Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN YOGYAKARTA DALAM NEGARA INDONESIA MASA SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar yang diampu oleh Dra. Sariyatun, M. Pd Disusun Oleh : Muhammad Satria Ade P. K441040

PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

REFLEKSI SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN YOGYAKARTA DALAM NEGARA INDONESIA MASA SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX Latar B !a"a#$ Se arah kera aan!kera aan lama di "a#a dipandang identik dengan se arah para penguasa. Dan pandangan tidak akan terelakkan mengingat kekuasaan mutlak para penguasa pada #aktu itu. Mereka memiliki kedudukan yang kuat pada pun$ak tatanan kemasyarakatan dan kekuasaan magis politik yang di#ariskan. Kekuasaan tradisional Sultan pada #aktu itu diman%aatkan dengan &aik oleh pemerintah kolonial 'elanda. Sultan se$ara tidak langsung telah melaksanakan pemerintahan kolonial terhadap rakyatnya. (ni seolah!olah mem&eri kesan kepada rakyat &ah#a mereka masih diperintah oleh ra anya sendiri. )akyat tidak tahu tentang per an ian politik antara ra a dengan pemerintahan kolonial, yang *tak lain daripada tangan &esi dalam sarung tangan &eludru yang se$ara perlahan tapi pasti menyum&at na%as kemerdekaan+. ,Selo Soemard anKekuasaan utama Sultan .amengku&u#ono telah runtuh aki&at per an ian politik dengan 'elanda. /etapi masyarakat 0ogyakarta tetap sa a menyatakan ketaatannya hingga saat ini kepada Sultan. Sultan yang sekarang &erhak memakai rangkaian gelar se$ara sah dan uga diakui se$ara resmi oleh pemerintah )epu&lik (ndonesia pada tahun 1142: Sampeyan dalem ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX. Arti gelar yang pan ang ini ialah &ah#a sultan adalah penguasa yang sah di dunia yang %ana ini. Dia mempunyai kekuasaan untuk menentukan perdamaian atau peperangan dan &ah#a diapulalah panglima tertinggi angkatan perang pada saat ter adi peperangan. Sultan uga se&agai penata agama yang pemurah, se&a& dia diakui se&agai Kali%atullah, pengganti 3a&i Muhammad, )asul Allah.

Konsep "a#a memandang sultan se&agai seorang yang dianugerahi kera aan dengan kekuasaan politik, militer dan keagamaan yang a&solut. Konsep kera aan "a#a adalah satu lingkaran konsentris yang mengelilingi sultan se&agai pusatnya. Sultan se&agai satu!satunya dari segenap kekuatan, kekuasaan dan pemilik segala sesuatu di dalam kera aan. Sultan diidentikkan dengan kehormatan, prestise, keadilan, kekuasaan, ke&i aksanaan dan kemakmuran kera aan yang semua terletak padanya. Dalam struktur sosial masyarakat "a#a, termasuk di 0ogyakarta se$ara garis &esar terdapat dua lapisan, yaitu lapisan atas ,priyayi- dan lapisan &a#ah ,wong ilik-. 4olongan priyayi terdiri para &angsa#an keturunan ra a dan pega#ai! pega#ai pemerintahan kera aan yang diangkat dari rakyat &iasa, dise&ut abdidalem! Sedangkan #arga masyarakat 0ogyakarta yang tidak termasuk kedalam lapisan priyayi terse&ut adalah termasuk lapisan wong ilik. Mereka adalah orang &iasa yang merupakan mayoritas penduduk 0ogyakarta &aik yang tinggal di kota maupun di desa. Konsep kera aan "a#a mulai &eru&ah, ketika Sultan .amengku&u#ono (5 naik tahta tanggal 6 Maret 1140 menggantikan ayahnya, sultan .amengku&u#ono 7(((, dimana saat itu gerakan ke&angsaan (ndonesia sedang &erkem&ang dengan pesatnya. (a dilahirkan dari rahim seorang i&u, ).A Kustilah, pada tanggal 18 April 1118, dengan nama ')M Doro atun. Se ak ke$il Doro atun sudah mulai diperkenalkan pada dunia pendidikan dan masuk ke Sekolah 9ro&el ,/aman kanak!kanak-, lalu masuk ke sekolah dasar dan sempat pindah sekolah pula. Setelah lulus sekolah dasar Doro atun melan utkan sekolah ke .oger 'urger S$hool di Semarang. Setelah lulus ayahnya mempunyai ren$ana &aru supaya ia melan utkan sekolahnya di 3egeri 'elanda. Dan pada &ulan Maret 11:0 Doro atun &ersama kakaknya &erangkat ke negeri 'elanda. Setelah selesai sekolah di 'elanda Doro atun kem&ali lagi ke 0ogyakarta dan diangkat men adi )a a 0ogyakarta.

Peru&ahan!peru&ahan kearah kema uan yang dipelopori Sultan se&agai upaya untuk mempertemukan "i#a 'arat dan /imur mulai tampak ketika mengadakan pem&aharuan terhadap struktur &irokrasi pemerintahan di Kasultanan 0ogyakarta. Dengan $ara mengurangi dominasi kekuasaan Pepatih dalem dalam men alankan pemerintahan dan mem&agi kekuasaan pemerintahan ke dalam a#atan! a#atan, yang meli&atkan rakyat 0ogyakarta ikut serta kedalam srtuktur dan tatanan pemerintahan. Peru&ahan pemerintahan di 0ogyakarta yang khususnya &erkaitan dengan upaya men$iptakan pemerintahan yang demokrasi le&ih sempurna lagi ketika kemerdekaan (ndonesia diproklamasikan pada &ulan Agustus 1142. Sri Sultan .amengku&u#ono (5 dan Paku Alam 7(((, tanpa menunggu instruksi dari pemerintah )epu&lik (ndonesia, segera mem&entuk Komite 3asional Daerah 0ogyakarta. Pem&entukan anggota De#an Per#akilan )akyat Daerah di 0ogyakarta dengan demikian semakin mem&uka kesempatan terhadap partisipasi rakyat dalam &idang politik. Ke&eradaan De#an Per#akilan )akyat Daerah (stime#a 0ogyakarta se&agai #ahana partisipasi politik rakyat, ditegaskan dalam ;ndang!undang pokok Pemerintah Daerah 3o. 88 /ahun 1146, yang menetapkan &ah#a kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan daerah &erada ditangan rakyat dan de#an pemerintah daerah. De#an Per#akilan )akyat Daerah memegangkekuasaan legislati%, sedangkan De#an Pemerintah Daerah memegang kekuasaan eksekuti%. Pandangan dan pemikiran yang demokratis dari Sri Sultan

.amengku&u#ono (5 nampak elas dalam sam&utannya pada ulang tahun yang pertama De#an Per#akilan )akyat Daerah (stime#a 0ogyakarta tahun 1128:
... pada De#an itulah sekarang dipikulkan ke#a i&an untuk memenuhi tugas sesuatu De#an Per#akilan )akyat, yaitu untuk mengumpulkan dan mem&a#a kehendak yang murni dari rakyat &anyak dan memaksanya men adi peraturan!peraturan yang memungkinkan rakyat itu hidup dengan merdeka, aman, dan makmur. /ugas yang demikian itu hanya dapat terselenggara dengan se&aik!&aiknya, ikalau anggota De#an tidak menganggap De#an Per#akilan )akyat itu se&agai gelanggang pertempuran antara partai!partai atau golongan, akan tetapi mempunyai kehendak yang keras untuk &erusaha dan men aga, agar De#an Per#akilan )akyat sungguh!sungguh men adi tempat

dimana #akil!#akil rakyat &ermusya#arah untuk kepentingan rakyat. 0ang demikian itu menghendaki hu&ungan yang demikian eratnya dengan rakyat dari segala lapisan, sehingga tiap!tipa #arga negara )epu&lik (ndonesia yang &erdiam di Daerah (stime#a 0ogyakarta seolah!olah mendengarkan suaranya sendiri yang mengandung kehendak yang &aik untuk rakyat.

<alaupun mempunyai kekhasan terhadap kedudukan kepala daerah dimana 0ogyakarta yang men adi kepala daerah adalah seorang ra a "a#a, namun dalam pandangan Sultan .amengku&u#ono (5, DP)D se&agai lem&aga yang me#akili rakyat se&enarnya men adi tempat &ermusya#arah untuk kepentingan rakyat, yaitu untuk mengumpulkan dan mem&a#a kehendak yang murni dari rakyat.Penerapan demokrasi di 0ogyakarta &ukanlah suatu re=olusi seperti yang dikonsepsikan oleh >isenstad, yang memang hanya ter adi di &arat. Penerapan prinsip demokrasi di 0ogyakarta merupakan interpretasi dari ide demokrasi yang &erasal dari &arat, dan dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, dan &udaya setempat.

R%&%'a# Ma'a!a( 1. 'agaimana kondisi pemerintahan Kasultanan 0ogyakarta saat Sri Sultan .amengku&u#ono (5 men adi ra a? 8. 'agaimana ke&i akan pemerintahan Sri Sultan .amengku&u#ono (5 dalam masa@masa setelah kemerdekaan (ndonesia? :. 'agaimana Sri Sultan .amengku&u#ono (5 memadukan sistem pemerintahan ra a kedalam sistem demokrasi negara (ndonesia?

A3AA(S(S Dari udulnya mungkin terlalu pan ang dan kata!kata yang digunakan tidak e%isien sehingga dapat diru&ah lagi men adi le&ih singkat dan menarik, misal SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN YOGYAKARTA MASA SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX) kemudian dari latar&elakang yang dipaparkan, pem&ahasan masalahnya terlalau luas, sehingga intinya men adi tidak meru uk pada udul yang telah diam&il, pem&ahasan sekitar pengertianBde%iisi sultan mkin &isa dihilangkan,sedangkan pem&ahasan latar&elakang sendiri yang tepat seharusnya adalah &erkisar tentang pentingnya sistem pemerintahan kera aan 0ogyakarta masa Sri Sultan .amengku&u#ono itu apa? Pengaruhnya &agaimana? Serta mengapa men adi o&yek yang menarik untuk dika i? untuk sekedar $atatan kali%atullah artinya &ukanlah pengganti na&i muhammad, melainkan seorang pemimpin yang telah ditun uk oleh Allah untuk memimpin negrinya. ;ntuk yang lainnya sudah &aik, rumusan masalahnya uga, selan utnya tinggal diolah sedikit lagi untuk men adi skripsi yang &aik, se&elumnya mohon maa% apa&ila menyinggung, trimakasih.

NUR *AHYO UTOMO PEND+ SEJARAH, K--100--

Anda mungkin juga menyukai