KESAN :
• Efusi pleura bilateral
MSCT Thoraks tanpa Kontras
• Densitas cairan bebas pada cavum pleura sinistra
disertai kolaps paru
• Tampak lesi hipodens, batas relatif tegas, tepi irregular
kesan berasal dari pleura kiri
• Corakan bronchovesikular kedua paaru dalam batas
norml
• Tidak tampak lesi-lesi nodul metastasis pada kedua paru
• Airway yang terscan dalam batas normal
• Cor kesan normal, aorta kalsifikasi
• Tidak tampak pembesaran KGB paratracheal, subcarina
dan peribronchial
• Kedua lobus thyrid yang terscan dalam batas normal
• Lien membesar degan lesi hipodens (15HU) batas tegas,
dindig tebal, tepi regular, tanpa kalsifikasi
• Tulang-tulang yang terscan kesan intak
KESAN :
• Efusi pleura sinistra dengan kolaps paru
• Massa berkapsul mungkin encapsulated pleural effusion
sinistra
MSCT Abdomen dengan Kontras
Literatur:
Trias klasik berupa abses lien: demam, nyeri
perut kuadran kiri atas, dan splenomegali, namun
hanya tampak pada sekitar sepertiga dari pasien.
Kasus: pemeriksaan fisik nyeri tekan abdomen (+), splenomegali
(+)
Literatur:
Nyeriperut (> 50% kasus) atau mungkin tidak disertai dengan
defans otot dan nyeri tekan di kuadran kiri atas. Mungkin
terdapat edema pada jaringan lunak di atas limpa. Nyeri
kostovertebral mungkin juga ditemukan.
Splenomegali (<50%) jarang diamati, mungkin dikarenakan
meluasnya diagnosis dini dari penggunaan metode pencitraan
Kasus: laboratorium leukositosis,
dengan shift to the left
Literatur
Hitung darah lengkap (CBC) menunjukkan leukositosis (sel
darah putih > 20.000/uL) dengan shift to the left pada
kebanyakan pasien. Pasien dengan imunokompromise
mungkin menyimpang dari aturan ini. Kultur darah dapat lebih
mengarahkan diagnosis.
Kasus: foto thorax efusi pleura
bilateral
Literatur :
merupakan langkah pertama dalam evaluasi pra operasi,
Temuan:
Hasil rontgen dada yang abnormal (sebagian besar pasien)
Elevasi pada hemidiafragma kiri (> 30%)
Efusi pleura (> 20%)
• Kasus: CT scan abdomen
Tampak massa heterogen (24-45 HU), berbatas tegas, tepi regular tanapa
kalsifikasi dan menyangat post kontras pada dindignya serta mendesak ginjal
kanan kesan berasal pada lien
Literatur :
Gambar karakteristik abses limpa diperlihatkan pada lesi dengan
densitas rendah yang gagal untuk ditingkatkan dengan kontras
intravena.
CT paling baik untuk menggambarkan ukuran, topografi, dan
rute akses ke limpa dan struktur di sekitarnya.
• Kasus:tata laksana definitif:
splenektomi
Literatur :
Splenektomi standar pengobatan abses limpa.
menghilangkan sumber sepsis dan organ yang sakit.
Laparoskopi splenektomi lebih aman dan efektif pada beberapa
pasien.
jarang terjadi, frekuensi 0,05-0,7%.
Angka kematian cukup tinggi hingga 47%
angka kematian <10%.
Penggunaan metode pencitraan yang tepat (seperti CT
scan, USG) untuk diagnosis dini dan panduan
penatalaksanaan meningkatkan prognosis.
beragam
palingumum penyebaran secara hematogen yang
berasal dari fokus infeksi (paling sering melibatkan
bakteri jenis aerob)
Sumber infeksi lain meliputi tifoid, paratifoid, malaria,
infeksi saluran kemih, pneumonia, osteomielitis, otitis,
mastoiditis, dan infeksi panggul.
Organisme yang terkait dengan abses limpa termasuk sebagai berikut :
Bakteri aerob
Bakteri gram-positif coccus (Streptococcus, Staphylococcus, dan Enterococcus; bakteri gram-negatif
basil (Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Proteus, Pseudomonas, dan Salmonella.
Bakteri anaerob
Peptostreptococcus, Bacteroides, Fusobacterium, Clostridium, dan Propionibacterium acnes.
Polymicrobial (hingga 50% dari keseluruhan kasus)
Jamur
Candida
Flora yang jarang muncul.
Burkholderia pseudomallei (terkadang dilaporkan dalam kasus melioidosis); actinomycetes dan mycobacteria
(biasanya paling terlihat pada pasien imunosupresi).
Embolisasi hematogen ke limpa yang sebelumnya masih
normal.
Penyebaransecara hematogen dengan riwayat
perubahan anatomi limpa.
Penyebaran per kontinuitatum.
Pasien ini menderita abses limpa yang diakibatkan Limpa yang telah direseksi disertai dengan
oleh bakteremia pneumokokus. Perhatikan bahwa abses yang disebabkan oleh bakteremia
pembesaran limpa yang terjadi secara besar- pneumokokus. Perhatikan adanya abses
besaran dapat terlihat dengan mudah dengan dengan gambaran berbeda yang
retraksi minimal di kuadran kiri atas. berdekatan dengan parenkim normal.
Anamnesis
Demam
Nyeri perut
Keterlibatan dari diafragma pleura dapat menyebabkan nyeri bahu; nama lain dari Kehr sign,
Nyeri dada pleuritik
Malaise
Pemeriksaan fisik
defans otot di kuadran kiri atas
Splenomegali
tidak spesifik dan dilaporkan termasuk pekak pada perkusi di dasar paru-paru sebelah kiri (> 30%),
rhonchi basal kiri (> 21%), atau elevasi hemidiafragma kiri (> 15%).
Laboratorium
leukositosis (sel darah putih > 20.000/uL) dengan shift to the left
Radiologi
Foto dada:
Hasil rontgen dada yang abnormal (sebagian besar pasien)
Elevasi pada hemidiafragma kiri (> 30%)
Efusi pleura (>20%)
CT scan abdomen: lesi dengan densitas rendah yang gagal untuk ditingkatkan dengan kontras
intravena
TERAPI EMPIRIS: antibiotik spektrum luas
Pilihan pembedahan
Drainase perkutaneus
Laparotomi terbuka atau laparoskopi
splenektomi
Drainase terbuka
Perdarahan pada parekim limpa atau pembuluh darah hilus yang dapat
mengancam jiwa
Pneumotoraks
Efusi pleura kiri
Efusi subfrenikus
Perforasi abses pada kolon, lambung, atau usus halus
Pseudokista atau fistula pankreas
Thrombositosis pasca splenektomi
Sepsis pasca splenektomi
Atelektasis atau pneumonia
diagnosis
dini, tatalaksana individual, dan
peningkatan pengalaman dengan penggunaan
metode minimal invasif dapat membawa potensi
morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah.