Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh suhu pada aktivitas enzim

Kelompok 1
BERLIANA MEGA DARMASTUTI 20200710001
Dzuhal Ridhollah Addahili 20200710007
Pramesti Adi Setya meilinda 20200710011
Elin Jeanneta Sutanto 20200710013
Priella Shafa Jinan Wuryanto 20200710022
Mohammad Fahmi Firmansyah 20200710040
Alifara Berlian Nun Fajrina 20200710046
Anita Fitria Yupitasari 20200710059
Petra Septhine Anugrahni 20200710062
Yuanna Permata Sari 20200710075
Awaluddin 20200710089
Indi Nabila Nasution 20200710091
PENDAHULUAN
Kenaikan suhu pada umumnya akan menyebabkan
kecepatan suatu reaksi kimia menjadi bertambah besar,
disebabkan karena energi kinetik dari molekul-molekul
yang bereaksi menjadi semakin besar.

Dilain pihak, enzim adalah suatu protein. Suhu yang tinggi


menyebahkan perubahan smiktur molekul protein.

Oleh karena itu suatu reaksi yang menyangkut suatu enzim


akan dipengaruhi oleh kedua efek yang "bertentangan" dari
suhu tersebut.
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap suatu
reaksi enzimatik.
Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini mirip dengan praktikum sebelumnya


hanya saja dilakukan percobaan pada beberapa macam suhu
yang berbeda, sedangkan faktor-faktor lain yang beipengaruh
pada reaksi enzimatik dibuat sama.
Skenario
Seorang mahasiswa FKG sedang melakukan sebuah penelitian dalam rangka
menyelesaikan tugas akhirnya sebagai sarjana kedokteran gigi. Dia melihat
sebuah fenomena dan beberapa literatur yang menunjukkan bahwa
perubahan suhu dalam lingkungan rongga mulut dapat memengaruhi
kesehatan rongga mulut. Contohnya kebiasaan makan yang panas dan
kemudian bersamaan dengan minum minuman yang dingin. Setelah
penelusuran pustaka yang lebih dalam lagi dan didapatkan sebuah teori
bahwa perubahan suhu dapat memengaruhi aktivitas enzim amilase.
Sehingga pada penelitian ini dia ingin membuktikan perbedaan aktivitas
enzim amilase pada suhu 0°, 27°, 40° dan 70°
Alat Reagensia
Labu Erlemeyer Larutan enzim
dan pemberat Larutan NaCl 0.9%
Pipet Volumetrik Larutan penyangga dengan pH 6.5
Buret
Larutan substrat
Tabung Reaksi (5
buah) Larutan KI-KIO3
Waterbath Larutan HCl 0.05 N
Pelaksanaan
1. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’
dan 20’
2. Siapkan labu erlenmayer dan pipet volumetrik.
3. Ambil berturut-turut 15ml larutan penyangga dengan pH 6.5, 3 mL
larutan substrat, dan 6 mL larutan NaCl 0.9%. Goyangkan erlenmayer
dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata.
4. Rendam erlenmayer di dalam air waterbath sesuai dengan suhu selama
30’. Jangan mengeluarkan erlenmayer dari waterbath selama
percobaan, untuk menghindari perubahan suhu.
5. Isilah masing-masing tabung reaksi yang tersediadengan 10mL HCl
0.05N.
6. Ambil dengan pipet 1ml campuran larutan dari labu erlenmayer dan
masukkan ke dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya
dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibu jari
tangan.

7. Siapkan stopwatch

8. Masukkan 1ml larutan enzim ke dalam campuran larutan yang


berada di erlenmayer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim
imasukkan ke dalam erlenmayer. Goyangkan erlenmayer beberapa
detik dengan gerakan memutar agar enzim tercampur rata dalam
larutan.

9. Pada menit ke 5 ambil larutan dalam erlenmayer dengan pipet 1ml,


dan masukkan ke dalam tabung reaksi bertanda 5’, kocok tabung
reaksi agar tercampur rata. Lakukan kembali prosedur pada menit ke
10, 15 dan 20.
10. Tambahkan larutan KI-KIO3 ke dalam masing-masing tabung reaksi.
campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat
ibu jari tangan.

11. Kira-kira 5 menit setelah penambahan KI-KIO3, bacalah absorbance


larutan yang ada dalam masing-masing tabung reaksi.

12. Dari nilai absorbance yang terbaca. Hitunglah persen substrat yang
tercerna pada menit ke 0, 5, 10, 15, dan 20 dengan rumus Presentase
substrat yang dicerna pada menit t =

Presentase substrat semula – presentase substrat yang tersisa pada menit t


Tabulasi Hasil Penelitian
TUGAS
1.Buatlah grafik grafik yang menunjukkan hubungan antara %
substrat yang dicerna ( ordinat ) dengan waktu ( absis ) !
2. Apakah kesimpulan yang dapat ditarik dari grafik yang didapat ?

Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu adanya hubungan antara sustrat dan juga waktu pada
reaksi pengaruh suhu terhadap enzim. Semakin lama waktu reaksi maka akan semakin
banyak substrat yang terpakai sehingga grafik naik, tetapi semakin lama reaksi, tidak terjadi
kenaikan yang signifikan pada grafik
3. Apakah yang dimaksud struktur primer, sekunder, tersier dan
kuartener dari protein ?

Struktur primer adalah urutan asam amino. Struktur sekunder berhubungan


dengan pengaturan kedudukan ruang residu asam
amino yang berdekatan dalam urutan linier. Pengaturan sterik ini memberi
struktur periodik.
Struktur tersier menggambarkan pengaturan ruang residu asam amino yang
berjauhan dalam urutan linier dan pola ikatan-ikatan sulfida.
Struktur kuartener protein merupakan gabungan dari satu atau lebih rantai
polipeptida yang beroperasi sebagai satu satuan
4. Bagaimanakah pengaruh suhu yang semakin meningkat terhadap
struktur suatu protein ?

Kenaikan suhu hingga mencapai suhu tinggi menyebabkan denaturasi. Denaturasi protein
adalah perubahan struktur protein yang pada keadaan terdenaturasi penuh, hanya
struktur primer protein saja yang tersisa, protein tidak lagi memiliki struktur sekunder,
tersier, dan kuartener. Jika semakin tinggi suhu pemanasan maka energi kinetik akan
semakin meningkat yang menyebabkan getaran molekul menjadi semakin cepat dan keras,
sehingga mengakibatkan putusnya ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik
5. Apakah yang dimaksud dengan energi aktivasi dari suatu reaksi
kimia ?

energi aktivasi didefinisikan sebagai energi yang harus dilampaui agar reaksi kimia dapat
terjadi. Energi aktivasi bisa juga diartikan sebagai energi minimum yang dibutuhkan agar
reaksi kimia tertentu dapat terjadi.
Energi aktivasi dapat dianggap sebagai besarnya penghalang potensial (kadang-kadang
disebut penghalang energi) yang memisahkan minima dari energi potensial permukaan
yang berkaitan dengan keadaan termodinamika awal dan akhir. Agar reaksi kimia[4] dapat
berlangsung pada laju yang masuk akal, suhu sistem harus cukup tinggi sehingga terdapat
sejumlah molekul dengan energi translasi yang sama dengan atau lebih besar dari energi
aktivasi.

Anda mungkin juga menyukai