Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). Gejalagejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian. Mekanisme vaskular yang menyebabkan stroke dapat diklasifikasikan sebagai: Infark (emboli atau trombosis) Hemoragik Serangan iskemik transien (transient ischaemic attack, TIA) adalah hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal secara cepat yang berlangsung kurang dari 24 jam, dan diduga diakibatkan oleh mekanisme vaskular emboli, trombosis, atau hemodinamik. Beberapa

episode transien/sementara berlangsung lebih dari 24 jam, tetapi pasien mengalami pemulihan sempurna yang disebut reversible ischaemic neurological deficits (RIND). (Lionel Ginsberg, Neurologi Edisi 8, 2007, Erlangga, Jakarta)

B. Pembagian Stroke Stroke iskemik (non hemoragik) Penyumbatan arteri yang menyebabkan stroke iskemik dapat terjadi akibat trombus (bekuan darah di arteri serebril) atau embolus (bekuan darah yang berjalan ke otak dari tempat lain di tubuh). Stroke Trombotik, stroke trombotik terjadi akibat oklusi aliran darah, biasanya karena arterosklerosis berat. Sering kali, individu mengalami satu atau lebih serangan iskemik sementara (TIA) sebelum stroke trombotik yang sebenarnya terjadi. Stroke trombotik biasanya berkembang dalam periode 24 jam. Selama periode perkembangan stroke, individu dikatakan mengalami stroke in evolution. Pada akhir periode tersebut, individu dikatakan mengalami stroke lengkap (completed stroke). Stroke embolik, stroke embolik berkembang setelah oklusi arteri oleh embolus yang terbentuk di luar otak. Sumber umum embolus yang menyebabkan stroke adalh jantung setelah infark miokardium atau fibrilasi atrium, dan embolus yng merusak arteri karotis komunis atau aorta. Stroke hemoragic Stroke hemoragik terjadi apabila pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan iskemia (penurunan aliran) dan hipoksia di sebelah hilir. Penyebab stroke hemoragik adalah hipertensi pecahnya aneurisma, atau malformasi arteriovenosa (hubungan yang

abnormal). Hemoragik dalam otak secara signifikan meningkatkan tekanan intrakranial, yang memperburuk cedera otak yang dihsilkannya.( Elizabeth J. Corwin, 2009, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta)

C. Faktor Risiko Umur Riwayat penyakit vaskular dalam keluarga Hipertensi Diabetes melitus Merokok Hiperkolesterolemia Alkohol Kontrasepsi oral Fibrinogen plasma

D. Gejala dan Tanda Stroke Tanda utama stroke atau cerebrovaskular accident (CVA) adalah munculnya secara mendadak satu atau lebih defisit neurologik fokal. Aktifitas kejang biasanya bukan merupakan gambaran stroke. Gejala umum berupa: Baal atau lemas mendadak di wajah, lengan, atau tungkai, terutama di salah satu sisi tubuh Gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata Bingung mendadak Tersandung selagi berjalan Pusing bergoyang Hilangnya keseimbangan atau koordinasi, dan Nyeri kepala mendadak kausa yang jelas

E. Anamnesis Gejala dan Tanda Anamnesis mencakup: 1. Penjelasan tentang gejala awal. Kejang pada awal kejadian mengisyaratkan stroke embolus. 2. Perkembangan gejala atau keluhan pasien atau keduanya. 3. Riwayat TIA 4. Faktor risiko terutama hipertensi, fibrilasi atrium, diabetes, merokok, dan pemakaian alkohol. 5. Pemakaian obat, terutama kokain. 6. Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang baru dihentikan.

F. Penatalaksanaan Stadium Hiperakut Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Rawat Darurat dan merupakan tindakan resusitasi serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi oksigen 2 L/menit dan cairan kristaloid/koloid; hindari pemberian cairan dekstrosa atau salin dalam H2O. Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto toraks, darah perifer lengkap dan jumlah trombosit, protrombin time/INR, APTT, glukosa darah, kimia darah (termasuk elektrolit); jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah. Tindakan lain di Instalasi Rawat Darurat adalah memberikan dukungan mental kepada pasien serta memberikan penjelasan pada keluarganya agar tetap tenang. Stadium Akut Pada stadium ini, dilakukan penanganan faktorfaktor etiologik maupun penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis serta telaah sosial untuk membantu pemulihan pasien. Penjelasan dan edukasi kepada keluarga pasien perlu, menyangkut dampak stroke terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang dapat dilakukan keluarga.

Stroke Iskemik Terapi umum: Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada satu bidang; ubah posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah stabil.

Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi. Demam diatasi dengan kompres dan antipiretik, kemudian dicari penyebabnya; jika kandung kemih penuh, dikosongkan (sebaiknya dengan kateter intermiten). Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL dan elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau salin isotonik. Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik; jika didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun, dianjurkan melalui slang nasogastrik. Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah < 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40% iv sampai kembali normal dan harus dicari penyebabnya. Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-obatan sesuai gejala. Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik 220 mmHg, diastolik 120 mmHg, Mean Arterial Blood Pressure (MAP) 130 mmHg (pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal jantung kongestif serta gagal ginjal. Penurunan tekanan darah maksimal adalah 20%, dan obat yang direkomendasikan: natrium nitroprusid, penyekat reseptor alfa-beta, penyekat ACE, atau antagonis kalsium. Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik 90 mm Hg, diastolik 70 mmHg, diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan 500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum terkoreksi, yaitu tekanan darah sistolik masih < 90 mmHg, dapat diberi dopamin 2-20 g/kg/menit sampai tekanan darah sistolik 110 mmHg. Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3 menit, maksimal 100 mg per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan per oral (fenitoin, karbamazepin). Jika kejang muncul setelah 2 minggu, diberikan antikonvulsan peroral jangka panjang. Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi manitol bolus intravena 0,25 sampai 1 g/kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena rebound atau keadaan umum memburuk, dilanjutkan 0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus dilakukan pemantauan osmolalitas (<320 mmol); sebagai alternatif, dapat diberikan larutan hipertonik (NaCl3%) atau furosemid.

F. Terapi Tujuan pengobatan stroke adalah Mengurangi luka sistem syaraf yang sedang berlangsung dan menurunkan kematian dan catat jangka panjang. Mencegah komplikasi sekunder untuk imobilitas dan disfungsi sistem syaraf, dan Mencegah berulangnya stroke.

Terapi Farmakologi Penanganan akut: alteplase 0,9 mg/kg iv, aspirin 160-325 mg setiap hari dimulai dalam 48 jam onset. Pencegahan sekunder: aspirin 50-325 mg setiap hari, clopidogrel 75 mg setiap hari, warfarin

G. Obat-Obat Untuk Penanganan Stroke a) Antikoagulan yang bekerja langsung b) Antikoagulan yang bekerja tidak langsung (oral) c) Penghambat agregasi trombosit d) fibrinolitik

Anda mungkin juga menyukai