Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba Eustachius, antrum

mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai bentuk akut dan kronis. Pada beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25 tahun pertama masa sekolah". Otitis media supuratif kronis #OM$%& adalah infeksi kronis pada telinga tengah dengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul,. sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. 'enis otitis media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OM$% tipe benigna dan OM$% tipe maligna2. (eberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, )irulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah #gi*i buruk& atau hygiene buruk2. +ejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan )ertigo". (erikut dilaporkan sebuah kasus otitis media supuratif kronis pada ,anita berusia "- tahun yang datang ke poli ./. 0$1 Mataram tanggal 22 'anuari 2332. pada anak-anak. !nfeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada

TINJAUAN PUSTAKA

I. OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK OM$% adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak #perforasi& dan ditemukan sekret #otorea&, purulen yang hilang timbul. $ekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau sekurang-kurangnya pada annulus. 4efek dapat ditemukan seperti pada anterior, posterior, inferior atau subtotal. Menurut 0amalingam bah,a OM$% adalah peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft sehingga menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis yang ire)ersibel,2,5. II. KLASIFIKASI OMSK OM$% dapat dibagi atas 2 tipe yaitu2,2 6 1. Tipe tubotimpani = tipe ina! = tipe aman = tipe "#ino$en. Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala klinik yang ber)ariasi dari luas dan keparahan penyakit. $ecara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas6 1.1. Pen%a!it a!ti& Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. (iasanya didahului oleh perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang dimana kuman masuk melalui liang telinga luar. $ekret ber)ariasi dari mukoid sampai mukopurulen",2. 1.'. Pen%a!it ti(a! a!ti& 7 Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat. +ejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan. +ejala lain yang dijumpai seperti )ertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga",5. '. Tipe ati!oant"a) = tipe $ana* = tipe ti(a! aman = tipe tu)an$ Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih sering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom. %olesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu 6",8 a. %ongenital b. 4idapat.

Pada umumnya kolesteatom terdapat pada otitis media kronik dengan perforasi marginal. teori itu adalah2,5 6

Epitel dari liang telinga masuk melalui perforasi kedalam ka)um timpani dan disini ia membentuk kolesteatom #migration teori menurut /artmann&9 epitel yang masuk menjadi nekrotis, terangkat keatas.

Embrional sudah ada pulau-pulau kecil dan ini yang akan menjadi kolesteatom. Mukosa dari ka)um timpani mengadakan metaplasia oleh karena infeksi #metaplasia teori menurut :endt&. ;da pula kolesteatom yang letaknya pada pars plasida #attic retraction cholesteatom&.

1. Pe"&o"a*i *ent"a) <okasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan postero-superior, kadang-kadang sub total",2,5. '. Pe"&o"a*i ma"$ina) .erdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus. Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi pada pinggir postero-superior berhubungan dengan kolesteatom",2,5 +. Pe"&o"a*i ati! .erjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary ac=uired cholesteatoma",2,5. III.EPIDEMIOLO,I Pre)alensi OM$% pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek. %ebanyakan melaporkan pre)alensi OM$% pada anak termasuk anak yang mempunyai kolesteatom, tetapi tidak mempunyai data yang tepat, apalagi insiden OM$% saja, tidak ada data yang tersedia>. I-. ETIOLO,I .erjadi OM$% hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah de,asa. ?aktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring #adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis&, mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. ?ungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan 4o,n@s syndrom. ;danya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor insiden OM$% yang tinggi di ;merika $erikat.

%elainan humoral #seperti hipogammaglobulinemia& dan cell-mediated #seperti infeksi /!A, sindrom kemalasan leukosit& dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis",2. Penyebab OM$% antara lain",2,56 ". <ingkungan 2. +enetik 8. Otitis media sebelumnya. 5. !nfeksi"5 5. !nfeksi saluran nafas atas B. ;utoimun >. ;lergi -. +angguan fungsi tuba eustachius. (eberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OM$%",2 6

!nfeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret telinga purulen berlanjut. (erlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi. (eberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel. Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi. ?aktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi

kronis majemuk, antara lain- 6 ". +angguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang. a. !nfeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang. b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total 2. Perforasi membran timpani yang menetap. 8. .erjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada telinga tengah.
4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid.

5. .erdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid. B. ?aktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh.

-. PATO,ENESIS Patogensis OM$% belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini merupakan stadium kronis dari otitis media akut #OM;& dengan perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus". Perforasi sekunder pada OM; dapat terjadi kronis tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah misal perforasi kering. (eberapa penulis menyatakan keadaan ini sebagai keadaan inaktif dari otitis media kronis". -I. PATOLO,I OM$% lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap. %eadaan kronis ini lebih berdasarkan keseragaman ,aktu dan stadium dari pada keseragaman gambaran patologi. $ecara umum gambaran yang ditemukan adalah6 ". .erdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral. 2. Mukosa ber)ariasi sesuai stadium penyakit 8. .ulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya infeksi sebelumnya. 5. Pneumatisasi mastoid OM$% paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mastoid paling akhir terjadi antara 5-"3 tahun. Proses pneumatisasi ini sering terhenti atau mundur oleh otitis media yang terjadi pada usia tersebut atau lebih muda. (ila infeksi kronik terus berlanjut, mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran prosesus mastoid berkurang". -II.,EJALA KLINIS 1. Te)in$a .e"ai" /Oto""#oe0 $ekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OM$% tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. %eluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada OM$% stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Pada OM$% tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. $ekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. $uatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis2. '. ,an$$uan Pen(en$a"an

(iasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. (eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OM$% tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat.B +. Ota)$ia /N%e"i Te)in$a0 Pada OM$% keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Cyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Cyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OM$% seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis",2. 1. -e"ti$o %eluhan )ertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Aertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan )ertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan )ertigo. Aertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum5. -III.TANDA KLINIS .anda-tanda klinis OM$% tipe maligna8 6 ". ;danya ;bses atau fistel retroaurikular 2. 'aringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari ka)um timpani.
3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk #aroma kolesteatom&

5. ?oto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom. I2. PEMERIKSAAN KLINIK 1ntuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai berikut",8 6 Peme"i!*aan Au(iomet"i Pada pemeriksaan audiometri penderita OM$% biasanya didapati tuli konduktif. .api dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas8 4erajat ketulian nilai ambang pendengaran Cormal 6 -"3 d( sampai 2B d(

.uli ringan 6 2> d( sampai 53 d( .uli sedang 6 5" d( sampai 55 d( .uli sedang berat 6 5B d( sampai >3 d( .uli berat 6 >" d( sampai 23 d( .uli total 6 lebih dari 23 d(. 1ntuk melakukan e)aluasi ini, obser)asi berikut bisa membantu 6 ". Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari "5-23 d( 2. %erusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 83-53 d( apabila disertai perforasi. 8. 4iskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih utuh menyebabkan tuli konduktif 55-B5 d(. 5. %elemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah. Peme"i!*aan Ra(io)o$i. 1. P"o%e!*i S3#u))e" Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. ?oto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen8.
2. P"o%e!*i Ma%e" atau O4en,

4iambil dari arah dan anterior telinga tengah. ;kan tampak gambaran tulangtulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur8. +. P"o%e!*i Sten5e" Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, )estibulum dan kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran akibat2,8

1. P"o%e!*i 6#au*e III Memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau D. scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom8. .a!te"io)o$i

(akteri yang sering dijumpai pada OM$% adalah Pseudomonas aeruginosa, $tafilokokus aureus dan Proteus. $edangkan bakteri pada OM$; $treptokokus pneumonie, /. influensa, dan MoreEella kataralis. (akteri lain yang dijumpai pada OM$% E. Doli, 4ifteroid, %lebsiella, dan bakteri anaerob adalah (acteriodes sp",2. 1. .a!te"i *pe*i&i! Misalnya .uberkulosis. 4imana Otitis tuberkulosa sangat jarang # kurang dari " menurut $hambaugh&. Pada orang de,asa biasanya disebabkan oleh infeksi paru yang lanjut. !nfeksi ini masuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media tuberkulosa dapat terjadi pada anak yang relatif sehat sebagai akibat minum susu yang tidak dipateurisasi8. '. .a!te"i non *pe*i&i! bai! ae"ob (an anae"ob. (akteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa, stafilokokus aureus dan Proteus sp. ;ntibiotik yang sensitif untuk Pseudomonas aeruginosa adalah cefta*idime dan ciprofloksasin, dan resisten pada penisilin, sefalosporin dan makrolid. $edangkan Proteus mirabilis sensitif untuk antibiotik kecuali makrolid. $tafilokokus aureus resisten terhadap sulfonamid dan trimethoprim dan sensitif untuk sefalosforin generasi ! dan gentamisin2 2. PENATALAKSANAAN Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana pengobatan dapat dibagi atas 6 ". %onser)atif 2. Operasi2,8 OMSK .ENI,NA TENAN, %eadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga se,aktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. (ila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi #miringoplasti, timpanoplasti& untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran. OMSK .ENI,NA AKTIF Prinsip pengobatan OM$% adalah8 6 ".Membersihkan liang telinga dan ka)um timpani. 2.Pemberian antibiotika 6

F
F

topikal antibiotik # antimikroba& sistemik.

Pembe"ian antibioti! topi!a) Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. (ila sekret berkurangGtidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.5 Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari " minggu. Dara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistesni8. (ubuk telinga yang digunakan seperti8 6 a. ;cidum boricum dengan atau tanpa iodine b. .erramycin. c. ;sidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 253 mg Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OM$% aktif yang dikombinasi dengan pembersihan telinga. ;ntibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah8 6 ". Polimiksin ( atau polimiksin E Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E. %oli %lebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, (. fragilis .oksik terhadap ginjal dan susunan saraf. 2. Ceomisin Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya 6 $tafilokokus aureus, Proteus sp. 0esisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. .oksik terhadap ginjal dan telinga. 8. %loramfenikol Obat ini bersifat bakterisid Pembe"ian antibioti! *i*temi! Pemberian antibiotika tidak lebih dari " minggu dan harus disertai pembersihan sekret profus. (ila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut. ;ntimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. +olongan pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon. +olongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling

baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam. .erapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah2,8. Pseudomonas 6 ;minoglikosida H karbenisilin P. mirabilis 6 ;mpisilin atau sefalosforin P. morganii, P. )ulgaris 6 ;minoglikosida H %arbenisilin %lebsiella 6 $efalosforin atau aminoglikosida E. coli 6 ;mpisilin atau sefalosforin $. ;ureus ;nti-stafilikokus 6 penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida $treptokokus 6 Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida (. fragilis 6 %lindamisin ;ntibiotika golongan kuinolon #siprofloksasin, dan ofloksasin& yaitu dapat deri)at asam nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral. .etapi tidak dianjurkan untuk anak dengan umur diba,ah "B tahun. +olongan sefalosforin generasi !!! # sefotaksim, sefta*idinm dan seftriakson& juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus diberikan secara parenteral. .erapi ini sangat baik untuk OM; sedangkan untuk OM$% belum pasti cukup, meskipun dapat mengatasi OM$%. Metronida*ol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob. Menurut (ro,sing dkk metronida*ol dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik #sefaleksin dan kotrimoksasol& pada OM$% aktif, dosis 533 mg per - jam selama 2 minggu atau 233 mg per - jam selama 2-5 minggu",2. OMSK MALI,NA Pengobatan untuk OM$% maligna adalah operasi. Pengobatan konser)atif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. (ila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi8. ;da beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OM$% dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain86 ".Mastoidektomi sederhana #simple mastoidectomy& 2.Mastoidektomi radikal 8.Mastoidektomi radikal dengan modifikasi 5.Miringoplasti 5..impanoplasti

B.Pendekatan ganda timpanoplasti #Dombined approach tympanoplasty& .ujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran. 2I. KOMPLIKASI .endensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otore. :alaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OM$% tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang )irulen pada OM$% tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi",2. %omplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OM$% berhubungan dengan kolesteatom",2. ;. %omplikasi ditelinga tengah 6 ". Perforasi persisten membrane timpani 2. Erosi tulang pendengaran 8. Paralisis ner)us fasial (. %omplikasi telinga dalam ". ?istel labirin 2. <abirinitis supuratif 8. .uli saraf # sensorineural&

D. %omplikasi ekstradural ". ;bses ekstradural 2. .rombosis sinus lateralis 8. Petrositis 4. %omplikasi ke susunan saraf pusat ". Meningitis 2. ;bses otak 8. /indrosefalus otitis Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus mele,ati 8 macam lintasan",2 6

". 4ari rongga telinga tengah ke selaput otak 2. Menembus selaput otak. 8. Masuk kejaringan otak.

LAPORAN KASUS I. IDENTITAS Cama 1mur 'enis %elamin Pekerjaan ;lamat .anggal M0$ II. ANAMNESA %eluhan 1tama 6 $akit pada telinga kanan. $ukuG(angsa 6 C. IJK 6 "2 tahun 6 Perempuan 6 $asakG!ndonesia 6 (abakan .imur-$elatan, Mataram 6 22 'anuari 2332 6 (elum bekerja

0i,ayat Penyakit sekarang 6 %etika di bangku $4, pasien pernah mengeluh sakit pada telinga kanannya disertai dengan keluar cairan putih jernih yang terus menerus namun tidak berbau. $ejak saat itu, keluhan sakit telinga kanan dan keluar cairan dari telinga sering terjadi dengan rentang ,aktu yang tidak begitu lama tiap keluhan timbul. Pasien pernah berobat ke Puskesmas dan diberikan obat, cairan pada telinga dirasa berkurang dan sakit pada telinga kanan juga berkurang. $ekitar 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh sakit pada telinga kanannya dan berdenging. %emudian pasien juga kembali mengeluh ada keluar cairan ber,arna putih jernih, encer, tidak terlalu banyak, tidak berbau, dan tidak bercampur darah, pada telinga sebelah kanan. Pasien juga mengeluh sakit kepala sebelah kanan dan dibelakang telinga. %urang lebih " bulan pasien mengeluh cairan keluar lagi dari telinga kanan, agak kental, ber,arna kekuningan, tidak berbau, dan tidak bercampur darah. Pasien berobat ke poli ./. 0$1 Mataram dan diberi obat, cairan pada telinga dirasa berkurang tetapi sakit pada telinga kanan dan sakit kepala sebelah kanan masih tetap ada. Pasien juga mengeluh sempat demam disertai batuk-batuk sebelumnya dan kemudian berkurang setelah minum obat. Pasien mengeluh pendengaran telinga kanan berkurang. 0i,ayat penyakit dahulu 6 ri,ayat hipertensi, batuk lama #.(D&, diabetes mellitus di sangkal. 0i,ayat penyakit keluarga 6 ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien yaitu pamannya.
III. PEMERIKSAAN FISIK

Statu* p"e*ent %eadaan umum 6 (aik %esadaran 6 %ompos mentis Statu* )o!a)i* Te)in$a ;uricula %anan %iri (entuk dan ukuran C C .ragus pain - /ematom - Danalis ;uditorium eksterna $erumen - -

Otorrhoe - ?urunkel - Edema - /iperemi - $ekret - Purulen Membran timpani 0etraksi (ulging Perforasi Donus of light %anan L %iri L, sentral -

Hi(un$ <uar (entuk !nflamasi Cyeri tekan 4eformitas 0hinoskopi ant. Aestibulum nasi 4asar ca)um nasi (entuk Mukosa hiperemi Meatus nasi med. Mukosa hiperemi $ekret %onka nasi med. Meatus nasi inf. Mukosa hiperemi Edema %onka nasi inf. Edema Mukosa hiperemi $eptum nasi 4e)iasi (enda asing Perdarahan 6. Ten$$o"o!an (ibir Mulut +igi <idah 6 Mukosa bibir basah 6 Mukosa mulut basah 6 .idak ada karies 6 .idak ada ulcus C C C C C C C C -

1)ula Palatum mole ;rcus anterior /iperemi Edema ;rcus posterior /iperemi Edema .onsila palatina (esar :arna Edema 4etritus Membran ?aring /iperemi Edema 0eflek muntah Membran ,amba" Statu* Lo!a)i* Te)in$a

6 (entuk normal, hipertemi #-&, edema #-&, membran normal 6 1lkus #-&, hiperemi #-& %anan %iri #-& #-& #-& #-& #-& #-& .o C #-& #-& #-& #L& #-& #-& #-& #-& #-& .o C #-& #-& #-& #L& #-& #-& #-&

I-. DIA,NOSIS KERJA Otitis media supuratif kronis -. PENATALAKSANAAN ;ntibiotik topical ;nalgesik %!E 6 jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga se,aktu mandi, dilarang berenang.

PEM.AHASAN Otitis media supuratif kronik #OM$%& merupakan keradangan atau infeksi kronis yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam ka)um timpani, ditandai dengan perforasi membran timpani, sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul. (erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis menderita OM$%. (erdasarkan anamnesa, pasien mengeluhkan keluarnya cairan dari telinga kanan yang kumat-kumatan, dimana sekret a,alnya ber,arna putih, encer dan tidak berbau, kemudian menjadi agak kental, kekuningan, dan berbau. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala dan nyeri pada telinga kanan. Pasien juga mengeluhkan pendengaran pada telinga kanan menurun. Penurunan pendengaran pada pasien OM$% tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran yang terjadi. (iasanya dijumpai tuli konduktif, namun dapat pula terjadi tuli persepsi yaitu bila telah terjadi in)asi ke labirin, atau tuli campuran. +angguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi sampai dengan efektif ke fenestra o)alis. (eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim pengantaran suara ke telinga tengah. Pada pasien ini dari hasil pemeriksaan didapatkan perforasi sentral pada membran timpani. 4alam proses penyembuhannya dapat terjadi penumbuhan epitel skuamosa ke dalam telinga tengah. %adang-kadang perluasan lapisan tengah ini ke daerah atik mengakibatkan pembentukan kantong dan kolesteatom. Pembentukan kolesteatom ini akan menekan tulang-tulang di sekitarnya sehingga mengakibatkan terjadinya destruksi tulang, yang ditandai dengan sekret yang kental dan berbau. Prinsip pengobatan pasien OM$% benigna tenang adalah tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga

se,aktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. (ila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi #miringoplasti, timpanoplasti& untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.

DAFTAR PUSTAKA
1. 4jaafar J;. %elainan telinga tengah. 4alam6 $oepardi E;, !skandar C, Ed.

(uku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. 'akarta6 ?%1!, 233". h. 52-B2
2. /elmi. %omplikasi otitis media supuratif kronis dan mastoiditis. 4alam6

$oepardi E;, !skandar C, Ed. (uku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. 'akarta6 ?%1!, 233". h. B8->8
3. Paparella MM, ;dams +<, <e)ine $D. Penyakit telinga tengah dan mastoid.

4alam6 Effendi /, $antoso %, Ed. (O!E$ buku ajar penyakit ./.. Edisi B. 'akarta6 E+D, "22>6 ---""4. (erman $. Otitis media in de)eloping countries. Pediatrics. 'uly 233B.

;)ailable from 10<6 http6GG,,,.pediatrics.orgG


5. .hapa C, $hirasta) 0P. !ntracranial complication of chronic suppuratif otitis

media, attico-antral type6 eEperience at .1./. ' Ceuroscience. 23359 "6 8B-82 ;)ailable from 10<6 http6GG,,,.jneuro.orgG
6. Dou*os $, <ea ., Mueller 0, Murray 0, Dulbong M. Effecti)eness of ototopical

antibiotics for chronic suppurati)e otitis media in ;boriginal children6 a community-based, multicentre, double-blind randomised controlled trial. Medical 'ournal of ;ustralia. 2338. ;)ailable from 10<6 http6GG,,,.mja.com.auG
7. 4ugdale ;E. Management of chronic suppurati)e otitis media. Medical 'ournal

of ;ustralia. 2335. ;)ailable from 10<6 http6GG,,,.mja.com.auG


8. Miura M$, %rumennauer 0D, Ceto '?<. !ntracranial complication of chronic

suppuratif otitis media in children. (ra*illian 'ournal of Otorhinolaringology. 2335. ;)ailable from 10<6 http6GG,,,.rborl.org.brG
9. Aesterager A. ?ortnightly re)ie,6 tinnitusFin)estigation and management. (M'.

"22>. a)ailable from 10<6 http6GG,,,.bmj.orgG

Anda mungkin juga menyukai