Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH

TEKNIK INDUSTRI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai UAS pada mata kuliah
Bahasa Indonesia

Dibuat Oleh :

Nama : Rahadian Fahmi Maulana


NIM : 41037003221019

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG

2022
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “TEKNIK
INDUSTRI”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas UAS yang
diberikan dalam mata kuliah BAHASA INDONESIA di Universitas Islam
Nusantara. Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen Ibu
Andarini Rani, ST., M.Hum kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas.

Cimahi, 04 Januari 2023

Rahadian Fahmi Maulana


3

DAFTAR ISI

MAKALAH ......................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ......................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................ 3
BAB I .................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................... 7
BAB III ............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 12
4

BAB I

PENDAHULUAN

SEJARAH DAN TOKOH-TOKOH PENTING TEKNIK INDUSTRI

Disiplin Teknik Industri muncul dan berakar kuat pada masa revolusi
industri di Inggris (1750-an). Revolusi industri dianggap sebagai era modern
disiplin Teknik Industri, dimana telah terjadi perubahan proses manufaktur secara
dramatis serta membantu melahirkan konsep ilmu pengetahuan. Disiplin teknik
industri dikembangkan oleh individu yang berusaha mencari/mengembangkan
prinsip organisasi dan manajemen produksi tingkat lanjut.

Beberapa tokoh penemu pada masa revolusi industry:


Aspek Teknologi
1. James Hargreaves : menemukan mesin pintal (1765).
2. Richard Arkweight : mengembangkan water frame (1769).
3. James Watt : menemukan mesin uap.
4. Samuel Morse : mengembangkan pesawat telegram (1840).
5. Thomas Alfa Edison : menemukan lampu (1880).
Aspek Pengembangan Konsep
1. Adam Smith (The Wealth Of Nations, 1776); mengemukakan konsep
perancangan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
tenaga kerja, yang menekankan pentingnya spesialisasi.
2. Charles Babbage (On Economy of Machinery and Manufacturer, 1832);
mengemukakan perlunya pembagian kerja (sesuai spesialisasinya)
untuk meningkatkan produktivitas.
3. Henry Towne (The Engineers As Economist, 1886) mengemukakan
pentingnya para insinyur memperhatikan unsur profitabilitas dalam
mengambil keputusan. Yang berarti dibutuhkan ilmu ekonomi.
4. Frederic W. Taylor atau yang bisa kita kenal sebagai Bapak Teknik
Industri, menawarkan konsep bahwa bidang engineering juga harus
5

mampu dan ikut bertanggungjawab menyangkut perancangan,


pengukuran, perencanaan, penjadwalan maupun pengendalian kerja
(perangkat lunak). F.W. Taylor sering dikaitkan dengan Work
Measurement atau Motion and Time Study.
5. Frank B. Gilbreth dan Lilian Gilbreth mengenalkan analisis gerakan
(Micromotion studies). Memberi landasan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis gerakan dasar manusia pada saat melakukan pekerjaan
manual. Beda dengan FW. Taylor yang fokus pada aspek waktu,
Gilbreth fokus pada metoda kerja.
6. Henry Gantt mengembangkan prosedur penjadwalan rencana kerja
dengan menggunakan peta balok atau peta Gantt.
7. Ralph Barnes; menulis buku Motion and Time Study yang pertama.
8. H.B. Maynard, G.J. Stegmerten dan S.M. Loury (1927); menulis buku
Motion and Time Study yang menekankan pentingnya studi dan metode
kerja yang baik.
9. A.H. Mogenson (Common sense applied to time and motion study, 1932)
fokus pada konsep studi gerakan dengan pendekatan penyederhanaan
kerja.

Sebelum Perang Dunia II program pendidikan Teknik Industri tumbuh


dalam departemen teknik mesin. Setelah Perang Dunia II masuk beberapa
perspsektif ilmu khusus Teknik Industri seperti riset operasional, manajemen bisnis
dan komputer, statistik, psikologi industri dan ilmu sosial.

Perkembangan awal pengajaran disiplin Teknik Industri:


1. Prof Hugo Diemer di Departemen Teknik Mesin, University of Kansas,
Amerika Serikat (1902). yaitu mengajar perancangan pabrik, peralatan,
dan organisasi.
2. Prof Dexter Kimball di Teknik Mesin, Cornell University (1904).
3. Prof William Kent memprakarsai kurikulum Teknik Industri di
Syracuse (1908).
6

4. Pembukaan program studi Teknik Industri pertama di Pensylvania State


University (1908) dengan Pr. Diemer sebagai kepala program.
5. Prof Diemer menerbitkan “Factory Organization and Administration”
(1910).
6. Prof Kimball membuat buku standar “Principles of Industrial
Organization” (1913).
Organisasi yang mendukung berdirinya disiplin Teknik Industri:
 ASME (American Society of Mechanical Engineering) di Amerika
Serikat.
 The Efficiency Society (1912).
 The Society to Promote The Science of Management (1912).
 The Efficiency Society dan The Society to Promote The Science of
 Management menjadi The Taylor Society (1915).
 Tahun 1917 berdiri SIE (Society of Industrial Engineers).
 Tahun 1922 berdiri AMA (American Management Association).
 Tahun 1932 berdiri SME (Society of Manufacturing Engineering) di
Detroit, untuk mengembangkan pengetahuan di bidang teknik
manufaktur dan mengaplikasikan sumber daya organisasi untuk riset,
menulis, publikasi dan penyebar luasan informasi.
 Tahun 1936, The Taylor Society bergabung dengan Society of Industrial.
 Enginers menjadi SAM (Society for Advancement Management).
 Tahun 1948 berdiri AIIE (The American Society of industrial
Engineering) dengan jurnal pertamanya Journal of Industrial
Engineering.
 Tahun 1981 AIIE berkembang menjadi IIE (Institute of industrial
Engineers).
7

BAB II

PEMBAHASAN

Teknik Industri (Industrial Engineering) terdiri dari 2 kata yaitu


engineering (rekayasa) danindustrial. Engineering adalah aplikasi dari ilmu
pengetahuan untuk memecahkan masalah dan membuat hidup ‘lebih baik’,
sedangkan industrial adalah praktek dalam dunia manufaktur (pembuatan ‘barang’
atau sesuatu – things). Proses rekayasa yang dilakukan oleh seorang engineer
adalah menyelesaikan masalah (solving problems), analisis (analyzing )dan
merancang sistem (designing).

Teknik industri berkembang karena kebutuhan untuk meningkatkan


efisiensi dan efektifitas kegiatan (aktivitas) dalam dunia industri.

 Efesiensi adalah kemampuan untuk melakakukan aktivitas atau


menghasilkan suatu tanpa membuang-buang bahan, waktu, atau energi.
Agar mampu memperoleh tingkat efisiensi yang baik maka perlu
dilakukan analisis dan perbaikan sistem, melakukan pengurangan-
pengurangan waktu proses dan menentukan standar.

 Efektifitas adalah kemampuan mencapai sasaran/tujuan dengan tepat


dengan menggunakan cara/metode yang tepat.

Teknik industry berfokus kepada perancangan, peningkatan dan instalasi


dari sistem terintegrasi yang terdiri atas manusia, material, peralatan dan energi
untuk menspesifikasikan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari
sebuah sistem terintegrasi, oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan keahlian
dalam bidang matematika, fisika dan ilmu-ilmu sosial serta prinsip dan metodologi
teknik/rekayasa.

Dimulai dari konsep “sistem terintegrasi”. Sistem dapat diartikan sebagai


sebuah entitas/obyek yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi
sedemikian rupa sehingga entitas tadi mampu berfungsi mencapai tujuannya.
8

Dalam definisi ini dijelaskan bahwa sebuah sistem terintegrasi pasti memiliki
minimal 4 komponen (sub-sistem) yaitu manusia, material, peralatan dan energi.
Ini berarti semua sistem yang memproduksi atau meningkatkan nilai tambah baik
berupa barang maupun jasa adalah obyek yang dikelola oleh pihak industri.

Setiap dan semua komponen/sub-sistem merupakan komponen yang harus


dikuasi dalam melakukan 3 tugas utama seorang teknik industry:

1. Merancang menunjukan kemampuan untuk secara kreatif


mengkombinasikan pengetahuan yang telah dimiliki kedalam sebuah
rancangan sistem. Sistem disini tidak hanya berupa sistem pabrik atau
organisasi, tetapi dapat berupa pula merancang sistem solusi, yaitu
rancangan solusi yang multidisplin, multiapproach dan multidimensi.
2. Meningkatkan dapat diterjemahkan sebagai manajemen. Pakar
manajemen mengatakan bahwa ada beda antara administrasi dan
manajemen. Administrasi berorientasi untuk mengerjakan hal yang
sama terus menerus secara tepat aturan, sedangkan manajemen
bermakna ada peningkatan yang harus dilakukan. Berdasarkan definisi
ini tentunya meningkatkan/manajemen menunjukan kemampuan untuk
melakukan pemecahan masalah, karena inti dari peningkatan adalah
kemampuan memecahkan masalah. Ini mencakup kemampuan analisa,
berfikir sistem dan lain sebagainya yang berguna dalam memecahkan
masalah.
9

3. Menginstalasi menunjukan kemampuan untuk melakukan pendefinisian


langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan instalasi terhadap
rancangan sistem. Menginstalasi memaksa seorang teknik industri untuk
berfikir jauh ke depan dalam merancang dan meningkatkan sistem.
Penterjemahan konsep ini contohnya adalah manajemen proyek, design
for maintenance, design for manufacture, design for six sigma (DFSS)
dsb. yaitu sebuah konsep perancangan yang sudah memasukan unsur
kemudahan pemeliharaan, pembuatan bahkan pengontrolan kualitasnya
sehingga produk dapat lebih cepat diterima oleh pasar dalam kualitas
optimal.

Maka, di Teknik Industri, materi yang dipelajari adalah metodologi


rekayasa sistem dan industri (industrial and system engineering) dan perancangan
sistem terintegrasi (integrated system design).

Metodologi Rekayasa Sistem dan Industri mencakup:

 Proses produksi (manufacturing engineering).


 Perencanaan lokasi dana perancangan (tata letak) pabrik.
 Logistik (penanganan material dan distribusi).
 Perancangan sistem kerja dan pengukuran kerja.
 Perencanaan dan pengendalian produksi.
 Pengendalian mutu.
 Kompensasi financial (evaluasi dan analisis pekerjaan).
 Ergonomi.
 Pengelolaan sumber daya.
 Pengelolaan keuangan dan ekonomi teknik.
Perancangan sistem terintegrasi mencakup:

 Perancangan sistem manajemen.


 Perancangan sistem informasi dan computer.
 Perancangan struktur organisasi.
 Perancangan produk dan jasa.
10

BAB III

KESIMPULAN

Berbagai ilmu yang didapatkan seorang mahasiswa jurusan teknik industri


menjadikan lulusan jurusan ini memiliki prospek lapangan kerja yang relatif luas.
Banyak sekali perusahaan yang membutuhkan lulusan teknik industri, dari industri
kecil hingga yang besar. Beberapa peran yang dapat diambil seseorang lulusan
jurusan teknik industri dalam berbagai perusahaan di antaranya:

1. Divisi Produksi;
 Analyst Production yang bertugas mengatur sistem kerja yang
efisien dan efektif.
 Production Head yang bertugas mengatur keseluruhan tim
produksi untuk dapat menghasilkan produktivitas kerja yang
tinggi dan efisien.
2. Divisi Engineering;
 Mengatur tim engineering di dalam setting mesin-mesin
produksi agar selalu dalam kondisi terbaiknya.
 Mengatur jadwal maintenance setiap mesin produksi.
 Memastikan setiap part yang diganti dalam suatu mesin produksi
adalah part yang tepat dan memiliki kualitas part yang tepat.
 Bertanggung jawab di dalam setiap kualitas barang yang
dihasilkan di setiap mesin produksi agar sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Divisi PPIC/Gudang (Warehouse);
 Membuat jadwal pemakaian mesin.
 Memastikan kesesuaian kebutuhan bahan baku untuk setiap
mesin produksi agar stock bahan baku sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh mesin produksi berdasarkan demand dari
bagian marketing.
11

 Memastikan setiap bahan baku yang datang tepat jumlah dan


tepat kualitas sesuai dengan yang dibutuhkan.
 Memastikan proses peletakan setiap mesin produksi sesuai
dengan jalur proses produksi, sehingga jalur distribusi barang
tidak ada yang berlawanan.
 Memastikan peletakan yang teratur dan mudah diraih untuk
setiap bahan baku yang ditaruh di Gudang.
4. Divisi SHE (Safety, Health, and Environment).
5. Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia.
6. Divisi Pemeliharaan (Maintenance).
7. Divisi Perencanaan Biaya dan Cost Control Engineer;
 Membuat kalkulasi biaya, waktu dan tenaga yang diperlukan
untuk menjalankan sebuah produksi.
 Memastikan setiap mesin ataupun aset yang akan dibeli oleh
perusahaan memiliki jaminan hasil yang menunjang perusahaan
dan memberikan profit yang lebih pada perusahaan tersebut.
8. Divisi Pengendalian Mutu (Quality Control).
9. Bidang Sistem Informasi.
10. Divisi lainnya (Purchasing, Marketing dan Lain Sebagainya).
12

DAFTAR PUSTAKA

https://www.finansialku.com/prospek-kerja-teknik-industri/

https://www.ie.ui.ac.id/sse-ti-ui/definisi-teknik-industri-ui/

https://www.student-activity.binus.ac.id/himtri/2017/05/10/sejarah-teknik-industri/

https://www.ti.unpar.ac.id/tentang-kami/apa-itu-teknik-industri/

Anda mungkin juga menyukai