Anda di halaman 1dari 19

STATUS UJIAN

Pembimbing : dr. Rosmalia Suparso, Sp. KJ Disusun oleh : Clement Drew 406107045

ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA DHARMA GRAHA 6 FEBRURARI 2012 10 MARET 2012

STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir Pendidikan Agama Suku/Bangsa Status Pernikahan Pekerjaan Alamat Tanggal Masuk RS Riwayat Perawatan : Tn. I : 42 tahun : Laki-laki : Jakarta, 17 Februari 1970 : SMA, melanjutkan S1 namun DO : Islam : Sunda : Belum Menikah : Penerjemah : Jl. Krukut Raya No.15 Cinere-Gandul : 20 Januari 2012 : RS AL tahun 2006 RSKJ Dharma Graha Juni 2011 RSKJ Dharma Graha Januari 2012

II. RIWAYAT PSIKIATRI A. Keluhan Utama Pasien emosional, mudah tersinggung, dan sering menghina orang-orang yang merawatnya, yakni ibunya, adiknya, dan seorang caregiver. B. Riwayat Penyakit Sekarang Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 2 Maret 2012 Pasien dijemput oleh pihak RS pada pukul 22.00 di rumah orang tuanya. Menurut pasien, ia dituduh bila ia jarang mandi, sehingga ia dimasukan ke dalam RSKJ Dharma Graha untuk dirawat yang kedua kalinya. Pasien mengatakan tidak terdapat satu alasan lainnya mengapa ia harus dirawat kembali di RSKJ Dharma Graha. Menurut pasien, ia sudah mandi secukupnya, yakni 1 x bila ia tidak keluar rumah, dan 2 x bila ia akan keluar rumah, karena menurutnya di rumah tempat ia tinggal terdapat banyak pendingin ruangan sehingga ia tidak berkeringat. Pasien mengaku bila ia tidak rutin minum obat yang diberikan sebelumnya, yakni abilify 1 x 15 mg dan diazepam 1 x 2 mg, karena menurut pasien, ia tidak memegang obatnya sendiri, sedangkan anggota keluarga lainnya terlalu sibuk sehingga lupa memberikan obat kepadanya. Pasien tidak mengakui bila ia sering marah-marah dan berkata-kata kasar dengan ibu, adik, ataupun caregivernya, namun pasien mengaku bila ibu dari pasien menegurnya, maka pasien melawan ibunya. Sebelum pasien dibawa ke RSJK Dharma Graha, pasien mengaku bila ia bekerja sebagai seorang penerjemah. Dalam kesehariannya, pasien biasa bangun pukul 07.00 dan kemudian sikat gigi, mandi, dan buang air besar, kemudian pasien akan menunggu loper koran kompas untuk dibacanya setiap pagi. Pasien ingin menjadi orang pertama yang membaca koran tersebut, karena bila yang lain mendapatkannya lebih dahulu, ia harus menunggu selama setengah jam baru ia dapat membacanya. Pasien tinggal di rumah orang tuanya bersama ibunya, adiknya, serta seorang caregiver. Pasien mengaku bila ia cenderung kesal ketika ia dimasukan ke RSJK Dharma Graha, namun seiring berjalannya waktu, pasien bertemu dengan banyak orang yang menurutnya memiliki kesamaan dengannya. Sebelum pasien masuk ke RSKJ Dharma

Graha, pasien mengaku bila ia dapat berinteraksi dan menceritakan masalahnya kepada teman-temannya. Pasien juga mengaku bila ia memiliki masalah jantung bawaan, dimana pada katup jantungnya terdapat perlebaran sehingga terdapat kebocoran. Pasien mengaku sejak masih muda, pasien merasa lebih cepat lelah dibandingkan teman-teman sebayanya dan juga kepikiran mengenai nilai olah raganya yang kurang. Selain dari itu pasien tidak merasa ada suatu gangguan lagi. Pasien mengaku bila ia dulu pernah sekolah S1 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, namun pada tingkat keempat ia mengundurkan diri dengan alasan masalah biaya, karena ia memikirkan orang tuanya yang harus menanggung biaya dari sekolah adik-adik pasien yang berjumlah 4 orang. Pasien mengaku bila ia mendapatkan nilainilai yang baik, namun kebutuhan sekunder perkuliahannya dikatakan tidak tercukupi, sehingga ia berhenti kuliah. Pasien mengaku ketika ia berusia 16 20 tahun, pasien tinggal dengan nenek dari sisi ibu pasien karena keluarga inti pindah ke surabaya untuk mencari peluang kerja. Alloanamnesis dilakukan dengan perawat dan adik dari Tn. I pada tanggal 2 Maret 2012 : Pasien dirawat untuk yang kedua kalinya di RSKJ Dharma Graha karena emosional, mudah tersinggung, dan sering menghina orang-orang yang merawatnya, yakni ibunya, adiknya, dan seorang caregiver. Selain itu pasien juga didapati sering menumpukan pakaian kotor, makanan, sampah, dan feses di dalam kamarnya sehingga kamarnya menjadi berantakan dan tidak terawat. Pasien juga dikatakan jarang mandi, dan bila diminta mandi pasien menjadi marah-marah. Pihak keluarga mulai menyadari bila pasien memiliki masalah semenjak pasien sedang menimba ilmu di FH UI. Dikatakan pasien berbohong kepada keluarga karena pasien menutupi bila ia sudah tidak menjalani kuliah. Menurut keluarga, alasan pasien berhenti berkuliah adalah karena pasien adalah seseorang yang kompetitif namun memiliki kepbribadian yang rapuh, dimana dalam tekanan pasien akan segera menurun performanya. Pasien dikatakan merupakan seorang anak yang pintar dan berprestasi baik semasa dia duduk di bangku sekolah. Namun ketika mulai masuk masa kuliah nilai pasien dikatakan menurun. Menurut keterangan keluarga, pasien dikatakan bila ia

merupakan seseorang yang cenderung pesimis, dimana ketika ia dihadapakan dengan suatu momen yang menentukan nilainya, ia akan segera menarik diri karena takut akan hasil yang buruk yang mungkin terjadi. Semenjak pasien berhenti dari perkuliahannya, dikatakan aktivitas pasien seharihari hanya berupa tidur-tiduran dan menonton tv saja, namun ketika ada suatu acara keluarga besar, pasien akan menjadi antusias dan ingin ikut ambil bagian, namun secara keseluruhan yang dilakukannya berupa banyak bicara namun tidak ikut dalam membantu persiapan acara-acara tersebut. Bila keluarga besar pasien datang, pasien sebisa mungkin menyibukan diri membantu persiapan acara. Pasien juga dikatakan bila ia tidak suka membantu dalam hal-hal kecil seperti menutup pintu yang terbuka atau mencuci. Namun karena pihak keluarga menempatkan kamarnya ditengah-tengah, ia tetap mengikuti acara bersama keluarga inti. Selain itu pasienn juga mulai tampak mengumpulkan benda-benda yang tidak berguna di kamarnya, dan ketika kamarnya dibersihkan pasien akan segera marah kepada keluarganya. Keluarga pasien sudah mencoba berbagai strategi untuk menghilangkan kebiasaan pasien namun gagal karena pasien juga memakai strateginya sendiri. Keluarga pasien sudah sering membawa pasien ke bagian psikiatrik berbagai RS, namun tidak pernah pasien diminta rawat inap, namun pasien akhirnya dirawat inap di RS AL pada tahun 2006 karena pasien memasukan baygon kedalam kopi ayahnya dan adiknya, namun tidak sampai menyebabkan kematian. Namun setelah beberapa lama dirawat inap, pasien dipulangkan dan diharapkan rawat jalan karena pasien dianggap termasuk pasien yang cukup tenang dan kooperatif. Pihak keluarga namun mengeluhkan bila pasien merupakan seseorang yang cukup cerdik dalam bersikap didepan orang-orang yang bukan keluarga inti, termasuk kepada dokter-dokter dan perawat. Keluarga pasien mengatakan bila pasien hanya pernah bekerja menjadi penerjemah tidak resmi, dan perkerjaan itu didapat dari ayahnya yang memberikan honor kepada pasien, tapi selebih dari itu pasien tidak pernah bekerja lagi. Pasien juga dikatakan tidak meneruskan komunikasi dengan teman-teman lamanya. Hal-hal yang menarik perhatian pasien berupa gosip yang umumnya membicarakan tentang orang lain. Bila ada tamu yang datang berkunjung, umumnya pasien akan ikut berbincang-

bincang dan mempertunjukan luas wawasannya untuk membuat tamu-tamu terkesan dan merasa keluarga pasien yang menahan potensi pasien. Keluarga pasien mengatakan bila pasien tampak merasa superior dibandingkan keluarga-keluarganya yang lain, dan sering kali menghina orang-orang yang merawat pasien dengan kata-kata yang kasar. Pasien seringkali menghina ibunya, yang dulu pernah dikonsultasikan dengan seorang psikiater karena sering melamun. Menurut keterangan perawat, beberapa kali pasien terlihat berbicara sendiri dan kadang-kadang senyum-senyum sendiri tanpa sebab. Pasien masih suka menumpuk baju di dalam plastik dengan alasan tidak memiliki lemari.

A : Tahun 2001, pasien diketahui tidak melanjutkan kuliah dan sejak saat ini mulai menunjukan gejala-gejala negatif, seperti mengumpulkan barang tidak berguna, menarik diri dari aktivitas sosial, jarang mandi, dan emosional. A B : Pasien dibawa ke berbagai psikiater untuk pengobatan rawat jalan. B : Tahun 2006, pasien dirawat di RS AL karena upaya meracuni ayah dan adik pasien dengan baygon di dalam kopi mereka, setelah itu pasien melanjutkan rawat jalan B C : Pasien mengaku putus obat dan gejala-gejala negatif pasien muncul kembali, dan pasien sekarang tampak sering berkata kasar kepada keluarganya C : Juni Tahun 2011 pasien dirawat di RSKJ Dhama Graha yang menurut pasien karena ia sering pergi-pergi, menurut keterangan keluarga dan perawat, didapatkan kamar pasien yang kotor dan tidak rapi, serta penuh tumpukan barang-barang dan kotoran. C D : Pasien melanjutkan rawat jalan, namun tidak mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan

D : Januari 2012, pasien dirawat kembali di RSKJ Dharma Graha, karena pasien emosional, mudah tersinggung, dan sering menghina orang-orang yang merawatnya, yakni ibunya, adiknya, dan seorang caregiver. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Psikiatrik Pasien sudah seringkali berobat jalan ke psikiater dan RS namun tidak pernah dirawat inap karena dianggap tidak membahayakan Tahun 2006 pasien dirawat di RS AL karena pasien mencoba meracuni ayah dan adiknya, namun dirawat hanya sebentar karena pasien dianggap sebagai pasien kooperatif Juni 2011 pasien dirawat di RSKJ Dharma Graha karena pasien menolak mandi, mengurung diri, dan menumpukan barang-barang yang tidak berguna di kamarnya. Selain itu ditemukan pula kotoran pada kasur pasien. Pasien mengaku tidak rutin minum obat karena pasien tidak diberikan obat. 2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif Berdasarkan hasil anamnesa, pasien tidak pernah merokok, menggunakan obatobatan terlarang, ataupun meminum minuman alkohol, atau menggunakan zat-zat adiktif lainnya 3. Riwayat Medis Umum Pasien dan keluarga mengakui bila pasien memiliki kelainan jantung bawaan

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI A. Riwayat masa Prenatal dan Perinatal Pasien lahir normal, cukup bulan B. Masa Kanak-kanak Awal ( 0 3 tahun ) Pasien diberikan makanan campuran sejak berusia kurang lebih 8 bulan. Pasien dikatakan anak yang penurut dan ingin menjadi pusat perhatian. C. Masa Kanak-kanak Pertengahan ( 4 11 tahun ) Pasien selama TK dan SD dapat mengikuti pelajaran dengan baik, sering menjawab bila ada pertanyaan dari guru. Pasien memiliki prestasi yang baik dan mengikuti kegiatan pramuka. D. Masa Kanak-kanak Akhir ( Pubertas sampai Remaja ) Berdasarkan keterangan pasien dan keluarga, didapatkan pasien merupakan seseorang yang rajin dan bersifat kompetitif dalam pelajaran. Namun ketika SMP dan SMA, pasien mengaku bila ia sering memberikan contekan kepada teman-temannya dan tidak merasa keberatan memberikannya. E. Riwayat Masa Dewasa 1. Riwayat Pendidikan Pasien berpindah-pindah sekolah dari SD, SMP, dan SMAnya. Pasien mengambil studi S1 di FH UI, namun pasien tidak menyelesaikannya dan keluar pada tahun keempatnya. Pasien juga mengambil kursus bahasa inggris dan perancis. Pasien juga sempat privat bahasa jepang, spanyol, dan italia. 2. Riwayat Pekerjaan Pasien hanya pernah bekerja sebagai penerjemah tidak resmi untuk ayahnya dan digaji sesuai dengan honor standar, namun sudah tidak melakukannya lagi. 3. Riwayat Perkawinan

Pasien belum menikah. Pasien mengaku bila di masa lalu sempat menyukai beberapa perempuan, namun tidak ada yang pernah melanjutkan hubungan ke tahap berpacaran. Sering kali pasien hanya merasakan rasa suka namun tidak berani diungkapkannya. 4. Riwayat Agama Pasien beragama islam, namun terkadang lupa sholat karena ketiduran. Namun bila sedang bulan puasa, pasien akan berpuasa selama sebulan penuh. Pasien merasa puas dengan agama yang dianutnya saat ini. 5. Riwayat Aktivitas Sosial Pasien jarang mengikuti aktivitas sosial, hanya dalam lingkup keluarga saja. 6. Riwayat Psikoseksual Pasien mengaku belum pernah melakukan hubungan seksual. Riwayat menyukai sesama jenis disangkal. Pasien mengaku tidak ada masalah dengan psikoseksualnya. 7. Riwayat Keluarga

Keterangan :

Laki -laki

Perempu

Pasien

Ibu

8.

Riwayat Situasi Hidup Sekarang Sebelum pasien dirawat, pasien umumnya hanya menganggur saja dan tidak bekerja. Malas mandi, mengumpulkan barang-barang yang tidak berguna, dan emosional dengan orang-orang yang merawatnya. Saat ini pasien merasa kurang nyaman di RSKJ Dharma Graha karena merasa kurang bebas beraktivitas

9.

Persepsi Tentang Diri Sendiri dan Kehidupan Pasien merasa bila ia sehat secara jiwa dan tidak mengerti mengapa ia dirawat di RSKJ Dhrama Graha. Pasien mengaku bila ia dapat berinteraksi dengan baik dengan teman-temannya yang ada di RSKJ Dharma Graha

10. Mimpi & Khayalan Pasien kadang-kadang bermimpi, namun esok paginya pasien lupa isi mimpinya. Pasien ingin segera keluar dari RSKJ Dhrama Graha dan memulai usaha sendiri 11. Nilai-nilai Hidup Pasien mengetahui mengenai norma-norma yang berlaku di masyarakat umum.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL A. Deksripsi Umum I. Penampilan Pria, sesuai dengan usianya, mengenakan kaos hijau berkerah yang terkesan lusuh dan celana panjang berwarna krem. Pasien berbau tidak sedap dan tampak berkeringat. Rambut pasien berwarna hitam dengan panjang 2-3cm. Perawatan diri cukup baik. Sikap tenang, kontak mata cukup baik. II. Perilaku dan Aktivitas Motorik Selama wawancara pasien bersikap sopan dan duduk tenang. Pasien nampak cenderung feminin, tidak tampak cemas, dan tidak tampak hiperaktivitas. III. Sikap Terhadap Pemeriksa Pasien bersikap cukup kooperatif, tidak menunjukan tanda curiga kepada pemeriksa. B. Mood dan Afek I. Mood II. Afek III. Keserasian C. Bicara Bicara spontan, jelas, lancar. Kecepatan bicara cukup, intonasi baik, artikulasi jelas, dan volume cukup. Pasien tampak menjawab dengan berputar-putar/sirkumstansial. Pasien merasionalisasikan sebab-sebab ia dirawat kembali di RSKJ Dharma Graha. D. Gangguan Persepsi Tidak ditemukan gangguan persepsi E. Pikiran I. Proses Pikir : Eutimik : Luas : Serasi

Produktivitas Kontinuitas Pikiran tele Hendaya Bahasa II. Isi Pikir Preokupasi F. Kesadaran dan Kognisi

: Cukup : Sirkumstansial (+), Rasionalisasi (+), cenderung bertele-

: Tidak ada

: Uang tabungan yang ingin dipakai membuka usaha

I. Taraf Kesadaran dan Kesiagaan Compos Mentis, kesiagaan cukup baik. Pasien dapat memusatkan, mengalihkan, dan mempertahankan perhatian dengan cukup baik II. Orientasi Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat wawancara dan dapat

mengetahui tanggal, bulan, dan tahun saat wawancara berlangsung Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sekarang berada di RSKJ

Dharma Graha Orang : Baik, pasien dapat mengenali dokter, pemeriksa, perawat, dan

teman-teman penghuninya III. Daya Ingat Daya Ingat Jangka Panjang : Baik, pasien masih dapat mengingat tanggal lahir dengan tepat dan pengalamannya waktu sekolah Daya Ingat Jangka Sedang : Baik, pasien dapat menceritakan kejadaian beberapa bulan sebelumnya Daya Ingat Jangka Pendek : Baik, pasien dapat menceritakan apa yang dialaminya sehari lalu

Daya Ingat Segera : baik, pasien dapat mengulang dengan baik 5 benda yang disebutkan pemeriksa IV. Konsentrasi dan Perhatian Baik, pasien dapat menghitung 100 7 sebanyak 5 x V. Kemampuan Membaca dan Menulis Baik, pasien dapat menuliskan biodata serta membaca tulisannya dengan baik VI. Kemampuan Visuospasial Baik, pasien dapat menggambarkan jam bulat lengkap dengan semua angka beserta jarumnya dan menunjukan pukul 03.00 VII. Pikiran Abstrak Baik, pasien dapat mengenal peribahasa dan mengartikannya secara abstrak VIII. Intelegensi dan Kemampuan Informasi Baik, pasien bisa menyebutkan nama gubernur DKI dan beberapa nama tokoh figur-figur publik. G. Kemampuan Mengendalikan Impuls Pasien dapat duduk dengan tenang dan berperilaku sopan selama wawancara. Ia juga tidak melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya maupun orang lain. H. Daya Nilai dan Tilikan Daya nilai sosial : Pasien mengerti mengenai norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat umum Tilikan : Tingkat I I. Reabilitas Terganggu, pasien tidak menyadari bila dirinya mengalami gangguan jiwa J. Tingkat Dapat Dipercaya

Pasien tampak menutup-nutupi kenyataan, sulit dipercaya V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT A. Status Internus Keadaan Umum Kesadaran Tanda Vital Mata dan THT Mulut dan Gigi Thorak Abdomen Ekstremitas Kulit B. Status Neurologi Tanda Rangsang Meningeal Tanda Efek Ekstrapiramidal Motorik Sensorik : (-) : (-) : dalam batas normal : dalam batas normal : Baik : Compos Mentis : N 72x/menit, RR 20x/menit, TD 120/80 mmHg : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal : dalam batas normal

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien adalah seorang laki-laki berusia 42 tahun, beragama islam, suku sunda, belum menikah, dengan taraf pendidikan terakhir adalah SMA dan merupakan mahasiswa DO dari FH UI. Pasien menunjukan gejala gangguan berupa emosional, sering menumpuk barang tidak berguna, jarang mandi, menarik diri dari aktivitas sosial, dan berkata kasar kepada orang-orang yang merawatnya di rumah. Selain itu, menurut keterangan perawat, pasien beberapa kali terlihat berbicara sendiri dan senyum-senyum sendiri tanpa alasan yang jelas. Pasien sudah sering dibawa berobat ke psikiater, namun ia pertama kali dirawat untuk alasan psikiatrik pada tahun 2006 di RS AL, dan kemudian pasien dirawat di RSKJ Dharma Graha pertama kalinya pada Juni 2011. Pasien kembali dirawat pada tanggal 20 Januari 2012 karena alasan yang sudah disebutkan diatas. Dari anamnesis, nampak pasien berbicara secara sirkumstansial, terdapat rasionalisasi yang cukup ekstensif, dan pasien menyangkal keluhan-keluhan yang disampaikan keluarga mengenainya. Penampilan pasien saat diperiksa tampak kusam, dengan baju yang sudah beberapa lama tidak diganti, tubuh pasien berbau tidak sedap. Pasien tampak sesuai dengan usianya. Pasien juga cenderung tampak feminin. Pasien juga sering menggunakan kelainan jantung yang dia miliki sebagai alasan ia sulit berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial. Pasien merasa bila dirinya sehat dan tidak mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan alloanamnesa ditemukan bila pasien mulai menunjukan gejala ketika ia sedang berkuliah di FH UI. Pasien dikenal sebagai orang yang pintar, kompetitif, dan cenderung rapuh dalam tekanan. Nilai-nilai yang kurang baik pada masa kuliah diduga memicu stress pada pasien. Pasien menjadi sering mengumpulkan barang-barang yang tidak berguna, menarik diri, malas bekerja, jarang mandi, emosional terhadap keluarga inti, dan bila berhadapan dengan orang lain, pasien akan cenderung menyombongkan diri. Pasien juga beberapa kali berkata-kata kasar kepada yang merawat pasien. Diduga bila keadaan pasien yang masih sendiri merupakan salah satu faktor stress lainnya.

VII. FORMULA DIAGNOSIS Aksis I Dengan adanya daya nilai realita terganggu, kebiasaan sehari-hari terganggu, lingkungan mengeluh, adanya gejala psikopatologi, maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu psikosis. Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit pasien tidak pernah menderita penyakit yang secara fisiologis mengganggu fungsi otak. Kesadaran compos mentis, orientasi baik, tanda rangsang meningeal (-), kemunduran intelektual (-), dan tidak terdapat penggunaan zat psikoaktif; Maka dapat disimpulkan bahwa pasien tidak menderita suatu gangguan mental organik serta tidak menderita suatu gangguan mental dan gangguan perilaku akibat zat psikoaktif. Berdasarkan penemuan yang didapat dari autoanamnesa dan alloanamnesa didapatkan : Waham kebesaran yang ringan dan sudah menipis Halusinasi yang disangkal pasien Sirkumstansial Rasionalisasi Sering senyum-senyum dan bicara sendiri Kemampuan merawat diri yang buruk Kebiasaan menumpuk barang-barang yang tidak berguna ( hoarding ) Sering marah-marah kepada keluarga Gejala berlangsung lebih dari 1 bulan

Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan dan ketidakkhasan dari gejala pasien, pasien didiagnosa dengan F 20.34 Skizofrenia Undifferentiated dengan remisi tak sempurna Diagnosis pada pasien ini dibandingkan dengan Skizofrenia paranoid, Skizofrenia hebefrenik, dan Skizofrenia residual. Diagnosis Skizofrenia paranoid disingkirkan karena

tidak terdapat waham atau halusinasi yang cukup mendominasi. Diagnosa Skizofrenia hebefrenik disingkirkan karena perilaku afek pasien masih cukup luas. Diagnosa Skizofrenia residual dibandingkan karena gejala-gejala yang dialami pasien sulit dievaluasi secara keseluruhan di dalam rumah sakit, apakah mengalami suatu perbaikan dan seberapa besar tingkat perbaikan tersebut. Aksis II Berdasarkan autoanamnesa dan alloanamnesa, tidak ditemukan gejala-gejala yang menunjukan adanya gangguan kepribadian pada pasien. Aksis III Berdasarkan auto dan alloanamnesa dikatakan pasien memiliki kelainan katup jantung bawaan. Untuk menegakan diagnosa pasti, dianjurkan pemeriksaan echografi jantung dan EKG. Aksis IV Berdasarkan auto dan alloanamnesa, didapatkan keluarga yang mencoba mendukung pasien meskipun pasien kasar terhadap mereka. Diduga stress psikososial berasal dari kegagalannya dalam studi FH UI. Aksis V GAF scale = 70-61 ( beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalm fungsi, secara umum masih baik )

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : F 20.3 Skizofrenia Undifferentiated : tidak ditemukan kelainan : diduga PJB : Terdapat masalah dengan kegagalan di masa lalu : GAF 70-61

IX. DAFTAR MASALAH Organobiologik Psikologik Lingkungan dan Sosioekonomi X. PROGNOSIS Quo ad Vitam Quo ad Functionam Quo ad Sanationam XI. RENCANA TERAPI A. Psikofarmaka B. Psikoterapi Terapi suportif Memberi dukungan pada pasien, pengawasan minum obat Konseling keluarga Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai keadaan pasien Terapi rekreasi Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rekreasi dan kesenian yang diadakan : Aripiprazole 1 x 15 mg : : dubia ad bonam : dubia ad malam : ad malam : pasien diduga memiliki PJB : ditemukan sirkumstansial dan rasionalisasi : Tidak ada masalah

Terapi perilaku Membiasakan suatu perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku Terapi kognitif Mendalami masalah-masalah yang dipikirkan oleh pasien dan mencari jalan keluarnya bersama-sama

Anda mungkin juga menyukai