oleh Akhmad Arif (110 205 119) Pembimbing :dr. Arwi Amiruddin Supervisor : dr. Murny A. Rauf, Sp.B - KBD
Identitas Pasien
Nama
: Tn. H Jenis Kelamin : laki - laki Umur : 63 tahun No. Reg. : 34 44 24 Masuk R.S : 30 08 - 2013 Rumah Sakit : Wahidin Sudirohusodo
ANAMNESIS
Keluhan utama: Nyeri perut kanan atas Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk UGD RS. Wahidin Sudirohusodo, Nyeri dirasakan terus menerus Demam (+), batuk (-), sesak nafas (-) nyeri ulu hati (-). Riwayat penurunan berat badan (-), nafsu makan baik. Sebelumnya pasien sempat dirawat di rumah sakit Ibnu Sina. BAK : kuning, lancar kesan normal BAB : encer sejak satu bulan yang lalu sampai sekarang, ampas (+) lendir (-), darah (-) RPS : Riwayat Sakit kuning (-), Riwayat minum alkhohol disangkal, Riwayat DM (-), Riwayat HT (+).
PEMERIKSAAN FISIS
STATUS GENERALIS Sakit sedang/ Gizi cukup/ Sadar STATUS VITALIS Tekanan darah : 140/90 mmHg Nadi : 80x/menit, reguler, kuat angkat Pernapasan : 20x/menit, tipe thoracoabdominal Suhu : 38,7C, axilla
STATUS REGIONAL Kepala : Ekspresi : Biasa Deformitas : t a k Simetris muka : Ki = Ka Rambut : Hitam dan putih ,sukar dicabut Leher : Kelenjar Getah Bening :Ttb Kelenjar Gondok :Ttb DVS : R-1 cmH2O Kaku Kuduk : (-) Tumor : (-)
Dada : Inspeksi : Simetris kiri = kanan Bentuk : Kesan dalam batas normal Pembuluh Darah : Kesan dalam batas normal Buah Dada : Kesan dalam batas normal Sela Iga : Simetris ki = ka Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis tidak teraba Perkusi : Pekak, batas jantung dalam batas normal Auskultasi : BJ I/II murni, reguler, bising (-)
Abdomen : Inspeksi : cembung, ikut gerak napas, warna kulit sama dengan sekitarnya, darm kountor (-), darm steifung (-) kesan membesar Auskultasi : Peristaltik (+) dalam batas normal Palpasi : nyeri tekan (+), defans muskuler (-) Perkusi : Tympani Vertebra : Inspeksi : Simetris ki=ka Palpasi : MT (-), NT (-) Auskultasi : Rh -/- Wh -/ Gerakan : D b n Ekstremitas : Edema pretibial (-)
Hasil Lab
Hasil Laboratorium ( 30-08-2013 )
: 62 Kreatinin
: :
1.3 HGB : 15.7 g/dl 30 HCT : 42.4 % PCT : 0.33 % Na : 125 K : 4.23 reactive Cl : 100
Anti HCV
: Non reactive
Hasil:
Hepar : Ukuran sedikit membesar disertai dengan massa
hipoechoic berbatas tegas. Tepi irreguler pada lobus kanan dengan ukuran 6.36 x 4.71 x 7.98 cm vascular dan bile duct tidak dilatasi. GB : Bentuk ukuran dan dinding dinding dalam batas normal. Tak tampak echo batu/SOL didalamnya. Lien dan pankreas : echo normal Kedua ginjal : Bentuk, ukuran dan echo differensial kortex dan medulla dalam batas normal. Tidak tampakdilatasi dari pelvocalyceal system VU : Bentuk, ukuran dan dinding normal. Tak tampak echo batu/ SOL Tak tampak free fluid intraperitoneal. Kesan: Kesan : Massa hipoechoic pada lobus kanan hepar suspek abses hepar DD/ hepatoma Usul : CT scan upper abdomen dengan kontras.
Hasil:
Hepar : membesar tampak lesi hipodens, bentuk bulat, batas relatif tegas,
irreguler pada lobus kanan tampak pula lesi hipodens bentuk bulat batas tegas reguler pada lobus kanan. Tidak tampak dlatasi vaskuler dan bile duct.
GB : Dinding tidak menebal. Tidak tampak densitas batu didalamnya
Pankreas : Ukuran dan densitas parenkim dalam batas normal tidak tampak
cyst/mass
Kedua ginjal : Ukuran dan densitas parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
Kesan
RESUME
Seorang pria masuk UGD RSWS dengan keluhan
nyeri perut kanan atas Dialami sejak 3 hari yang lalu, Nyeri dirasakan terus menerus Demam (+), batuk (-), sesak nafas (-) nyeri ulu hati (-). Riwayat BAB : encer sejak masuk rumah sakit sampai sekarang, ampas (+) lendir (-), darah (-) , BAK kuning, lancar kesan normal, riwayat penurunan berat badan (-), nafsu makan menurun. Sebelumnya pasien sempat dirawat di rumah sakit Ibnu Sina.
DIAGNOSIS
Abses Hepar
RENCANA TERAPI
Terapi non operatif Pasang IV line Rehidrasi dengan RL 28 tpm Inj Ceftriaxone 1gr/ 12J/ IV Inj Metronidazole 5mg/ 8J/ IV Inj Ranitidine/ 8J/ IV
Insidens
Abses hepar sudah ditemukan sejak
zaman hippocrates (400 SM). Prevalensi yang tinggi berhubungan dengan sanitasi yang jelek , status ekonomi yang rendah dan gisi yang buruk. Banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita . Semua usia dapat terkena tapi yang paling sering berkisar 20-50 tahun.
Klasifikasi
1. Abses amebik disebabkan oleh
penjalaran lokal atau melalui sistem vena porta. Struktur dari abses hepar terdiri dari kavitas yang berisi cairan abses menyerupai anchovy paste atau berwarna coklat kemerahan akibat jaringan hepar serta sel darah merah yang dicerna. Sering terdapat pada lobus kanan ,
langsung melalui organ sekitar yang mengalami infeksi atau melalui vena porta atau arteri hepatika. Obstruksi saluran empedu karena kolelitiasis atau karsinoma merupakan penyebab utama abses hati piogenik. Sepsis intraabdomen ,terutama appendisitis , divertikulitis , disentri basiler , infeksi daerah pelvis, hemoroid yang terinfeksi dan abses perianal juga dapat menyebabkan abses hepar melalui aliran vena porta . Trauma penetrasi atau tumpul juga sepsis dengan penyebaran melalui arteri hepatica menyebabkan abses hati .
yaitu escherichia coli , klebsiella, proteus , pseudomonas dan streptococcus , juga spesies anaerob yaitu bacteroides fragilis , fusobacterium necrophorum dan streptococci anaerob . Umumnya mengenai kedua lobus hepar dan multiple .
Manifestasi klinis
Demam
nyeri tekan Riwayat diare ( pada 20-50% penderita ) Berat badan menurun Jarang disertai ikterus Bila terkena lobus kiri ditemukan massa di epigastrium
Pemeriksaan penunjang
Lekositosis ringan sampai sedang dan anemi. Keadaan akut SGOT dan SGPT cenderung
meningkat ,sedang pada alkali phosphatase normal, tapi pada keadaan kronis alkalin phosphatase cenderung meningkat dan kadar SGOT serta SGPT normal. Pemeriksaan feses ( untuk amubiasis hati) Test serologi dengan IHA(indirect hemagglutination) , EIA(Enzyme immunoassay), GDP(gel diffusion presipitin), ELISA, counterimmunelectrohoresis, indirect immunofluorescence dan complement fixation (untuk amubiasis hati) Aspirasi diagnostik cairan
Radiologis
Foto thorax :elevasi pada diafragma kanan, efusi
pleura , abses paru . USG abdomen :tampak mirip antara abses hepar amubik dengan abses hepar piogenik, tapi biasanya abses hepar amubik soliter ,bentuk bulat atau oval, lokasi pada perifer lobus kanan ,isi kavum hipoechoik dan nonhomogen. CT-scan MRI
Penatalaksanaan
Medikamentosa : metronidazole atau
tinidazole yang bersifat amubisid jaringan. Juga dapat diberi emetin ,dihidroemetin dan kloroquin bila dengan metronidazole gagal. Antibiotik yang diberikan adalah yang spektrum luas seperti golongan penisilin (ampicillin), aminoglikosida (gentamisin atau tobramisin) dan metronidasol.
Terapi bedah
1. Aspirasi jarum terapeutik Dilakukan bila: resiko tinggi ruptur abses
dan diameternya lebih dari 5 cm, gagal respon dengan medikamentosa,infeksi campuran , tidak dapat dibedakan antara abses piogenik dengan amubik. Aspirasi dilakukan dengan tuntunan USG Kontraindikasi adalah ascites dan struktur vital yang menghalangi jalannya jarum.
2. Drainase perkutan Berguna pada penanganan komplikasi paru , peritoneum dan perikardial. Tingginya viskositas cairan abses amuba memerlukan kateter pengalir dengan diameter besar untuk drainase yang adekuat. komplikasi termasuk perforasi organ abdomen,pneumothoraks, bocornya kavitas abses dalam peritoneum.
3. Drainase secara operasi Indikasi: Abses yang lokasi tidak terjangkau dengan drainase perkutan, penyakit intraabdominal lain yang membutuhkan pembedahan, gagal dengan terapi antibiotik, gagal dengan aspirasi dan drainase perkutaneus. kontraindikasi: Abses multiple, berhubungan dengan keganasan atau immunosupresif, adanya penyakit komplikasi.
TERIMA KASIH