Anda di halaman 1dari 18

SISTEM ENDOKRIN

Kelenjar Adrenal (Kelenjar Suprarenal) Makalah ini dibuat untuk melengkapi Tugas Sistem Endokrin Dosen: Hendri Wahono S.Kep, Ns.

Disusun Oleh: Kelompok 5 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Apriadi Nyaru Kaharap Armalina Berty Annely Eva John Guruh Fiter W Robia

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sisten Endokrin ini tepat pada waktunya. Makalah ini penulis sajikan secara sistematis serta dengan bahasa yang sederhana sehingga lebih mudah dipahami. Adapun makalah ini bersumber dari berbagai macam informasi, juga dari dunia maya. Dari sumber tersebut penulis dapat mengembangkannya sehingga menjadi kumpulan informasi yang berguna. Dalam menulis makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat dikerjakan dengan baik. Oleh karena itu, jika seandainya dalam makalah ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dilain kesempatan. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita semua dan berguna bagi siapapun yang membacanya, amin.

Palangkaraya, Maret 2013

Penulis, Kelompok 5

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penuliasan Metode Penulisan 1 1 2 2 3 i ii

Bab 2 Tinjauan Teori 2.1 2.2 2.3 Definisi Komponen-komponen di dalamnya Fungsi secara umum 4 5 11 13

2.4 Gambar Bab 3 Penutup 3.1 3.2 Kesimpulan Saran

14 14

Daftar Pustaka

ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada mamalia, kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar suprarenalis) adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal (ad, "dekat" atau "di" + renes, "ginjal"). Kelenjar ini bertanggung jawab pada pengaturan respon stress pada sintesis kortikosteroid dan katekolamin, termasuk kortisol dan hormon adrenalin. Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Pada manusia, kelenjar adrenal terletak sejajar dengan tulang punggung thorax ke-12 dan mendapatkan suplai darah dari arteri adrenalis. Tiap kelenjar berbobot sekitar 4 gram. Secara histologis, terbagi atas dua bagian yaitu medula dan korteks. Bagian korteks berbobot sekitar 90% massa kelenjar, pada orang dewasa bagian ini diklasifikasi lebih lanjut menjadi tiga lapisan zona: zona glomerulosa, zona fasikulata dan zona retikularis. Tiap zona menghasilkan hormon steroid masing-masing.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas ada berbagai hal yang akan penulis

bahas tentang Kelenjar Suprarenal, diantaranya: 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 Bagaimana definisi Kelenjar Suprarenal ? Apa saja komponen-komponen didalam Kelenjar Suprarenal ? Bagaimana Fungsi Kelenjar Suprarenal secara umum ? Bagaimana gambar dari Kelenjar Suprarenal 1

1.3

Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui tentang Kelenjar Suprarenal dengan berbagai aspek atau bagiannya. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini sebagai berikut: 1.3.2.1 Mengetahui bagaimana definisi Kelenjar Suprarenal ? 1.3.2.2 Mengetahui apa saja komponen-komponen didalam Kelenjar Suprarenal ? 1.3.2.3 Mengetahui bagaimana Fungsi Kelenjar Suprarenal secara umum ? 1.3.2.4 Mengetahui bagaimana gambar dari Kelenjar Suprarenal ? 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan ini yaitu bagi para pembaca selain dapat memberikan tambahan pengetahuan juga agar pembaca dapat lebih memaha,mi tentang konsep dari kelnjar suprarenal. Selain itu , bagi mahasiswa Prodi S1 keperawatan khususnya dapat dijadikan sebagai dasar atau pedoman dalam memberikan pembelajaran yang sesuai sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.

3 1.5 Metode Penulisan Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode observasi dan kepustakaan. Adapun teknik-teknik yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.4.1 Studi Pustaka Pada metode ini, penulis membaca buku referensi yang berhubungan dengan penulisan makalah ini. 1.4.2 Internet Dalam metode ini penulis mencari informasi dari internet dan situs-situs yang relevan dan realistis.

BAB 2 TINJAUAN TEORI


2.1 Definisi Kelenjar adrenal ( kelenjar suprarenal) adalah dua massa triangular pipi berwarna kuning yang tertanam pada jaringan adiposa. Organ ini berada di kutub atas ginjal. Kelenjar suprarenalis ceper dan terdapat pada bagian atas dari ginjal. Beratnya sekitar 5-9 gram dan berjumlah dua buah seseuai dengan jumlah gunjal.
. Kelenjar ini mempunyai tinggi sekitar 5 cm, lebra 2,5 cm pada dasarnya, dan

tebal 1 cm. Sisi kiri lebih pipih dari pada sisi kanan dan lebih terbentuk bulan sabit. Setiapa kelenjar terdiri dari korteks kuni dan bagian dalam madula yang berwarna merah keabuan. Korteks dan madula meilili asal, struktur, dan fungsi yang berbeda. Kelenjar ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian luar (korteks) yang berasal dari sel-sel mesodermal dan bagian sebelah dalam yang disebut medula yang berasal dari sel-sel ektodermal. Berdasarkan perbedaan dari zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan sel dalam tubuh juga berbeda. Bagian korteks menghasilkan hormon-hormon yang dikategorikan sebagai hormon steroid, sedangkan bagian medula menghasilkan katekolamin. Sepasang kelenjar adrenal terdapat dikutup atas ginjal, karena itu disebut juga kelenjar suprarenal (supra= diatas).setiap kelenjar secara struktural dan fungsional merupakan dua kelenjar endokrin yang menyatu. Kedua bagian adrenal itu adalah korteks dan medula. Korteks memiliki tiga zona sel, sel-sel luar dalam kelompok, sel tengah dalam kolom, sel bagian dalam berupa kolom iregular. Sel-sel memiliki konsentrasi kolestrol tinggi yang dibutuhkan untuk pembentukan steroid adrenal.

5 Medula dibentuk dari jaringan yang sama dengan jaringan syaraf dan sesungguhnya merupakan bagian dari sistem saraf simpatis. Terdiri dari untayan ireguler sel, dikelilingi oleh sinus darah dan diinervasi oleh saraf simpatis. 2.2 Komponen-komponen didalamnya Masing- masing kelenjar adrenal terdiri dari korteks dibagian luar dan mendula dibagian dalam. 2.2.1 Korteks Adrenal korteks mensekresikan hormon steroid. Korteks terbagi menjadi tiga lapisan,dari luar kedalam: zona glomerulosa, zona fasikulata, dan zona retikulasi. Bagian luar korteks adrenal berwarna kekuningan dan menghasilkan kortisol. Bagian luar disebut koteks karena terdiri atas sel-sel epitel besar yang berisi lipoid disebut foam cells dan terdiri atas zona glomerulosa (lapisan luar), zona fasikulata (lapisan tengah yang paling besar), dan zona retikularis (lapisan dalam langsung mengelilingi medula). Pemeliharan struktur tubuh dan aktivitas sekresi dari korteks suprarenal dipengaruhi oleh ACTH dari lobus anterior hipofisis. Korteks adrenal menghasilkan hormon kortikostoroid dan hormon kelamin. 2.2.2 Kortikosteorid (Kortikoid)

Mengandung struktur dasar nukleus cyclopentano perhidropenantrane. Fungsi dari kortikosteroid adalah memproduksi sekitar 30 jenis kortikosteroid, tapi hanya beberapa yang mempunyai aktivitas biologik yang jelas. Pengaturan sekresi glukokortikoid dirangsang oleh ACTH dari adenohipofisis. Melalui trofiknya, ACTH mempertahankan struktur dan perdarahan korteks adrenal terutama pada zona faskiluata dan zona retikularis. Sekresi ACTH diatur oleh mekanisme umpan balik negatif kortisol sedangkan kotikosteron langsung pada produksi ACTH diadenohipofisis melalui hipotalamus. Pada pagi hari sekresi ACTH akan naik dan menurun pada malam hari. Selain, stres meningkatakan sekresi ACTH dan sekresi kortisol.

6 Pengaturan mineralokortikoid adalah sebagai berikut. 2.2.2.1 Renin-angiotensin. Apabila volume darah atau tekanan darah keginjal menurun, sel junkta glomeralis ginjal akan merangsang untuk masuk kedalam rongga pengasingan yang ada didalam. Selama menjadi angiotensin I dengan bantuan satu jenis enzim diubah menjadi angiotensisn II. Angiotensisn II tersebut akan merangsang sel-sel zona gromerolus pada korteks adrenal untuk melepaskan aldosteron. Aldosteron akan meningkatkan retensi Na, Cl, dan air sehingga volume darah akan kembali normal. 2.2.2.2 Kadar ion Na dan ion K plasma. Apabila ion Na Plasma turun dan ion K plasma naik maka sekresi aldosteron akan meningkat. 2.2.2.3 ACTH. Ada dalam dosis yang kecil dan perannya sangat kecil sekali.dalam konsentrasi tinggi, ACTH dapat merangsang pelepasan aldosteron.

2.2.3

Medula Sel medula berbentuk lonjong, tersusun dalam kelompok korda pendek

dan saling beranastomosis, sel ini mempunyai inti besar, sitoplasmanya mengandung granula halus, dan mengandung sedikit ganglion autonom. Medula terdiri atas sel-sel yang menghasilkan hormon efineprin dan norepinefrin yang mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar medula adrenal. Kelenjar medula adrenal dapat membentuk dan melepaskan adrenalin disamping noradrenalin. Dala medula adrenal norepinefrin akan diubah oleh enzim yang dirangsang oleh kortisol. Pembentukan, Penyimpanan, dan Pelepasan Katekolamin

Pada dasaranya katekolamin (adrenalin dan noradrenalin) terbentuk melalui suatu hodrosilasi dan dekarboksilasi asam amino fenilanin dan tiroksin. Tiroksin ditranspor kr dalam sel yang menyekresi katekolamin di tonsil. 7 2.2.3.1 Pengaturan Sekresi Katekolamin Perangsang sistem saraf simpatis dapat melepaskan noradrenalin dari ujung saraf simpatis dan melepaskan noradrenalin serta adrenalin dari kelenjar adrenalin. Pada keadaan tertentu dapat merangsang pelepasan katekolamin dari medula adrenal (keadaan darurat) dengan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Marah dingin dan rasa takut, 2. Keadaan glujkosa plasma rendah (hipoglikemia), 3. Tekanan darah rendah (hipotensi), 4. Anoksia otok (kekurangan oksigen di otak), 5. Meningkatkan kadar angiotensin. 2.2.3.2 Efek Katekolamin Penggiatan reseptor beta meningkatkan sintesis siklik AMP yang menimbulkan pengaruh inhibisi pada sel yang bersangkutan kecuali pada otot jantung terjadi sebaliknya yang dipengaruhi oleh reseptor alfa yang dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah (pengaruh vasokonstruksi dari noradrenalin), meningkatlkan glikogenesis (meningkatkan gula darah), meningkatkan metabolisme oksidatif glukosa didalam sel, dan meningkatkan pembentukan energi dan panas. 2.2.3.3 Pembuluh Darah Kelenjar suprarenal mempunyai suplai vaskular yang banyak yaitu arteri yang mempunyai tiap kelenjar dan percabangan arteri setelah mencapai kelenjar (arteri). Pembuluh darah tersebut menembus simpai memasuki sinusoid kapiler

korteks yang lain langsung menuju medula dan mencurahkan isinya ke plesus kapiler. Darah vena yang berasal dari korteks dan medula mencurahkan isinya ke sistem venolus yang bergabung untuk membentuk vena medularis. Oleh karena itu, mempunyai suplai darah ganda baik berasal kapiler korteks maupun dari arteri medularis. Pembulu limfatik hanya ditemukan pada kapsula dan dalam jaringan ikat yang mengelilingi vena yang besar. 8 2.2.3.4 Persarafan Sejumlah saraf tak bermielin memasuki korteks dalam berkas-berkas kecil. Sebagian besar serat mengikuti trabekula ke m edula dan berakhir sebagai serat ganglion di antara sel medula. Setiap sel medula dapat dipersarafi dan rangsangan terhadap saraf menyebabkan pelepasan epinefrin dalam jumlah yang besar sementara saraf menhambat aktivitas sekresi sel medula. Mendula. Yang secara embriologik berasal dari jenis neuroektodermis sama ( sel- sel krista saraf) yang menjadi asal neuron simpatis. 2.2.4 Hormon kelenjar ardenal

2.2.4.1 Hormon medula disekresika oleh sel- sel kromafin mendfula ardenal untuk merespon stimulus preganglionik simpatis. Hormon ini meliputi katakolamin, epinefrin (80%) dan norepinefrin (20%).
1. Epinefrin dan norepinefrin memiliki perbedaan efek fisiologis yang berkaitan

dengan kedua jenis reseptornya, alfa ( membran sel target.

dan beta (

, yang terletak pada

2. Secara keseluruhan, fungsi hormon ini adalah untuk mempersiapkan tubuh terhadap aktivitas fisik yang merespon stres, kegembiraan, cedera, latihan, dan penurunan kadar gula darah. (1) Efek efinefrin 1. Frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi oksigen meningkat.

2.

Kadar gula darah meningkat melalui stimulus glikogenolisis pada hati dan simpanan glikogen otot .

3. Pembuluh darah pada kulit dan organ- organ viseral berkontriksi sementara pembuluh di otot rangka dan otot jantung berdilatasi. (2) Efek norepinefrin adalah untuk meningkatkan tekanan darah dan untuk meningkatkan tekanan darah dan untuk menstimulasi otot jantung.

9 2.2.4.2 Hormon kortikal ardenal, berlawanan dengan hormon mendular, sangat penting untuk kehidupan. 1. Mineralkortikoid disentesis dalam zona glomerulosa. 1. Aldosteron, mineralkortikoid terpenting, mengatur keseimbangan air dan elektrolit melalui pengendalian kadar natrium dan kalium dalam darah. 2. Kendali sekresi. Sekresi aldosteron di atur oleh kadar darah natrium darah, tetapi terutama oleh mekanisme renin- angiostensin,. 2. Glukokoritikod kortisol. 1. Efek fisiologis 1. Glukokoritikod mempengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak untuk membentuk cadangan molekul yang siap metabolis. 2. Hormon ini meningkatkan sintesis glukosa dari sumber non karbonhidrat (glukoneogenesis), simpanan glokogen di hati (glikogenesi), dan peningkatan kadar glukosa darah. 3. Hormon ini mjuga meningkatkan penguraian lemak dan protein serta menghambat ambilan asam amino dan sintesis protein. disentesis dalam zona fasikulatat. Hormon ini meliputi yang terpenting adalah

kortikosteron, kortisol, dan kortison. Hormon

4. Hormon ini juga menstabilisasi membran lisosom untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut. 2. Kendali sekresi glukokortikoid adalah melalui kerja ACTH dalam mekanisme umpan balik negatif. Stimulus utama dari ACTH semua jenis stres fisik atau emosional. 1. Stres ( misalnya trauma, infeksi, atau kerusakan jaringan) akan memicu implus saraf ke hipotalamus. 2. Hipotalamus kemudian mensekresikan hormon pelepas kortikotropin ( cortikotropin- releasing hormonen [ CRH ]. Yang melewati sistem portal hipotalamus- hipofisis menuju kelenjar pituitari anterior, yang melepas ACTH. adalah

10 3. ACTH bersirkulasi dalam darah \menuju kelenjar adrenal dan mengeluarkan sekresi glukokortikoid. 4. Glukokortikoid mengakibatkan peningkatan persediaan asam amino, lemak, dan glukosa dalam darah untuk membantu memperbaiki kerusakan yang disebabkan stres dan mestabilkan membran lisosom untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. 3. Gonadokortikoid (stroid kelamin) disentesis pada zona retikulasi dalam jumlah yang relatif sedikit, steroid ini berfungsi terutama sebagai prekursor untuk perubahan testosteron dan estrogen oleh jaringan lain. 4. Abnormalitas sekresi adrenokortikal 1. Hiposekresi terjadi karena destruksi jaringan kortikal akibat penyakit atau artrofil, dikenal sebagai penyakit Addison. Penyakit ini mengakibatkan ketidak seimbangan natriump- kalium darah, penghitam

kulit ( nakibat penambahan ACTH, mirip dengan MSH), dan penurunan kemampuan untuk merespon stres fisiologis. 2. Hipersekresi dapat terjadi akibat tumor adrenal atau akibat peningkatan produksi ACTH. Efek hipersekresi ini bergantung pada jenis sel dalam korteks adrenal yang mensekresikan hormon dalam jumlah. (1) Aldosteronisme primer adalah sekresi aldosteron yang berlebihan pada zona glomerulosa. Hal ini mengakibatkan peningkatan natrium tubuh, volume cairan dan ekstraselular, curah jantung, dan tekanan darah. (2) Cushings berlebihan disease pada terjadi zona akibat produksi Hal ini glukokortikoid mengakibatkan

fasikulatat.

peningkatan metabolisasi protein dan lemak, sehingga terjadi kelemahan otot dan penumpukan lemak dan leher,wajah dan trunkus. Peningkatan glukoneogenesis mengakibatkan kadar gula darah sangat tinggi ( diabetes adrenal). (3) Sidrom adrenogenital ( virilisme adrenal) terjadi akibat produksi androgen berlebih pada zona retikularis.

11 1. Kondisi ini mengakibatkan pubertas dini, jika terjadi pada anak prapubertas. 2. Pada perempuan dewasa,maskulinisasi berupa tumbuhnya rambut pada wajah, suara memberat, dan peningkatan perkembangan otot dapat terjadi. 3. Maskulinisasi dapat terjadi pada janin berjenis kelamin perempuan kehamilan. jika ibu menderita tumor adrenal atau mengkonsumsi hormon sejenis androgen ( progestin) selama

(4) Glukokortikoid dalam jumlah lebih besar dari yang diproduksi tubuh dapat diinjeksi secara terapiutik untuk mengurangi respon inflamatori dan alergi. 1. Efek positif dari injeksi glukokortikoid meliputi stabilisasi membran lisosom dan penurunan permeabilitas kapiler, yang akan menghambat inflamasi. 2. Efek negatifnya adalah menghambat respon sel dalam darah putih terhadap infeksi dan menurunkan produksi antibodi sehingga memperlama penyembuhan luka.

2.3 2.3.1

fungsi secara umum Fisiologi kelenjar suprarenal Adrenal adalah kelenjar yang terletak di atas setiap ginjal, kelenjar ini

membuat kortisol hormon, aldosteron dan androgen. Hormon-hormon tersebut membantu mengatur keseimbangan air, gula darah dan tekanan darah. Mereka juga berperan dalam perubahan pria dan wanita dalam masa pubertas.

12 2.3.2 2.3.2.1 Glukokortikoid Meningkatkan kegiatan metabolisme berbagai zat dalam

tubuh.Meningkitkan glikogenetis dan glukagonesis didalam sel hati, meningkatkan katabolisme protein terutama di otot dan tulang, meningkatkan sintesis GNA dan RNA didalam sel hati menahan ion Na dan Ion Cl,

meningkatkan sekresi ion kalsium diginjal, meningkatkan lipolisis jaringan perifer, serta deposit lemt di abdomen leher dan wajah. 2.3.2.2 Menurunkan ambang rangsang neuron-neuron susunan saraf pusat. 2.3.2.3 Menggiatkan sekresikan asam lambung.

2.3.2.4 Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah dan merendahkan permeabilitas dinding pembuluh darah. 2.3.2.5 Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan menghambat pembentukan antibody. 2.3.2.6 Menghambat pelepasan histamine dalam reaksi alergi, seringkali dipakai untuk mengatasi syok analfilatik bersama dengan pemberian adrenalin.

BAB 4 PENUTUP

4.1

Kesimpulan Adrenal adalah kelenjar yang terletak di atas setiap ginjal, kelenjar ini

membuat kortisol hormon, aldosteron dan androgen. Hormon-hormon tersebut membantu mengatur keseimbangan air, gula darah dan tekanan darah. Mereka juga berperan dalam perubahan pria dan wanita dalam masa pubertas. setiap kelenjar secara struktural dan fungsional merupakan dua kelenjar endokrin yang menyatu. Kedua bagian adrenal itu adalah korteks dan medula. Korteks memiliki tiga zona sel, sel-sel luar dalam kelompok, sel tengah dalam kolom, sel bagian dalam berupa kolom iregular. Sel-sel memiliki konsentrasi kolestrol tinggi yang dibutuhkan untuk pembentukan steroid adrenal. Medula dibentuk dari jaringan yang sama dengan jaringan syaraf dan sesungguhnya merupakan bagian dari sistem saraf simpatis. Terdiri dari untayan ireguler sel, dikelilingi oleh sinus darah dan diinervasi oleh saraf simpatis.

4.2

Saran Penulis berharap, makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat dan

dapat diterima. Penulis mohon kritik, saran yang bersifat membangun agar dalam penyusunan makalah berikutnya bisa lebih baik lagi. Semoga dapat berguna bagi masyarakat dan siapapun yang membacanya.

14

DAFTAR PUSTAKA
Gibson,John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. EGC : Jakarta. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC Syaifudddin. 2011. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan, edisi 1. Salemba Medika : Jakarta. Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keparawatn , edisi 2. Salemba Medika : Jakarta. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong.2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:EGC Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai