Anda di halaman 1dari 15

Andi Budianto / 7091803

BIOSINTESIS ASAM AMINO ESENSIAL


1. BIOSINTESIS HISTIDINE
Gen-gen pengkode enzim yang berperan dalam biosintesis histidin telah
teridentifikasi pada banyak fungi, bakteri, tanaman, dan archaea. Reaksi
biosintesis histidin diawali dengan kondensasi Adenosine Tr-phosphate (ATP)
dan 5-phosphoribosyl 1-pyrophosphate (PRPP) membentuk phosphoribosylATP. Kemudian akan melewati beberapa tahapan, mulai dari pembentukan 1(5-phospho-D-ribosyl)-AMP 1-(5-phosphoribosyl)-5-[(5-phosphoribosylamino)
methilideneamino]imidazole-4-carboxamide

phosphoribulosyformiminoAICAR-P D-erythro-imidazole-glycerol-phosphat imidazole acetol-phosphat


L-histidinol-phosphat histidinol histidinal L-histidine. Berikut adalah
mekanisme beserta enzim yang bekerja pada biosintesis histidine oleh
beberapa bakteri, yaitu Escherichia coli (Ec), Arabidopsis thaliana col (At),
Brassica oleracea botrytis (Bo0, Thermotoga maritima (Tm), Thermus
thermophilus (Tt).

Andi Budianto / 7091803

Andi Budianto / 7091803

Gambar 1. Biosintesis Histidine

2. BIOSINTESIS ISOLEUCINE
Biosintesis isoleusin yang telah berhasil diketahui dapat melalui beberapa
jalur. Jalur yang pertama adalah melalui asam amino threonin, kedua adalah
melalui asam piruvat, dan yang ketiga melalui asam oksaloasetat. Masingmasing jalur digunakan oleh bakteri yang berbeda. Escherichia coli (Ec)dapat
menggunakan jalur pertama dan ketiga sesuai dengan substrat yang tersedia.
Bacillus subtilis (Bs) dapat mensintesis isoleusin melalui jalur yang ketiga,
namun enzim-enzimnya belum diketahui secara lengkap. Sementara jalur
yang kedua lebih banyak digunakan oleh bakteri-bakteri metanogen, seperti
Methanococcus aeolicus, Methanothermobacter thermautotrophicus. Bakteri
metanogen menggunakan jalur ini, karena mereka banyak hidup pada rumen

Andi Budianto / 7091803


yang kaya akan asam piruvat. Berikut jalur biosintesis isoleusin masingmasing jalur beserta enzim yang berperan.

Gambar 2. Biosintesis isoleusin


dari threonin

Andi Budianto / 7091803

Gambar 3. Biosintesis isoleusin dari asam piruvat

Andi Budianto / 7091803

Gambar 4. Biosintesis Isoleusin dari asam oksaloasetat

3. BIOSINTESIS LEUCINE
Beberapa organisme memiliki kemampuan untuk melakukan sintesis asam
amino leusin. Organisme yang memiliki jalur biosintesis leusin adalah
golongan archaea, bakteri, fungi, dan viridiplantae. Pembentukan leusin
melibatkan lima tahapan reaksi yang dimulai dari prekursor valin, yaitu 2keto-isovalerate sampai reaksi terakhir yang dikatalisa oleh enzim
transaminase. Berikut adalah jalur biosintesis asam amino leusin oleh E.coli.

Andi Budianto / 7091803

Gambar 5. Biosintesis Leusin

Dari jalur di atas dapat dilihat bahwa keberadaan leusin yang berlebih
akan menghambat kerja dari enzim 2-isopropylmalate synthase dan leucine
transaminase. Feedback inhibition ini digunakan untuk menghindari akumulasi
leusin yang terlalu berlebih dalam tubuh.
4. BIOSINTESIS LYSINE
Terdapat enam jalur yang telah ditemukan pada bakteri, alga, fungi, dan
tumbuhan tingkat tinggi dalam melakukan biosintesis asam amino lisin. Jalur
tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu jalur
diaminopimelate (DAP) dan jalur 2-aminoadipate. Jalur DAP dikelompokkan
menjadi empat macam variasi, yaitu variasi suksinilase yang melibatkan
intermediet suksinilate, variasi asetilase yang melibatkan intermediet asetil,
variasi dehidrogenase, dan variasi diaminopimelate-aminotransferase. Kedua
jalur yang lain merupakan turunan dari jalur 2-aminoadipate. Berikut adalah
jalur biosintesis yang melibatkan intermediet suksinilate atau jalur variasi
suksinilase. Jalur ini merupakan jalur yang paling umum dalam biosintesis lisin
oleh bakteri. Jalur ini telah banyak ditemukan pada beberapa jenis bakteri
yang berbeda.

Andi Budianto / 7091803

Andi Budianto / 7091803


Gambar 6. Biosintesis Lisin

5. BIOSINTESIS METHIONINE
Di bawah ini terdapat dua macam jalur pembentukan metionin. Jalur yang
pertama merupakan pembentukan metionin dari oksaloasetat dan dari
senyawa sulfur inorganik untuk membentuk asam amino yang mengandung
gugus sulfur. Kebanyakan bakteri, yeast, dan fungi menggunakan jalur ini,
mengingat pentingnya asam amino ini (sebagai inisiasi sintesis protein,
metilasi DNA, rRNA dan xenobiotic, dan biosintesis sistein, fosfolipid, dan
poliamin). Jalur yang kedua adalah jalur salvage yang ditemukan pada hampir
seluruh mahluk hidup. Berikut adalah jalur pertama dari biosintesis asam
amino metionin.

Gambar 7. Biosintesis Metionin dari siklus TCA

Jalur yang berikutnya merupakan jalur yang kedua, yaitu melalui jalur
salvage. Jalur ini ditemukan pada banyak organisme, yaitu bakteri, protozoa,
tumbuhan dan mamalia. Antar kelompok yang menggunakan jalur ini
tentunya sangat berbeda berdasarkan degradasi senyawa S-metil-5-

Andi Budianto / 7091803


tioadenosin. Berikut ini adalah jalur salvage pembentukan asam amino
metionin.

Gambar 8. Biosintesis Metionin dari S-methyl-5-thio--ribose-1-phsphate

Andi Budianto / 7091803

6. BIOSINTESIS PHENYLALANINE
Biosintesis fenilalanin diawali dengan proses pengkonversian chorimate
menjadi prephenate. Prephenate merupakan prekursor terakhir dari
biosintesis fenilalanin dan tirosin. Hal ini yang menyebabkan proses
biosintesis antara fenilalanin dan tirosin sangat mirip. Organisme yang
menggunakan jalur biosintesis ini adalah golongan archaea, fungi, dan
bakteri. Berikut ini adalah jalur biosintesis fenilalanin dari E.coli dan Bacillus
subtilis.

Gambar 9. Biosintesis phenilalanin

Andi Budianto / 7091803

7. BIOSINTESIS THREONINE
Jalur biosintesis threonin yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini
didasarkan pada pengubahan metabolisme energi molekul asam oksaloasetat
menjadi threonin. Organisme yang menggunakan jalur biosintesis ini adalah
archaea, fungi, dan bakteri. Berikut ini adalah jalur biosintesis asam amino
threonin beserta enzim yang berperan dan regulasinya.

Gambar 10. Biosintesis threonin

Jalur ini diatur pada beberapa poin dari produk akhir metabolisme, baik
melalui penghambatan enzim dan atenuasi. Atenuasi terhadap keberadaan
isoleusin dan treonin menekan langkah kedua, keempat, kelima, dan keenam
pada jalur ini. Selain itu, enzim thr-A juga dihambat dengan keberadaan
treonin.
8. BIOSINTESIS TRYPTOPHAN
Biosintesis triptofan pada mikroba melibatkan lima jenis enzim yang
dikode oleh tujuh gen. Gen ini biasanya diatur dalam suatu cluster tunggal
membentuk suatu operon. Organisme yang mampu melakukan biosintesis ini
adalah archaea, fungi, bakteri, dan embryophita. Dalam hal ini, arabidopsis
thaliana mampu melakukan biosintesis terhadap triptofan. Jalur biosintesis
yang digunakan oleh arabidopsis dan bakteri tidak jauh berbeda karena
arabidopsis memiliki trp operon yang di dalamnya mengandung gen pengkode
enzim untuk mensintesis triptofan. Berikut adalah jalur biosintesis asam amino
triptofan beserta enzim yang berperan.

Andi Budianto / 7091803

Andi Budianto / 7091803


Gambar 11. Biosintesis triptofan

9. BIOSINTESIS VALINE
Jalur biosintesis valin sebenarnya merupakan jalur pararel dengan jalur
biosintesis isoleusin, dimana pada satu jalur akan dihasilkan tidak hanya
isoleusin tetapi juga valin dan leusin. Pembentukan valin menggunakan 2
molekul asam piruvat yang pada akhirnya akan terpecah untuk membentuk
valin atau leusin. Jalur biosintesis ini digunakan oleh archaea, bakteri, dan
beberapa eukariot. Karena tiga asam amino ini terbentuk melalui jalur yang
sama, maka terdapat konsekuensi yang tidak dapat terhindarkan.
Konsekuensi ini adalah sistem regulasi pada jalur biosintesis, dimana
keberadaan valin akan menghambat jalannya proses biosintesis. Karena
sistem biosintesis saling terkait, maka pembentukan ketiga asam amino jg
akan terhambat. Berikut adalah jalur biosintesis asam amino valin beserta
enzim yang berperan.

Gambar 12. Biosintesis valin

Andi Budianto / 7091803

REFERENSI
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= DAPLYSINESYN-PWYa, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= HISTSYN-PWY, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= TRPSYN-PWY, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= VALSYN-PWY, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= LEUSYN-PWY, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= PWY-3001, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= ILEUSYN-PWY, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= PWY-5101, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= PWY-6755, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= PWY-5345, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= PWY- PHESYN, tanggal 13 Nopember 2011.
Anonim. 2010. Diunduh dari http://biocyc.org/META/NEW-IMAGE?
type=PATHWAY&object= THRESYN-PWY, tanggal 13 Nopember 2011.

Anda mungkin juga menyukai