Anda di halaman 1dari 19

LEMBAR PANGESAHAN

Karya Tulis Dampak Tidur Larut Malam Pada Aktivitas KBM Murid Kelas 11 IPA 3 SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012

Disusun oleh :

Agnes Carmelita Dinda Nur Griya Kamil Indira Ayuningtyas Mashita Dyah Chaerani

Telah disahkan pada

hari : tanggal :

Guru pembimbing

Nuraida
Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan sebaik mungkin. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami dapatkan sebagai data dan fakta pada karya tulis ini. Tidak ada yang sempurna di alam ini, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Begitu pula dengan karya tulis ilmiah yang kami buat ini. Selain kelebihan yang ada pada karya tulis ini juga terdapat banyak sekali kekurangan dan keterbatasan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari para pembaca. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki dan mebuat lebih baik pada karya tulis kami selanjutnya. Sehingga karya tulis berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Dengan karya tulis yang kami buat ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat menyadarkan dan membuat para murid acuh akan dampak negatif dari tidur larut malam terhadap aktivitas KBM di sekolah. Dengan begitu maka murid akan mendapatkan suasana belajar yang lebih nyaman sehingga mendukung pelajaran yang diberikan oleh guru-guru di sekolah dapat dicerna dengan baik oleh para murid.

Maret 2012,

Penulis

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Abstraksi Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1.4 Ruang Lingkup Masalah Bab II Landasan Teori 2.1 Pengertian Tidur 2.2 Manfaat Tidur 2.3 Pengaturan Tidur 2.4 Dampak Kelebihan Tidur 2.5 Dampak Kekurangan Tidur 2.6 Tips Tidur Sehat Bab III Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian 3.2 Sumber Data 3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.4 Teknik Analisis Data Bab IV Pembahasan 4.1 Alasan yang Menyebabkan Tidur Larut Malam 4.2 Dampak Tidur Larut Malam 4.3 Solusi 4.4 Hasil Pengamatan 4.5 Jadwal Penelitian Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran Bab VI Lampiran Bab VII Daftar Pustaka
Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

ABSTRAKSI

Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana dampak dari tidur larut malam pada aktivitas KBM murid kelas 11 IPA 3 SMAN 6 Bandung 2011-2012. Di mana hal tersebut telah menjadi kebiasaan bagi sebagian besar murid kelas 11 IPA 3. Banyak dampak buruk bagi kesehatan dan pola hidup yang ditimbulkan dari kegiatan tidur larut malam ini. Terutama pada aktivitas KBM murid di sekolah. Maka dari itu, di dalam karya tulis ini telah dipaparkan beberapa akibat, dampak, dan solusi untuk masalah ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kepada murid kelas 11 IPA 3 SMAN 6 Bandung tahun ajaran 2011-2012.

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini banyak sekali siswa siswi yang tidur larut malam. Hal tersebut membawa banyak dampak terhadap kegiatan belajar siswa - siswi di kelas. Namun, diantara banyak dampak yang mempengaruhi kegiatan belajar, terdapat beberapa dampak negatif seperti terganggunya konsentrasi belajar siswa siswi di kelas, menurunnya prestasi siswa di kelas, dan lain lain. Dengan dibuatnya tulisan ini, kami berharap dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.

1.2 Perumusan Masalah 1. Mengapa siswa - siswi tidur larut malam ? 2. Bagaimana dampak tidur malam terhadap kegiatan belajar siswa - siswi di kelas? 3. Bagaimana solusi agar tidur larut malam tidak membawa dampak negatif terhadap kegiatan belajar di kelas ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Penelitian ini dibuat dengan tujuan : Memenuhi tugas pelajaran Bahasa Indonesia semester 2. Mengetahui dampak tidur larut malam terhadap kegiatan belajar siswa siswi di kelas. Mengetahui alasan siswa siswi tidur larut malam. Mengetahui penyebab siswa siswi tidur larut malam. Mendapatkan solusi agar tidur larut malam tidak membawa dampak negatif terhadap kegiatan belajar di kelas. Mengetahui dampak tidur larut malam terhadap prestasi siswa siswi di sekolah.

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

1.4 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SMAN 6 Bandung dengan objek penelitian yaitu siswa siswi kelas 11 IPA 3 tahun ajaran 2011 - 2012.

1.5 Hipotesa

Jam tidur ideal bagi seorang murid adalah 6 - 8 jam. Tidur larut malam membawa dampak negatif seperti terganggunya konsentrasi belajar di kelas, mengantuk di kelas, menurunnya prestasi siswa, bahkan tertidur di kelas. Kekurangan tidur dapat menyebabkan mood yang kurang baik, merasa bingung dan mudah jenuh saat kegiatan belajar berlangsung. Jam tidur yang berkurang dan terjadi secara rutin akan mengacaukan fungsi tubuh, menurunkan kadar hormon leptin, yang membantu mengontrol nafsu makan. Akibatnya, jika kurang tidur, ada kemungkinan seseorang akan makan berlebihan. Kekurangan tidur juga akan meningkatkan kadar hormon stres, yang akan memaksa tubuh mengirimkan lebih banyak glukosa ke dalam aliran darah. Tubuh juga akan menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Ketika mengurangi jatah tidur dari delapan jam menjadi enam jam sehari, Anda akan menimbulkan kadar peradangan kronis. Kondisi ini meningkatkan risiko berbagai problem lain, termasuk serangan jantung, stroke, dan osteoporosis. Solusi yang bisa diterapkan di antaranya dengan mengatur jadwal keseharian dengan tepat sehingga tidak mengganggu jam untuk tidur dan beristirahat.

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat

dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Menurut Potter & Perry (2005), Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur adalah suatu relaksasi dimana kita menghentikan semua kegiatan aktif sehari-hari, dan tidur merupakan cara alamiah bagi tubuh untuk memulihkan diri

2.2

Manfaat tidur Kebutuhan tidur dan istirahat yang sesuai sama pentingnya dengan kebutuhan nutrisi

dan olahraga yang cukup bagi kesehatan. Menurut Hodgson (1991) dalam Potter & Perry (2005), kegunaan tidur masih belum jelas, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional dan kesehatan. Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin, selama tidur gelombang rendah yang dalam, tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan sel khusus seperti sel otak. Sintesa protein dan pembagian sel untuk pembaharuan jaringan seperti pada kulit, sumsung tulang, mukosa lambung terjadi juga selama tidur dan istirahat Oswold (1984) dalam Potter & Perry (2005) kegunaan tidur yang lain adalah selama tidur tubuh akan menyimpan energi. Pada tidur terjadi perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi oksigen dan pelepasan epinefrin, sehingga membantu penyimpanan memori dan pembelajaran maka tidur REM penting untuk pemulihan kognitif. Tanpa kebutuhan tidur dan istirahat yang cukup, konsentrasi dan pengambilan keputusan akan menurun. (Potter & Perry, 2005)

2.3

Pengaturan tidur Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer,

endokrin, kardiovaskuler, respirasi dan muskuloskeletal Robinson (1993), dalam Potter & Perry (2005).
Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan antara dua mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun (Alimul, 2006).

2.4

Dampak Kelebihan tidur ( over sleeping ) atau Hipersomnia juga menyebabkan gangguan kesehatan, antara lain : Diabetes. Dalam sebuah penelitian terhadap hampir 9.000 orang, seseorang tidur lebih dari 8 jam setiap malam memiliki resiko 50% lebih besar dari diabetes dibandingkan orang yang tidur tujuh jam per malam. Peningkatan resiko ini juga terlihat pada seseorang yang tidur kurang dari lima jam per malam. Para peneliti tidak menarik kesimpulan tentang hubungan fisiologis antara waktu tidur dan diabetes. Tetapi mereka menyarankan bahwa terlalu lama tidur bisa meningkatkan resiko diabetes. Obesitas. Dalam sebuah penelitian tentang Lama tidur dan Obesitas menunjukkan bahwa terlalu lama tidur akan memiliki resiko obesitas sebesar 21% daripada seseorang yang tidur dalam jangka waktu normal atau 8 jam. Sakit kepala. Para peneliti percaya bahwa terlalu lama tidur berpengaruh terhadap neurotransmitter didalam otak, termasuk serotonim. Misalnya, seseorang yang tidur terlalu lama pada siang hari akan mengganggu sirkulasi tidurnya dimalam hari dan sebagian orang akan menderita sakit kepala dipagi harinya. Depresi. Meskipun insomnia lebih sering dikaitkan dengan depresi daripada hipersomnia, namun sekitar 15% orang merasa depresi akibat tidur terlalu lama. Penyakit Jantung. Dalam penelitian yang melibatkan 72.000 wanita. Menyimpulkan bahwa perempuan yang tidur melebihi waktu normal yakni 9 sampai 11 jam permalam 38% lebih cenderung memiliki resiko jantung koroner. Namun penelitian ini juga tidak menyatakan hubungan tidur dengan jantung koroner secara khusus. Fungsi otak menurun. Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan University of London, tidur terlalu lama dapat menyebabkan dampak yang buruk terhadap fungsi otak. Sebanyak delapan persen responden yang tidur lebih dari delapan jam, mendapatkan nilai buruk pada tes teori. Bahkan, jika kebiasaan tidur lebih dari delapan jam dilakukan terus-menerus, otak akan tujuh tahun menua. Itulah mengapa sebagian orang yang tidur sebanyak 10 jam merasa sangat lelah saat bangun. Sleep apnea, jenis gangguan tidur di mana orang berhenti bernapas untuk sesaat ketika tidur dan dapat menyebabkan meningkatnya kebutuhan tidur karena membuat

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

siklus tidur normal terganggu. Penderita akan merasa lelah dan lemas meski telah tidur selama 10 jam. Gangguan pernapasan mulai terjadi karena dinding tenggorokan cenderung berhenti beraktivitas, sementara individu sedang dalam kondisi bersantai (tidur). Akibatnya, aliran udara di dalam tubuh berhenti dan seketika individu tersebut terbangun untuk bernapas. Narcolepsy, masalah neurologis yang menyebabkan tidur berlebihan. Narcolepsy memengaruhi bagian otak yang mengontrol dan mengatur tidur. Penderita (narcolepsy) gagal untuk mengidentifikasi dan membedakan waktu tidur dengan waktu untuk tetap terjaga. Penderita dapat tertidur di mana saja dan kapan saja Kematian. Beberapa penelitian menemukan, orang yang tidur sembilan jam atau lebih tiap malam memiliki tingkat kematian lebih tinggi daripada mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam per malam. Para peneliti berspekulasi, depresi dan rendahnya status sosial ekonomi (juga dikaitkan dengan tidur lebih lama) dapat dihubungkan dengan meningkatnya mortalitas (kematian). 2.5 Dampak kurangan tidur dari hari ke hari 1. Efek langsungnya, ketika Anda terjaga dalam keadaan kaget karena mendengar suara alarm, Anda akan cenderung menjalani hari dengan mood yang kurang baik. 2. Seiring berjalannya hari, Anda akan merasa bingung dan mudah jenuh. Tidur dalam waktu yang singkat juga akan mengurangi kecepatan reaksi Anda, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan mobil dan musibah lain.

3. Jam tidur yang berkurang dan terjadi secara rutin akan mengacaukan fungsi tubuh Anda. Salah satu buktinya, penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur bisa menurunkan kadar hormon leptin, yang membantu mengontrol nafsu makan. Akibatnya, kalau Anda kurang tidur, ada kemungkinan Anda akan makan berlebihan. 4. Kekurangan tidur juga akan meningkatkan kadar hormon stres, yang akan memaksa tubuh mengirimkan lebih banyak glukosa ke dalam aliran darah. Tubuh juga akan menjadi kurang sensitif terhadap insulin. 5. Penelitian lain menunjukkan bahwa kurang tidur akan menghentikan produksi senyawa kimia tertentu dalam sistem kekebalan tubuh, yang menjaga tubuh dari

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

kuman. 6. Kemudian, sebuah studi pada tahun 2009 ?juga mendapati bahwa orang yang tidur kurang dari tujuh jam sehari akan meningkatkan peluang mengalami flu tiga kali lipat. 7. Menurut penelitian lain, ketika mengurangi jatah tidur dari delapan jam menjadi enam jam sehari, Anda akan menimbulkan kadar peradangan kronis. Kondisi ini meningkatkan risiko berbagai problem lain, termasuk serangan jantung, stroke, dan osteoporosis. 2.6 Tips tidur sehat Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Sleep and Chronobiology Laboratory di Hospital at University of Pennsylvania mengatakan, delapan jam adalah angka ideal seseorang untuk tidur. Melebihi waktu itu, seseorang akan memiliki resiko lebih tinggi terhadap berbagai macam penyakit. 1. Berikan diri Anda kesempatan untuk tidur dengan cukup Menjadikan tidur sebagai salah satu prioritas anda bukan hal yg mudah. Akan tetapi, anda akan bersyukur keesokan harinya.

2. Beristirahatlah lebih awal di malam hari Cobalah utk menenangkan diri beberapa jam sebelum anda pergi tidur. Sebisa mungkin tidur dibawah jam 10 malam 3. Mulai ritual tidur Melakukan hal yg sama setiap malam sebelum tidur akan merespon Anda untuk beristirahat di waktu malam. 4. Menjaga rutinitas Usahakan untuk tidur pada jam yang sama setiap malam, begitu pula ketika anda bangun di pagi hari, bahkan ketika Anda tengah berliburan. 5. Ciptakan ruang beristirahat yang nyaman

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

Tidurlah di ruangan yang sejuk, bernuansa gelap & tidak ada suara-suara yg dapat menggangu tidur anda. 6. Tidurlah di atas matras yang nyaman & kokoh Sangatlah sulit utk tidur di atas matras yg terlalu kecil,lembut,keras/tua. 7. Olahraga yg teratur Akan membantu anda lepas dari stress & ketegangan sehari-hari.Tapi jagan berolahraga menjelang tidur karena akan membuat anda lebih sulit untuk tidur. 8. Kurangi konsumsi zat-zat perangsang tubuh Mengkonsumsi makanan yg mengandung zat-zat perangsang seperti kafein di malam hari akan membuat tidur anda menjadi lebih sulit 9. Jangan merokok Perokok cenderung lebih sulit untuk tidur dan mudah terbangun di waktu malam. 10. Kurangi alkohol Minum minuman alcohol menjelang tidur akan menganggu kualitas tidur Anda serta memotong waktu tidur anda

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.

3.2 Sumber data Sumber data kami adalah murid SMAN 6 Bandung kelas 11 IPA 3 tahun ajaran 20112012, yang kami ambil sampel adalah 38 siswa.

3.3 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.

3.4 Teknik Analisis Data Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami mengklasifikasikan jawabanjawaban dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya tulis ini.

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alasan yang menyebabkan siswa tidur larut malam, dampaknya bagi kegiatan belajar mengajar dan solusi untuk mengatasi tidur larut malam yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket yang telah kami sebarkan dan kami olah. 4.1 Alasan yang Menyebabkan Siswa Tidur Larut Malam Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, ada beberapa alasan yang menyebabkan siswa tidur larut malam, antara lain : Menonton tv, mengerjakan pr, dan bermain game. Didapat hasil : a. Menonton tv A. (Ya) 42,2 % B. ( Tidak ) 28, 9 % C. ( Kadang kadang ) 28,8 %. b. Mengerjakan pr A. 36,8% B. 21,1% C. 42,1%. c. Bermain game sebanyak A. 21,1% B. 60,5% , C. 10,4%. Hasil ini menunjukan bahwa dari 38 responden yang mengisi angket, respon paling banyak menjawab menonton tv adalah penyebab tidur larut malam.

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

4,2 Dampak Tidur Larut Malam Menurut pertanyaan yang terdapat di dalam angket kami, didapatkan beberapa dampak tidur larut malam antara lain : menyebabkan konsentrasi belajar menurun, mengantuk di kelas, semangat belajar menurun, dan tertidur dikelas. Dari beberapa dampak tidur yang kami sertakan dalam angket, responden yang menjawab option A ( Ya ) terbanyak adalah menurunnya konsentrasi belajar yaitu sebanyak 31,6 % 4.3 Solusi Solusi yang bisa diterapkan di antaranya dengan mengatur jadwal keseharian dengan tepat sehingga tidak mengganggu jam untuk tidur dan beristirahat. Berikan diri Anda kesempatan untuk tidur dengan cukup. Beristirahat lebih awal di malam hari, sebisa mungkin tidur dibawah jam 10 malam. Menciptakan ruang beristirahat yang nyaman. Olahraga yg teratur akan membantu lepas dari stress & ketegangan sehari-hari. Mengurangi konsumsi zatzat perangsang tubuh, mengkonsumsi makanan yg mengandung zat-zat perangsang seperti kafein di malam hari akan membuat tidur anda menjadi lebih sulit. Tidak merokok, karena perokok cenderung lebih sulit untuk tidur dan mudah terbangun di waktu malam. Mengerjakan tugas dan PR di siang hari agar waktu tidur malam efektif.

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

4.4 HASIL PENGAMATAN No. Pertanyaan A 1. 2. Jam berapakah Anda tidur? Apakah dengan tidur malam, konsentrasi Anda belajar di kelas menjadi terganggu? 3. Apakah dengan tidur malam Anda mengantuk di kelas? 4. Apakah dengan tidur larut malam semangat belajar Anda di kelas menjadi menurun? 5. Apakah dengan tidur malam prestasi belajar Anda menjadi menurun? 6. Apakah menonton tv merupakan penyebab Anda tidur larut malam? 7. Apakah mengerjakan tugas ataun PR merupakan penyebab Anda tidur larut malam? 8. Apakah bermain game merupakan penyebab Anda tidur larut malam? 9. Apakah dengan tidur larut malam menyebabkan Anda tertidur di kelas? 10. Apakah anda setuju jika seorang siswa atau siswi tidur larut malam? 10,5% 42,1% 47,4% 2,6% 68,5% 28,9% 21,1% 60,5% 10,4% 36,8% 21,1% 42,1% 42,2% 28,9% 28,9% 29,0% 26,3% 44,7% 21,1% 31,6% 47,3% 23,7% 13,2% 63,1% 31,6% 26,3% 42,1% 31,6% OPTIONS B 26,3% C 42,1%

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

KETERANGAN Untuk pertanyaan : NO. 1 : a. <22.00 b. 22.00 c. >22.00 NO.2-10 : a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang 4.5 JADWAL PENELITIAN NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. TANGGAL 17 -19 februari 2012 Senin 20 februari 2012 22 februari 2012 23-25 februari 2012 27 februari 2012 28 -1 maret 2012 1-7 maret 2012 5-10 maret 2012 JENIS KEGIATAN -Penyusunan angket -pengisian angket (penelitian) -konsultasi kepada guru pembimbing -menyusun kembali angket -pengisisan angket (penelitian) -rekapitulasi hasil angket -penyusunan laporan penelitian BAB I -penyusunan laporan penelitian BAB II

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.

5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa: a. Menonton tv merupakan penyebab yang paling utama bagi siswa tidur larut malam, sedangkan penyebab lainnya adalah mengerjakan tugas atau PR, dan bermain game. b. Dampak tidur larut malam yang banyak dipilih reponden adalah menurunnya konsentrasi belajar di dalam kelas. c. Solusi yang bisa diterapkan di antaranya dengan Mengatur jadwal keseharian dengan tepat sehingga tidak mengganggu jam untuk tidur dan beristirahat. Beristirahat lebih awal di malam hari, sebisa mungkin tidur dibawah jam 10 malam. Menciptakan ruang beristirahat yang nyaman. Olahraga yang teratur akan membantu lepas dari stress & ketegangan sehari-hari. Mengurangi konsumsi zat-zat perangsang tubuh, mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat perangsang seperti kafein di malam hari akan membuat tidur Anda menjadi lebih sulit. Tidak merokok, karena perokok cenderung lebih sulit untuk tidur dan mudah terbangun di waktu malam. Mengerjakan tugas dan PR di siang hari agar waktu tidur malam efektif.

5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut: a. Para siswa harus bisa mengoptimalkan waktu dengan baik lagi. b. Para siswa harus bisa mengatur jadwal keseharian dengan baik. c. Menanamkan rasa menghargai waktu.

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

BAB VI LAMPIRAN

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

BAB VII DAFTAR PUSTAKA

http://sehatdenganku.blogspot.com/2011/08/dampak-tidur-terlalu-lama-bagi.html http://makassar.tribunnews.com/2012/01/22/dampak-kurang-tidur http://www.scribd.com/doc/9228338/Menulis-Artikel-Dan-Karya-Ilmiah http://health.kompas.com/read/2011/08/20/09512375/Bahaya.Tidur.Berlebihan. http://www.suburfurniture.com/kasur/105-10-tips-untuk-tidur-sehat.html http://toyinkgondrong.blogspot.com/2011/05/posisi-tidur-sehat-ala-rasulullah.html http://teguhsubianto.blogspot.com/2010/03/tidur.html

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedoktera. Jakarta : EGC Perry dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai