Anda di halaman 1dari 4

Review Anatomi Sistem Integumen, Diabetes Mellitus, dan Kebersihan Diri

Aslinda Nurul Tamala, FIK UI10, 1006672182

mellitus (penyakit yang membutuhkan perhatian khusus dalam merawat kebersihan diri klien). Kebersihan diri (personal hygiene) secara umum merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan

Tubuh merupakan unit terpenting atau vital yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Demi menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai, tubuh tentu perlu mendapatkan perlakuan yang baik dan sesuai pula dari si pemilik (manusia). Memperhatikan kebersihan diri merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar tubuh dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kebersihan diri ini dapat dimulai dengan memberikan perhatian bagi kebersihan sistem integumen tubuh yang merupakan lapisan terluar tubuh yang banyak bersentuhan dengan lingkungan luar. Namun kebersihan diri juga tidak hanya harus diperhatikan saat klien sehat, melainkan pada klien yang menderita diabetes mellitus kebersihan diri klien juga mat diperlukan. Lembar tugas mandiri ini akan membahas tentang kebersihan diri secara umum, pentingnya melakukan kebersihan diri, komponen-komponen

kesehatan baik secara fisik maupun psikolgis (Alimul Aziz, 2008). Pentingnya melakukan kebersihan diri dikarenakan kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk. Dalam melakukan upaya kebersihan diri, ada komponen-komponen penting yang harus diperhatikan yaitu kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan mata, telinga, dan hidung, kebersihan gigi dan mulut, kebersihan badan, kebersihan kuku tangan dan kuku kaki, dan kebersihan pakaian (Ismail Noryati, 2004). Kebersihan diri dapat dimulai dengan memberikan perhatian bagi kebersihan sistem integumen tubuh karena sistem integumen merupakan lapisan terluar tubuh yang banyak bersentuhan dengan lingkungan luar. Oleh karena itu sistem integumen membutuhkan perhatian yang lebih khusus guna mewujudkan tubuh yang sehat, bersih, dan terbebas dari berbagai macam penyakit. Sebelum

kebersihan diri, review anatomi sistem integumen, dan diabetes

melakukan kebersihan tubuh, tentunya perawat dan klien harus mengetahui terlebih dahulu anatomi sistem integumen tubuh yaitu, integumen membentuk lapisan terluar tubuh. Sistem integumen memiliki beberapa komponen yang diantaranya yaitu, kulit, kuku jari tangan dan kuku jari kaki, rambut, dan kelenjar kulit (Ethel Sloane, 1994). Kulit adalah organ terbesar tubuh, beratnya kurang lebih 4,5 kg dan menutupi area seluas 18 kaki persegi (1,67m2) pada laki-laki dengan berat badan 75 kg (Ethel Sloane, 1994). Kulit memiliki beberapa lapisan diantaranya epidermis yaitu lapisan teratas atau terluar yang tersusun dari jaringan epitel sedangkan dermin yaitu lapisan jaringan ikat bagian bawah dan lapiasan ini mengikat epidermis dengan struktur yang ada dibawahnya. Komponen sistem integumen yang lainnya adalah kuku jari tangan dan kuku jari kaki, yang merupakan lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan epidermis kedalam dermis. Rambut merupakan spesialisasi kulit yang menjadi

sistem integumen juga memiliki fungsi diantaranya sebagai perlindungan maksudnya kulit melindungi tubuh dari

mikroorganisme, penarikan atau kehilangan cairan, selain itu pigmen melanin yang terdapat pada kulit memberikan perlindungan selanjutnya pada sinar ultraviolet matahari. Fungsi sistem integumen yang kedua adalah pembuluh darah dan kelenjar keringat pada kulit berfungsi untuk mempertahankan dan mengatur suhu tubuh. Kelenjar-kelenjar pada kulit dapat mengekskresi zat lemak, air dan ion-ion seperti Na+ yang masuk kedalam tubuh. Fungsi sistem integumen yang lainnya adalah dengan bantuan radiasi sina matahari atau sinar ultraviolet, proses sintesis vitamin D yang penting untuk pertumbuhan tulang, dimulai dari sebuah molekul prekursor (dehidrokolesterol-7) yang ditemukan dikulit (Ethel Sloane, 1994). Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis berasal dari bahasa Yunani, , diabanein yang berarti tembus atau
pancuran air dan bahasa Latin mellitus yang berarti rasa manis (Julie

karakteristik pada mamalia saja. Komponen sistem integumen lainnya yaitu kelenjar kulit, kelenjar kulit pada manusia meliputi kelenjar sebasea, kalenjar keringat, dan kelenjar mammae, yang merupakan bentuk modifikasi dari kelenjar keringat. Selain itu

Munden, 2007), merupakan golongan penyakit kronis menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melibihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200mg/dl, dan kadar gula darah puasa sama dengan atau diatas 126mg/dl

(Misnadiarly, 2006). Sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah (Julie Munden, 2007). Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung glukosa, sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut. Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala seperti jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria), sering atau cepat merasa haus (Polydipsia), lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia), frekuensi urine meningkat (Glycosuria), kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya, kesemutan/mati rasa pada ujung saraf ditelapak tangan

dan kaki, cepat lelah dan lemah setiap waktu, mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba, apabila luka atau tergores lambat penyembuhannya, dan mudah terkena infeksi terutama pada kulit (Misnadiarly, 2006). Penyakit Diabetes Mellitus dibagi kedalam dua tipe atau jenis yaitu, Diabetes Mellitus tipe 1 dan Diabetes Mellitus tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin, dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) (Julie Munden, 2007). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulaupulau langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja. Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.

Selanjutnya adalah Diabetes Mellitus tipe 2, dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) (Julie Munden, 2007). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita Diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan. Kesimpulannya adalah bahwa kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikolgis. Melakukan kebersihan diri adalah kebutuhan yang sangat penting atau urgent dikarenakan kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih

meminimalkan

resiko

seseorang

terhadap

kemungkinan

terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk. Oleh karena itu sebelum memberikan perawatan kebersihan diri yang sesuai baik pada klien yang sehat maupun klien dengan penyakit khusus seperti Diabetes Mellitus, perawat diharapkan mampu mengetahui dan memahami sistem integumen yang sangat berkaitan dengan kebersihan tubuh.

Daftar Pustaka :
Aziz, A. Alimul. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Ed.2. Jakarta: Salemba Medika Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal Gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer Obor Munden, Julie. (2007). Diabetes Mellitus: A Guide To Patient Care. Philladelphia: Lippincott William & Wilkins Noryati, Ismail. (2004). Food Poisoning. Selangor: Yeohprinco Sdn. Bhd Sloane, Ethel. (1994). Anatomy and Physiology: An Easy Learner. Sudbury: Jones and Bartlett Publisher, Inc

Anda mungkin juga menyukai