Anda di halaman 1dari 29

REFLEKS

Dr. Ratna Indriawati, M Kes

SIFAT UMUM REFLEKS

Rangsangan adekuat Jaras umum akhir Keadaan Eksitasi dan Inhibisi sentral Habituasi dan Sensitisasi Respon refleks

Lengkung Refleks merupakan unit dasar aktivitas saraf terpadu, terdiri dari suatu organ indera, neuron aferen, satu sinaps atau lebih, neuron eferen dan efektor. Neuron aferen masuk melalui radix dorsalis atau saraf otak dan mempunyai badan selnya di dalam ganglia radix dorsalis radix dorsalis atau di dalam ganglia homogen pada saraf otak. Serabut aferen meninggalkan radix ventralis menuju saraf otak motorik.

Prinsip bahwa di dalam medulla spinalis, radix dorsalis bersifat sensorik dan di dalam radix ventralis bersifat motorik dikenal sebagai Hukum Bell-Magendie. Jumlah potensial aksi di dalam saraf aferen sebanding dg besar rangsangan yg diberikan pd organ indera.

LENGKUNG REFLEKS 1.Lengkung Refleks monosinaptik adalah lengkung refleks dengan sinap tunggal di antara neuronaferen dan eferen. Refleks yang timbul di dalamnya merupakan refleks monosinaptik 2. Lengkung refleks polisinaptik adalah lengkung refleks yang terdiri dari satu interneuron atau lebih di antara neuron aferen dan eferen, jumlah sinap dalam lengkung ini bervariasi dari 2 sampai beratus-ratus

Refleks regang otot


adalah refleks yang terjadi apabila suatu otot rangka dengan persarafn utuh diregangkan. Lingkaran neuron refleks regang : kumparan otot radix dorsalis medulla spinalis salah satu cabang langsung menuju radix anterior substansia grisea medulla dan langsung bersinaps dengan neuron motorik anterior yang mengirimkan serat-serat sarafnya kembali ke otot. Jadi lingkaran ini merupakan lengkung refleks monosinaptik.

Refleks regang dinamik : dicetuskan oleh suatu sinyal dinamik yang kuat dan dijalarkan dari ujung primer kumparan otot akibat regangan otot yang berlangsung cepat.

Fungsi refleks regang dinamik : untuk melawan perubahan panjang otot yang mendadak, sebab kontraksi otot akan melawan regangan tadi.

Refleks regang statik dicetuskan oleh sinyal terus menerus yang dikeluarkan oleh reseptor statik, sehingga menimbulkan kontraksi otot selama otot dalam keadaan terlalu panjang.

Penerapan klinis reflkes regang : Sentakan lutut (Knee Jerk) dan sentakan otot lainnya.
Sentakan lutut dapat ditimbulkan dengan cara memukul pelan-pelan tendo patella dengan palu refleks, pukulan ini meregangkan otot kuadriseps femoris yang akan memicu terjadinya refleks regang dinamik yang menyebabkan tungkai bawah menyentak ke depan (Refleks Patella). Refleks yang lain dapat ditimbulkan di bagian tubuh lain. Peregangan yang mendadak pada kumparan otot diperlukan untuk menimbulkan refleks regang.

Klonus

Klonus merupakan fenomena dimana sentakan otot berosilasi. Klonus biasanya hanya terjadi bila refleks regang dalam keadaan sangat peka akibat adanya impuls fasilitasi dari otak. Pada tes neurologi untuk menimbulkan klonus mula-mula dilakukan peregangan mendadak pada otot dan otot tersebut dalam keadaan tegang dengan suatu tenaga.

Refleks Tendo Golgi

Organ tendo golgi mengatur ketegangan otot respon dinamik dan statik, dimana responnya sangat kuat sewaktu tegangan otot tiba-tiba meningkat (respon dinamik), tetapi dalam waktu seperdetik akan menjadi tenang dan turun ke keadaan letupan yang menetap sehinggahampir sama dengan tegangan otot (respon statik).

Penjalaran impuls dari organ tendo ke Sistem saraf pusat


dijalarkan melalui serabut saraf tipe I b yang besar dan penjalarannya cepat. menjalarkan sinyal balik ke area lokal medulla, melalui traktus spinoserebellar ke serebellum dan melalui traktus-traktus lain ke korteks serebri. Sinyal di lokal medulla merangsang interneuron merangsang tunggal dan menghambat neuron motorik anterior menghambat otot yang sesuai tanpa mempengaruhi otot-otot di dekatnya.

Peran reflkes tendo

menyamaratakan kekuatan kontraksi otot di antara serabut-serabut otot. menyebarkan beban otot ke seluruh serabut mencegah kerusakan pada daerah otot yang terisolasi

REFLEKS FLEKSOR DAN REFLEKS MENARIK DIRI

refleks menarik diri/menjauhkan anggota badan menjauhi obyek yang menstimulasinya Lengkung refleks polisinaptik dicetuskan paling kuat dengan merangsang reseptor nyeri, misalnya tusukan jarum atau air panas refleks nocireseptor (refleks nyeri) refleks menarik diri (withdrawal)

Mekanisme neural refleks fleksor

Jaras refleks fleksor tidak langsung melewati neuron motorik anterior tetapi berjalan menuju kumpulan interneuron dan selanjutnya ke neuron motorik.

REFLEKS EKSTENSOR SILANG

Kira-kira 0,2-0,5 detik setelah suatu stimulus menimbulkan refleks fleksor pada salah satu anggota tubuh, maka anggota tubuh yang lain akan mulai memanjang. Keadaan ini disebut refleks ekstensor silang (Crossed extensor refleks). Ekstensi yang terjadi pada anggota tubuh yang lain dapat mendorong seluruh tubuh menjauhi obyek yang menyebabkan stimulus nyeri pada anggota tubuh yang menarik diri

Mekanisme neural refleks ekstensor silang

Sinyal dari saraf sensorik menyilang ke bagian sisi lain dari medulla spinalis untuk mengeksitasi otot-otot ekstensor. Biasanya refleks ekstensor silang timbul setelah 200-500 milidetik sesudah stimulus awal yang menimbulkan nyeri, sebagian besar interneuron terlibat selanjutnya masuk di neuron motorik di sisi lain medulla.

REFLEKS SIKAP TUBUH DAN REFLEKS PERGERAKAN MEDULLA

Reaksi penyangga positif (Positive Supportive Reaction

melibatkan lingkaran neuron yang kompleks

Lokasi tapak kaki yang diberi tekanan menentukan arah gerakan anggota tubuh. Tekanan yang diberikan pada salah satu sisi menyebabkan ekstensi anggota tubuh ke arah tekanan tadi, efek ini disebut reaksi magnet.

Refleks Medulla Spinalis untuk menegakkan tubuh. Secara relatif refleks kompleks yang berhubungan dengan sikap tubuh diintegrasikan

Gerakan melangkah dan berjalan

Gerakan fleksi ke depan dari anggota tubuh diikuti dengan gerakan ekstensi ke belakang selama satu detik atau lebih. Selanjutnya akan timbul gerakan fleksi lagi dan siklus ini berulang terus menerus

Refleks sandung

terjadi bila sewaktu kaki maju ke depan, bila ujung kaki tersandung maka untuk sementara gerakan maju terhenti, tetapi kemudian dalam urutan yang cepat, kaki akan terangkat lebih tinggi dan kaki akan terus maju agar kaki dapat ditempatkan di depan hambatan

Refleks waktu sasaran

regangan anggota tubuh menimbulkan refleks melangkah yang melibatkan keempat anggota tubuh sehingga timbul gerakan melangkah diagonal antara anggota tubuh depan dan belakang

Refleks-reflkes Medulla spinalis yang menimbulkan spasme otot

Spasme otot akibat patah tulang


Terjadi spasme di sekeliling tulang yg patah Impuls nyeri di tepi tulang yg patahotot-otot di sekelilingnya kontraksi dg kuat dan tonik

Spasme otot abdominal pada peritonitis Kram otot

Penyebab kram otot :iritasi dan metabolisme abnormal pd otot (kedinginan, kekurangan aliran darah ke otot, latihan >>)

REFLEKS-REFLEKS OTONOM pada medulla spinalis

Refleks otonom segmental :


perubahan tegangan pembuluh darah (vascular stone) berkeringat Refleks intestinal Refleks peritoneal Refleks pengosongan VU

Refleks Massa :melibatkan sebagian besar/seluruh medulla dan pola reaksinya sama

Efek Refleks Massa : - bagian utama tubuh mengalami spasme fleksor yg hebat -kolon dan VU mengosongkan isinya - tekanan arteri meningkat -sebagian daerah tubuh berkeringat >>

SYOK SPINAL

Tekanan darah arteri turun drastis (sampai 40 mmHg) Semua otot lurik yg diintegrasi di Medulla spinalis terhambat

Syok spinal merupakan suatu keadaan yang terjadi secara akut setelah suatu cedera medulla spinalis dengan gejala berupa : hilangnya sensasi, paralisis flasid dan hilangnya refleks otot-otot volunter/involunter

Terima kasih Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai