Anda di halaman 1dari 3

KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA RS MATA DR YAP YOGYAKARTA

Notulen Journal Reading


Hari dan Tanggal Jam Tempat Peserta : Kamis, 15 Agustus 2013 : 10.00 - selesai : Depan Poliklinik 10-11 RS Mata dr. YAP : Koas UKRIDA dan Pasien Poli

Dokter pembimbing : dr. Rastri Paramita SpM

Materi yang presentasikan: Penyuluhan tentang Trauma Mata

Dipresentasikan oleh: Mariska 11-2011-204 William 11-2011-225

Materi Penyuluhan: Trauma Mata Apa yang dimaksud dengan Trauma Mata? Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata dimana kebanyakan merupakan kasus gawat darurat mata

Termasuk trauma apakah terkena serangga seperti samber mata? Lalu bagaimana cara penangannya? Trauma mata karena serangga termasuk trauma fisik dan khemis, karena selain bulu ataupun duri yang terdapat pada serangga tersebut dapat melukai mata. Disertai setiap serangga menghasilkan zat asing di tubuhnya dimana dapat berupa toksin, sehingga termasuk dalam trauma khemis juga. Penanganan terbaik ialah segera ke dokter mata, namun bila memang merasa dapat mengerjakannya sendiri boleh dicoba lakukan, apabila bulu serangga itu terlihat. Caranya adalah dengan menggunakan cotton bud bersih yang digunakan untuk mengambil bulu, kemudian gunakanlah salep mata antibiotic dan obat tetes mata. Namun bila gejala tidak juga membaik dalam 3 hari atau malah memberat, segeralah ke dokter mata.

Pada penyakit kencing manis, apakah akan memberikan penyakit tertentu pada mata? Kira-kira butuh berapa lama untuk kerusakan mata karena kencing manis terjadi? Kencing manis disebut juga diabetes mellitus merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan metabolisme glukosa dalam tubuh. Gula-gula tersebut menjadi menetap dalam kadar yang cukup tinggi di dalam sirkulasi darah. Pada mata kadar gula yang tinggi dapat memicu terjadinya iskemia/penyempitan vascular pada mata, terutama pada retina yang dimana akan muncul penyakit yang disebut dengan retinopati diabetic. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, atau akibat denaturasi protein lensa. Pada diabetes melitus terjadi akumulasi sorbitol pada lensa yang akan meningkatkan tekanan osmotik dan menyebabkan cairan bertambah dalam lensa. Sedangkan denaturasi protein terjadi karena stres oksidatif oleh ROS yang mengoksidasi protein lensa (kristalin). Glaukoma. Beberapa literatur menyebutkan bahwa glaukoma dapat terjadi pada retinopati diabetik sehubungan dengan neovaskularisasi yang terbentuk sehingga menambah tekanan intraokular. Ada pula yang mengatakan tertimbunnya sorbitol dan fruktosa pada jaringan trabekula sehingga menghambat proses drainase humor aquos.

Retinopati diabetik adalah kerusakan retina yang disebabkan oleh komplikasi diabetes mellitus, yang akhirnya dapat menyebabkan kebutaan. Ini adalah manifestasi okular dari penyakit sistemik yang mempengaruhi hingga 80% dari semua pasien yang telah menderita diabetes selama 10 tahun atau lebih. Hyperglycemia mengakibatkan inkompetensi dinding pembuluh darah kecil.Pembuluh darah kecil - seperti yang di mata - sangat rentan terhadap gula darah yang tidak terkontrol. Sebuah overakumulasi glukosa dan / atau fruktosa menimbulkan kerusakan pembuluh darah kecil di retina. Selama tahap awal, yang disebut retinopati diabetes nonproliferative (NPDR), gejala awal kebanyakan asimtomatis. Semakin tidak terkontrolnya penyakit DM, kerusakan retina terus berlangsung, retinopati diabetes nonproliferative akan memasuki stadium proliferasi. Kurangnya oksigen di retina menyebabkan rapuhnya pembuluh darah dan munculnya pembuluh darah baru yang tumbuh di sepanjang retina. Tanpa penanganan yang tepat waktu, pembuluh darah baru bisa berdarah dan menghancurkan retina. Meski begitu, proliferatif diabetic retinopathy(PDR) dapat tetap asimtomatik untuk waktu yang sangat lama, sehingga harus dipantau secara ketat dengan pemeriksaan rutin. Retinal Detachment (Ablasio Retina). Peningkatan sintesis growth factor pada retinopati diabetik juga akan menyebabkan peningkatan jaringan fibrosa pada retina dan corpus vitreus. Suatu saat jaringan fibrosis ini dapat tertarik karena berkontraksi, sehingga retina juga ikut tertarik dan terlepas dari tempat melekatnya di koroid. Proses inilah yang menyebabkan terjadinya ablasio retina pada retinopati diabetik. Oklusi vaskular retina. Penyempitan lumen vaskular dan trombosis sebagai efek dari proses biokimiawi akibat hiperglikemia kronis pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya oklusi vaskular retina. Oklusi vena sentralis retina akan menyebabkan terjadinya vena berkelok-kelok apabila oklusi terjadi parsial, namun apabila terjadi oklusi total akan didapatkan perdarahan pada retina dan vitreus sehingga mengganggu tajam penglihatan penderitanya.Oklusi arteri retina sentralis akan menyebabkan penderitanya mengeluh penglihatan yang tiba-tiba gelap tanpa terlihatnya kelainan pada mata bagian luar.

Anda mungkin juga menyukai