Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNIK

INDUSTRI

Laporan ini di Buat untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pengantar Teknik Industri

KELOMPOK 9
DESY MARSITA 2026201094
MUHAMMAD FADHIL ILMI 2326201106
MUHAMMAD RISKI CANDRA 2326201035
NURUL HASIKIN 2026201003

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUMAI
2023

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa


Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Makalah Sejarah Perkembangan Teknik Industri guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Teknik Industri. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Melliana, S.T., M.M., IPM., selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Pengantar Teknik Industri yang telah memberi tugas
kepada kami. Dan kepada teman-teman sekelompok yang telah membantu selama
pembuatan makalah.
Dalam penulisan makalah ini Penulis menyadari bahwa makalah masih
jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan ilmu yang Penulis miliki. Untuk itu
Penulis dengan kerendahan hati mengharapkan kritik yang sifatnya membangun
dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya Penulis
mengharapkan agar makalah ini bermanfaat, bagi Penulis khususnya dan
umumnya bagi pembaca.

Dumai, Oktober 2023

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1. Pengertian dan Definisi Teknik Industri..................................................2
2.2. Sejarah Perkembangan Teknik Industri...................................................5
2.3. Contoh Perkembangan Teknik Industri.................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
3.1. Kesimpulan............................................................................................13
3.2. Saran......................................................................................................13
DAFTAR PUSAKA..............................................................................................14

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, perkembangan dunia perindustrian semakin


meningkat dari waktu ke waktu, banyak nya produk dan jasa yang sudah
dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Semua itu berawal dari ilmu
Teknik Industri yang mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari tentang merancang,
memperbaiki, menginstalasi yang terintegrasi dari manusia, mesin, informasi,
peralatan.
Teknik industri bermula dari revolusi industri yang berlangsung dua abad
yang lalu yang awalnya di kembangkan oleh beberapa individu (Taylor, Gilberth,
dll) yang berusaha mencari metoda-metoda untuk meningkatkan produktivitas
kerja melalui stusi kerja yang lebih efisien dengan mengkaji interaksi kerja
manusia dan mesin sebagai suatu sistem integral. Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan, maka dari itu pada materi makalah ini Penulis akan membahas
tentang perkembangan teknik industri serta contoh perkembangannya.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan adapun rumusan masalah


dari makalah ini adalah bagaimana sejarah perkembangan Teknik Industri dan
contoh dari perkembangannya?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka tujuan penulisan


makalah ini adalah untuk mengetahui tentang sejarah perkembangan Teknik
Industri serta contoh perkembangannya.
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Definisi Teknik Industri

Teknik Industri adalah kata terjemahan dari “Industrial Engineering”


sebagai disiplin ilmu keteknikan teknologi. Teknik industri merupakan cabang
dari ilmu teknik yang berkenaan dengan pengembangan, perbaikan, implementasi,
dan evaluasi sistem integral dari manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi,
dan proses lahir dan memiliki akar yang kuat dari proses. Definisi teknik industri
menurut IIE ( Institute of Industrial Engineering) tahun 1955 yaitu adalah
“Industrial engineering is concerned with design, improvement, and
installation of integrated systems of people, materials, and equipment, drawing
upon specialized knowledge and skill in the mathematical, physical and social
sciences together with the principle and method of engineering analysis and
design to specify, predict, and evaluate the result to be obtained from such
systems.
“Teknik industri adalah suatu teknik yang mencakup bidang desain,
perbaikan, dan pemasangan dari sistem integral yang terdiri dari manusia, bahan-
bahan, informasi, peralatan, dan energy. Hal ini digambarkan sebagai pengetahuan
dan keterampilan yang spesifik pada matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial
bersama dengan prinsip dan metode dari analisis keteknikan dan desain untuk
mengkhususkan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan dicapai dari
suatu sistem.
Definisi di atas sudah cukup jelas membedakan ruang lingkup teknik
industri dan keteknikan lain (P.E. Hick, 1977). Definisi tersebut menjelaskan
bahwa teknik industri berkenaan dengan perancangan, perbaikan dan instalasi
sistem terpadu (integrated system) yang terdiri dari manusia, perlengkapan dan
bahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teknik industri adalah mengenai
sistem produksi. Hal yang berbeda dengan disiplin ilmu keteknikan lain ialah
teknik industri tidak hanya berorientasi kepada struktur fisik dari peralatan dan
material yang membentuknya. Secara lebih rinci, disiplin ilmu teknik industri
dapat dijelaskan sebagi berikut:
1. Teknik industri adalah disiplin ilmu engineering (kerekayasaan) dan
bukanlah sains karena disiplin ilmu teknik industri berkenaan dengan
perancangan (design), per baikan (improvement) dan penginstalasian
(installation) yang ketiganya adalah ciri khas ilmu keteknikan. Namun
demikian, disiplin ilmu teknik industri memiliki perbedaan dengan ilmu
keteknikan secara umum karena disiplin ilmu teknik industri juga
menangani unsur manusia dalam sistem yang dirancang, diperbaiki dan
diinstalasinya. Penanganan unsur manusia sebagai faktor produksi telah
lama dikenal dalam disiplin ilmu-ilmu sosial.
2. Teknik industri berkenaan dengan sistem integral (integrated system) yang
terdiri dari usur manusia, unsur mesin/peralatan dan unsur material.
Bahkan dalam perkembangannya akhir-akhir ini berbagai unsur penting
lainnya yaitu energi dan informasi telah dimasukkan sebagai komponen
dari sistem integral yang dimaksud.
3. Dasar keilmuan teknik industri adalah multi disiplin tidak seperti disiplin
ilmu engineering lainnya seperti teknik sipil, teknik mesin atau teknik
elektro. Teknik industri tidak hanya bertumpu pada ilmu matematika dan
ilmu fisika tetapi juga ilmu sosial seperti ilmu manajemen, psikologi, dan
ilmu ekonomi. Keterlibatan ilmu-ilmu sosial dalam disiplin ilmu teknik
industri tidak dapat dihindarkan karena sistem yang dirancang teknik
industri adalah sistem integral yang mencakup unsur manusia dalam
semua aspeknya sehingga menjadi suatu unsur yang paling kompleks
diantara unsur-unsur lain.
4. Tidak berbeda halnya dengan para lulusan dari disiplin ilmu engineering
lain, para lulusan teknik industri harus memiliki kemampuan dalam
memahami dan memanfaatkan metode analisis dan perancangan
kerekayasaan (engineering analysis and design) agar dapat menetapkan

3
spesifikasi, mempredikasi dan mengevaluasi hasil yang akan diperoleh
dari sistem integral yang dirancang, diperbaiki dan diinstalasinya.
Kata industri dalam teknik industri tidak sepenuhnya diartikan sebagai
industri manufaktur kendati disiplin teknik industri berkembang dari pengalaman
para praktisi di bidang tersebut. Karena luasnya bidang pemanfaatan disiplin ilmu
ini dan metodenya pemanfaatannya juga tidak jauh bervariasi maka istilah industri
diartikan sebagai genus dari semua organisasi sebagai sebuah sistem yang
kegiatannya berhubungan dengan produksi dalam arti luas. Dengan demikian,
yang dimaksud dengan industri dalam konteks ini antara lain ialah perusahaan
fabrikasi, perkebunan, perbankan, pelayaran, rumah sakit, universitas,
pemerintahan dan lain-lain yang semuanya memiliki sistem produksi yang
menghasilkan produk fisik ataupun jasa, baik bersifat komersial maupun nir laba.
Luasnya cakupan disiplin teknik industri seperti terlihat dalam definisi
diatas tidak terlepas dari perkembangan ilmu matematika, psikologi, sosiologi,
fisiologi disamping disiplin ilmu-ilmu ketek- nikan lain khususnya teknik sipil,
teknik mesin, dan teknik elektro. Beberapa cabang ilmu lain yang berkembang
belakangan seperti teori kontrol dan computer information science yang
merupakan ilmu yang berkembang dalam disiplin teknik elektro dan teori mutu /
kehandalan (quality/reliability), penyelidikan operasional (operations research)
yang merupakan pengembangan dari ilmu statistik kemudian dimanfaatkan guna
melengkapi scientific management yang kemudian menjadi cikal bakal teknik
industri seperti dikenal sekarang.
Tiga cabang ilmu lain yang tidak kurang pentingnya yang dipandang
sebagai bagian dari disiplin ilmu teknik industri ialah ergonomics yang
merupakan pengembangan ilmu fisiologi, rekayasa manufakturing (manufacturing
engineering) dari disiplin ilmu teknik mesin dan ilmu ekonomi. Penjelasan diatas
memperlihatkan bagaimana disiplin teknik industri merangkum dan
memanfaatkan pengetahuan khusus dari ilmu-ilmu lain baik dari disiplin
keteknikan maupun ilmu-ilmu sosial, statistik dan lain-lain dalam memecahkan
masalah-masalah teknik industri (industrial engineering problems).

4
2.2. Sejarah Perkembangan Teknik Industri

Lahirnya disiplin ilmu teknik industri tidak terlepas dari perkembangan


berbagai disiplin ilmu sebelumnya khususnya ilmu keteknikan dan ilmu-ilmu
sosial. Sejarah panjang disiplin ilmu teknik industri berdasarkan tata urutan
perkembangannya hingga terbentuknya disiplin ilmu teknik industri dapat uraikan
sebagai berikut (Hicks, P.E., 1977):
1. Adam Smith (1776) seorang ahli ekonomi memperkenal- kan dan
mempopulerkan temuannya mengenai metode kerja berbasis spesialisasi
(specialization of labor). Dalam bukunya berjudul The Wealth of Nations
(1776), Adam Smith mengemukakan bahwa penerapan metode kerja yang
terspesialiasi akan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan sampai
lima kali. Temuan tersebut kemudian dijadikan dasar dari perancangan
proses yang ditujukan kepada peningkatan efisiensi tenaga kerja.
2. Charles Babbage seorang ahli matematika memperkenal- kan cara baru
dalam pengelompokan tenaga kerja (division of labours). Melalui
bukunya yang berjudul On the Economiy of Manufacturers (1832),
Charles Babbage mempopulerkan cara pengelompokan tenaga kerja
berbasis keterampilan. Setiap kelompok keterampilan kata beliau harus
dimanfaatkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Pengelompokan berbasis
keterampilan ini ternyata cukup efektif dalam meningkatkan produktivitas
perusahaan.
3. Henry Ford seorang pengusaha industri automobil, di Abad XX berhasil
mengembangkan sistem conveyor sebagai alat angkut yang efektif dalam
industri tersebut. Sistem conveyor tersebut dikembangkan oleh Henry
Ford berdasarkan pengamatannya terhadap penggunaan sistem conveyor
di rumah potong hewan di berbagai daerah di Amerika Serikat
4. Henry Towne dari Yale and Towne Company (1886) mengemukakan
pandangannya yang teguh mengenal perlunya para insinyur memahami
dan memperhatikan efek profitabilitas dari setiap keputusan yang mereka
ambil. Pandangan tersebut dikemukakannya melalui sebuah artikel

5
berjudul The Engineer as Economist yang ditulis beliau dalam majalah
The American Society of Mechanical Engineers.
5. Fredrick Winslow Taylor memperkenalkan konsep-konsep baru dalam
industri manufaktur antara lain ialah work design yang kemudian dikenal
sebagai method study, work measurement yang disebut sebagai time
study, production scheduling, piece rate system, shop management dan
lain-lain. Konsep-konsep tersebut dikembangkan oleh Taylor setelah
diinspirasi oleh Towne dan George Wentworth seorang profesor
matematika dari Phillips Exeter Academic. George Wentworth adalah
orang yang pertama memperkenalkan metode penentuan batas waktu
pelaksanaan/penyelesaian suatu pekerjaan.
6. F.W.Taylor (1909) selanjutnya mempopulerkan konsep barunya yang
diberi nama The Principle of Scientific Management kepada dunia
industri manufakturing. Walaupun pada awalnya konsep baru ini tidak
mendapat perhatian yang serius, ternyata belakangan disambut dengan
hangat berkat hasil yang dicapai oleh perusahaan yang secara serius
menggunakannya. Konsep ini kemudian membawa perubahan besar
dalam peman-faatan metode ilmiah pada peningkatan produktivitas
organisasi dan manajemen perusahaan.
7. Frank Gilbreth seorang insinyur yang sangat terpengaruh oleh konsep-
konsep F.W. Taylor, memperkenalkan hasil analisisnya tentang gerakan
dasar dari kegiatan manusia (the fundamental motion of human activities)
atau basic motions yang diberinya nama therbligs, sebuah kata yang
merupakan kebalikan dari nama Gilbreth. Dia juga memperkenalkan hasil
studinya mengenai gerakan dari bagian-bagian tubuh (the motion of part
of human body). Lilian Gibreth seorang psikolog dan juga adalah istri dari
Frank melengkapi konsep gerakan tubuh manusia yang dikemukakan
Frank dengan dimensi human factors. Penerapan konsep-konsep mereka
kembali membawa perubahan besar dalam peningkatan produktivitas
kerja manusia.

6
8. Henry Laurence Gantt seorang rekan F.W. Taylor mengembangkan
konsep Gantt Chart. Konsep tersebut sangat efektif digunakan dalam
penjadwalan mesin-mesin produksi di lantai pabrik. Karena keberhasilan
tersebut, konsep Gantt Chart kemudian dikenal sebagai alat perencanaan
produksi, pemantauan dan perencanaan pemanfaatan fasilitas produksi.
9. Eli Whitney dan Simeon North mengembangkan konsep interchangebility
of parts dalam dalam pabrik pembuatan senjata api di Amerika. Sebelum
penemuan mereka senjata api seperti pistol dan lain-lain setiap unit
produk dibuat dibuat secara utuh mulai dari proses awal hingga akhir satu
per satu. Dengan digunakannya konsep interchangebility parts, masing-
masing part dengan diproduksi secara massal pada toleransi yang ketat
oleh karyawan secara terpisah. Part-part yang dihasikan secara terpisah
tersebut kemudian dirakit menjadi produk jadi. Sistem baru ini
memberikan pengurangan waktu produksi dan kebutuhan tenaga spesialis
yang sangat signifikan.
10. W.A. Shewhart dari The Bell Telephone Laboratories pada tahun 1924
mengembangkan prinsip dasar pengendalian mutu. Pada tahun 1931,
beliau mempublikasi teks pertama tentang statistical quality control yang
kemudian dijadikan referensi oleh perusahaan manufaktur secara luas
dalam pengendalian mutu produk.
11. F.W. Harris berhasil memformulasikan model matematika pengendalian
persediaan dan oleh Wilson dikembangkan dan dipopulerkan kepada
dunia manufakturing pada tahun 1931. Berdasarkan model tersebut F.E.
Raymond selanjutnya mempublikasi buku pertama tentang inventory
control, suatu konsep pengendalian persediaan yang banyak diterapkan
oleh perusahaan industri manufaktur untuk meminimumkan biaya
persediaan.
12. Grant dan Ireson pada tahun 1930-an berhasil menerbitkan buku dasar-
dasar ekonomi teknik (Principles of Engineering Economy). Buku ini
membahas pengambilan keputusan dalam bidang engineering dengan

7
meng- gunakan kriteria finansial sebagai indikator keputusan. Buku ini
dipelajari secara luas oleh mahasiswa fakultas teknik di Amerika Serikat.
13. H.B. Maynard, G.J. Stegmerten dan S.M. Lowry pada tahun 1927
memperkenalkan konsep Time and Motion Study. Konsep tersebut
menekankan pentingnya dipahami gerakan-gerakan tubuh ketika sedang
melakukan kegiatan produksi untu mendapatakan metode kerja yang baik.
Pengembangan lebih lanjut dari konsep tersebut melahirkan method
engineering suatu metode efektif dalam mengurangi operasi yang tidak
perlu sebelum penentuan standar waktu operasi. Pada tahun 1932, A.H.
Morgenson mempublikasi artikel berjudul Common Sense Applied Motion
Study yang menekankan pentingnya penggunaan konsep motion study
melalui suatu pendekatan yang disebutnya work simplification.
14. Barnes, Niebel dan Mundel menyebarluaskan lebih konsep tersebut
dengan menerbitkan buku mereka yang berjudul Motion and Time Study
yang materinya merupakan perluasan dari konsep work study yang
dikembangkan oleh F.W. Taylor dan konsep time study yang
dikembangkan oleh Gilbreth.
15. Mallick dan Gaudreau, kemudian Muther dan selanjutnya James Apple
masing-masing menerbitkan buku tentang teknik dan konseptual
perencanaan tata letak fasilitas produksi (plant layout) yang hingga saat
ini menjadi referensi mahasiswa di bidang keteknikan dalam mata
pelajaraan tata letak fasilitas produksi.
Pengembangan konsep-konsep dan metode pengingkatan efisiensi dan
produktivitas perusahaan oleh para praktisi dan ahli diatas terlihat secara
keseluruhan cukup lengkap karena telah mencakup unsur perencanaan dan
pengendalian material, peningkatan produktivitas tenaga kerja, pemilihan dan
penjad- walan mesin-mesin produksi, penetapan standar waktu proses,
pengendalian mutu proses dan produk, penataan letak fasilitas produksi, dan
diatas semuanya ialah pemanfaatan scientific management dalam kegiatan
secara sporadis ataupun parsial sehingga belum sepenuhnya memberikan hasil
yang optimal.

8
Munculnya scientific management yang dikembangkan oleh Taylor
melalui bukunya yang berjudul The Principle of Scientific Management
berawal dari pengalamannya ketika bekerja sebagai buruh hingga menjadi
pimpihan diindustri baja Midvale Steel Company tahun 1880 an. Taylor
merasa terganggu ketika menyaksikan kemerosotan prestasi kerja para
karyawan. Beliau meyakini bahwa peningkatan prestasi kerja memberi
manfaat tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi para pekerja. Melalui
observasinya, Taylor berkesimpulan bahwa kemerosotan produktivitas kerja
para pekerja terkait kuat dengan faktor motivasi kerja yang semakin merosot.
Berdasarkan observasinya juga Taylor berpendapat bahwa suasana
kerjasama, dan keselarasan antara sesama pekerja dan antara para pekerja dan
pimpinan merupakan syarat mutlak dalam upaya peningkatan produktivitas.
Sehubungan dengan itu, tanggung jawab dalam peningkatan kinerja pekerja
tidak boleh diserahkan kepada masing-masing pekerja tetapi merupakan
tanggung jawab pimpinan melalui pengarahan secara ilmiah tentang metode
kerja yang berbasis kepada metode ilmiah. Sehubungan dengan itu Taylor
menyebutkan 4 prinsip yang harus menjadi perhatian pimpinan yaitu:
a. Metode kerja berdasarkan rule of thumb yang selama ini dipraktekkan
secara luas harus dihentikan dan diganti dengan metode berbasis ilmiah
b. Pendidkan dan pelatihan dan pengembangan para pekerja dalam metode
yang berbasis ilmiah harus dilakukan secara sistematik dan berkelanjutan
c. Peningkatan kerjasama yang harmonis antar sesama karyawan harus
digalakkan
d. Pembagian pekerjaan antara pekerja dan pimpinan serta tanggung jawab
yang jelas pada masing-masing pihak perlu dipatuhi.
Melalui scientific management yang dikembangkannya Taylor ingin
mewujudkan para pekerja akan melaksanakan tugas masing-masing tidak lagi
sepenuhnya mengandalkan otot (fisik) tetapi disertai dengan otak yaitu bekerja
secara cerdik (smart). Bebekal konsep-konsep scientific management Taylor maka
ber- bagai perubahan dan perencanaan kerja antara lain standarisasi metode kerja,
studi gerak dan waktu, pengukuran kerja, standarisasi mesin dan peralatan/alat

9
bantu kerja, perancangan dan perbaikan tata letak fasilitas dan lain-lain kemudian
menjadi ke- giatan rutin diperusahaan.
Untuk memaksimalkan pemanfaatan konsep-konsep dan metode tersebut,
The American Society of Mechanical Engineering (ASME) sebuah organisasi
profesi dibidang teknik mesin menyediakan forum diskusi khususnya mengenai
konsep scientific management yang dikembangkan oleh F.W.Taylor. Berdasarkan
gagasan yang muncul dalam diskusi, maka forum ini pada tahun 1912 membentuk
sebuah perkumpulan yang bertujuan mempromosikan Management Science yang
berakar dari konsep-konsep dan metode yang telah berkembang tersebut. Promosi
tersebut ternyata cukup berhasil karena telah membangun pemahaman yang luas
dikalangan industri manufaktur. Salah satu dari hasil pemahaman tersebut ialah
tumbuh- nya kesepakatan bahwa scientific management adalah disiplin ilmu
teknik industri (industrial engineering).
Tumbuhnya kesepakatan mengenai disiplin ilmu teknik industri
mendorong lahirnya The Society of Industrial Engineer pada tahun 1920.
Kemudian pada tahun 1948 oleh para mahasiswa di bidang engineering dari 11
universitas di Amerika Serikat didirikan pula perkumpulan profesi The American
Institute of Industrial Engineering (AllE). AllE merupakan organisasi profesi
pertama yang membahas dan mempertajam profesi di bidang teknik industri, dan
untuk menyebarluaskan hasil kerja mereka maka dibentuk majalah The Journal of
Industrial Engineering dengan publikasi pertama tahun 1949.
Untuk mengefektifkan promosi mereka mengenai disiplin ilmu industrial
engineering, maka pada tahun 1969 journal tersebut dipecah menjadi dua bagian
penerbitan yaitu Industrial Engineering, diterbitkan satu kali per bulan dan
ditujukan kepada para praktisi teknik industri dan Industrial Engineering
Transaction (IET), diterbitkan setiap minggu dan ditujukan kepada para peneliti
dan pengembang metode-metode baru di bidang teknik industri.
Penerbitan journal tersebut berhasil merangsang ide-ide baru mengenai
pengembangan disiplin ilmu teknik industri sebagai konsep dengan pendekatan
sistem integral. Puncaknya lalah pada tahun 1970, dalam sebuah musyawarah
AllE muncul pendapat untuk mengubah nama AllE menjadi The Institute of

10
Industrial and System Engineering (IISE). Kendati kesepakatan untuk perubahan
nama AllE menjadi IISE gagal dicapai, sebagian anggota AllE tetap berpendapat
bahwa teknik industri adalah konsep pendekatan sistem secara menyeluruh
(integrated system apprach). Pada tahun 1981, berdasarkan keputusan seluruh
anggota AllE, nama organisasi profesi ini diubah dengan menghilangkan kata
American sehingga menjadi The Institute of Industrial Engineering (IIE). Dengan
tidak tercantumnya kata American dalam nama lembaga ini maka tidak ada
hambatan untuk menjadikan organisasi ini menjadi milik dunia. IIE kemudian
memproklamirkan diri sebagai organisasi yang berbasis internasional. Hingga kini
organisasi IIE telah beranggotakan lebih dari 80 negara, dengan cakupan tidak
hanya negara-negara Amerika dan Eropah tetapi mencakup negara di kelima
benua.

2.3. Contoh Perkembangan Teknik Industri

Dalam perkembangan teknik industri, ini berarti bahwa para profesional


harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam pengolahan
dan analisis data untuk memanfaatkan potensi teknologi ini. Selain itu,
perkembangan teknologi juga memungkinkan adopsi otomasi yang lebih canggih
dalam operasi industri. Robotika dan otomasi cerdas, misalnya, digunakan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam proses produksi dan manufaktur.
Dalam teknik industri, ini berarti bahwa para profesional harus memiliki
keterampilan dan pengetahuan dalam merancang, mengembangkan, dan
mengintegrasikan sistem otomasi yang kompleks dan disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik industri.
Perkembangan teknologi manufaktur berbasis additive atau 3D printing
juga telah mengubah cara produk dibuat. Teknologi ini memungkinkan produksi
cepat dan on-demand, serta desain yang kompleks dan disesuaikan dengan
kebutuhan individu. Dalam teknik industri, ini berarti bahwa para profesional
harus memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam merancang dan
mengoperasikan sistem manufaktur berbasis additive yang efisien dan efektif
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) juga menjadi bagian penting dalam

11
perkembangan teknik industri, AI digunakan untuk analisis data yang kompleks,
prediksi, pengambilan keputusan otomatis, dan pengoptimalan proses.
Para profesional harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
memadai dalam mengembangkan dan mengimplementasikan sistem kecerdasan
buatan yang tepat untuk industri tertentu. Selanjutnya teknologi terkait energi juga
berkembang dalam industri. Teknik industri memainkan peran penting dalam
merancang sistem yang lebih efisien dalam penggunaan energi, meminimalkan
limbah, dan mengoptimalkan efisiensi energi dalam operasi industri. Para
profesional harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam
merancang dan mengoperasikan sistem energi cerdas yang efisien.
Contoh perkembangan industri yaitu pada Perkembangan Teknologi
kendaraan. Perkembangan teknologi kendaraan ini berlangsung dengan pesat
untuk ditandai dengan banyak nya penerapan teknologi listrik pada kendaraan
menggantikan bensin/bahan bakar. Seluruh industri otomotif sedang mencoba
untuk beralih dari mesin yang mudah terbakar ke energi listrik. Salah satu
perusahaan yang mungkin sudah tidak asing adalah Tesla. Di Eropa dan Cina,
perkembangan kendaraan elektronik sudah cukup berkembang di Indonesia
seperti contoh nya motor listrik dan mobil listrik. Kendaraan elektronik tentunya
masih terus dalam proses pengembangan. Walaupun kendaraan elektronik
membantu mengatasi masalah iklim dan menciptakan nol emisi, baterai yang
digunakan masih rentan terhadap beberapa ancaman.

12
13

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Teknik Industri


mempunyai peran penting dalam perkembangan teknologi didunia. Bukan hanya
dari aspek manusia nya, tetapi juga dari material yang dipergunakan dalam
perkembangannya sesuai dengan definisi Teknik Industri itu sendiri yaitu :suatu
teknik yang mencakup bidang desain/merancang, perbaikan, dan pemasangan dari
sistem integral yang terdiri dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan dan
energi. Hal ini digambarkan sebagai pengetahuan dan keterampilan yang spesifik
pada matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial bersama dengan prinsip dan metode
dari analisis keteknikan dan desain untuk mengkhususkan, memprediksi, dan
mengevaluasi hasil yang akan dicapai dari suatu sistem.

3.2. Saran

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak hal yang perlu di perbaiki, untuk itu saran dan
kritikan yang sifatnya membangun kami harapkan dari pendengar dan pembaca
sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran bagi kami agar dalam pembuatan
makalah kami selanjutnya lebik baik lagi.
14

DAFTAR PUSAKA

http://www.naficasper.blogspot.com

https://tinogayolues.wordpress.com/2017/03/25/sejarah-dan-contoh-
perkembangan-teknik-industri/

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pancasila/pengantar-teknik-
industri/makalah-teknik-industri/45784139

Pengantar Teknik Industri, Edisi 3, Sukaria Sinulingga, 2018

Anda mungkin juga menyukai