Anda di halaman 1dari 13

BIODATA

Nama Institusi Jurusan/semester Alamat No. Hp

: Anita Sukarno : UIN Alauddin Makassar : Ilmu Keperawatan /VI : Jl.Rappocini Raya no. 101A : 085696405099

PENDAHULUAN Kesehatan bukan segalanya, namun tanpa kesehatan kita tidak dapat menjalankan segala sesuatu dengan baik, kutipan ini tentunya tidak asing lagi di telinga kita dan tentunya kutipan itu memang benar adanya. Saat ini, kita berada pada abad 21 dimana segala sesuatu harus mobile dengan kata lain manusia dipaksa untuk terus bergerak untuk memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkannya. Untuk melakukan gerakan itu tentunya kita membutuhkan jasmani dan rohani yang sehat untuk melakukan tindakan yang maksimal. Saya tidak ingin memperolok almamater saya dengan fakta, bahwa seharusnya kami mendapatkan mata kuliah khusus yang membahas ilmu pengetahuan dengan mengkaji Al-Quran bukannya hanya pada skripsi saja. Seharusnya kami mempunyai mata kuliah khusus tentang asuhan keperawatan islam dan sebagainya. Namun pada kenyataannya tidak. Awalnya saya tidak memikirkan hal tersebut karena memang saya kurang mendapatkan pelajaran agama saat saya SMK. Pemikiran ini muncul ketika salah satu dosen tanpa latar belakang pendidikan agama berkomentar, Seharusnya yang membedakan kalian dengan mahasiswa keperawatan dari universitas lain adalah kajian kalian terhadap Al-Quran menyangkut ilmu pengetahuan dunia kesehatan. Itu yang seharusnya membuat kalian spesial. Dari komentar tersebut saya merasa tertarik dan rasa bangga tergugah walau komentar itu sedikit menyakitkan awalnya. Mulai saat itu, ketertarikan itu berubah menjadi motivasi yang sedikit saya tuangkan dalam tulisan ini. Banyak kajian mengenai bekam serta mengkonsumsi kurma, minyak zaitun dan lain sebagainya yang mempunyai khasiat terhadap kesehatan. Hal itu telah menjadi metode pengobatan di Timur Tengah. Bagaimana di Indonesia? Sebagaimana kita tahu Indonesia merupakan negara kepulauan yang terhampar dari Sabang hingga Merauke. Sejauh mata memandang tak lepas hamparan hijau di mata kita tatkala kita terbang dengan burung besi dan saat itu kita sadar Allah SWT telah menurunkan rezkinya yang luar biasa di negeri ini. Adakah sesuatu yang dapat kita temukan di Indonesia yang dapat kita manfaatkan

sebagai perkembangan ilmu kesehatan? Jawabannya tentu saja iya. Sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 69 : Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berfikir. (An-Nahl ayat 69) Dari ayat tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa madu dapat mempunyai khasiat mengobati penyakit, dan Indonesia merupakan negara penghasil madu di dunia. Indonesia harus berbangga mengenai hal ini. Tidak hanya madu, tetapi rempah-rempah serta apotik hidup seperti jahe,kunyi,temulawak dan sebagainya membanjiri bumi Indonesia kita. Tentunya masih banyak sumber daya alam di Indonesia yang layak kita kaji karena tidak ada yang diciptakan Allah tanpa alasan. Semua yang diciptakan-Nya mempunyai alasan dan manfaat untuk umat. Seperti pada firman-Nya : Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara kaduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orangorang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (Sad ayat 27) Dari ayat tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa tidak ada yang siasia di bumi ini. Semua yang diciptakan-Nya mempunyai maksud dan tujuan jika kita mampu mengkaji lebih dalam. Dalam upaya kesehatan kita tentunya telah mengenal upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Jika kita mempergunakan paradigma sehat tentunya kita senantiasa menggunakan upaya promotif dan preventif untuk mencegah sakit, sedangkan jika kita menggunakan paradigma sakit sebaliknya yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif atau pengobatan dan rehabilitasi. Allah telah menurunkan Al-Quran kepada kita sebagai sumber

pengetahuan. Tanpa kita sadari dalam firman Allah telah banyak membahas ilmu kesehatan, seperti yang saya sebutkan metode preventif dan kuratif dalam islam. Islam mengajarkan kita senantiasa mencegah kesakitan, dan islam mengajarkan

metode pengobatan untuk umatnya. Dan, apa yang menghalagi kita untuk tidak mengkaji Al-Quran?

Judul: Prevention Diabetes Type 2 and Kurative method with Inner Outter Attack Ulcus Diabeticum dengan Pendekatan Al-Quran dan Al-Hadist. Paradigma sehat merujuk kepada tindakan preventif atau pencegahan dan paradigma sakit yang merujuk kepada tindakan kuratif sangat didukung oleh ayatayat dalam Al-Quran dan Al-Hadist. Pertama metode preventif yang ditawarkan dari Al-quran adalah pencegahan diabetes melitus dalam pola aktivitas dan nutrisi. Tanpa kita sadari Allah telah memberikan kita peringatan untuk menjaga pola hidup kita. Berikut firman Allah: Wahai anak Cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Al-Araf: 31) Dari ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah melarang kita berlebihan dalam sesuatu, termasuk dalam pola makan. Kita dapat mencegah diabetes tipe 2 dengan menjaga pola makan kita dengan begitu kita dapat menjaga keseimbangan kadar glukosa dan insulin dalam darah. Jika kita makan dengan pola tidak teratur dan berlebihan maka dapat mengakibatkan obesitas. Sekitar 80 % pasien diabetes tipe 2 mengalami obesitas. Karena obesitas berkaitan dengan resistensi insulin, maka kelihatannya akan timbul kegagalan toleransi glukosa yang menyebabkan diabetes tipe 2. (Sylvia, A Price, 2005) Selain pola nutrisi, hal yang menjadi faktor diabetes tipe 2 adalah pola aktivitas. Rasulullah sangat menyarankan kita untuk berolahraga dalam menjaga stamina tubuh, hal ini tercantum dalam HR. Al-Baihaqi:

: :
Artinya: Dari Ibnu Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Ajari anak-anak lelakimu renang dan memanah, dan ajari menggunakan alat pemintal untuk wanita (Vinda Samudra, 2012)

Teori dalam Al-Quran dan Al-Hadist di atas sangat sejalan dengan teori kejadian DM Tipe 2 pada seseorang dipengaruhi oleh gaya hidup yang cenderung kurang aktivitas, diit tidak sehat dan tidak seimbang. Masyarakat dengan western diet yang umumnya rendah serat, banyak ditemukan mengidap penyakit diabetes mellitus, kanker kolon, dan jantung koroner. (Rudi hartono dkk, 2012) Diabetes Prevention Study di Finlandia dalam penelitiannya selama 3,2 tahun terhadap populasi yang berisiko tinggi DM Tipe 2 yang diberikan modifikasi diet dan olahraga membuktikan bahwa risiko DM tipe 2 pada populasi tersebut menurun tajam hingga 58%. ((Rudi hartono dkk, 2012) Olahraga secara teratur bermanfaat meningkatkan daya kerja (kepekaan) insulin, namun pengendalian gula darah tidak akan berhasil dengan olahraga saja. Karena itu upaya ini mesti dipadu dengan pengaturan diet secara teratur. (Rudi Hartono dkk, 2012) Lantas muncul di benak saya bahwa puluhan rumah makan cepat saji yang menghidangkan makanan rendah serat bertebaran di Indonesia seiring lonjakan kasus diabetes tipe 2. Jika pimpinan negeri ini cinta kepada rakyatnya mengapa beliau tidak menutup saja rumah makan cepat saji yang pada dasarnya milik orang-orang Barat tersebut? Kedua, Kurative method with Inner Outter Attack Ulcus Diabeticum. Inner dan outter attack yang saya maksud di sini adalah tindakan yang dapat kita lakukan baik dari dalam tubuh sendiri maupun usaha di luar tubuh untuk mengobati luka diabetik yang telah nekrosis (jaringan mati) sehingga jaringan mati tersebut dapat tergantikan dengan cepat dengan jaringan yang baru sehingga amputasi dapat terhindarkan. Ketika kita berbicara mengenai ulkus diabetikum atau biasa disebut gangreng akan muncul 2 pertanyaan. Pertama apakah ulkus diabetikum dapat sembuh dan tidak meluas? Dan kedua apakah jaringan yang mati dapat digantikan dengan jaringan yang baru? Jawaban dari pertanyaan pertama adalah tentu bisa sembuh, karena Allah menjamin kesembuhan pada hamba-Nya dalah firman-Nya:

dan apabila aku (Ibrahim) sakit, Dialah yang menyembuhkanku. (AsySyuara ayat 80) Jawaban dari pertanyaan kedua adalah tentu bisa. Dalam esai ini,saya mempunyai gagasan bahwa hewan kecil dan menjijikkan seperti ulat sagu belatung mempunyai manfaat besar terhadap penyembuhan diabetes tipe 2. Karena saya yakin semua ciptaan-Nya mempunyai manfaat dan tidak sia-sia, seperti firman-Nya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara kaduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orangorang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (Sad ayat 27) Baik luka tersebut merupakan luka traumatis, luka akibat tindakan bedah, ataupun luka terbuka yang kronik, seperti dekubitus, maka salah satu dari penyebab terbanyak terlambatnya penyembuhan adalah malnutrisi. (Moya J. Morison, 2003) Kebutuhan protein dan kalori pasien hampir pasti menjadi lebih tinggi daripada orang normal ketika terdapat luka yang besar. Asam amino dibutuhkan untuk sintesis protein struktural seperti kolagen dan untuk melakukan sintesa protein yang berperan di dalam respon imun. Pada stadium awal setelah luka yang besar, berbagai sistem endokrin dan sistem saraf mengadakan reaksi terhadap cedera yang kemudian memicu proses-proses katabolik yang merusak jaringan tubuhnya sendiri untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan bagi proses perbaikan yang sifatnya segera. Pasien-pasien dengan luka bakar atau trauma yang berat, dapat menderitan pelisutan otot yang dramatis dan kehilangan berat badan yang cepat, hanya dalam beberapa hari saja. Penggantian protein, kalori, elektrolit dan cairan, merupakan komponen pengobatan awal yang sangat vital. Bahkan pada luka terbuka dan kronis, seperti dekubitus, protein dalam jumlah yang signifikan dapat juga hilang dalam eksudat. Mengkaji status nutrisi pasien merupakan suatu bagian penting dari pengkajian pasien secara menyeluruh. (Moya J. Morison,2003)

Dari teori di atas, sintesa kolagen berperan dalam pembentukan jaringan baru dan membutuhkan asupan protein tinggi untuk mendukung sintesa kolagen tersebut. Inner attack yang saya maksud di sini dengan memanfaatkan makanan dengan protein tinggi sebagai metode peningkatan sintesis protein. Dalam jurnal Litbang pertanian tahun 2008, di Papua terdapat makanan yang terkesan menjijikan namun sangat bermanfaat dan dipercaya lezat karena kandungan protein yang tinggi. Makanan tersebut adalah ulat sagu. Ulat sagu merupakan larva dari kumbang merah kelapa (Rhynchophorus ferrugineus). (Sjahrul Bustaman, 2008) Berdasarkan hasil analisis proksimat, ulat sagu mengandung protein 13,80%, lemak 18,09%, dan air 64,21%. Prospek pemanfaatan ulat sagu adalah produksi ulat sagu digunakan sebagai pakan ternak karena mengandung berbagai asam amino esensial yang cukup tinggi sehingga dapat menjadi alternatif sumber protein pakan ternak. (Sjahrul Bustaman , 2008). Dalam Al-Quran, ulat tidak tercantum sebagai makanan yang haram, sebagaimana firman Allah: Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyembut nama) selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa (memakannya), bukan karena

menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-Baqarah ayat 173) Fatwa halal mengkonsumsi ulat terdapat pada ulama-ulama mazhab Maliki berpandangan berbeda. Setelah perdebatan cukup panjang, mereka akhirnya menyepakati bahwa semua jenis serangga, termasuk ulat, apabila tidak mudarat atau membahayakan keselamatan jiwa dan kesehatan, boleh-boleh saja dikonsumsi alias halal. (Anonimus, 2012) Lalu saya berpikir, mengapa kita tidak memanfaatkan sumber protein tinggi pada ulat sagu untuk program diet pada penderita ulkus diabetikum. Hal ini bisa menjadi alternatif pengobatan mengingat masyarakat yang selalu beranggapan ulkus diabetikum tidak dapat disembuhkan. Kadar proteinnya yang tinggi dapat

meningkatkan sintesa kolagen sehingga mampu mempercepat pertumbuhan jaringan baru dengan begitu amputasi dapat terhindarkan. Kita dapat mengembangbiakan ulat sagu dengan membuat peternakan ulat sagu di Indonesia mengingat negara kita juga negara agraris tentunya hal ini akan menjadi terobosan terbaru. Dengan begitu, ulat sagu tidak hanya sebagai sumber makanan bagi orang Papua atau sekedar menjadi pakan ternak, namun kita dapat memanfaatkannya dalam penyembuhan ulkus diabetikum. Sedangkan outter attack adalah perawatan luka ulkus diabetikum. Dalam perawatan luka kita perlu mengenal istilah debridement. Debridement merupakan membersihkan luka dengan mengangkat jaringan mati (nekrosis) sebelum luka dibalut kembali. Debridement biasanya dilakukan dengan menggunakan gunting jaringan dan intstrumen lainnya. Hal ini membutuhkan waktu yang lama dan terkadang lebih menyakitkan klien. Saat ini saya terinspirasi dengan perkataan dosen saya yang mengatakan, Bahkan belatungpun membantu dalam perawatan luka. Saya penasaran dan mencari beberapa jurnal, dan ternyata benar. Belatung (Lucilia sericata) merupakan larva lalat yang selama ini kita pandang sebagai makhluk menjijikkan dan tak mempunyai manfaat ternyata mempunyai manfaat yang besar ketika kita mampu mengkajinya lebih dalam. Dalam Hongkong Medical Journal, Belatung digunakan untuk merawat luka kronik dengan sterilisasi dan perbaikan dari teknik yang diberikan, belatung telah terbukti aman dan metode efektif untuk debridement untuk perawatan luka yang sulit. Meskipun debridemen terapi dengan menggunakan belatung tanpa batasan, ini merupakan alternatif terakhir untuk luka atau ulkus yang gagal dengan terapi konvensional. (Dominic CW Chan dkk, 2007) Mekanisme terapi debridemen belatung, yang pertama adalah debridement. Para ilmuwan pertama kali mempostulatkan bahwa tindakan debridement belatung adalah karena mereka mempunyai mekanik menggeliat. Belatung menggunakan sepasang rahang atau kait untuk pergerakan, dan itu diyakini bahwa sepasang rahang atau kait dapat memfasilitasi debridement luka. Baru-baru ini, tiga kelas enzim proteolitik telah diidentifikasi dalam ekskresi belatung / sekresi

(ES). Enzim ini efektif mendegradasi komponen matriks ekstraseluler, termasuk laminin dan fibronectin. ES sehingga dapat membantu dalam pencernaan matriks luka, menyebabkan debridement efektif. (Dominic CW Chan dkk, 2007) Mekanisme kedua adalah Disinfection. Kehadiran zat antibakteri telah lama
diidentifikasi dalam ekskresi/ sekresi belatung (ES). Dengan demikian, ES memiliki efek penghambatan pada bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, termasuk methicillin-resisten Staphylococcus aureus (MRSA), Eschericia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Cara kerja ES adalah termal stabil dan protease-resistant. Menggunakan ultrafiltrasi, hasil studi terakhir mengidentifikasi dua fraksi dengan efek penghambat pada S. aureus dan MRSA. Ia juga percaya bahwa amonia diekskresikan oleh belatung meningkat pH luka, sehingga menciptakan lingkungan yang kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. (Dominic CW

Chan dkk, 2007) Mekanisme ketiga adalah Enhancement of wound healing. Peningkatan penyembuhan luka. Ia dipercaya bahwa peningkatan dalam pertumbuhan jaringan disebabkan peningkatan proliferasi fibroblast dibawa oleh ES. Horobin at al mendemonstrasikan bahwa ES diubah menjadi adhesi fibroblast kolagen dan fibronektin, dan itu terbukti dapat meningkatkan migrasi (tetapi tidak hanya proliferasi) dari fibroblas. Hal ini terutama disebabkan oleh aksi serin dan metalo proteinase. Peneliti ini kemudian mengembangkan model tiga dimensi untuk lebih merangsang luka manusia. Hasilnya adalah konsisten dengan penelitian sebelumnya dan didukung oleh peneliti kemudian. Upregulation phosphotylation tirosin juga terdeteksi, yang mungkin meningkatkan motilitas fibroblas. Orang lain telah mendalilkan bahwa sitokin disekresi oleh belatung, yang membantu penyembuhan luka. Tingginya kadar gamma-interferon dan interleukin-10 (IL-10) ditemukan di ES, tetapi untuk cuaca sitokin ini bertanggung jawab untuk meningkatkan granulasi memerlukan investigasi lebih lanjut. (Dominic CW Chan dkk, 2007) Setelah mengetahui manfaat dari belatung atau maggot muncul ketertarikan kepada saya, kita tidak hanya dapat mengembangbiakkan ulat sagu, namun kita juga dapat mengembang biakkan belatung yang berasal dari larva lalat.

Dengan dilakukan metode preventif dan pengkajian lebih dalam tentang metode kuratif tersebut, saya yakin hal ini sangat bermanfaat dengan begitu kita bisa mewujudkan peternakan ulat sagu yang menjadi sumber protein tinggi dalam meningkatkan sintesa kolagen dalam penyembuhan luka serta maggot company dapat terwujud dalam metode debridement modern. Dan lonjakan diabetes tipe 2 dapat diturunkan.

PENUTUP Dengan melakukan kajian mendalam terhadap Al-Quran dan Al-Hadist kita dapat menemukan pengetahuan tentang metode preventif dan metode kuratif dalam masalah kesehatan. Saya berpendapat bahwa tulisan ini dapat menjadi salah satu bentuk kajian tentang pemecahan masalah Diabetes Mellitus tipe 2. Solusi yang ditawarkan dengan mewujudkan peternakan ulat sagu yang menjadi sumber protein tinggi dalam meningkatkan sintesa kolagen dalam penyembuhan luka serta maggot company dapat terwujud dalam metode debridement modern. Dan lonjakan diabetes tipe 2 dapat diturunkan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Anonimus. 2012. Halal di Balik Lezatnya Ulat Sagu?. Available on: http://www.ibadahonline.com/konten/halal-dan-sehat/halal-dibalik-lezatnyaulat-sagu. 2. Bustaman,Sjahrul. 2008. Potensi Ulat Sagu dan Prospek Pemanfaatannya. Jurnal Litbang Pertanian,27 (2) 2008. Available on:

http://pustaka.litbang.deptan.do.id/publikasi/p3272082.pdf 3. Departemen Agama. 2002. Al-Quran dan Terjemahannya Juz 1-30. Surabaya: Mekar Surabaya 4. Dominic CW Chan,dkk.2007.Maggot Debridement Therapy In Cronic Wound Care. Hongkong Med J Vol 13 No 5 Oktober 2007. Available on: http://hkmj.org/article_pdf/hkm0710p382.pdf. 5. Moya J Morison. 2003. Manajemen Luka. Jakarta:EGC 6. Rudi Hartono, dkk. 2012. Hubungan Asupan Serat Larut (Soluble Dietary Fiber) dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Pasien Rawat Jalan di RSUD DR. Rubini Kalimantan Barat. Available on: http://fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gizi/rudi%20hartono.pdf 7. Samudra,Vinda. 2012. Memanah Berenang Berkuda. Available on:

http://vindasamudra.blogspot.com/2012/12/memanah-berenang-berkuda.html 8. Sylvia A, Price. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai