Pendahuluan
Kebutuhan cairan dan elektolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yg tetap dalam berespons thd stresor fisiologis dan lingkungan
Konsep Dasar
1. Volume
dan distribusi carian tubuh a. Volume cairan tubuh Total jumlah volume cairan tubuh (total body water _TBW) kira2 60% dari BB pria dan 50% dari BB wanita. Usia juga berpengaruh thd TBW dimana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya.
Contoh; BBL TBW-nya 70-80% dari BB, usia pubertas s/d 39 tahun utk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari BB Usia 40 60 tahun utk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB Usia diatas 60 tahun utk pria 52% dari BB, wanita 46% dari BB
b. Distribusi cairan Cairan tubuh didistibusikan diantara dua kompartemen yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler kira2 2/3 atau 40% dari BB, sedangkan caian ekstaseluler 20% dari BB,cairan ini terdiri atas plasma (cairan intravaskuler) 5%, cairan interstisial (cairan di sekitar tubuh spt limfe) 10-15% dan transeluler( mis; cairan serebrospinalis, sinovia, cairan dlm peritonium, cairan dlm rongga mata, dll) 1-3%.
2. Fungsi cairan a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh b. Transpor nutrien ke sel c. Transpor hasil sisa metabolisme d. Transpor hormon e. Pelumas antar-organ f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler
3. Keseimbangan cairan Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake cairan dan output cairan. Intake cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 2.500ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200 1.500 ml/hari, paruparu 300 500 ml, dan kulit 600 800 ml
4. Faktor-faktor yg memengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit: a. Usia b. Temperatur lingkungan c. Diet d. Sakit
5. Pergerakan cairan tubuh mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui 3 proses yaitu; a. Difusi merupakan proses dimana partikel yg terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan
b. Osmosis merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermiabel dari larutan yg berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang tinggi yang sifatnya menarik c. Transpor aktif partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung
6. Pengaturan keseimbangan cairan a. Rasa dahaga Mekanisme rasa dahaga: - Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yg pd akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yg dpt merangsang hipotalamus utk melepaskan substrat neuron yg bertg jawab thd sensasi haus
Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi peningkatan tekanan osmotik dan mengaktivasi jaringan saraf yg dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga
b. Anti Diuretik Hormon (ADH) -ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisi dari hipofisis posterior
c. Aldosteron Hormon ini disekesi oleh kelenjar adrenal yg bekerja pada tubulus ginjal utk meningkatkan absorpsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang konsentrasi kalium, natrium serum dan sistem angiotensin renin serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia
d. Prostaglandin adalah asam lemak alami yg terdapat dalam banyak jaringan dan berfungsi dlm merespons radang, pengendalian TD, kontraksi uterus dan mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal, prostaglandin berperan mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium dan efek ginjal pada ADH
e. Glukokortikoid Meningkatkan resorpsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan perubahan pada keseimbangan airan
7. Cara pengeluaran cairan Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti : a. Ginjal - Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yg menerima 170 liter darah utk disaring setiap hari - Produksi urine utk semua usia 1 ml/kg/jam - Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari
Lanjutan..
-
Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron
b. Kulit - Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yg merangsang aktivitas kelenjar keringat - Rangsangan kelenjar keringat dpt dihasilkan dari aktivitas otot, temperatur lingk yang meningkat dan demam
c. Paru-paru - Menghslkan IWL sekitar 400 ml/hari - Meningkatnya cairan yg hilang sbg respons thd peubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam
d. Gastrointestinal - Dalam kondisi normal cairan yg hilang dari gastrointestinal setiap hai sekitar 100-200 ml - Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 1015 cc/kg BB/24 jam, dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat celsius.
8. Pengaturan elektrolit a. Natrium (sodium) b. Kalium (potassium) c. Kalsium d. Magnesium e. Klorida f. Bikarbonat g. Fosfat
9. Masalah keseimbangan cairan a. Hipovolemik Adalah kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES), dan dpt terjadi kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, ggn mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering
b. Hipervolemi Adalah penambahan/kelebihan volume CES dpt terjadi pd saat: - Stimulusi kronis ginjal utk menahan natrium dan air - Fungsi ginjal abnormal, dgn penurunan akskresi natrium dan air - Kelebihan pemberian cairan - Perpindahan cairan interstisial ke plasma
Gejala: sesak nafas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama gallop
10. Ketidakseimbangan asam basa a. Asidosis respiratorik Disebabkan karena kegagalan sistem pernapasan dalam membuang CO2 dari cairan tubuh Penyebab: penyakit obstruksi, restraki paru, polimielitis, penurunan aktivitas pusat pernapasan (trauma kepala, pendarahan, narkotik, anestesi, dll)
b. Alkalisis respiratorik Disebabkan kerana kehilangan CO2 dari paruparu pada kecepatan yg lebih tinggi dari produksinya dalam jaringan Penyebab: hiperventilasi alveolar, anxietas, demam, meningitis, keracunan aspirin, pneumonia dan emboli paru
c. Asidosis metabolik Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa Gejala: pernapasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi, dan koma
d. Alkalosis metabolik Disebabkan oleh kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh Penyebab: mencerna sebagian besar basa (mis; BaHCO3, antasid, soda kue) utk mengatasi ulkus peptikum atau rasa kembung
Asuhan Keperawatan
Pengkajian 1. R/ Keperawatan a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parental) b. Tanda umum masalah elektrolit c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan d. Proses penyakit yg menyebabkan ggn homeostatis cairan dan elektrik
e. Pengobatan tertentu yg sedang dijalani dapat mengganggu status cairan f. Status perkembangan spt usia atau situasi sosial g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yg mengganggu pengobatan
2. Pengukuran klinik a. Berat Badan kehilangan/bertambahnya BB menunjukkan adanya masalah keseimbangan cairan : - 2% : ringan -5% : sedang - 10 % : berat Pengukuran BB dilakukan setiap hari pd waktu yg sama
d. Pengukuran pengeluaran cairan; -Urine : volume, kejernihan/kepekatan -Feses : jumlah dan konsistensi -Muntah -Tube drainase -IWL
e. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat: normalnya sekitar 200 CC
3. Pemeriksaan Fisik a. Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot, tetani, dan sensasi rasa b. Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, TD, Hb, dan bunyi jantung c. Mata : cekung, air mata kering d. Neurologi : refleks, ggn motorik dan sensorik, tingkat kesadaran e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah2 dan bising usus.
4. Pemeriksaan penunjang pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat Jenis urine, dan AGD
Diagnosa Keperawatan
1. aktual/ risiko defisit volume cairan Definisi : Kondisi dimjana pasien mengalami risiko kekurangan cairan pd ekstraseluler dan vaskuler Sehubungan dengan : a. Kehilangan cairan secara berlebihan b. Berkeringat secara berlebihan c. Menurunnya intake oral d. Penggunaan diuretik e. Pendarahan
Kemungkinan data yg ditemukan: a. Hipotensi b. Takhikardia c. Pucat d. Kelemahan e. Konsentrasi urin pekat
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada: a. Penyakit Addison b. Koma c. Ketoasidosis pada diabetik d. Pendarahan gastrointestinal e. Muntah diare f. Intake cairan tidak adekuat g. AIDS h. Pendarahan i. Ulcer kolon
Tujuan yang diharapkan : a. Mempertahankan keseimbangan cairan b. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan spt output urine adekuat, TD normal, membran mukosa mulut lembab, turgor kulit baik c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi.
N O 1.
INTERVENSI Ukur dan catat setiap 4 jam : Intake dan output cairan Warna muntahan, urine, dan feses Monitor turgor kulit Tanda vital Monitor IV infus CVP Elektrolit, BUN, hematokrit dan Hb Status mental BB Berikan makanan dan cairan Berikan pengobatan seperti antidiare dan antimuntah Berikan dukungan verbal dalam pemberian cairan
2. 3. 4.
Memenuhi kebutuhan makan dan minum Menurunkan pergerakan usus dan muntah Meningkatkan konsumsi yang lebih
NO 5.
6.
Meningkatkan sirkulasi
7.
Berikan pendidikan kesehatan tentang : Tanda dan gejala dehidrasi Intake dan output cairan terapi
2. Volume cairan tubuh Definisi : Kondisi dimana terjadi peningkatan rentensi dan edema Kemungkinan sehubungan dengan : a. Retensi garam dan air b. Efek dari pengobatan c. Malnutrisi
Kemungkinan data yang ditemukan : a. Orthopnea b. Oliguria c. Edema d. Distensi vena jugularis e. Hipertensi f. Distres pernapasan g. Anasarka h. Edema paru
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a. Obesitas b. Hipothiroidism c. Pengobatan dgn kortikosteroid d. Cushings syndrome e. Gagal ginjal f. Sirosis hepatis g. Kanker h. toxemia
Tujuan yang diharapkan : a. Mempertahankan keseimbangan intake dan output cairan b. Menurunkan kelebihan cairan
N O 1.
INTERVENSI
RASIONAL
Ukur dan monitor : * Intake dan output cairan, BB, tensi, CVP distensi vena, jugularis dan bunyi paru
2.
3.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan, obat dan efek pengobatan
4.
NO 5.
INTERVENSI Pada pasien yang bedrest : Ubah posisi setiap 2 jam Latihan pasif dan aktif
6.
Pada kulit yang edema berikan losion, hindari penekanan yang terus-menerus
7.
Berikan pengetahuan kesehatan tentang: Intake dan output cairan Edema, BB Pengobatan
Asites : penumpukan cairan dirongga perut. Cairan itu terjadi krn berbagai penyakit kronik (serosis hati)