Anda di halaman 1dari 12

Suatu hari Yeris sedang membersihkan ruang kelas, tiba-tiba ada papan yang jatuh dan debunya berterbangan.

Yeris langsung batuk-batuk dan sesak nafas, pada saat itu juga Anan tiba dan langsung membawa Yeris ke RS terdekat. Perawat I Perawat II : (membawa pasien ke ruang pemeriksaan). : tolong anda tunggu di luar !!! ( mencegah Anan untuk masuk ke ruang pemeriksaan). Anan Perawat II : tapi sus, saya temennya!! (panik dan mencoba untuk menerobos masuk). : iya saya mrngerti tapi anda tetap harus menunggu di luar!! (menenangkan). Sekarang mari ikut saya,,, anda harus formulir data diri pasien untuk pemeriksaan selanjutnya. Anan mengikuti perawat ke ruang receptionis, sementara itu perawat lain sedang melakukan pengkajian pada Yeris. Perawat I Yeris Perawat I : selamat siang, masbagaimana kondisinya sekarang ? sudah lebih baik ? : (menganggukkan kepala). :baik kalau begitu, bisakan anda memberitahu saya siapa nama anda dan juga umur anda ? Yeris Perawat I : (dengan nada pelan) Yeris,,,,,,,,19 tahun. : baik mas Yeris,,, sekarang coba anda ceritakan pelan-pelan penyebab sesak nafas yang anda alami tadi ?! ( mengambil buku catatan ). Yeris : (nada pelan) tadi saat saya sedang mengerjakan tugas, tiba-tiba ada papan yang jatuh tepat disamping saya dan debu pada papan itu berterbangan. Perawat : jadi sesak nafas anda karena debu dari papan tadi ? atau adakah penyebab lainnya yg juga dapat menyebabkan asma anda kambuh lagi? ( mencatat ). Yeris : iya sus, selain debu,, asma saya kambuh jika kelelahan, dan udara dingin sus.. ( mengangguk sambil memegangu mulutnya)

Perawat I Yeris Perawat I

: kenapa?? Apakah anda ingin muntah?? : i..ya. sus. Saya merasa mual. ( terbata-bata ). : (mengambil pispot) sekarang coba anda muntahkan Selain itu apakah anda sering makan telur, ikan asin?.(pasein muntah di pispot)

Yeris

: Iya sus..

Di ruang lain, Anan sedang mengisi formulir pendaftaran dan identitas diri dari Yeris sebagai salah satu syarat seorang pasien. Perawat II : tolong anda isi identitas teman anda disini ( menyerahkan selembar kertas) dan tolong isi identitas anda di sini sebagai penanggung jawab (menyerahkan selembar kertas lagi). Anan : tapi saya bukan keluarganya sus, bagaiamana bisa saya yang bertanggung jawab nanti kalau sampai terjadi apa-apa dengan teman saya bagaimana nasib saya, sus ? (menolak untuk mengisi formulir pihak penanggung jawab). Perawat II : jika anda menolak untuk mengisi formulir ini, kami tidak bisa melanjutkan pemeriksaannya. Anan : tapi sus....(menjawab agak lama), baiklah.

Setelah mengisi formulir tersebut, Anan langsung menelpon orang tua Yeris. Sementara itu, di ruang lain Yeris masih menjalani pemeriksaan. Perawat I Yeris Perawat I : sekarang apakah anda masih merasa nyeri ? : sedikit. : ini ada skala nyeri, coba anda tunjukkan seberapa berat rasa nyeri yang anda rasakan tadi. 0 tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 sangat nyeri, 10 nyeri sekali. Yeris : (menunjuk angka 8)

Perawat I Yeris Perawat I Yeris Perawat I Yeris Perawat I Yeris Perawat I

: apakah nyeri yang anda rasakan akibat sesak nafas tadi ? : ( menganggukkan kepala ) : saat nyeri tadi apa yang anda rasakan pada dada anda ? : seperti ditusuk-tusuk jarum. : dibagian mana saja nyeri yang anda rasakan tadi ? : ( memegang dada sebelah kanan ) : hanya dada sebelah kanan ? : ( mengaggukkan kepala ) : baik kalau begitu, sekarang saya akan memeriksa tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan juga suhu anda. Apa anda bersedia untuk dilakukan pemeriksaan tersebut ?

Yeris Perawat I

: ya, suster. (nada pelan) : ( menyiapkan peralatan kemudian mulai melakukan pemeriksaan ) sekarang saya akan mulai memeriksa tekanan darah anda ?...........sekarang saya akan memeriksa saya akan memeriksa suhu tubuh anda ?.........sekarang saya akan memeriksa denyut nadi anda ? ( setelah memeriksa denyut nadi, lakukan pemeriksaan pernapasan tanpa sepengetahuan pasien ).

Perawat melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada Yeris. Di luar ruangan Anan sedang duduk-duduk di kursi tunggu. Selang beberapa saat kedua orang tua Yeris tiba dan langsung bertanya bagaimana kondisi anaknya. Ibu Yeris Anan Ibu Yeris : ( panik )nak Anan,,, bagaimana kondisi Yeris sekarang ?! dimana dia ?! : Yeris ada di dalam, tante.. : pa, ayo kita masuk sekarangkita harus melihat kondisi Yeris biar mama bisa tenang, pa !!.ayoooo !!! (sambil menarik tangan ayah Yeris).

Ayah Yeris

: mama gak bisa masuk ke dalam dengan kondisi seperti ini, ini akan memperburuk keadaan.mama harus tenang dulu( menenengkan ibu Yeris ).

Beberapa saat kemudian, perawat yang memeriksa Yeris keluar. Ibu Yeris Perawat I Ibu Yeris Perawat I : bagaimana kondisi anak saya, sus ? (panik). : apa anda orang tua dari saudara Yeris ? : iya suster, saya ibunya !!! : bisa anda ikut saya ke ruangan saya sekarang, ada yang harus saya tanyakan tentang putra ibu dan bapak. Kedua orang tua Yeris mengikuti perawat ke ruangannya. Kemudian perawat menanyakan beberapa hal tentang Yeris. Perawat I bertanya dan perawat II menulis. Perawat I Ibu Yeris Perawat I Ibu Yeris Perawat I Ibu Yeris Perawat I Ibu Yeris : ibu, bapak sudah berapa lama putra ibu menderita asma ? : kira-kira 7 tahun yang lalu. :dalam 1 bulan ini, sudah berapa kali asmanya kambuh ? : satu kali kira-kira 2 minggu yang yang lalu. : apakah Ibu atau bapak juga menderita penyakit asma? : iya sus, suami saya juga menderita asma. : apakah putra ibu mempunyai alergi terhadap makanan-makanan tertentu ? : iya, sus. Dia alergi pada ikan teri dan telur ayam.

Setelah selesai, orang tua Yeris kembali ke ruangan tempat dimana Yeris di rawat. Yeris Ayah Yeris : ma, paYeris minta maaf karena sudah membuat mama dan papa khawatir... : sekarang kamu mendingan istirahat, jangan mengkahawatirkan mama dan papa.

TINJAUAN KASUS A. PENGKAJIAN Tanggal Masuk Tanggal Pengkajian : 30 November 2011 : 30 November 2011 Jam Jam : 08.15 WIB : 09.30 WIB

I. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Agama Alamat Suku bangsa Pekerjaan Pendidikan Status Perkawinan : Destria Yeris A. : 19 tahun : Laki-laki : Islam : Jl.Let. Jend Sutoyo Mojosongo Surakarta : Jawa :: Mahasiswa : Belum Kawin

II. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan : Anan Lamus Ilhamdani : 19 tahun : Laki-laki : Islam :: Mahasiswa

Hubungan dengan klien : Teman Alamat : Jl. Mawar 13 Kepunton Surakarta

Data Subyektif Hasil wawancara dengan pasien yang bernama Destriya Yeris A., didapatkan data sebagai berikut : Pasien berkata bahwa sesak nafas yang dialaminya dikarenakan debu, pasien juga merasakan nyeri dengan skala 8 ( sangat nyeri ). Nyeri yang di rasakan pasien seperti ditusuk-tusuk benda tumpul dan rasa nyerinya tidak menjalar kemana-mana hanya dada sebelah kanan.

Data Obyektif Hasil wawancara dengan keluarga dan hasil pemeriksaan pada pasien didapat data sebagai berikut : Pasien sudah mengalami sesak nafas sejak 7 tahun yang lalu, ibu dari pasien juga menderita asma bronchitis sejak masih SD, namun tidak ditemukan penyakit lain yang menular. Frekuensi makan pada pasien tidak teratur karena nafsu makan yang kurang, pasien juga alergi terhadap ikan teri dan juga telur ayam. Dalam satu bulan ini, pasien sudah mengalami sesak nafas satu kali kira-kira 2 minggu yang lalu. Ayah pasien juga menderita penyakit asma. Dari hasil pemeriksaan fisik didapat data sebagai berikut : Tekanan Darah : 140/80 mmHg Denyut Nadi Respirasi : 100x/menit : 28x/menit

Terdengar suara nafas tambahan (wheezing)

Analisis Data a. Identitas klien 1) Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan, alergi debu, udara dingin 2) riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin. 3) Status mental : lemas, takut, gelisah 4) Pernapasan : perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan. 5) Gastro intestinal : adanya mual, muntah. 6) Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah Diagnosa Keperawatan Diagnosa 1 : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus. Tujuan : Jalan nafas kembali efektif. Kriteria hasil : Sesak berkurang, batuk berkurang, klien dapat mengeluarkan sputum, wheezing berkurang/hilang, vital dalam batas normal keadaan umum baik. Intervensi : a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : wheezing, ronkhi. Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).

b. Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi. Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.

c. Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada sandaran. Rasional : Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi. d. Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk keefektipan memperbaiki upaya batuk. Rasional : batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit akut/kelemahan. e. Berikan air hangat. Rasional : penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. f. Kolaborasi obat sesuai indikasi. Bronkodilator spiriva 11 (inhalasi). Rasional : Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa. Diagnosa 2 : Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru. Tujuan : Pola nafas kembali efektif.

Kriteria hasil : Pola nafas efektif, bunyi nafas normal atau bersih, Intervensi : 1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal. Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada 2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, wheezing. Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan. 3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan. 4. Observasi pola batuk dan karakter sekret. Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi. 5. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk. Rasional : dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidak nyaman upaya bernafas. 6. Kolaborasi - Berikan oksigen tambahan - Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer

Rasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret. Diagnosa 3 : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. Kriteria hasil : Keadaan umum baik, mukosa bibir lembab, nafsu makan baik, tekstur kulit baik, klien menghabiskan porsi makan yang disediakan, bising usus 6-12 kali/menit, berat badan dalam batas normal. Intervensi : 1. Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva). Rasional : menentukan dan membantu dalam intervensi selanjutnya. 2. Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. Rasional : peningkatan pengetahuan klien dapat menaikan partisipasi bagi klien dalam asuhan keperawatan.

3. Timbang berat badan dan tinggi badan. Rasional : Penurunan berat badan yang signifikan merupakan indikator kurangnya nutrisi. 4. Anjurkan klien minum air hangat saat makan.

Rasional : air hangat dapat mengurangi mual. 5. Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering Rasional : memenuhi kebutuhan nutrisi klien. 6. Kolaborasi - Konsul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi. Rasional : menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan. - Berikan obat sesuai indikasi. - Vitamin B squrb 21. Rasional : defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi. - Antiemetik rantis 21 Rasional : untuk menghilangkan mual / muntah.

Diagnosa 4 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik. Tujuan : Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Kriteria hasil : KU klien baik, badan tidak lemas, klien dapat beraktivitas secara mandiri, kekuatan otot terasa pada skala sedang

Intervensi : 1. Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dyspnea peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas. Rasional : menetapkan kebutuhan/kemampuan pasien dan memudahkan pilihan intervensi. 2. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat. Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan. 3. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau tidur. Rasional : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau menunduk kedepan meja atau bantal. 4. Bantu aktivitas keperawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan. Rasional :meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. 5. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Rasional : menurunkan stress dan rangsangan berlebihan meningkatkan istirahat.

Anda mungkin juga menyukai