Anda di halaman 1dari 5

PENGUKURAN PERMEABILITAS MAGNETIK UDARA DENGAN NERACA ARUS (CURRENT BALANCE) Kode : LM 1

Oleh : Lutvi Dwi Aprilia (083184236) dan M. Zainudin (083184239)

ABSTRAK
Telah dilakukan eksperimen pengukuran permeabilitas magnetik udara (0) dengan menggunakan neraca arus di Laboraturium eksperimen fsika Unesa, yang bertujuan untuk menentukan konstanta permeabilitas magnetik udara(0) dengan neraca arus. Metode yang digunakan adalah dengan mengeset neraca arus,memanipulasi massa beban yang diberikan,mengalirkan arus sampai neraca kembali pada keadaan setimbang. Dari data hasil eksperimen ini dibuat grafik hubungan antara massa dan kuat arus sehingga diperoleh nilai 0 sebesar 0,26 .10-6H/m. Hasil yang kami peroleh jauh beda dengan hasil secara teori yaitu sebasar 1,26 .10-6H/m. Hal ini karena ketidaktelitian kami dalam melihat indikator penyeimbang, kami melihat indikator penyeimbang tidak benar-benar tepat membentuk satu garis lurus. Dari eksperimen yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa maka semakin besar pula arusnya.

I.

TUJUAN Menentukan besarnya permeabilitas magnetik udara (0) dengan neraca arus. II. RUMUSAN MASALAH Berapa besarnya permeabilitas magnetik udara (0) ? III. DASAR TEORI Dua kawat penghantar yang dialiri oleh arus listrik, akan menimbulkan medan magnet disekitarnya. Pada penghantar tersebut, akan terjadi gerak atau penyimpangan karena pengaruh suatu gaya yang bekerja. Gaya yang terjadi akibat interakksi medan magnet dengan arus listrik pada dua penghantar disebut gaya magnetik atau gaya lorentz. Arah gaya lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan.

L i B

= panjang kawat penghantar dalam medan magnetik (m) = arus pada kawat penghantar (A) = kuat medan magnet yang ditimbulkan kawat penghantar (T)

Besar induksi magnetik B yang ditimbulkan oleh penghantar lurus berarus, memiliki perbandingan , maka:

merupakan permeabilitas magnetik udara. Permeabilitas magnetik sendiri merupakan kemempuan suatu benda untuk dilewati garis gaya magnet. Karena nilai =90, maka persaman diatas dapat disubtitusikan ke persamaan di bawah ini | | | | | | Sehingga didapatkan persamaan

Gambar1. Kaidah tangan kanan Karena gaya Lorentz (FL), arus listrik (i) dan madan magnet (B) adalah besaran vektor, maka secara matematik besar dan arah gaya lorentz ini hasil perkalian vektor (cross product). Besar gaya lorentz dapat dituliskan:
Dengan : F = gaya lorentz (N)

Adapun untuk menentukan besarnya nilai konstanta permeabilitas magnetik di udara yang dilambangkan dengan dapat menggunakan suatu alat yang disebut neraca arus atau current balance. Prins ip kerja alat ini adalah gaya beban atau gaya berat akan dihapus dengan gaya yang bekerja pada penghantar lurus sejajar yang dialiri arus atau yang biasa disebut dengangaya lorentz, sehingga neraca tetap pada keadaan setimbang. Dengan

kata lain pada neraca arus ini, besarnya gaya lorentz yang bekerja sama dengan besarnya gaya berat yang menekankan. Gaya berat, dirumuskan: Sedangkan gaya lorentz yang bekerja pada penghantar lurus sejajar yang dialiri arus, dirumuskan:

Karena pada current balance, maka persamaannya menjadi :

magnetik B1 yang berinteraksi dengan penghantar berarus i2, sehingga pada penghantar i2 timbul gaya lorentz F21 ke kiri. Sedangkan penghantar berarus i1 dipengaruhi induksi magnetik magnetik B2. Sehingga mengalami gaya lorentz F12 ke kanan. Maka, dapat dinyatakan bahwa dua penghantar lurus sejajar yang dialliri arus listrik dengan arah yang sama akan saling tarikmenarik.
I1 I2

xx xx
F12

xx xx Sehingga konstanta permeabilitas magnetik udara (0), dapat ditentukan melaluui persamaan

. . . . .
B1

. . . . .

. . . . .

. . . . .
B2

xx xx
F21

xx xx

Dengan: 0 = Harga permeabilitas magnetik udara (1,26 x 10-6 H/m dan 4 x 10-7 Tm/A) m = massa beban g = percepatan gravitasi bumi r = jarak antara kawat 1 dan kawat 2 l = panjang kawat i = kuat arus pada kawat Untuk memahami proses terjadinya gaya magnetik pada dua buah kawat lurus berarus, dapat dijelaskan sebagai berikut:
I1 I2

gambar 2. Gaya pada kawat penghantar berlawanan arus berarus listrik Dua buah penghantar lurus sejajar berarus listrik berlawanan arah. Penghanntar berarus i1 dipengaruhi induksi magnetik B2, sehingga mengalami gaya Lorentz F12 ke kiri. Sedangkan penghantar berarus i2 dipengaruhi induksi magnetik B1, sehingga akan mengalami gaya lorentz F21 ke kanan. Maka dapat dinyatakan bahwa dua penghantar lurus berlawanan arah yang berarus listrik, akan saling tolak-menolak. IV. METODE PERCOBAAN A. Rancangan Percobaan

. . . .
B1

. . F . .

xx
F21

xx xx xx
B2

12

Gambar 2. Gaya pada kawat penghantar berarus sejajar Dari buah penghantar lurus sejajar berarus listrik sama. Penghantar berarus i1 menimbulkan induksi

B. Alat dan Bahan 1. Current Balance (Pasco EM8623) 2. Set Massa 3. Power Supply 4. Pengatur Arus dan indikatornya

5. Penggaris 6. Konektor C. Variabel variabel dalam percobaan 1. Untuk menentukan pengaruh massa terhadap arus Variabel Manipulasi = massa beban(m). Definisi operasional variabel manipulasi : massa plastisin yang diletakkan pada panci massa dengan kertas yang ditimbang menggunakan neraca digital dengan pilihan massa 3 mg, 8 mg, 13 mg, 18 mg, dan 23 mg. Variabel Respon = kuat arus (i). Definisi operasional variabel respon : besarnya nilai arus listrik yang ditunjukkan pada alat ukur untuk menentukan posisi kesetimbangan kawat penghantar dengan menggunakan amperemeter. Variabel Kontrol = panjang kawat penghantar (l). Definisi operasional variabel kontrol : panjang dari kawat penghantar yang akan dialiri arus yang diukur dari ujung ke ujung dengan penggaris (mm). D. Langkah Percobaan Pertama menyiapkan alat dan beban kemudian merangkai alat/peralatan neraca arus (current balance PASCO EM-8625) seperti pada rangcangan percobaan. Setelah itu mengatur massa penyeimbang dengan memperhatikan tumpuan neraca benar-benar menumpu kawat torsi dalam keadaan tegak di dalam kotak galium. Lalu mengatur jarak antara kedua kawat dan menyeimbangkan dengan metode kalibrasi. Kemudian meletakkan massa dengan nilai kecil dengan pilihan 3 mg, 8 mg, 13 mg, 18 mg, dan 23 mg pada panci massa untuk mengetahui gaya tekan ke bawah yang ditimbulkan sehingga akan

menyebabkan kedududkan kawat turun. Lalu mengatur kekonstanan alat, mengulangi langkah tiga sampai lima. Mengatur gaya yang dihasilkan tanpa melebihi dari kekuatan maksimal dari power supply. V. DATA DAN ANALISIS A. Data No. l (cm) r (cm) m i (mg) 1. 30 0,2 3 2,54 2. 30 0,2 8 3,04 3. 30 0,2 13 4,19 4. 30 0,2 18 5,71 5. 30 0,2 23 6,74 Keterangan: l = Panjang kawat r = Jarak antar kawat m = massa i = Kuat arus B. Analisis Data Dari data diatas maka dapat ditentukan besar permeabilitas magnetik (0) dengan perumusan li 2 F 2d F 0 maka 0 2 2r il dengan F = m.g sehingga diperoleh data permeabilitas magnetik udara (H/m):
N l r (m) m (kg) I (A) 0 (H/m) o (m) 1. 2. 3. 4. 5. 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 2.10-3 2.10-3 2.10-3 2.10-3 2.10-3 3.10-6 8.10-6 13.10-6 18.10-6 23.10-6 2,54 3,04 4,19 5,71 6,74 0,19.10-6 0,36.10-6 0,31.10-6 0,23.10-6 0,21.10-6 0 (N/A2) 0,65.10-7 1,15.10-7 0,99.10-7 0,74.10-7 0,68.10-7

Dari data diatas diperoleh nilai permeabilitas magnetik udara sebasar 0,26 x 10-6 H/m dan 1,15.10-7N/A2. Tetapi, dari hasil percobaan kami tidak sesuai dengan nilai teoritis permeabilitas magnetik udara 1,26 .106 H/m dan 4.10-7 N/A2. Adapun pencarian permeabilitas magnetik udara dalam percobaan ini, dikarenakan untuk mencari besarnya kemempuan suatu benda untuk dilewati garis gaya magnet.

Dan data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara massa dan kuat arus yang mengalir dalam kawat, sehingga akan didapatkan nilai (0), yaitu :
Grafik Hubungan antara massa (m) dengan kuat arus (I)
8

0i 2l 2d

0i 2l F 2d F 2d i2 0l
Dengan F = m.g 1 2rg i2 m 0 l

Kuat Arus (A)

6 4 2 0 0 0.000005 0.00001 0.000015 0.00002 0.000025 y = 2.0027ln(x) + 27.398 R = 0.83

Massa (kg)

Y mgrad

Dari grafik hubungan antara massa dan kuat arus dapat diketahui bahwa massa berbanding lurus dengan kuat arus dengan log grafik sebesar R2=0,83. Dari grafik menunjukkan persamaan garis y =2,002ln(x)+27,39. Untuk taraf ketelitian log grafik hubungan kuat arus (I) dan massa (m) didapatkan 83% serta taraf ketidakpastian sebesar 17 %.
Grafik Hubungan antara Massa (m) dengan Kuat Arus (I2)
50

Sehingga dapat diketahui 2rg m grad 0l

2rg m grad l

40 30 20 10 0

0.000005 0.00001 0.000015 0.00002 0.000025

massa (kg)

y = 2E+06x - 4.0856 R = 0.9458

Dari grafik hubungan antara massa dan kuadrat arus dapat diketahui bahwa massa berbanding lurus dengan kuat arus dengan kelinieran grafik sebesar R2=0,945 dan gradien grafik menunjukkan nilai sebesar 2x106 . dari
grafik ini dapat diketahui besarnya konstanta permeabilitas magnetik di udara (o) yaitu 0,067 x 10-7 N/A2. Dapat

Dari grafik menunjukkan y = 2E+06x 4.085 maka diperoleh nilai m = 2.106 lalu 2r substitusikan ke persamaan 0 maka ml didapat :0,067 x 10-7 N/A2. Untuk taraf ketelitian kelinieran grafik hubungan kuadrat kuat arus (I2) dan massa (m) didapatkan 94,5% serta taraf ketidakpastian sebesar 5,5 %. VI. DISKUSI Dari hasil yang kami peroleh dapat dinyatakan bahwa nilai konstanta permeabilitas magnetik di udara (0) hasil eksperimen tidak sesuai dengan nilai teoritis sebesar 1,26 .10-6H/m dan
4.10-7 N/A2. berikut hasil eksperimen yang kami lakukan, besarnya konstanta

Kuat Arus (I2)

dilihat dari persamaan gradient y = mx + c maka sumbu y sebagai variable respon, sumbu x sebagai variable manipulasi dan c sebagai konstanta maka dari

permeabilitas magnetik udara (0) nilainya sebesar : 0,26 .10-6H/m dan 0,84.10-7 N/A2. Untuk grafik log dan grafik linier dibandingkan, nilai yang lebih mendekati hasil teoritis adalah grafik log. Dari hasil percobaan yang kami lakukan diperoleh grafik hubungnan antara massa (m) dengan kuat arus (I) dan diperoleh taraf ketelitiannnya grafik sebesar 83%,

sedangkan taraf ketidakpastian sebesar 17%. Hal ini tidak sesuai dengan nilai teoritis karena ketidaktelitian dalam melihat indikator penyeimbang, kami melihat indikator penyeimbang tidak banar-benar tepat membentuk satu garis lurus. VII. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah kami lakuakan dan melihat hasil data, dapat kami simpulkan bahwa: 1. Besarnya massa beban berbanding lurus dengan kuat arus. Semakin besar massa beban maka semakin besar pula kuat arusnya. 2. Dari percobaan yang kami peroleh nilai konstanta permeabilitas magnetik udara sebesar 0,26.106 H/m dan 0,84.10-7 N/A2. Dengan diperoleh taraf ketelitiannnya log grafik sebesar 83%, sedangkan taraf ketidakpastian sebesar 17%. Hal ini tidak sesuai dengan nilai teoritis permeabilitas magnetik udara 1,26 .10-6H/m dan 4.10-7 N/A2. VIII. DAFTAR PUSTAKA Edminister, Joseph.A. 1997. Elektromagnetika. Jakarta : Erlangga. Giancoli.2001. Fisika edisi kelima jilid 2 Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Halliday dan Resnick.1999.Fisika Jilid 2 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Stiyono, Edi. 2006. Fisika untuk Kelas XII Jilid 3a SMA. Klaten: Intanpariwara. Zemansky, Sears.1962.Fisika untuk Universitas jilid 2 Listrik Magnet. Jakarta: Erlangga. http://mulyonobdullah.wordpress.com http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai