Anda di halaman 1dari 9

Teknik Industri

Teknik Industri

Teknik Industri bisa dikatakan sebagai gabungan dari ilmu matematika, fisika, ilmu teknik serta aktivitas
bisnis contohnya pengembangan sumber daya manusia,sistem pemasaran, keuangan, dan sebagainya yang
fundamental dengan prinsip-prinsip dan metode-metode dari desain dan analisis keteknikan.
Walaupun teknik industri adalah gabungan dari berbagai disiplin ilmu, tetapi Teknik Industri tetap berinduk
pada keilmuan teknik yaitu proses perancangan (desain). Obyek yang dirancang pada Teknik Industri adalah suatu
sistem, bukan sesuatu yang konkret/dapat dilihat contohnya jembatan, bangunan, gedung, pesawat terbang, dan lain
sebagainya.
Jurusan teknik industri mempelajari tentang banyak hal. Mahasiswa teknik industri tidak cuma belajar tentang
sains, ilmu sosialpun dipelajari di teknik industri. Teknik industri itu mencakup wilayah yang luas, sehingga banyak
pelajaran di jurusan lain yang mahasiswa teknik industri pelajari walaupun tidak mendetail seperti yang diajarkan di
jurusan khusus. Intinya Yang dipelajari di jurusan teknik industri sangat bermacam-macam, mahasiswa teknik industri
belajar mulai dari hal-hal teknis sampai hal-hal manajerial . Pelajaran-pelajaran yang diajarkan di teknik industripun
bervariasi, mulai dari hitungan, logika, konsep, pengertian, hafalan, dan sebagaiya. Apabila anda masuk ke jurusan

Teknik Industri, umumnya pada Tingkat Pertama anda akan diajarkan Mata Kuliah yang sebenarnya di
sekolah menengah ataspun sebenarnya sudah pernah diajarkan. contohnya : Matematika Dasar, Fisika, Kimia, Bahasa
Inggris, Pancasila,tetapi ada beberapa tambahan mata kuliah seperti Pengantar Teknik Industri, Konsep Teknologi,
Gambar Teknik, serta Pengantar Ilmu Ekonomi.
Di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, jurusan Teknik Industri dibagi menjadi 3 bidang keahlian, yaitu
Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, dan Sistem Industri dan Tekno Ekonomi.Pada dasarnya, ilmu Teknik
Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang keahlian, yaitu:
1.Sistem Manufaktur.
Sistem manufaktur merupakan suatu sistem yang menggunakan pendekatan teknik industri dengan tujuan agar dapat
meningkatkan produktivitas, kualitas dan efisiensi sistem integral yang didalamnya terdiri dari manusia, mesin,
material, energi, serta informasi melalui sebuah proses perencanaan, perancangan, pengoperasian, pengelolaan,
pemeliharaan, serta perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan juga lingkungan kerjanya.

2. Manajemen Industri.
Manajemen industri merupakan bidang yang menggunakan pendekatan teknik industri dengan tujuan agar dapat
menciptakan dan meningkatkan nilai sistem usaha melalui fungsi serta proses manajemen yang bertumpu pada
keunggulan sumber daya manusia untuk menghadapi lingkungan usaha/industri yang dinamis. Manajemen industri
cenderung fokus ke arah permasalahan yang sifatnya makro dan strategis. Permasalahan yang dihadapi biasanya sudah
tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang terjadi di sektor produksi (sistem produksi) maupun manajemen
produksi ataupun industri, tetapi biasanya sudah beranjak ke permasalahan yang terjadi diluar dinding-dinding pabrik.

3. Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi.


Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi menggunakankan pendekatan Teknik Industri dengan tujuan
agar dapat meningkatkan daya saing sistem integral (tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, serta
infrastruktur) yang berhubungan dengan komunitas bisnis, masyarakat, serta pemerintah.
1. Sejarah Teknik Industri Dunia

Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. Frederick Winslow Taylor sering
ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah
terdahulu mungkin telah mempengaruhi perkembangan Teknik Industri seperti risalah The Wealth of
Nations karya Adam Smith, dipublikasikan tahun 1776; Essay on Population karya Thomas Malthus
dipublikasikan tahun 1798; Principles of Political Economy and Taxation karya David Ricardo,
dipublikasikan tahun 1817; dan Principles of Political Economy karya John Stuart Mill, dipublikasikan tahun
1848. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan
keterbatas dari Revolusi Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. "Economic
Science" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi America muncul .

Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage. Babbage adalah profesor
ahli matematika di Cambridge University. Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul On
the Economy of Machinery and Manufacturers tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik menyangkut
manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve), pembagian tugas
dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Dia
juga sangat tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles Babbage adalah orang pertama yang
menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia menyebutnya "analytical calculating machine" , untuk
tujuan memecahkan masalah matematika yang kompleks.

Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang mempengaruhi pembentukan
Teknik Industri. Henry R. Towne menekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni
bagaimana seorang insinyur akan meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota
American Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya
di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada
sistem manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook dikatakan bahwa "ASME adalah tempat
berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama Fredrick A. Halsey bekerja mengembangkan dan
memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini
adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi. Rencana
ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif.

Henry L. Gantt (juga anggota ASME) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia,
seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan,
pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta Diagram Gantt (Gantt chart), yang
saat ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang
Gantt chart digunakan dalam bidang statitik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya
telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti Program Evaluation and Review Technique (PERT)
dan Critical Path Mapping (CPM).

Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor mungkin adalah
pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian
pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggota ASME. Dia menciptakan istilah
"Scientific Management" untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris.
Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan dengan
manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi
standar yang dibuat perusahaan. Scientific Management memiliki efek yang besar terhadap Revolusi
Industri, baik di Amerika maupun di luar negara Amerika.
Keluarga Gilbreth diakui akan pengembangan terhadap Studi Waktu dan Gerak (Time and Motion Studies).
Frank Bunker Gilbreth dan istrinya Dr. Lillian M. Gilbreth melakukan penelitian mengenai Pemahaman
Kelelahan (Fatigue), Skill Development, Studi Gerak (Motion Studies), dan Studi Waktu (Time Studies).
Lillian Gilbreth memeliki gelasr Ph.D. dalam bidang Psikologi yang membantunya dalam memahami
masalah-masalah manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik ("one best way")
untuk melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang siginifikan adalah pengklasifikasian
gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam, dimana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif.
Mereka menamakannya Tabel Klasifikasi Therbligs (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth
menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective therblig) lebih singkat
tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa
setiap bentuk pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana.

Saat Amerika Serikat menghadapi Perang Dunia II, secara diam-diam pemerintah mendaftarkan para
ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan ini
mengembangkan sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut saat
informasi ini terbongkar. lahirlah Operation Research. Banyak hasil penelitian yang masih sangat teoritis
dan pemahaman bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan
jurang antara kelompok Operation Research (OR) dan profesi insinyur terlalu lebar. hanya sedikit
perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen Operation Research dan mengkapitalisasikannya.

Pada 1948 sebuah komunitas baru, American Institute for Industrial Engineers (AIIE), dibuka untuk
pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak mendapat tempat yang khusus dalam
struktur perusahaan. Selama tahun 1960 dan sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai mengadopsi
teknik-teknik operation research dan menambahkannya pada kurikulum Teknik Industri. Sekarang untuk
pertama kalinya metode-metode Teknik Industri disandarkan pada fondasi analisa, termasuk metode
empiris terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap optimisasi dalam matematika sebagaimana
metode baru dalam analisa statistik membantu dalam mengisi lubang kosong bidang Teknik Industri
dengan pendekatan teoritis.

Kemudian, permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat komputer
digital berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan data dalam jumlah besar,
insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi permasalahan besar secara cepat.
Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer
dan perkembangan sub-program "sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan
dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya menyimpan
data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan dibandingkan dengan informasi baru.
Data-data ini membuat Teknik Industri menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan
reaskinya bila terjadi perubahan.

2. Sejarah Teknik Industri Di Indonesia

Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendirian
pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktek sarjana mesin pada tahun lima-
puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada jaman
Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi.
Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.
Di Universitas Indonesia (www.ui.edu), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh
puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah
Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia,
situs resminya di http://www.ie.ui.ac.id/

Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan
konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan itu pun masih
merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil
perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dengan demikian kegiatan perancangan yang
dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan
pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang
serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan di bengkel-bengkel perkereta-apian.

Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian
mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian
itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada
saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan
perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai.

Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat
dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia
keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap
pakai untuk dibebani suatu pekerjaan.

Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh
seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal
pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-
bengkel besar.

Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada
gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan
pabrik.

Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan
antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur
Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan
yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam
pendidikan Teknik Mesin.

Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin,
diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak
itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai
digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.

Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian
sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi
semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara,
Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan
Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis
teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada
lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan.
Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi
Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan
Operasional, Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967,
nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah
Bagian Teknik Mesin ITB.

Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri.
Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.

Daftar Perguruan Tinggi Negeri & Swasta yang terdapat Teknik Industri Berakreditasi A

Berikut ini beberapa perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta yang memiliki jurusan teknik industri
dengan akreditasi A ;
1.Institut Teknologi Bandung
2.Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3.Institut Teknologi Telkom
4.Universitas Diponegoro
5.Universitas Gadjah Mada
6.Universitas Gunadarma
7.Universitas Indonesia
8.Universitas Islam Indonesia
9.Universitas Katolik Parahyangan
10.Universitas Kristen Petra
11.Universitas Sebelas Maret
12.Universitas Surabaya
13.Universitas Telkom
14.Universitas Trisakti

Perkembangan dan Keunggulan Progam Studi


Teknik Industri
Teknik industri
adalah ilmu teknik yang berkenaan dengan pengembangan, perbaikan, implementasi, dan evaluasi sistem
integral dari manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi, dan proses. Ilmu ini menerapkan cara-cara dan
analisis engineering terhadap produksi barang dan jasa. Teknik industri dapat diartikan sebagai teknik
manajemen sistem, yaitu yang mengatur sistem secara keseluruhan. Manfaat dari ilmu teknik industri adalah
memberikan solusi yang lebih efektif dan efisien dalam berbagai proses produksi, juga dalam pembuatan
sistem kerja yang efektif dan efisien.
Tujuan teknik industri

VISI
Menjadi Program Studi Teknik Industri yang berkualifikasi tinggi, yang selalu menyesuaikan perkembangan
industri manufaktur dan jasa, dengan pola pikir integral dalam upaya mengisi dan menciptakan lapangan
kerja pada industri dengan dilandasi iman Kristiani dan nilai moral serta etika dalam kehidupan berprofesi,
bermasyarakat dan bernegara

MISI
1. Mengelola Program Studi Teknik Industri yang efektif dan efisien dalam rangka menciptakan atmosfer
akademik yang baik dengan suasana disiplin, kreatif, proaktif, dan produktif yang dijiwai semangat
pelayanan
2. Menyelenggarakan pendidikan tinggi Teknik Industri yang mendukung pencapaian produktivitas dan
kualitas lulusan yang kompeten dalam bidang industri manufaktur dan jasa
3. Menyelenggarakan penelitian terapan untuk kemajuan ilmu dan teknologi yang bermanfaat bagi
masyarakat industri
4. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat industri di tataran nasional dan internasional

TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan yang mempunyai pengetahuan dan mampu menganalisis, serta mampu melakukan
perancangan sistem industri manufaktur dan jasa
2. Menghasilkan lulusan yang menguasai dasar-dasar teknik industri yang mampu berperan aktif dalam
perkembangan teknologi industri baik dalam tataran nasional maupun internasional
3. Menghasilkan karya ilmiah yang memiliki keunggulan di bidang teknik industri yang dapat diandalkan
dan memperoleh hak intelektual
4. Menghasilkan karya inovatif dalam teknik industri dan sistem manufaktur yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat
5. Menghasilkan sistem penyelenggaraan pendidikan teknik industri yang efisie

Memasuki Dunia Kerja Sarjana atau lulusan Teknik Industri


Profesi lulusan TI, atau lulusan teknik pada umumnya, memang tidak spesifik. Tidak seperti dokter,
akuntan, atau apoteker yang memang pendidikannya mengarahkan mahasiswa untuk berkarir dengan profesi
demikian. Yang bisa dijelaskan mengenai keprofesian TI ialah ciri-ciri bidang kerja yang sering dilakukan
sarjana TI di dunia kerja. Misalnya, lulusan TI banyak yang bekerja di bidang Production Planning and
Control (PPC), Quality Control, Job Analysys (SDM), atau di ranah Supply Chain dan logistik.
Sebagai contoh, gambaran pekerjaan TI di bidang quality control di sebuah pabrik yang memproduksi obat.
Kontrol Kualitas yang dilakukan sarjana TI di sini bukanlah dengan melakukan inspeksi dan cek langsung
obat yang diproduksi seperti yang dilakukan sarjana farmasi. Akan tetapi, tugas sarjana TI di sini adalah
merancang bagaimana sistem inspeksinya, berapa sampleyang diambil, di bagian mana saja harus dilakukan
inspeksi sehingga kualitas obat tetap terjaga selama proses produksi. Sarjana TI bekerja di bidang
sistem Quality Control-nya.
Satu hal yang menarik mengenai lulusan TI adalah bahwa pada masa-masa awal bekerja banyak lulusan TI
yang sering mengeluh karena bidang pekerjaannya tidak sesuai dengan keilmuannya. Tahun pertama,
sarjana TI memang tidak mungkin ditempatkan langsung sebagai manajer atau supervisor yang mana di
bagian itulah keilmuan TI akan sangat terpakai. Mereka biasanya akan bekerja di lantai produksi terlebih
dahulu bersama orang mesin dan elektro. Pada masa-masa awal bekerja ini, sarjana TI mungkin akan kalah
bersaing apabila ia tidak memiliki reflek belajar yang cepat. Namun ketika sarjana TI berhasil melewati 4-5
tahun dan masuk ke dalam level supervisor, saat itulah karir sarjana TI akan menanjak.
Terkait dengan memasuki dunia kerja, bapak Ari Samadhi, salah satu dosen di TI ITB, ikut memberikan
saran untuk semua mahasiswanya, “Yang perlu diperhatikan adalah bahwa, faktanya, kebanyakan
perusahaan akan lebih dulu melihat aktivitas keorganisasian yang kita tulis di CV, setelah itu baru melihat
IP, karena perusahaan yang datang ke ITB ternyata lebih mencari orang yang mudah bersosialisasi dan
beradaptasi dibanding orang yang pintar. Sehingga saran saya banyak-banyaklah beraktivitas di luar
akademik. Saran lain ialah mengambil KP di perusahaan besar, sehingga sejak awal mahasiswa sudah
diperkenalkan dengan sistem kerja profesional. Terakhir, aktif mengikuti lomba juga dapat mengasah intuisi
pemecahan masalah di perusahaan,”

Ruang ligkup dari teknik industri


Teknik Industri memiliki ruang lingkup yang sangat luas tidak hanya dalam penelitian dan desain suatu
produk yang berhubungan dengan teknologi tetapi juga mencakup aktivitas bisnis contohnya seperti system
pemasaran yang dijalankan perusahaan, keuangan, pengembangan sumber daya manusia dan lain-lain.
Kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama lain.

Dalam kondisinya dilapangan, seorang sarjana teknik industri tidak hanya dituntut untuk bisa
menjalankan/melaksanakan diatas tetapi juga diharapkan dapat berperan penting dalam suatu pengambilan
keputusan sebagai suatu penggagas ide yang mempunyai pengaruh kuat dalam perusahaan.

Prospek Kerja Teknik Industri


Prospek kerja teknik industri masih terbilang bagus karena Peluang berkembangnya ilmu serta profesi di teknik
industri masih sangat besar. Usaha pengembangan keilmuan serta profesi teknik industri ini sangat cocok utamanya
pada negara-negara padat karya contohnya Indonesia serta beberapa negara lainnya. Hal ini tentunya tidak sama
seperti negara-negara maju yang sudah menuju ke dunia otomasi industri, yang bisa dikatakan sebagian besar aktivitas
operasional produksi mereka sudah menggunakan robot, negara-negara berkembang masih memanfaatkan sumber
daya manusia sebagai potensi utama dalam dunia industri.

Hal ini lah yang memungkinkan keilmuan teknik industri dengan skill teknis operasionalnya (engineering
design/process), penguasaan mengenai faktor manusia, serta kemampuan untuk memformulasikan dan menciptakan
konsep-konsep baru yang efektif dan efisien sehingga diharapkan bisa diaplikasikan dengan baik agar bisa
menciptakankan perbaikan-perbaikan serta peningkatan yang menyeluruh sehingga dapat melahirkan terobosan dalam
mengatasi masalah-masalah di bidang industri yang semakin hari semakin kompleks juga penuh dengan
ketidakpastian. Dan untuk masalah gaji lulusan teknik industri tentunya hal ini tergantung pada dimana perusahaan
tempat bekerjanya.

Prospek kerja teknik industri meliputi beberapa bidang seperti :

Bidang sistem informasi


Posisi yang biasanya ditempati lulusan Teknik Industri diantaranya staf IT, staf dalam instalasi sistem informasi,
bahkan banyak alumni teknik industri yang berwira usaha di bidang software house. Perusahaan yang membutuhkan
lulusan Teknik Industri contohnya: SAP Indonesia, Oracle Telekomsel, Pertamina, P&G, dan lain-lain.
Bidang produksi atau operasi dan penjaminan mutu
Sarjana atau lulusan Teknik Industri sangat diperlukan khususnya untuk mengelola perencanaan serta pengendalian
produksi, pengendalian kualitas, pengembangan sistem manajemen kualitas. Hampir semua perusahaan membutuhkan
ini, khususnya perusahaan manufaktur contohnya Toyota Astra Motor, PT Rekayasa Industri, PT Krakatau Steel, dan
lain-lain.

Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia


Bidang sumber daya manusia tentunya membutuhkan juga penanganan mulai dari masalah rekruitmen, pengembangan
sistem penggajian serta manajemen personalia termasuk pengembangan SDM dalam pelatihan. Lulusan Teknik
Industri yang bekerja di sektor ini contohnya di PT Semen Padang, P & G, dan lain-lain.

Pemasaran
Beberapa posisi yang didudukii oleh alumni Teknik Industri contohnya Market Research, Technical Sales, dll.
Misalnya di perusahaan P & G, Unilever, Nestle, Astra, dan lain sebagainya.

Bidang Logistik
Perencanaan serta pengelolaan sistem distribusi adalah bidang yang mulai banyak dimasuki oleh alumni Teknik
Industri misalnya di Petrokimia, PT Semen Gresik, dan lain sebagainya.

Bidang Konsultasi Manajemen


Peran luulsan teknik industri dalam perencanaan sebuah pengelolaan contohnya bekerja di Boston Consulting Group,
Accenture, Nielsen Company, dan lain sebagainya.

Bidang keuangan
Lulusan teknik industri bisa juga bekerja di sektor keuangan. contohnya BNI, Bank Mandiri, Bank Niaga, dan lain-
lain.

Bidang pendidikan (dosen/peneliti)


Lulusan teknik industri bisa juga bekerja di bidang pendidikan contohnya menjadi dosen ataupun hal lainnya yang
berhubungan dengan dunia pendidikan.

Bagaimana? apakah anda berminat masuk ke teknik industri? Sekian review jurusan teknik industri dan apabila ingin
review jurusan lainnya silahkan bisa request di kolom komentar. terimakasih semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai