TEKNIK INDUSTRI
Oleh:
Harmein Nasution
F.T. USU
DAFTAR ISI
Bab. I Sejarah Perkembangan Teknik Indonesia
1.1. Apa itu TI .................................................................................................................................... I-1
1.2. Sejarah Perkembangan TI........................................................................................................... I-2
1.3. Perkembangan TI di Indonesia ................................................................................................... I-3
1.4. Perubahan yang akan terjadi pada dekade mendatang............................................................... I-8
1.5. Ruang Lingkup TI .................................................................................................................... I-12
Bab. V Manajemen
5.1. Pengertian Manajemen ..............................................................................................................V-1
5.2. Fungsi-fungsi Manajemen .........................................................................................................V-2
5.3. Alasan dibutuhkannya Manajemen ...........................................................................................V-3
5.4. Sejarah Manajemen ...................................................................................................................V-5
5.5. Mashab-mashabManajemen ......................................................................................................V-7
2
BAB I
SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNIK INDUSTRI
(INDUSTRIAL ENGINEERING)
3
Dari definisi rumusan Institut of Industrial Egineering (ITE) diatas maupun praktek
para lulusan menunjukkan kespesifikasi TI lebih dtitik beratan pada Perangkat lunak
(software) teknologi.
Lulusan TI mempunyai cara berpikir khas yan menekankan pada optimalitas, yang
berpikir lebih jauh lagi dari sekedar feasibility. Sarjana TI dikenal sebagai ahli teknik
yang menekankan kepada feasibility ekonomi maupun feasibility teknik serta
memiliki perspektif sistim dan mampu menangani aspek non deterministik. Selain itu
sarjana TI juga mempunyai ciri khusus yaitu perhatian secara eksplisit akan peran
manusia dalam sistim.
Kalau demikian adanya, timbul pula pertanyaan apa beanya TI dengan ilmu teknik
lainnya seperti Teknik Sipil, Elektro dan mesin?
Dala hal ini menurut Prof. Dr. Mathias Aroef (ITB) bahwa :
“Sejak ada persoalan produksi, sejak manusia harus mewujudkan sesuatu untuk
memenuhi keperluan hidupnya, sejaka manusia ada. Tetapi bila kata “industri”
menjadi kata kunci, setidak tidaknya Adam Smith telah mengemukakan konsep
perancangan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan.
4
tenaga kerja, maupun pentingnya “keahlian/spesialisasi” untuk meningkatkan
produktivitas dalam bukunya “The Wealth Of Nations” pada tahun 1776, pada waktu
Amerika serikat baru menyatakan kemerdekaannya. Demikian pula, Charles Babbage
sering dianggap sebagai salah seorang pendahulu dalam pengembangan konsepsi
Teknik Industri , yang dikemukakannya dalam bukunya “On the Economy of
Machinery and Manufactures” yang diterbitkan pada tahun 1832, mengenai
pembagian kerja untuk meningkatkan produktivitas.
5
Walter Shewhart menambahkan dimensi statistika dengan peta kontrol pada tahun
1924, dan menerbitkan bukunya "Economic Control of the Quality of Manufactured
Product" pada tahun 1931.
Secara organisatorik, ASME di Amerika Serikat dapat dikatakan menjadi pesemaian
dari tumbuhnya konsep-konsep Teknik Industri. Pada tahun 1912 berdiri organisasi
"The Efficiency Society", dan "The Society to Promate the Science of Managemant",
yang pada tahun 1915 bergabung menjadi "The Taylor Society", dan memfokuskan
perhatian pada filosofi manajemen umum. Pada tahun 1917 berdiri "Society of
Industrial Engineers (SIE)" yang mewadahi pemikiran para menejer maupun spesialis
produksi. Pada tahun 1948 berdirilah "American Institute of Industrial Engineers
(IIE)".
Pensylvania State University membuka program studi Teknik Industri mulai tahun
1908. Gelar Doktor pertama dalam bidang Teknik Industri diberikan oleh Cornell
University kepada Ralph M. Barnes, penulis buku terkenal "Motion and Time
Studies", pada tahun 1933.
Bersamaan dengan itu disebarkan pula ilmu manajemen industri pada sejumlah
manajer yang mendadak ditugasi diberbagai perusahaan Belanda yang diambil alih.
Pada tahun 1963 diadakanlah kuliah-kuliah lebih banyak dalam bentuk pilihan di
Bagian Mesin ITB, saat itu sudah berstatus ITB betul. Maka pada tahun 1967 ia
menjadi sub-bagian pilihan di Bagian Mesin ITB, dengan hanya memiliki 6 orang
dosen yang muda sekali, ditambah sejumlah dosen luar biasa. Dan pada tahun 1971
barulah ditetapkan sebagai Bagian tersendiri terlepas dari Bagian Mesin, dinamai
Bagian Teknik Industri.
Walaupun Institut Teknologi Bandung telah memulai perkuliahannya sejak tahun
1958 dan mewisuda lulusannya dalam keahlian Teknik Industri pada tahun 1963
(waktu itu disebut Sarjana
8
Mesin dengan keahlian Teknik Produksi), baru dalam tahun 1971 Bagian Teknik
Industri beridi terpisah dari Bagian Mesin. Sedangkan pada tahun 1965 Jurusan
Teknik Industri telah dibuka di Universitas Sumatera Utara ini, dan meluluskan
Sarjana Teknik Industri yang mengikuti program lengkap pada tahun 1972.
Pada tahun 1980, Konsorsium Teknologi telah merumuskan kurikulum inti untuk
program studi Teknik Industri, yang telah diresmikan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1984.
Meskipun secara spesifik istilah "manajemen" tidak tertera pada definisi tersebut,
namun dapat dimengerti bahwa sejadah perkembangan Teknik Industri sendiri tidak
terlepas dari masalah persoalan manajerial, dan pengertian manajemen sendiri tidak
lain adalah mekanisme pengintegrasian dan pencapaian tujuan dari "integrated
system" yang menyangkut manusia serta hal-hal lainnya tersebut.
9
Bahkan secara khusus, "manajemen industri" mempunyai fokus khusus dalam sistem
integral itu, yang disamping memerlukan penguasaan konsep-konsep ekonomi
maupun prinsip-prinsip sosiologi dan psikologi perlu didasari oleh penguasaan
prinsip dan pengetahuan proses kerekayasaan. Pengertian efisiensi dan produktivitas
tidak dapat terlepas dari pemahaman proses kerekayasaan dan konsep motivasi.
Bila pada tahun 1957 mungkin baru seorang di Indonesia ini yang mempunyai gelar
kesarjanaan Teknin Industri (yaitu Prof.Dr.Mathias Aroef, lulusam Cornell
University), 30 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1987 ini, diperkirakan telah ada
sekitar 2000 orang sarjana Teknik Industri, antara lain lebih dari 1.200 orang lulusan
ITB dan 500 orang lulusan USU.
Melihat ke masa depan industri manufaktur di Indonesia akan berubah sejalan dengan
kecendrungan global (global trend) dimana diversifikasi produk makin membesar dan
masing-masing produk mempunyai daur hidup yang makin pendek
(Mangkusubroto,1987). Pelayanan terhadap konsumen (seperti misalnya waktu
tanggap) menjadi faktor penentu dalam persaingan antar perusahaan. Selain itu
lingkup pasar bukan lahi nasional melainkan dunia. Proporsi relatif biaya bahan baku
dalam biaya total produksi akan membesar sehingga masalah persediaan menjadi
makin penting. Pemakaian jenis bahan baku baru akan terus dikembangkan sebagai
akibat dari tuntutan kinerja yang semakin tinggi serta kelangkaan bahan baku
konvensionil. Kecendrungan global itu juga akan membawa serta masuknya
teknologi produksi yang sangat maju.
10
Perubahan dalam industri itu juga akan membawa perubahan fungsi TI dalam
perusahaan. Gambar 1.1 memperlihatkan perubahan fungsi teknik industri di
Amerika Serikat selama dua dekade terakhir, sebagaimana diamati oleh Jay Geshay (
Pritsker,1985). Kalau pada awal tahun 60-an aktivitas sarjana TI hanya pada masalah
standard-standard untuk tenaga kerja langsung, tata letak pabrik dan perbaikan
metode kerja, maka pada periode berikutnya tiga aktivitas itu perannya relatif
mengecil dengan tumbuhnya kegiatan di bidang tenaga kerja tidak langsung dan
pengelolaan proyek.
Ditahun 90-an diramalkan bahwa sarjana TI akan semakin besar perannya alam
proses perencanaan dan pengambilan keputusan pada manajemen puncak. Dengan
demikian TI yang secara tradisional bekerja terutama pada tingkat operasinal control
dan management control kini diperlukan juga pada strategic planning (Pritsker,
1985). Proporsi relatif peran-peran itu dimasa depan adalah seperti pada gambar.
Bidang operational control dimasa depan akan semakin diotomasikan, sehingga peran
sarjana TI di bidang itu akan lebih banya diharapkan pada perancangan sistim serta
pengembangan perangkat lunaknya. Oleh karena itu diperkirakan proporsi peran TI
pada bidang operational control ini akan menurun. Di pihak lain kebutuhan
perencanaan strategi dipekirakan akan meningkat dan sarjana TI akan banyak
melakukan pemodelan sistem pada tingkat ini.
Slogan yang sangat kita kenal : “there is no best solution, there always a better one”
secara tidak langsung membawa konsekuensi bahwa sarjana TI adalah seorang yang
menghasilkan ide-ide perbaikan. Komitmen pada perbaikan sistem ini akan lebih
sempurna lagi apabila sarjana TI juga mampu menjadi
11
“master f change” yaitu seorang yang dapat mengelola prose perubahan itu. Dengan
perspektif sistem terpadu yang dipunyainya lulusan TI nampaknya menjadi pilihan
logis untuk memimpi perusahaan. Tetapi apakah memang sarjana TI mampu untuk
melakukan itu? Untuk dapat mengelola perubahna kemampuan analisa dan
keterampilan optimasi saja tidak cukup, pengetahuan behavior, kemampuan
merumuskan masalah dan kemampuan mendapatkan persetujuan (acceptance) klien
merupakan syarat yang penting.
Perubahan Fungsi TI di perusahaan (1960-1980)
Standar-standar Standar-standar
Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Langsung Langsung
Standar- Standar Tenaga
standar Kerja Tidak
Tenaga Kerja Langsung
Langsung
Standar Tenaga
Kerja Langsung
Sumber : Pritsker A, B, Defining The Role of The Industrial Engineer In Integrating New
Technologies Industrial Engineer, Desember 1985.
12
Proyeksi Peran TI dimasa Depan
Strategic Strategic Strategic Strategic
Planning Planning Planning Planning
Management Operational
Control Control
Operational
Control
Operational
Control
Operational
Control
Sumber : Pritsker A, B, Defining The Role of The Industrial Engineer In Integrating New Technologies
Industrial Engineer, Desember 1985.
Pada tahun 2000 Teknik Industri akan diakui sebagai profesi yang memimpin dengan
cara praktisinya merencanakan, mendesain, melaksanakan dan mengelola sistem-
sistem produksi dan pemberian pelayanan integral dengan menjamin prstasi,
keandalan, dapat dipeliharanya menepati jadwal dan pengendalian biaya. Sistem-
sistem ini dapat bersifat sosioteknis dan mengintegrasikan manusia, informasi, bahan,
peralatan, proses-proses dan energi sepanjang daur hidup produk, jasa atau program.
Pada praktisi Teknik Industri akan berperan sebgai konsultan dan pelaksana transisi
dan integrasi dan sebagai arsitek sistim dalam mendesain untuk dapat diproduksi dan
dipegunakannya produk dan jasa. Para ahli Teknik Industri juga akan dicari untuk
menjadi perencana strategis dan pengintegrasi oleh karena mereka mampu
memahami sistem kompleks yang lengkap. Ilmu Teknik Industri akan memimpin dan
mengelola rekayasa, produksi, pemberian jasa, penelitian dan inovasi dalam berbagai
jenis dan ukuran organisasi. Teknik Industri akan bersifat kewiraswastaan, selalu
mencari dan mengusahakan perubahan dan perbaikan terus-menerus.
13
Akhirnya Teknik Industri akan diminta untuk menjamin mendapatkan keuntungan,
pengendalian mutu terpadu, efektivitas biaya, ketepatan waktu, hasil yang
memuaskan para pelanggan dan pengaruh strategis melalui perbaikan terus-menerus.
Khususnya Teknik Industri akan pka pada peningkatan nilai kemanusiaan berupa
kesehatan, keselamatan dan kepuasan. Kontribusi mereka akan dapat direalisasikan
mulai dari di dapatkannya ide sampai kepada pelaksanaanya dan perbaikannya yang
terus-menerus. Mereka akan dikenal sebagai para manajer perubahan, mampu untuk
menyelesaikan secara efektif dan mengintegrasikan usaha pada sponsor, pendukung
dan target dari suatu perubahan.
2. Manufacturing
a. Manufacturing Operations Analysis
b. Proses Planning dan Design
c. Materials Handling
3. Manajemen Produksi
a. Perencanaan dan penyediaan produksi
b. Perencanaan dan design fasilitas
c. Perencanaan dan pengendalian mutu
d. Analisa ekonomi teknik
4. Analisa Sistem
a. Aplikasi statistic
b. Operation Research (penyelidikan operasional)
c. Analisa keputusan
d. Non Manufacturing Aplication
14
Faktor Manusia
Suatu analisa tentang faktor dari manusianya, antara lain terdiri dari :
15
4. Design dan Evaluasi Jabatan
Berhubungan dengan definisi jabatan, tanggung jawabnya, kondisi pekerjaan
dan keahlian yang diperlukan, tugasnya ( kewajiban ), penentuan upah.
Manufacturing
Hal ini berhubungan dengan proses untuk mendapatkan material menjadi
bahan jadi, penggunaan mesin dan peralatan dan kondisi-kondisi operasi.
1. Analisa dan Design Manufacturing Proses
a. Methode proses material ( bahan baku )
b. Analisa hasil
c. Optimasi operasi proses
2. Design dan Perencanaan Proses
a. Perencanaan muatan proses
b. Menentukan syarat operasi proses
c. Design alat dan alat pembantu
3. Material Handling ( Alat Pengangkut )
a. Alternatif dari material handling
b. Peralatan dari matearial handling
c. Pemakaiannya diluar dan didalam pabrik
Manajemen Produksi
1. Rencana dan Pengendalian Produksi
Berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang terdiri dari ; Design sistem
produksi, manajemen, operasi dan perawatan.
A.Fasilitas Management
- Perencanaan Kapasitas - Lay Out Design
- Fasilitas Perawatan - Lokasi Fasilitas
- Line Balancing
16
B. Project Management
- Rancangan Rencana Kegiatan
- Ccritical Path Method ( CPM )
- Project Evolution & Review Technique ( PERT )
- Rancangan Alokasi Sumber
C. Product Management
- Agregate Planning
- Master Planning
- Operation Scheduling
D. Materials Management
- Materials, Management Activities
- Inventary Control ( Pengendalian Persediaan )
- Materials Reqruitment Planning ( Mis )
2. Fasilities Planning and Design
A. Analisa aliran material
B. Pengiriman dan penerimaan
C. Pergudangan
D. Manufacturing
E. Kantor
F. Non manufacturing operations.
17
4. Analisa Ekonomi Teknik
Aplikasi dari prinsip-prinsip ekonomi teknik dalam menyelesaikan problem-
problem manufacturing dan investasi.
A. Aplikasi Dari Prinsip-Prinsip Produk Dan Proses Cast
B. Estimasi Biaya Dan Pengaruh Inflasi
C. Seleksi Antara Beberapa Alternatif
D. Studi Penggantian
E. Rencana Modal
F. Pengambilan Keputusan Dengan Kriteria Majemuk
Analisa Sistem
1. Aplikasi Statistik
A. Analisa Data
B. Experimental Design
2. Penyelidikan Operasional
A. Optimasi Liniar
B. Optimasi Discrete
C. Optimasi Non Liniear
D. Proses Stakastik
E. Model Dinamik
F. Simulasi
3. Analisa Keputusan
A. Pohon Keputusan
B. Analisa Sebelum Dan Sesudah Pengambilan Keputusan.
4. Non Manufacturing Aplications
A. System Kesehatan
B. Sarana Dan Prasarana
C. System Keuangan
D. Hukum, Militer Dan Lain-Lain.
E. Transportasi ( Perhubungan )
18
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
19
Mengalami perkembangan, maka kita beberapa segi dan dimensi perubahan
teknologi:
20
c. Mobil ( tahun 1910 ) digantikan oleh,
d. Pesawat terbang ( tahun 1921 ) digantikan oleh,
e. Roket dan jet ( tahun 1966 )
21
b. Banyaknya volume pemusnah yang dapat ditembokkan dalam waktu tertentu.
c. Faktor-faktor lain untuk mengatasi pertahanan antara lain:
22
- Tahun 1800, air raksa fulminat
- Tahun 1838, kapas letus
- Tahun 1875, gelatin letus dan cyclamate
- Tahun 1902, TNT ( Tri Nitro Toluena )
- Tahun 1911-1944, ledakan bom atom
- Tahun 1945, TNT dan sejenis bom yang sangat efektif
- Tahun 1981, bom neutron.
Pada tahun 1911, manusia memasuki masa abad atom, ketika sarjana Kimia
Fisika Rutherford menyingkapkan rahasia keajaiban atom. Atom terdiri dari proton
dan neutron yang dikelilingi oleh elektron. Apabila elektron dipecahkan dengan
intinya, ia ibarat anak panah yang ingin meluncur kearah intinya.
Teknik perang juga mencakup aspek penyerangan, oleh karena aspek inilah yang
menunjukkan kalah atau menangnya penyiapan perang sangat menetukan pada
perang pertama. Untuk ini diperlukan sarana komunikasi dan alat detector. Fungsi
manajemen komunikasi dan motivasi amat sangat menonjol.
23
VI. Sifat Pertahanan
24
BAB III
PENGELOMPOKAN INDUSTRI
SECARA UMUM DAN NASIONAL
Pengertian industri bila ditinjau dari sudut kedisiplinan ilmu TI/TMI dapat diartikan
atas dua definisi yaitu :
a. Industri secara mikro (industri mikro), yakni suatu usaha yang merubah bahan baku
menjadi
barang jadi.
b. Industri secara makro (industri makro), yakni suatu usaha yang meningkatkan sector
industri untuk membangun ekonomi nasional dalam proyek-proyek pembangunan.
Dalam hal ini, pengelompokan industri secara umum, juga dikategorikan atas 2,
yakni :
25
b. Industri sekarang, dengan skemanya sebagai berikut:
Pada industri tradisional, mereka hanya menyatakan bahwa industri itu adalah unit
produksi. Mereka hanya menghitung hasil produksi dan input tanpa memperhatikan konsep-
konsep dasar industri dan efek-efek yangditimbulkan industri.
Sedangkan industri sekarang sudaah merupakan suatu kegiatan yang kompleks, dimana
informmasi berinteraksi dengan industry. Demikian juga dengan industri-industri ada yang
dapat didirikan dengan tujuan politik dan sebagainya. Sehingga dpata dikatakan, untuk
mendirikan suatu industri harus diperhatikan :
-Faktor lingkungan, ekonnomi
-Bagaimana pemasarannya dan bahan bakunya
-Keadaan sosial budayanya
-Bagaimana hasil keuangan industri
-Bagaimana keadaan sosial politiknya
-Apakah dengan mendirikan industri dapat meningkatkan ekonomi masyarakat
setempat.
Jelaslah terlihat adanya perbedaan antara industri tradisional dengan industri sekarang
seperti yang telah dijabarkan di atas
26
3.3 Pengelompokan Industri Nasional
27
BAB IV
KAITAN TI DENGAN DISIPLIN ILMU LAINNYA
Perkenalan berikut kepada setiap dari sub-sub disiplin yang berkaitan, dimaksudkan
untuk memberikan sejarah yang relevan dan suatu pengertian perbandingan yang
terbatas mengenal keadaan yang sekarang dari setiap disiplin ilmu.
MANAJEMEN
Dari seluruh disiplin tersebut di atas, manajemen adalah yang paling awal muncul di
dalam sejarah manusia. Karena manajemen awal adalah seni dan ilmu mengenai
mengarahkan usaha manusia maka manajemen sudah mulai ada sejak manusia
bekerja atau memperkerjakan orang lain.
28
Perencanaan organisasi dan pengaturan manusia terhadap usaha-usaha manusia dapat
ditelisuri kembali paling tidak sejarah mesir kuno. Pelaksanaan fungsi-fungsi ini
adalah penting, jika seseorang akan membangun piramid, misalnya di dalam suatu
jangka waktu yang pantas. Ada suatu pertanyaan bahwa sub divisi dari manajemen
pada umumnya dikatakan sebagai manajemen produksi, banyak kesamaan dengan
Teknik Industri.
29
kira-kira analog dengan pendidikan teknik industri. Pengemudi balap ingin tahu
pertama-tama dan terutama melarikan mobil dan kurang terlibat dengan rincian
bagaimana mobil itu berlari. Teknisi industri mendesign mobil tetapi tidak memiliki
maksud mengemudikan mobil untuk perlombaan (balap). Teknisi berada di arena
balapan pada waktu balapan untuk memperhatikan bagaimana hasil kerja mobil balap
dan membantu dengan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Teknisi perlibat
sesudah design awal adalah untuk perbikan design atau untuk melanjutkan
pengembangan prosedur yang menghasilkan hasil kerja yang optimal.
Ada diantara mereka di dalam teknik industri dewasa ini yang percaya bahwa teknisi
industri menjadi bagian dari usaha manusia yang semata-mata terlibat dengan
pengooerasiaan suatu sistem (yang berarti tanpa terlibat dengan perbaikan).
30
PENYELIDIKAN OPERASIONAL
Ketika perang dunia kedua mulai, ada sekelompok kecil penyelidik militer, dikepalai
oleh A. P. Rowe yang tertarik pada suatu teknik yang digunakan militer yang disebut
sebagai radiolocation yang dikembangkan oleh ahli-ahli ilmiah sipil. Beberapa ahli
sejarah menganggap research ini sebagai suatu titik mula bagi operation research.
Yang lainnya percaya bahwa bagian yang mempunyai sifat-sifat sebagai operation
research dapat ditelusuri dapat kembali pada waktunya.
Analisa Archimedes dan pemecahan atas blokade laut dari oleh sebagian orang
sebagai permulaan. F. W. Hanchester di Inggris ketika sebelum perang dunia
pertama, membangun hubungan matematik yang menggambarkan kekuatan tembak
dari kekuatan lawan, yang jika dipecahkan melalui waktu dapat menentukan hasil
penempatan militer. Thomas Edison membuat sebagian tentang peperangan anti
kapal selam. Kajian Hanchester maupun Edison tidak memberi dampak yang segera
bersama Archimedes. Ini adalah contoh-contoh awal tentang penggunaan ilmuan
untuk menentukan tingkah laku optimal tentang perang.
Tidak lama setelah pecahnya perang dunia kedua, stasiun Research Bawdsey dibawa
Rowe menjadi terlibat di dalam melengkapi kebijaksaan penggunaan optimum untuk
sistem diteksi peringatan awal yang disebut radar. Segera sesudah itu usaha
dikembangkan menjadi suatu analisa tentang suatu fase-fase operasi malam dan
bagian tersebut menjadi suatu model bagi kajian operation research untuk diikuti.
31
kekuatannya dalam sistem operasi di disain untuk memperoleh kemampuan yang optimal.
SYSTEMS ENGINEERING
Istilah ini pertama kali digunakan dilaboratorium Telephone Bell pada awal tahun
1940-an. Menyadari masalah-masalah yang dihadapi Bell System pada waktu itu
dalam memperluas sistemnya, sehingga dapat dimaklumi bahwa istilah tersebut
diciptakan disana. Perusahaan RCA pada tahun-tahun sebelumnya telah menyadari
perlunya bagi suatu system engineering yang mana titik pandangnya adalah
pengembangan system broadcasting televisi.
Baik Operation Research maupun System Analysis Seperti yang dipraktekkan hingga
tahun 1950 adalah berkenaan dengan penentuan seleksi yang optimal, penyebaran
dan pengendalian sistem-sistem operasional yang ada. Kalaulah demikiaan adanya,
apapula perbedaan System Engineering dengan Operation Research.
Perbedaannya adalah :
1. System Engineering bagaimanapun juga kelihatannya memiliki keterikatan yang
lebih kecil padaa gambaran matematis yang berat dari seluruh aspek suatu sistem,
dimana lebih
32
banyak menggunakan simulasi digital terutama jika sistem tidak dapat digambarkan
dengan teliti dan dipecahkan secara analis, karena tidak ada teknik analitis yang tepat
atau data-data tidak didalam bentuk yang diperlukan bagi suatu teknik Operation
Research.
2. System Engineering bagaimanapun lebih berkenaan dengan disain dari sebuah sistem
mengingat sasaran-sasaran sistemnya, sedangkan Operation Research berusaha untuk
menentukan bagaimana sebuah sistem secara optimal dipergunakan.
Jika demikian, apakah peranan ilmu komputer?. Ilmu komputer akan dengan efisien
dan efektif mengajar mahasiswa-mahasiswa melintasi diisiplin-disiplin ilmu yang
mendasari teknik-teknik komputer yang maju dengan pengetahuan tehnis didalam
suatu bidang yang spesifik tidak diperlukan.
Mereka juga dapat mengajar dan meriset perbaikan didalam teknologi komputer.
Akan muncul bagi banyak ilmuwan komputer akan masa depan dari program-
program imu komputer. Untuk mengajar program-program yang umum bagi mereka
sendiri
33
ataupun mahasiswa-mahasiswa lainnya, melanutkan riset dalam teknologi komputer
dan memberikan sokongan teknis bagi fasilitas komputer kampus. Komputer menjadi
suatu komponen yang biasa dari setiap ilmu atau bidang engineering sehingga
kelihatannya setiap usaha untuk mengajar menggunakan komputer secara khusus
didalam suatu departement ilmu komputer akan mengakibatkan suatu penyimpangan
yang berarti bagi perkembangan logis dari penggunaan komputer didalam disiplin-
disiplin yang spesific.
Statistik telah dan akan terus berkelanjutan menjadi suatu bidang yang jelas terpisah
dari industrial engineering. Bagaimanapun pendekatan dari industrial engineerig
bertukar secara berarti, lebih dari disiplin engineering lainnya, untuk melihat dunia
sekitar dalam keadaannya alam daripada secara determinan (sebagaimana yang telah
ditentukan). Dengan kata-kata deterministic diartikan bahwa seluruh kegiatan atau
tindakan dalam pertimbangan didalam suatu kajian yang khusus sudah pasti.
Stochastic termasuk aspek yang pertama pada situasi pelajaran. Kemungkinan dengan
adanya kejadia stochastic, harus menimbang lebih dahulu.
Pandangan stochastic pada dunia begitu menembus pendidikan praktis ahli industri
dan kemungkinan sedang dimulai didalam pendidikan kursus, statistik, sekarang
datang syarat mutlak yang lebih penting didalam sebuah lambang tangga programahli
industri. Seorang ahli industri lebih baik dimuka ahli yang lain didalam mengimbangi
disiplin dan itu rupanya memperbaiki kesalahan dan akhirnya menjadikan hasil di
dalam semua disiplin kerja terhadap stochastic yang lebih dipandang di dunia.
34
pengetahuan yang berhubungan cara-cara pengumpulan fakta, pengolahan serta
penganalisaannya, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup
beralasan yang berdasarkan fakta dan penganalisaan yang dilakukan.
Berbicara masalah statistik ini, ada satu sub disiplin ilmu dari statistik tersebut.
Namanya adalah Pengendalian Kwalitas Statistik atau disebutkan dengan
Pengendalian Kwalitas Statistik atau disebut Pengendalian Mutu Statistik.
Pengendalian atau kontrol, perlu dilakukan agar sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan oleh suatu perusahaan/industri. Kwalitas atau mutu perlu dibahas, agar
produsen dan konsumen tidak bertengkar. Hal ini dikatakan demikian, karena jelas
dari pihak konsumen menginginkan pemakaian barang yang dibuat oelh produsen
dapat memenuhi kepuasannya dan relatif murah. Sedangkan pihak produsen
menginginkan perolehan laba yang besar. Jelas ini merupakan suatu pertentangan.
Kalaulah demikian, apa itu pengendalian mutu?
Pengendalian mutu adalah suatu kegiatan yang bertujuan agar mutu barang yang
dihasilkan sesuai dengan standard dan dengan biaya yang paling murah.
Jadi pada pengendalian mutu ini bukanlah untuk mendapatkan hasil yang terbaik,
misalnya :
Agar minyak kelapa sawit dikatakan memiliki mutu nomor satu, maka asam
lemak bebasnya harus ≤ 3 %. Disini bukan diusahakan oleh produsen supaya asam
lemak bebasnya mendekati 0 % sebagai tujuan pengendalian mutu, melainkan agar
tidak melampuai 3 %.
Dalam pengendalian kwalitas statistik ini dikenal adanya suatu grafik yang
menggamabrkan hubungan anatara :
- Probabilitas lot yang diterima (probabilitas of acceptance ) , yang disimbolkan
dengan pa.
- Probabilitas barang yang tidak memenuhi spesifikasi ( defectif ) , yang di
simbolkan dengan p1.
Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar kurve oc ( operating characteristik)
36
Keterangan :
A = good fraction defective
B = Marginal Fraction defective
C = Bad fraction Defective
α = 0,10 ; dimana α=1-Pa pada P11
β = 0,20 ; dimana β=Pa pada P21
AQL = Acceptable Quality Level
Artinya kwalitas lot pada α yang ditentukan.
LTPD = Lot Tolerance percent Defective
Artinya kwalitas lot pada β yang di tentukan.
α didifinisikan sebagai producer’s risk yaitu, suatu resiko yag dihadapi oleh
produsen dimana barang yang bagus ditolak oleh konsumen.
. β didifinisikan sebagai konsumers risk yaitu , suatu resika yang dihadapi oleh
konsumen dimana barang yang jelek diterimanya.
Dalam pada itu dua tahun perkumpulan bergabung bersama sama mengadakan
konferensi dan mengadakan hubungan bisnis jabatan, yang mana mengusulkan
bergabung di dalam satu perkumpulan pada beberapa waktu yang akan datang.
38
BAB V
MANAJEMEN
Dilain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu akan menjadi anggota
dari beberapa macam organisasi, seperti organisasu sekolah, perkumpulan olah raga ,
kelompok musik, militer ataupun organisasi perusahaan. Organisasi organisasi ini
mempunyai persaman persamaan dasar , walupun dapat berbeda satu dengan yang
lain dalam beberapa hal . sebagai contoh , organisasi perusahaan atau departemen
pemerintah dikelola secara lebih formal dibandingkan kelompok olahraga atau rukun
tetangga . persamaan ini terutama tercermin pada fungsi fungsi manjerial yang
dijalankan
Fungsi Fungsi manajemen tersebut adalah universal. Sifat ini merupakan hasil dari
kenyataan bahwa fungsi fungsi manajemen adalah sama dimana saja, dalam seluruh
organisasi dan pada waktu kapan saja . fungsi fungsi manajerial ini sama untuk
perusahaan perusahaan besar , kecil ataupun multinasional , organisasi organisasi
kemasyarakatan atau semi kemasyarakatan , kelompok kelompok hobi dan
sebgainya. Walaupun mungkin diterapkan secara berbeda oleh manajer-manajer yang
berbeda pula, dalam hal ini tergantung pada variabel variabel
39
seperti tipe organisasi, kebudayaan dan tipe anggota (karyawan) fungsi-fungsinya
tetap sama. Seperti dalam kasus manajemen jepang, penerapan fungsi-
fungsi dan prinsip- prinsip dasar manajemen sebagian besar sama dengan
manajemen Barat. Bahkan Takeo Fujisawa, salah seorang pendiri
perusahaan Honda Motor, pernah mengatakan bahwa “manajemen Jepang” 95 %
mengambil oper cara-cara manajemen barat. Namun memang perbedaan yang 5
% itulah yang membuat manajemen Jepang dipandang tidak sama dengan
manajemen Barat.
“Manajemen merupakan sebuah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating) dan pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lainnya.”
40
ARTI DARI PADA MANAJEMEN
41
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga
alasan utama yang diperlukannya manajemen :
1. Untuk mencapai tujuan, Manajemen dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara
tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling
bertentangan dari pihak- pihak yang berkepentingan dalam organisasi,
seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan,
konsumen, supplier, serikat kerja, asosiasi perdagangan, masyarakat dan
pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, suatu kerja organisasi dapat
diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum
adalah efisiensi dan efektivitas.
Efisiensi dan Efektivitas
Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja (perfor- mance)
manajemen adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaaan dengan benar. Ini merupakan konsep
matematik, atau merupakan perhitungan ratio antara keluaran (output) dan
masukan (input). Seorang manajer efisien adalah seseorang yang mencapai
keluaran yang lebih tinggi (hasil, produktivitas ,perfomance) dibanding
masukan-masukan (tenaga kerja , bahan ,uang,mesin dan waktu) yang
digunakan.Dengan kata lain, manajer yang dapat meminimumkan biaya
penggunaan sumber daya-sumber daya untuk mencapai keluaran yang
telah
42
ditentukan disebut manajer yang efisien. Atau sebaliknya, manajer
disebut efisien bila dapat memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan
yang terbatas.
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat
atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, seorang manajer efektif dapat memilih pekerjaan yang
harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan.
Menurut ahli manajemen Peter Drucker, efektivitas adalah
melakukan pekerjaan yang benar (doing the right thinks), sedangkan
efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing thinks right). Bagi
para manajer,pertanyaan yang paling penting adalah bukan bagaimana
melakukan pekerjaan dengan benar, tetapi bagaimana menemukan pekerjaan
yang benar untuk dilakukan dan memusatkan sumber daya dan usaha pada
1)
pekerjaan tersebut. Seorang manajer yang bekerja keras untuk
memproduksi hanya mobil-mobil besar, sedang permintaan masyarakat
justru ditujukan pada mobil-mobil kecil adalah manajer yang tidak
efektif, walaupun produksi mobil-mobil besar tersebut dilakukan dengan efisien.
5.4. Sejarah Manajemen
1. Tahun 1900-1920
Pada masa ini manusia dipandang sebagai economic man. Manusia akan
lebih berprestasi bila diberikan dorongan dan akan lebih berprestasi lagi
bila ditingkatkan ekonominya. Pada periode ini sudah menonjol Motion and Time
Study,dimana manusia itu akan dinamis dengan diberikan dorongan yang dinamis. Pada
tahun tersebut sejak perang dunia pertama terjadi periode Moletion dimana produksi
menurun, kemampuan daya beli berkurang sehingga terjadi pengangguran dan akibatnya
manusia menjadi sensitif. Untuk mengatasi terja- dinya keadaan tersebut dan
membuat agar manusia berkelompok
43
kembali yaitu dengan timbulnya Manajement Psychologi.
Pengertian manusia itu dipandang sebagai economic, adalah bahwa manusia itu
bernilai ekonomis; selama manusia itu menghasilkan ia akan dipakai, jika tidak ia
akan dibuang.
2. Tahun 1920-1940
Masa ini merupakan masa timbulnya Psykologi Industri. Pada periode ini yang
menonjol adalah personalia, yaitu: prinsip-prinsip manajemen inilah yang dipandang
dari segi manusia artinya manajemen inilah yang dipandang dari segi manusia artinya
manajemen sudah memandang manusia dari segi personalia. Akibatnya timbul rasa
nasionalisme, yang diikuti pula dengan timbulnya serikat-serikat buruh yang
merupakan kekuatan politik. Sehingga pada periode ini pula dikatakan muncul
Manajemen Personalia.
3. Tahun 1940-1960
Pada masa ini disebutkan sebagai munculnya Management Socio, artinya manajemen
yang di pandang dari segi socio. Timbulnya ini akibat jiwa nasionalisme dari bangsa-
bangsa, yang membawa akses timbulnya serikat-serikat buruh negara-negara
merdeka baru. Sehingga membuat adanya struktur-struktur sosial yang berhimpun
dalam masyarakat.
Munculnya manajemen sosio ini membawa respek timbulnya ilmu-ilmu baru seperti
Sosiologi Perusahaan Industri, Operation Research, Queing Theory (teori antrian).
4. Tahun 1960-1980
Periode ini dikatakan sebagai munculnya management System. Setelah habis perang,
militer-militer disalurkan ke perusahaan-perusahaan, proyek-proyek antariksa,
sehingga timbullah system perusahaan.Pada periode ini manusia sudah didalam arti
manusia yang seutuhnya. Planning dalam suatu plan sudah diperhatikan
44
faktor lingkungan dan intern perusahaan yang memperjelas ini merupakan suatu
system. Sehingga ini pula yang disebutkan Manajement system.
5. Tahun 1980-2000
Masa ini dikategorikan munculnya manajemen dugaan (Manajement Chous). Pada
periode ini manusia dikatakan tidak mempunya arti lagi karena manajement system
akan mengalami perubahan akibat yang lebih berperan aktif di sini adalah kekuasaan
yang mutlak. Sebagai contoh dapat dilihat bagaimana perlakuan manusia sebagai
budak di Afrika Selatan, akibat adanya aphartheid atau diskriminasi.
45
1. MASHAB MANAJEMEN BERDASARKAN KEBIASAAN
(MANAGEMENT BY CUSTOM SCHOOL)
Approach (pendekatan) yang dilakukan pada mashab ini adalah “bagaimana kiranya
pihak yang mendahului kami akan memecahkan problem demikian?”
Kadang-kadang mashab ini juga disebut sebagai MASHAB EMPIRIS, oleh karena
itu memberikan sumbangan-sumbangan berupa generalisasi-generalisasi dan
keterangan deskriptif tentang manajemen praktis dalam jumlah yang banyak.
2. MASHAB MANAJEMEN ILMIAH (SCIENTIFIC MANAGEMENT
SCHOOL)
Mashab ini adalah mashab yang menggunakan metode ilmiah yang memverifikasi
(menerima) atau menolok asumsi-asumsi dengan jalan melaksanakan eksperimentasi
secara terkendali.
Langkah-langkah pada metode ilmiah antara lain:
a. Identifikasi proposisi.
b. Lakukanlah observasi pendahuluan tentang proposisi.
c. Kemukakanlah pemecahan tentative terhadap proposisi.
d. Selidikilah proposisi secara cermat, sambil menggunakan pengetahuan yang berlaku
dan eksperimen-eksperimen yang dikendalikan.
e. Klasifikasikanlah data yang diperoleh.
f. Nyatakanlah jawaban tentative terhadap proposisi.
g. Sesuaikanlah dan kemukakanlah jawaban terhadap proposisi.
3. MASHAB KELAKUAN (BEHAVIOR SCHOOL)
Menurut mashab ini, titik focus penting daripada tindakan manajerial adalah
kelakuan manusia. Topik-topik yang dipersoalkan oleh mashab ini antara lain adalah
hubungan manusia, motivasi, kepemimpinan, latihan serta komunikasi.
4. MASHAB SOCIAL (THE SOCIAL SCHOOL)
Mashab ini merupakan mashab yang berorientasi pada ilmu sosiologi dan
mempersoalkan pengidentifikasian berbagai
46
kelompok sosial maupun hubungan-hubungan kulturil mereka dan disamping itu
kelompok-kelompok tersebut dintegrasi dalam sebuah system sosial lengkap.
5. MASHAB MANAJEMEN SISTEM (SYSTEMS MANAGEMENT SCHOOL)
Mashab ini merupakan mashab dimana dalam mencapai tujuan didekati dengan
pendekatan system.
6. MASHAB MANAJEMEN BERDASARKAN KEPUTUSAN-KEPUTUSAN
(DECIONAL MANAGEMENT SCHOOL)
Pada mashab ini, titik berat diletakkan pada keputusan-keputusan manajerial karena
pengambilan keputusan-keputusan merupakan tugas sebenarnya daripada pihak
manajer.
7. MASHAB PENGUKURAN KWANTITATIF (QUANTITATIVE
MEASUREMENT SCHOOL)
Adapun dua hal yang mencirikan mashab ini adalah:
a. Mengoptimalkan atau meminimalkan input-output.
b. Penggunaan model-model matematis.
Mengoptimalkan atau mengoptimalisasi berarti bahwa apa yang paling baik bagi
suatu faktor yang terseleksi dipilih dari pada sebuah keseluruhan.
8. MASHAB PROSES MANAJEMEN
Pada mashab ini, manajemen dianggap sebagai sebuah aktivitasi yang terdiri daripada
sub aktivitas tertentu atau fungsi-fungsi dasar manajemen.
9. MASHAB MANAJEMEN MENURUT KEADAAN (KONTINGENCY
MANAGEMENT SCHOOL)
Mashab ini merupakan mashab yang relatif baru muncul yang menekankan relevansi
tindakan-tindakan manajerial dengan ciri-ciri khusus situasi dimana terjadi kejadian-
kejadian tersebut (harus sesuai dengan lingkungannya).
47
Dalam pembahasan mengenai manajemen, ada salah satu sub yang merupakan bagian
dari manajemen yang dapat digolongkan sebagai sub yang cukup penting, yaitu
Manajemen Personalia. Sedangkan didalam manajemen personalia terdapat objek
yang merupakan fokus utamanya, tak lain adalah sumber daya manusia itu sendiri.
Hal ini dikarenakan bahwa manajemen itu diadakan dari manusia, oleh manusia dan
untuk manusia.
Dengan demikian cukup beralasan jika seorang pemimpin perusahaan mengetahui
jenjang kebutuhan manusia. Teori ini dikemukakan oleh Matlaw, sehingga
disebutkan namanya Teori Dasar Matlaw.
Menurut Matlaw, jenjang kebutuhan manusia mengikuti pola yang sekaligus pula
menunjukkan jenjang tingkatannya, yaitu :
48
Dalam suatu perusahaan, hendaknya seseorang itu memiliki teman yang dapat
dikatakan lebih akrab dengannya, sehingga dapat saling mendorong semangat untuk
bekerja.
d. Kebutuhan akan Pengakuan Diri (Extreem/Ego Needs)
Sebagai manusia, seorang pekerja juga membutuhkan adanya pengakuan terhadap
dirinya dari perusahaan. Hal inilah yang akan mempengaruhi produktivitas kerjanya,
karena dengan pengakuan tersebut pekerja merasa memiliki andil dalam pencapaian
keberhasilan perusahaan.
e. Kebutuhan akan Pengaktualisasian diri (Self Actualition Needs)
Sebagai tingkatan yang terakhir/tertinggi dari jenjang kebutuhan manusia, dikatakan
bahwa seseorang pekerja juga membutuhkan adanya penghargaan, yaitu pekerjaan itu
dinyatakan sebagai hasil yang diperbuatnya. Sehingga kepada seorang pimpinan (top
manajemen) diharapkan tidak salah menilai, yang kurang baik itu dikatakan baik dan
dipromosikan jabatannya atau dinaikkan gajinya. Jelas hal ini akan membuat yang
baik itu akan menjadi patah semangat, karena sewajarnyalah yang baik tersebut
mendapatkan hal – hal tadi ataupun diberikan upah incentif kepadanya oleh sebab
prestasi kerjanya.
Yang di maksud dengan upah incentif adalah suatu upah yang diterima oleh para
pekerja berdasarkan prestasi kerjanya.
49
BAB VI
DESAIN SISTEM PRODUKSI
(Production System Design)
Untuk dapat melaksanakan suatu pendisainan sistem produksi, maka perlu melihat
beberapa aspek yang merupakan fundamen dasar. Aspek – aspek tersebut akan
dibicarakan satu – persatu secara lebih khusus dibawah ini :
Pengertian Metode Engineering (ME) tercakup pada atau meliputi dua hal, yaitu
Penelitian Waktu (Methods Study) dan Pengukuran Kerja (Work Measurement).
Methods Study (MS) adalah suatu teknik perancangan stasiun – stasiun kerja
secara mendetail serta bagaimana tingkat hubungan antara stasiun – stasiun kerja
tersebut.
Work Measurement (WM) adalah proses penentuan waktu standart untuk suatu
operasi.
50
Berbicara mengenai MS dan WM, masing – masing akan mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan : bagaimana merancang, menjalankan suatu tugas (job) pada
suatu stasiun kerja dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakannya?
Pertanyaan – pertanyaan ini tak lain merupakan pengertian dari ME itu sendiri. Dengan
demikian ME dapat dikatakan sebagai : “suatu teknik bagaimana merancang stasiun –
stasiun kerja, menetapkan lamanya waktu yang diberikan kepada seorang pekerja untuk
menyelesaikan tugasnya dan tingkat hubungan yang terjadi antara stasiun – stasiun kerja
tersebut.
Operasi. Suatu operasi terjadi ketika sebuah objek diubah sifat fisik
atau sifat kimianya; dirakit atau diuraikan dari objek lain; atau diubah
untuk operasi yang lain, pengangkutan, pemeriksaan atau penyimpanan.
Suatu operasi dapat juga terjadi jika
51
informasi diberikan atau diterima, atau jika perencanaan atau
perhitungan dilakukan. Lambang operasi juga digunakan untuk
menunjukkan orang yang sedang bekerja.
53
PETA PROSES
RINGKASAN Jlh
NAMA KOMPONEN Gizmo OPERASI
URAIAN PROSES Kerjakan landasan dan rakit, PENGAKUTAN
PEMERIKSAAN
selesaikan PENUNDAAN
DEPARTEMEN: PENYIMPANAN
PABRIK: Perusahaan XYZ JUMLAH LANGKAH
DICATAT OLEH: I.M.Looking TANGGAL: JARAK PERPINDAHAN
LANGKAH Operasi Pengankutan URAIAN TENTANG
Pemeriksaan Penundaan METODE
Penyimpanan SEKARANG
1 Digudang
penerimaan
2 Untuk diletakkan Berjalan 6 kaki
pada mesin2
Pada mesin 2
3
Ke mesin 2
4 Dengan tangan
Bubut
5
Ke meja
6 Dengan tangan
Di atas meja
7
Ke mesin 3
8 Dengan tangan
Lubangi
9
Ke meja
10 Dengan tangan
Di atas meja
11
Ke mesin 4
12 Dengan tangan
Lubangi
13
Kepeluncur bahan
14 Pada peluncur Dengan tangan
15 Ke departemen
perakitan
16 Pada ujung meja Dengan tangan
perakitan
17 Ke atas meja
untuk dirakit
18 Rakit Dengan tangan
19 Ke tempat
perakitan
20 Perakitan Dengan tangan
21 Ke peluncur pd
ujung meja
22 perakitan Dengan tangan
54
Di dalam industry dikenal beberapa proses chart, antara lain ;
1. Operation Process Chart
Operation Process Chart adalah merupakan suatu peta dari kegiatan apa yang operasi
yang dilakukan bagi bentuk dasar dari pabrik.
Atau dengan kata lain, merupakan sebuah proses yang menggambarkan kegiatan dasar
dari pabrik.
OPERATION PROCESS
CHART
Present Method
0,05 40
0,03
40 Assamble 0,04 50
0,02 80
D.W 90
55
2. Man and Machine Chart
Man and Machine Chart adalah suatu proses peta yang menggambarkan hubungan
manusia dengan mesin. Ika dianalisa hubungan manusia dengan mesin, maka dapat
dinilai dengan hubungan tersebut, apakah manusia dekat dengan mesin, apakah
manusia tidak merusak mesin, apakah mesin berfungsi bagi manusia dan sebagainya.
57
studi waktu (time study) oleh F.W. Taylor dan studi gerak (motion study) oleh F.B.
Gilbert. Sumbangsih kedua pioneer ini terkenal dengan nama “ Motion and Time Study”.
Tujuan dari WM ini adalah untuk mendapatkan waktu standard.
Time study adalah : analisa tentang penentuan unsur kerja atau elemen beserta urutan-
urutannya dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara
efektif.
WAKTU STANDRAD
Waktu standard adalah, waktu yang dibutuhkan seseorang atau sekelompok pekerja
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dimana pekerja tersebut dianggap sudah
terampil dengan metode kerja yang sudah standard. Ada dua hal yang digunakan untuk
mendapatkan waktu standard yaitu : metode Stop Watch Time Study (SWTS) dan Work
Sampling (WS).
58
Perbedaan yang prinsipil dari kedua metode tersebut antara lain :
- SWTS diterapkan terhadap pekerjaan yang diselesaikan oleh satu orang pekerja,
sedangkan WS diterapkan terhadap pekerjaan yang diselesaikan oleh sekelompok
pekerja ( ≥ dua orang ).
- Pada SWTS pengamatan dapat dilakukan pada musim-musim kerja, sedangkan pada
WS pengamatan dilakukan terhadap suatu pekerjaan dalam satu hari atau beberapa
hari kerja terhadap satu kelompok pekerja.
- Pada SWTS, dalam pengamatan terhadap suatu pekerjaan menggunakan Stop Watch ,
sedangkan WS dalam pengamatan berdasarkan jam kerja yang diperoleh dari table
acak/random.
- Pada SWTS tidak diketahui berupa persentase seorang pekerja dalam keadaan bekerja
atau nganggur dalam satu hari kerja, sedangkan pada WS diketahui berapa persentase
seorang pekerja dalam keadaan bekerja atau nganggur dalam satu hari kerja.
- SWTS tidak dapat dilakukan pada tempat kerja yang berjauhan, sedangkan WS dapat
dilakukan untuk daerah kerja yang lebih luas.
59
PROSEDUR DARI METODE SWTS
Waktu pengamatan/
Waktu Tempuh/
Waktu Rata-rata
Faktor penyesuaian
( Rating Factor )
Waktu Normal
Kelonggaran
( Aclomance )
Waktu Standard
Waktu terpilih ( Selected Time ) adalah : waktu yang diperoleh dari pengamatan data
setelah dilakukan pengontrolan/dipetakontrolkan.
+ 3σ
+ 2σ
+1σ
waktu 68% 95% 99%
pengukuran x
- 1σ
- 2σ
- 3σ
No. pengukuran
60
Oleh seorang pekerja sebagai hasil penyesuaian antara waktu terpilih dengan rating
factor.
Rating factor (RF) adalah waktu yang diperoleh dari perbandingan prestasi seorang
pekerja dengan pekerja dengan konsep normal yang telah disepakati.
Perlunya RF ini disebabkan setiap orang dalam menyelesaikan suatu jenis pekerjaan
tertentu tidaklah mempunyai keterampilan yang sama. Hal ini diakibatkan oleh
kemampuan fisik, pendidikan, dan bakat seseorang tidaklah sama untuk suatu jenis
pekerjaan tertentu.
Yang dimaksud dengan penyesuaian disini adalah proses yang dilakukan oleh si
peneliti waktu dengan membandingkan kecepatan melakukan pekerjaan dari pekerja
yang diamati dengan kecepatan yang dianggap normal oleh si pengamat
Beberapa jenis penyesuaian yang dikenal adalah :
Skill and cefford Rating
Westing House System Rating
Syntetic Rating
Objective Rating
Physiological Evaluation of Performance Level
Pada umumnya yang digunakan adalah westing House. Ada 4 faktor yang perlu
diperhatikan dalam Westing House System Rating , yakni :
1. Ketrampilan (skill)
Ketrampilan ini sebagian dipengaruhi oleh bakat dan sebagian dipengaruhi oleh
pengalaman praktek.
2. Usaha cefford
Usaha didefenisikan sebagai kemampuan untuk bekerja yang
61
Usaha didefinisikan sebagai kemampuan untuk berkerja yang dipengaruhi oleh kesehatan,
kondisi fisik, mental dan unsur lainnya
3. Kondisi (condition)
Faktor kondisi dipengaruhi oleh kondisi ruangan, misalnya : suhu, kelembapan udara,
penerangan, ventilasi dan lain-lain.
4. Kestabilan ( consistency )
Kestabilan didefenisikan sebagai tingkat keseragaman waktu yang terjadi untuk dua atau
lebih elemen kerja. Seseorang dikatakan stabil dalam bekerja bila waktu pengerjaannya
mempunyai variasi yang kecil
Untuk lebih jelasnya, point-point yang dinilai dari masing-masing factor diatas dalam
westing house system dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Ketrampilan (skill) Usaha (Effort)
+ 0,15 A1 sempurna + 0,13 A1 berlebihan
+ 0,13 A2 (Super skill) + 0,12 A2 (Excessive)
+ 0,11 B1 sangat baik + 0,10 B1 sangat baik
+ 0,08 B2 (Exellent) + 0,08 B2 (Excellent)
+ 0,06 C1 Baik + 0,05 C1 baik
+ 0,03 C2 (good) + 0,02 C2 (good)
0,00 D cukup (average) 0,00 D cukup (average)
- 0,05 E1 kurang - 0,04 E1 kurang
- 0,10 E2 (Fair) - 0,08 E2 (Fair)
- 0,16 F1 tidak terampil - 0,12 F1 tidak berusaha
- 0,22 F2 (Poor) - 0,17 F2 (Poor)
Kelonggaran (Allowance) adalah : waktu non produktif yang dilakukan seorang pekerja
dalam melakukan suatu pekerjaan yang bertujuan mengembalikan produktivitas kerja.
Dibutuhkannya allowance ini, karena tidaklah dapat diharapkan seorang pekerja bekerja
sepanjang hari tanpa berhenti.
62
Pekerja akan menggunakan waktu untuk kebutuhan pribadi, seperti istirahat maupun
keadaan diluar kekuasaannya.
Kelonggaran pada hal-hal yang menyangkut produksi dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :
1. Personal Allowance (kelonggaran untuk bekerja)
2. Fatique Allowance (kelonggaran karena kelelahan)
3. Delay Allowance (kelonggaran karena hal-hal diluar kekuasaannya, seperti menunggu
akibat kerusakan mesin ).
Tabel dibawah ini menunjukkan point-point yang ditetapkan terhadap pekerja untuk
mendapatkan nilai allowancenya.
63
Adapun rumus-rumus yang digunakan pada SWTS ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 5 % :
= {40 ( )-(
Sedangkan untuk tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 10 % :
N1 = {20 ( )-(
dimana :
N1 = jumlah pengamatan yang dibutuhkan
N = jumlah pengamatan awal (yang diambil)
X = waktu pengamatn atau pengukuran
2. X =
64
Dimana :
X = waktu pengamatan rata-rata
Xi = waktu pengamatan ke-i
3 . σ=
Dimana :
σ = standar deviasi
4. WN = WT X (1 + RF)
Dimana :
WN = waktu normal
WT = waktu terpilih
Dalam hal ini RF tidak dalam bentuk persen, atau :
WN = WT X RF
Jika RF dalam bentuk persen
5. WS = WN + (WN X allowance)
Dimana :
WS = waktu standar
Tingkat kepercayaan 95% berarti kita yakin bahwa data yang diambil tersebut adalah
benar 95%. Sedangkan tingkat kesulitan 5% berarti kita yakin bahwa kesalahan
maksimum yang kita buat terhadap data yang diambil tersebut adalah 5%
Contoh soal :
1. Dalam suatu study waktu dilakukan pengamatan pendahuluan untuk suatu siklus
pekerjaan data sebagai berikut :
65
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu 124 115 136 154 101 112 140 136 124 116
pengamatan
dalam detik (X)
Hitung jumlah pengamatan yang dibutuhkan pada tingkat kepercayaan 95% , jika diketahui
Rating Factor = -5% dan allowance = 15%. Kemudian hirung waktu standar yang
diperlukan! Tingkat ketelitian yang dipergunakan adalah 5%.
Penyelesaian :
a. N1 =
66
N1 = 22,54 (Berarti pengamatan yang dilakukan masih kurang).
67
= 8,23 menit
WS = WN + (WN X Allowance)
= 8,23 + (8,23 X 10%)
= 9,042 menit
= X 1 unit
= X 1 unit
= X 125 unit
= 46875 unit
= 46875 unit X keuntungan perunit
= 46875 unit X Rp.275/unit
= Rp. 12.890.625,-.
68
WORK SAMPLING
Work sampling adalah : teknik mengadakan sejumlah besar pengamatan seketika dalam
jangka waktu tertentu terhadap sejumlah mesin,proses atau pekerja.
Sedangkan SWTS yang disebutkan sejumlah di atas adalah : suatu teknik untuk mengukur
waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja yang terampil dan terlatih dalam suatu metode
yang khusus untuk menyelesaikan suatu kegiatan ada keadaan normal dengan menggunakan
stop watch.
Tiap pengamatan yang dicatat untuk kegiatan atau penundaan tertentu adalah ukuran
persentase waktu terjadinya kegiatan atau penundaan.
Sebagai suatu ilustrasi, katakanlah sekelompok pekerja yang terdiri dari A,B,dan C, yang
bekerja mulai pukul 08.00-10.00. Berarti mereka bekerja selama 2 jam. Dari waktu 2 jam
yang tersedia ini kita random dengan memakai tabel bilangan random (dapat dilihat pada
lampiran 1). Cara yang dapat digunakan untuk menetapkan waktu perandoman tersebut,
salah satunya yaitu :
Misalkan angka yang didapat pada tabel random sebagai berikut :
97 48 72 66 48 09 71
26 97 05 73 51 53 33
09 24 23 00 62
Dengan mengambil 4 digit yakni 09 71, lalu dengan mengasumsikan dua digit pertama
menunjukkan jam, sedangkan dua digit berikutnya diambil untuk mencari menitnya dengan
perhitungan 71 x 60 menit = 42,6 menit ≈ 43 menit. Sehingga diperoleh :
69
jam 09.43.
Berdasarkan waktu yang tekah dirandom tersebut, penelitian dilakukan di mana peneliti
hanya mengkategorikan apakah pekerja dikatakan bekerja (work) atau tidak bekerja (idle).
Tentu dalam hal ini perlu didefenisikan dahulu apa defenisi work maupun idle menurut
peneliti. Misalnya pada jam 09.14 peneliti melihat pekerja A sedang melakukan aktivitas
yang berada di luar defenisi work maka oleh peneliti di buat idle, dan sebaliknya bila
aktivitasnya termasuk kepada apa yang didefenisikan terhadap work maka oleh peneliti di
buat work.
Dengan menetapkan data pendahuluan yang diambil untuk setiap pekerja 20 data misalnya,
maka dicarilah perandoman data tersebut yang berada diantara pukul 08.00-10.00 seperti
cara yang telah dijelaskan diatas, yang mana kemudian ditabelkan seperti yang terlihat pada
tabel… dibawah ini.
70
Hasil parandoman waktu di atas dapat lebih diperinci lag seperti yang terlihat pada
tabel ... dibawah ini.
Pekerja W I Jumlah
A 16 4 20
B 14 6 20
C 18 2 20
Jumlah 48 12 60
Sehingga : % work pekerja A (% WA) = 16 X 100 % = 80%
20
% WB = 14 x 100 % = 70%
20
% WC = 18 x 100% = 90 %
20
Dan : % W rata-rata = % WA + %WB + %WC
3
= 80% + 70% + 90%
3
= 80 %
Harga inilah yang digunakan pada rumus untuk mencari waktu standar.
Rumus-rumus yang digunakan untuk menentukan waktu standar pada metode Work
Sampling ini adalah :
WS = TW x PW x RF x (100)
TP 100-All
Dimana :
WS = waktu standar
TW = total waktu pengamatan
PW = persentase work
71
RF = rating factor
TP = total produksi
All = Allowance
Contoh soal :
1. Hasil work sampling terhadap operator yang bekerja 8 jam perhari menunjukkan
bahwa waktu bekerja 85 %. Waktu bekerja 1 hari = 480 menit. RF = 110 %. Jika
operator tersebut menghasilkan produk 420 potong perhari, hitung waktu standar dari
operator tersebut? Dimana allowance 15 %.
Penyelesaian :
TW = 480 menit
TP = 420 potong
All = 15 %
RF = 110 %
PW = 85 %
WS = ….?
Maka :
WS = TW x PW x RF x ( 100 )
TP 100-All
= 480 x 85/100 x 110/100 x ( 100 )
420 100-15
= 1,26 menit/potong.
2. Data pengamatan seorang mahasiswa pada pembuatan asbes di pabrik kilang asbes cap
gajah adalah sebagai berikut :
- Waktu pengamatan 3 hari
- Waktu kerja 7 jam perhari
- Jumlah operator 4 orang
- RF = 108 %
- All = 25 %
- Jumlah produksi 380 lembar perhari
- Idle time 34,1 %
Hitunglah waktu standarnya.
Penyelesaian :
TW = 3 hari x 7 jam/hari x 4 orang x 60 menit = 5040 menit.
TP = 3 hari x 380 lembar/hari = 1140 lembar
Idle time = 34,1 % , berarti PW = 65,9 %
All = 25 %
RF = 108 %
Ws = …?
Maka :
WS = TW x PW x RF x ( 100 )
TP 100 – All
= 5040 x 65,9/100 x 108/100 x ( 100 )
1140 100-25
= 4,20 menit/lembar
6.2. Tata Letak Fasilitas/Pabrik dan Pemindahan Bahan (Plant Lay
72
Out and Material Handling )
Oleh kebanyakan sarjana-sarjana TI telah diakui bahwa Metode Engineering meliputi perancangan
stasiun-stasiun kerja dan penyatuannya dari Work Measurement,dengan demikian banyaknya
perancangan-perancangan. Perancangan yang dimaksudkan tersebut adalah Facilities Planning and
Design atau Plant Lay Out. Analisa yang meluas terhadap Facilities Planning and Design atau
Plant Lay Out ini tidak lain adalah perancangan dari seluruh sistem produksi, termasuklah dalam
hal ini apa yang diistilahkan dengan Material Handling.
1. Pengertian Plant Lay Out (PLO)
PLO adalah salah satu fase yang amat penting dan menarik didalam bidang teknik industri.
Plant Lay Out berhubungan dengan masalah pengaturan dan penyusunan dari fasilitas fisik
dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan Produk
Sasaran utama adalah untuk merencanakan pengaturan terhadap fasilitas dan personil,
sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan seefektif dan sebaik mungkin.
Sasaran ini bertujuan untuk meminimumkan gerakan material atau personil serta
meminimumkan waktu proses dari bahan. Menurut Profesor James M. Apple , plant lay
out didefenisikan sebagai berikut :
“Perancangan dan integrasi dari pada aliran dari komponen suatu produk untuk mendapat
interelasi yang paling efektif dan ekonomis antara pekerja, peralatan dan pemindahan bahan
mulai dari bagian penerimaan hingga melalui pabrikasi menuju kepengiriman bahan jadi.”
Defenisi diatas mencakup 3 fase :
Bagian Penerimaan Bagian Fabrikasi (Bahan
Bagian Pengiriman
(Bahan Baku ) Baku +1/2 jadi + Bahan
(Bahan Jadi)
Jadi
73
Lalu lintas yang membingungkan bagi benang kusut. Konsep ini dapat diringkas sebagai
berikut :
1. Suatu perencanaan efisien bagi aliran barang adalah prasyarat bagi produksi yang
ekonomis.
2. Pola aliran barang menjadi dasar bagi penyusunan fasilitas fisik yang efektif.
3. Pemindahan barang merubah pola aliran kedalam suatu kenyataan cergas , memberikan
cara bagaimana barang dipindahkan.
4. Susunan fasilitas yang sangkil disekitar pola aliran barang dapat menghasilkan
pelaksanaan berbagai proses yang berkaitan secara efisien.
5. Penyelesaian proses yang sangkil dapat meminimumkan biaya produksi.
6. Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.
Kerenanya , pola aliran baranglah yang menjadi dasar bagi rancangan seluruh pabrik ,
sebagaimana halnya juga bagi keberhasilan perusahaan meski seringkali dijumpai
kurangnya penekanan pada penentu rancangan paling sangkil bagi aliran barang sepanjang
fasilitas produksi.
Sepantasnyalah menjadi kesimpulan kita bahwa rancangan fasilitas , atau tata letak pabrik
dilakukan lebih dahulu. Tentu saja seseorang tidak akan membangun satu ruang bagi
sebuah rumah, dan baru sesudah itu berusaha menyesuaikan dengannya semua barang yang
perlu bagi sebuah rumah yang nyaman.
Tidak ada seorangpun yang mendirikan bangunan industri tanpa terlebih dahulu
meyelesaikan pengkajian rancangan fasilitas dan kemudian mengembangkan suatu
rancangan bagi fasilitas tadi.
Kalau memang demikian perhitungan PLO tersebut, untuk problem yang bagaimana
sehingga kita memerlukan PLO ?.
PLO diperlukan untuk :
- Perencangan lay out yang batu(lay out yang belum ada sama sekali).
- Penataan kembali lay out.
Problem lay out tidak selamanya dipenuhi di dalam suatu produk yang baru , pada proses
yang sedang berjalan pun sering ditemu problem re-lay out.
Adapun beberapa faktor/type dari problem re-lay out adalah sebagai berikut :
1. Perubahan design
2. Perluasan departemen
3. Pengurangan dapartemen
4. Penambahan produk baru
5. pergeseran/pemindahan departemen
6. penambahan departemen
74
7. penggantian peralatan
8. perubahan metode produksi
9. pengurangan ongkos
10. perencanaan pabrik baru
Pekerjaan rancang fasilitas seringkali dikira hanya berhubungan dengan perencanaan yang
cermat dan terinci tentang sunan peralatan produksi . padahal perencanaan demikian hanya
merupakan salah satu tahap saja dari suatu rangakaian kegiatana yang sangat luas yang
saling berhubungan dan yang secara keseluruhan membentuk kegiatan perancangan tata
letak fasilitas .
Ruang lingkup pekerjaan rancang fasilitas mencakup suatu kajian yang cerat paling tidak
dari bidang-bidang berikut :
1. Pengangkutan 10.Pergudangan
2. penerimaan 11.Pengiriman
3. Gudang bahan Baku 12.Perkantoran
4. Produksi 13.Fasilitas luar
5. Perakitan 14.Bangunan
6. Pengemasan dan pengepakan 15.Lahan
7. Peindahan barang 16.Lokasi
8. pelayanan pegawai 17.Keamanan
9. kegiatan produksi penunjang 18.Buangan
Pekerjaan merancang fasilitas biasanya mulai dengan satu analisis tentang produk yang
akan dibuat, atau jasa yang akan diberikan dan sebuah perhitungan tentang aliran barang
atau kegiatan secara menyeluruh. Kemudian berlanjut dengan (memasuki) perencanaan
terinci tentang susunan peralatan bagi tiap tempat kerja mandiri, langkah demi langkah.
Lalu keterkaitan anatara tempat kerja dirancang; daerah yang erat hubungannya
dikelompokan dalam satu satuan, yang disebut bagian atau departemen, yang kemudian
dijalin menjadi satu tata letak akhir.
Atau dapat juga dikatakan bahwa ruang lingkup PLO adalah mengadakan studi tentang :
a. Fasilitas yang diperlukan untuk transportasi di luar pabrik (eksternal transportation)
b. Kegiatan atau operasi di dalam bahan-bahan diluar pabrik antara lain:
- Fasilitas pembongkaran bahan
- Pemeriksaan suatu bahan mendatang (inspection)
- Penyimpanan bahan-bahan di gudang
- Kegiatan-kegiatan pengolahan bahan menjadi produk
- Ruangan untuk pengendalian mutu
- Kegiatan pengepakan produk
- Kegiatan pergudangan
- Kegiatan pengiriman produk ke pasar
75
4. Tujuan/Sasaran PLO
Susunan yanag efektif pada ruang kerja akan menyebabkan barang barang yang dihasilkan
ekonomis. Untuk mendapatkan ini perlu ditetapkan sasaran-sasaran yang merupakan tujuan
utama dari PLO tersebut, yaitu :
1. Memperlancar proses produksi
2. Meminimumkan material handling
3. Memelihara fleksibilitas
4. Memelihara turn-over barang setengah jadi yang tertinggi.
5. Mengurangi investasi peralatan
6. Mengusahakan pemakaian lantai yang ekonomis
7. Mendorong penggunaan tenaga kerja yang efektif
8. Menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan cukup menjamin keselamatan
5. Type-type PLO
Ada tiga type pengaturan daripada lay out yang dipakai antara lain :
a. Product lay out (line lay out/lay out by product)
product lay out adalah suatu lay out yang disusun berdasarkan produk yang
dihasilkan (menurut aturan proses yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
produk).
Contoh :
Penerapan dari type lay out ini dapat dilihat pada pabrik semen, kertas, gula, minyak
sawit, pupuk dan lain lain. Type lay out ini cenderung dipakai pada proses produksi
yang terus menerus dan besar besaran.
Kebaikan dari type lay out ini adalah ;
- Sedikit menggunakan alat pengangkut dan ruangan tempat kerja dapat dapat di hemat
- Dapat mempersingkat waktu pembuatan barang.
- Memudahkan pegawasan
- Tidak banyak diperlukan tempat-tempat persedian barang yang sedang dikerjakan
Sedangkan keburukan adalah :
- berkurangnya fleksibilitas, padahal suatu perubahan di
76
dalam barang yang dibuat dapat menimbulkan keharusan untuk menyusun kembali
seluruh lay out yang sudah dibuat
- memperbesar investasi utuk pembelian mesin mesin yang sudah ada
b. process Lay out (lay out by process)
process lay out adalah suatu lay out yang disusun berdasarkan prosesnya, dimana
semua proses/pengerjaan yang sama dipusatkan pada suatu daerah kerja.
Contoh :
Penerapan dari type lay out ini dapat dilihat pada pabrik sepatu, konveksi pakaian
jadi, roti dan lain lain. Type lay out ini cenderung digunakan dalam job shop
manufacturing di mana materialnya terputus-putus.
Kebaikan dari type lay out ini adalah :
- Cukup fleksibel karena dapat menampung bermacam-macam produk dan fluktuasi
permintaan.
- Kemungkinan penggunaan mesin mesin secara maksimum
- Pekerja-pekerja dapat juga digunakan keahliannya.
- Pengawasan oleh orang orang yang mempunyai keahlian khusus
77
Product centre lay out adalah : suatu lay out dimana material yang dikerjakan tetap,
tetapi orang dan peralatannya yang bergerak menuju ke posisi barang/ materialyang
dikerjakan.
Contoh penerapan type lay out ini adalah pada pembuatan galangan kapal dan
pesawat.
Kebaikan dari type ini adalah :
o Mempekerjakan seseorang atau beberapa orang pekerja saja sejak dari permulaan
sampai selesai.
o Memberikan fleksibilitas yang maksimum bagi semua pembuatan produk dan
prosesnya dengan adanya kesempatan untuk mengerjakan bebrapa macam produk
dengan lay out yang sama.
Sedangkan keburukannya adalah :
o Karena cara ini berdasarkan atas material yang tidak bergerak maka akan dialami
kesulitan dalam pemakaian mesin-mesin yang tepat serta penggunaan
keterampilan yang khusus.
o Efisiensi yang rendah
6. Teknik analisa dan perencanaan PLO
Teknik yang merupakan prinsip dasar yang digunakan adalah suatu peta yang diberi
nama peta hubungan aktivitas (Activity relation ship chart/ARC)
Activity Relation ship chart adalah: suatu peta yang menunjukkan tempat hubungan
aktivitas antara seluruh kegiatan produksi, mesin mesin, peralatan dan bagian service
lainnya.
Penggambaran peta ini didasarkan kepada penggunaan beberapa simbol tertentu dan
kode alasannya yang menyebabkan sesuatu kegiatan itu perlu berdekatan atau tidak
diinginkan berdekatan satu sama lainnya.
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97