Anda di halaman 1dari 29

ANGGARAN DASAR Organisasi Kemasyarakatan

PERSATUAN INDONESIA (PERINDO)

PEMBUKAAN MANIFESTO ORMAS PERSATUAN INDONESIA Sejarah perjalanan sebuah bangsa adalah sejarah pergolakan kaum muda. Empat belas tahun sudah reformasi menjadi harapan dan tumpuan perubahan, empat belas tahun sudah reformasi diwarnai pergulatan pemikiran, sirkulasi kekuasaan dan utak atik angka pertumbuhan ekonomi. Empat belas tahun pula, penantian itu tak pernah berujung. Perjuangan merawat demokrasi malah menjurus pada kelelahan massal warga Negara akibat korupsi, kolusi, kekerasan sosial, radikalisme dan kesulitan ekonomi yang akut. Kondisi ini semakin parah, ketika segelintir elit anti demokrasi memanfaatkan kondisi kebatinan rakyat yang sudah lelah, untuk memantapkan kembali kuasa oligarkis-plutokratiknya. Propaganda politik kaum oligarkis secara nyata dikumandangkan: bahwa demokrasi tidak membuahkan kesejahteraan dan keteraturan, tetapi ketidakteraturan. Hari ini kami nyatakan, kami kaum muda, menolak kembalinya logika oligarkis dalam era demokrasi dan reformasi. Kami sadar, bahwa perjuangan merawat demokrasi adalah jalan terjal yang harus kami ambil dan lewati. Kami belajar dari sejarah, bahwa kejayaan suatu bangsa tidaklah jatuh dari langit, kejayaan suatu bangsa harus direbut dengan keringat dan tangan kita sendiri. Mengutuk keadaan hanyalah pekerjaan kaum peragu. Meratapi liberalisme ekonomi, feodalisme politik, intoleransi dan kejahatan kemanusiaan hanyalah akan menghalangi tumbuh kembangnya paham nasionalisme kebangsaan dan patriotisme cinta tanah air. Berhenti mengutuk keadaan, bersatu untuk sesama. Kami kaum muda yang berbeda, karena kami berani menarik garis terang berpisah dengan masa lalu. Kita yang berkumpul hari ini, adalah kita yang dibesarkan dalam alam nilai yang sama, Pancasila dan Undangundang Dasar 1945. Namun kami juga sadar, kita sedang hidup dalam realitas politik yang sedang mengotori akal budi dan nurani anak bangsa. Kami sadar akan datangnya pertanda jaman, sebuah pertanda yang mengharuskan kaum muda bertindak, mengambil alih kendali bangsa, mengabdi pada segenap kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia. Mengabdi pada Res Publika. Untuk itu, maka hari ini, kami yang berkumpul disini, mengambil jalan baru dengan membentuk sebuah Organisasi Kemasyarakatan bernama PERSATUAN INDONESIA. Sebagai bentuk pembelaan kaum muda terhadap demokrasi dari upaya pembajakan kaum oligarkis. Sebagai wadah bersatunya potensi muda untuk memperjuangkan, merawat dan melindungi hak-hak politik warga Negara, membangun kembali semangat republikanisme, menghidupkan kembali jika gotong royong, serta mempercepat terwujudnya Negara kesejahteraan. PERINDO adalah tempat bersemainya jati diri kaum muda Indonesia, yang memiliki militansi, simpati dan empati pada sesama serta keteguhan pengetahuan yang kokoh. Etos, Patos dan Logos untuk kepemimpinan politik baru Bangsa Indonesia. Kebenaran tidak perlu dibela, kebenaran harus diperjuangkan. Jayalah PERINDO, Jayalah Rumah Kaum Merdeka. Jakarta, 24 Februari 2013 1 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

BAB I NAMA, PENDIRIAN, ASAS, KEDUDUKAN DAN LAMBANG ORGANISASI Pasal 1 Nama dan Pendirian Organisasi ini bernama Organisasi Kemasyarakatan Persatuan Indonesia yang selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ini disingkat PERINDO dan didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Februari 2013 Pasal 2 Asas PERINDO berasaskan Pancasila. Pasal 3 Kedudukan Kantor pusat PERINDO berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia. BAB II VISI DAN MISI ORGANISASI Pasal 4 Visi Indonesia yang berkemajuan, adil, makmur, sejahtera, berdaulat, bermartabat dan berbudaya diatas kekuatan persatuan nasional. Pasal 5 Misi 1. Membangun persatuan nasional sebagai prasyarat bangsa berdaulat Secara aktif membangun kesadaran dan kepeloporan untuk terciptanya persatuan nasional dalam perspektif satu negara bangsa yang bertumpu pada dimensi manusia sebagai rakyat, tanah air sebagai wilayah kedaulatan dan sumber kehidupan, dan mewujudkan impian didirikannya Republik Indonesia sebagai tugas sejarah yang lahir dari semangat Sumpah Pemuda dan Proklamasi Kemerdekaan 1945. 2. Menggalang kekuatan perubahan menuju terwujudnya visi PERINDO PERINDO menyadari sepenuhnya, adalah kewajiban untuk bekerja dengan sungguh-sungguh menggalang segenap kekuatan perubahan melalui perwujudan nyata untuk pemerataan, kesetaraan, emansipasi yang merupakan nilai dasar Persatuan Indonesia. Kekuatan perubahan yang dimaksud adalah untuk mewujudkan keadilan sosial, politik dan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia 3. Mendorong nilai-nlai nasional sebagai pedoman bersama kehidupan berbangsa dan bernegara. PERINDO secara aktif mempertahankan nilai kebangsaan yakni gotong royong, bhineka tunggal ika, demokrasi ekonomi, negara hukum, hak asasi manusia dan internasionalisme sebagai kekuatan nasional.PERINDO tidak hanya mempertahankan, tapi secara sadar dan aktif mendorong nilai-nilai nasional tersebut untuk menjadi laku politik seluruh masyarakat Indonesia. 2 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 6 Lambang dan Tanda Gambar PERINDO berlambangkan rajawali biru dengan sayap berjumlah 5 (lima) helai dan bendera merah putih. BAB III TUJUAN, USAHA DAN BENTUK USAHA Pasal 7 Tujuan PERINDO didirikan dengan tujuan untuk menggalang, mengorganisir, menggerakkan dan menumbuhkembangkan persatuan nasional dengan bersungguh-sungguh mewujudkan bangsa yang berdaulat, adil, makmur, sejahtera, berbudaya dan demokratis melalui pengguatan kedaulatan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Pasal 8 Usaha PERINDO didalam mencapai visi misi organisasinya, menetapkan usaha dasar sebagai berikut: 1. Menciptakan manusia Indonesia seutuhnya yang dicirikan dengan tindakan kepeloporan, nilai-nilai kebijakan, spiritualitas kebangsaan, solidaritas sosial, kearifan, kesediaan menerima perbedaan dan etos kerja produktif di tengah masyarakat; 2. Rekruitmen dan pendidikan kader untuk menjadi pelopor, inspirator, motivator dan mediator bagi individu, lingkungan, dan masyarakat bangsanya; 3. Melakukan pelembagaan nilai persatuan dan perdamaian yang berorientasi pada pembentukan kekuatan daya tahan dan daya tolak sosial terhadap setiap tindakan dan atau gejala perpecahan di lingkungannya; 4. Menciptakan keteladanan nasional di berbagai bidang kehidupan berbangsa untuk mendorong transformasi nasional melalui sistem rekruitmen dan kaderisasi organisasi yang modern, terpadu dan solutif; 5. Menjadi organisasi yang menyediakan jawaban nyata bagi kebutuhan masyarakat melalui advokasi, gagasan, dialog dan program kerja yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan diterima sebagai jalan keluar bersama bagi bangsa Indonesia; 6. Mendorong tumbuhnya kekuatan ekonomi nasional yang berkontribusi langsung pada kesejahteraan warga Negara Indonesia. Pasal 9 Bentuk Usaha Dalam rangka mewujudkan usaha organisasi tersebut, maka PERINDO akan mengembangkan bentuk usaha sebagai berikut: 1. Program kerja dan program aksi di bidang politik, hukum, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, teknologi, hukum, ilmu pengetahuan, budaya, keamanan dan ketertiban masyarakat; 2. Metodologi Program a. Membangun kesadaran kritis melalui dialog b. Advokasi langsung dan advokasi kebijakan c. Pendampingan, bimbingan dan konsultansi d. Pendidikan dan Pelatihan e. Publikasi f. Pengorganisasian masyarakat 3 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

3. Infrastruktur Pelaksana Program a. Struktur organisasi yang dilengkapai dengan Dewan, Badan, Lembaga dan organisasi sayap; b. Amal Usaha dalam bentuk sindikasi kegiatan ekonomi produktif BAB IV KEANGGOTAAN Pasal 10 Keanggotaan 1. Anggota PERINDO adalah warga negara Indonesia yang menyetujui Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga dan mempunyai kartu anggota. 2. Anggota PERINDO terdiri dari anggota biasa, kader, anggota kehormatan, dan simpatisan. 3. Anggota biasa PERINDO adalah individu yang telah mendapatkan kartu anggota namun belum mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi 4. Kader PERINDO adalah anggota yang telah mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi sesuai jenjang kader 5. Anggota kehormatan adalah individu yang terbukti berjasa terhadap kemajuan dan perjuangan organisasi 6. Simpatisan adalah mereka yang berjasa terhadap organisasi, mendukung tujuan PERINDO tetapi belum menjadi anggota namun atas permintaan yang bersangkutan didaftar sebagai simpatisan. 7. Ketentuan tentang hak dan kewajiban serta rekruitmen keanggotaan diatur dalam anggaran rumah tangga. Pasal 11 Pemberhentian Anggota Anggota berhenti karena: 1. Meninggal dunia. 2. Atas permintaan sendiri. 3. Diberhentikan. BAB V SISTEM KADERISASI Pasal 12 Bentuk dan Sumber 1. 2. PERINDO adalah Ormas yang bersifat terbuka Sumber kader PERINDO: a. Pengurus di setiap jenjang struktur organisasi b. Kader yang tersebar di organisasi sayap c. Individu yang dianggap satu visi dan misi dengan PERINDO

4 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 13 Jenjang Perkaderan Jenjang kader PERINDO terdiri dari : 1. Kader Dasar adalah yang telah membaca dan menyetujui AD/ART PERINDO 2. Kader Inti adalah anggota yang telah mengikuti kaderisasi di masing-masing organisasi sayap PERINDO 3. Kader Utama adalah anggota yang sedang atau telah pernah menjadi pengurus di masing-masing jenjang struktur organisasi. 4. Pedoman mengenai kaderisasi diatur melalu sebuah Pedoman Organisasi tentang kader oleh Dewan Pimpinan Pusat BAB VI STRUKTUR Pasal 14 Struktur Organisasi Struktur PERINDO terdiri dari: 1. Dewan Persatuan Nasional sebagai pemegang otoritas tertinggi organisasi. 2. Dewan Pembina . 3. Dewan Pakar . 4. Mahkamah PERINDO. 5. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai eksekutif PERINDO di tingkat nasional dan berkedudukan di ibukota Negara. 6. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) sebagai eksekutif PERINDO di tingkat provinsi dan berkedudukan di ibukota provinsi. 7. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sebagai eksekutif PERINDO di tingkat kabupaten/kota dan berkedudukan di ibukota kabupaten/kota. 8. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sebagai eksekutif PERINDO di tingkat kecamatan. 9. Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) sebagai eksekutif PERINDO di tingkat kelurahan/desa. 10. Perwakilan Luar Negeri. 11. Organisasi Sayap PERINDO. Pasal 15 1. Hal-hal yang terkait denganstruktur dan kepengurusan yang belum diatur dalam anggaran dasar akan diatur selanjutnya dalam anggaran rumah tangga. 2. Struktur kepengurusan Organisasi Sayap, diserahkan sepenuhnya pada mekanisme internal yang berlaku di masing-masing organisasi sayap, sepanjang sesuai dengan AD/ART PERINDO dan AD/ART organisasi sayap yang telah disahkan oleh DPP PERINDO

5 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

BAB VII Dewan Persatuan Nasional Pasal 16 1. Dewan Persatuan Nasional disingat DPN adalah pengambil keputusan tertinggi organisasi PERINDO 2. DPN terdiri dari 7 orang anggota tetap 3. Anggota tetap DPN adalah individu-individu yang dianggap berjasa dalam mewujudkan visi dan misi organisasi 4. Anggota DPN dapat merangkap jabatan Ketua Umum, Sekertaris Jenderal, Ketua Dewan Pembina, Ketua Dewan Pakar Nasional atau Pengurus Dewan Pimpinan Pusat 5. DPN dipimpin oleh seorang Ketua dan Sekertaris 6. DPN memiliki kewenangan untuk memutuskan, menyetujui, membatalkan seluruh kebijakan PERINDO di semua jenjang struktur Organisasi 7. DPN berwenang untuk mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 8. DPN berwenang untuk mengusulkan, menyetujui dan atau membatalkan kepengurusan di level DPP, DPW dan DPD di seluruh Indonesia 9. Seluruh keputusan DPN diambil melalui rapat yang demokratis dan egaliter dalam internal DPN 10. Keputusan DPN bersifat final dan mengikat secara internal Organisasi 11. Keanggotaan tetap DPN berakhir apabila berhalangan tetap dan atau mengundurkan diri. 12. Anggota DPN yang berhalangan tetap akan digantikan melalui keputusan sidang DPN BAB VIII DEWAN PEMBINA Pasal 17 1. 2. 3. 4. 5. Dewan Pembina merupakan organisasi di tingkat pusat dan berkedudukan di ibukota negara Dewan Pembina terdiri dari individu-individu yang ditunjuk melalui Surat Keputusan DPN Dewan Pembina selanjutnya disingkat Wanbin Dewan Pembina dipimpin oleh seorang Ketua dan Sekertaris Dewan Pembina berwenang untuk memberikan masukan konstruktif kepada DPN dan Dewan Pimpinan Pusat PERINDO BAB IX DEWAN PAKAR NASIONAL Pasal 18 1. 2. 3. 4. 5. Dewan Pakar Nasional merupakan organisasi di tingkat pusat dan berkedudukan di ibukota negara Dewan Pakar Nasional terdiri dari individu-individu yang ditunjuk melalui Surat Keputusan DPN Dewan Pakar Nasional selanjutnya disingkat Wankarnas DewanPakar Nasional dipimpin oleh seorang Ketua dan Sekertaris Dewan Pakar Nasional berwenang untuk memberikan masukan akademik, menentukan garis besar haluan ideologi dan program strategis PERINDO kepada DPN dan Dewan Pimpinan Pusat PERINDO

6 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

BAB X DEWAN PIMPINAN PUSAT Pasal 19 Struktur 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dewan Pimpinan Pusat adalah pimpinan eksekutif tinggi dalam struktur PERINDO yang disahkan melalui Surat Keputusan DPN Dewan Pimpinan Pusat dipimpin oleh seorang Ketua Umum dan Sekertaris Jenderal Dalam menjalankan tugasnya Ketua Umum dan Sekertaris Jenderal dibantu oleh Ketua-ketua, wakilwakil ketua, wakil-wakil sekjen, bendahara dan wakil-wakil bendahara Dalam struktur Dewan Pimpinan Pusat terdapat dewan-dewan, lembaga dan badan-badan yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Organisasi sayap adalah bagian dari Dewan Pimpinan Pusat yang bekerja otonom dibawah garis koordinasi Sekertaris Jenderal dan garis instruktif Ketua Umum PERINDO Dewan Pimpinan Pusat dan jajarannya sepenuhnya tunduk pada keputusan organisasi dan keputusan DPN BAB XI MAHKAMAH PERINDO Pasal 20 1. Mahkamah PERINDO terdiri dari individu-individu yang ditunjuk melalui Surat Keputusan DPN 2. Mahkamah PERINDO bertugas menyelesaikan perselisihan internal organisasi 3. Penyelesaian perselisihan internal harus diselesaikan paling lambat 30 hari setelah masuknya surat aduan 4. Dalam hal perselisihan internal, putusan Mahkamah PERINDObersifat final dan mengikat secara internal organisasi BAB XII PERMUSYAWARATAN Pasal 21 Pusat dan Nasional Jenis-jenis permusyawaratan PERINDO di tingkat pusat dan Nasional meliputi: 1. Sidang Dewan Persatuan Nasional 2. Kongres Persatuan Nasional 3. Rapat Pimpinan Nasional 4. Sidang Pleno Pengurus DPP 5. Musyawarah Kerja Nasional 6. Rapat Pimpinan Harian DPP 7. Rapat Komite Kerja

7 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 22 Wilayah Jenis-jenis permusyawaratan PERINDO di tingkat wilayah meliputi: 1. Sidang Pleno Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) 2. Rapat Koordinasi Wilayah 3. Rapat Pimpinan Harian Wilayah 4. Rapat Komite Kerja Wilayah Pasal 23 Daerah Jenis-jenis permusyawaratan PERINDO di tingkat daerah meliputi: 1. Sidang Pleno Dewan Pimpinan Daerah (DPD) 2. Rapat Koordinasi Daerah 3. Rapat Pimpinan Harian Daerah 4. Rapat Komite Kerja Daerah Pasal 24 Cabang Jenis-jenis permusyawaratan PERINDO di tingkat daerah meliputi: 1. Sidang Pleno Dewan Pimpinan Cabang 2. Rapat Koordinasi Cabang 3. Rapat Pimpinan Harian Cabang 4. Rapat Komite Kerja Cabang Pasal 25 Ranting Jenis-jenis permusyawaratan PERINDO di tingkat ranting meliputi: 1. Sidang Pleno Dewan Pimpinan 2. Rapat Koordinasi Ranting 3. Rapat Pimpinan Harian Ranting 4. Rapat Komite Kerja Ranting BAB XIII KETERWAKILAN PEREMPUAN Pasal 26 1. Dewan Pimpinan Pusat PERINDO harus menyertakan sekurang-kurangnya 30 % keterwakilan perempuan. 2. Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Cabang dan Ranting PERINDO diwajibkan memenuhi sekurang-kurangnya 30 % keterwakilan perempuan.

8 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

BAB XIV PERIODE KEPEMIMPINAN Pasal 27 Masa Jabatan Dewan Pimpinan Pusat Organisasi dipilih dan ditetapkan untuk masa jabatan lima tahun. Dewan Pimpinan Wilayah, Daerah dan Luar Negeri dipilih dan ditetapkan untuk masa jabatan lima tahun Dewan Pimpinan Cabang dan Ranting dipilih dan ditetapkan untuk masa jabatan lima tahun Pimpinan Organisasi Sayap organisasi dipilih dan ditetapkan untuk masa jabatan lima tahun

1. 2. 3. 4.

BAB XV PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 28 1. Pengambilan keputusan dilaksanakan melalui musyawarah untuk mufakat. 2. Apabila mufakat tidak tercapai, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

BAB XVI KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 29 Keuangan dan kekayaan PERINDO diperoleh dari : 1. Iuran anggota; 2. Usaha-usaha lain yang dilakukan oleh PERINDO; 3. Sumbangan yang tidak mengikat; 4. Peralihan hak untuk dan atas nama PERINDO.

BAB XVII ORGANISASI SAYAP PERINDO Pasal 30 1. 2. 3. 4. 5. 6. Organisasi Sayap PERINDO adalah kehadiran nyata PERINDO di setiap sektor kehidupan rakyat Indonesia Organisasi Sayap PERINDO adalah sumber kader inti PERINDO Organisasi Sayap PERINDO didirikan dan ditetapkan oleh keputusan DPN Organisas sayap secara otonom menetapkan garis kebijakan organisasinya sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART PERINDO Setiap organisasi sayap bertanggungjawab sepenuhnya kepada Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PERINDO dan kepada Dewan Persatuan Nasional Pendirian dan pembentukan Organisasi Sayap PERINDO akan diatur tersendiri melalui Peraturan Organisasi oleh Dewan Pimpinan Pusat 9 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

BAB XVIII PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 31 1. PERINDO hanya dapat dibubarkan oleh Kongres Luar Biasa yang diselenggarakan khusus untuk itu 2. Kongres Luar Biasa sebagaimana disebut pada ayat 1, dapat diselenggarakan apabila diusulkan dan atau digelar oleh DPN 3. Ketentuan tentang pelaksanaan kongres sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XIX ATURAN PERALIHAN Pasal 32 1. Untuk pertama kali, struktur dan perangkat PERINDO di seluruh tingkat kepengurusan dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat. 2. Dalam hal yang terkait dengan kebijakan organisasi sampai dengan pelaksanaan Kongres pertama menjadi kewenangan Dewan Pimpinan Pusatdan DPN Pasal 33 Anggaran Dasar PERINDO ini mulai berlaku sejak tanggal 24 Februari 2013 BAB XX ATURAN TAMBAHAN Pasal 34 1. Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. 2. Seluruh anggota memiliki kewajiban untuk mematuhi Anggaran Dasar ini. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 24 Februari 2013

10 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

ANGGARAN RUMAH TANGGA Organisasi Kemasyarakatan

PERSATUAN INDONESIA (PERINDO)


BAB I LAMBANG DAN TANDA GAMBAR Pasal 1 Lambang PERINDO

Pasal 2 Makna Lambang dan Tanda Gambar Arti lambang PERINDO adalah sebagai berikut : a. Burung Rajawali dengan mata tajam menatap ke depan, bermaknakan optimisme akan masa depan Indonesia yang merdeka, berdaulat, sejahtera, berbudaya dan bermartabat. Burung rajawali juga melambangkan kebebasan dan keberanian, menunjukkan kebebasan berpikir dan keberanian mengambil tindakan oleh kader-kader PERINDO b. Kepak sayap berjumlah 5 (lima) helai berlambangkan asas organisasi PERINDO adalah Pancasila c. Warna Merah Putih bermakna nasionalisme kebangsaan dan semangat republikanisme yang terpatri dalam prinsip, sikap dan tindakan seluruh kader PERINDO dimanapun berada d. Warna biru bermaknakan kedalaman berpikir dalam mengemban misi persatuan Indonesia. Warna biru juga menunjukkan semangat perdamaian yang selalu mewarnai gerak dan langkah PERINDO mengemban amanat rakyat Indonesia Pasal 3 Penggunaan Lambang Lambang PERINDO digunakan pada atribut-atribut organisasi yang ketentuan penggunaannya akan diatur lebih lanjut oleh Dewan Pimpinan Pusat. 11 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

BAB II KEANGGOTAAN Pasal 4 Ketentuan Umum 1. Setiap warga negara Republik Indonesia : a. Telah berumur 17 tahun atau sudah/pernah menikah. b. Menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERINDO 2. Setiap warga negara yang telah memenuhi ayat 1 (satu) dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Pusat melalui pimpinan di semua tingkatan. 3. Setiap Warga Negara Indonesia yang telah disetujui menjadi anggota PERINDO akan diberikan kartu anggota yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat melalui struktur resmi organisasi di tempat yang bersangkutan melakukan pendaftaran Pasal 5 Kewajiban Anggota 1. 2. 3. 4. Patuh dan setia kepada garis perjuangan, AD/ART serta keputusan-keputusan organisasi Menjaga, mempertahankan dan menghormati prinsip-prinsip organisasi Membayar iuran wajib anggota Tidak merangkap sebagai anggota partai politik Pasal 6 Hak-hak Anggota 1. 2. 3. 4. Memperoleh perlakuan yang sama dengan anggota PERINDO lainnya. Mempunyai hak memilih dan dipilih. Mempunyai hak untuk menyatakan pendapat. Mempunyai hak untuk membela diri. Pasal 7 Sanksi-sanksi Diberikan kepada anggota dan atau pengurus PERINDO apabila : 1. Melanggar AD/ART serta keputusan-keputusan organisasi 2. Melakukan perbuatan melanggar hukum yang berlaku di Indonesia. 3. Melakukan perbuatan yang merusak nama baik organisasi. 4. Tindakan-tindakan lain yang bertentangan kebijakan organisasi Pasal 8 Bentuk-bentuk Sanksi 1. 2. 3. 4. Peringatan lisan. Peringatan tertulis. Diberhentikan sementara sebagai anggota dan atau pimpinan organisasi. Diberhentikan selamanya sebagai anggota dan atau pimpinan organisasi. 12 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 9 Mekanisme Pemberian Sanksi 1. Bagi Dewan Pimpinan Pusat PERINDO: a. Pemberian sanksi teguran tertulis dilakukan oleh DPP. b. Pemberian sanksi pemberhentian sementara sebagai pimpinan atau anggota dan pemberhentian selamanya sebagai pimpinan dan atau anggota dilakukan oleh DPN 2. Bagi Pimpinan Wilayah dan Daerah pemberian sanksi dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat PERINDO berdasarkan keputusan hasil Rapat Pimpinan Harian DPP. 3. Bagi Pimpinan Cabang dan Ranting pemberian sanksi dilakukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah atas permintaan Pimpinan setempat dan disetujui oleh DPP 4. Bagi anggota PERINDO pemberian sanksi sebagaimana pasal 8 ayat 3 dan 4 dilakukan oleh DPP berdasarkan permintaan Pimpinan setempat. Pasal 10 Mekanisme Pembelaan Diri 1. Pembelaan diri atas sanksi teguran tertulis yang dilakukan oleh DPP dapat diajukan kepada Rapat Pimpinan Harian DPP 2. Pembelaan diri atas sanksi pemberhentian sementara atau selamanya sebagai pimpinan dan atau anggota yang dilakukan oleh DPP dapat diajukan kepada DPP. 3. Pembelaan diri atas sanksi yang dilakukan oleh DPP, DPW dan DPD dapat diajukan kepada DPP yang akan dibicarakan dalam Rapat Pimpinan Harian DPP PERINDO 4. Pembelaan diri atas sanksi yang dilakukan oleh DPC Perindo dan DPRtdapat di ajukan kepada DPW yang akan dibicarakan dalam Rapat Pimpinan Harian DPW BAB III STRUKTUR ORGANISASI Pasal 11 Struktur Organisasi Struktur Organisasi terdiri dari : 1. Organisasi Tingkat Pusat, disebut dengan Dewan Pimpinan Pusat. 2. Organisasi Tingkat Propinsi, disebut dengan Dewan Pimpinan Wilayah. 3. Organisasi Tingkat Kabupaten/Kota, disebut dengan Dewan Pimpinan Daerah. 4. Organisasi Tingkat Kecamatan, disebut dengan Dewan Pimpinan Cabang. 5. Organisasi Tingkat Desa/Kelurahan, disebut dengan Dewan Pimpinan Ranting. 6. Untuk Perwakilan Organisasi di luar negeri, dapat dibentuk struktur organisasi bernama Perwakilan Luar Negeri PERINDO 7. Organisasi di sektor masyarakat, disebut dengan Organisasi Sayap PERINDO

13 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 12 Kepengurusan Organisasi Kepengurusan PERINDO terdiri atas : 1. Dewan Persatuan Nasional terdiri dari unsur Ketua, Sekertaris dananggota-anggota 2. Dewan Pembina terdiri dari unsur Ketua, Sekertaris dan anggota-anggota 3. Dewan Pakar Nasional terdiri dari unsur Ketua, Sekertaris dan anggota-anggota 4. Mahkamah Organisasi terdiri dari unsur Ketua, Sekertaris dananggota-anggota 5. Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari unsur Ketua Umum, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris Jenderal, Wakilwakil Sekertaris Jenderal, Bendahara Umum, Bendahara dan perangkat lainnya sesuai dengan kebutuhan Dewan Pimpinan Pusat atau jika diputuskan oleh DPN 6. Dewan Pimpinan Wilayah dan Daerah terdiri dari : a. Dewan Pembina Wilayah dan Daerah b. Dewan Pakar Wilayah dan Daerah c. Dewan Pimpinan Wilayah dan Daerah, meliputi Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris, Bendahara, wakil-wakil bendahara dan perangkat lainnya sesuai dengan keperluan organisasi dan disesuaikan dengan struktur Dewan Pimpinan Pusat kecuali untuk Perwakilan Luar Negeri 7. Dewan Pimpinan Cabang dan Ranting terdiri atas Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil sekretaris, Bendahara, wakil-wakil bendaharadan perangkat lainnya sesuai dengan kebutuhan organisasi 8. Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Ranting Organisasi Sayap yang strukturnya merupakan hak otonom organisasi sayap yang ditetapkan sesuai AD/ART masing-masing organisasi sayap yang disetujui oleh DPP. BAB IV DEWAN PIMPINAN TINGKAT PUSAT Pasal 13 Wewenang Dewan Persatuan Nasional 1. 2. 3. 4. 5. Mengangkat, menetapkan dan memberhentikan Dewan Pembina PERINDO Mengangkat, menetapkan dan memberhentikan Mahkamah PERINDO Mengangkat, menetapkan, dan memberhentikan Dewan Pakar PERINDO Memilih, menetapkan dan memberhentikan Dewan Pimpinan Pusat, Wilayah dan Daerah Menetapkan kebijakan nasional yang mengikat seluruh struktur dibawahnya Pasal 14 Dewan Pembina Syarat keanggotaan Dewan Pembina: 1. Taat dan patuh terhadap AD/ART dan ketentuan-ketentuan lain yang menjadi keputusan organisasi 2. Melaksanakan visi, misi, garis perjuangan, asas, tujuan dan usaha organisasi 3. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan organisasi. 4. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil dan bijaksana. Pasal 15 Tugas Dewan Pembina Memberikan pandangan dan pendapat kepada Dewan Pimpinan dalam hal program-program, strategi dan penguatan eksistensi PERINDO. 14 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 16 Dewan Pakar Nasional Syarat keanggotaan Dewan Pakar Nasional: 1. Taat dan patuh terhadap AD/ART dan ketentuan-ketentuan lain yang menjadi keputusanorganisasi 2. Melaksanakan garis perjuangan, asas dan tujuan organisasi 3. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan organisasi 4. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil dan bijaksana Pasal 17 Tugas Dewan Pakar Nasional Memberikan pandangan dan pendapat akademis kepada organisasi dalam hal program-program, strategi, dan garis ideologi perjuangan organisasi Pasal 18 Dewan Pimpinan Pusat Syarat keanggotaan Dewan Pimpinan Pusat: a. Kader Utama b. Melaksanakan AD/ART c. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan PERINDO. d. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil dan bijaksana. Pasal 19 Wewenang dan Kewajiban Dewan Pimpinan Pusat 1. Dewan Pimpinan Pusat mempunyai wewenang: a. Menyusun program dan anggaran tahunan organisasi, termasuk di dalamnya menerima usulan anggaran dari sayap organisasi yang akan ditetapkan menjadi program tahunan organisasi b. Menetapkan Pedoman-pedoman Organisasi c. Menetapkan produk-produk konsepsional untuk Bidang-bidang tugas dan lembaga-lembaga struktural di bawahnya. d. Menetapkan produk-produk teknis operasional organisasi lainnya. e. Menerima iuran, hibah dan dana sukarela yang legal. f. Memimpin, mengesahkan dan mengawasi lembaga-lembaga dan badan-badan di bawahnya. g. Mengesahkan kepengurusan Pimpinan Wilayah dan Daerah. h. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Pimpinan Wilayah dan lembaga terkait lainnya. i. Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Kongres. j. Menetapkan kebijaksanaan organisasi di tingkat pusat sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan DPN, Keputusan Kongres serta Peraturan Organisasi lainnya. 2. Dewan Pimpinan Pusat mempunyai kewajiban: a. Mematuhi keputusan DPN b. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan PERINDO sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan DPN, Keputusan Kongres dan Peraturan PERINDO lainnya. c. Menyampaikan Laporan dihadapan peserta Kongres. 15 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

BAB V DEWAN PIMPINAN WILAYAH Pasal 20 Dewan Pembina Wilayah Syarat keanggotaan Dewan Pembina Wilayah: 1. Taat dan patuh terhadap AD/ART dan ketentuan-ketentuan lain yang menjadi keputusan organisasi 2. Melaksanakan garis perjuangan, asas dan tujuan organisasi. 3. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan organisasi. 4. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil, bertaqwa dan bijaksana. Pasal 21 Tugas Dewan Pembina Wilayah Memberikan pandangan dan pendapat kepada organisasi dalam hal program-program, strategi dan penguatan eksistensi PERINDO di tingkat wilayah Pasal 22 Dewan Pimpinan Wilayah Syarat keanggotaan Pimpinan Wilayah: a. Kader Inti b. Melaksanakan asas dan tujuan organisasi. c. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan organisasi di tingkat wilayah. d. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil dan bijaksana. Pasal 23 Dewan Pakar Wilayah Syarat keanggotaan Dewan Pakar Wilayah : 1. Taat dan patuh terhadap AD/ART dan ketentuan-ketentuan lain yang menjadi keputusan organisasi 2. Melaksanakan garis perjuangan, asas, tujuan dan usaha organisasi 2. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan organisasi 3. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil dan bijaksana. Pasal 24 Tugas Dewan Pakar Wilayah Memberikan pandangan dan pendapat akademis kepada organisasi dalam hal program-program, strategi, dan garis ideologi perjuangan PERINDO Pasal 25 Struktur Dewan Pimpinan Wilayah Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari Ketua, wakil-wakil ketua, Sekretaris, wakil-wakil sekretaris, dan Bendahara, wakil-wakil bendahara 16 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 26 Tugas Dewan Pimpinan Wilayah 1. Menyusun program dan anggaran tahunan Wilayah dan lembaga-lembaga di bawahnya kemudian disahkan sebagai program organisasi. 2. Menetapkan produk-produk konsepsional untuk bidang-bidang tugas dan lembaga-lembaga struktural di bawahnya. 3. Melalui koordinasi dengan pimpinan pusat, berwenang menerima waqaf, hibah. 4. Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir tahun. 5. Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga dan badan-badan pendukung organisasi. 6. Mengesahkan struktur kepengurusan Pimpinan Cabang. 7. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Pimpinan Daerah dan lembaga terkait lainnya. 8. Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Sidang Paripurna Wilayah dan keputusan organisasi lainnya. 9. Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan organisasi di tingkat wilayah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan DPN, Keputusan Kongres, musyawarah wilayah serta peraturan organisasi lainnya. 10. Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban di hadapan peserta Rapat Koordinasi Wilayah. 11. Melaksanakan rapat-rapat organisasi di tingkat wilayah

BAB VI DEWAN PIMPINAN DAERAH Pasal 27 Dewan Pembina Daerah Syarat keanggotaan Dewan Pembina : 1. Taat dan patuh terhadap AD/ART dan ketentuan-ketentuan lain yang menjadi keputusan organisasi 2. Melaksanakan garis perjuangan, asas, tujuan dan usaha organisasi. 3. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan organisasi. 4. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil dan bijaksana. Pasal 28 Tugas Dewan Pembina Daerah Memberikan pandangan dan pendapat kepada organisasi dalam hal program-program, strategi dan penguatan eksistensi organisasi di tingkat daerah Pasal 29 Dewan Pakar Daerah Syarat keanggotaan Dewan Pakar Daerah : 1. Taat dan patuh terhadap AD/ART dan ketentuan-ketentuan lain yang menjadi keputusan organisasi 2. Melaksanakan garis perjuangan, asas, tujuan dan usaha organisasi. 3. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan organisasi. 4. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil dan bijaksana. 17 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 30 Tugas Dewan Pakar Daerah Memberikan pandangan dan pendapat akademis kepada organisasi dalam hal program-program, strategi, dan garis ideologi perjuangan organisasi Pasal31 Dewan Pimpinan Daerah Syarat keanggotaan Dewan Pimpinan Daerah : a. Kader Inti. b. Melaksanakan asas dan tujuan organisasi. c. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan organisasi di tingkat daerah. d. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil dan bijaksana. Pasal 32 Struktur Dewan Pimpinan Daerah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) terdiri dari Ketua, Sekertaris dan Bendahara Pasal 33 Tugas Dewan Pimpinan Daerah 1. Menyusun program dan anggaran tahunan daerah dan untuk lembaga-lembaga di bawahnya untuk kemudian disahkan menjadi program organisasi. 2. Melalui koordinasi dengan Pimpinan Wilayah, berwenang menerima sumbangan dan hibah. 3. Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir. 4. Memimpin, mengesahkan dan mengawasi lembaga-lembaga di bawahnya. 5. Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendukung organisasi. 6. Mengesahkan kepengurusan Pimpinan Ranting dan Ranting. 7. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan Pimpinan Cabang dan lembaga terkait lainnya. 8. Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Sidang Pleno Daerah dan keputusan organisasi lainnya. 9. Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan organisasi di tingkat wilayah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggran Rumah Tangga, Keputusan DPN, Keputusan Kongres dan Sidang Paripurna Wilayah, Sidang Pleno Pengurus Daerah serta peraturan organisasi lainnya; 10. Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban di hadapan peserta Rapat Koordinasi Daerah. 11. Melaksanakan Rapat-rapat organisasi di tingkat Daerah.

18 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

BAB VII DEWAN PIMPINAN CABANG Pasal 34 Dewan Pimpinan Cabang Syarat keanggotaan Pimpinan Cabang: a. Kader Inti b. Melaksanakan asas, tujuan, usahaorganisasi. c. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan organisasi di tingkat cabang. d. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil dan bijaksana Pasal 35 Struktur Dewan Pimpinan Cabang Dewan Pimpinan Cabang (DPC) terdiri dari Ketua, wakil Ketua, Sekertaris, wakil sekretaris dan Bendahara, wakil-wakil bendahara Pasal 36 Tugas Dewan Pimpinan Cabang 1. Menyusun program dan anggaran tahunan Cabang dan lembaga-lembaga di bawahnya untuk kemudian disahkan menjadi program organisasi. 2. Melalui koordinasi dengan Dewan Pimpinan Daerah, berwenang menerima waqaf dan hibah. 3. Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir. 4. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Pimpinan Ranting dan lembaga terkait lainnya. 5. Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Koordinasi Daerah dan Sidang Paripurna Cabang dan keputusan organisasi lainnya. 6. Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan organisasi di tingkat cabang sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggran Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Rapat Koordinasi Wilayah, Daerah dan Cabang serta peraturan Organisasi lainnya; 7. Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban kepada Rapat Koordinasi Cabang. 8. Melaksanakan rapat-rapat organisasi di tingkat Cabang

BAB VIII DEWAN PIMPINAN RANTING Pasal 37 Syarat Keanggotaan Dewan Pimpinan Ranting Syarat keanggotaan Dewan Pimpinan Ranting: a. Kader Inti b. Melaksanakan asas, tujuan dan usaha organisasi. c. Telah teruji komitmennya terhadap langkah dan perjuangan organisasi di tingkat cabang. d. Berpegang teguh dan mempunyai komitmen kepada nilai-nilai moral, adil, bertaqwa dan bijaksana. 19 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 38 Struktur Dewan Pimpinan Ranting Dewan Pimpinan Ranting terdiri dari Ketua, Sekertaris, Bendahara dan pengurus lainnya. Pasal 39 Tugas Dewan Pimpinan Ranting 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Menyusun dan mengesahkan program dan anggaran tahunan organisasi. Membuat laporan keuangan dan evaluasi akhir. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan Pimpinan Ranting. Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Koordinasi Daerah dan keputusan organisasi lainnya. Menetapkan kebijaksanaan organisasi di tingkat ranting sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan DPN, Keputusan Kongres, Keputusan Rapat Pimpinan Nasional, Wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting, serta peraturan organisasi lainnya. Menetapkan dan melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keptusuan DPN, Keputusan Rapat Koordinasi Ranting serta Peraturan organisasi lainnya. Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban kepada Rapat Koordinasi Ranting. Melaksanakan rapat-rapat organisasi di tingkat ranting BAB IX PEMBEKUAN KEPENGURUSAN Pasal 40 1. Dewan Pimpinan Pusat dapat membekukan Pimpinan Organisasi pada tingkat pimpinan wilayah dan daerah dengan ketentuan bahwa pengambilan keputusannya ditetapkan sekurang-kurangnya melalui Rapat Pimpinan Harian DPP dan atau Sidang DPN 2. Dewan Pimpinan Wilayah di semua tingkatan dapat membekukan pimpinan organisasi pada tingkat pimpinan cabang dengan ketentuan bahwa pengambilan keputusannya ditetapkan sekurang-kurangnya melalui Rapat Pimpinan Harian DPW dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Pusat. 3. Dewan Pimpinan Daerah dapat membekukan pimpinan organisasi pada tingkat Ranting ranting dengan ketentuan bahwa pengambilan keputusannya ditetapkan sekurang-kurangnya melalui Rapat Pimpinan Harian Daerah. 4. Setiap pembekuan kepengurusan organisasi harus dilaporkan kepada seluruh struktur Pimpinan organisasi setingkat di atasnya untuk mendapatkan persetujuan. 5. Pembekuan kepengurusan harus menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi lainnya. 6. Setelah pembekuan terjadi, maka kepengurusan pimpinan organisasi dipegang oleh kepengurusan setingkat lebih tinggi atau membentuk caretaker sebagai pengurus sementara. 7. Pimpinan sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) pasal ini, bertugas mempersiapkan penyelenggaraan musyawarah menurut tingkatan yang akan memilih kepengurusan baru. 8. Selambat-lambatnya tiga (3) bulan setelah pembekuan, harus sudah terselenggara Rapat Pimpinan Harian menurut tingkatannya untuk memilih kepengurusan baru.

20 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

BAB X KELENGKAPAN ORGANISASI Pasal 41 Lembaga dan Badan 1. Lembaga dan badan adalah kelengkapan organisasi yang merupakan alat pengabdian dan perjuangan PERINDO 2. Lembaga dan badan dibentuk oleh DPP sesuai kebutuhan. 3. Lembagadan badan memiliki struktur organisasi sendiri dari tingkat Pusat sampai ke tingkat Cabang sesuai dengan potensi Cabang. 4. Lembaga dan badan berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab kepada pimpinan organisasi menurut tingkatannya. Pasal 42 Organisasi Sayap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pembentukan sayap Organisasi dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat dengan melalui Keputusan DPN Sayap organisasi merupakan organisasi yang otonom namun secara hirarki berada dibawah otoritas Dewan Pimpinan Pusat Organisasi dalam hal ini Ketua Umum Koordinasi seluruh Organisasi Sayap dilakukan oleh Ketua Umum secara instruktif dan dibantu Sekretaris Jenderal untuk garis koordinasi Organisasi Sayap adalah perangkat organisasi yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan organisasi, khususnya yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan merupakan basis massa serta sumber kader organisasi di berbagai segmen dan atau lapisan sosial masyarakat tertentu. Organisasi sayap berkewajiban menyesuaikan dengan asas, tujuan, dan usaha organisasi. Keputusan permusyawaratan tertinggi Organisasi Sayap yang menyangkut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga harus mendapat persetujuan DPN, baik keseluruhan dan atau perubahan; Keputusan permusyawaratan tertinggi Organisasi Sayap yang tidak menyangkut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga harus dikoordinasikankepadaDewan Pimpinan PERINDO menurut tingkatan masing-masing. DPN berhak mengadakan perubahan, jika terdapat hal-hal yang bertentangan dan atau tidak sesuai dengan garis kebijakan dan politik PERINDO. Peraturan mengenai pembentukandan pembekuan sayap akan diatur tersendiri melalui sebuah Pedoman Organisasi Pasal 43 Biro-Biro 1. Biro adalah kelengkapan organisasi di tingkat Wilayah yang berfungsi sebagai unit pelaksana programprogram Pimpinan Wilayah. 2. Biro-biro dibentuk dan dikoordinasikan oleh Pimpinan Wilayah.

21 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 44 Divisi divisi 1. Divisi-divisi adalah kelengkapan organisasi di tingkat Daerah yang berfungsi sebagai unit pelaksana program-program Dewan Pimpinan Daerah. 2. Divisi-divisi dibentuk dan dikoordinasikan oleh Dewan Pimpinan Daerah. Pasal 45 Seksi-seksi 1. Seksi adalah kelengkapan organisasi di tingkat cabang dan ranting yang berfungsi sebagai unit pelaksana program-program Pimpinan Cabang atau Pimpinan Ranting. 2. Seksi dibentuk dan dikoordinasikan oleh Pimpinan Cabang atau Pimpinan Ranting.

BAB XII PERMUSYAWARATAN Pasal 46 Sidang Dewan Persatuan Nasional 1. 2. 3. 4. Sidang Dewan Persatuan Nasional adalah permusyawaratan tertinggi untuk membahas keputusankeputusan strategis PERINDO. Sidang Dewan Persatuan Nasional diadakan sesuai kebutuhan Peserta Sidang Dewan Persatuan Nasional adalahKetua,Sekretaris dan anggota-anggota DPN. Sidang DPN diselenggarakan berdasarkan undangan yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris DPN. Pasal 47 Kongres Nasional 1. Kongres Nasional diselenggarkan oleh DPNdibantu oleh Dewan Pimpinan Pusat 2. Kongres merupakan forum permusyawaratan organisasiOrganisasi yang berfungsi sebagai representasi dari pemegang kedaulatan organisasi dan diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali; 3. Kongres memiliki wewenang: a. Menilai laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Pusat; b. Menetapkan Garis Besar Program Perjuangan organisasi untuk 5 tahun ke depan; c. Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu. 4. Peraturan tata tertib Kongres ditetapkan oleh Kongres. Pasal 48 1. Peserta Kongres adalah : a. DPN, Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pembina Nasional, Dewan Pakar Nasional dan b. Utusan Dewan Pimpinan Wilayah yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara c. Utusan Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara d. Utusan Badan dan Lembaga tingkat DPP terdiri dari Ketua e. Utusan Organisasi Sayap tingkat DPP, terdiri dari Ketua, Sekretaris Jenderal dan Bendahara. 22 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

2. Setiap peserta Kongres mempunyai hak suara dan hak bicara; 3. Peninjau Kongres adalah a. Utusan Dewan Pembina dan Pakar di Tingkat Wilayah b. Undangan khusus yang ditunjuk oleh Dewan Pimpinan Pusat 4. Setiap Peninjau Kongres hanya memiliki hak bicara Pasal 49 1. Kongres Nasional dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnnya dua pertiga (2/3) jumlah wilayah, daerah dan organisasi sayap yang sah. 2. Sidang-sidang Kongres sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua (1/2) tambah 1 (satu) jumlah peserta yang hadir. 3. Keputusan Kongres sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua (1/2) tambah 1 (satu) jumlah peserta yang hadir. 4. Keputusan Kongres tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya dua pertiga (2/3) jumlah peserta yang hadir. 5. Pemilihan mengenai orang dalam Kongres dilakukan secara langsung, bebas, rahasia, jujur, adil dan demokratis. Pasal 50 1. Rancangan materi Kongres disiapkan oleh DPN bersama Dewan Pimpinan Pusat dan disampaikan kepada seluruh Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Kongres berlangsung. 2. Kongres dipimpin oleh DPN dibantu oleh Dewan Pimpinan Pusat Pasal 51 Rapat Pimpinan Nasional 1. 2. 3. Rapat Pimpinan Nasional merupakan permusyawaratan untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan situasi organisasi yang dinilai strategis. Rapat Pimpinan Nasional dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Dewan Pimpinan Pusat sesuai dengan kebutuhan dengan syarat disetujui oleh DPN Peraturan Tata Tertib Rapat Pimpinan Nasional ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat. Pasal 52 Peserta Rapat Pimpinan Nasional 1. Peserta Rapat Pimpinan Nasional adalah : a. DPN, Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pembina Nasional, Dewan Pakar Nasional dan b. Utusan Dewan Pimpinan Wilayah yang terdiri dari Ketuadan Sekretaris c. Utusan Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari Ketuadan Sekretaris d. Utusan Badan dan Lembaga tingkat DPP terdiri dari Ketua e. Utusan Organisasi Sayap tingkat DPP, terdiri dari Ketua dan Sekretaris Jenderal 2. Setiap peserta Rapat Pimpinan Nasional mempunyai hak suara dan hak bicara;

23 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 53 Sidang Pleno Pengurus DPP 1. Sidang Pleno Pengurus DPP dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat berdasarkan undangan yang ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal 2. Sidang Pleno Pengurus DPP diadakan untuk membahas keputusan-keputusan operasional dan koordinatif dengan menghadirkan minimal menghadirkan 2/3 (dua per tiga) pengurus DPP 3. Sidang Pleno Pengurus DPP dihadiri oleh pengurus DPP yang namanya tercantum dalam Surat Keputusan DPN tentang struktur organisasi 4. Pengambilan keputusan dalam pleno pengurus mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat. Pasal 54 Rapat Pimpinan Harian DPP 1. Sidang Paripurna Nasional merupakan permusyawaratan untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan situasi Organisasi dan kehidupan Organisasi yang bersifat operasional taktis 2. Sidang Paripurna Nasional dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Dewan Pimpinan Pusat sesuai dengan kebutuhan. 3. Peraturan Tata Tertib Rapat Harian Pengurus Pusat ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat. Pasal 55 Musyawarah Kerja Nasional 1. Musyawarah Kerja Nasional diadakan oleh Pimpinan Pusat sekurang-kurangnya dua (2) kali dalam satu periode kepengurusan. 2. Musyawarah Kerja Nasional merupakan permusyawaratan pada tingkat pusat untuk mengevaluasi serta membahas kinerja dan program-program Pimpinan Pusat, membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan keputusan-keputusan Kongres, membahas operasionalisasi keputusan DPN dan masalahmasalah lain yang dianggap penting. 3. Peraturan Tata Tertib Musyawarah Kerja Nasional ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat. Pasal 56 Peserta Musyawarah Kerja Nasional 1. Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pembina Nasional, Dewan Pakar Nasional, Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Sayap. 2. Utusan dari Dewan Pimpinan Wilayah yang terdiri atas Ketua dan Sekretaris Wilayah 3. Musyawarah Kerja Nasional adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua (1/2) jumlah peserta musyawarah. 4. Musyawarah kerja nasional dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat. 5. Dalam pengambilan putusan setiap peserta mempunyai satu hak suara.

24 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 57 Rapat Pimpinan Harian DPP 1. 2. 3. 4. Rapat Pimpinan Harian diadakan oleh Dewan Pimpinan Pusat berdasarkan undangan yang ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Rapat Pimpinan Harian ditujukan untuk membahas keputusan-keputusan organisasi yang bersifat operasional dan taktis Peserta Rapat Pimpinan Harian terdiri dari Ketua Umum, Wakil-wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Wakil-wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara dan Wakil-wakil Bendahara Pengambilan keputusan dalam Rapat Pimpinan Harian DPP mengedepankan prinsip musyawarah mufakat Pasal 58 Rapat Komite Kerja 1. 2. 3. Rapat Komite Kerja adalah permusyawaratan Organisasi dalam hal yang bersifat teknis di tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting. Rapat Komite Kerja bisa diadakan setiap saat sesuai kebutuhan organisasi Rapat Komite Kerja bisa diadakan oleh Dewan Pimpinan PERINDO di setiap tingkatan, atau komite kerja tertentu yang telah mendapatkan mandat dari Dewan Pimpinan di setiap tingkatan. Pasal 59 Sidang Pleno Pengurus DPW 1. Sidang Pleno Pengurus DPW dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah berdasarkan undangan yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris DPW 2. Sidang Pleno Pengurus DPW diadakan untuk membahas keputusan-keputusan operasional dan koordinatif dengan menghadirkan minimal menghadirkan 2/3 (dua per tiga) pengurus DPW 3. Sidang Pleno Pengurus DPW dihadiri oleh pengurus DPW yang namanya tercantum dalam Surat Keputusan DPW tentang struktur organisasi DPW 4. Pengambilan keputusan dalam pleno pengurus mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat Pasal 60 Rapat Koordinasi Wilayah 1. Rapat Koordinasi Wilayah diadakan oleh DPW sekurang-kurangnya dua (2) kali dalam satu periode kepengurusan. 2. Rapat Koordinasi Wilayah merupakan permusyawaratan pada tingkat wilayah untuk mengevaluasi serta membahas kinerja dan program-program Dewan Pimpinan Wialayah, membahas masalahmasalah yang berkaitan dengan keputusan-keputusan Kongres, membahas operasionalisasi keputusan DPN, DPP dan masalah-masalah lain yang dianggap penting.

25 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

3. Peserta Rapat Koordinasi Wilayah terdiri dari seluruh pengurs harian DPW dan Ketua, Sekretaris, Bendahara dari seluruh DPD, ditambah dengan Ketua, Sekretaris, Bendahara Organisasi Sayap di tingkat DPW 4. Peraturan Tata Tertib Rapat Koordinasi Wilayah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah. Pasal 61 Rapat Pimpinan Harian Wilayah 1. 2. 3. Rapat Pimpinan Harian Wilayah diadakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah berdasarkan undangan yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris Rapat Pimpinan Harian Wilayah ditujukan untuk membahas keputusan-keputusan organisasi yang bersifat operasional dan taktis Peserta Rapat Pimpinan Harian terdiri dari Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil-wakil Bendahara ditambah Ketua, Sekretaris, Bendahara organisasi sayap di tingkat DPW Pengambilan keputusan dalam Rapat Pimpinan Harian DPW mengedepankan prinsip musyawarah mufakat Pasal 62 Sidang Pleno Pengurus DPD 1. Sidang Pleno Pengurus DPD dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Daerah berdasarkan undangan yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris DPD 2. Sidang Pleno Pengurus DPD diadakan untuk membahas keputusan-keputusan operasional dan koordinatif dengan menghadirkan minimal menghadirkan 2/3 (dua per tiga) pengurus DPD 3. Sidang Pleno Pengurus DPD dihadiri oleh pengurus DPD yang namanya tercantum dalam Surat Keputusan DPP tentang struktur organisasi DPD 4. Pengambilan keputusan dalam pleno pengurus mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat

4.

Pasal 63 Rapat Koordinasi Daerah 1. Rapat Koordinasi Daerah diadakan oleh DPD sekurang-kurangnya dua (2) kali dalam satu periode kepengurusan. 2. Rapat Koordinasi Daerah merupakan permusyawaratan pada tingkat daerah untuk mengevaluasi serta membahas kinerja dan program-program Dewan Pimpinan Daerah, membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan keputusan-keputusan Kongres, membahas operasionalisasi keputusan DPN, DPP dan masalah-masalah lain yang dianggap penting. 3. Peserta Rapat koordinasi Daerah terdiri dari seluruh pengurus harian DPD dan Ketua, Sekretaris, Bendahara dari seluruh DPC ditambah perwakilan Ketua-ketua Organisasi Sayap di tingkat DPD 4. Peraturan Tata Tertib Rapat Koordinasi Daerah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah.

26 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Pasal 64 Rapat Pimpinan Harian Daerah 1. 2. 3. 4. Rapat Pimpinan Harian Daerahdiadakan oleh Dewan Pimpinan Daerah berdasarkan undangan yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris Rapat Pimpinan Harian Daerah ditujukan untuk membahas keputusan-keputusan organisasi yang bersifat operasional dan taktis Peserta Rapat Pimpinan Harian Daerah terdiri dari Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil-wakil Bendahara Pengambilan keputusan dalam Rapat Pimpinan Harian DPD mengedepankan prinsip musyawarah mufakat Pasal 65 Sidang Pleno Pengurus DPRt 1. 2. 3. 4. Sidang Pleno Pengurus DPRt dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Ranting berdasarkan undangan yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris DPRt Sidang Pleno Pengurus DPRt diadakan untuk membahas keputusan-keputusan operasional dan koordinatif dengan menghadirkan minimal menghadirkan 2/3 (dua per tiga) pengurus DPRt Sidang Pleno Pengurus DPRt dihadiri oleh pengurus DPRt yang namanya tercantum dalam Surat Keputusan DPD tentang struktur organisasi DPRt Pengambilan keputusan dalam pleno pengurus mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat Pasal 66 Rapat Koordinasi Ranting 1. Rapat Koordinasi Ranting diadakan oleh DPRt sekurang-kurangnya dua (2) kali dalam satu periode kepengurusan. 2. Rapat Koordinasi Ranting merupakan permusyawaratan pada tingkat Ranting untuk mengevaluasi serta membahas kinerja dan program-program Dewan Pimpinan Ranting, membahas masalahmasalah yang berkaitan dengan keputusan-keputusan Kongres, membahas operasionalisasi keputusan DPN, DPP dan masalah-masalah lain yang dianggap penting. 3. Peserta Rapat koordinasi Ranting terdiri dari seluruh pengurus harian DPRt dan Ketua, Sekretaris, Bendahara dari seluruh pengurus struktur dibawahnya (tingkat RW dan RT) ditambah perwakilan Ketua-ketua Organisasi Sayap di tingkat DPRt jika ada. 4. Peraturan Tata Tertib Rapat Koordinasi Ranting ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Ranting. Pasal 67 Rapat Pimpinan Harian Ranting 1. Rapat Pimpinan Harian Rantingdiadakan oleh Dewan Pimpinan Ranting berdasarkan undangan yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris 27 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

2. 3. 4.

Rapat Pimpinan Harian Ranting ditujukan untuk membahas keputusan-keputusan organisasi yang bersifat operasional dan taktis Peserta Rapat Pimpinan Harian Ranting terdiri dari Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil-wakil Bendahara Pengambilan keputusan dalam Rapat Pimpinan Harian DPRt mengedepankan prinsip musyawarah mufakat

BAB XIII KEUANGAN Pasal68 Sumber Keuangan Kekayaan PERINDO diperoleh dari: 1. Iuran Wajib 2. Sumbangan tetap atau tidak tetap dari masyarakat/lembaga/badan yang bersifat sukarela dan tidak mengikat. 3. Sumbangan, wakaf, wasiat dan hibah lainnya di alihkan atas nama organisasi. Pasal 69 Tugas Bendahara 1. Mengelola kekayaan PERINDO. 2. Mencatat semua harta PERINDO dan membukukan pengeluaran dan pemasukannya. 3. Mengawasi semua jenis kegiatan keuangan dan akuntansinya serta melaporkannya kepada Dewan Pimpinan Pusat dan DPN secara periodik. 4. Menyusun anggaran dan penyiapan evaluasi akhir. BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 70 Penutup Dalam hal belum dilaksanakannya Kongres I, maka semua kewenangan dan keputusan organisasi berada ditangan DPN. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 24 Februari 2013

28 | AD-ART Persatuan Indonesia (Perindo)

Anda mungkin juga menyukai