Anda di halaman 1dari 30

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT


Sandi Limbong Jurusan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, Makassar

PENGANTAR

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu1 . Kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tinggi dari kelompok masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi penularan penyakit karena berbagai kondisi seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan, perilaku hidup bersih masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah 5. Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup dan AKI

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 1

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup 70,5 Tahun (BPS 2007). Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Peningkatan biaya kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of pocket,, kondisi geografis yang sulit untuk menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya

produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah 3. Kebijakan pemeliharaan kesehatan bagi penduduk miskin sudah lama diterapkan di Indonesia. Pelayanan gratis bagi penduduk yang membawa surat miskin dari Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), desa dan pembagian kartu sehat, adalah contoh kebijakan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dengan strategi individual targeting. Berbagai program Instruksi Presiden (Inpres), secara tidak langsung juga mempunyai aspek kebijakan membantu penduduk miskin, misalnya Inpres Obat dan Inpres Samijaga, merupakan contoh kebijakan dengan strategi targeting. Sebetulnya, kebijakan subsidi tarif pelayanan geographic kesehatan

pemerintah, juga merupakan program melayanani kesehatan penduduk miskin. Tarif Rp 500 Rp 1.000 untuk rawat jalan Puskesmas dan Rp 2.000 Rp 5.000 untuk rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum (RSU), membantu penduduk yang kemampuannya terbatas. Contoh lainnya program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS), yaitu pemberian suplemen gizi bagi anak sekolah yang berada di daerah miskin 1.

BERBAGAI KEBIJAKAN SISTEMATIS


Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 2

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Sejak 1998 muncul kebijakan lebih sistematis dan berskala nasional untuk melayani kebutuhan kesehatan penduduk miskin, yakni program Jaringan Pengamanan Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK). Tahun 2003, pemerintah menyediakan biaya untuk rujukan ke rumah sakit (RS) bagi penduduk miskin. Dana ini berasal dari pemotongan subsidi bahan bakar minyak (BBM), yang disebut dana Penanggulangan Dampak Pemotongan Subsidi Energi (PDPSE), kemudian diubah namanya menjadi Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM). Dana PDPSE langsung diberikan kepada RSU. Baik JPSBK dan PDPSE adalah contoh supply side approah dalam memberikan subsidi bagi penduduk miskin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
SKEMA NAMA JPS-BK Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan PDPSEBK Penanggul angan Dampak Pengurang an Subsidi Energi Bidang Kesehatan Jaminan Pemelihara an Kesehatan Keluarga Miskin JPK GAKIN PKPS BBM Program Kompensa si Pengurang an Subsidi Bahan Bakar Minyak Jpkmm (JanuariJuni 2005)Jamin an Pemeliharaa n Kesehatan Masyarakat Miskin , Askeskin (Juli -2008) Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin PERIODE 98/99-2003 Membantu Gakin Dalam 2001-2003 direct Grant 2001-2004 Upaya Pengelolaan 2004 Tujuan Sama Dg 2005 Peningkatan Akses & 2008Sekarang Meningkatnya Akses Dan Jaminan Kesehatan Masyarakat ASKESKIN JAMKESMAS

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 3

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Skema Pembiayaan Kesehatan Dasar Rujukan Melalui Puskesmas/R su Dan Bides Dan Pmt Untuk Anak Bumil Dari Gakin 99/2000 Membantu Posyandu Dalam Pmt Suplemen Untuk Anak Usia 24 -59 Bulan, Peningkatan Kontrol Penyakit Menular Terutama Tbdan Malaria Melalui Imunisasi Massal TARGETIN G -SARANA KESEHAT Puskesmas, Rsu, Posyandu

Utk Rujukan Ke Rsu, Pengadaan Obat Essensial Berdasarka n Kebutuhan Pemda, Dan Vaksinasi Hepatitis-B Kepada Balita

Dana Keshtn Utk Gakin Memakai Prinsip Asuransi / Penjaminan Dimulai Dr Upaya Lokal Di Bbrp Daerah Yg Selanjutnya Akan Didukung Pusat Pilot Proyek Di 15 Pemda Di 2 Propinsi (2001) Rencana Utk Pngembang an Scr Nasional Pada Th 2004

Skema Terdahulu. Kombinasi Cakupan Utk Yankes Dasar & Persalinan (Pdpse-Bk Plus Yankes Dasar & Revitalisasi Posyandu)

Mutu Yankes Utk Maskin & Rentan Agar Tercapai Tujuan Akhir Yaitu Derajat Kesehatan Msyrkt Setinggi Tingginy

Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Seluruh Masyarakat Miskin Dan Tidak Mampu Agar Tercapai Derajat Kesehatan Masyarakat Yang Optimal Secara Efektif Dan Efisien

Rsu, Puskesma s

Uskesmas & Jaringannya ,

Sarkes Yg Dikontrak /Ditunjuk (Puskesma

Puskesmas + Jaringannya & Rsu

Puskesmas+ Jaringannya & Rsu (Pemerintah &

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 4

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Rsu

s +Jaringann y A & Rsu)

Swasta Yg Dikontrak

PROVIDER

Bidan Di Desa

Bidan Desa & Mencoba Melibatkan Dokter Praktek Swasta

Bidan Di Desa

Bidan Di Desa

Pemegang Kartu Sht Pra Sejahtera& Keluarga Sejahtera I (Prioritas Bg Ibu & Anak)

Pemegang Kartu Sht Pra Sejahtera & Keluarga Sejahtera I (Prioritas Bg Ibu &Anak) Dan Pemegang Sktm

Pemegang Kartu Sht Pra Sejahtera & Keluarga Sejahtera I Dan Peserta Dr Jpk Gakin Yg Membayar

Pemegang Kartu Sht Pra Sejahtera & Keluarga Sejahtera I

Kuota Askes Dari Persentase Penduduk Yg Dibawah Grs Miskin Menurut Hasil Sensus Bps

Sasaran Program Adalah Masyarakat Miskin Dan Tidak Mampu Di Seluruh Indonesia Sejumlah 76,4 Juta Jiwa, Tidak Termasuk Yang Sudah Mempunyai Jaminan Kesehatan Lainnya

MEKANISM EALIRAN PENDANAA N

1998 : Melalui Bapel Jpkm Di Tiap

Nitially : Diberikan Lgs Ke Rs, Kmd

Ana Jps Bk & Pdpse Bbm Dikelola/Dik

Masih Tetap Menggunak a

Pkmm (Jan Juni 05) Puskesmas

Puskesmas Dana Disalurkan Llangsung

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 5

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Kab/Kota 1999: Langsung Ke Rekening Kepala Puskesmas

Pengelolaa n Distribusi & Alokasi Oleh Dinkes Propinsi, Yg Mendistribu sikan Ke Rsu Berdasarka n Data Historis Pemanfaat an Yankes Rsu. Ppe (Paket Pelayanan Esensial ) Diterapkan Ditengah Pelaksana an Program ,Yaitu Suatu Paket Pembiayaa n Yankes Yg Disusun

u Mpulkan Di Dkk. Dkk Akan Mengontrak Bapel Utk Mengelola Dana (Pembayara Nkpd Provider) Dana Utk Yankes Masyrkt Dikelola Lgs Oleh Dk

Nmekanis me Yg Sama Spt Skema Terdahulu, Scr Langsung Lewat Rekening Puskesmas & Rsu

Memperoleh Dana Pkps Bbm, Dr Klaim Biaya Yankes Ke Pt Askes Mll Dkk. Rsu Lgs Mengajukan Klaim Ke Pt Askes Utk Yankes Bagi Maskin Askeskin (Juli Des 05) Puskesmas, Diberikan Lgs Ke Puskesmas Utk Yankes, Rujukan , Posyandu & Biaya Operasional Puskesmasr su : Tetap Sam

Dr Depkes (Cq Ditjen Binkesmas) Ke Puskesmas Melalui Pt Pos Indonesia. Penyaluran Dana Ke Puskesmas Berdasarkan Surat Keputusan Kadinkes Kab/Kota (Dikirimkan ScrBertahap) Rumah Sakit Dana Disalurkan Langsung Dari Depkes Melalui Kas Negara (Kppn) Ke Rekening Bank Rs. Pada Tahap Pertama Diluncurkan Dana Awal Sebesar 2 (Dua) Bulan Dana Pelayanan Kesehatan

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 6

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Oleh Rsu Penerima Dana, Rsu Akan Membayar Klaim Jasa Dokter Berdasark an Ppe Tersebu Lwt Bapel Jpkm: Premi Rp.10.000 / Kk/ Thn Lwt Penyaluran Lgs: Sama Besar Distribusi Bahan Mkn Lokal Utk 90 Hr Sebesar Rp.1000/Hr/Ib uRp.750/Hr/A nak Rujukan TINGKAT PENDANA A NTOTAL Tidak Tersedia Data Tidak Tersedia Data Perubahan Penyaluran & Pengumpul an Dana. Dkk Tidak Tersedia Data. Pencairan Dana Sgt Lambat 2005: Rp2,232 T (Realisasi Rp 1,112 T) 2006: Distirbusi Dana Menurut Data Historis Yankes Ppe Sangat Bervarias Sama Dengan Skema Awa Sama Dengan Skema Awa Premi Per Kapita: Rp.5000/Bl Atau Rp60.000/T h Rp.1000/Bl Utk Yankes Dasar Rp. 4000/Bl Utk Yankes Rujukan (Rs

Yang Diperhitungkan Berdasarkan Jumlah Klaim RataRata Perbulan Tahun Sebelumnya

Premi Per Kapita: Rp.5000/Bl Atau Rp60.000/Th Rp.1000/Bl Utk Yankes Dasar Rp. 4000/Bl Utk Yankes Rujukan (Rs)

Rp 4,6 T Untuk 76,4 Juta Jiwa

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 7

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Sbg Pembayar & Bapel Sbg Admnistrato r Alokasi Dr Apbd Utk Maskin

Dana Tersalurka n Mulai Nop 2004

Rp 3,618 T (Realisasi Rp 3,505 T) 3,5 T (Realisasi 4,6 T 20Rp

ITEM PELAYAN AN YANKES

Uratif Rajal & Ambulatory Di Jaringan Pusk Persalinan & Yankes Ibu Dasar Gizi: Pmt Utk Bumil & Balita P2m

Ranap Di Rs Penyediaa n Obat Gizi: Pmt Anak 2 5 Th

Kuratif Di Sarana Yankes Publik Layanan Preventif

Rajal & Ranap Di Puskesmas & Rsu Layanan Kesmas

Yankes Dasar & Kegiatan Luar Mll Jaringan Puskesm Ranap & Rajal Tk Yankes Rujukan Pengendalia n: Diseminasi Info, M &E Yankes Di Daerah Terpencil Pengadaan Obat, Mobil & Gudang Obat

Rajal & Ranap Di Puskesmas & Rsu Layanan Kesmas Pengendalian: Kejanggalan Hasil Verifikasi Medis & Obat Maka Verifikator Independen Lapor Ke Tim Pengelola Tk. Kab/Kota: Komite Medis Rs Tim Pengelola Propinsi (Dibantu Idi Propinsi)

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 8

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

O Verifikator ESTIMASI DAMPAK : PUSKEMA S Uitlisasi (Rajal) Oleh Maskin Di Puskms > ; Rujukan Pasien Maskin Ke Rs >; Posyandu Yg Aktif >; Pertolongan Persalinan Nakes >; Penurunan Malnutrisi; Status Gizi Bayi & Bumil > STIMASI DAMPAK RSU Peningkatan Rujukan Pasien Rajal & Ranap Dr Puskesmas Asien Ranap Di Rs > Asien Ranap & Rajal Rs > Asien Ranap & Rajal Rs > Pasien Ranap & Rajal Rs > Pasien Ranap& Rajal Relatif Stabil (Target Utilisasi Diasumsikan Sama Dg 2007) Tahun Rs Tidak Ada Data Tilisasi Ranap & Rajal Dipuskesma s> Rujukan Maskin Ke Rs> Lain-Lain Tergantung Variasi Disain Paket Yankes Yg Bervarias Utilisasi > Utk Ranap & Rajal Dipuskesas Rujukan Maskin Ke Rs > Kunjungan Rajal >Kegiatan Luar Gedung > Posyandu Aktif >Persalinan Oleh Bides /Nakes > Mutu Yankes > Penurunan Malnutrisi Status Gizi Bayi &Bumil > Kunjungan Rajal Kegiatan Luar Gedung Posyandu Aktif Persalinan Oleh Bides /Nakes Mutu Yankes Penurunan MalnutrisiStatu s Gizi Bayi & BumilRelatif Stabil (Target Utilisasi Diasumsikan SamaDg Tahun 2007)

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 9

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

ESTIMASI DAMPAK DKK

Akupan Tb & Penyakit Menular Lain >

Status Gizi Msyrkt Dan Cakupan Vaksin Hep B Meningkat

Utilisasi Sarkes Oleh Maskin Scr Umum Akan Meningkat

Utilisasi Sarkes Oleh Maskin Scr Umum Akan Naik Perbaikan : Derajat Kes; Status Gizi; Cakupan Immunisasi Dll

Elain Peningkatan Spt Program Sebelumnya ,JugaTerjadi Peningkatan Cakupan Yankes Utk Daerah Terpencil. Perbaikan Mutu Dlm Penyimpana n/ Gudang Obat

Beban Kerja Baru: Penanggung Jawabtim Pengelola Jamkesmas Kab / Kota, Rekrutmen Verifikator Independen Advokasi Utk Alokasi Apbd Bagi Maskin Diluar Kuot

Seluruh pemerintah

pendanaan dan bersifat

program-program proyek, karena

di itu

atas tidak

bersumber ada

dari

jaminan

kesinambungannya. Sumber dana dari pemerintah daerah belum dipadukan untuk program pengentasan kemiskinan umumnya dan pembiayaan

kesehatan khususnya. Sementara itu, sulit bagi penduduk miskin jika tidak lagi mendapat jaminan seperti yang pernah diperolehnya. Dana masyarakat selama ini juga telah tersedia melalui berbagai lembaga keagamaan yang memiliki potensi cukup besar. Tanpa suatu program berkelanjutan, akan sulit mengangkat penduduk miskin dari lingkaran kemiskinan JAMKESMAS SAAT INI Jamkesmas ( akronim dari Jaminan Kesehatan Masyarakat ) adalah sebuah program asuransi kesehatan untuk warga Indonesia.Program ini dijalankan oleh Departemen Kesehatan sejak 2004. Pada tahun 2009 program ini mendanai biaya kesehatan untuk 76,4 juta penduduk, jumlah ini

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 10

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

termasuk sekitar 2,650 juta anak terlantar, penghuni panti jompo, tunawisma dan penduduk yang tidak memiliki kartu tanda penduduk 3 Tujuan Umum pelaksanaan jamkesmas adalah meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Tujuan Khususnya adalah meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit, meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel 4 Sasarannya adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya 1 Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi di hampir semua kabupaten/ kota di Indonesia, kemiskinan tersebut timbul karena

ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. Tentunya kondisi ini menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia sehingga produktifitas dan pendapatan yang dihasilkan rendah.Tentu sangat banyak sekali problem yang dihadapi oleh masyarakat miskin dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan pendapatan ekonomi yang pas-pasan tentu masyarakat akan lebih memprioritaskan bagaimana dapat bertahan hidup ketimbang yang lain5 . Dalam makalah ini memang tidak menggambarkan problem hidup yang dihadapi oleh masyarakat miskin secara menyeluruh, sebab hanya akan menjelaskan mengenai kesulitan masyarakat miskin dalam mengakses layanan kesehatan saja. Ini pun masih sangat mungkin belum cukup mampu menggambarkan mengenai problem di bidang kesehatan, hanya sekedar

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 11

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

memvisualisasikan keresahan masyarakat miskin untuk mengupayakan akses layanan kesehatan yang murah dan terjangkau 6. Banyak kendala yang harus ditemui, terutama persoalan pembiayaan yang dirasakan amat tinggi/ mahal. Sehingga menjadikan masyarakat miskin menjadi skeptis, apatis terhadap dunia kesehatan. Oleh karena itu Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM (2005) atau lebih dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi program JAMKESMAS sampai dengan sekarang. Kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan prinsip asuransi kesehatan sosial 7. Program Jamkesmas Tahun 2010 dilaksanakan dengan beberapa perbaikan pada aspek kepesertaan, pelayanan, pendanaan dan

pengorganisasian. Pada aspek kepesertaan misalnya, telah dilakukan upaya perluasan cakupan, melalui penjaminan kesehatan kepada masyarakat miskin penghuni panti-panti sosial, masyarakat miskin penghuni lapas/rutan serta masyarakat miskin akibat bencana paska tanggap darurat. Dengan demikian, selain masyarakat yang ada dalam kuota, peserta Program Keluarga Harapan (PKH), gelandangan, pengemis dan anak terlantar telah dicakup dalam program Jamkesmas, sehingga masyarakat miskin yang ada pada ketiga unsur tersebut telah masuk dalam sasaran sebagai peserta Jamkesmas. Kementerian Kesehatan saat ini telah mencanangkan Jaminan Kesehatan Semesta pada akhir Tahun 2014, sehingga nantinya seluruh penduduk Indonesia akan masuk dalam suatu Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (universal cover age) 8 Pada aspek pengorganisasian dan manajemen, dilakukan penguatan peran Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Jamkesmas di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/kota, terutama peningkatan kontribusi pemerintah daerah didalam
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 12

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

pembinaan dan pengawasan serta peningkatan sumber daya yang ada untuk memperluas cakupan kepesertaan melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan memberikan bantuan tambahan (suplementasi dan komplementasi) pada hal-hal yang tidak dijamin oleh program Jamkesmas 8. Pada aspek pendanaan, Kementerian Kesehatan melalui Tim Pengelola Jamkesmas terus melakukan upaya perbaikan mekanisme

pertanggungjawaban dana Jamkesmas, agar dana yang diluncurkan sebagai uang muka kepada PPK dapat segera dipertanggungjawabkan secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran, akuntabel, efisien dan efektif 8.

Beberapa kendala dalam pelaksanaan jamkesmas meliputi: 1. Kepesertaan Database peserta Jamkesmas sampai dengan sekarang masih mengacu pada data makro BPS Tahun 2005, dan ditetapkan by name by address oleh Bupati/ Walikota. Dengan demikian banyak perubahanperubahan data di lapangan seperti banyaknya kelahiran baru, kematian, pindah tempat tinggal, perubahan tingkat sosial ekonomi, dll. Melalui pedoman pelaksanaan Jamkesmas Tahun 2010, Kementerian Kesehatan meminta seluruh Bupati/walikota untuk melakukan up dating data sehingga menjadi data kepesertaan Tahun 2009. Tetapi hanya sebagian kecil yang merespons hal tersebut. Karena kondisi ini diperlukan kebijakan untuk melakukan up dating data peserta jamkesmas 6. Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir Tahun 2008 telah mengeluarkan data baru dimana jumlah masyakat miskin sesuai kriteria, by name dan by address telah menurun menjadi 60,3 juta jiwa. Data BPS terbaru ini menjadi dasar acuan untuk diterbitkannya kepesertaan Jamkesmas yang baru. Sementara sasaran kepesertaan program Jamkesmas 2010, tetap sama yaitu 76,4 juta jiwa 7. 2. Pelayanan Kesehatan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 13

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Kendala

dalam

pelayanan

kesehatan

antara

lain

adalah

keterlambatan implementasi INA-DRG di beberapa Rumah Sakit (RS) serta masih belum kompre- hensifnya pemahaman penyelenggaraan pelayanan berbasis paket dengan INA-DRG, terutama oleh dokter dan petugas pemberi pelayanan langsung se- hingga belum terlaksananya pelayanan yang efisien dan mengakibatkan biaya pembayaran paket seringkali dianggap tidak mencukupi. Di sisi lain, clinical path- way sebagai instrumen untuk pemberian pelayanan yang adekuat dan rasional belum digunakan di banyak RS. Demikian pula, penugasan Menteri Kesehatan kepada konsorsium BUMN Farmasi, belum

ditindaklanjuti pada tingkat RS agar terjaminnya ketersediaan obat dan vaksin untuk pelayanan Jamkesmas 6. 3. Pendanaan Program Pertanggungjawaban pendanaan PPK pada pelaksanaan

Jamkesmas 2009 masih ditemukan permasalahan ketidaktepatan waktu, jumlah dan sasaran. Bahkan masih ditemukan beberapa rumah sakit belum dapat menggunakan format INA-DRG secara benar. Dengan demikian, perlu kerja keras Rumah Sakit agar pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan pengaturannya. 4. Pengorganisasian, Peran dan Fungsi Pemerintah Daerah a. Peran, tugas dan fungsi Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Provinsi/Kabupaten/Kota belum dapat berjalan secara optimal.

Kegiatan sosialiasi, advokasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam keuangan serta kinerja pelayanan kesehatan masih belum berjalan sebagaimana seharusnya. Karena itu diperlukan komitmen dari seluruh Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawab pengelolaan Jamkesmas didaerahnya. Perhatian khusus juga untuk pelaksanaan kegiatan pada Tim Koordinasi Jamkesmas di da- erah, terkait dengan kebijakan-kebijakan yang dalam pelaksanaannya memerlukan
Page 14

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

koordinasi seperti kebijakan penatalaksanaan kepesertaan yang melibatkan seluruh sektor terkait. b. Komitmen Pemerintah yang masih kurang terutama terhadap Jaminan kontribusi Kesehatan

Daerah

dalam

pendanaan

masyarakat diluar kuota. Harmonisasi kegiatan dengan mekanisme Jamkesmas harus perlu terus dilakukan terutama bagi daerah yang sudah melaksanakan Jamkesda. Hal tersebut amat penting agar kedua kegiatan tersebut dapat bersinergi dengan baik dalam rangka mempercepat pelaksanaan jaminan kesehatan semesta serta

menghindari duplikasi anggaran (APBD dan APBN), duplikasi sasaran dan manfaat yang diterima oleh peserta. c. Masih banyak Pemerintah Daerah yang memasukkan dana belanja bantu- an sosial ini kedalam PAD. Hal ini akan mengganggu pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas, seharusnya dana belanja bantuan sosial sepenuhnya diperuntukan bagi pelayanan kesehatan peserta sebelum menjadi penda- patan Rumah Sakit 6.

Kebijakan Jamkesmas Tahun 2010. Kebijakan Jamkesmas Tahun 2010 pada prinsipnya sama dan merupakan kelanjutan pelaksanaan program Jamkesmas Tahun 2009 dengan tetap melakukan per baikan yang meliputi : 1. Tata Laksana Kepesertaan a. Sasaran Tahun 2010 adalah sama dengan Tahun 2009 yakni 76,4 juta meski data masyarakat miskin menurut BPS Tahun 2008 telah turun menjadi 60,39 juta. Baseline data kepesertaan Tahun 2010 tetap menggunakan data sebelumnya. Sedangkan masih ada yang miskin di luar kuota yang ada (bagi peserta luar kuota yang menggunakan SKTM) tetap menjadi tanggungan Pemerintah Daerah. Perhatian khusus kepada peserta Jamkesmas yang belum masuk database
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 15

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

seperti

bayi

baru

lahir

dari

keluarga

miskin,

anak

ter-

lantar/gelandangan/pengemis (rekomendasi Dinas Sosial), peserta Program Keluarga Harapan (PKH). b. Dalam rangka memperluas cakupan kepesertaan pada Tahun 2010, terdapat kelompok peserta baru menjadi sasaran peserta Jamkesmas, yaitu : Masyarakat miskin penghuni Lapas/Rutan dengan melampirkan surat keterangan dari Kepala Rutan/Kepala Lapas setempat. Masyarakat miskin penghuni panti-panti sosial, melalui Surat Keputusan Kepala Dinas/Institusi Sosial Kabupaten/Kota setempat, selanjutnya Kementerian Kesehatan akan segera membuatkan kartu Jamkesmas. Masyarakat miskin akibat bencana pasca tanggap darurat

sebagaimana yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat. Untuk semua kepesertaan diatas, SKP diterbitkan petugas PT. Askes (Persero). 2. Tata Laksana Pelayanan Kesehatan Tatalaksana pelayanan dilakukan beberapa perubahan meliputi: a. Diberlakukan pola pembayaran dengan INA-DRG versi 1.6 terhitung mulai 1 Maret 2010. Dengan demikian, semua pasien rawat jalan dan rawat inap setelah episode perawatan penyakitnya selesai tanggal 1 Maret dan sete- rusnya dipertanggungjawabkan/diklaimkan dengan sotware INA-DRG versi 1.6. Melalui pola pembayaran ini mendorong PPK untuk lebih efisien dan lebih efektif karena pengendalian biaya dan peningkatan mutu pelayanan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PPK. Untuk pelaksanaan INA-DRG versi 1.6 dilakukan peningkatan kapasitas tenaga koder dan tenaga administrasi klaim di RS.

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 16

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

b. Penyediaan obat dan vaksin sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 885/Menkes/SK/X/2009 tentang penugasan PT. Indofarma (Persero) Tbk, PT. Kimia Farma (Persero)Tbk, PT. Phapros Tbk, dan PT. Biofarma (Persero) sebagai penyedia obat dan vaksin dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan masyarakat secara menyeluruh di PPK Jamkesmas perlu ditindaklanjuti pada tingkat RS. Penugasan tersebut ditindaklanjuti oleh distributor setempat sebagai wakil dari konsorsium BUMN Farmasi dengan RS dalam bentuk perjanjian kerja sama. Menjadi kewajiban pihak RS untuk melaksanakan penyediaan obat dan vaksin program

Jamkesmas mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan tersebut. Untuk memberi kejelasan pelaksanaan penugasan tersebut,

diterbitkan petunjuk teknis khusus untuk hal tersebut agar dapat dipedomani RS. c. Anak terlantar, pengemis dan gelandangan yang belum teridentifikasi dan belum mempunyai kartu Jamkesmas, dapat dilayani dengan membawa rekomendasi dari Dinas Sosial setempat. d. Masyarakat miskin dan tidak mampu penghuni panti sosial dan lapas/lembaga pemasyarakatan, dapat dilayani dengan membawa kartu Jamkesmas atau pengantar dari lapas/rutan disertai surat rujukan dari klinik lapas/rutan atau puskesmas setempat. e. Upaya-upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan peningkatan efisiensi baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit dan PPK lainnya terus dilakukan. Telaah pemanfaatan pelayanan (utilisation review) dilakukan untuk menilai kewajaran pelayanan kesehatan yang dilakukan. 3. Tata Laksana Pendanaan dan Pengorganisasian

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 17

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Untuk aspek pendanaan, pengorganisasian dan manajemen secara prinsip dan mekanisme pelaksanaannya sama seperti yang telah ditetapkan pada pelaksanaan Jamkesmas 2009 7.

Pelaksanaan Jamkesmas Jamkesmas adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu serta peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh Pemerintah. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin 2. Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap peserta menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal 3. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada peserta mengacu pada prinsip-prinsip yaitu Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin, Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang cost effective dan rasional, Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan portabilitas dan ekuitas, Efisien, transparan dan akuntabel 4.

1. Tata Laksana Kepesertaan A. KETENTUAN UMUM 1. Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. 2. Peserta Program Jamkesmas adalah fakir miskin dan orang yang tidak mampu dan peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh Pemerintah sejumlah 76,4 juta jiwa bersumber dari data makro Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2006.
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 18

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

3. Peserta yang dijamin dalam program Jamkesmas

B. VERIFIKASI KEPESERTAAN PT. Askes (Persero) bertugas melaksanakan verifikasi

kepesertaan dengan mencocokkan kartu Jamkesmas dari peserta yang berobat dengan database kepesertaan untuk selanjutnya diterbitkan SKP. Verifikasi kepesertaan dilengkapi dengan doku- men berupa Kartu Keluarga (KK) / Kartu Tanda Penduduk (KTP) / identitas lainnya untuk pembuktian kebenarannya. Bagi gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar yang tidak punya identitas cukup dengan surat keterangan/rekomendasi dari Dinas/Instansi Sosial setempat. Khusus untuk penghuni lapas dan rutan, cukup dengan surat rekomendasi dari Kepala Lapas/Kepala Rutan setempat. (Pengaturan lebih lanjut lihat tata laksana pelayanan kesehatan). 2. Tatalaksana Pelayanan Kesehatan A. KETENTUAN UMUM 1. Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar meliputi: pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) dan pelayanan gawat darurat. 2. Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) berdasarkan kebutuhan medik sesuai dengan standar pelayanan medik. 3. Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan terstruktur dan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan.

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 19

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

4. Pelayanan kesehatan dasar (RJTP dan RITP) diberikan di Puskesmas dan jaringannya. 5. Pelayanan tingkat lanjut (RJTL dan RITL) diberikan di PPK lanjutan jaringan Jamkesmas (Balkesmas, Rumah Sakit

Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNI/Polri dan RS Swasta) berdasarkan rujukan. Pelayanan Balkesmas merupakan PPK untuk layanan RJTL dengan pemberian layanan dalam gedung. 6. PPK lanjutan harus mempunyai kode PPK lanjutan agar dapat mengoperasikan software INA-DRG versi 1.6. Apabila PPK lanjutan belum mempunyai kode atau kode tersebut sudah tidak valid, maka diharapkan segera melapor dan membuat permintaan kode kepada Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. 7. Pelayanan RITL diberikan di ruang rawat inap kelas III (tiga). 8. Pada keadaan gawat darurat (emergency) seluruh PPK wajib memberikan pelayanan penanganan pertama keadaan gawat darurat kepada peserta Jamkesmas walaupun tidak sebagai PPK jaringan Jamkesmas sebagai bagian dari fungsi sosial PPK. 9. Status kepesertaan harus ditetapkan sejak awal untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

B. PROSEDUR PELAYANAN Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi

peserta, sebagai berikut: 1. Pelayanan Kesehatan Dasar 2. Pelayanan Tingkat Lanjut

MANFAAT Pada dasarnya manfaat yang disediakan bagi peserta bersifat komprehensif sesuai kebutuhan medis, kecuali beberapa hal yang dibatasi
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 20

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

dan tidak dijamin. Pelayanan kesehatan komprehensif tersebut meliputi antara lain: 1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya a. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada Puskesmas dan jaringannya meliputi pelayanan: 1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 2) Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin) 3) Tindakan medis kecil 4) Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal 6) 5) Pemeriksaan ibu

hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita

Pelayanan KB dan

penanganan efek samping (alat kontrasepsi disediakan BKKBN) 7) Pemberian obat. b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi pelayanan : 1) Akomodasi rawat inap

2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 3) Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin) 4) Tindakan medis kecil 5) Pemberian obat 6) Persalinan normal dan dengan

penyulit (PONED) Biaya pelayanan rawat inap tingkat pertama tidak diklaimkan secara terpisah akan tetapi menjadi bagian dari kapitasi dana pelayanan kesehatan dasar c. Persalinan normal dilakukan di Puskesmas non-perawatan/bidan di desa/Polindes/dirumah pasien/praktek bidan swasta. d. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria/diagnosa gawat darurat, sebagaimana terlampir. 2. Pelayanan kesehatan di PPK Lanjutan: a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) di RS dan Balkesmas meliputi: 1) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis/umum 2) Rehabilitasi medik 3) Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik 4) Tindakan medis 5) Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan 6) Pelayanan KB,
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 21

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

termasuk

kontap

efektif,

kontap

pasca

persalinan/

keguguran,

penyembuhan efek samping & komplikasinya (kontrasepsi disediakan BKKBN) 7) Pemberian obat mengacu pada Formularium 8) Pelayanan darah 9) Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang perawatan kelas III (tiga) RS, meliputi : 1) Akomodasi rawat inap pada kelas III 2) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan 3) Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi, laboratorium mikro patologi, patologi radiologi dan elektromedik. 4) Tindakan medis 5) Operasi sedang, besar dan khusus 6) Pelayanan rehabilitasi medis 7) Perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU, PACU) 8) Pemberian obat mengacu pada Formularium 9) Pelayanan darah 10) Bahan dan alat kesehatan habis pakai 11) Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit (PONEK) 8 c. Pelayanan gawat darurat (emergency) kriteria gawat darurat,

sebagaimana terlampir. (Lampiran 6) d. Seluruh penderita thalasemia dijamin, termasuk bukan peserta Jamkesmas. 3. Pelayanan Yang Dibatasi (Limitation) a) Kacamata diberikan pada kasus gangguan refraksi dengan lensa koreksi minimal +1/-1, atau lebih sama dengan +0,50 cylindris karena kelainan cylindris (astigmat sudah mengganggu penglihatan), dengan nilai maksimal Rp.150.000 berdasarkan resep dokter. b) Alat bantu dengar diberi penggantian sesuai resep dari dokter THT, pemi- lihan alat bantu dengar berdasarkan harga yang paling efisien sesuai kebu- tuhan medis pasien dan ketersediaan alat di daerah. c) Alat bantu gerak (tongkat penyangga, kursi roda, dan korset) diberikan berdasarkan resep dokter dan disetujui Komite Medik atau pejabat yang ditun- juk dengan mempertimbangkan alat tersebut memang dibutuhkan untuk
Page 22

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

mengembalikan fungsi sosial peserta tersebut. Pemilihan alat bantu gerak didasarkan pada harga dan ketersediaan alat yang paling efisien di daerah tersebut. d) Kacamata, alat bantu dengar, alat bantu gerak tersebut diatas disediakan oleh RS bekerjasama dengan pihak-pihak lain dan diklaimkan terpisah dari paket INA-DRG. 4. Pelayanan Yang Tidak Dijamin (Exclusion) : a) Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan b) Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika c) General check up d) Prothesis gigi tiruan e) Pengobatan alternatif (antara lain akupunktur, pengobatan tradisional) dan pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah f) Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya mendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi. g) Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam, kecuali memang yang bersangkutan sebagai peserta Jamkesmas h) Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti social.

Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai berikut: 1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya. 2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan kartu yang keabsahan kepesertaannya merujuk kepada daftar

masyarakat miskin yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat. Penggunaan SKTM hanya berlaku untuk setiap kali pelayanan kecuali pada kondisi pelayanan lanjutan terkait dengan penyakitnya 3. Apabila peserta JAMKESMAS memerlukan pelayanan kesehatan

rujukan, maka yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta yang

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)......................................................................

Page 23

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergency 4. Pelayanan rujukan sebagaimana butir ke-3 (tiga) diatas meliputi :
o

Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit, BKMM/ BBKPM /BKPM/BP4/BKIM.

o o o

Pelayanan Rawat Inap kelas III di Rumah Sakit Pelayanan obat-obatan Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostic

5. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di BKMM/BBKPM/BKPM/ BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memperoleh pelayanan kesehatan 6. Untuk memperoleh pelayanan rawat inap di BKMM/BBKPM/BKPM/ BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan SKP dan peserta selanjutnya memperoleh pelayanan rawat inap. 7. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat darurat di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 24

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Askes (Persero) mengeluarkan surat keabsahan peserta. Bagi pasien yang tidak dirawat prosesnya sama dengan proses rawat jalan, sebaliknya bagi yang dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan proses rawat inap sebagaimana item 5 dan 6 diatas. 8. Bila peserta tidak dapat menunjukkan kartu peserta atau SKTM sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, maka yang

bersangkutan di beri waktu maksimal 2 x 24 jam hari kerja untuk menunjukkan kartu tersebut. Pada kondisi tertentu dimana ybs belum mampu menunjukkan identitas sebagaimana dimaksud diatas maka Direktur RS dapat menetapkan status miskin atau tidak miskin yang bersangkutan. Yang dimaksud pada kondisi tertentu pada butir 8 diatas meliputi anak terlantar, gelandangan, pengemis, karena domisili yang tidak memungkinkan segera mendapatkan SKTM. Pelayanan atas anak terlantar, gelandangan, pengemis dibiayai dalam program ini. Sejumlah studi untuk menilai efektifitas berbagai program pemeliharaan kesehatan bagi penduduk miskin sudah dilakukan. Beberapa diskusi terbuka dan diskusi di media masa, sudah dilaksanakan untuk menilai kebijakan dan program-program tersebut. Dari kegiatan tersebut, diidentifikasi beberapa masalah kebijakan tentang pelayanan dan pembiayaan kesehatan bagi peduduk miskin. Masalah itu dikelompokkan menjadi enam masalah kebijakan pokok yang bersifat normatif, yaitu: efektifitas, efisiensi, kesinambungan

pembiayaan, alternatif sistem pembiayaan, pelayanan kesehatan dan gizi yang esensial untuk penduduk miskin, serta pembagian tanggung jawab antara Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota serta masyarakat. Data laporan kunjungan pasien di IRJ dr. Sutomo Surabaya periode Januari-Maret 2009 menunjukkan sebanyak 132.188 pasien dengan rincian pengunjung baru 16.673 pasien dan 15.515 pasien lama ternyata masih sering ditemukan bukti atau kelengkapan administrasi yang kurang.
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 25

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Demikian juga di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri, dari sejumlah pasien jamkesmas pada tahun 2009 sebanyak 13.126 pasien juga masih sering ditemukan adanya pasien jamkesmas yang datang dengan persyaratan administrasi kurang lengkap. Secara rinci dapat disebutkan sesuai dengan hasil studi pendahuluan tanggal 22 Pebruari 2010 dari 77 pasien, yang persyaratannya untuk mendapatkan pelayanan Jamkesmas dalam keadaan lengkap sebanyak 67 pasien (87%) dan sisanya ada 10 pasien (13%) tidak lengkap. Hal ini memberikan gambaran bahwa persyaratan administrasi masih sering menjadi kendala bagi pasien jamkesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Faktor penyebab ketidaklengkapan administrasi pelayanan kesehatan pasien jamkesmas tersebut secara umum dapat disebabkan oleh faktor intern misalnya pengetahuan kurang mengenai persyaratan jamkesmas. pasien

Pengetahuan

kurang bisa

disebabkan rendahnya

pendidikan

sehingga kurang mampu menerima dan memahami informasi. Juga kurangnya pengalaman sehingga pasien tidak memiliki pemikiran mengenai persyaratan yang harus dilengkapi. Faktor ekstern karena kurangnya sosialisasi jamkesmas kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi yang akurat. Kurangnya sosialisasi petugas (man) bisa disebabkan dana (money) kurang untuk melaksanakan kegiatan ini. Media informasi atau sarana dan prasarananya juga kurang (matherial) sehingga menghambat penyampaian informasi kepada masyarakat. Aspek methode atau metode untuk

menyampaikan pesan mengenai kelengkapan administrasi pelayanan kesehatan jamkesmas kepada seluruh masyarakat juga sulit jika tidak ada dukungan dari lintas sektor mengingat wilayah cakupan juga luas 5. Mengingat faktor penyebab tersebut maka perlu strategi khusus untuk peningkatan sosialisasi mengenai kelengkapan administrasi pelayanan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 26

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

jamkesmas kepada masyarakat miskin. Solusi mendesak (urgen) yang harus dilakukan adalah memasang pengumuman mengenai kelengkapan

administrasi di setiap puskesmas dan jajarannya (puskesmas pembantu, polindes, kantor desa, posyandu). Solusi usefull dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan sektor kecamatan untuk melaksanakan sosialisasi kepada seluruh kepala desa, PKK, tokoh masyarakat mengenai jamkesmas. Solusi dari asas manfaat (utility) perlu disampaikan kepada setiap pasien jamkesmas bahwa berobat di rumah sakit benar-benar tidak dipungut biaya sehingga benar-benar membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini hanya bisa didapatkan atau dilayani jika pasien sudah melengkapai persyaratan administrasi secara lengkap. Solusi original dilaksanakan melalui penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan ketidaklengkapan jamkesmas. Atas dasar kajian literatur dan tinjauan pelaksanaan jamkesmas di Indonesia, maka untuk keperluan teknis studi ini, isu-isu kebijakan normatif tersebut diuraikan lebih lanjut menjadi tujuh masalah kebijakan operasional. Targeting the Poor Secara umum jumlah penduduk miskin sudah diketahui. Namun pada tingkat operasional, masih terdapat masalah teknis untuk menentukan siapa yang disebut sebagai penduduk miskin. Kriteria Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yakni Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera yang selama ini dipakai, memang mendapat kritik. Namun kenyataannya, hanya data itulah yang tersedia. Mencari kriteria alternatif mungkin memerlukan upaya yang besar, karena sistem pemetaan tingkat kesejahteraan keluarga sudah terlembaga di tingkat desa. Masalahnya adalah, bagaimana mempertajam penggunaan kriteria tersebut, sehingga
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 27

administrasi

pelayanan

kesehatan

pada

pasien

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

mis-targeting bisa dikurangi. Masalah berikutnya adalah kekuatan dan kekurangan supply side approach dibanding dengan demand side approach. Health Need dan Pelayanan Kesehatan Dasar Penduduk Miskin Dalam program jamkesmas, pelayanan yang disediakan umumnya seperti yang dirumuskan dalam pertemuan regional di Tokyo tahun 1998, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB); immunisasi; pengobatan penyakit menular, khususnya Tuberkolosis (TB), malaria, demam berdarah dengue (DBD); peningkatan gizi; promosi kesehatan; dan pelayanan rujukan di RSU (untuk kasus KIA/persalinan dan penyakit menular). Data utilisasi pelayanan kesehatan oleh penduduk miskin selama pelaksanaan program JPS-BK dan PKPS-BBM cukup baik untuk mengetahui apa kebutuhan utama pelayanan kesehatan penduduk miskin. Dari informasi tersebut juga dapat dianalisis untuk memilah pelayanan kesehatan yang betul-betul dibutuhkan (esensial) bagi penduduk miskin, yang at all cost harus disediakan. Sistem Pelayanan Kesehatan (Delivery System): Mutu dan Akses Terdapat dua isu berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan (delivery system): mutu dan akses. Setelah berdiskusi dengan penyedia pelayanan kesehatan, dapat terungkap sejauh mana mutu pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin dan faktor yang berkaitan dengan mutu pelayanan. Mengenai isu akses, secara teoritis sebetulnya barrier to utilize health services bagi penduduk miskin bukan hanya biaya atau tarif pelayanan, tetapi juga biaya transportasi. Apalagi untuk pelayanan RS yang umumnya terletak di kota. Informasi tentang beratnya barrier akses ini berguna untuk mencari sistem pendamping, yang dapat menggerakkan sistem masyarakat untuk membantu transportasi pasien miskin menuju fasilitas pelayanan kesehatan. Sistem Pembiayaan dan Manajemen Dana
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 28

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Mekanisme pembayaran (payment mechanism), yang dilakukan selama ini adalah provider payment melalui sistem budget, kecuali untuk pelayanan persalinan yang oleh bidan di klaim ke Puskesmas atau Kantor Pos terdekat. Alternatif lain adalah users empowerment melalui sistem kupon. Kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif tersebut perlu ditelaah dengan melibatkan para pelaku di tingkat pelayanan. Informasi tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing cara tersebut juga merupakan masukan penting untuk melengkapi kebijakan perencanaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan penduduk miskin. Kebutuhan Biaya Beberapa RSU mengeluhkan kecilnya dana yang mereka terima, sehingga harus menyediakan subsidi tambahan dari pendapatan RS yang

bersangkutan. Untuk kebijakan alokasi anggaran, perlu diketahui berapa besar sebenarnya kebutuhan tersebut. Perhitungan yang didasarkan pengalaman empiris dimasa lalu akan lebih meyakinkan para pengambil keputusan, ketika mereka merancang alokasi anggaran. Estimasi kebutuhan biaya ini bisa dilakukan pada tingkat Puskesmas dan RSU. Namun disamping keberhasilan yang telah dicapai, masih terdapat beberapa permasalahan yang perlu dibenahi antara lain: kepesertaan yang belum tuntas, peran fungsi ganda sebagai pengelola, verifikator dan sekaligus sebagai pembayar atas pelayanan kesehatan, verifikasi belum berjalan dengan optimal, kendala dalam kecepatan pembayaran, kurangnya pengendalian biaya, penyelenggara tidak menanggung resiko. Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 29

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Pascasarjana Unhas 2011

Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal. Penyelenggaraan

pelayanan kesehatan masyarakat miskin mengacu pada prinsip - prinsip: a) Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin. b) Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang cost effective dan rasional. c) Pelayanan Terstruktur, berjenjang dengan Portabilitas dan ekuitas. d) Transparan dan akuntabel.

Referensi : 1. Depkes RI. 2008. Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas 2008. Departemen Kesehatan RI. Jakarta 2. http://cianjurkab.go.id/Content_Nomor_Menu_64_2.html 3. http://id.wikipedia.org/wiki/Jamkesmas
4. 5. http://wikimedya.blogspot.com/2010/02/definisitujuan-sasaran-jaminan.html

6.

7.

Husain Farid W. ,2008. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (Jamkesmas) Di Rumah Sakit Berlandaskan Indonesia Diagnosis Related Groups (Ina-Drg). Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Ri 2008 Kemenkes RI.2011. Kebijakan Kementerian Kesehatan Dalam Sinergitas Implementasi Jamkesmas Dengan Program Keluarga Harapan (PKH). Disampaikan pada acara pertemuan PKH Reg.1, 21 Maret 2011 di Yokyakarta Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/Menkes/Per/V/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
Utami, Sri Budi. 2006. Evaluasi Penerapan Tarif Paket Pelayanan

8.

Esensial Pada Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin.Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 09.
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Makalah)...................................................................... Page 30

Anda mungkin juga menyukai