Anda di halaman 1dari 9

Probing-Prompting Teknik Probing-Pompting merupakan suatu teknik pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya

menuntun dan menggali sehngga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Probing-Prompting. Tahap Tahap I Kegiatan Menghadapkan siswa pada situasi baru yang mengandung teka-teki (menyajikan masalah) melalui gambar, peragaan, dan lain-lain

Tahap II

Tunggu beberapa saat (1-3 menit)

Tahap III

Ajukan pertanyaan sesuai indikator

Tahap IV

Tunggu sebentar (1-3 menit)

Tahap V

Minta seseorang siswa untuk menjawabnya

(Jjika respon siswa relevan maka dilanjutkan ke tahap VII. Jika respon siswa tidak relevan maka ke tahap VI terlebih dahulu)

Tahap VI

Mengajukan pertanyaan sesuai indicator dengan satu seri pertanyaan probing-pompting

Tahap VII

Mengajukan pertanyaan akhir untuk menguji indicator

Keterangan :

1.

Tahap I : menghadapkan siswa pada situasi baru ( berupa penyajian masalah), misalnya dengan memperlihatkan gambar, alat, menunjuk gambar, atau situasi lainnya yang mengandung teka-teki

2.

Tahap II : menunggu beebrapa saat (1-3 menit) untuk memberikan kesempatan kepada siswa memahami masalah

3.

Tahap III : mengajukan pertanyaan sesuai dengan indicator kepada seluruh siswa

4.

Tahap IV : menunggu beberapa saat (1-3 menit) untuk memberikan kesempatan kepada siswa merumuskan jawabannya

5. 6.

Tahap V : meminta salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut Tahap VI : dari respon pertama itu, apabila jawabannya relevan dan benar, maka mintalah tanggapan dari siswa yang lainnya untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung dan berilah pujian atas jawaban yang benar. Namun apabila jawaban tdak relevan, maka ajukanlah dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi sampai siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan pada langkah VI ini sebaiknnya diajukan pada bebrapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam satu kegiatan Probin-Pompting

7.

Tahap VII : mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan bahwa indicator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa.

Dampak pembelajaran: mempermudah siswa melakukan akomodasi dan membangun pengetahuaannya sendiri. Dampak pengiring : meningkatkan motivasi belajar siswa Demonstrasi Model pembelajaran demonstrasi yaitu cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Model pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Model

ini biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan, misalnya: proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, untuk mengetahui / melihat kebenaran sesuatu.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Demonstrasi:

Tahap Pendahuluan

Kegiatan Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan Guru menunjuk salah seorang peserta didik untuk mendemontrasikan disiapkan. Seluruh peserta didik/siswa memperhatikan sesuai skenario yang telah

Kegiatan Inti

demontrasi dan menganalisisnya. Tiap peserta didik mengemukakan hasil analisisnya dan mendemonstrasikan pengalaman peserta didik Guru membuat kesimpulan. Guru melakukan evaluasi dan refleksi

Penutup

Dampak intruksional : Dampak Pengiring :

VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic) Model pembelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah

potensi siswa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic. Pembelajaran VAK adalah strategi pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat indra yang dimiliki peserta didik. o Visualization adalah bahwa belajar harus menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga. o Auditory bermakna bahwa belajar haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat, gagasan, menanggapi dan beragumentasi. o Kinestetic bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik), belajar itu haruslah mengalami dan melakukan.

Langkah-langkah Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetic (VAK), yaitu : 1. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. 2. Peserta didik diajukan untuk kolaborasi mengeksplor konsep melalui media, peserta didik mendemonstrasikan alat peraga untuk menggali konsep yang ada di LKS. 3. Peserta didik bekerja kelompok, sharing, berbagi gagasan, wawasan, pengalaman, dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS. 4. Salah seorang peserta didik wakil dari kelompok mempresentasikan hasil kesepahaman dengan kelompoknya. 5. kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyimpulakan hasil diskusi.

AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) Model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar siswa, dimana siswa secara aktif membangun sendiri pengetahuannya secara pribadi maupun kelompok, dengan cara mengintegrasikan ketiga aspek tersebut. Model pengajaran ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan Auditory, Intellectually dan Repetition sehingga dapat meningkatkan penguasaan

dan pengetahuan faktual siswa. o Auditory, berarti indra telinga digunakan dalam belajar dengan cara mendengarkan, menyimak, berbicara, mengemukakan pemdapat,

menanggapi, presentasi, dan argumentasi. o Intellectually, berarti kemampuan berfikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mengkonstruksi, menerapkan gagasan, mengajukan pertanyaan, dan memecahkan masalah. o Repetition (pengulangan), berarti pemberian kuis, tugas PR agar pemahaman peserta didik lebih luas dan mendalam.

Pencapaiannya dapat dilihat dari hasil pembelajaran yang dilakukan siswa, yaitu tentang penguasaan isi akademik. Dalam model pembelajaran ini siswa ditempatkan sebagai pusat perhatian utama dalam kegiatan pembelajaran melalui tahapan-tahapannya, siswa diberikan kesempatan secara aktif membangun sendiri pengetahuannya. Di samping itu, guru yang menggunakan model pembelajaran ini bertanggung jawab penuh dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan atau demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR), yaitu :

No Tahap 1 Pendahuluan

Kegiatan Guru Menjelaskan model pembelajaran AIR pada siswa agar tahu maksud dan tujuan model

Kegiatan Siswa Mendengarkan dan bertanya

AIR Auditory

pembelajaran ini

Menjelaskan garis besar materi yang akan disampaikan

Mendengarkan dan bertanya

Auditory

Kegiatan inti

Member tugas kepada siswa untuk mempelajari materi lebih anjut secara individu maupun kelompok

Mempelajari materi dan memecahkan masalah

Intellectually

Mendampingi siswa

Membuat ringkasan dan menemukan ideide pokok materi dalam kelas Menghubungkan ide-de pokok dengan kehidupan nyata atau pelajaran yang pernah dipelajari sebelumnya Secara bergantian mempresentasikan tentang materi yang telah mereka pelajari dan siswa lain menanggapi

Intellectually

Intellectually

Auditory

Penutup

Membimbing siswa

Membuat

Auditory &

membuat kesimpulan materi pelajaran Memberikan kuis atau tugas Mengakhiri pembelajaran

kesimpulan

intellectually

Mengerjakan tugas atau kuis Mendengarkan guru

Repetition

Auditory

Model pembelajaran AIR dapat juga dilakukan dengan lenagkag-langkah sebagai berikut 1. 2. 3. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Guru membagikan LKS. Guru mengarahkan dan memberi petunjuk cara penyelesaian konsep yang ada di LKS dengan cara eksplorasi media pembelajaran (auditory). 4. Secara berpasangan peserta didik tampil di depan berbagi ide

mendemonstrasikan media untuk memecahkan permasalahan (Intellectualy). 5. Peserta didik mengerjakan lembar permasalahan secara individu dengan cara mengajukan pertanyaan (Intellectualy). 6. Diskusi kelompok (sharing) berbicara, mengumpulkan informasi, membuat model, mengemukakan gagasan untuk memecahkan permasalahan yang diajukan (Intellectualy). 7. Wakil dari kelompok tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lain menanggapi, melengkapi, dan menyetujui kesepakatan (Intellectualy). 8. Seorang peserta didik wakil dari kelompok kawan menyimpulkan (Intellectualy). 9. Kegiatan penutupan peserta didik diberi kuis (Repetition).

Dampak pembelajaran : mengembangkan kemampuan berpikir dan komunikasi siswa, meningkatkan hasil belajar siswa Dampak pengiring :

Model Latihan Penelitian Model latihan penelitian ini merupakan cara baru (cara berfikir, bersikap, dan berperilaku) dalam pembelajaran yang dapat diajarkan langsung untuk melengkapi cara-cara yang telah dikuasai murid. Penelitian adalah kerjasama dalam menggunakan metode ilmiah atas dasar sikap ilmiah yang menghasilkan produk ilmiah yang harus dikomunikasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, teknologi, dan industri. Kerjasama diartikan sebagai tolong mrnolong dalam bekerja, berfikir, bersikap, dan berperilaku, serta saling tukar pendapat, saling menghargai, saling menerima, yang dapat menumbuhkan rasa toleran.

Model latihan penelitian ini bertujuan: a. b. Mendorong pertumbuhan rasa ingin tahu murid, Mendorong murid untuk merumuskan masalah dan memecahkannya dengan kemampuan dirinya sendiri, c. Mendorong murid untuk sadar belajar bagaimana seharusnya belajar. Belajar adalah olah fisik dan psikologis, olah fikir, olah nalar, dan olah budi; sehingga diperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan perubahan itu diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah olah cipta, rasa, dan karsa atau olah akliyah, imaniyah, dan amaliyah; sehingga diperoleh insan kamil.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Latihan Penelitian

Tahapan Tahap pertama

Kegiatan Guru menyajikan masalah dengan cara menjelaskan prosedur suatu penelitian, serta menyajikan sesuatu yang saling bertentangan atau berbeda.

Tahap kedua

Siswa mencari dan mengkaji data melalui: memeriksa hakikat objek dan kondisi yang dihadapi, serta memeriksa tampilnya masalah.

Tahap ketiga

Siswa

mencari

atau

mengumpulkan

data

atau

bereksperimen dengan cara: mengisolasi ubahan yang sesuai, serta merumuskan hipotesa sebab akibat. Tahap keempat Siswa mengorganisasikan, merumuskan, dan

menjelaskan dengan cara: mengorganisasikan data ke dalam tabel data, menganalisis data, merumuskan penemuan, membahas (klarifikasi temuan dengan teori yang ada atau fakta alam yang ada), menarik kesimpulan, mengkomunikasikan hasil, serta

menerapkan hasil yang diperoleh.

Tahap kelima

Siswa

menganalisis

proses

penelitian yang baru

melalui: telah untuk

menganalisis dilakukan, melakukan

cara-cara menemukan penelitian

penelitian cara-cara ulang, serta

menemukan

prosedur penelitian yang lebih efektif

Dampak instruksional (Efek Pembelajaran) Model latihan penelitian membawa dampak (efek) pembelajaran yang berupa: kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam melaksanakan penelitian.

Dampak Pengiring Model latihan penelitian membawa dampak (efek) pengiring sebagai berikut: (1). keterampilan proses (process skills) (2). kreativitas, (3). kemandirian, (4). otonomi belajar, (5). toleran, (6). mengetahui, bahwa kebenaran ilmiah bersifat tentatif.

Anda mungkin juga menyukai