Anda di halaman 1dari 97

PENGANTAR

TEKNIK INDUSTRI

Oleh:
Harmein Nasution

BIDANG ORGANISASI & MANAJEMEN INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

F.T. USU
DAFTAR ISI
Bab. I Sejarah Perkembangan Teknik Indonesia
1.1. Apa itu TI .................................................................................................................................... I-1
1.2. Sejarah Perkembangan TI........................................................................................................... I-2
1.3. Perkembangan TI di Indonesia ................................................................................................... I-3
1.4. Perubahan yang akan terjadi pada dekade mendatang............................................................... I-8
1.5. Ruang Lingkup TI .................................................................................................................... I-12

Bab. II Sejarah Perkembangan Teknologi


2.1. Pengertian teknologi .................................................................................................................. II-1
2.2. Pembagian teknologi secara umum ........................................................................................... II-1
2.3. Perkembangan teknologi ........................................................................................................... II-1

Bab. III Pengelompokan industri secara umum dan nasional


3.1. Pengertian industri ....................................................................................................................III-1
3.2. Pengelompokan industri secara umum.....................................................................................III-1
3.3. Pengelompokan industri nasional.............................................................................................III-3

Bab. IV Kaitan TI dengan disiplin ilmu lainnya


4.1. Suatu perkenalan kepada beberapa disiplin yang berkaitan ................................................... IV-1

Bab. V Manajemen
5.1. Pengertian Manajemen ..............................................................................................................V-1
5.2. Fungsi-fungsi Manajemen .........................................................................................................V-2
5.3. Alasan dibutuhkannya Manajemen ...........................................................................................V-3
5.4. Sejarah Manajemen ...................................................................................................................V-5
5.5. Mashab-mashabManajemen ......................................................................................................V-7

Bab. VI Desain sistem produksi (Production system design)


6.1. Teknik tata cara kerja(metode engineering)............................................................................ VI-1
6.2. Tata letak fasilitas/pabrik dan pemindahan bahan ................................................................ VI-2

2
BAB I
SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNIK INDUSTRI
(INDUSTRIAL ENGINEERING)

Membicarakan perkembangan Teknik idndustri (TI) tidak dapat dilepaskan dari


perjalanan sejarah Teknik Industri. Sedangkan untuk melihat perjalanan Teknik
Industri, terlebih dahulu perlu dipahami pengertian atau definisi Teknik industri itu
sendiri.

1.1 Apa itu TI

Menurut definisi TI yang diberikan sebagai rumusan Institute of Industrial


Engineering yang terakhir(tahun 1985) berbunyi sebagai berikut :

“ Industrial Engineering is concerned with the design improvement and installation


of integrated systems of people, materials, information, equipment and energy. It
draws upon specialized knowledge and skill in the mathermatical, physical and social
sciences together with the principles an methods of engineering analysis and design
to specific, predict and evaluate the result to be obtained from such systems.”

Atau terjemahannya menurut Prof. Dr. Mathias Aroef (ITB) :


“Teknik Industri (TI) adalah ilmu teknik yang berhubungan dengan perencanaan,
perbaikan dan penyiapan dari sistim-sistim integral yang terdiri dari manusia,
peralatan dan bahan-bahan dengan mengambil manfaat dari pengetahuan khusus
dan keterampilan dalam ilmu Matematika, Fisika dan Sosial bersama-sama dengan
prinsip-prinsip dan tata cara.”

3
Dari definisi rumusan Institut of Industrial Egineering (ITE) diatas maupun praktek
para lulusan menunjukkan kespesifikasi TI lebih dtitik beratan pada Perangkat lunak
(software) teknologi.
Lulusan TI mempunyai cara berpikir khas yan menekankan pada optimalitas, yang
berpikir lebih jauh lagi dari sekedar feasibility. Sarjana TI dikenal sebagai ahli teknik
yang menekankan kepada feasibility ekonomi maupun feasibility teknik serta
memiliki perspektif sistim dan mampu menangani aspek non deterministik. Selain itu
sarjana TI juga mempunyai ciri khusus yaitu perhatian secara eksplisit akan peran
manusia dalam sistim.

Kalau demikian adanya, timbul pula pertanyaan apa beanya TI dengan ilmu teknik
lainnya seperti Teknik Sipil, Elektro dan mesin?
Dala hal ini menurut Prof. Dr. Mathias Aroef (ITB) bahwa :

TI berorientasi kepada bagian sistim yang integral dan hubungan-hubungan manusia,


peralatan/mesin dan bahan. Sedangkan ilmu teknik lainnya berorientasi kepada
struktur fisik daripada peralatan/mesin dan bahan-bahan yang memberntuknya. Atau
dapat juga dikatakan TI berkaitan dengan sistim produksi. Yang dimaksud dengan
sistim produksi adalah yang menghasilkan suatu produk ataupun pelayanan.

1.2. Sejarah Perkembangan TI


Bilamanakah profesi TI lahir?
Ada yang memberikan jawaban:

“Sejak ada persoalan produksi, sejak manusia harus mewujudkan sesuatu untuk
memenuhi keperluan hidupnya, sejaka manusia ada. Tetapi bila kata “industri”
menjadi kata kunci, setidak tidaknya Adam Smith telah mengemukakan konsep
perancangan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan.

4
tenaga kerja, maupun pentingnya “keahlian/spesialisasi” untuk meningkatkan
produktivitas dalam bukunya “The Wealth Of Nations” pada tahun 1776, pada waktu
Amerika serikat baru menyatakan kemerdekaannya. Demikian pula, Charles Babbage
sering dianggap sebagai salah seorang pendahulu dalam pengembangan konsepsi
Teknik Industri , yang dikemukakannya dalam bukunya “On the Economy of
Machinery and Manufactures” yang diterbitkan pada tahun 1832, mengenai
pembagian kerja untuk meningkatkan produktivitas.

Pada tahun 1886, Towne menulis “The Engineers as Economist” dalam


“Transactions of the American Society of Mechanical Engineers”, yang
mengemukakan pentingnya para sarjana teknik memperhatikan unsur profitabilitas
dari keputusan yang diambilnya. Salah seorang yang sangat dipengaruhi oleh
pendapat Towne tersebut adalah Frederick W. Taylor, yang juga dianggap sebagai
“Bapak” dari teknik industri, dengan bukunya “The Principles of Scientific
Management” serta mempraktekan idenya mengenai (yang sekarang dikenal sebagai)
perancangan kerja dan teknik tatacara (1). Disisi lain, ide yang dikemukakan oleh
taylor mengenai peningkatan efisiensi dan produktivitas tersebut tidak luput dari
perasaan khawatir bahkan kecaman dari American Ferderation of Labor, yang
mencap pendapat taylor tesebut sebagai “a diabolical scheme for the reduction of
human being to the condition of a mere machine”(2)

Frank B. Gilberth memperkenalkan analisa gerakan yang disebutnya “micromotion


studies” pada pertemuan American Society of Mechanical Engineering (ASME) pada
tahun 1912. Dia juga sangat dipengaruhi oleh konsep-konsep Taylor. Bersama
dengan istrinya, Lilian, seorang doktor psikologi, yang telah memperkuat unsur
“faktor manusia” pada konsep Teknik Industri.

5
Walter Shewhart menambahkan dimensi statistika dengan peta kontrol pada tahun
1924, dan menerbitkan bukunya "Economic Control of the Quality of Manufactured
Product" pada tahun 1931.
Secara organisatorik, ASME di Amerika Serikat dapat dikatakan menjadi pesemaian
dari tumbuhnya konsep-konsep Teknik Industri. Pada tahun 1912 berdiri organisasi
"The Efficiency Society", dan "The Society to Promate the Science of Managemant",
yang pada tahun 1915 bergabung menjadi "The Taylor Society", dan memfokuskan
perhatian pada filosofi manajemen umum. Pada tahun 1917 berdiri "Society of
Industrial Engineers (SIE)" yang mewadahi pemikiran para menejer maupun spesialis
produksi. Pada tahun 1948 berdirilah "American Institute of Industrial Engineers
(IIE)".

Pensylvania State University membuka program studi Teknik Industri mulai tahun
1908. Gelar Doktor pertama dalam bidang Teknik Industri diberikan oleh Cornell
University kepada Ralph M. Barnes, penulis buku terkenal "Motion and Time
Studies", pada tahun 1933.

Dari cuplikan sejarah tersebut, istilah-istilah klasik maupun populer seperti


manufaktur, produktivitas, efisiensi, manajemen, faktor manusia, time and motion
study, teknik tatacara, ekonomi dan sebagainya, telah mewarnai dan bahkan
mendasari konsep Teknik Industri pada awal pertumbuhannya.

Dalam dasawarsa 1950-an Teknik Industri dapat dikatakan mengalami modernisasi


dengan perkembangan landasan ilmiah yang menjadi tumpuan perkembangan disiplin
dan profesi Teknik Industri, dan dalam dua dasawarsa kemudian disiplin ini
mengalami perkembangan dan kecanggihan landasan maupun lingkup
penggunaannya, sehingga bagi beberapa pengamat dirasakan, atau dikhawatirkan,
disiplin ini akan "meledak" menjadi disiplin-disiplin baru yang tidak mempunyai akar
bersama.
6
Namun kekhawatiran tersebut sebenarnya tidak perlu. Disiplin seperti Teknik Mesin
ataupun Teknik Elektrik mengalami perkembangan dan diversivikasi yang sangat
luas pula, tetapi dengan mudah masih dapat dikenali bahwa Teknik Penerbangan
masih berlandaskan prinsip-prinsip Teknik Mesin & Teknik Elektronika masih
bertumpu pada prinsip-prinsip yang dipakai dalam Teknik Elektrik.

Perkembangan penelitian Operasional, Ergonomi, Manajemen Industri dan


sebagainga memanfaatkan dimensi-dimensi khusus yang canggih pula, tetapi sama
sekali tidak meninggalkan prinsip semula "Spesialisasi" dalam bidang (semula) lebih
sempit memang dituntut oleh perkembangan kecanggihan disiplin Teknik Industri,
tetapi tidak meninggalkan prinsip-prinsipnya.

Dengan pertumbuhan tersebut, maka peranan sarjana/Ahli Teknik Industri juga


berkembang. Peranan mereka tidak lagi terbatas pada lingkup industri. Karena
Teknik Industri berdasarkan pada ilmu-ilmu tentang operasi, maka dimana "operasi"
yang melibatkan sistem yang menyangkut manusia, peralatan dan proses tertentu,
merupakan lapangan kerja yang memerlukan keahlian tersebut. Pemerintah,
Perbankan, Jasa Pelayanan Khusus seperti Rumah Sakit, Transportasi, Perhotelan
maupun sistem produksi khusus seperti Industri Makanan, Pertanian dan Perangkat
Lunak untuk operasi/proses, merupakan perluasan lapangan perhatian profesi Teknik
Industri (3).

Disamping itu masih terdapat pioner-pioner lainnya yang turut menyumbangkan


ilmunya dalam perkembanga TI, antara lain :
- Thomas Carlyle, dengan teorinya mengenai upahnya "A Four Days Wages for A
Four Days Work".
- Henry. L. Gouh, dengan teorinya mengenai "aktivitas-aktivitas produksi (yang
merupakan pengembangan dari formulasi FW. Taylor) atau Man Machine
Operations, konsep-konsep organisasi dan motivasi"
7
- Lauren Ce Gant, dengan teorinya "pembuatan diagram chart".
- Harington Emeroon, dengan teorinya "penetapan standard harga dan merintis
penggunaan mesin tabulasi untuk pengendalian tenaga kerja."
- Morrist Cooke, dengan teorinya "mengefektifkan pemakaian Scientific
management." Dan bersama-sama Philip menerbitkan buku yang berjudul "Organized
Labor and Production."
- Duright Meriele, dengan teorinya "sistim rangsangan upah."
- Mallick, Gander, Muther dan Apple, dengan teorinya "Plant Lay Out" dimana ini
kemudian dilanjutkan oleh Reed and More.

1.3. Perkembangan TI di Indonesia


Diawali dengan pandangan bahwa selain kemampuan mendisain mesin, kita di
Indonesia juga membutuhkan untuk bisa memakai mesin itu dengan baik dan efisien,
makan dicarilah ilmu yang diperlukan diluar negeri. Sekembalinya dari sana, maka
dilakukanlah penyisipan mata-mata kuliah tentang ilmu memakai mesin dengan baik
dan efisien dalam program kuliah di Bagian Mesin ITB ditahun 1958, waktu itu
masih berstatus Fakultas Teknik U.I.

Bersamaan dengan itu disebarkan pula ilmu manajemen industri pada sejumlah
manajer yang mendadak ditugasi diberbagai perusahaan Belanda yang diambil alih.
Pada tahun 1963 diadakanlah kuliah-kuliah lebih banyak dalam bentuk pilihan di
Bagian Mesin ITB, saat itu sudah berstatus ITB betul. Maka pada tahun 1967 ia
menjadi sub-bagian pilihan di Bagian Mesin ITB, dengan hanya memiliki 6 orang
dosen yang muda sekali, ditambah sejumlah dosen luar biasa. Dan pada tahun 1971
barulah ditetapkan sebagai Bagian tersendiri terlepas dari Bagian Mesin, dinamai
Bagian Teknik Industri.
Walaupun Institut Teknologi Bandung telah memulai perkuliahannya sejak tahun
1958 dan mewisuda lulusannya dalam keahlian Teknik Industri pada tahun 1963
(waktu itu disebut Sarjana
8
Mesin dengan keahlian Teknik Produksi), baru dalam tahun 1971 Bagian Teknik
Industri beridi terpisah dari Bagian Mesin. Sedangkan pada tahun 1965 Jurusan
Teknik Industri telah dibuka di Universitas Sumatera Utara ini, dan meluluskan
Sarjana Teknik Industri yang mengikuti program lengkap pada tahun 1972.

Program-program pendidikan (kurikulum) di ITB semula sangat berorientasi pada


proses-proses mekanikal (mesin) sedang di USU banhak berkaitan dengan proses
teknologi Kimia. Secara bertahap, kedua program tersebut mengarah kepada orientasi
sistem integral yang menyangkut manusia, peralatan dan bahan, yang lebih dekat
pada definisi "Industrial Engineering" dari AIIE :
"Industrial Engineering is concerned with the design, improvement, and installation
of integrated systems of men, materials and equipment. It draws upon specialized
knowledge and skill in the mathematical, physical and social sciences together with
the principles and methods of engineering analysis and design to specify, predict, and
evaluate the results to be obtained of such systems."

Pada tahun 1980, Konsorsium Teknologi telah merumuskan kurikulum inti untuk
program studi Teknik Industri, yang telah diresmikan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1984.

Meskipun secara spesifik istilah "manajemen" tidak tertera pada definisi tersebut,
namun dapat dimengerti bahwa sejadah perkembangan Teknik Industri sendiri tidak
terlepas dari masalah persoalan manajerial, dan pengertian manajemen sendiri tidak
lain adalah mekanisme pengintegrasian dan pencapaian tujuan dari "integrated
system" yang menyangkut manusia serta hal-hal lainnya tersebut.

9
Bahkan secara khusus, "manajemen industri" mempunyai fokus khusus dalam sistem
integral itu, yang disamping memerlukan penguasaan konsep-konsep ekonomi
maupun prinsip-prinsip sosiologi dan psikologi perlu didasari oleh penguasaan
prinsip dan pengetahuan proses kerekayasaan. Pengertian efisiensi dan produktivitas
tidak dapat terlepas dari pemahaman proses kerekayasaan dan konsep motivasi.

Berkenaan dengan itu, maka pengetahuan yang menjadi elemen-elemen dari


manajemen industri diberikan penonjolan pada wadah maupun program pendidikan
ini, yang melahirkan istilah Teknik dan Manajemen Industri.

Bila pada tahun 1957 mungkin baru seorang di Indonesia ini yang mempunyai gelar
kesarjanaan Teknin Industri (yaitu Prof.Dr.Mathias Aroef, lulusam Cornell
University), 30 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1987 ini, diperkirakan telah ada
sekitar 2000 orang sarjana Teknik Industri, antara lain lebih dari 1.200 orang lulusan
ITB dan 500 orang lulusan USU.

1.4.Perubahan Yang Akan Terjadi Pada Dekade Mendatang

Melihat ke masa depan industri manufaktur di Indonesia akan berubah sejalan dengan
kecendrungan global (global trend) dimana diversifikasi produk makin membesar dan
masing-masing produk mempunyai daur hidup yang makin pendek
(Mangkusubroto,1987). Pelayanan terhadap konsumen (seperti misalnya waktu
tanggap) menjadi faktor penentu dalam persaingan antar perusahaan. Selain itu
lingkup pasar bukan lahi nasional melainkan dunia. Proporsi relatif biaya bahan baku
dalam biaya total produksi akan membesar sehingga masalah persediaan menjadi
makin penting. Pemakaian jenis bahan baku baru akan terus dikembangkan sebagai
akibat dari tuntutan kinerja yang semakin tinggi serta kelangkaan bahan baku
konvensionil. Kecendrungan global itu juga akan membawa serta masuknya
teknologi produksi yang sangat maju.
10
Perubahan dalam industri itu juga akan membawa perubahan fungsi TI dalam
perusahaan. Gambar 1.1 memperlihatkan perubahan fungsi teknik industri di
Amerika Serikat selama dua dekade terakhir, sebagaimana diamati oleh Jay Geshay (
Pritsker,1985). Kalau pada awal tahun 60-an aktivitas sarjana TI hanya pada masalah
standard-standard untuk tenaga kerja langsung, tata letak pabrik dan perbaikan
metode kerja, maka pada periode berikutnya tiga aktivitas itu perannya relatif
mengecil dengan tumbuhnya kegiatan di bidang tenaga kerja tidak langsung dan
pengelolaan proyek.

Pada tahun 70-an perkembangan diwarnai oleh munculnya kegiatan-kegiatan di


bidang manajemen persediaan, sistim informasi dan sistim-sistim non manufacturing.

Ditahun 90-an diramalkan bahwa sarjana TI akan semakin besar perannya alam
proses perencanaan dan pengambilan keputusan pada manajemen puncak. Dengan
demikian TI yang secara tradisional bekerja terutama pada tingkat operasinal control
dan management control kini diperlukan juga pada strategic planning (Pritsker,
1985). Proporsi relatif peran-peran itu dimasa depan adalah seperti pada gambar.
Bidang operational control dimasa depan akan semakin diotomasikan, sehingga peran
sarjana TI di bidang itu akan lebih banya diharapkan pada perancangan sistim serta
pengembangan perangkat lunaknya. Oleh karena itu diperkirakan proporsi peran TI
pada bidang operational control ini akan menurun. Di pihak lain kebutuhan
perencanaan strategi dipekirakan akan meningkat dan sarjana TI akan banyak
melakukan pemodelan sistem pada tingkat ini.

Slogan yang sangat kita kenal : “there is no best solution, there always a better one”
secara tidak langsung membawa konsekuensi bahwa sarjana TI adalah seorang yang
menghasilkan ide-ide perbaikan. Komitmen pada perbaikan sistem ini akan lebih
sempurna lagi apabila sarjana TI juga mampu menjadi

11
“master f change” yaitu seorang yang dapat mengelola prose perubahan itu. Dengan
perspektif sistem terpadu yang dipunyainya lulusan TI nampaknya menjadi pilihan
logis untuk memimpi perusahaan. Tetapi apakah memang sarjana TI mampu untuk
melakukan itu? Untuk dapat mengelola perubahna kemampuan analisa dan
keterampilan optimasi saja tidak cukup, pengetahuan behavior, kemampuan
merumuskan masalah dan kemampuan mendapatkan persetujuan (acceptance) klien
merupakan syarat yang penting.
Perubahan Fungsi TI di perusahaan (1960-1980)

Perbaikan Perbaikan Metode Manajemen Desain Sistim


Metode dan dan Persediaan Informasi
Penyederhanan Penyederhanaan Saintifik Manajemen dan
Kerja Kerja Persediaan

Rekayasa Analisa Finansial


Proyek Untuk
Pengambilan
Keputusan
Manajemen
Rekayasa Proyek

Tata Letak Perencanaan


Pabrik dan Sistem-sistem
Perancangan Non
Fasilitas Manufacturing

Tata Letak Pabrik Tata Letak Pabrik Standar- Rekayasa Proyek


standar
Standar Tenaga Tenaga Kerja
Kerja Tidak Tak Langsung
Langsung

Standar-standar Standar-standar
Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Langsung Langsung
Standar- Standar Tenaga
standar Kerja Tidak
Tenaga Kerja Langsung
Langsung
Standar Tenaga
Kerja Langsung

Sumber : Pritsker A, B, Defining The Role of The Industrial Engineer In Integrating New
Technologies Industrial Engineer, Desember 1985.

12
Proyeksi Peran TI dimasa Depan
Strategic Strategic Strategic Strategic
Planning Planning Planning Planning

Management Operational
Control Control
Operational
Control

Operational
Control

Operational
Control

1980 1985 1990 1995 2000

Sumber : Pritsker A, B, Defining The Role of The Industrial Engineer In Integrating New Technologies
Industrial Engineer, Desember 1985.

Pada tahun 2000 Teknik Industri akan diakui sebagai profesi yang memimpin dengan
cara praktisinya merencanakan, mendesain, melaksanakan dan mengelola sistem-
sistem produksi dan pemberian pelayanan integral dengan menjamin prstasi,
keandalan, dapat dipeliharanya menepati jadwal dan pengendalian biaya. Sistem-
sistem ini dapat bersifat sosioteknis dan mengintegrasikan manusia, informasi, bahan,
peralatan, proses-proses dan energi sepanjang daur hidup produk, jasa atau program.

Pada praktisi Teknik Industri akan berperan sebgai konsultan dan pelaksana transisi
dan integrasi dan sebagai arsitek sistim dalam mendesain untuk dapat diproduksi dan
dipegunakannya produk dan jasa. Para ahli Teknik Industri juga akan dicari untuk
menjadi perencana strategis dan pengintegrasi oleh karena mereka mampu
memahami sistem kompleks yang lengkap. Ilmu Teknik Industri akan memimpin dan
mengelola rekayasa, produksi, pemberian jasa, penelitian dan inovasi dalam berbagai
jenis dan ukuran organisasi. Teknik Industri akan bersifat kewiraswastaan, selalu
mencari dan mengusahakan perubahan dan perbaikan terus-menerus.

13
Akhirnya Teknik Industri akan diminta untuk menjamin mendapatkan keuntungan,
pengendalian mutu terpadu, efektivitas biaya, ketepatan waktu, hasil yang
memuaskan para pelanggan dan pengaruh strategis melalui perbaikan terus-menerus.
Khususnya Teknik Industri akan pka pada peningkatan nilai kemanusiaan berupa
kesehatan, keselamatan dan kepuasan. Kontribusi mereka akan dapat direalisasikan
mulai dari di dapatkannya ide sampai kepada pelaksanaanya dan perbaikannya yang
terus-menerus. Mereka akan dikenal sebagai para manajer perubahan, mampu untuk
menyelesaikan secara efektif dan mengintegrasikan usaha pada sponsor, pendukung
dan target dari suatu perubahan.

1.5 Ruang Lingkup TI


1. Faktor Manusia
a. Analisa metode dan waktu
b. sistem manusia dan msin
c. Teknik keselamatan

2. Manufacturing
a. Manufacturing Operations Analysis
b. Proses Planning dan Design
c. Materials Handling

3. Manajemen Produksi
a. Perencanaan dan penyediaan produksi
b. Perencanaan dan design fasilitas
c. Perencanaan dan pengendalian mutu
d. Analisa ekonomi teknik

4. Analisa Sistem
a. Aplikasi statistic
b. Operation Research (penyelidikan operasional)
c. Analisa keputusan
d. Non Manufacturing Aplication

14
Faktor Manusia
Suatu analisa tentang faktor dari manusianya, antara lain terdiri dari :

1. Analisa Metode dan Waktu


Menggunakan prinsip-prinsip gerakan ekonomis untuk mendapatkan pemakaian
yang efektif dari usaha manusia dalam merencanakan proses dan operasi.
Dalam hal ini juga ditentukan waktu standard operasi ataupun pekerjaan.
a. Design dan Analisa Metode
- Analisa proses
- Analisa operasi
- Penelitian gerakan
- Pola stasion kerja
b. Menentukan standard-standard, antara lain standard waktu.

2. System Manusia dan Mesin ( Ergonomics )


Mempelajari radikal-radikal yang menghalangi antara hubungan manusia dengan
mesin diantaranya :
- Informasi mengenai pengaruh pandangan, kulit, pendengaran dan sebagainya.
- Bunyi dan gerak
- Beban kerja
- Sistem kontrol

3. Teknik Keselamatan ( Safety Engineering )


Penelitian tentang prinsip-prinsip teknis untuk mencegah terjadinya kecelakaan,
dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip teknis dan psychalogical, diantaranya :
- Plan lay out ( tata letak pabrik ), maintenance, operation.
- Kecelakaan akibat : mechanical, electrical, chemical.
- Bahaya kesehatan.

15
4. Design dan Evaluasi Jabatan
Berhubungan dengan definisi jabatan, tanggung jawabnya, kondisi pekerjaan
dan keahlian yang diperlukan, tugasnya ( kewajiban ), penentuan upah.

Manufacturing
Hal ini berhubungan dengan proses untuk mendapatkan material menjadi
bahan jadi, penggunaan mesin dan peralatan dan kondisi-kondisi operasi.
1. Analisa dan Design Manufacturing Proses
a. Methode proses material ( bahan baku )
b. Analisa hasil
c. Optimasi operasi proses
2. Design dan Perencanaan Proses
a. Perencanaan muatan proses
b. Menentukan syarat operasi proses
c. Design alat dan alat pembantu
3. Material Handling ( Alat Pengangkut )
a. Alternatif dari material handling
b. Peralatan dari matearial handling
c. Pemakaiannya diluar dan didalam pabrik

Manajemen Produksi
1. Rencana dan Pengendalian Produksi
Berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang terdiri dari ; Design sistem
produksi, manajemen, operasi dan perawatan.
A.Fasilitas Management
- Perencanaan Kapasitas - Lay Out Design
- Fasilitas Perawatan - Lokasi Fasilitas
- Line Balancing

16
B. Project Management
- Rancangan Rencana Kegiatan
- Ccritical Path Method ( CPM )
- Project Evolution & Review Technique ( PERT )
- Rancangan Alokasi Sumber
C. Product Management
- Agregate Planning
- Master Planning
- Operation Scheduling
D. Materials Management
- Materials, Management Activities
- Inventary Control ( Pengendalian Persediaan )
- Materials Reqruitment Planning ( Mis )
2. Fasilities Planning and Design
A. Analisa aliran material
B. Pengiriman dan penerimaan
C. Pergudangan
D. Manufacturing
E. Kantor
F. Non manufacturing operations.

3. Rencana dan Pengendalian Kwalitas


Penggunaan metode-metode statistik untuk perbaikan-perbaikan.
A. Syarat-Syarat Dan Tanggung Jawab Dalam Pengendalian Kwalitas.
B. Statistical Proses Control
C. Studi Kemampuan Proses
D. Sample Penerimaan
E. Perbaikan Proses

17
4. Analisa Ekonomi Teknik
Aplikasi dari prinsip-prinsip ekonomi teknik dalam menyelesaikan problem-
problem manufacturing dan investasi.
A. Aplikasi Dari Prinsip-Prinsip Produk Dan Proses Cast
B. Estimasi Biaya Dan Pengaruh Inflasi
C. Seleksi Antara Beberapa Alternatif
D. Studi Penggantian
E. Rencana Modal
F. Pengambilan Keputusan Dengan Kriteria Majemuk
Analisa Sistem
1. Aplikasi Statistik
A. Analisa Data
B. Experimental Design
2. Penyelidikan Operasional
A. Optimasi Liniar
B. Optimasi Discrete
C. Optimasi Non Liniear
D. Proses Stakastik
E. Model Dinamik
F. Simulasi
3. Analisa Keputusan
A. Pohon Keputusan
B. Analisa Sebelum Dan Sesudah Pengambilan Keputusan.
4. Non Manufacturing Aplications
A. System Kesehatan
B. Sarana Dan Prasarana
C. System Keuangan
D. Hukum, Militer Dan Lain-Lain.
E. Transportasi ( Perhubungan )
18
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

2.1. Pengertian Teknologi


Teknologi adalah : merupakan seluruh kemampuan manusia untuk dapat hidup
dengan menikmati kehidupan di alam baik untuk berpikir, hasil berpikir, hasil
sains (sciensn) dan lain-lain.

2.2. Pembagian Teknologi Secara Umum


Secara umum teknologi dibagi atas dua macam yaitu :
a. Hard-ware Teknologi, yaitu alat yang diciptakan oleh manusia untuk membantu
manusia hidup di alam, contohnya, parang, cangkul, mesin, komputer, robot,
dan lain-lain.
b. Soft-ware Teknologi, yaitu alat yang tidak dapat diraba, termasuk hasil pikir,
contohnya, bagaimana mengelolah berpikir yang baik.

2.3. Perkembangan Teknologi


Perkembangan teknologi itu sendiri juga adalah tidak berbeda halnya
dengan perkembangan yang dialami oleh TI. Secara lambat laun (tapi pasti)
penggunaan teknologi mengalami ekspansi/peningkatan. Hal ini dapat dilihat
dengan adanya tahap-tahap sebagai berikut, pertama sekali teknologi digunakan
masih bersifat physical (menggunakan tangan, kaki, seperti jalan kaki),
kemudian digantikan dengan mesin-mesin dan beralih kepada yang bersifat
mekanis, seperti generator, lalu berikutnya yang bersifat elektris, seperti kipas
angin, komputer sebagai mesin menggantikan mesin serta robot sebagai mesin
menggantikan manusia.

Untuk membuktikan bahwa benar teknologi tersebut telah

19
Mengalami perkembangan, maka kita beberapa segi dan dimensi perubahan
teknologi:

1. Perubahan pada alat potong


Disini dilihat dalam hal peningkatan efisiensi yang kesemuanya adalah
a. Ketajaman sesi potong
b. Daya tahan ( life time )
c. Defrensiasi memotong
d. Efektivitas memotong
e. penggunaan tenaga pembantu

2. Ketepatan penguasaan alam oleh manusia


Terutama sekali adalah cara-cara mendapatkan dan menggunakan energi yang
bersumber dari alam. Tahap-tahap perkembangan dalam penguasaan energi antara
lain:
a. Menggunakan bahan baku dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batuan.
b. Meningkatkan efektivitas penggunaan energi sendiri.
c. Penjinakan hewan dan menggunakan tenaganya ( sejak 3300 SM sampai dengan
sekarang ).
d. Melakukan perbudakan.
e. Pemanfaatan tenaga kincir air ( sejak jaman Mesir Kuno )
f. Pemanfaatan tenaga kincir angiin ( abad 9 M )
g. Menggunakan tenaga uap ( sejak 1789 )
h. Menggunakan minyak bumi dan motor bakar ( 1876 )
i. Menggunakan tenaga atom ( sekitar tahun 40-an )
j. Menggunakan jet prolsion ( tahun 1966 )

3. Percepatan dari sistem transport, yaitu:


Cara-cara manusia untuk bertindak dan mengunakn sesuatu dengan lebih cepat.
Tahap-tahap perkembangannya adalah:
a. Naik kuda ( sampai dengan tahun 1750 ) digantikan oleh,
b. Kereta api ( tahun 1829 ) digantikan oleh,

20
c. Mobil ( tahun 1910 ) digantikan oleh,
d. Pesawat terbang ( tahun 1921 ) digantikan oleh,
e. Roket dan jet ( tahun 1966 )

4. Percepatan dari sistem perhubungan


Tahap-tahapnya, percepatan rambat suara pada udara, lalu percepatan rambat suara
pada kondensator, kecepatan rambat suara melalui gelombang elektromagnetis (
misalnya roket ), kemudian cepat rambat suara yaitu gabungan suara dan gambar (
misalnya televisi ), sistem pengendalian aktivitas melalui gelombang elektromagnetis
yang telah diatur oleh komputer.

5. Percepatan pada pertambahan umur manusia


a. Tahun 2000 SM yakni ketika alat-alat dari besi menggantikan alat-alat dari
tembaga dan kuningan. Umur rata-rata manusia adalah 18 tahun.
b. Pada zaman Isa Al Masih umur rata-rata manusia 22 tahun.
c. Pada tahun 1840 rata-rata di 7 negara barat, umur rata-rata manusia 41,1 tahun.
d. Tahun 1910 rata-rata umur manusia 54,4 tahun.
e. Tahun 1941 rata-rata umur manusia 61,7 tahun. ( dimana tahun 1940 di Amerika,
harapan seseorang untuk hidup 63,7 tahun ).
f. Tahun 1955 menjadi 69,6 tahun.

Percepatan kemampuan untuk membunuh dan merusak.


Ciri-ciri / cara manusia merusak dan membunuh:
I. a. Luas daerah yang dimusnahkan ( Breaking Romge of Area ), hal ini sangat erat
hubungannya antara jarak tempuh terjauh dengan alat pembunuh sampai
kesasarannya ( Record Breaking Range of Projectils ), dan luas daerah pemusnahan
artinya: luas daerah maksimum dari kehidupan dan benda-benda didepannya yang
merusak karena alat tersebut. Disini juga dikenal ketelitian mengenai sasaran.

21
b. Banyaknya volume pemusnah yang dapat ditembokkan dalam waktu tertentu.
c. Faktor-faktor lain untuk mengatasi pertahanan antara lain:

II. Ketelitian mengenai sasaran


Hal ini merupakan sesuatu yang rumit untuk mengatasinya, antara lain:
- Cara menggunakan teleskop
- Perbaikan loop
- Menggunakan teori balistik dengan penentuan sasaran secara geografis.
- Penggunaan sistem radar dan transmiter yang dilengkapi dengan computer

III. Jarak tempuh terjauh


Sejak tahun 1955, jarak tempuh dari senjata yang diluncurkan dan dibawa oleh
pesawat udara sudah sedemikian besar sehingga tidak ada tempat dimuka bumi ini
yang luput dari senjata. Ini dekenal dengan senjata:
- Peluru IRBM ( Inter Regional Breaking Missile ), peluru kendali jarak sedang /
10.000 mil.
- Peluru ICBM ( Inter Continental Breaking Missile ), peluru kendali jarak jauh /
350.000 KM.

IV. Kapasitas dan sifat pemusnahan


Banyak peluru yang dapat dibawa dan ditembakkan dalam satu kali serangan
adalah sepuluh ton pada tahun 1945. Beberapa bahan peledak yang dikenal antara
lain:
- Tahun 1346, bubuk mesin

22
- Tahun 1800, air raksa fulminat
- Tahun 1838, kapas letus
- Tahun 1875, gelatin letus dan cyclamate
- Tahun 1902, TNT ( Tri Nitro Toluena )
- Tahun 1911-1944, ledakan bom atom
- Tahun 1945, TNT dan sejenis bom yang sangat efektif
- Tahun 1981, bom neutron.

Pada tahun 1911, manusia memasuki masa abad atom, ketika sarjana Kimia
Fisika Rutherford menyingkapkan rahasia keajaiban atom. Atom terdiri dari proton
dan neutron yang dikelilingi oleh elektron. Apabila elektron dipecahkan dengan
intinya, ia ibarat anak panah yang ingin meluncur kearah intinya.

Penembakan inti dengan elektron merupakan prinsip peledakan atom. Daya


ledak dari beberapa jenis atom, seperti:
1. Bom atom yang meledak di Hiroshima terbuat dari U 235 yang beratnya 4 ton
dan mempunyai daya ledak 20.000 TNT. Demikian pula yang di Nagasaki, bahannya
dari U239.
2. Bom Hidrogen pada tahun 1951 di daerah Bikini dilakukan perubahan yang
menggunakan bom hidrogen sudah mencapai 4 juta ton TNT. Dan pada tahun 1954
percobaan yang dilakukan di Nevada daya ledak bom Hidrogen mencapai 8 juta ton
TNT.
V. Kecepatan persiapan

Teknik perang juga mencakup aspek penyerangan, oleh karena aspek inilah yang
menunjukkan kalah atau menangnya penyiapan perang sangat menetukan pada
perang pertama. Untuk ini diperlukan sarana komunikasi dan alat detector. Fungsi
manajemen komunikasi dan motivasi amat sangat menonjol.

23
VI. Sifat Pertahanan

Kemampuan akan ketahanan (intersepsi) merupakan salah satu aspek dalam


berperang. Sistem peperangan atau penangkisan tidak selalu dapat menetralisir
datangnya serangan yang merusak, sebangai contoh :

Sistem peperangan terhadap tombak, panah, dan pedang. Orang yang


mendisain pakaian besi sebagai alat pertahanan. Terhadap jenis senapan,orang
membuat pakaian tahan peluru. Terhadap mortir, meriam dan bom, orang berlindung
di dalam parit atau tembok pertahanan.

24
BAB III
PENGELOMPOKAN INDUSTRI
SECARA UMUM DAN NASIONAL

3.1. Pengertian Industri

Pengertian industri bila ditinjau dari sudut kedisiplinan ilmu TI/TMI dapat diartikan
atas dua definisi yaitu :

a. Industri secara mikro (industri mikro), yakni suatu usaha yang merubah bahan baku
menjadi
barang jadi.

b. Industri secara makro (industri makro), yakni suatu usaha yang meningkatkan sector
industri untuk membangun ekonomi nasional dalam proyek-proyek pembangunan.

3.2. Pengelompokan Industri Secara Umum

Dalam hal ini, pengelompokan industri secara umum, juga dikategorikan atas 2,
yakni :

a. Industri Tradisional, dengan skemanya sebagai berikut:

25
b. Industri sekarang, dengan skemanya sebagai berikut:

Pada industri tradisional, mereka hanya menyatakan bahwa industri itu adalah unit
produksi. Mereka hanya menghitung hasil produksi dan input tanpa memperhatikan konsep-
konsep dasar industri dan efek-efek yangditimbulkan industri.

Sedangkan industri sekarang sudaah merupakan suatu kegiatan yang kompleks, dimana
informmasi berinteraksi dengan industry. Demikian juga dengan industri-industri ada yang
dapat didirikan dengan tujuan politik dan sebagainya. Sehingga dpata dikatakan, untuk
mendirikan suatu industri harus diperhatikan :
-Faktor lingkungan, ekonnomi
-Bagaimana pemasarannya dan bahan bakunya
-Keadaan sosial budayanya
-Bagaimana hasil keuangan industri
-Bagaimana keadaan sosial politiknya
-Apakah dengan mendirikan industri dapat meningkatkan ekonomi masyarakat
setempat.

Jelaslah terlihat adanya perbedaan antara industri tradisional dengan industri sekarang
seperti yang telah dijabarkan di atas

26
3.3 Pengelompokan Industri Nasional

Secara nasional, pengelompokan industri adalah berbeda menurut versi Departemen


Perindustrian. Pengelompokan ini dapat dilihat pada table dibawah ini:

Pengelompokan Industri Nasional


No Kelompok Industri Misi Teknologi Tepat Guna Tenaga Kerja
1 Industri dasar -Pertumbuhan
-Industri mesin- ekonomi Tidak padat
mesin logam -Pengaturan Maju teruji karya
dasar/elektronika struktur
-Industri kimia dasar
2 Industri Kecil Pemerataan Madya atau sederhana Padat karya
3 Industri Hilir -Pertumbuhan -Padat karya
ekonomi Maju teruji atau -Tidak padat
-Pemerataan Madya karya
4 Indutri Hulu -Penguatan Tidak padat
-Industri Strategis struktur Padat teknologi karya
-Pertumbuhan

27
BAB IV
KAITAN TI DENGAN DISIPLIN ILMU LAINNYA

4.1. Suatu perkenalan kepada beberapa disiplin yang berkaitan

Bidang-bidang yang paling umum berkenaan dengan sub-sub disiplin daripada TI


ataupun kaitannya dengan TI adalah sebagai berikut :
 Manajemen
 Penyelidikan operasional (Operation Research)
 Sistem Engineering
 Ilmu komputer
 Statistik

Pendidikan TI yang modern melibatkan beberapa kombinasi daripada hampir seluruh


disiplin-disiplin tersebut. Di dalam contoh yang khusus bagaimana kombinasi (dari
disiplin-disiplin tersebut) tergantung pada departemen teknik industrinya dan
kemudian tergantung pada perusahaan dimana individu-individu itu dilatih.

Perkenalan berikut kepada setiap dari sub-sub disiplin yang berkaitan, dimaksudkan
untuk memberikan sejarah yang relevan dan suatu pengertian perbandingan yang
terbatas mengenal keadaan yang sekarang dari setiap disiplin ilmu.

MANAJEMEN

Dari seluruh disiplin tersebut di atas, manajemen adalah yang paling awal muncul di
dalam sejarah manusia. Karena manajemen awal adalah seni dan ilmu mengenai
mengarahkan usaha manusia maka manajemen sudah mulai ada sejak manusia
bekerja atau memperkerjakan orang lain.

28
Perencanaan organisasi dan pengaturan manusia terhadap usaha-usaha manusia dapat
ditelisuri kembali paling tidak sejarah mesir kuno. Pelaksanaan fungsi-fungsi ini
adalah penting, jika seseorang akan membangun piramid, misalnya di dalam suatu
jangka waktu yang pantas. Ada suatu pertanyaan bahwa sub divisi dari manajemen
pada umumnya dikatakan sebagai manajemen produksi, banyak kesamaan dengan
Teknik Industri.

Di dalam perguruan-perguruan tinggi bisnis, manajemen produksi adalah suatu


bagian dari 2 atau 3 kursus pada level under graduate yang mencoba untuk
mengekrabkan mahasiswa-mahasiswa manajemen dengan konsep-konsep dan teknik
khusus untuk penganalisaan dengan pengelolaan daripada aktivitas produksi. Teknik
industri di lain pihak adalH suatu tingkat engineering mengenai produksi mengenai
analisa. Design dan pengendalian sistem-sistem produktif. Dimaksudkan sistem apa
saja yang menghasilkan produk atau pelayanan.

Kursus-kursus manajemen produksi adalah menguasai terutama tentang mengajar


mahasiswa-mahasiswa manajemen bagaimana memperoleh (usaha-usaha manusia) di
dalam suatu lingkungan produksi dengan perhatian yang lebih kecil diberikan kepada
analisa design daripada sistem-sistem produktif.

Mahasiswa-mahasiswa teknik industri di lain pihak, terutama diajari bagaimana


menganalisa dan mendesign sistem-sistem produktif dengan prosedur-prosedur
pengendalian. Agar dapat mengoperasikan usaha dengan efisien kecuali 1 atau 2
kursus mengenai pengertian dasar tentang konsep-konsep manajemen untuk
menggerakan usaha manusia yang berkembang dengan sistem-sistem sedemikian,
pada umumnya diasumsikan bahwa teknisi-teknisi industri tidak mengoperasikan
sistem yang mereka design ketika pengemudi mobil balap adalah analog dengan
pendidikan manjemen, dimana design mobil

29
kira-kira analog dengan pendidikan teknik industri. Pengemudi balap ingin tahu
pertama-tama dan terutama melarikan mobil dan kurang terlibat dengan rincian
bagaimana mobil itu berlari. Teknisi industri mendesign mobil tetapi tidak memiliki
maksud mengemudikan mobil untuk perlombaan (balap). Teknisi berada di arena
balapan pada waktu balapan untuk memperhatikan bagaimana hasil kerja mobil balap
dan membantu dengan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Teknisi perlibat
sesudah design awal adalah untuk perbikan design atau untuk melanjutkan
pengembangan prosedur yang menghasilkan hasil kerja yang optimal.

Ada diantara mereka di dalam teknik industri dewasa ini yang percaya bahwa teknisi
industri menjadi bagian dari usaha manusia yang semata-mata terlibat dengan
pengooerasiaan suatu sistem (yang berarti tanpa terlibat dengan perbaikan).

Mereka tidak mengutamakan/memanfaatkan sepenuhnya keahlian mereka. Ini bukan


bermaksud untuk mengatakan bahwa teknisi industri tidak boleh mengakui mereka
bisa, bahkan banyak lagi yang mengerti. Tetapi mereka harus mengakui bahwa jika
mereka menjadi manajer, mereka sedang mempraktekan manajemen bukan teknik
industri. Memberi mereka suatu kesanggupan analisa kuantitatif yang mempunyai
nilai penting untuk mengelola perusahaan yang berorientasi eknik. Tamatan sekolah
bisnis lebih baik dilatih untuk mengelola perusahaan-perusahaan kecil atau gudang
sepatu. Tetapi mengelola suatu perusahaan manufacturing elektronik adalah suatu
yang lain sama sekali. Pendidikan teknik industri dinilaj salah satu terbaik jika tidak
satu-satunya terbaik. Diperoleh masa ini pada tingkat perguruan tinggi dalam
manajemen di dalam suatu perusahaan teknik.

30
PENYELIDIKAN OPERASIONAL

Ketika perang dunia kedua mulai, ada sekelompok kecil penyelidik militer, dikepalai
oleh A. P. Rowe yang tertarik pada suatu teknik yang digunakan militer yang disebut
sebagai radiolocation yang dikembangkan oleh ahli-ahli ilmiah sipil. Beberapa ahli
sejarah menganggap research ini sebagai suatu titik mula bagi operation research.
Yang lainnya percaya bahwa bagian yang mempunyai sifat-sifat sebagai operation
research dapat ditelusuri dapat kembali pada waktunya.

Analisa Archimedes dan pemecahan atas blokade laut dari oleh sebagian orang
sebagai permulaan. F. W. Hanchester di Inggris ketika sebelum perang dunia
pertama, membangun hubungan matematik yang menggambarkan kekuatan tembak
dari kekuatan lawan, yang jika dipecahkan melalui waktu dapat menentukan hasil
penempatan militer. Thomas Edison membuat sebagian tentang peperangan anti
kapal selam. Kajian Hanchester maupun Edison tidak memberi dampak yang segera
bersama Archimedes. Ini adalah contoh-contoh awal tentang penggunaan ilmuan
untuk menentukan tingkah laku optimal tentang perang.

Tidak lama setelah pecahnya perang dunia kedua, stasiun Research Bawdsey dibawa
Rowe menjadi terlibat di dalam melengkapi kebijaksaan penggunaan optimum untuk
sistem diteksi peringatan awal yang disebut radar. Segera sesudah itu usaha
dikembangkan menjadi suatu analisa tentang suatu fase-fase operasi malam dan
bagian tersebut menjadi suatu model bagi kajian operation research untuk diikuti.

Sampai sekarang operation research masih melakukan fungsi-fungsinya di dalam


kemitraan. Bagaimanapun juga dan jauh lebih penting kebutuhan-kebutuhan
operation research ini dianalisa dengan menggunakan model-model sistematika.

31
kekuatannya dalam sistem operasi di disain untuk memperoleh kemampuan yang optimal.

SYSTEMS ENGINEERING

Istilah ini pertama kali digunakan dilaboratorium Telephone Bell pada awal tahun
1940-an. Menyadari masalah-masalah yang dihadapi Bell System pada waktu itu
dalam memperluas sistemnya, sehingga dapat dimaklumi bahwa istilah tersebut
diciptakan disana. Perusahaan RCA pada tahun-tahun sebelumnya telah menyadari
perlunya bagi suatu system engineering yang mana titik pandangnya adalah
pengembangan system broadcasting televisi.

Quode dan Boucher membuat sebuah metodologi yang dinamakan “System


Analysis” pada System Analysis and Policy Planning. Mereka merumuskan system
analysis sebagai suatu pendekatan yang sistematis untuk membantu mengambil
keputusan, memilih suatu rangkaian tindakan dengan cara menyelidiki masalah-
masalahnya secara keseluruhan, mencari sasaran dan kemungkinan-kemungkinan
perbandingan dalam hubungan konsekwensinya, mempergunakan suatu kerangka
yang sesuai, sejauh analisa yang mungkin untuk memperoleh pertimbangan ahli dan
intuisi untuk memecahkan masalah.

Baik Operation Research maupun System Analysis Seperti yang dipraktekkan hingga
tahun 1950 adalah berkenaan dengan penentuan seleksi yang optimal, penyebaran
dan pengendalian sistem-sistem operasional yang ada. Kalaulah demikiaan adanya,
apapula perbedaan System Engineering dengan Operation Research.

Perbedaannya adalah :
1. System Engineering bagaimanapun juga kelihatannya memiliki keterikatan yang
lebih kecil padaa gambaran matematis yang berat dari seluruh aspek suatu sistem,
dimana lebih
32
banyak menggunakan simulasi digital terutama jika sistem tidak dapat digambarkan
dengan teliti dan dipecahkan secara analis, karena tidak ada teknik analitis yang tepat
atau data-data tidak didalam bentuk yang diperlukan bagi suatu teknik Operation
Research.
2. System Engineering bagaimanapun lebih berkenaan dengan disain dari sebuah sistem
mengingat sasaran-sasaran sistemnya, sedangkan Operation Research berusaha untuk
menentukan bagaimana sebuah sistem secara optimal dipergunakan.

DISIPLIN-DISIPLIN LAINNYA YANG BERHUBUNGAN


Sangat sedikit yang dapat dikatakan sebegitu jauh tentang disiplin-disiplin ilmu
komputer, statistik, ilmu manajemen dan human engineering. Mereka semua
memainkan suatu bagian didalam Teknik Industri modern dan kontribusi dari
masing-masig disiplin ilmu tersebut yang perlu disadari.

Ilmu komputer telah berkembang sebagai suatu bidang bersama-sama dengann


perluasan pengembangan dan penggunaan dari komputer digital didalam setiap fase
dari bisnis kita, industri dan dunia pendidikan. Sulit juga untuk menunjukkan suatu
bidang ilmu atau teknik yang dewasa ini dapat beroperasi dengan efektif tanpa
bantuan komputer digital.

Jika demikian, apakah peranan ilmu komputer?. Ilmu komputer akan dengan efisien
dan efektif mengajar mahasiswa-mahasiswa melintasi diisiplin-disiplin ilmu yang
mendasari teknik-teknik komputer yang maju dengan pengetahuan tehnis didalam
suatu bidang yang spesifik tidak diperlukan.

Mereka juga dapat mengajar dan meriset perbaikan didalam teknologi komputer.
Akan muncul bagi banyak ilmuwan komputer akan masa depan dari program-
program imu komputer. Untuk mengajar program-program yang umum bagi mereka
sendiri

33
ataupun mahasiswa-mahasiswa lainnya, melanutkan riset dalam teknologi komputer
dan memberikan sokongan teknis bagi fasilitas komputer kampus. Komputer menjadi
suatu komponen yang biasa dari setiap ilmu atau bidang engineering sehingga
kelihatannya setiap usaha untuk mengajar menggunakan komputer secara khusus
didalam suatu departement ilmu komputer akan mengakibatkan suatu penyimpangan
yang berarti bagi perkembangan logis dari penggunaan komputer didalam disiplin-
disiplin yang spesific.

Statistik telah dan akan terus berkelanjutan menjadi suatu bidang yang jelas terpisah
dari industrial engineering. Bagaimanapun pendekatan dari industrial engineerig
bertukar secara berarti, lebih dari disiplin engineering lainnya, untuk melihat dunia
sekitar dalam keadaannya alam daripada secara determinan (sebagaimana yang telah
ditentukan). Dengan kata-kata deterministic diartikan bahwa seluruh kegiatan atau
tindakan dalam pertimbangan didalam suatu kajian yang khusus sudah pasti.
Stochastic termasuk aspek yang pertama pada situasi pelajaran. Kemungkinan dengan
adanya kejadia stochastic, harus menimbang lebih dahulu.

Pandangan stochastic pada dunia begitu menembus pendidikan praktis ahli industri
dan kemungkinan sedang dimulai didalam pendidikan kursus, statistik, sekarang
datang syarat mutlak yang lebih penting didalam sebuah lambang tangga programahli
industri. Seorang ahli industri lebih baik dimuka ahli yang lain didalam mengimbangi
disiplin dan itu rupanya memperbaiki kesalahan dan akhirnya menjadikan hasil di
dalam semua disiplin kerja terhadap stochastic yang lebih dipandang di dunia.

Perlu ditambahkan bahwa pengertian “statistik” berbeda dengan “statistika”.


“statistik” diartikan sebagai kumpulan fakta yang umumnya berbentuk angka yang
disusun dalam bentuk tabel atau diagram. Sedangkan “Statistika” diartikan sebagai

34
pengetahuan yang berhubungan cara-cara pengumpulan fakta, pengolahan serta
penganalisaannya, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup
beralasan yang berdasarkan fakta dan penganalisaan yang dilakukan.

Berbicara masalah statistik ini, ada satu sub disiplin ilmu dari statistik tersebut.
Namanya adalah Pengendalian Kwalitas Statistik atau disebutkan dengan
Pengendalian Kwalitas Statistik atau disebut Pengendalian Mutu Statistik.

Pengendalian atau kontrol, perlu dilakukan agar sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan oleh suatu perusahaan/industri. Kwalitas atau mutu perlu dibahas, agar
produsen dan konsumen tidak bertengkar. Hal ini dikatakan demikian, karena jelas
dari pihak konsumen menginginkan pemakaian barang yang dibuat oelh produsen
dapat memenuhi kepuasannya dan relatif murah. Sedangkan pihak produsen
menginginkan perolehan laba yang besar. Jelas ini merupakan suatu pertentangan.
Kalaulah demikian, apa itu pengendalian mutu?

Pengendalian mutu adalah suatu kegiatan yang bertujuan agar mutu barang yang
dihasilkan sesuai dengan standard dan dengan biaya yang paling murah.

Jadi pada pengendalian mutu ini bukanlah untuk mendapatkan hasil yang terbaik,
misalnya :
Agar minyak kelapa sawit dikatakan memiliki mutu nomor satu, maka asam
lemak bebasnya harus ≤ 3 %. Disini bukan diusahakan oleh produsen supaya asam
lemak bebasnya mendekati 0 % sebagai tujuan pengendalian mutu, melainkan agar
tidak melampuai 3 %.

Pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu ini didasarkan atas pengambilan sampel


yang dilakukan secara statistik. Cara ini disebut “Statistical Sampling”. Sampel
adalah contoh yang
35
Merupakan sebagian kecil dari populasi atau yang diambil dari populasi . sedangkan
populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin daripada karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.

Dalam pengendalian kwalitas statistik ini dikenal adanya suatu grafik yang
menggamabrkan hubungan anatara :
- Probabilitas lot yang diterima (probabilitas of acceptance ) , yang disimbolkan
dengan pa.
- Probabilitas barang yang tidak memenuhi spesifikasi ( defectif ) , yang di
simbolkan dengan p1.
Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar kurve oc ( operating characteristik)

36
Keterangan :
A = good fraction defective
B = Marginal Fraction defective
C = Bad fraction Defective
α = 0,10 ; dimana α=1-Pa pada P11
β = 0,20 ; dimana β=Pa pada P21
AQL = Acceptable Quality Level
Artinya kwalitas lot pada α yang ditentukan.
LTPD = Lot Tolerance percent Defective
Artinya kwalitas lot pada β yang di tentukan.
α didifinisikan sebagai producer’s risk yaitu, suatu resiko yag dihadapi oleh
produsen dimana barang yang bagus ditolak oleh konsumen.

. β didifinisikan sebagai konsumers risk yaitu , suatu resika yang dihadapi oleh
konsumen dimana barang yang jelek diterimanya.

Ilmu manajemennya adalah ladang yang sedang berkembang pada operasi


penyelidikan tertutup pada tahun 1960-an. Sebab utama teknik sama dengan
penyelidikan operasi. Apa latar belakang perbedaan dari penyelidikan dan ruang dari
pada pemaikaian disiplin . ilmu manjement adalah bagian terbesar dari barang yang
ingin dihasilkan didalam banyak bisnis administrasi dimana atau industri manajemen,
memprogram derjat penawaran pilihan dari kwantitatif alam mempergunakan teknik
pada penyelidikan operasi. Sebeb program ini berkembang didalam bisnis sudah
tinggi . ruang dari pada pemakaian kerap kali satu diantara mereka kenal dengan
manajement. Dimana sebuah penyelidikan pelajaran operasi kekuasaan penawaran
sebagai garis yangsedang diprogram kepada penyelesaian persoalan yang rumit ,
seperti garis yang sedang diprogram kepada penyelesaian persoalan yang rumit,
seperti mengurangi bahan bakar di laut. Sebuah ilmu manajement kekuasaan
pelajaran yang baik terlihat seperti yang sedang di program kepada pimpinan
37
Kementrian penyeleksi masalah.

Dalam permintaan suatu pemimpin operasi untuk penyelidikan ilmu manajement


kemakmuran pada tahun 1960-an, menutup bersekutu dengan menutup perkumpulan
dan berdiri sendiri dengan sedikit kesulitan. Gejala akibat kelemahan ekonomi
daripada itu partai terkecil bergabung pada ahli manajement dengan perkumpulan
penyelidikan operasi.

Dalam pada itu dua tahun perkumpulan bergabung bersama sama mengadakan
konferensi dan mengadakan hubungan bisnis jabatan, yang mana mengusulkan
bergabung di dalam satu perkumpulan pada beberapa waktu yang akan datang.

38
BAB V
MANAJEMEN

5.1 Pengertian Manajemen


“siapa yang membutuhkan manajemen ?” pertanyaan jni sering dijawab :
“Perusahaan (bisnis)”! Tentu saja benar sebagian, tetapi tidak lengkap , karena
manajemen juga dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan yang diorganisasikan dan
dalam semua tipe organisasi. Dalam praktek, manajemen dibutuhkan dimana saja
orang-orang bekerja sama (organisasi) untuk mecapai suatu tujuan bersama.

Dilain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu akan menjadi anggota
dari beberapa macam organisasi, seperti organisasu sekolah, perkumpulan olah raga ,
kelompok musik, militer ataupun organisasi perusahaan. Organisasi organisasi ini
mempunyai persaman persamaan dasar , walupun dapat berbeda satu dengan yang
lain dalam beberapa hal . sebagai contoh , organisasi perusahaan atau departemen
pemerintah dikelola secara lebih formal dibandingkan kelompok olahraga atau rukun
tetangga . persamaan ini terutama tercermin pada fungsi fungsi manjerial yang
dijalankan

Fungsi Fungsi manajemen tersebut adalah universal. Sifat ini merupakan hasil dari
kenyataan bahwa fungsi fungsi manajemen adalah sama dimana saja, dalam seluruh
organisasi dan pada waktu kapan saja . fungsi fungsi manajerial ini sama untuk
perusahaan perusahaan besar , kecil ataupun multinasional , organisasi organisasi
kemasyarakatan atau semi kemasyarakatan , kelompok kelompok hobi dan
sebgainya. Walaupun mungkin diterapkan secara berbeda oleh manajer-manajer yang
berbeda pula, dalam hal ini tergantung pada variabel variabel

39
seperti tipe organisasi, kebudayaan dan tipe anggota (karyawan) fungsi-fungsinya
tetap sama. Seperti dalam kasus manajemen jepang, penerapan fungsi-
fungsi dan prinsip- prinsip dasar manajemen sebagian besar sama dengan
manajemen Barat. Bahkan Takeo Fujisawa, salah seorang pendiri
perusahaan Honda Motor, pernah mengatakan bahwa “manajemen Jepang” 95 %
mengambil oper cara-cara manajemen barat. Namun memang perbedaan yang 5
% itulah yang membuat manajemen Jepang dipandang tidak sama dengan
manajemen Barat.

Ada macam-macam definisi tentang ilmu manajemen, hal mana


tergantung daripada sudut pandangnya, keyakinan dan komper- hensi
daripada pendefinisi semua definisi yang disajikan mempunyai kebaikan-
kebaikan. Mereka menitik beratkan pada aspek-aspek penting daripada
manajemen.

Menurut George .R. Terry, definisi manajemen adalah sebagai berikut:

“Manajemen merupakan sebuah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating) dan pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lainnya.”

5.2. Fungsi-fungsi Manajemen


Di bawah ini diperlihatkan bagaimana fungsi manajemen mengelola
sumber daya dasar, agar sasaran-sasaran yang di tetapkan dapat dicapai.
Gambar dibawah ini juga sekaligus mencerminkan arti daripada manajemen.

40
ARTI DARI PADA MANAJEMEN

Perencanaan yaitu, pemilihan tujuan dan penentuan kebijakan prosedur


dan program-program untuk mencapainya. Atau dapat diartikan bahwa para
manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan.

Pengorganisasian yaitu, pengelompokkan kegiatan-kegiatan yang


harus dilaksanakan dan menetapkan bentuk serta hubungan
keorganisasian untuk menjalankan kegiatan. Atau dapat diartikan
bahwa para manajer mengkoordinasikan sumber daya manusia dan
material organisasi.
Pengarahan yaitu, pemimpin, pemberian pedoman, pengarahan
dan pengobtimasian dalam organisasi. Atau dapat diartikan
bahwa para manajer mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi
para bawahan.
Pengawasan yaitu, pengukuran prestasi dan penyimpangannya
dari rencana pengaturan dan pembetulan kegiatan/kebijakan,
prosedur dan program. Atau dapat diartikan bahwa para
manajer berupaya untuk menjamin organisasi bergerak ke arah
tujuan-tujuannya.
5.3. Alasan dibutuhkannya Manajemen

41
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga
alasan utama yang diperlukannya manajemen :
1. Untuk mencapai tujuan, Manajemen dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara
tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling
bertentangan dari pihak- pihak yang berkepentingan dalam organisasi,
seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan,
konsumen, supplier, serikat kerja, asosiasi perdagangan, masyarakat dan
pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, suatu kerja organisasi dapat
diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum
adalah efisiensi dan efektivitas.
Efisiensi dan Efektivitas
Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja (perfor- mance)
manajemen adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaaan dengan benar. Ini merupakan konsep
matematik, atau merupakan perhitungan ratio antara keluaran (output) dan
masukan (input). Seorang manajer efisien adalah seseorang yang mencapai
keluaran yang lebih tinggi (hasil, produktivitas ,perfomance) dibanding
masukan-masukan (tenaga kerja , bahan ,uang,mesin dan waktu) yang
digunakan.Dengan kata lain, manajer yang dapat meminimumkan biaya
penggunaan sumber daya-sumber daya untuk mencapai keluaran yang
telah

42
ditentukan disebut manajer yang efisien. Atau sebaliknya, manajer
disebut efisien bila dapat memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan
yang terbatas.
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat
atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, seorang manajer efektif dapat memilih pekerjaan yang
harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan.
Menurut ahli manajemen Peter Drucker, efektivitas adalah
melakukan pekerjaan yang benar (doing the right thinks), sedangkan
efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing thinks right). Bagi
para manajer,pertanyaan yang paling penting adalah bukan bagaimana
melakukan pekerjaan dengan benar, tetapi bagaimana menemukan pekerjaan
yang benar untuk dilakukan dan memusatkan sumber daya dan usaha pada
1)
pekerjaan tersebut. Seorang manajer yang bekerja keras untuk
memproduksi hanya mobil-mobil besar, sedang permintaan masyarakat
justru ditujukan pada mobil-mobil kecil adalah manajer yang tidak
efektif, walaupun produksi mobil-mobil besar tersebut dilakukan dengan efisien.
5.4. Sejarah Manajemen
1. Tahun 1900-1920
Pada masa ini manusia dipandang sebagai economic man. Manusia akan
lebih berprestasi bila diberikan dorongan dan akan lebih berprestasi lagi
bila ditingkatkan ekonominya. Pada periode ini sudah menonjol Motion and Time
Study,dimana manusia itu akan dinamis dengan diberikan dorongan yang dinamis. Pada
tahun tersebut sejak perang dunia pertama terjadi periode Moletion dimana produksi
menurun, kemampuan daya beli berkurang sehingga terjadi pengangguran dan akibatnya
manusia menjadi sensitif. Untuk mengatasi terja- dinya keadaan tersebut dan
membuat agar manusia berkelompok

43
kembali yaitu dengan timbulnya Manajement Psychologi.

Pengertian manusia itu dipandang sebagai economic, adalah bahwa manusia itu
bernilai ekonomis; selama manusia itu menghasilkan ia akan dipakai, jika tidak ia
akan dibuang.

2. Tahun 1920-1940
Masa ini merupakan masa timbulnya Psykologi Industri. Pada periode ini yang
menonjol adalah personalia, yaitu: prinsip-prinsip manajemen inilah yang dipandang
dari segi manusia artinya manajemen inilah yang dipandang dari segi manusia artinya
manajemen sudah memandang manusia dari segi personalia. Akibatnya timbul rasa
nasionalisme, yang diikuti pula dengan timbulnya serikat-serikat buruh yang
merupakan kekuatan politik. Sehingga pada periode ini pula dikatakan muncul
Manajemen Personalia.

3. Tahun 1940-1960
Pada masa ini disebutkan sebagai munculnya Management Socio, artinya manajemen
yang di pandang dari segi socio. Timbulnya ini akibat jiwa nasionalisme dari bangsa-
bangsa, yang membawa akses timbulnya serikat-serikat buruh negara-negara
merdeka baru. Sehingga membuat adanya struktur-struktur sosial yang berhimpun
dalam masyarakat.
Munculnya manajemen sosio ini membawa respek timbulnya ilmu-ilmu baru seperti
Sosiologi Perusahaan Industri, Operation Research, Queing Theory (teori antrian).

4. Tahun 1960-1980
Periode ini dikatakan sebagai munculnya management System. Setelah habis perang,
militer-militer disalurkan ke perusahaan-perusahaan, proyek-proyek antariksa,
sehingga timbullah system perusahaan.Pada periode ini manusia sudah didalam arti
manusia yang seutuhnya. Planning dalam suatu plan sudah diperhatikan
44
faktor lingkungan dan intern perusahaan yang memperjelas ini merupakan suatu
system. Sehingga ini pula yang disebutkan Manajement system.

5. Tahun 1980-2000
Masa ini dikategorikan munculnya manajemen dugaan (Manajement Chous). Pada
periode ini manusia dikatakan tidak mempunya arti lagi karena manajement system
akan mengalami perubahan akibat yang lebih berperan aktif di sini adalah kekuasaan
yang mutlak. Sebagai contoh dapat dilihat bagaimana perlakuan manusia sebagai
budak di Afrika Selatan, akibat adanya aphartheid atau diskriminasi.

5.5. Mashab-mashab Manajemen


Kemajuan ilmu pengetahuan, penggunaan multi disiplin dan adanya computer telah
membuka macam-macam kemungkinan dalam kesempatan guna memperbaiki
pemikiran manajerial yang hasilnya berupa sejumlah keyakinan serta sudut pandang
yang berbeda-beda tentang manajemen, yang disebut dengan “MASHAB-MASHAB
MANAJEMEN”.

F.W. Taylor memberikan sumbangan yang besar sekali pada pengembangan


pemikiran manajemen yang menurutnya ada 4 (empat) prinsip-prinsip manajemen
yang bersifat penting, yaitu :

- Pengembangan metode kerja terbaik.


- Pemilihan serta pengembangan pekerja-pekerja.
- Usaha untuk menghubungkan dan mempersatukan metode kerja yang terbaik dan
pekerja yang terpilih dan terlatih.
- Kerja sama erat para manajer dan non manajer, dimana kerjasama tersebut meliputi
pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk merencanakan pekerjaan.
Dewasa ini terdapat macam-macam mashab atau aliran manajemen antara lain :

45
1. MASHAB MANAJEMEN BERDASARKAN KEBIASAAN
(MANAGEMENT BY CUSTOM SCHOOL)
Approach (pendekatan) yang dilakukan pada mashab ini adalah “bagaimana kiranya
pihak yang mendahului kami akan memecahkan problem demikian?”

Kadang-kadang mashab ini juga disebut sebagai MASHAB EMPIRIS, oleh karena
itu memberikan sumbangan-sumbangan berupa generalisasi-generalisasi dan
keterangan deskriptif tentang manajemen praktis dalam jumlah yang banyak.
2. MASHAB MANAJEMEN ILMIAH (SCIENTIFIC MANAGEMENT
SCHOOL)
Mashab ini adalah mashab yang menggunakan metode ilmiah yang memverifikasi
(menerima) atau menolok asumsi-asumsi dengan jalan melaksanakan eksperimentasi
secara terkendali.
Langkah-langkah pada metode ilmiah antara lain:
a. Identifikasi proposisi.
b. Lakukanlah observasi pendahuluan tentang proposisi.
c. Kemukakanlah pemecahan tentative terhadap proposisi.
d. Selidikilah proposisi secara cermat, sambil menggunakan pengetahuan yang berlaku
dan eksperimen-eksperimen yang dikendalikan.
e. Klasifikasikanlah data yang diperoleh.
f. Nyatakanlah jawaban tentative terhadap proposisi.
g. Sesuaikanlah dan kemukakanlah jawaban terhadap proposisi.
3. MASHAB KELAKUAN (BEHAVIOR SCHOOL)
Menurut mashab ini, titik focus penting daripada tindakan manajerial adalah
kelakuan manusia. Topik-topik yang dipersoalkan oleh mashab ini antara lain adalah
hubungan manusia, motivasi, kepemimpinan, latihan serta komunikasi.
4. MASHAB SOCIAL (THE SOCIAL SCHOOL)
Mashab ini merupakan mashab yang berorientasi pada ilmu sosiologi dan
mempersoalkan pengidentifikasian berbagai
46
kelompok sosial maupun hubungan-hubungan kulturil mereka dan disamping itu
kelompok-kelompok tersebut dintegrasi dalam sebuah system sosial lengkap.
5. MASHAB MANAJEMEN SISTEM (SYSTEMS MANAGEMENT SCHOOL)
Mashab ini merupakan mashab dimana dalam mencapai tujuan didekati dengan
pendekatan system.
6. MASHAB MANAJEMEN BERDASARKAN KEPUTUSAN-KEPUTUSAN
(DECIONAL MANAGEMENT SCHOOL)
Pada mashab ini, titik berat diletakkan pada keputusan-keputusan manajerial karena
pengambilan keputusan-keputusan merupakan tugas sebenarnya daripada pihak
manajer.
7. MASHAB PENGUKURAN KWANTITATIF (QUANTITATIVE
MEASUREMENT SCHOOL)
Adapun dua hal yang mencirikan mashab ini adalah:
a. Mengoptimalkan atau meminimalkan input-output.
b. Penggunaan model-model matematis.
Mengoptimalkan atau mengoptimalisasi berarti bahwa apa yang paling baik bagi
suatu faktor yang terseleksi dipilih dari pada sebuah keseluruhan.
8. MASHAB PROSES MANAJEMEN
Pada mashab ini, manajemen dianggap sebagai sebuah aktivitasi yang terdiri daripada
sub aktivitas tertentu atau fungsi-fungsi dasar manajemen.
9. MASHAB MANAJEMEN MENURUT KEADAAN (KONTINGENCY
MANAGEMENT SCHOOL)
Mashab ini merupakan mashab yang relatif baru muncul yang menekankan relevansi
tindakan-tindakan manajerial dengan ciri-ciri khusus situasi dimana terjadi kejadian-
kejadian tersebut (harus sesuai dengan lingkungannya).

5.6 Teori Dasar Matlaw

47
Dalam pembahasan mengenai manajemen, ada salah satu sub yang merupakan bagian
dari manajemen yang dapat digolongkan sebagai sub yang cukup penting, yaitu
Manajemen Personalia. Sedangkan didalam manajemen personalia terdapat objek
yang merupakan fokus utamanya, tak lain adalah sumber daya manusia itu sendiri.
Hal ini dikarenakan bahwa manajemen itu diadakan dari manusia, oleh manusia dan
untuk manusia.
Dengan demikian cukup beralasan jika seorang pemimpin perusahaan mengetahui
jenjang kebutuhan manusia. Teori ini dikemukakan oleh Matlaw, sehingga
disebutkan namanya Teori Dasar Matlaw.
Menurut Matlaw, jenjang kebutuhan manusia mengikuti pola yang sekaligus pula
menunjukkan jenjang tingkatannya, yaitu :

a. Kebutuhan dan keperluan Fisik (Fhisiologi Needs)


Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang mendasar karena ini adalah kebutuhan
biologis, seperti makan, minum, istirahat dan lain – lain.

b. Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan (Safety Security Needs)


Dengan adanya keselamatan dan keamanan yang terjamin, maka motivasi kerja akan
menjadi lebih tinggi. Misalnya :
Dalam suatu perusahaan, apabila seseorang itu melakukan suatu kesalahan, maka dia
harus langsung di tegur oleh pimpinannya. Sehingga dengan demikian dia tidak
memiliki perasaan ragu – ragu lagi apakah yang dikerjakannya itu benar atau salah.

c. Kebutuhan dan Kehidupan Sosial (Sosial Needs)


Mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial, maka sebagai manusia; jelas
seseorang itu juga membutuhkan atau perlu berhubungan dengan orang
lain/masyarakat. Dengan demikian bila rasa sosial itu kurang dimiliki maka hasilnya
juga akan kurang memadai. Misalnya :

48
Dalam suatu perusahaan, hendaknya seseorang itu memiliki teman yang dapat
dikatakan lebih akrab dengannya, sehingga dapat saling mendorong semangat untuk
bekerja.
d. Kebutuhan akan Pengakuan Diri (Extreem/Ego Needs)
Sebagai manusia, seorang pekerja juga membutuhkan adanya pengakuan terhadap
dirinya dari perusahaan. Hal inilah yang akan mempengaruhi produktivitas kerjanya,
karena dengan pengakuan tersebut pekerja merasa memiliki andil dalam pencapaian
keberhasilan perusahaan.
e. Kebutuhan akan Pengaktualisasian diri (Self Actualition Needs)
Sebagai tingkatan yang terakhir/tertinggi dari jenjang kebutuhan manusia, dikatakan
bahwa seseorang pekerja juga membutuhkan adanya penghargaan, yaitu pekerjaan itu
dinyatakan sebagai hasil yang diperbuatnya. Sehingga kepada seorang pimpinan (top
manajemen) diharapkan tidak salah menilai, yang kurang baik itu dikatakan baik dan
dipromosikan jabatannya atau dinaikkan gajinya. Jelas hal ini akan membuat yang
baik itu akan menjadi patah semangat, karena sewajarnyalah yang baik tersebut
mendapatkan hal – hal tadi ataupun diberikan upah incentif kepadanya oleh sebab
prestasi kerjanya.
Yang di maksud dengan upah incentif adalah suatu upah yang diterima oleh para
pekerja berdasarkan prestasi kerjanya.

49
BAB VI
DESAIN SISTEM PRODUKSI
(Production System Design)

Untuk dapat melaksanakan suatu pendisainan sistem produksi, maka perlu melihat
beberapa aspek yang merupakan fundamen dasar. Aspek – aspek tersebut akan
dibicarakan satu – persatu secara lebih khusus dibawah ini :

6.1. Teknik Tata Cara Kerja (Metode Engineering)

Pengertian Metode Engineering (ME) tercakup pada atau meliputi dua hal, yaitu
Penelitian Waktu (Methods Study) dan Pengukuran Kerja (Work Measurement).

Methods Study (MS) adalah suatu teknik perancangan stasiun – stasiun kerja
secara mendetail serta bagaimana tingkat hubungan antara stasiun – stasiun kerja
tersebut.

Work Measurement (WM) adalah proses penentuan waktu standart untuk suatu
operasi.

Perbedaan keduanya adalah bahwa MS dikhususkan pada masalah desain yang


menyangkut estimasi waktu terhadap seorang pekerja untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan tertentu pada suatu stasiun kerja. Sedangkan WM, justru merupakan suatu
teknik yang mendukung bagaimana terlaksananya estimasi waktu tadi. Jadi,
meskipun keduanya memiliki perbedaan, namun antara keduanya itu mempunyai
ikatan yang erat.

50
Berbicara mengenai MS dan WM, masing – masing akan mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan : bagaimana merancang, menjalankan suatu tugas (job) pada
suatu stasiun kerja dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakannya?
Pertanyaan – pertanyaan ini tak lain merupakan pengertian dari ME itu sendiri. Dengan
demikian ME dapat dikatakan sebagai : “suatu teknik bagaimana merancang stasiun –
stasiun kerja, menetapkan lamanya waktu yang diberikan kepada seorang pekerja untuk
menyelesaikan tugasnya dan tingkat hubungan yang terjadi antara stasiun – stasiun kerja
tersebut.

1. Penelitian Waktu (Methods Study/MS)


Implementasi dari MS ataupun ME oleh para sarjana TI akan tertuju kepada apa yang
di namakan dengan Proses Chart (peta proses).
Proses adalah satu urutan operasi dan kegiatan yang berkaitan. Sedangkan operasi
adalah langkah – langkah yang telah ditentukan untuk membuat produk atau jasa
secara lebih canggih (seragam).
Jadi Peta Proses (Process Chart) adalah suatu alat untuk menentukan atau memetakan
kegiatan manusia/orang. Atau dapat juga diartikan untuk melihat bagaimana aliran
proses dalam industry dari bahan baku menjadi barang jadi.
Dasar bagi peta ini adalah lambang proses, yang di kembangkan oleh F.B Gilberth
pada tahun 1920. Gambar 6-1 ini menggambarkan lambang tersebut seperti yang
digunakan sekarang.

Operasi. Suatu operasi terjadi ketika sebuah objek diubah sifat fisik
atau sifat kimianya; dirakit atau diuraikan dari objek lain; atau diubah
untuk operasi yang lain, pengangkutan, pemeriksaan atau penyimpanan.
Suatu operasi dapat juga terjadi jika

51
informasi diberikan atau diterima, atau jika perencanaan atau
perhitungan dilakukan. Lambang operasi juga digunakan untuk
menunjukkan orang yang sedang bekerja.

Pengangkutan. Suatu pengangkutan terjadi jika sebuah objek


dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain, kecuali jika perpindahan
ini merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh operator pada
sebuah tempat kerja selama suatu operasi atau pemeriksaan.

Pemeriksaan. Sebuah pemeriksaan terjadi jika suatu objek diuji atau


diperiksa untuk perincian atau untuk pemeriksaan mutu atau jumlah
sesuai sifat – sifatnya.

Kelambatan. Ini terjad pada suatu objek jika keadaan tidak


mengizinkan suatu sifat proses yang menuntut pelaksanaan kegiatan
selanjutnya tidak boleh segera.

Penyimpangan. Sebuah penyimpangan terjadi jika sebuah objek


disimpan dan juga dari pemindahan yang tidak dibenarkan.

Kegiatan Gabungan. Jika diinginkan untuk menunjukkan kegiatan –


kegiatan yang dilaksanakan baik kebersamaan maupun oleh operator
yang sama pada satu tempat kerja yang sama. Lambang untuk kegiatan –
kegiatan seperti itu digabungkan seperti yang ditunjukkan dengan
lingkaran dalam kubus menunjukkan gabungan antara operasi dan
pemeriksaan.

Beberapa kegunaan Peta Proses adalah sebagai berikut :


1. Memberi suatu metoda pencatatan seluruh langkah dalam
52
2. Memaksa pengujian yang rinci tentang proses.
3. Menjadi dasar bagi penganalisaan proses, seperti dalam (a) melihat seluruh
perpindahan, penyimpangan atau kelambatan; (b) menunjukkan kesempatan perbaikan;
(c) menunjukkan jarak, peralatan, tenaga kerja dsb; memunculkan pertanyaan tentang
proses.
4. Membuat analisa lebih mengenal proses dengan dekat.
5. Membentuk suatu dasar pembentukan biaya.
6. Membentuk suatu dasar bagi pembandinagan metode pengganti.

53
PETA PROSES
RINGKASAN Jlh
NAMA KOMPONEN Gizmo OPERASI
URAIAN PROSES Kerjakan landasan dan rakit, PENGAKUTAN
PEMERIKSAAN
selesaikan PENUNDAAN
DEPARTEMEN: PENYIMPANAN
PABRIK: Perusahaan XYZ JUMLAH LANGKAH
DICATAT OLEH: I.M.Looking TANGGAL: JARAK PERPINDAHAN
LANGKAH Operasi Pengankutan URAIAN TENTANG
Pemeriksaan Penundaan METODE
Penyimpanan SEKARANG

1 Digudang
penerimaan
2 Untuk diletakkan Berjalan 6 kaki
pada mesin2
Pada mesin 2
3
Ke mesin 2
4 Dengan tangan
Bubut
5
Ke meja
6 Dengan tangan
Di atas meja
7
Ke mesin 3
8 Dengan tangan
Lubangi
9
Ke meja
10 Dengan tangan
Di atas meja
11
Ke mesin 4
12 Dengan tangan
Lubangi
13
Kepeluncur bahan
14 Pada peluncur Dengan tangan

15 Ke departemen
perakitan
16 Pada ujung meja Dengan tangan
perakitan
17 Ke atas meja
untuk dirakit
18 Rakit Dengan tangan

19 Ke tempat
perakitan
20 Perakitan Dengan tangan

21 Ke peluncur pd
ujung meja
22 perakitan Dengan tangan

54
Di dalam industry dikenal beberapa proses chart, antara lain ;
1. Operation Process Chart
Operation Process Chart adalah merupakan suatu peta dari kegiatan apa yang operasi
yang dilakukan bagi bentuk dasar dari pabrik.

Atau dengan kata lain, merupakan sebuah proses yang menggambarkan kegiatan dasar
dari pabrik.

Di bawah ini menunjukkan sebuah Operation Process Chart.

OPERATION PROCESS
CHART
Present Method

Product AB-27 Charted By P.H. Data 6/4/63

Shaft # 23C Flange # 2-DA Shaft Ass’ 3C

0,02 10 Cut 0,04 10 Cut 0,03 10

0,03 20 Plate 0,02 20 Drill 0,04 20

0,06 30 Plate 0,02 30

0,05 40

0,03
40 Assamble 0,04 50

D.W 50 Inspect 0,04 60


\ 0,05
70

0,02 80

D.W 90

55
2. Man and Machine Chart
Man and Machine Chart adalah suatu proses peta yang menggambarkan hubungan
manusia dengan mesin. Ika dianalisa hubungan manusia dengan mesin, maka dapat
dinilai dengan hubungan tersebut, apakah manusia dekat dengan mesin, apakah
manusia tidak merusak mesin, apakah mesin berfungsi bagi manusia dan sebagainya.

Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah Man and Machine Chart.

3.Gang Prosess Chart


Gang proses chart adalah suatu peta yang menggambarkan hubungan
mesin dengan operator. Dari peta ini dapat diketa-
hui berapa orang yang diperlukan untuk mengerjakan suatu mesin. Untuk itu
perlu diselidiki antara lain :
56
a. Jam kerja mesin
b. Jam kerja yang disediakan mesin
c. Bahan baku yang tersedia
d. Keadaan pabrik, apakah semua peralatan yang diperlukan tersedia dengan
cukup atau tidak.
e. Apakah mesin yang dikerjakan tersebut tidak sukar.
Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah Gang Process Chart.
Belum digambar …………….

4. Flow Process Chart


Flow Process Chart adalah suatu peta yang merupakan rekaman proses produksi, yang
sekaligus pula menggambarkan aliran dan tata letak pusat kerja secara teratur untuk
menghasilkan sesuatu produk.
Peta ini tak lain merupakan kombinasi antara Operation Process Chart dengan Process
Chart.
bahan baku & peralatan gudang
dibawa ke pengetahuan
kayu di ketam
pengukuran panjang
pemotongan
dibawa ke perakitan
Penumpukan sementara
menunggu dirakit
Perakitan barang
menguji kekuatan perakitan
Pendempulan seperlunya terhadap perakitan
ditumpuk sementara menunggu diplitur
sambil menguji kekuatan fisikanya
dibawa ke tempat plitur
barang diplitur
dibawa ke pengeringan
penumpukan sementara, sambil pemeriksaan
kekuatan fisik
pengangkutan ke gudang
produk jadi di simpan di dalam gudang
untuk menunggu pemasaran

2. Pengukuran Kerja ( Work Measurement )


Pelaksanaan Work Measurement ( WM ) , ini dapat dilakukan adalah berkat
penggabungan dari dua teori yang dikenal dengan nama

57
studi waktu (time study) oleh F.W. Taylor dan studi gerak (motion study) oleh F.B.
Gilbert. Sumbangsih kedua pioneer ini terkenal dengan nama “ Motion and Time Study”.
Tujuan dari WM ini adalah untuk mendapatkan waktu standard.

Time study adalah : analisa tentang penentuan unsur kerja atau elemen beserta urutan-
urutannya dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara
efektif.

Sedangkan Motion Study adalah : penganalisaan seksama dari variable-variabel gerakan


anggota badan dalam melakukan suatu pekerjaan yang bertujuan mereduksi gerakan-
gerakan yang tidak efisien, fasilitas dan kecepatan yang efektif sangat diutamakan.

Tujuan dari Time Study adalah :


- Untuk mengetahui prestasi kerja seseorang .
- Untuk menentukan upah maupun upah lembur kerja.
- Untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Dan tujuan Motion Study adalah :


- Untuk mereduksi gerakan yang tidak penting/efisien.
- Mengkombinasikan beberapa kegiatan.
- Memunculkan kegiatan baru yang diperlukan.
- Menurunkan biaya dan meningkatkan produktivitas.

WAKTU STANDRAD
Waktu standard adalah, waktu yang dibutuhkan seseorang atau sekelompok pekerja
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dimana pekerja tersebut dianggap sudah
terampil dengan metode kerja yang sudah standard. Ada dua hal yang digunakan untuk
mendapatkan waktu standard yaitu : metode Stop Watch Time Study (SWTS) dan Work
Sampling (WS).

58
Perbedaan yang prinsipil dari kedua metode tersebut antara lain :
- SWTS diterapkan terhadap pekerjaan yang diselesaikan oleh satu orang pekerja,
sedangkan WS diterapkan terhadap pekerjaan yang diselesaikan oleh sekelompok
pekerja ( ≥ dua orang ).
- Pada SWTS pengamatan dapat dilakukan pada musim-musim kerja, sedangkan pada
WS pengamatan dilakukan terhadap suatu pekerjaan dalam satu hari atau beberapa
hari kerja terhadap satu kelompok pekerja.
- Pada SWTS, dalam pengamatan terhadap suatu pekerjaan menggunakan Stop Watch ,
sedangkan WS dalam pengamatan berdasarkan jam kerja yang diperoleh dari table
acak/random.

- Pada SWTS tidak diketahui berupa persentase seorang pekerja dalam keadaan bekerja
atau nganggur dalam satu hari kerja, sedangkan pada WS diketahui berapa persentase
seorang pekerja dalam keadaan bekerja atau nganggur dalam satu hari kerja.

- SWTS tidak dapat dilakukan pada tempat kerja yang berjauhan, sedangkan WS dapat
dilakukan untuk daerah kerja yang lebih luas.

STOP WATCH TIME STUDY


Adapun prosedur yang dilalui dengan metode SWTS ini, seperti yang ditunjukkan pada
gambar dibawah ini :

59
PROSEDUR DARI METODE SWTS

Waktu pengamatan/
Waktu Tempuh/
Waktu Rata-rata
Faktor penyesuaian
( Rating Factor )
Waktu Normal
Kelonggaran
( Aclomance )
Waktu Standard

Waktu terpilih ( Selected Time ) adalah : waktu yang diperoleh dari pengamatan data
setelah dilakukan pengontrolan/dipetakontrolkan.

Dalam hal ini, pengontrolan dilakukan dengan pemilihan harga ( standar


deviasi/penyimpangan baku ) yang diinginkan sesuai dengan tingkat kepercayaan (
Convidence Level ) yang diyakini pula ; apakah 1σ, 2σ maupun 3σ, masing-masing untuk
tingkat kepercayaan 68 %, 95 % dan 99% . Agar lebih jelas, gambar dibawah ini
menunjukkan daerah penerimaan kσ. Dan waktu terpilih disimbolkan dengan x.
Daerah Penerimaan kσ

+ 3σ
+ 2σ
+1σ
waktu 68% 95% 99%
pengukuran x
- 1σ
- 2σ
- 3σ
No. pengukuran

Waktu normal ( Normal Time ) adalah waktu yang dibutuhkan

60
Oleh seorang pekerja sebagai hasil penyesuaian antara waktu terpilih dengan rating
factor.

Rating factor (RF) adalah waktu yang diperoleh dari perbandingan prestasi seorang
pekerja dengan pekerja dengan konsep normal yang telah disepakati.

Perlunya RF ini disebabkan setiap orang dalam menyelesaikan suatu jenis pekerjaan
tertentu tidaklah mempunyai keterampilan yang sama. Hal ini diakibatkan oleh
kemampuan fisik, pendidikan, dan bakat seseorang tidaklah sama untuk suatu jenis
pekerjaan tertentu.

Yang dimaksud dengan penyesuaian disini adalah proses yang dilakukan oleh si
peneliti waktu dengan membandingkan kecepatan melakukan pekerjaan dari pekerja
yang diamati dengan kecepatan yang dianggap normal oleh si pengamat
Beberapa jenis penyesuaian yang dikenal adalah :
 Skill and cefford Rating
 Westing House System Rating
 Syntetic Rating
 Objective Rating
 Physiological Evaluation of Performance Level

Pada umumnya yang digunakan adalah westing House. Ada 4 faktor yang perlu
diperhatikan dalam Westing House System Rating , yakni :

1. Ketrampilan (skill)
Ketrampilan ini sebagian dipengaruhi oleh bakat dan sebagian dipengaruhi oleh
pengalaman praktek.
2. Usaha cefford
Usaha didefenisikan sebagai kemampuan untuk bekerja yang
61
Usaha didefinisikan sebagai kemampuan untuk berkerja yang dipengaruhi oleh kesehatan,
kondisi fisik, mental dan unsur lainnya

3. Kondisi (condition)
Faktor kondisi dipengaruhi oleh kondisi ruangan, misalnya : suhu, kelembapan udara,
penerangan, ventilasi dan lain-lain.

4. Kestabilan ( consistency )
Kestabilan didefenisikan sebagai tingkat keseragaman waktu yang terjadi untuk dua atau
lebih elemen kerja. Seseorang dikatakan stabil dalam bekerja bila waktu pengerjaannya
mempunyai variasi yang kecil
Untuk lebih jelasnya, point-point yang dinilai dari masing-masing factor diatas dalam
westing house system dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Ketrampilan (skill) Usaha (Effort)
+ 0,15 A1 sempurna + 0,13 A1 berlebihan
+ 0,13 A2 (Super skill) + 0,12 A2 (Excessive)
+ 0,11 B1 sangat baik + 0,10 B1 sangat baik
+ 0,08 B2 (Exellent) + 0,08 B2 (Excellent)
+ 0,06 C1 Baik + 0,05 C1 baik
+ 0,03 C2 (good) + 0,02 C2 (good)
0,00 D cukup (average) 0,00 D cukup (average)
- 0,05 E1 kurang - 0,04 E1 kurang
- 0,10 E2 (Fair) - 0,08 E2 (Fair)
- 0,16 F1 tidak terampil - 0,12 F1 tidak berusaha
- 0,22 F2 (Poor) - 0,17 F2 (Poor)

KONDISI (CONDITION) KETETAPAN (CONSISTENCY)

+ 0,06 A Sempurna + 0,04 A Sempurna

Kelonggaran (Allowance) adalah : waktu non produktif yang dilakukan seorang pekerja
dalam melakukan suatu pekerjaan yang bertujuan mengembalikan produktivitas kerja.
Dibutuhkannya allowance ini, karena tidaklah dapat diharapkan seorang pekerja bekerja
sepanjang hari tanpa berhenti.

62
Pekerja akan menggunakan waktu untuk kebutuhan pribadi, seperti istirahat maupun
keadaan diluar kekuasaannya.
Kelonggaran pada hal-hal yang menyangkut produksi dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :
1. Personal Allowance (kelonggaran untuk bekerja)
2. Fatique Allowance (kelonggaran karena kelelahan)
3. Delay Allowance (kelonggaran karena hal-hal diluar kekuasaannya, seperti menunggu
akibat kerusakan mesin ).
Tabel dibawah ini menunjukkan point-point yang ditetapkan terhadap pekerja untuk
mendapatkan nilai allowancenya.

63
Adapun rumus-rumus yang digunakan pada SWTS ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 5 % :
= {40 ( )-(
Sedangkan untuk tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 10 % :
N1 = {20 ( )-(
dimana :
N1 = jumlah pengamatan yang dibutuhkan
N = jumlah pengamatan awal (yang diambil)
X = waktu pengamatn atau pengukuran

Jika N1 N berarti jumlah pengamatan telah cukup, bila ditambah sampai N N.

2. X =

64
Dimana :
X = waktu pengamatan rata-rata
Xi = waktu pengamatan ke-i

3 . σ=

Dimana :
σ = standar deviasi

4. WN = WT X (1 + RF)
Dimana :
WN = waktu normal
WT = waktu terpilih
Dalam hal ini RF tidak dalam bentuk persen, atau :
WN = WT X RF
Jika RF dalam bentuk persen

5. WS = WN + (WN X allowance)
Dimana :
WS = waktu standar

Tingkat kepercayaan 95% berarti kita yakin bahwa data yang diambil tersebut adalah
benar 95%. Sedangkan tingkat kesulitan 5% berarti kita yakin bahwa kesalahan
maksimum yang kita buat terhadap data yang diambil tersebut adalah 5%
Contoh soal :
1. Dalam suatu study waktu dilakukan pengamatan pendahuluan untuk suatu siklus
pekerjaan data sebagai berikut :

65
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu 124 115 136 154 101 112 140 136 124 116
pengamatan
dalam detik (X)

Hitung jumlah pengamatan yang dibutuhkan pada tingkat kepercayaan 95% , jika diketahui
Rating Factor = -5% dan allowance = 15%. Kemudian hirung waktu standar yang
diperlukan! Tingkat ketelitian yang dipergunakan adalah 5%.
Penyelesaian :

No Waktu pengamatan dalam detik (X)


( )
1 124 15376
2 115 13225
3 136 18496
4 154 23716
5 101 10201
6 112 12544
7 140 19600
8 136 18496
9 124 15376
10 116 13456
Jumlah 1258 160586

a. N1 =

66
N1 = 22,54 (Berarti pengamatan yang dilakukan masih kurang).

67
= 8,23 menit

WS = WN + (WN X Allowance)
= 8,23 + (8,23 X 10%)
= 9,042 menit

Unit yang dihasilkan = X 1 unit

= X 1 unit

= X 1 unit

= 46,95 unit ≈ 47 menit


3.Sebagai hasil perbaikan metode kerja operasi perusahaan diperoleh penghematan
operasi sebesar 4500 detik/hari. Waktu operasi persiklus setelah perbaikan metode 60
menit. Kapasitas produksi persiklus 125 unit. Keuntungan perunit Rp.275,-. Berapa
pertambahan keuntungan pertahun yang diharapkan perusahaan dengan diterapkannya
metode tersebut (1 tahun = 300 hati kerja)
Penyelesaiannya :

Pertanbahan keuntungan pertahun yang diharapkan perusahaan denga diterapkannya


metode tersebut :

= X kapasitas produksi persiklus

= X 125 unit
= 46875 unit
= 46875 unit X keuntungan perunit
= 46875 unit X Rp.275/unit
= Rp. 12.890.625,-.

68
WORK SAMPLING

Work sampling adalah : teknik mengadakan sejumlah besar pengamatan seketika dalam
jangka waktu tertentu terhadap sejumlah mesin,proses atau pekerja.
Sedangkan SWTS yang disebutkan sejumlah di atas adalah : suatu teknik untuk mengukur
waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja yang terampil dan terlatih dalam suatu metode
yang khusus untuk menyelesaikan suatu kegiatan ada keadaan normal dengan menggunakan
stop watch.

Tiap pengamatan yang dicatat untuk kegiatan atau penundaan tertentu adalah ukuran
persentase waktu terjadinya kegiatan atau penundaan.

Sebagai suatu ilustrasi, katakanlah sekelompok pekerja yang terdiri dari A,B,dan C, yang
bekerja mulai pukul 08.00-10.00. Berarti mereka bekerja selama 2 jam. Dari waktu 2 jam
yang tersedia ini kita random dengan memakai tabel bilangan random (dapat dilihat pada
lampiran 1). Cara yang dapat digunakan untuk menetapkan waktu perandoman tersebut,
salah satunya yaitu :
Misalkan angka yang didapat pada tabel random sebagai berikut :

97 48 72 66 48 09 71
26 97 05 73 51 53 33

09 24 23 00 62

Dengan mengambil 4 digit yakni 09 71, lalu dengan mengasumsikan dua digit pertama
menunjukkan jam, sedangkan dua digit berikutnya diambil untuk mencari menitnya dengan
perhitungan 71 x 60 menit = 42,6 menit ≈ 43 menit. Sehingga diperoleh :

69
jam 09.43.

Kemudian diambil 09 24, dengan perhitungan 24 x 60 menit = 14,4 menit ≈ 14 menit.


Sehingga diperoleh : jam 09.14, demikianlah seterusnya. Sedangkan untuk angka yang lebih
dari 10 dan kecil dari 8 tidak perlu diambil lagi, karena sudah berada diluar batas waktu jam
08.00-10.00, seperti 97 48, 72 66, 26 97 dan sebagainya.

Berdasarkan waktu yang tekah dirandom tersebut, penelitian dilakukan di mana peneliti
hanya mengkategorikan apakah pekerja dikatakan bekerja (work) atau tidak bekerja (idle).
Tentu dalam hal ini perlu didefenisikan dahulu apa defenisi work maupun idle menurut
peneliti. Misalnya pada jam 09.14 peneliti melihat pekerja A sedang melakukan aktivitas
yang berada di luar defenisi work maka oleh peneliti di buat idle, dan sebaliknya bila
aktivitasnya termasuk kepada apa yang didefenisikan terhadap work maka oleh peneliti di
buat work.

Dengan menetapkan data pendahuluan yang diambil untuk setiap pekerja 20 data misalnya,
maka dicarilah perandoman data tersebut yang berada diantara pukul 08.00-10.00 seperti
cara yang telah dijelaskan diatas, yang mana kemudian ditabelkan seperti yang terlihat pada
tabel… dibawah ini.

70
Hasil parandoman waktu di atas dapat lebih diperinci lag seperti yang terlihat pada
tabel ... dibawah ini.
Pekerja W I Jumlah
A 16 4 20
B 14 6 20
C 18 2 20
Jumlah 48 12 60
Sehingga : % work pekerja A (% WA) = 16 X 100 % = 80%
20
% WB = 14 x 100 % = 70%
20
% WC = 18 x 100% = 90 %
20
Dan : % W rata-rata = % WA + %WB + %WC
3
= 80% + 70% + 90%
3
= 80 %
Harga inilah yang digunakan pada rumus untuk mencari waktu standar.
Rumus-rumus yang digunakan untuk menentukan waktu standar pada metode Work
Sampling ini adalah :
WS = TW x PW x RF x (100)
TP 100-All
Dimana :
WS = waktu standar
TW = total waktu pengamatan
PW = persentase work

71
RF = rating factor
TP = total produksi
All = Allowance
Contoh soal :
1. Hasil work sampling terhadap operator yang bekerja 8 jam perhari menunjukkan
bahwa waktu bekerja 85 %. Waktu bekerja 1 hari = 480 menit. RF = 110 %. Jika
operator tersebut menghasilkan produk 420 potong perhari, hitung waktu standar dari
operator tersebut? Dimana allowance 15 %.
Penyelesaian :
TW = 480 menit
TP = 420 potong
All = 15 %
RF = 110 %
PW = 85 %
WS = ….?
Maka :
WS = TW x PW x RF x ( 100 )
TP 100-All
= 480 x 85/100 x 110/100 x ( 100 )
420 100-15
= 1,26 menit/potong.
2. Data pengamatan seorang mahasiswa pada pembuatan asbes di pabrik kilang asbes cap
gajah adalah sebagai berikut :
- Waktu pengamatan 3 hari
- Waktu kerja 7 jam perhari
- Jumlah operator 4 orang
- RF = 108 %
- All = 25 %
- Jumlah produksi 380 lembar perhari
- Idle time 34,1 %
Hitunglah waktu standarnya.
Penyelesaian :
TW = 3 hari x 7 jam/hari x 4 orang x 60 menit = 5040 menit.
TP = 3 hari x 380 lembar/hari = 1140 lembar
Idle time = 34,1 % , berarti PW = 65,9 %
All = 25 %
RF = 108 %
Ws = …?
Maka :
WS = TW x PW x RF x ( 100 )
TP 100 – All
= 5040 x 65,9/100 x 108/100 x ( 100 )
1140 100-25
= 4,20 menit/lembar
6.2. Tata Letak Fasilitas/Pabrik dan Pemindahan Bahan (Plant Lay

72
Out and Material Handling )
Oleh kebanyakan sarjana-sarjana TI telah diakui bahwa Metode Engineering meliputi perancangan
stasiun-stasiun kerja dan penyatuannya dari Work Measurement,dengan demikian banyaknya
perancangan-perancangan. Perancangan yang dimaksudkan tersebut adalah Facilities Planning and
Design atau Plant Lay Out. Analisa yang meluas terhadap Facilities Planning and Design atau
Plant Lay Out ini tidak lain adalah perancangan dari seluruh sistem produksi, termasuklah dalam
hal ini apa yang diistilahkan dengan Material Handling.
1. Pengertian Plant Lay Out (PLO)
PLO adalah salah satu fase yang amat penting dan menarik didalam bidang teknik industri.
Plant Lay Out berhubungan dengan masalah pengaturan dan penyusunan dari fasilitas fisik
dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan Produk
Sasaran utama adalah untuk merencanakan pengaturan terhadap fasilitas dan personil,
sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan seefektif dan sebaik mungkin.
Sasaran ini bertujuan untuk meminimumkan gerakan material atau personil serta
meminimumkan waktu proses dari bahan. Menurut Profesor James M. Apple , plant lay
out didefenisikan sebagai berikut :
“Perancangan dan integrasi dari pada aliran dari komponen suatu produk untuk mendapat
interelasi yang paling efektif dan ekonomis antara pekerja, peralatan dan pemindahan bahan
mulai dari bagian penerimaan hingga melalui pabrikasi menuju kepengiriman bahan jadi.”
Defenisi diatas mencakup 3 fase :
Bagian Penerimaan Bagian Fabrikasi (Bahan
Bagian Pengiriman
(Bahan Baku ) Baku +1/2 jadi + Bahan
(Bahan Jadi)
Jadi

Fase I Fase II Fase III


Tiap fase mempunyai pekerjaan ,peralatan dan bahan sendiri. Tugas perencanaan lay out
adalah bagaimana mengatur dari suatu fase ke fase yang lain dari ketiga fase diatas.
2. Perlunya PLO
Perlunya rancangan fasilitas bagi operasi satu perusahaan yang sangkil tidak dapat
ditunjukkan. Harus diketahui bahwa aliran barang biasanya merupakan tulang
punggung fasilitas produksi, dan harus dirancang dengan cermat serta tidak boleh
dibiarkan tumbuh atau berkembang menjadi satu pola

73
Lalu lintas yang membingungkan bagi benang kusut. Konsep ini dapat diringkas sebagai
berikut :
1. Suatu perencanaan efisien bagi aliran barang adalah prasyarat bagi produksi yang
ekonomis.
2. Pola aliran barang menjadi dasar bagi penyusunan fasilitas fisik yang efektif.
3. Pemindahan barang merubah pola aliran kedalam suatu kenyataan cergas , memberikan
cara bagaimana barang dipindahkan.
4. Susunan fasilitas yang sangkil disekitar pola aliran barang dapat menghasilkan
pelaksanaan berbagai proses yang berkaitan secara efisien.
5. Penyelesaian proses yang sangkil dapat meminimumkan biaya produksi.
6. Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.
Kerenanya , pola aliran baranglah yang menjadi dasar bagi rancangan seluruh pabrik ,
sebagaimana halnya juga bagi keberhasilan perusahaan meski seringkali dijumpai
kurangnya penekanan pada penentu rancangan paling sangkil bagi aliran barang sepanjang
fasilitas produksi.

Sepantasnyalah menjadi kesimpulan kita bahwa rancangan fasilitas , atau tata letak pabrik
dilakukan lebih dahulu. Tentu saja seseorang tidak akan membangun satu ruang bagi
sebuah rumah, dan baru sesudah itu berusaha menyesuaikan dengannya semua barang yang
perlu bagi sebuah rumah yang nyaman.

Tidak ada seorangpun yang mendirikan bangunan industri tanpa terlebih dahulu
meyelesaikan pengkajian rancangan fasilitas dan kemudian mengembangkan suatu
rancangan bagi fasilitas tadi.

Kalau memang demikian perhitungan PLO tersebut, untuk problem yang bagaimana
sehingga kita memerlukan PLO ?.
PLO diperlukan untuk :
- Perencangan lay out yang batu(lay out yang belum ada sama sekali).
- Penataan kembali lay out.
Problem lay out tidak selamanya dipenuhi di dalam suatu produk yang baru , pada proses
yang sedang berjalan pun sering ditemu problem re-lay out.

Adapun beberapa faktor/type dari problem re-lay out adalah sebagai berikut :
1. Perubahan design
2. Perluasan departemen
3. Pengurangan dapartemen
4. Penambahan produk baru
5. pergeseran/pemindahan departemen
6. penambahan departemen

74
7. penggantian peralatan
8. perubahan metode produksi
9. pengurangan ongkos
10. perencanaan pabrik baru

3. Ruang Lingkup PLO

Pekerjaan rancang fasilitas seringkali dikira hanya berhubungan dengan perencanaan yang
cermat dan terinci tentang sunan peralatan produksi . padahal perencanaan demikian hanya
merupakan salah satu tahap saja dari suatu rangakaian kegiatana yang sangat luas yang
saling berhubungan dan yang secara keseluruhan membentuk kegiatan perancangan tata
letak fasilitas .
Ruang lingkup pekerjaan rancang fasilitas mencakup suatu kajian yang cerat paling tidak
dari bidang-bidang berikut :
1. Pengangkutan 10.Pergudangan
2. penerimaan 11.Pengiriman
3. Gudang bahan Baku 12.Perkantoran
4. Produksi 13.Fasilitas luar
5. Perakitan 14.Bangunan
6. Pengemasan dan pengepakan 15.Lahan
7. Peindahan barang 16.Lokasi
8. pelayanan pegawai 17.Keamanan
9. kegiatan produksi penunjang 18.Buangan

Pekerjaan merancang fasilitas biasanya mulai dengan satu analisis tentang produk yang
akan dibuat, atau jasa yang akan diberikan dan sebuah perhitungan tentang aliran barang
atau kegiatan secara menyeluruh. Kemudian berlanjut dengan (memasuki) perencanaan
terinci tentang susunan peralatan bagi tiap tempat kerja mandiri, langkah demi langkah.
Lalu keterkaitan anatara tempat kerja dirancang; daerah yang erat hubungannya
dikelompokan dalam satu satuan, yang disebut bagian atau departemen, yang kemudian
dijalin menjadi satu tata letak akhir.

Atau dapat juga dikatakan bahwa ruang lingkup PLO adalah mengadakan studi tentang :
a. Fasilitas yang diperlukan untuk transportasi di luar pabrik (eksternal transportation)
b. Kegiatan atau operasi di dalam bahan-bahan diluar pabrik antara lain:
- Fasilitas pembongkaran bahan
- Pemeriksaan suatu bahan mendatang (inspection)
- Penyimpanan bahan-bahan di gudang
- Kegiatan-kegiatan pengolahan bahan menjadi produk
- Ruangan untuk pengendalian mutu
- Kegiatan pengepakan produk
- Kegiatan pergudangan
- Kegiatan pengiriman produk ke pasar
75
4. Tujuan/Sasaran PLO

Susunan yanag efektif pada ruang kerja akan menyebabkan barang barang yang dihasilkan
ekonomis. Untuk mendapatkan ini perlu ditetapkan sasaran-sasaran yang merupakan tujuan
utama dari PLO tersebut, yaitu :
1. Memperlancar proses produksi
2. Meminimumkan material handling
3. Memelihara fleksibilitas
4. Memelihara turn-over barang setengah jadi yang tertinggi.
5. Mengurangi investasi peralatan
6. Mengusahakan pemakaian lantai yang ekonomis
7. Mendorong penggunaan tenaga kerja yang efektif
8. Menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan cukup menjamin keselamatan
5. Type-type PLO

Ada tiga type pengaturan daripada lay out yang dipakai antara lain :
a. Product lay out (line lay out/lay out by product)
product lay out adalah suatu lay out yang disusun berdasarkan produk yang
dihasilkan (menurut aturan proses yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
produk).
Contoh :

Penerapan dari type lay out ini dapat dilihat pada pabrik semen, kertas, gula, minyak
sawit, pupuk dan lain lain. Type lay out ini cenderung dipakai pada proses produksi
yang terus menerus dan besar besaran.
Kebaikan dari type lay out ini adalah ;
- Sedikit menggunakan alat pengangkut dan ruangan tempat kerja dapat dapat di hemat
- Dapat mempersingkat waktu pembuatan barang.
- Memudahkan pegawasan
- Tidak banyak diperlukan tempat-tempat persedian barang yang sedang dikerjakan
Sedangkan keburukan adalah :
- berkurangnya fleksibilitas, padahal suatu perubahan di

76
dalam barang yang dibuat dapat menimbulkan keharusan untuk menyusun kembali
seluruh lay out yang sudah dibuat
- memperbesar investasi utuk pembelian mesin mesin yang sudah ada
b. process Lay out (lay out by process)
process lay out adalah suatu lay out yang disusun berdasarkan prosesnya, dimana
semua proses/pengerjaan yang sama dipusatkan pada suatu daerah kerja.
Contoh :

Penerapan dari type lay out ini dapat dilihat pada pabrik sepatu, konveksi pakaian
jadi, roti dan lain lain. Type lay out ini cenderung digunakan dalam job shop
manufacturing di mana materialnya terputus-putus.
Kebaikan dari type lay out ini adalah :
- Cukup fleksibel karena dapat menampung bermacam-macam produk dan fluktuasi
permintaan.
- Kemungkinan penggunaan mesin mesin secara maksimum
- Pekerja-pekerja dapat juga digunakan keahliannya.
- Pengawasan oleh orang orang yang mempunyai keahlian khusus

Sedangkan keburukannya adalah :


- Lebih banyak menggunakan ruang
- Barang barang yang sedang dikerjakan bertumpuk-tumpuk sehingga terjadi
keterlambatan dalam proses produksi
- Lebih sulit untuk mengadakan pengawasan produksi
- Banyak pekerjaan yang harus kembali pada proses sebelumnya
c. Product centre lay out (Fired Location/Lay out Stationary)

77
Product centre lay out adalah : suatu lay out dimana material yang dikerjakan tetap,
tetapi orang dan peralatannya yang bergerak menuju ke posisi barang/ materialyang
dikerjakan.
Contoh penerapan type lay out ini adalah pada pembuatan galangan kapal dan
pesawat.
Kebaikan dari type ini adalah :
o Mempekerjakan seseorang atau beberapa orang pekerja saja sejak dari permulaan
sampai selesai.
o Memberikan fleksibilitas yang maksimum bagi semua pembuatan produk dan
prosesnya dengan adanya kesempatan untuk mengerjakan bebrapa macam produk
dengan lay out yang sama.
Sedangkan keburukannya adalah :
o Karena cara ini berdasarkan atas material yang tidak bergerak maka akan dialami
kesulitan dalam pemakaian mesin-mesin yang tepat serta penggunaan
keterampilan yang khusus.
o Efisiensi yang rendah
6. Teknik analisa dan perencanaan PLO
Teknik yang merupakan prinsip dasar yang digunakan adalah suatu peta yang diberi
nama peta hubungan aktivitas (Activity relation ship chart/ARC)

Activity Relation ship chart adalah: suatu peta yang menunjukkan tempat hubungan
aktivitas antara seluruh kegiatan produksi, mesin mesin, peralatan dan bagian service
lainnya.

Penggambaran peta ini didasarkan kepada penggunaan beberapa simbol tertentu dan
kode alasannya yang menyebabkan sesuatu kegiatan itu perlu berdekatan atau tidak
diinginkan berdekatan satu sama lainnya.

78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97

Anda mungkin juga menyukai