Anda di halaman 1dari 2

DIAGNOSA

Epilepsi pada Bayi dan Anak


bentuk dan pengobatannya
Epilepsi merupakan masalah umum yang dijumpai pada 0,5%-1% bayi dan anak, dengan insiden tertinggi pada usia kurang dari 1 tahun. Diagnosis sangat tergantung pada histori klinik dan pemeriksaan EEG. Sebagian besar epilepsi mempunyai respons yang baik dengan obat antiepilepsi.
pilepsi merupakan gangguan berupa kejang berulang tanpa diprovokasi. Sindrom epilepsi adalah keadaan yang mempunyai ciri khusus, yaitu bentuk kejang dan gambaran EEG yang karakteristik. Sindrom ini dapat berhubungan dengan etiologi dan prognosisnya. Bila mendengar atau melihat anak dengan kejang, beberapa hal yang perlu ditanyakan adalah apakah ini kejang, bagaimana bentuk kejangnya, apa penyebab kejang ini, dan apakah ini suatu sindrom? Apakah benar kejang? Ada beberapa keadaan yang mirip dengan kejang. Oleh karena itu, anamnesa yang kritis merupakan hal krusial untuk mendiagnosa suatu kejang atau epilepsi. Anamnesa sebelum, saat, dan sesudah kejang sangat penting diperoleh dari orang yang melihatnya. Adakah faktor presipitasi, seperti nyeri, ketakutan, atau berdiri terlalu lama yang memungkinkan keadaan hipotensi postural. Keadaan lain seperti serangan henti napas sejenak (breath holding spell), tic's, dan mionklonus tidur, kadangkadang diterapi sebagai epilepsi. Bentuk kejang Penting untuk membedakan dua keadaan kejang. Kejang demam merupakan kejang dengan demam yang sering dijumpai pada anak. Insiden kejang demam diperkirakan 3% pada anak usia 3 bulan sampai dengan 5 tahun dengan insiden tertinggi pada usia 2 tahun. Sepertiga kasus akan berulang dan 3%-nya dapat berkembang menjadi epilepsi. Tidak terdapat bukti bahwa obat anti-konvulsi dapat mengubah atau mengurangi kemungkinan terjadinya epilepsi.

DIAGNOSA
Klasifikasi internasional membagi kejang ke dalam 2 kategori besar, yaitu umum dan fokal. Kejang umum berkaitan dengan bangkitan elektrik neuron di kedua hemisfer otak. Kejang fokal diawali di salah satu hemisfer. Kejang fokal dibagi lagi menjadi kejang fokal sederhana dan kompleks yang disertai penurunan kesadaran atau tidak. Kejang fokal dapat menjadi kejang umum sekunder yang dapat disalah-interpretasikan sebagai kejang umum primer, terutama pada anak yang mengalami kejang malam hari tanpa ada yang melihatnya. Idiopatik dan epilepsi umum Epilepsi idiopatik biasanya terjadi pada anak dengan perkembangan dan pemeriksaan fisiknya normal. Umumnya, terjadi pada usia tertentu dan mempunyai prognosis baik. Sebaliknya, simtomatik epilepsi dihubungkan dengan epilepsi karena ada kelainan di otak. Malformasi kortikal merupakan penyebab tersering epilepsi simtomatik, terutama pada anak dengan epilepsi intraktabel (40%). Malformasi merupakan kelainan nonprogresif yang terjadi sejak perkembangan awal otak. Penyebab lain adalah tumor, kelainan metabolik genetik seperti tubero sklerosis. Pengobatan Prinsip umum pengobatan epilepsi termasuk menghindari faktor presipitasinya. Orangtua perlu diberi tahu mengenai keadaan yang membahayakan pasien bila mendapat serangan. Kejang jarang berlangsung lebih dari tiga menit dan kejang yang singkat ini tidak merusak otak. Pada sebagian besar jenis epilepsi, anti-konvulsan rumatan umumnya direkomendasikan setelah dua serangan kejang tanpa demam. Terdapat banyak obat anti-kejang yang tersedia untuk epilepsi. Namun, pemilihan tergantung dari beberapa faktor, termasuk usia, jenis epilepsi, dan sindrom epilepsi. Sebagian besar anak dengan epilepsi mempunyai respons baik dengan obat. Lebih dari 60% yang terkontrol selama 4 tahun akan tetap bebas kejang setelah obat dihentikan. Penghentian obat dilakukan setelah dua tahun bebas kejang pada kasus epilepsi rolandik dan absens epilepsi. Pengobatan lebih lama untuk kasus epilepsi simtomatik. Prinsip umum penghentian obat secara bertahap. Relaps umumnya terjadi dalam 3 bulan pertama setelah obat dihentikan.

Terdapat banyak obat anti-kejang yang tersedia untuk epilepsi. Namun, pemilihan tergantung dari beberapa faktor.
pasien mencapai remisi dalam dua tahun pengobatan. Sindrom rolandic dan absens epilepsi mempunyai prognosis yang baik terhadap terapi. Adanya kelainan struktural pada otak, kejang persisten yang berlangsung selama dua tahun setelah pengobatan, dan gambaran EEG abnormal yang menetap merupakan petunjuk prognosis yang tidak baik. Keputusan menghentikan pengobatan tergantung dari apakah itu suatu sindrom atau bukan dan kemungkinan kekambuhannya. Prognosis jangka panjang setelah penghentian obat umumnya baik, sebagai contoh 60-75% anak Diperkirakan, 20-30% kasus dengan refrakter epilepsi. Kemungkinan mencapai remisi menurun drastis bila dengan dua obat anti antiepsi tidak memberikan respons. Operasi merupakan pilihan pada kasus seperti ini. Prognosis setelah operasi bervariasi, tergantung pada sindrom epilepsi. Tetapi, 40%-70% akan bebas kejang. Pilihan lain adalah diet ketogenik, stimulasi otak, dan imonoterapi.

Dr. Dwi Putro Widodo, Sp.A (K), Mmed (clin-neurosci) Dokter Spesialis Anak Konsultan RS Pondok Indah-Pondok Indah

Anda mungkin juga menyukai