Anda di halaman 1dari 7

Burung Bulbul dan Mawar

Cerita ini menceritakan tentang seorang murid/anak yang menginginkan setangkai mawar merah untuk diberikan kepada orang yang dicintainya saat pesta. Dia yakin jika dia memberikan setangkai mawar merah, dia akan bisa menari bersama kekasihnya hingga fajar menyingsing. Tetapi, saat dia mencari di taman, dia tidak menemukan setangkai mawar merah. Dia pun menangis sedih sambilmenyesali tidak adanya mawar merah yang diinginkannya. Seekor burung bulbul mendengar keluhannya dan ingin sekali membantunya. Maka dia pun terbang ke sebuah pohon mawar dan memohon agar diberi setangkai mawar merah. Tetapi pohon mawar tersebut menggelengkan kepalanya karena dia hanya punya mawar putih. Ia pun menyuruh burung itu untuk pergi ke pohon mawar lain. Maka burung itupun terbang ke pohon mawar yang lain. Sesampainya di pohon mawar yang lain itu dia pun meminta setangkai mawar merah. Tapi pohon mawar itupun menggelengkan kepalanya karena ia hanya memiliki mawar kuning. Ia pun menyuruh burung itu untuk menemui saudaranya di bawah jendela anak tadi. Maka burung itupun pergi ke pohon mawar yang dimaksud dan meminta setangkai mawar lagi. Tapi pohon itu menggeleng. Dia memang memiliki mawar merah, tapi musim dingin telah membuatnya tidak bisa berbunga lagi di tahun ini. Tapi si burung tetap memohon agar ia bisa mendapatkan mawar merah untuk anak tadi. Sang pohon pun menjelaskan bahwa ada sebuah cara untuk mendapatkan mawar merah, tapi cara itu sangat berbahaya. Burung itupun menyanggupinya. Pohon mawar itupun menerangkan bahwa sang burung harus menusukkan dadanya ke duri dari pohon mawar itu sambil bernyanyi sepanjang malam agar darah kehidupannya mengalir ke pohon itu dan sang pohon akan mampu membuat setangkai mawar merah. Burung itu menyanggupinya dan sang burung pun kembali ke anak yang sedang bersedih tadi sambil berkata bahwa ia akan memberinya setangkai mawar merah walau dia harus mengorbankan dirinya. Anak itu tidak emngerti apa yang dikatakan burung itu, dan ia pun hanya masuk kerumahnya dan tidur di kamarnya. Pohon besar tempat burung itu membuat sarang emndengar cerita burung itu dan merasa kasihan padanya. Ia pun meminta burung itu untuk bernyanyi untuknya untuk yang terakhir kalinya. Burung itupun menyanyi untuk pohon itu. Malam harinya burung itu datang ke pohon mawar itu dan menancapkan duri pohon itu ke dadanya sambil bernyanyi. Pohon itupun mulai membuat mawar dari darah sang burung. Sang burung tetap bernyanyi, tetapi pohon itu menyuruhnya untuk menancapkan dadanya lebih dalam lagi. Burung itupun menancapkan dadanya lebih dalam ke

duri pohon itu. Mawar yang dibuat pohon itupun mulai tebentuk tetapi warnanya belum merah seutuhnya sehingga ia menyuruh burung itu untuk menancapkan dadanya lebih dalam lagi. Burung itu menancapkan dadanya ke duri pohon itu lebih dalam hingga duri itu menusuk jantungnya. Burung itu merasakan sakit yangamat sangat, tetapi ia masih terus bernyanyi hingga akhirnya mawar merah itupun berhasil dibuat oleh sang pohon mawar. Ia pun senang karena berhasil mebuat setangkai mawar merah yang indah dan ia menyuruh sang burung untuk melihatnya tapi sang burung telah tergeletak mati di atas rerumputan yang tinggi dengan sebuah duri di dadanya. Pagi harinya sang anak bangun dari tidurnya dan melihat ke taman. Ia sangat terkejut karena ia menemukan setangkai mawar merah yang sangat indah. Ia pun ememtiknya lalu bergegas pergi ke rumah kekasihnya, sesampai disana wanita yang dicintainya ada di depan rumah. Ia pun memberikan mawar itu padanya dan mengajaknya pergi ke pesta. Tapi wanita itu menolaknya karena sudah ada orang lain yang mengajaknya sambil memberi perhiasan yang indah. Anak tadi pun sangat marah karena tidak bisa mengajak wanita idamannya pergi ke pesta dan memaki maki wanita itu. Sang wanita pun ikut memakinya dengan mengatakan bahwa perhiasan yang telah diberika padanya jauh lebih berharga dari mawar merah yang akan diberikan anak itu. Anak itupun semakin marah lalu pergi dari rumah wanita itu dan membuang mawar merah itu ke jalan. Akhirnya mawar itupun terlindas oleh kereta kuda yang lewat dan hancur.

Pangeran Bahagia

Jauh diatas kota, terdapat sebuah patung yang sangat indah yang bernama patung Pangeran Bahagia. Dia terbungkus oleh lembaran emas. Matanya terbuat dari batu safir yang indah. Dan di pedangnya terdapat batu ruby yang besar. Semua orang di kota memuji keindahan patung tersebut. Suatu hari, seekor burung walet tiba di kota tersebut. Teman temannya telah pergi ke mesir enam minggu yang lalu, tapi ia tertinggal jauh dibelakang karena ia jatuh cinta pada seekor burung betina yang ditemuinya musim semi lalu. Ia sangat mencintai burung tersebut. Tapi pada saat musim gugur burung betina itu pergi dan ia merasa kesepian, dan ia pun pergi ke piramida untuk menyusul teman temannya. Dia terbang sepanjang hari dan pada malam harinya ia sampai di kota tempat patung pangeran tadi dan si burung pun mendarat di kaki patung pangeran. Saat ia akan tidur, setetes air mengagetkannya dan saat ia berpikir dari mana jatuhnya air tersebut, setetes air jatuh di atasnya lagi. Lalu saat i akan pergi ada tetesan air lagi, dan saat ia melihat ke atas ia melihat bahwa air itu adalah airmata patung pangeran bahagia dan sang burung merasa iba. Ia menanyai patung tersebut tentang siapa dia dan mengapa ia menangis. Patung itu menjawab bahwa ia adalah pangeran bahagia. Semasa ia hidup, ia hidup di lingkungan istana yang sangat menyenangkan, dimana kesedihan tak pernah ada. Hidupnya selalu berada di istana yang dilingkupi tembok yang tingi besar, tapi ia tak pernah tau apa yang ada di balik tembok tersebut.ia pun terus hidup bahagia hingga akhir hayatnya. Saat ia mati ia dibut menjadi patung dan ditempatkan ditempat yang tinggi sehingga ia dapat melihat segala keburukan di kotanya. Hatinya terbuat dari besi sehingga ia hanya bisa menangis. Sang patung juga bercerita bahwa ia melihat seorang wanita yang anaknya sedang demam. Anaknya meminta sebuah jeruk tapi ibunya tidak memiliki apapun untuk diberikan pada anaknya selain air

sungai sehingga anaknya menangis. Sang patung meminta agar sang burung mau mengambil batu rubi di pedangnya untuk diberikan pada wanita tadi. Tapi sang burung berkata bahwa ia sudah ditunggu oleh teman temannya di Mesir. Sang pangeran memohon agar sang burung mau menjadi pengantarnya selama semalam. Sang burung pun menyanggupinya dan mengambil Rubi dari pedang sang pangeran untuk diberikan pada wanita dan anaknya tadi. Saat ia kembali ia menceritakannya pada sang patung pangeran dan ia berkata bahwa badannya terasa agak hangat walaupun udara saat itu dingin. Sang pangeran berkata bahwa itu karena ia telah melakukan hal yang baik. Sang burung itupun memikirkan kata kata sang pangeran dan tertidur. Pagi harinya ia berkata pada sang pangeran bahwa ia akan pergi ke Mesir untuk menemui teman temannya. Tapi sang pangeran kembali memintanya untuk mambantunya karena ia melihat seorang pria yang sedang berusaha menyelesaikan tulisannya untuk dijadikan drama tapi udara sangat dingin akrena tidak ada api di perapiannya dan ia pingsan karena kelaparan. Sang burung pun bersedia tinggal semalam lagi untuk sang Pangeran. Tapi sang pangeran tidak memiliki rubi lagi untuk diberikan sehingga ia menyuruh burung itu untuk mengambil sebelah matanya yang terbuat dari batu safir yang langka untuk diberikan pada pria tadi. Walaupun sebenarnya burun itu tak tega, tapi ia melaksanakan perintah sang pangeran. Pagi harinya, ia kembali berpamitan pada sang pangeran untuk pergi ke Mesir guna menyusul teman temannya. Ia berkata bahwa ia takkan melupakan sang pangeran dan musim semi mendatang ia akan membawa perhiasa guna mengganti apa yang telah diberikan pangeran untuk orang lain. Tapi sang pangeran kembali menahannya. Ia berkata bahwa di kota ada seorang gadis penjual korek api yang sedang kesulitan. Korek yang dijualnya jatuh berantakan sedangkan jika ia pulang tanpa membawa uang, ayahnya akan memukulnya. Ia menyuruh sang burung untuk mengambil sebelah matanya lagi untuk diberikan pada gadis tadi. Sang burung menyanggupinya dengan berat hati karena sang pangeran akan buta. Lalu burung itupun memberikan batu safir itu pada gadis kecil tadi. Sang burung pun kembali dan berkata bahwa ia akan terus tinggal karena sang pangeran telah buta sekarang. Sang pangeran menuyuruh burung itu untuk segera pergi ke Mesir bersama teman temannya, tapi burung itu menolak dan tidur di kaki sang pangeran. Pagi harinya ia duduk di bahu sang pangeran danmenceritakan segala tentang kota sang pangeran. Sang pangeran lalu meminta sng burung untuk terbang berkeliling kota lalu menceritakan apa yang dilihatnya. Burung itupun pergi berkeliling kota dan kembali lalu menceritakan bahwa masih banyak rakyat sang pangeran yang kesulitan. Sang pangeran lalu berkata pada sang burung untuk melepas emas yang melekat di tubuhnya. Sang burung pun

melepasnya lembar demi lembar untuk diberikan pada rakyat sang pangeran yang membutuhkan.lalu salju pun muncul sehingga burung walet itu merasa kedinginan. Dia mencoba menghangatkan dirinya tapi ia tahu bahwa ia akan segera mati dan hanya memiliki cukup tenaga untuk terbang ke bahu pangeran itu sekali lagi. Sesampainya disana ia mengucapkan selamat tinggal pada sang pangeran. Sang pangeran merasa senang karena ia mengira burung itu akhirnya akan pergi ke mesir karena ia sudah terlalu lama ada di kota itu. Tapi sang burung berkata bahwa ia bukan akan menuju Mesir tapi akan menuju ke kematian. Ia lalu mencium sang pangeran dan mati di kaki sang pangeran. Pada saat itu juga terdengar suara sesuatu yang terbelah di dalam tubuh sang pangeran dan ternyata hatinya telah terbelah. Pagi harinya saat walikota melewai patung sang pangeran ia terkejut karena patung itu sudah menjadi sangat jelek karena perhiasannya sudah hilang. Ia pun meminta agar patung itu dihancurkan dan dibuat patung baru yang berbentuk dirinya. Tapi saat patung itu akan dilebur, hati sang pangeran tak dapat dihancurkan sehingga hati sang pangeran itu dibuang ke tempat dimana mayat burung walet itu pun dibuang. Tuhan lalu meminta pada maliakatnya agar membawaNya ke benda paling berharga di kota itu. Malaikat pun membawa Tuhan ke hati sang pangeran dan mayat burung walet tadi. Tuhan pun berkata bahwa burung itu akan selalu bernyanyi di taman surgaNya dan sang pangeran akan tinggal di kota emasNya.

Rakasasa yang Egois

Setipa siang sepulang sekolah anak anak selalu bermain di taman sang raksasa. Taman itu sangat besar dan sangat indah. Suatu hari sang raksasa pulang dari kunjungannya ke rumah saudaranya selama tujuh tahun. Saat ia sampai di kastilnya ia melihat anak anak bermain di tamannya. Ia pun bertanya pada anak anak itu dengan suara yang menyeramkan. Anak anak pun berlarian karena takut. Sang raksasa merasa marah karena anak anak itu bermain di tamannya, maka ia pun membuat tembok yang sangat tinggi di sekeliling tamannya dan memasang tulisan penyusup dilarang masuk. Dia adalah raksasa yang

sangat egois. Sekarang anak anak tidak punya tempat lagi untuk bermain. Lalu musim semi datang, bunga bermekaran di kota itu.tapi tidak di tempat sang raksasa. Di tempatnya musim dingin tak mau pergi. Salju dan hawa dingin sangat senang karena mereka tidak perlu pergi untuk digantikan oleh musim semi. Mereka pun mengundang badai dan angin gemuruh untuk bermain bersama mereka di tempat sang raksasa. Sang raksasa heran dengan kejadian itu. Mengapa hanya tempatnya yang tidak mengalami musim semi. Musim semi merasa kesal atas keegoisan sang raksasa hingga ia tak mau datang ke tempat sang raksasa. Setelah beberapa lama musim semi tak kunjung datang, tiba tiba suatu pagi sang raksasa mendengar suara kicau burung pertanda musim semi telah datang. Ia senang sekali dan menengik lewat jendelanya dan betapa terkejutnya ia karena mendapati anak anak sedang bermain di tamannya melalui lubang kecil di temboknya. Anak anak itu duduk di pohon pohon taman, dan saat mereka mendudukinya, daerah tersebut menjadi musim semi dengan bunga bunganya yang bermekaran.tapi sang raksasa melihat seorang anak yang menangis di sudut tamannya. Ia ingin duduk di sebuah pohon tapi ia terlalu kecil untuk meraihnya. Sang raksasa pun menyadari keegoisannya selama ini. Ia lalu keluar dari istananya. Saat melihatnya keluar, anak anak berlari ketakutan, tapi anak yang menangis itu tidak melihat kedatangan sang raksasa. Sang raksasa pun mendekati anak itu dan mengangkatnya duduk di pohon itu. Seketika itu pohon itu memekarkan bunga putih. Sang anak merasa sangat senang dan mencium sang raksasa. Melihat hal itu, anak anak lain pun kembali dan akhirnya meraka bermain bersama sang raksasa. Taman itupun berubah menjadi indah di musim semi yang akhirnya datang ke taman itu. Setiap hari anak anak bermain di taman itu bersama sang raksasa, tapi anak yang ditolong raksasa itu tak pernah muncul lagi dan tak ada satu anak pun yang mengenal anak itu. Seteah bertahun tahun, sang raksasa pun mulai tua dan tidak bisa bermain bersama anak anak itu lagi sehingga ia hanya duduk di kursi yang besar dan melihat anak anak itu bermain dengan gembira. Pada suatu hari saat ia sedang duduk di depan rumahnya, ia melihat anak yang dahulu pernah ditolongnya di sudut tamannya tepat di pohon yang sama. Sang raksasa pun segera bangkit dan menghampiri anak itu. Saat ia sampai, ia mendapati di tubuh anak itu terdapat luka bekas kuku sehingga oia pun marah dan bertanya pada anak itu iapa yang telah berani melukainya. Sang anak pun menjawab itu adalah luka dari rasa cinta. Tiba tiba ada sesuatu yang aneh pada sang raksasa dan ia pun jatuh berlutut. Sang anak itupun tersenyumdan berkata bahwa sang raksasa dahulu pernah mengijinkannya bermain di tamannya, sekarang ia akan mengajak sang raksasa untuk bermain di taman anak itu, yaitu di surga. Dan pada saat anak anak lain sampai di taman itu untuk bermain kembali, mereka menemukan sang raksasa telah

mati di bawah sebuah pohon, yang semuanya tertutup dengan warna putih.

Anda mungkin juga menyukai