Etika
Sistem penilaian perilaku dan keyakinan yang menentukan perbuatan yang pantas untuk menjamin adanya perlindungan hak individu Mencakup cara cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan yang baik dari yang buruk atau mengarahkan bagaimana yang sebaiknya.
Etika
Mengandung permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu Membahas asas-asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik profesi tertentu. Merefleksikan ajaran ajaran moral.
Keputusan etik
Preferensi pasien
Dokter dan pasien/faktor kontekstual lain mungkin tidak setuju atau membuat keputusan yang bertentangan di dalam pengambilan keputusan klinik
Dilema Etik
Adalah suatu situasi yang memerlukan keputusan dari dua alternatif yang samasama tidak menyenangkan atau berselisihan Banyak keputusan di bidang pelayanan kesehatan yang mengandung dilema etik. Melibatkan dua atau lebih kaidah dasar moral yang saling bertentangan
Setiap keputusan etik yang diambil, semaksimal mungkin untuk kepentingan penderita ( provide benefit and do no harm )
Perlu diperhatikan
Kaidah dasar moral dapat merupakan suatu hal tersendiri (tegar), namun dapat saling bertukar sehingga dapat pula merupakan suatu kesinambungan. Tergantung pada : Legalisme Absolut Prima facie Relatif
Perlu diperhatikan.
Efek buruk terkadang secara moral dapat diterima ketika akan memunculkan efek baik Patokan yang tidak boleh dilanggar : Akibat buruk tersebut tdk diinginkan ( bukan maksud / tujuan pokok ) Perbuatan itu sendiri secara intrinsik tak boleh bersifat buruk Akibat baik tidak boleh diperoleh dari sebab yang buruk Alasan kuat manfaat > madharat
Perlu diperhatikan.
Pengambilan keputusan etik berpedoman pada kode etik, dimana :
Kode etik didasarkan pada kaidah dasar moral Kode etik tidak statis, tetapi dinamis karena dipengaruhi oleh perubahan dalam masyarakat dan profesi Kode etik kedokteran merupakan garis besar tentang tanggung jawab dokter terhadap pasien, masyarakat, employer dan diri sendiri
Perlu diperhatikan.
Indikasi medik Preferensi pasien Kualitas hidup Faktor kontekstual
Indikasi Medik
Fakta, opini, dan interpretasi ttg kondisi fisik dan/ psikis pasien yang mendasari diagnosis dan intervensi medik. Setiap intervensi medik seharusnya didasarkan atas adanya indikasi medik (Evidence based medicine). Pada banyak kasus, setiap intervensi medik berdasarkan indikasi medik tidak menyebabkan masalah etik.
Tn K ( 23 th ), datang dg keluhan luka lecet pd tangan akibat jatuh dari motor. Keadaan umum px baik
V excoriatum
Debridement
Inj. Antibiotik
Preferensi pasien
Pilihan pasien saat mereka dihadapkan dg keputusan tentang status kesehatan dan intervensi medik. Pilihan dibuat pasien berdasarkan informasi yang diberikan dokter Kemampuan preferensi pasien untuk menerima atau menolak intervensi medik mempunyai implikasi medik, etik, hukum dan psikis. Preferensi pasien adalah inti dari hubungan dokter-pasien.
Pasien menolak intervensi medik karena : a. Kepercayaan atau agama. b. Tidak mampu membayar biaya. c. Alasan yang tak rasional (takut). d. Tidak percaya pada kemampuan dokter. e. Keluarga tak setuju. f. Tidak mampu menerima atau memahami penjelasan dokter. g. Sudah membuat advance directives, misalnya do not resuscitate (DNR). Samsi Jacobalis, 2000.
Tn K ( 23 th ), datang diantar keluarga dg perdarahan hebat pd perut akibat luka tusuk setlh berkelahi dg pacar gay nya.Keadaan umum : kesadaran Somnolen, T: 90/50 mmHg, nadi 100 x/mnt
Perdarahan e.c Trauma abdomen Keluarga tdk mau mengurusi Menolak operasi
laparotomi
Kualitas hidup
Tujuan dasar dari intervensi medis adalah memperbaiki kualitas hidup Pasien dan dokter harus menentukan kualitas hidup seperti apa yang diinginkan, bagaimana cara mencapainya dan resiko serta kerugian apa yang terkait dengan keinginannya
Beberapa pertanyaaan penting yang perlu diperjelas : Siapa yang membuat penilaian kualitas hidup? orang yang menguasai hidupnya atau orang yang melihat? Kriteria apa yang digunakan untuk menilai kualitas hidup? Keputusan klinis jenis apa yang membenarkan hal yang berhubungan dengan pernyataan tentang kualitas hidup. Apakah kualitas hidup yang sudah sangat rendah dapat dijadikan dasar menghentikan pengobatan ?
FAKTOR KONTEKSTUAL
1. Peran keluarga, teman, majikan dsbnya. 2. Biaya pengobatan. 3. Alokasi dan distribusi sumber daya kesehatan oleh pemerintah. 4. Peran dan perkembangan asuransi kesehatan / JPKM. 5. Perkembangan teknologi kedokteran. 6. Peraturan hukum. 7. Pendidikan dan penelitian. 8. Tingkat kesejahteraan masyarakat. 9. Keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Samsi Jacobalis, 2000.
Autonomy Justice
T im e
TERGANTUNG .
BERUBAH MENJADI
1. Fahami kasus yang dihadapi (INSIGHT) 2. Sepakati APA masalah etik yang penting (dapat lebih dari satu masalah) = Kaidah Dasar Moral
4. Kelompok mulai menyusun alternatif yang terfikirkan (berapa saja tergantung dari sumbang fikir tiap anggota kelompok)
ETHICAL DILEMMA
5. Tiap alternatif dibahas tersendiri. Setiap anggota kelompok HARUS memberikan respons. Hadapkan tiap alternatif pada tatanilai yang diwakili oleh seluruh kelompok (misalnya hukum, ekonomi, adat, keluarga dll ) contextual features, quality of life Self Assesment
6. Pilih salah satu alternatif yang bisa disetujui oleh nilai terbanyak
7. Pertanyakan apakah alternatif yang dipilih itu, bila diberlakukan pada diri sendiri, akan disetujui VALUE CLARIFICATION
Tugas Pelaporan
Ethical Problem Solving
Konteks KDM Dilema etik Self assesment Verifikasi Reasons
No. Kasus
1. 2. 3. 4. 5. 6
Nama Mahasiswa
Kasus No. :______ Prinsip Yang dipilih Kelompok :______________________________ Nama Mahasiswa :______________________ CONFORMED / NOT CONFORMED Alasan :______________________________________