam waktu relatif panjang (terus menerus) dan tidak tergantung pesanan, maka jenis tata letak yang sesuai adalah product layout (gambar 1). Jenis tata letak process layout (gambar 3) sangat cocok untuk industri yang sifatnya menerima job order dengan jenis produk yang bervariasi dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Pada

13

umumnya industri kecil lebih cocok menggunakan jenis tata letak seperti ini. Bagi industri yang sifat pekerjaannya adalah job order, pada produksi massal bias mengunakan tipe tata letak kombinasi antara process layout dengan product layout.

2.3

Perancangan Tata Cara dan Pengukuran Kerja


Penelitian kerja dan analisa metode kerja pada dasarnya akan

memusatkan perhatiannya pada bagaimana suatu macam pekerjaan akan diselesaikan. Dengan mengaplikasikan prinsip dan teknik pengaturan cara kerja optimal dalam system kerja tersebut, maka akan diperoleh alternative metode pelaksanaan kerja yang dianggap memberikan hasil yang paling efektif dan efesien. Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efesien apabila waktu penyelesaian berlangsung secara singkat. Untuk menghitung waktu baku penyelesaian pekerjaan guna memilih alternative metode yang terbaik, maka perlu diterapkan prinsip prinsip dan teknik teknik pengukuran kerja. Pengukuran waktu kerja ini akan dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Secara singkat pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusi dengan unit output yang dihasilkan. Waktu buku ini sangat diperlukan untuk : Man Power Planning ( perencanaan kebutuhan tenaga kerja). Estimasi biaya biaya untuk upah karyawan /tenaga kerja. Penjadwalan produksi dan pengangguran. Perencanaan system pemberian bonus dan insentif bagi karyawan / pekerja yang berprestasi. Indikasi keluaran yang mampu dihasilkan oleh pekerja. Pada garis besarnya, teknik teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi atau dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Pengukuran Waktu kerja secara langsung Cara pengukuran yang pertama ini disebut demikian karena pengukuran dilaksanakan secara langsung yaitu di tempat dimana pekerjaan yang diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti dan sampling kerja. 1. Pengukuran waktu kerja dengan Jam Henti

14

Pekerjaan dengan menggunakan pengukuran jam henti merupakan pengukuran secara objectif karena ditetapkan berdasarkan fakta yang terjadi dan tidak Cuma sekedar estimasi secara subjektif. Beberapa langkah langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam henti adalah : Mendefinisikan pekerjaan yang diteliti untuk diukur waktu kerjannya. Mencatat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan. Membagi operasi kerja ke dalam elemen elemen kerja sedetil detilnya. Membagi, mengukur dan mencatat waktu yang dibutuhkan oleh operator. Menetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Menetapkan performance rate dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dengan mencatat waktunya. Menyelesaikan waktu pengamatan berdasarkan performance rating yang ditunjukkan oleh operator. Menetapkan waktu longgar guna memberikan fleksibilitas. Menetapkan waktu kerja standard yaitu jumlah total antara waktu kerja normal dan waktu kerja longgar. 2. Pengukuran waktu kerja dengan menggunakan metode sampling kerja. Sampling kerja adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja. Metode ini dikembangkan berdasarkan probabilitas karena itulah maka pengamatan suatu objek tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh cukup dilakukan dengan menggunakan contoh sampel yang diambil secara acak. Metode ini cocok untuk diaplikasikan pada kelonggaran akibat delay untuk berbagai proses dan department, mempertimbangkan perbedaan perbedaan aktivitas dari satu siklus ke siklus yang lain, untuk mengetahui tingkat penggunaan mesin dan presentase penggunaan waktu pada berbagai aktivitas. Pengukuran Waktu Kerja Secara Tidak Langsung Pengukuran waktu kerja dengan cara tidak langsung dilakukan tanpa si pengamat harus di tempat pekerjaan yang diukur. Disini aktivitas yang dilakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan.

Tiga cara termasuk didalamnya adalah pengukuran waktu kerja dengan standar data, pengukuran waktu kerja dengan analisa regresi dan pengukuran waktu kerja dengan data waktu gerakan.

15

Pengujian Data Sebelum data yang dikumpulkan diolah, perlu dianalisa (diuji) apakah data yang dikumpulkan telah layak untuk diolah, supaya hasil yang didapatkan adalah benar dan dapat dipercaya. Uji Kenormalan Data Uji kenormalan data perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil pengukuran sudah normal atau belum. Untuk melakukan test kenormalan data, digunakan bantuan software statgraphics. Data pengukuran normal bila Do < Dn tabel, dimana D=deviasi (penyimpangan) o=jumlah data, = significan level. Uji Keseragaman Data Uji keseragaman data perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum menggunakan data yang diperoleh guna menetapkan waktu standard. Test keseragaman data dapat dilakukan dengan menggunakan Peta Kontrol atau Control Chart. Uji ini dilakukan terlebih dahulu sebelum menghitung waktu standad. Sehingga kita dapat mendapatkan keseragaman data dari hasil pengamatan kita :

Rumus yang digunakan yaitu : BKA = X + k BKB = X + k dimana : BKA : batas control atas BKB : batas kotrol bawah X =rata rata waktu kerja K= nilai indeks pada tabel distribusi normal yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil = standard deviasi Uji Kecukupan Data Penetapan banyaknya pengamanan yang dibutuhkan dalam pengukuran kerja dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kepercayaan dan derajat ketelitian yang diinginkan. Dengan menggunakan prosedur yang lebih sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Rumus yang digunakan yaitu : N1 = [k/(s(N x^2 ))-(x)z]2 N2 = jumlah pengamatan yang diperlukan untuk elemen kerja yang diukur X=data yang diperoleh N=banyak data K= nilai indeks pada tabel distribusi normal yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil S=setingkat kepercayaan. Dalam test kecukupan data ini, jika jumlah data yang diambil melalui pengamatan ternyata masih lebih kecil dari hasil perhitungan (N2)) yang didapat.

16

2.4. Organisasi Industri dan Kompensasi Finansial Istilah organisasi berasal dari kata organ yang berarti alat, perkakas, komponen. Dengan demikian yang dimaksud dengan organisasi diartikan sebagai upaya untuk menyusun organ-organ dalam suatu kesatuan fungsi yang mengarah ke suatu tujuan yang telah diidentifikasikan dan di formulasikan sebelumnya. Menurut Robert Owen (1771-1858) memperbaiki kondisi kerja dari tenaga kerja yang ada adalah satu langkah yang akan bisa membawa ke arah peningkatan produktivitas dan profit. Disaat para ahli yang lain berkonsentrasi untuk meningkatkan produktivitas melalui perbaikan-perbaikan teknologi produksi perangkat keras, Owen mencoba berkonsentrasi ke arah perbaikan kondisi kerja manusia. Owen mengusulkan pengurangan jam kerja dari 13 jam menjadi 10,5 jam perhari. Bagi Owen investasi perusahaan yang terbaik adalah pekerja; pekerja adalah avital machine. Charles Babbage (17952-1871) Seorang sarjana Matematika banyak menghabiskan waktunya untuk studi mengenai tata cara mengoperasikan proses produksi agar bisa dilaksanakan secara efisien lagi. Babbage begitu yakin apabila aplikasi dari prinsip/metode ilmiah untuk proses kja akan mampu meningkatkan produktivitas dan menekan biaya. Pemikiran Babbage yang pantas untuk dicatat adalah hal ini adalah rancangan, pembagian keja dari karyawan yang mengarah ke divisi-divisi kerja yang terformulasi dan terspesialisasi secara tegas (division of labor). Henry Fayol mencoba menjelaskan bahwa sukses kerja tidak saja ditentukan oleh kemampuan personil saja, melainkan juga tergantung pada metoda dan organisasi kerjanya. Selanjutnya Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen yang harus dimengerti dan dikuasai oelh mereka yang ingin mengelola organisasi yaitu sebagai berikut: Division of labor Authority Diciline Unity of Commond Unity of Direction Sub ordination of Individual Interset the Common Good 17

Remuneration Centralization The Hierarchy Order Equity Stability of Staff Initiative Esprit de Corps

Organisasi Industri, Pendekatan Sistem dan Permodalannya Pengorganisasian kerja sebagai salah satu fungsi dasar manajemen dapat dipandang sebagai proses menetapkan hubungan-hubungan baik secara vertikal maupun horizontal antar berbagai sumber daya yang dimiliki organisasi. Sebuah organisasi yang terbentuk secara formal akan memiliki kejelasan-kejelasan dalam hal: Struktur formal melalui wadah-wadah yang diwujudkan dalam

departemen-departemen yang ada Peran dan Fungsi yang dnyatakan dalam wewenang dan tanggung jawab masing-masing yang sesuai dengan deskripsi jabatannya Hirarki dan interaksi hubungan antar masing-masing wadah yang berstruktur tadi.

Organisasi dengan berbagai tipenya (industri, perusahaan, perguruan tinggi, ormas/orpol) dapat dikelompokkan menurut model-modelnya sebagai berikut: Community Model Model yang dilihat sebagai sebuah kumpulan orang. Organisasi

diasumsikan memiliki sejumlah nilai yang didukung dan menyatukan para anggotanya dalam suasana yang bebas dan akrab. Semakin besar struktur dan volume organisasi akan memperlemah asumsi ini. Bureaucratic Model Model ini akan melihat organisasi sebagai suatu sosok yang memiliki bentuk struktur yang:

18

tersusun secara hirarkis dan berdasarkan fungsi-fungsi serta tugastugas yang terspesialisasi secara konkrit

berjalan berdasarkan aturan-aturan yang rasional dan tidak pandang bulu (impersonal)

Terkoordinasi untuk diarah kendalikan menuju tercapainya sasaran-sasaran tertentu.

Conflict Model Model ini akan melihat organisasi sebagai sekumpulan manusia yang memiliki kepentingan-kepentingan yang berbeda bahkan cenderung bertentangan satu dengan lainnya. Hal ini akan tercermin dalam bentuk ketegangan-ketegangan (konflik) yang terjadi dalam perebutan pengaruh kepentingan ataupun distribusi kekuasaan dan keuntungan

Multiversity Model Organisasi akan dipandang sebagai wadah atau tempat bergabungnya berbagai macam manusia atau kelompok manusia yang tumbuh dan berkembang dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.

Maka kiat yang paling ampuh untuk mengelola organisasipun dapat dinyatakan sebagai sebuah sistem. Sistem per definisi bisa dinyatakan sebagai gabungan dari elemen-elemen system atau yang lazim disebut dengan sub sistem yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu Pengorganisasian sebagai Fungsi Dasar Manajemen Istilah organisasi diartikan sebagai wadah atau tempat berhimpunnya komponen-komponen organisasi (manusia dan segala fasilitas kerjanya) yang ditata untuk membentuk sebuah struktur rancang bangun. Istilah

Pengorganisasian sebagai kata kerja maka hal ini akan berarti proses kegiatan untuk merekayasa komponen-komponen organisasi tadi agar bisa membentuk struktur rancang bangun dan berfungsi memenuhi kebutuhan yang dikehendaki. Pengorganisasian (organizing) merupakan salah satu fungsi dasar manajemen selain perencanaan (planning), penggerakan (actuating) dan pengendalian (controlling) Organisasi Industri: Struktur dan Prosedur Pembentukannya

19

Sebagai sebuah proses manajemen, proses pengorganisasian akan meliputi rangkaian kegiatan yang bermula pada orientasi terhadap tujuan yang direncanakan untuk dicapai dan berakhir pada saat kerangka (struktur) organisasi yang dibuat telah dilengkapi dengan prosedur, metode kerja, kewenangan, personalia dan fasilitas yang dibutuhkan. Secara berurutan prosedur

pengorganisasian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Perumusan tujuan Disini akan dirumuskan secara jelas mengenai bidang, ruang lingkup sasaran, keahlian, dan keterampilan dari personalia yang terlibat, peralatan maupun fasilitas kerja yang diperlukan, jangka waktu dan cara pencapaian. Pengelompokkan kegiatan sesuai fungsi-fungsinya Kegiatan yang harus dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan dalam rangka pelaksanaan tujuan organisasi sangat banyak dan bervariasi sekali. Antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain ada yang sama, memiliki kegiatan erat, tetapi adapila yang tampak jelas perbedaannya. Depertementasi Adalah proses untuk mempertegas fungsi dengan memberikan wadah konkrit berupa satuan-satuan organisasi Penetapan otoritas Otoritas organisasi pada hakikatnya menyangkut peberian hak atau kekuasaan untuk bertindak atau memberi perintah ataupun menimbulkan tindakan-tindakan terhadap orang lain. Staffing Proses Staffing adalah penempatan orang pada satuan-satuan organisasi yang telah dibentuk dalam proses departementasi Facilitating Dalam proses facilitating dimaksudkan untuk memberikan kelengkapan organisiasi lain yang non human yaitu berupa fasilitas ataupun peralatan materiil dan keuangan. Perancangan organisasi merupakan satu bagian yang penting dari aktivitas manajemen dengan empat alasan utama:

20

Pertama, pada saat oragnisasi berkembang bertambah besar dalam ukurannya (size) maka rancangan organisasinya juga semakin cenderung mengarah ke desentralisasi untuk memungkinkan manajemen

mendelegasikan otoritasnya dalam hal pengambilan keputusan Kedua, ragam kegiatan yang berbeda akan memerlukan rancangan yang berbeda pula Ketiga rancangan organisasi haruslah konsisten dengan strategi yang dipilih Keempat teknologi adalah merupakan bagian yang penting dari setiap organisasi

Setiap kali seorang manajer perusahaan diminta untuk memberikan penjelasan mengenai organisasinya, maka respons yang biasanya diberikan adalah dengan menggambarkan peta organisasi (organization chart) dengan strukturnya secara lengkap. Didalam membuat rancangan organisasi maka seringkali pula orang menkaitkan dengan bentuk atau rancangan struktur yang dipilih. Untuk menggambarkan/merancang struktur (kerangka) organisasi, maka secara tradisional hal tersebut dapat ditetapkan berdasarkan aturan-aturan sebagai berikut: Adanya bawahan (sub-ordinates) dalam jumlah tertentu yang mana seorang atasan akan memiliki kemudahan untuk mengendalikannya dikenal dengan istilah span of control Seorang seharusnya hanya memiliki satu orang atasan (boss) sehingga arah garis pelaporan dan pertanggungjawaban akan jelas. Harus ada satu jawaban jelas mengenai siapa harus

mempertanggungjawabkan apa pekerjaannya . Harus ada pula aturan dan prosedur yang jelas untuk mengatur segala perilaku manusia (dalam bentuk disiplin maupun penghargaan) dalam organisasi. Sebagian besar organisasi pada saat sekarang ini akan memiliki struktur yang diambil dari lima alternatif bentuk struktur seperti: Simple structure 21

Fungsional structure Multidivisional structure Holding company structure Matrix structure

Struktur yang sederhana sekali yang dilaksanakan sebagai struktur yang tidak formal. Tipe ini umum dijumpai dalam perusahaan yang berskala kecil, dimana manajer umumnya juga pemilik dari perusahaan itu sendiri. Fungsional structure Disini organisasi diatur berdasarkan pengelompokkan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi/opersi, pemasaran, keuangan, personalia yang memiliki fungsi yang terspesialisasi Multidivisional structure Bilamana sebuah organisasi usaha melakukan diversifikasi terhadap produk yang dikeluarkannya, atau lini pelayanannya (yang meliputi area geografis yang lebih luas dan memaksanya untuk menggunakan jalur pemasaran yang berbeda pula. Holding company structure Holding company structure adalah sebuah perusahaan yang sangat padat dengan investasi. Secara sederhana struktur dasarnya berbentuk sebuah

perusahaan induk yang memiliki saham baik penuh maupun sebagian dari berbagai macam perusahaan lain yang mana mereka akan menjalankan operasinya secara bebas (bahkan memungkinkan tetap menggunakan nama perusahaan aslinya). Matrix structure Struktur organisasi matrix merupakan kombinasi dari berbagai macam struktur. Biasanya dalam hal ini berbentuk divisi produk, geografis area, fungsional, aktivitas khusus (project) yang kemudian dioperasikan secara bergandengan dengan struktur divisi utamanya. Perancangan organisasi berkaitan dengan struktur yang akan dipilih akan sangat tergantung pada tiga factor utama yaitu: Lingkungan (environment) Teknologi 22

Ukuran (size)

2.5. Perancangan dan Pengendalian Produksi


Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan salah satu fungsi yang terpenting dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen,

meminimumkan investasi pada persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses planning, dan sebagainya. B. Tujuan dan Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi 1. Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi adalah sebagai berikut: a. Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif. b. Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin. c. Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas.

d. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan. 2. Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi Fungsi dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah: a. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk

sebagai fungsi dari waktu. b. Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan.

23

c.

Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang

akan dibeli. d. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.

e. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu. f. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana

persediaan, dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan. g. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga

kerja yang terperinci. C. Tingkatan Perencanaan dan Pengendalian Produksi Sistem pengendalian dan perencanaan produksi terbagi ke dalam tiga tingkatan: 1. Perencanaan jangka panjang (long range planning) Perencanaan ini meliputi kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan finansial. 2. Perencanaan jangka menengah (medium range planning) Perencanaan jangka menengah meliputi kegiatan berupa perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity reqiurement planning), perencanaan kebutuhan material (material requirement planning), jadwal induk produksi (master production schedule), dan perencanaan kebutuhan distribusi (distribution requirement planning). 3. Perencanaan jangka pendek (short range planning) Perencanaan jangka pendek berupa kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir (final assembly schedule), perencanaan dan pengendalian input-output,

pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian purchase, dan manajemen proyek.Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi meliputi: 1. Peramalan kuantitas permintaan 2. Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu 3. Perencanaan persediaan (inventory): jenis, jumlah, dan waktu 4. Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas 5. Penjadwalan produksi dan tenaga kerja 6. Penjaminan kualitas 7. Monitoring aktivitas produksi

24

8. Pengendalian produksi 9. Pelaporan dan pendataan D. Pengertian Sistem Manufaktur Istilah manufaktur banyak digunakan di kalangan industri dan akademis, namun pengertian manufaktur masih rancu hingga saat ini. Pengertian mengenai manufaktur yaitu sebagai berikut : 1. Manufaktur (manufacturing) adalah kumpulan operasi dan aktivitas yang saling berhubungan untuk membuat suatu produk, meliputi : Perancangan produk, pemilihan material, perencanaan proses, perencanaan produksi, produksi, inspeksi, manajemen, dan pemasaran. 2. Produksi (manufacturing production) adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk membuat produk. 3. Proses produksi manufaktur (manufacturing process) adalah aktivitas sistem manufaktur terkecil yang dilakukan untuk membuat produk, yaitu proses permesinan maupun proses pembentukan lainnya. 4. Rekayasa manufaktur (manufacturing engineering) adalah kegiatan

perancangan, operasi, dan pengendalian proses manufaktur. 5. Sistem manufaktur (manufacturing system) adalah suatu organisasi yang melaksanakan berbagai kegiatan manufaktur yang saling berhubungan, dengan tujuan menjembatani fungsi produksi dengan fungsi-fungsi lain di luar fungsi produksi, agar dicapai performansi produktivitas total sistem yang optimal, seperti : waktu produksi, ongkos, dan utilitas mesin. Aktivitas sistem manufaktur termasuk perancangan, perencanaan, produksi, dan pengendalian. Fungsi lain di luar sistem manufaktur, yaitu: akuntansi, keuangan, dan personel.

E. Klasifikasi Sistem Manufaktur Terdapat berbagai klasifikasi sistem manufaktur, antara lain: 1. Tipe produksi Bertrand, Wortman & Wijngaard (1990) mengklasifikasikan sistem manufaktur berdasarkan tipe produksi menjadi 4 kategori, yaitu: a. Make to Stock (MTS) Pada strategi MTS, persediaan dibuat dalam bentuk produk akhir yang siap dipak. Siklus dimulai ketika perusahaan menentukan produk, kemudian menentukan

25

kebutuhan bahan baku, dan membuatnya untuk disimpan. Konsumen akan memesan produk jika harga dan spesifikasi produk sesuai dengan kebutuhannya. Operasi difokuskan pada kebutuhan pemenuhan tingkat persediaan dan order yang tidak diidentifikasi pada proses produksi. Sistem produksi mengembangkan tingkat persediaan yang didasarkan pada order yang akan datang, bukan pada order sekarang. Pada strategi ini, resiko persediaan lebih besar. Contoh produk: makanan, minuman, mainan, dan lain-lain. b. Assemble to Order (ATO) Strategi ATO, semua subassembly masuk pada persediaan. Ketika order suatu produk datang, perusahaan dapat dengan cepat merakit komponen menjadi produk jadi. Strategi ini digunakan oleh perusahaan yang mempunyai produk modular, yang dapat dirakit menjadi beberapa produk akhir. Strategi ini mempunyai moderate risk terhadap investasi persediaan. Operasi lebih difokuskan pada modul atau part. Contoh produk: automobile, elektronik, komputer komersil, restoran fast food yang menyediakan beberapa paket makanan, dan lain-lain. c. Make to Order (MTO) Strategi MTO mempunyai persediaan tetapi hanya dalam bentuk desain produk dan beberapa bahan baku standar, sesuai dengan produk yang telah dibuat sebelumnya. Aktivitas proses berdasarkan order konsumen. Aktivitas proses dimulai pada saat konsumen menyerahkan spesifikasi produk yang dibutuhkan dan perusahaan akan membantu konsumen menyiapkan spesifikasi produk, beserta harga dan waktu penyerahan. Apabila telah dicapai kesepakatan, maka perusahaan akan mulai membuat komponen dan merakitnya menjadi produk dan kemudian menyerahkan kepada konsumen. Pada strategi ini, resiko terhadap investasi persediaan kecil, operasionalnya lebih fokus pada keinginan

konsumennya. Contoh produk: komponen mesin, komputer untuk riset, dan lainlain. d. Engineering to Order (ETO) Dalam ETO, tidak ada persediaan. Produk belum dibuat sebelum ada order. Ketika order datang, perusahaan akan mengembangkan desain produk berserta waktu dan biaya yang diperlukan. Apabila rancangannya disetujui konsumen, maka produk baru dibuat. Strategi ini tidak mempunyai resiko (zero risk)

26

persediaan. Dan cocok untuk produk baru atau unik. Misalnya: Kapal, komputer untuk militer, prototype mesin baru, dan lain-lain. Operasi lebih difokuskan pada spesifikasi order dari konsumen daripada partnya itu sendiri. a. Sistem Manufaktur MTO-repetitif Sistem manufaktur Make to Order (MTO) adalah sistem manufaktur yang beroperasi berdasarkan pesanan. Sistem manufaktur ini dibagi lagi menjadi MTO non-repetitif dan MTO repetitif. Beberapa parameter yang membedakan kedua sistem MTO ini dapat dilihat pada tabel 1.2 di bawah ini. Kedua sistem MTO ini umumnya memiliki sistem produksi job shop, agar bisa mengakomodasikan order dengan ukuran yang kecil dan spesifikasi

setiap order yang berbeda. Akan tetapi, untuk beberapa sistem manufaktur MTO yang berperan sebagai sub-kontraktor dapat memiliki sistem produksi flow shop, karena adanya kesamaan proses dalam sistem order yang diterima, misalnya subkontraktor produk semi konduktor, perusahaan pembuat tirai alumunium untuk jendela rumah dengan berbagai ukurannya, dan pabrik pengolahan karet alami.Sistem produksi flow shop umumnya merupakan sistem produksi untuk sistem manufakturmake to stock (MTS) yang cenderung untuk memproduksi produk-produk dalam jumlah besar dan variasi yang sedikit. Pada sistem manufaktur MTS, peningkatan performansi stasiun kerja dilakukan dengan memeperbaiki cara kerja yang dilakukan di setiap stasiun. Sistem manufaktur MTO dapat juga memiliki sistem produksi flow shop, tetapi peningkatan performansi stasiun kerja tidak hanya dilakukan dengan memperbaiki cara kerja melainkan juga dengan mengatur urutan order-order yang akan diproses. Parameter-parameter lain yang membedakan sistem MTO repetitif dengan sistem MTS dapat dilihat.

27

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Jadi kesimpulan dari pembahasan makalah tentang pengantar teknik industry ini adalah kita harus menguasai factor-faktor penting yang ada dalam bidang industry. Contohnya kita harus mengetahui sejarah-sejarah tentang teknik industry. Karena, apabila kita sudah bisa mengenal sejarah industry, maka kita bisa mengetahui industry di masa lalu sebagai pembelajaran dimasa depan. Mulai dari Frederick Winslow Taylor yang di tetapkan sebagai Bapak industry sampai ke Indonesia bisa mengenal teknik industry. Kemudian untuk tata letak fasilitas pabrik juga harus kita kuasai dengan baik. Karena itu adalah factor terpenting untuk keselamatan kerja yaitu dengan cara menggunakan Process Layout Fixed Position Layout. Selanjutnya yang harus dikuasai adalah pengukuran waktu kerja dari karyawan atau siapa saja yang berkecimbung dalam perindustrian. Karena hal itu apabila tidak berjalan maka perindustrian akan lumpuh. Mulai dari menghitung waktu baku atau pun yang lainnya. Kemudian dalam hal organisasi dan pengendalian produksi juga harus dikuasai karena itu juga merupakan sector penting dalam perindustrian.

3.2. Saran Tentu kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam bidang perindustrian pasti mengalami persaingan. Untuk itu, saran dari penyusun yaitu lebih baik kita semua lebih mendalami materi-materi tentang teknik industry. Karena yang ditakutkan adalah kita sebagai warga Negara Indonesia akan tergerus oleh Negara asing yang ada di Indonesia.

28

Anda mungkin juga menyukai