Referat Kelainan Refraksi
Referat Kelainan Refraksi
KELAINAN REFRAKSI
Disusun oleh: Putri Humairoh 110 2008 197 Pembimbing: Dr. Fayca Aryono, SpM Dr. Abdul Choliq, SpM
Aqueous humor
Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. kelebihan cairan akan tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler (di dalam mata). Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam vitreous humor, yang kemudian terdorong menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang dapat menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi
Lensa
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa.
Badan vitreous
Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi
Dua struktur paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa Kelengkungan kornea berperan dalam refraksi total karena perbedaan lensa dan cairan. Kemampuan refraksi lensa dapat diubah dengan mekanisme akomodasi Pada kornea, cahaya yang masuk akan melewati media refraksi yang berbeda, sehingga cahaya terkumpul dan diteruskan ke lensa lewat pupil yang lebarnya diatur oleh iris. Berkas cahaya yang melewati lensa dibiaskan kembali untik mencapai fokus yang maksimak dengan daya akomodasi lensa sehingga fokus berkas dapat jatuh di retina
Presbiopi
Kelainan Refraksi
Hipermetropia
Astigmatism
III.1. Miopia
Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa (kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan terletak di depan retina.
III.1. Miopia
3. Pemeriksaan penunjang
Funduskopi Auto refraktometer
Koreksi bedah
Fotorefraktif Keratektomi (PRK) Laser in situ Keratomileusis (LASIK) Laser Subepitelial Keratomileusis (LASEK) Keratomi Radikal
III.1. Miopia
III.2. Hipermetropia
Keadaan mata tak berakomodasi yang memfokuskan bayangan dibelakang retina . Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya panjang sumbu atau menurunnya indeks refraksi Hipermetropi berdasarkan etiologi:
Hipermetropi aksial Hipermetropi kurvatur Hipermetropi refraktif
Hipermetropia
Hipermetropia manifes
Hipermetropia absolut
Hipermetropia fakultatif
Hipermetropia laten
Hipermetropia total
Hipermetropia patologis
Hipermetropia sedang
Hipermetropia berat
III.2. Hipermetropia
Gejala obyektif
Terjadi strabismus COA dangkal, karena hipertofi otototot siliaris Ambliopia pada mata yang tanpa akomodasi; tidak pernah melihat obyek dengan baik
3. Pemeriksaan penunjang
Funduskopi Refraktometer
Bedah
LASIK (Laser in situ keratomileusis) LASEK (Laser sebepithelial
keratomileusis)
PRK
Glaukoma sekunder
III.3. Astigmatisme
Astigmatisme merupakan kondisi dimana sinar cahaya tidak direfraksikan dengan sama pada semua meridian dan berkas cahaya difokuskan pada 2 garis titik yang seling tegak lurus akibat kelainan kelengkungan kornea
III.3. Astigmatisme
III.4. Presbiopia
Presbiopia merupakan gangguan akomodasi pada usia lanjut yang dapat terjadi akibat kelemahan otot akomodasi dan lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
III.4. Presbiopia
DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem Edisi 2. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2001 Ilyas sidharta. Ilmu Penyakit Mata Edisi 3. Balai penerbit FKUI. Jakarta. 2010 Persatuan Dokter Mata Indonesia (PERDAMI). Kelainan Refraksi. Available at http:/www.Perdami.or.id/?Page=news_seminat detail&Id=3. 22 November 2010 Vaughan Daniel.MD Asbury Taylor, MD Rordan Eva Paul FRCS. Oftalmologi Umum Edisi 17. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta, 2009
4.
Terima Kasih