Anda di halaman 1dari 21

Perspektif Teori Jaringan-Aktor (Actor-Network Theory, ANT) mengenai Pasar sebagai Jaringan

Oleh: Dzuli S. Sabianti (sabianti@envika.com)

1. Pasar

Pasar adalah suatu fenomena yang kita temui sehari-hari. Banyak definisi dan penelitian mengenai pasar. Konsep pasar didiskusikan secara teoritis dalam berbagai disiplin ilmu yang berbeda, misalnya dalam teori ekonomi neoklasik, manajemen bisnis, pemasaran, dan sosiolog. Hal ini menyebabkan konsep pasar dapat memiliki arti yang berbeda tergantung pada konteks tekstual dan disiplin. Pertama akan dibahas secara garis besar berbagai perspektif yang digunakan pada studi-studi mengenai fenomena pasar untuk mengetahui dimana posisi studi tesis ini. Posisi pemilihan perspektif untuk meneliti fenomena pasar dalam studi ini dapat dilihat pada Tabel 1. dan Gambar 1 1.1 Pandangan ekonomi neoklasik Ekonomi neoklasik dengan ruh efisien memandang pasar sebagai institusi yang memungkinkan terbentuknya peluang yang semaksimal mungkin bagi pertukaran secara bebas, sehingga memungkinkan terwujudnya efisiensi yang seluas-luasnya. Pasar memungkinkan individu untuk menukar sumberdaya atau komoditas yang hendak ia gunakan agar bisa memenuhi kebutuhannya. Jika dilihat dari sudut pandang konsumen, situasi semacam ini terbentuk jika ada banyak jenis barang konsumen di pasar yang bisa ia pilih. Dari sudut pandang produsen, situasi ini terjadi ketika ada kesempatan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan banyak cara yang berbeda. Tanah, tenaga kerja, dan kapital, yang semuanya memiliki banyak lagi sub kategori di dalamnya, bisa digabungkan dengan proporsi yang berbeda-beda untuk menghasilkan barang-barang yang dapat dijual di pasar.

Tabel 1 Posisi Pemilihan Perspektif Fenomena Pasar dalam Studi ini

Perspektif ekonomi neoklasik Perspektif teori pemasaran atau manajemen bisnis Perspektif Pasar sebagai tempat
Pasar sebagai institusi yang memungkinkan terbentuknya peluang yang semaksimal mungkin bagi pertukaran secara bebas, sehingga memungkinkan terwujudnya efisiensi yang seluas-luasnya. Model penawaran permintaan, persaingan sempurna, persaingan tidak sempurna Tempat dimana pertukaran terjadi (tempat fisik, geografis, virtual)

Perspektif Institusional Pasar sebagai segmen


Pasar sebagai sekelompok orang atau pelanggan potensial

Perspektif ANT

Pasar sebagai mekanisme pertukaran


Pasar sebagai berbagai jenis pertukaran bisnis ke bisnis

Pasar sebagai proses


Pasar sebagai proses Sistem pasar adalah metode aktif yang melibatkan koordinasi sosial dengan penyesuaian transaksi pertukaran bersama antara peserta. Watak pasar pembeli dan penjual bukanlah efisien tapi tergantung dan tindakan-tindakan masyarakatnya. Sistem pasar bukan agen lainnya yang tempat tapi jaringan, bukan lokasi memfasilitasi tetapi satu set kinerja terkoordinasi. transaksi tersebut Analisis pasar berangkat dari jaringan human (manusia) dan non human (objek teknis). Pasar sebagai sebuah devais untuk melakukan koordinasi, dimana agen-agen mengejar kepentingan masingmasing melalui berbagai kalkulasi. Agenagen memiliki kepentingan yang berbeda yang membawa mereka kepada transaksi dengan penetapan harga.

( Lindblom, 2001)

Relevansi untuk studi ini

tidak

tidak

tidak

tidak

tidak

Ada relevansi dengan studi ini

Ya, dengan perspektif teori jaringan aktor (Actor-Network Theory, ANT )

Perspektif Pasar

Neoklasik: Efisiensi

Institusional: Koordinasi sosial

Perspektif ANT: Jaringan aktor,relasi, interaksi,kalkulasi kalkulasi

Bagian dari pasar (bonesbeneath flesh ofmarketsystem) : Kebebasan (Lyberty) Hak milik (Property) Pertukaran secara sukarela (Quidproquo) Uang Aktifitas jual beli Intermediari Wirausahawan (Entrepreneur) Kolektifitas
(Marketsystem,Lindblom,2001)

tidak menawarkan sendiri mengenai konsep pasar. Tetapi ketika ANT mempelajari pasar ia memperhatikan jaringan aktor, kalkulasi (pertimbangan) para pelaku dan translasi-translasi (interaksi) di antara pelaku

Pasar terbentuk : transaksi sukarela, memberikan manfaat

Gambar 1 Perspektif mengenai Pasar

Ekonomi dipandang sebagai proses dimana orang berusaha memaksimalkan pemenuhan terhadap kebutuhan berdasarkan sumberdaya yang ada. Perspektif neoklasik memandang pasar terdiri dari transaksi-transaksi yang dilakukan secara sukarela antar pelaku yang independen yang semuanya sama-sama mengejar

kepentingan pribadinya sendiri-sendiri. Menurut pandangan ini, transaksi-transaksi ini baru akan terjadi kalau dianggap bisa memberikan peningkatan kemakmuran bagi kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi. Istilah pasar banyak dibahas dalam bidang ekonomi, dan banyak upaya dikhususkan untuk mengembangkan teori-teori pasar. Dalam ekonomi mikro pasar didefinisikan,
8

misalnya, sebagai kelompok perusahaan atau individu yang berhubungan satu sama lain untuk membeli atau menjual barang atau jasa. Salah satu fenomena pasar dalam perspektif ekonomi neoklasik adalah teori pasar sempurna. Teori ini menunjukkan situasi pasar di mana beberapa pesaing yang menyediakan produk atau layanan serupa. Pembeli mengetahui dengan sempurna karakteristik produk dan harga ditentukan oleh kurva permintaan klasik. Pertukaran di pasar dipandang sebagai kejadian yang terisolasi, tanpa koneksi ke pertukaran sebelumnya atau antara peserta pertukaran. Para penjual dan pembeli dianggap memasuki dan meninggalkan situasi pertukaran tunggal sebagai orang asing. Selain itu, asumsi konsep pasar ini adalah aktor dipandang sebagai pengambil keputusan yang rasional dan nilai ekonomi dan biaya merupakan penentu utama dari keputusan pembeli dan penjual. Namun, para ekonom telah mengidentifikasi berbagai kondisi yang membatasi pembentukan pasar sempurna. Sejumlah contoh klasik dari kondisi kegagalan pasar atau market failure antara lain: barang publik, eksternalitas (termasuk pencemaran dan kerusakan lingkungan), informasi yang tidak simetris, biaya transaksi, kepastian institusional serta masalah dalam distribusi. Pandangan teori pemasaran tentang pasar Fenomena pasar dapat dilihat sebagai isu utama dalam pemasaran atau manajemen bisnis. Bahkan dapat dilihat bahwa pasar merupakan elemen mendasar dari setiap perspektif manajemen bisnis. Tema pemasaran seperti harga, perilaku konsumen, promosi, produk, saluran distribusi, dan lain-lain semua didasarkan pada fungsi pasar. Gagasan tentang pasar bahkan dapat dianggap sebagai prasyarat bagi keberadaan pemasaran dan manajemen bisnis. Dalam pencarian domain yang tepat dari disiplin pemasaran, Halinen (dalam Ulkuniemi 2011) berpendapat bahwa perilaku pasar adalah perilaku pembeli, penjual, perantara, dan regulator dalam hubungan pertukaran dan bahwa semua ini harus merupakan fokus dari pemasaran. Selain itu, dalam pandangan ini, pasar dapat dilihat berada di mana pun, dimana terdapat potensi pertukaran terjadi. Meskipun
9

pemahaman tentang pasar sebagai isu utama manajemen pemasaran dan bisnis, definisi-definisi yang berbeda masih ada untuk konsep pasar dalam literatur pemasaran. Beberapa konsep pasar yang ditemukan dalam literatur pemasaran, yaitu pasar sebagai tempat, sebagai segmen, sebagai mekanisme pertukaran dan pasar sebagai suatu proses. A. Pasar sebagai tempat. Salah satu konsep yang paling sederhana dan sebenarnya juga merupakan konsep awal pasar adalah dengan

menganggapnya sebagai suatu tempat. Orang bisa bicara tentang pasar, yang mengacu kepada tempat fisik, atau bahkan lokasi geografis di mana permintaan dan penawaran bertemu dan pertukaran terjadi, atau tempat di mana orang dan/atau barang dirakit untuk tujuan pertukaran. Dalam penelitian dan praktek pemasaran, perspektif pasar sebagai tempat telah digunakan juga baru-baru ini dalam literatur pemasaran teknologi informasi dan internet, misalnya konsep pasar untuk merujuk portal www sebagai sebuah pasar virtual. B. Pasar sebagai segmen. Selain pemahaman pasar sebagai tempat, dalam literatur lebih sering digunakan pasar sebagai sekelompok orang atau organisasi pelanggan. Pasar dipandang sebagai sekelompok orang atau pelanggan potensial, perspektif yang sangat sering digunakan bahkan hari ini. Hal ini juga dapat dilihat bahwa pandangan pasar sebagai kelompok pelanggan potensial cukup dekat dengan perspektif pasar bahwa semua mitra pertukaran potensial ada di suatu tempat. Dengan kata lain, arti dari konsep pasar tempat dan segmen dapat dilihat sebagai sebagian tumpang tindih. C. Pasar sebagai mekanisme pertukaran. Terutama dalam literatur bisnis-ke bisnis pemasaran saat ini, arti dari pasar berkaitan dengan berbagai jenis sistem pertukaran yang dilihat melalui mekanisme pertukaran berbeda yang
10

digunakan. Ada berbagai jenis cara di mana perusahaan mengatur pertukaran ekonomi mereka dengan pihak eksternal. Jenis lain dari situasi atau cara melakukan pertukaran ekonomi adalah pertukaran relasional, di mana relasi jangka panjang timbal balik dan saling ketergantungan telah dikembangkan antara pembeli dan penjual. Pertukaran relasional, di sisi lain, digambarkan terjadi di jaringan bisnis, yang dilihat sebagai hubungan pertukaran antara banyak perusahaan. D. Pasar sebagai suatu proses. Jenis lain untuk konsep pasar adalah memahami pasar sebagai suatu proses. Perspektif proses pasar telah dipelajari cukup luas di bidang ekonomi selama beberapa dekade. Penekanan telah diberikan kepada berbagai masalah yang berbeda; pengusaha, pengetahuan, perilaku sosial dari pelaku pasar, dan lain-lain, selain keseimbangan harga. Gagasan pasar sebagai proses yang melibatkan pertukaran antara pelaku pasar, pembeli, penjual dan berbagai jenis mediator juga telah digunakan sampai batas tertentu dalam literatur pemasaran. Perspektif proses juga melihat pasar adalah sistem insentif atau informasi atau bahkan mekanisme koordinasi. Ulkuniemi (2011) melihat pasar sebagai suatu proses memberikan perspektif yang lebih menyeluruh dari masalah, terutama jika untuk tujuan pemasaran. Menurut definisi mereka, pasar adalah proses aktif yang melibatkan transaksi pertukaran pembeli dan penjual dan tindakan agen-agen lainnya yang memfasilitasi transaksi tersebut. Dengan kata lain, pemahaman pasar sebagai suatu proses memberikan pemahaman lebih luas daripada melihat pasar dari perspektif segmen. 1.2 Perspektif Institusional Menurut Lindblom (2001), sistem pasar adalah metode koordinasi sosial dengan penyesuaian bersama antara peserta dan bukannya dengan koordinasi terpusat.

a market system is a method of social coordination by mutual adjustment among participants rather than by a central coordination. All real-world coordinating
11

system are, of course, hybrids in which centrally and mutual adjustment depend on each other, neither being wholly absent.

Untuk dapat kerjasama sosial - dari kehidupan keluarga sampai politik - masyarakat menggunakan proses interaksi yang kompleks daripada hanya aturan dan otoritas. Proses interaktif sering menggunakan informasi dan kecerdasan lebih baik daripada aturan dan otoritas.

For most social cooperation from family life to politics societies consequently use complex processes of interaction rather than rules and authority. Interactive processes often make better use of information and intelligence than do rules and authority.

Lindblom (2001) memberikan ilustrasi bagaimana pasar bekerja dengan salah satu contoh produksi sepatu di Indonesia. Perhatikan, misalnya, beberapa dari banyak koneksi kerjasama dipraktekkan dalam pembuatan sepatu. Sebuah perusahaan Korea beroperasi di Indonesia dan merakit sepatu dengan desain dan bahan yang ditentukan oleh perusahaan di Oregon Amerika Serikat dan dengan desain lebih lanjut oleh perusahaan di Taiwan. Ternak dipelihara, disembelih, dikuliti di Texas menyediakan kulit untuk bagian atas sepatu. Kulit tersebut dibawa pergi dengan angkutan kereta api dari Texas ke Los Angeles, kemudian dengan kapal laut atau udara ke Pusan untuk melalui proses penyamakan, kemudian dibawa melalui angkutan udara ke Indonesia. Bagian midsoles sepatu dibuat dari minyak bumi berbasis bahan kimia, salah satunya adalah disuling dari minyak bumi Saudi yang dikirim dalam tanker ke kilang Korea. Karet sintetik untuk bagian luar sepatu diproduksi di Taiwan dengan listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Sebuah mesin buatan jepang menjahit logo perusahaan pada sepatu. Sepatu dibungkus dengan kertas yang dibuat dari pohon yang ditebang di Sumatera, kemudian dikemas dalam kotak karton tebal dari pabrik kertas di New Mexico dan dikirim melintasi Pasifik ke Amerika Serikat pada sebuah kapal supercontainer. Setiap link dari perusahaan-perusahaan bekerja sama dengan
12

ratusan pemasok dan karyawan secara langsung dan bekerja sama dan dengan ribuan atau jutaan pemasok yang lebih jauh lagi secara tidak langsung tapi tetap terkait, seperti mereka yang menyediakan bahan bakar, dan yang menambang bijih yang diperlukan untuk kabel listrik nuklir. Gambaran ini diuraikan untuk menghargai lingkup dan detail kerja sama bukan untuk mengidealkan. Keluhan umum tentang industri sepatu adalah bahwa industri ini memberikan bayaran terlalu rendah kepada buruh di negara berkembang atas kontribusi mereka terhadap kerjasama ini. Bahkan kinerja dan benda-benda yang tampaknya merupakan produksi lokal

memerlukan rantai panjang kinerja kerjasama. Jika kita memanggil tukang kayu untuk mengganti tiang pagar, ia dapat melakukan pekerjaan hanya karena kerjasama sebelumnya dari mereka yang membuat sekop dan palu. Dan tentu saja pada

gilirannya sekop dan palu bergantung pada semua orang yang memberikan mereka logam, power supply, dan sebagainya.

Ambil catatan khusus juga, pembangunan besar berupa konstruksi bangunan disediakan untuk menyediakan sepatu, atau tiang pagar baru. Pertambangan, kapal, pabrik, lokomotif, dan generator adalah bagian dari kerjasama. Belum lagi lahan sampai dengan dan tenaga kerja yang dilengkapi dengan sumber daya buatan

manusia - modal adalah istilah umum bagi mereka Kinerja itu memerlukan dua tugas khusus koordinasi sosial untuk menciptakan modal. Yang pertama adalah pengalihan alokasi besar tenaga kerja dan sumber daya alam dari memproduksi langsung bagi pengguna akhir untuk menghasilkan hal-hal yang mereka hasilkan. Ini adalah pengalihan, misalnya, dari memproduksi gandum untuk memproduksi traktor. Yang kedua adalah munculnya atau proliferasi peserta sangat khusus. Seorang juru tulis duduk di meja dengan pena di tangan, digantikan oleh sebuah percetakan atau mesin fotokopi. Proses penyalinan sekarang meminta produsen percetakan, pemasok komponen, mekanik pemelihara, jasa transportasi, instruktur - sebuah daftar panjang pemain peran khusus.

13

Hal yang penting dalam semua ini adalah bukan hanya sepatu tidak bernyawa tetapi sebuah jaringan usaha manusia yang luar biasa luas, ditenun bersama dari usaha manusia. Sebuah sistem pasar adalah pola perilaku kerjasama manusia, tidak hanya sekedar sepasang sepatu yang bergerak. Untuk memahami pasar kerja sama dan koordinasi ini, kita harus menjaga mata (keep the eye) pada perilaku, bukan sekedar pada benda-benda seperti sepatu yang diproduksi saja.

Meskipun kinerja sering berujung pada sebuah benda, namun seringkali juga tidak. Dokter, tukang kebun, dan guru misalnya, memainkan peran mereka bekerjasama melalui kinerja mereka yang langsung diberikan kepada orang lain, mereka tidak menawarkan benda-benda, tetapi memberikan bantuan atau jasa. Dalam masyarakat industri maju, kurang dari setengah penduduk yang bekerja bergerak dalam memproduksi benda, sebagian lebihnya malah menghasilkan jasa. Dan ketika aktivitas pasar akhirnya menghasilkan benda-benda, adalah manusia yang bekerja di bidang jasa yang menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Menurut Lindbloom, istilah dari pasar adalah, kebetulan dan hampir selalu keliru. Sistem pasar bukan tempat tapi jaringan, bukan lokasi tetapi satu set kinerja terkoordinasi. Beberapa interaksi terhubung satu sama lain dalam sistem pasar terjadi di lokasi yang pasti - pasar petani atau pertukaran saham - yang bisa disebut pasar. Tetapi banyak pasar tanpa tempat (placeless), peserta berinteraksi dan mereka terpisah sangat jauh. Mereka diwakili oleh koneksi telepon atau komunikasi internet dari tempat manapun di belahan dunia.

Lebih lanjut Lindbloom menyatakan, meskipun sistem pasar mengatur kerjasama, ia tidak akan menyebut bahwa itu tujuannya. Sistem pasar ada tidak untuk kerjasama, atau untuk tujuan lain yang sering dikaitkan dengan hal itu. Sistem pasar ini bukan untuk kepuasan memenuhi keinginan atau untuk akumulasi modal atau untuk eksploitasi elit massa, tiga tujuan yang berbeda yang sering ditugaskan untuk itu.
14

Orang, bukan proses sosial, mengejar tujuan, seperti halnya beberapa hewan dan organisasi. Tapi sistem pasar tidak, meskipun tentu saja peserta dalam sistem pasar melakukan. Ini adalah sebuah sistem pasar tanpa pikiran dan tanpa tujuan yang menyelesaikan tugas besar kerja sama sosial. Dan lagi, itu mengatur kerjasama yang melayani semua jenis tujuan individu, tetapi tidak terbatas pada memfasilitasi kategori tujuan yang disebut ekonomi.

Menurut Lindblom (2001) bagian-bagian dari sistem pasar, atau yang disebutnya bones beneath flesh dari sistem pasar adalah: kebebasan (liberty), hak milik

(property), quid pro quo (pertukaran yang setara), uang, aktifitas jual beli, perantara (intermediaries), pengusaha (entrepreneur), dan kolektifitas. Kebebasan (liberty) misalnya seseorang memiliki kebebasan untuk membangun rumah; property untuk membangun rumah, harus memiliki hak milik atas sebidang tanah tempat rumah akan dibangun ; quid pro quo seseorang bisa mendapat bantuan dari tukang untuk membangun rumah, bila dapat menawarkan benefit kepada mereka sesuai pengorbanannya; uang objek yang setiap orang sukarela menerimanya sebagai alat tukar; aktifitas jual beli misalnya, memiliki pilihan terlibat dalam jual beli, daripada membangun rumah mungkin lebih bermanfaat jika membeli rumah; perantara (intermediary) misalnya, membeli rumah bukan langsung dari pemilik rumah; pengusaha intermediari yang menspesialisasikan dirinya dengan peran menciptakan hubungan dan mengorganisasikan pekerja, tanah, dan modal atau menciptakan perusahaan; kolektif pengusaha tidak bisa beroperasi secara individu sehingga harus beroperasi secara kolektif.

1.3 Perspektif Teori Jaringan-Aktor (Actor-Network Theory, ANT) mengenai pasar sebagai jaringan Perspektif institusional (Lindblom, 2001) mengenai pasar menjembatani antara perspektif neoklasik menuju perspektif ANT. Menurut Lindblom, watak alamiah pasar itu bukan efisien seperti yang didengungkan neoklasik - alih-alih begitu, pasar
15

itu mempunyai beragam watak tergantung masyarakatnya. Ini suatu pernyataan yang secara fundamental berbeda dan akan berimplikasi pada perlakuan yang berbeda terhadap pasar. ANT tidak menawarkan sendiri mengenai konsep pasar. Tetapi ketika ANT mempelajari pasar ia memperhatikan jaringan aktor, para pelaku dan translasitranslasi 3. Ada berbagai definisi mengenai pasar seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Namun yang sesuai dengan pandangan ANT adalah pasar merupakan institusi heterogen yang tersusun atas unsur-unsur manusia dan non manusia, serta suatu pengendalian atas relasi di antara unsur-unsur tersebut. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, gagasan tentang pasar mendapat perhatian sentral dalam teori ekonomi. Dalam teori neoklasik tentang pasar, diasumsikan bahwa agen-agen manusia (penjual penyalur, dan pembeli) dan unsur-unsur nonmanusia (barang-barang dan sumber-sumber ekonomik) terpisah satu sama lain dengan batasbatas yang tegas. Barang-barang merupakan entitas (wujud) yang pasif sedangkan agen-agen manusia berperan aktif dalam membuat kalkulasi dan keputusan yang kompleks. Yang menjadi pertanyaan di sini adalah: bagaimana institusi pasar terbentuk, dan bagaimana agen-agen mendapatkan kompetensi untuk melakukan kalkulasi? Teori ekonomi neoklasik lebih menaruh perhatian pada bagaimana institusi pasar bekerja, bukan pada bagaimana terbentuknya. Agen-agen manusia yang terlibat dalam pasar diasumsikan kompetensinya, yaitu agen-agen yang melakukan kalkulasi rasional untuk memaksimalkan keuntungan. Tetapi pertanyaan tentang bagaimana kompetensi ini diraih bukan menjadi perhatian teori tersebut4. Callon (1998) mendefinisikan pasar sebagai sebuah devais5 untuk melakukan koordinasi. Kemudian dengan meminjam definisi dari teori neoklasik, ia

4
5

KonseptranslasidijelaskandiII.2.4 Yuliar, 2009 KonsepdevaisdijelaskandiII.2.6

16

menggambarkan dimana melalui devais tersebut agen-agen mengejar kepentingan mereka masing-masing melalui berbagai kalkulasi ekonomik. Agen-agen memiliki kepentingan yang saling berlawanan, yang membawa mereka pada transaksi untuk meresolusi perbedaan kepentingan melalui penetapan harga. Definisi demikian

tentang pasar menekankan ciri-ciri penting sebagai berikut: pengambilan keputusan secara terdesentralisasi; definisi aktor sebagai agen kalkulatif (agen yang berkompetisi untuk melakukan kalkulasi); perbedaan kepentingan yang diresolusi dalam transaksi dengan cara

penetapan harga. Callon mengadop definisi tersebut di atas dari teori neoklasik dengan menggunakan konsep-konsep ANT. Persamaan antara pendekatan institusional dari Lindbloom dan ANT dari Callon adalah keduanya sama-sama mendefinisikan pasar sebagai koordinasi sosial (Lindbloom, 2001) dan divais untuk melakukan koordinasi (Callon, 1998), namun Callon lebih rinci dengan menganalisis bagaimana kalkulasi-kalkulasi dikerahkan dan disirkulasikan. Ilustrasi pertukaran : hadiah vs pertukaran pasar quid pro quo6 Jika menengok kegiatan bertukar, tidak setiap pertukaran itu pasar, misalnya

pertukaran hadiah atau kenang-kenangan. Di sini mungkin tidak ada konflik, untuk pemberi, dia tidak merasa ada kehilangan, tidak ada tawar menawar (kalkulasinya mungkin ingin dikenang, persahabatan dan kemungkinan lain). Berbeda dengan pertukaran pasar quid pro quo yang mengharapkan pertukaran tersebut ada benefit dengan nilai pertukaran yang membuat pertukaran terjadi secara sukarela, kemudian

Quid pro quo ("this for that" in Latin) most often means a moreorless equal exchange or substitution of goods or services. English speakers often use the term to mean "a favor for a favor" and the phrases with almost identical meaning include: "give and take", dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Quid_pro_quo

17

setelah pertukaran tidak ada urusan lagi dan putus hubungan. Sementara pertukaran hadiah, justru karena ingin dikenang sebagai alat pengikat emosional. Ini pertukaran juga tapi berbeda dengan pertukaran pasar. Sebagai fenomena sosial keduanya merupakan pertukaran (hadiah dan transaksi), tetapi yang dimaksud oleh ekonom dengan pertukaran pasar adalah pertukaran yang quid pro quo pertukaran dimana orang ingin mendapatkan benefit dengan nilai pertukaran yang pantas dan dilakukan secara sukarela tidak terpaksa. Ketika dua pelaku memutuskan bertransaksi, ia akan memutuskan memberikan sesuatu yang berharga.. secara umum ia akan memperhitungkan pengorbanan yang pantas untuk mendapatkannya. Masalahnya yang pantas itu seperti apa? Di sinilah kalkulasi-kalkulasi dilakukan, ada yang ditimbang-timbang. Kalau di neoklasik.. terlalu direduksi, seolah-olah transaksi terjadi hanya karena memaksimalkan keuntungan saja. Lebih jauh lagi yang tidak digambarkan dalam neoklasik adalah di masyarakat

modern disebarkan alat-alat kalkulasi untuk bisa menggiring calon pembeli melalui berbagai market device (teks, iklan). Bagaimana komoditas dibingkai dan konsepsi kebutuhan digiring dan bagaimana calon konsumen diyakinkan bahwa inilah yang dibutuhkan dengan pengorbanan yang layak. Contohnya adalah iklan-iklan kosmetik pemutih kulit yang ditayangkan di televisi. Studi ini akan menggunakan pandangan dengan orientasi sosiologi tentang pasar dengan perspektif Teori Jaringan-Aktor (Actor-Network Theory), sehingga

sebelumnya akan dijelaskan dahulu mengenai Teori Jaringan Aktor dan diuraikan pula beberapa terminologi yang umum digunakan dalam Teori Jaringan Aktor. 2 Teori Jaringan -Aktor (Actor - Network Theory, ANT) Teori Jaringan-Aktor (Actor-Network Theory, selanjutnya popular disingkat ANT) berkembang sejak pertengahan 1980-an melalui riset-riset empiris oleh Bruno Latour, Michel Callon, dan John Law. Teori Jaringan-Aktor merupakan perkembangan yang
18

penting dalam literartur STS (Science Technologies Studies). ANT melihat pekerjaan sains secara fundamental tidak berbeda dari aktifitas-aktifitas sosial. Kerangka konseptual ANT adalah mengeksplorasi proses-proses kolektif dari sosioteknis. ANT menggunakan prinsip simetri umum untuk menjelaskan fenomena sosial dan bukan berangkat dari pendekatan-pendekatan determinisme sosial, baik makro maupun mikro. Prinsip yang ke dua adalah heterogenitas substans, dimana sebuah analisis berangkat dari jaringan, unsur-unsur dalam jaringan ini merupakan manusia maupun non manusia, yakni artefak material. Entitas sosial dan entitas teknik merupakan realitas tunggal yang membentuk jaringan aktor. 2.1 Performativity : Pandangan Kemenjadian (in the becoming) ANT mendasari kerangka kerja konseptualnya dengan suatu pandangan kemenjadian (in the becoming), melalui serangkaian translasi dalam konfigurasi-konfigurasi relasi. Hal yang fundamental bagi ANT bukanlah keadaan (state) melainkan gerak. Keberadaan entitas sosial merupakan keberadaan yang bersifat performatif, para aktor itulah yang memberikan keberadaan entitas sosial melalui performansi mereka. Tetapi ini bukan berarti bahwa keberadaan entitas sosial mendahului keberadaan aktor-aktor dan aksi-aksi mereka. Entitas sosial mengalami penyusunan,

pembongkaran dan penyusunan kembali secara terus menerus melalui performansi yang berlapis-lapis. Berpijak pada asumsi-asumsi ini, tugas dari suatu teori sosial adalah menelusuri atau melacak para aktor dalam praktik performansi mereka (to follow the actors in action). 2.2 Keagenan (agency) Cara pandang ANT yang khas tentang aksi dan aktor adalah adanya keagenan manusia dan non manusia (objek-objek teknis). Perbedaan mendasar dari keagenan manusia dan non manusia (objek-objek teknis) adalah agen manusia memiliki pilihan-pilihan, memutuskan pilihan-pilihan dan mengharapkan sesuatu dari aksiaksinya. Sementara agen non manusia (material) tidak memiliki pilihan-pilihan, tidak mengharapkan sesuatu. Tetapi ANT memandang perbedaan ini tidak relevan dalam
19

analisis empiris atas aksi. Untuk tujuan analisis, atribut aksi dapat diberikan juga pada objek-objek teknis, karena meski manusia sebagai inisiator aksi, proses beraksi tidak sepenuhnya berada dalam kendali inisiator tersebut. Mediator (atau intermediari) manusia dan non manusia memberikan efek-efek tertentu yang memengaruhi aktor manusia. Karena agen-agen manusia dan non manusia sama-sama memberikan kontribusi ke dalam aksi, maka analisis atas aksi harus memperlakukan keduanya simetri. 2.3 Kehadiran Jaringan Aktor Semua unsur manusia dan non manusia berperan dalam memelihara keutuhan jaringan. Jaringan heterogen fundamental bagi ANT. Jaringan dan aksi merupakan suatu yang tidak terpisahkan. Suatu aksi mendapat sumbernya dari jaringan dan suatu jaringan terbentuk dari aksi-aksi. Dalam perspektif teoritis yang ditawarkan ANT, entitas sosial dan entitas teknis adalah dua aspek yang dari sebuah realitas tunggal: jaringan aktor. Istilah seperti asembli sosioteknis (sosioteknogram) digunakan untuk merujuk pada entitas jaringan aktor. 2.4 Translasi Translasi adalah proses membentuk suatu jaringan. Istilah translasi sangat umum digunakan dalam diskusi-diskusi ataupun tulisan-tulisan ANT, karena translasi merupakan proses elementer yang membawa kehadiran suatu jaringan-aktor. Callon mengelompokan translasi ke dalam empat momen : momen problematisasi (moment of problematization), momen penarikan (moment of interessment), momen pelibatan (moment of enrollment), dan momen mobilisasi (moment of mobilization). Momen problematisasi (moment of problematization) adalah ketika suatu isu atau masalah dihadirkan oleh sebuah aktor (inisiator aksi) untuk menjadi perhatian aktoraktor lain, dan ditransformasikan ke dalam masalah-masalah yang didefinisikan oleh aktor-aktor lain. Aktor yang menginisiasi aksi tersebut berupaya mentranslasikan aktor-aktor lain dengan cara mengangkat isu tersebut.
20

Momen penarikan (moment of interessment) : apabila momen problematisasi berhasil, para aktor yang terstimulasi mungkin mengikuti inisiasi tersebut atau menolak. Inisiator aksi melanjutkan inisiasinya dengan berupaya meyakinkan aktor-aktor yang lain, bahwa apa yang diinisiasinya adalah penting bagi yang lain. Momen pelibatan (moment of enrollment) : para aktor mulai saling mendelegasikan satu terhadap yang lain, saling menjajaki berbagai kompetensi. Berbagai bentuk resistensi mulai teratasi. Apabila momen berhasil, aktor-aktor saling berperan satu terhadap yang lain. Momen mobilisasi (moment of mobilization) : Jaringan-aktor telah mendapatkan wujudnya, memiliki eksistensi temporal (bersifat durabel) dan eksistensi spasial. Para aktor dan mediator telah sampai pada suatu keadaan konvergen, meski hakekatnya heterogen. 2.5 Kalkulasi Arti kata kalkulasi menurut kamus atau umum Bahasa Indonesia menurut adalah Webster

memperhitungkan,

perhitungan

ongkos.

Sedangkan

Encyclopedic Dictionary: to ascertain by computation; to compute; to reckon up; to estimate; to make the necessary or usual computation; to weigh all the the

circumstances. Definisi to weigh all the the circumstances, yang lebih sesuai dengan penelitian ini, kalkulasi adalah mempertimbangan semua keadaan yang mungkin.

Law dan Callon (2003) dalam Yuliar (2009) memperluas definisi kalkulsi mencakup judgement atau kualifikasi. Kalkulasi merupakan karakteristik penting dari aksi manusia, dalam arti bahwa setiap aksi selalu melibatkan kalkulasi dalam satu atau lain bentuk

Untuk bisa membuat kontrak, menelusuri kandungan barang-barang, menyimpulkan mutu barang, dan memutuskan harga, para agen memerlukan informasi tentang berbagai keadaan yang mungkin. Para agen tersebut perlu mampu melakukan
21

kalkulasi dan mengambil keputusan berdasarkan kalkulasi yang mereka lakukan. Untuk bisa melakukan kalkulasi, para agen tersebut perlu sekurang-kurangnya: membuat daftar rentang keadaan-keadaan yang mungkin; membuat peringkat prioritas atas keadaan-keadaan ini mengidentifikasi aksi-aksi yang diperlukan untuk menghasilkan keadaankeadaan tersebut, dan mengidentifikasi konsekuensi dari aksi-aksi tersebut. 2.6 Divais Pasar, Perangkat Pasar (Market Device) Menurut Callon (2007) gagasan perangkat pasar (market device) adalah cara untuk merujuk pada materi (bisa teks, alat-alat, dan artefak lainnya) dan diskursif dalam konstruksi pasar. Lebih jelas dinyatakan, the notion of market device is a simple way of referring to the material and discursive of assemblages that intervene in the construction of markets. After all, can a market exist without a set of market device? 2.7 Pembingkaian (framing) Dalam Yuliar (2009) dituliskan bahwa gagasan tentang pembingkaian (framing) telah dikenal luas dalam literatur antropologi, khususnya dalam studi media dan komunikasi. Dalam antropologi, pembingkaian didefinisikan sebagai pembingkaian makna, dengan cara membentuk konteks dengan menggunakan kaidah penafsiran. Jadi, definisi pembingkaian ini menekankan aspek kognitif (penafsiran-penafsiran).

Melalui studinya atas pasar, Callon (1998) memperluas definisi pembingkaian tersebut, mencakup berbagai devais material dan objek teknis yang terlibat dalam pembingkaian. Dalam definisi yang disarankan Callon (1998), pembingkaian merupakan suatu operasi yang digunakan untuk mendefinisikan atau memberikan batasan pada agen-agen individual yang heterogen wujudnya. Melalui pembingkaian, agen-agen tersebut dilepaskan dari hubungan asalnya (disentanglement), dan kemudian disusun dalam konfigurasi hubungan yang baru (entanglement). Untuk
22

menjelaskan bagaimana konsep pembingkaian digunakan dalam analisis, Callon membahas kasus konstruksi pasar strawberi modern sebagai proses pembingkaian yang merujuk pada pengamatannya tentang perkembangan pasar strawberi di Perancis. Berbagai jenis devais teknis berkontribusi dalam proses pembingkaian transaksi pasar. Devais tersebut bekerja dengan cara memutus/menjalin relasi-relasi hingga mengontruksi sebuah arena di mana setiap entitas terputus dari entitas lainnya. Teknik pelelangan secara bertahap, peragaan transaksi pada papan elektronik, kualifikasi dari batches strawberi dan pengetahuan pasar, semua membuat transaksi menjadi dapat dikalkulasi. Arena baru yang terbentuk ini menyediakan ruang kalkulasi. Kasus organisasi pasar strawberi memperlihatkan bagaimana unsur material (gudang, keranjang, katalog), unsur metereologis (berbagai alat ukur dan peraga) dan prosedur menjadi bagian penting dalam konfigurasi pasar. Efek-efek kalkulasional oleh agen-agen pelaku pasar diperoleh melalui serangkaian translasi. Agen-agen dan objek teknis yang terlibat dalam kalkulasi mengalami pemutusan atau pelemahan relasi yang semula ada disentangelment. Serentak dengan ini terjadi penjalinan atau penguatan relasi yang baru entangelment. Melalui pembingkaian seperti ini seluruh agen terlepas dari batasan yang lama dan mendapat batasan yang baru. Dalam bingkai relasi yang baru, seorang pembeli dapat melihat strawberi-strawberi yang berbeda identitasnya. Para produser dan penyalur tidak lagi terikat dalam hubungan-hubungan antarpersonal. Pembingkaian yang terjadi melalui serangkaian translasi memungkinkan para agen memilih relasi tertentu yang ingin diperhitungkan dan memutus relasi yang tidak ingin diperhitungkan. Dengan kondisi ini, agen-agen tersebut dapat melakukan kalkulasi. Konsep disentangelment itu sendiri telah lama dikenal dalam teori ekonomi sebagai eksternalitas, yaitu semua relasi dan efek yang tidak ingin diperhitungkan oleh para agen ekonomi dalam kalkulasi mereka ketika memasuki transaksi pasar, misalnya dampak pencemaran lingkungan dari suatu kegiatan ekonomi. Akan tetapi, aksi pembingkaian tidak akan pernah sempurna. Selalu mungkin terjadi overflowing. Misalnya pembingkaian relasi antara produser mobil, pembeli mobil dan
23

mobil tidak pernah mencapai totalitas. Surat-surat legal kepemilikan mobil dapat dibingkai, sehingga kepemilikan legal atas mobil berpindah dari produser ke pembeli. Tetapi pengetahuan know-how yang terkandung dalam mobil tidak bisa sepenuhnya dibingkai. Begitu berpindah tangan, pembeli tersebut dapat mempelajari pengetahuan secara reverse engineering. Begitu pula pada perusahaan farmasi yang ingin mematenkan produknya. Hak paten dapat dibingkai menjadi milik perusahaan tersebut, tetapi ini menyebabkan diketahuinya pengetahuan yang diajukan hak

patennya tersebut secara luas, sehingga perusahaan lain bisa mengetahui dan memanfaat pengetahuan tersebut untuk dikembangkan lebih lanjut. Mengenai komoditisasi , Callon (1998) merujuk tesis Thomas bahwa, one is not born a commodity, one becomes it. "Commodities are here understood as objects, persons, or elements of persons which are placed in a context in which they have exchange value and can be alienated. The alienation of a thing is its dissociation from producers, former users, or prior context" . Lebih lanjut dikatakan: To construct a market transaction, that is to say to transform something into a commodity, it is necessary to cut the ties between this thing and other objects or human beings one by one. It must be decontextualized, dissociated and detached. Sebagai ilustrasi, untuk kasus penjulan mobil, sebuah mobil berpindah dari penjual ke pembeli, mobil tersebut harus dilepas dari hubungan asalnya (disentangelment). Dengan kondisi ini kalkulasi bisa diulang terus; begitu transaksi dilakukan maka pembeli dan penjual pergi. Gagasan entanglement sangat berguna, baik untuk teoritis dan praktis. Hal ini

memungkinkan kita untuk berpikir dan untuk menggambarkan proses komoditisasi yang, seperti proses framing atau pelepasan relasi (disentangelment),

mengimplikasikan investasi dan tindakan yang tepat untuk memutuskan hubungan tertentu dan menginternalisasikan hal lain. Keuntungannya adalah bahwa analisis ini
24

berlaku untuk apa saja dan memungkinkan seseorang untuk melepaskan diri dari risiko esensialisme 7. Ilustrasi analisis transaksi jual beli mobil dengan konsep pembingkaian Untuk menggambarkan hal ini, Callon (2005) mengambil contoh pembeli mobil (katakanlah pembeli tertentu bernama Sofie, karena tentunya pembeli lain akan memiliki kalkulasi-kalkulasi yang berbeda dengan Sofie) dan penjual mobil. Pada akhirnya transaksi tidak bisa terjadi jika pasar mobil belum ketat dibingkai. Bayangkan adegan yang sama jika, dalam interaksi mereka, pembeli dan penjual harus mempertimbangkan dampak mobil pada kemacetan lalu lintas, perubahan iklim, eksploitasi pekerja di negara-negara berkembang yang bekerja untuk produsen mobil, korban kecelakaan di jalan, dan lain-lain. Agar transaksi terjadi, semua elemen yang tidak diperhitungkan harus dikeluarkan dari bingkai (frame) pasar, setidaknya untuk saat itu. Kasus khusus ini menunjukkan bahwa tidak ada yang abadi mengenai framing ini dan bahwa hal itu dapat terjadi setiap saat. Mungkin tidak oleh pembeli atau penjual yang fokus pada transaksi yang akan dilakukan, tapi oleh agen lain yang memiliki perhatian pada overflowing, yang memperhitungkan apa yang pembeli dan penjual mobil menolak untuk mempertimbangkan dan yang mengarah ke hasil berikut: jika semua eksternalitas diinternalisasikan, maka mungkin mobil tersebut tidak akan pernah terlihat layak dibeli. Setelah menyingkirkan pemanasan global, kemacetan lalu lintas, masalah tol perkotaan atau keselamatan di jalan, Sofie dan penjual mobil bisa fokus pada kualifikasi mobil yang Sofie (mungkin) akan beli dan pada proses pelekatan (attachment) mobil kepada dunianya. Setelah itu dicapai

(dengan asumsi itu dicapai) dan Sofie telah membulatkan tekad, transaksi pasar dapat terjadi. Objek transaksi mungkin juga dalam bentuk layanan, atau sesuatu 'immaterial'. Misalnya dalam kasus Sofie penjualan dapat mencakup kontrak leasing atau layanan purna jual. Penjual dan pembeli pergi setelah transaksi selesai. Dengan

Esensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada esensi dibandingkan eksistensi. Esensialisme tidak memperkirakan individu bebas memilih dan menentukan. Individu dianggap hasil dari determinisme yang menentukannya dan yang tidak bisa lepas darinya.
7

25

kata lain pelepasan relasi mobil dari dunia penjual yang rumit dan heterogen telah dilakukan. Untuk menjelaskan transaksi pasar antara Sofie dan penjual mobil, dapat dianalisis lebih jauh (Callon dan Muniesa 2005) - tidak hanya operasi framing yang

mengecualikan ekternaliti dan overflowings, tetapi juga semua mekanisme yang mempersiapkan dan mengatur pertemuan antara agen-agen individu dan penjalinan relasi (Cochoy 2004), misalnya digiringnya Sofie oleh seorang penjual ke mobil merek dan jenis tertentu dan bukan merek dan jenis lain 8.

Ilustrasi transaksi antara Sophie dan salesman mobil, dalam Callon, Why Virtualism paves the way to political impotence. A reply to Daniel Millers Critique of The Laws of the Markets, 2005.
8

26

Anda mungkin juga menyukai