DASAR TEORI
Enzim merupakan suatu molekul yang komplek yang sisi utamanya adalah protein atau selutuh isinya adalah protein. Enzim berperan penting dalam katalis biologi (biokatalisator). Yang mana hal itu mengubah tingkat reaksi kimia tanpa merubah dirinya sendiri. (john t. moore, ed.D dan Richard Langley, ph.D, 2008) Oleh karena struktur protein menentukan kegiatan enzim, maka segala hal yang dapat mengubah struktur protein akan mengubah pula kegiatan suatu enzim, proses denaturasi protein juga berlaku untuk enzim, sebagai contoh : berbagai enzim tidak tahan terhadap panas akan mengalami denaturasi pada sekitar suhu 50, atau lebih dan biasanya bersifat irreversible. Sebagian besar enzim mempunyai suhu optimum yang diperlukan enzim untuk bekerja secara optimal.(Montgomery, Conway, spector, edisi ke 5, 1992)
TUJUAN
Memperlihatkan kecepatan reaksi enzimatik sampai suhu tertentu sebanding dengan kenaikan suhu. Reaksi enzimatik mempunyai suhu optimum.
ALAT Bejana Erlemneyer Pipet Volumetric 1ml Buret Tabung Reaksi (5 Buah) Stopwatch
2.
BAHAN Larutan Enzim E Larutan NaCl 0,9% Larutan dapar (buffer) dengan pH 6,5 Larutan substrat S Lemari Pendingin Larutan KI-KIO3 Larutan HCl 0,05N
BAGAN ALIR
Siapkan tabung reaksi masing-masing diberi tanda 0,5, 10,15,20 Siapkan bean erlenmeyer dan pipet volumetric Isilah tabung reaksi dengan masing-masing 5 ml HCl Buat campuran I: 15 ml dapar PH 7 + 3 ml substrat + 6 ml NaCl 0,9 % Ambil dengan pipet 1ml campuran larutan pada labu erlenmeyer, masukkan ke tabung bertanda 0. Tambahkan 2 ml enzim kedalam erlenmeyer ( campuran II ) Siapkan stopwatch
Ambil dengan pipet 2ml Larutan enzim E, masukkan ke dalam ke dalam labe erlenmeyer , goyangkan Menjelang menit ke-5 ambil dengan pipet 1ml larutan di erlenmeyer
Setelah semua selesai, tambahkan 1ml larutan KI-KIO3 ke dalam masing-masing tabung reaksi Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung yang disumbat ibu jari tangan Setelah penambahan KI-KIO3, membaca absorbance larutan dengan Spektrofotometer UV-VIS
2 ml enzim saliva
15 ml larutan dapar
Waterbath 40
Lar. induk
Lar. induk
10
15
20 + 2 ml KI-KIO3
10
15
20 0
10
15
20
Pembahasan Hasil praktikum kelompok kami pada suhu 70-80 C tidak dapat terbaca absorbansinya, hal ini dikarenakan larutan dalam tabung reaksi yang terlalu kental sehingga sulit untuk disaring. Salah satu faktor yang menyebabkan larutan terlalu kental adalah mungkin dari larutan amilum yang ditambahkan terlalu pekat.Namun, kami mencoba membahas hasil praktikum berdasarkan teori yang ada. Pada perubahan suhu, kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim mula-mula meningkat karena adanya peningkatan suhu. Energi kinetik akan meningkat pada kompleks enzim dan substrat yang bereaksi. Namun, peningkatan energi kinetik oleh peningkatan suhu mempunyai batas yang optimum. Jika batas tersebut terlewati, maka energi tersebut dapat memutuskan ikatan hidrogen dan hidrofobik yang lemah yang mempertahankan struktur sekunder-tersiernya. Pada suhu ini, denaturasi yang disertai dengan penurunan aktivitas enzim sebagai katalis akan terjadi.
Enzim merupakan suatu protein sehingga kenaikan suhu menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan berkurang atau menurun Rata-rata hasil praktikum kelompok dari kelas berbeda membuktikan bahwa tidak ada substrat yang tercerna yang dibuktikan dengan prosentase negatif(-). Hal ini dikarenakan enzim mengalami proses denaturasi. Sebagian enzim menjadi rusak pada pemanasan sampai suhu 70o .
Kesimpulan Reaksi enzimatik dipengaruhi adanya perubahan suhu Pada suhu tinggi, jumlah enzim yang aktif akan berkurang dikarenakan mengalami proses denaturasi Hasil dari praktikum kebanyakan telah dilakukan sesuai dengan dasar teoritis, bahwa kenaikan suhu akan menyebabkan enzim mengalami denaturasi sehingga tidak ada substrat yang tercerna. o C, enzim Pada suhu yang lebih tinggi >100 bersifat irreversible, tetapi pada praktikum kali ini suhu paling tinggi yang digunakan 70o C, sehingga
Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikan kecepatan reaksi, namun kenaikan suhu pada saat mulai terjadinya proses denaturasi akan mengurangi kecepatan reaksi. Sumber Kesalahan : Keadaan suhu yang tidak stabil Kesalahan pada saat pengambilan bahan dan pengocokan Kurang telitinya praktikan terhadap cara kerja dan ketepatan waktu.