Anda di halaman 1dari 0

BAB.

III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Definisi Konseptual, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Konseptual.
a. Remunerasi
Remunerasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh
perusahaan kepada tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut telah memberikan
sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
b. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah dorongan kebutuhan yang timbul dalam diri untuk
mencapai tujuan menggerakkan pegawai yang diarahkan untuk mencapai tujuan
c. Budaya Kerja
Budaya kerja adalah cara pandang yang menumbuhkan keyakinan atas dasar
nilai-nilai yang diyakini pegawai untuk mewujudkan prestasi kerja terbaik
d. Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai adalah hasil nyata yang dapat dicapai oleh seseorang dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan dalam kondisi tertentu.
2. Definisi Operasional.
a. Remunerasi
Remunerasi adalah skor penilaian dari jawaban responden melalui instrumen
penelitian yang mengukur dimensi imbalan dengan indikator gaji, insentip dan
bonus, dimensi balas jasa dengan indikator pemberian cuti, tunjangan pengobatan,
fasilitas kredit, rekreasi dan beasiswa pendidikan, dan dimensi penghargaan
dengan indikator kenaikan pangkat istimewa dan promosi karier.
b. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah skor penilaian dari jawaban responden melalui
instrumen penelitian yang mengukur dimensi keinginan dan tindakan mencapai
tujuan melalui indikator pemenuhan kebutuhan ekonomi, mempertinggi prestasi
kerja, mendorong mencapai tujuan kepuasan pegawai dan diakui dirinya sebagai
pegawai.
c. Budaya Kerja
Budaya kerja adalah skor penilaian dari jawaban responden melalui instrumen
penelitian yang mengukur demensi nilai-nilai yang diyakini melalui indikator:
kejujuran, kedisiplinan, ketekunan , kebersamaan, ketaatan dan penghargaan .
d. Kinerja pegawai
Kinerja pegawai adalah skor penilaian dari jawaban responden melalui
instrumen penelitian yang mengukur dimensi tingkat penyelesaian atau hasil nyata
dalam pekerjaan melalui indikator: kualitas, kuantitas, efisiensi dan produktivitas
3. Pengukuran Variabel.
Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran variabel bebas (independent
variable) terdiri dari : remunerasi (X
1
), motivasi kerja (X
2
), budaya kerja (X
3
) , dan
variabel terikat (dependent variable): kinerja pegawai (Y).
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dikuantitatifkan bertujuan menguji
pengaruh antara variabel-variabel remunerasi, motivasi kerja dan budaya kerja secara
parsial dan simultan terhadap kinerja pegawai di lingkungan pegawai Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Utara .
a).Pembobotan
Keempat variabel tersebut diukur dengan skala Likert, yang menyatakan
persepsi responden atas pernyataan-pernyataan dalam kuesioner. Keempat variabel
tersebut diukur dalam skala interval, yaitu skala dimana jarak antara data dengan data
lain sama, tidak mempunyai nilai nol mutlak.
Tabel 1. Nilai Jawaban dari Pembobotan Skala Likert
NILAI JAWABAN
1 Sangat tidak setuju (STS)
2 Tidak setuju (TS)
3 Ragu-ragu (R)
4 Setuju( S )
5 Sangat setuju (SS)
Sumber : Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan
Tesis Bisnis 1998
b). Kisi kisi Instrumen
Tabel 2.Kisi Kisi Instrumen Penelitian Variabel Remunerasi, Motivasi Kerja dan Budaya
kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Utara
No Variabel Dimensi Indikator No.Butir
Pertanyaan
1 Remunerasi
(X
1
)
1. Imbalan 1.Gaji
2. Insentip
3. Bonus
1,2,6
3,15
8,16
2. Balas Jasa
1.Pemberian Cuti
2. Kesehatan
3.Beasiswa Pendidikan
4.Fasilitas
4,5
7,10
11,13,14
19,20,17
3. Penghargaan
1.Kenaikan Pangkat
istimewa.
2. Promosi.
12
9,18
2 Motivasi
(X
2
) Keinginan dari dalam
1.Pemenuhan kebutuhan
ekonomi.
2.Mendapat pengakuan
sebagai pegawai.
1,2
3,8,11,13,15
Dorongan dari luar 1.Mempertinggi prestasi
kerja.
2.Mendorong pencapaian
tujuan
4,6,10,12,16,19
5,7,9,14
17,18,20
3 Budaya
Kerja (X
3
)
Nilai-nilai pribadi
1.Kejujuran
2.Kedisiplinan
3.Ketekunan
1,11,12,20
15,16,18
8,14,19
Nilai Sosial
4.Kebersamaan
5.Ketaatan pada peraturan.
6.Penghargaan
2,5,7,13
3,9,10,17,
4,6,
4
Kinerja
Tingkat penyelesaian atau
hasil nyata
1. Kualitas
2. Kuantitas
1,5,6,,11,12,13.18
9,10,16
Pegawai
(Y )
Produktivitas 3. Efisiensi
4. Efektivitas
2,4,7,19,20,
3,8,14,15,17
c) Validitas dan reliabilitas instrumen
Sebelum dilaksanakan pengujian hipotesis dilakukan pengujian validitas dan
reliabilitas alat ukur item-item pertanyaan yang berkaitan dengan data, pendapat dan
sikap pada variabel bebas : remunerasi (X
1
), motivasi kerja (X
2
), budaya kerja (X
3
)
dan variabel terikat : kinerja pegawai (Y) dengan uji validitas dan reliabilitas.
Validitas adalah tingkat kemampuan suatu instrumen sebagai pengukuran instrumen
tersebut. Menurut Sugiyono (1998, 87) , suatu instrumen dinyatakan valid, apabila
instrumen tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur.
Reliabilitas adalah kemampuan stabilitas hasil pengamatan dengan instrumen.
Instrumen yang reliabel berarti instrumen apabila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
a. Teknik Validasi Kuesioner.
Validasi kuesioner dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing
pertanyaan dengan skor total memakai rumus korelasi Product Moment menurut
Sugiyono (1998, 91) sebagai berikut:
r = n (
i
Y ) (
i
)( )
[n X
i
2
( X
i
2
)][nY
2
- (Y
2
)]
Keterangan
r = Koefisien korelasi.
n = Jumlah pertanyaan
X
i
= Skor pertanyaan (butir)
Y = Skor total (faktor)
X
i
Y = Skor pertanyaan dikalikan skor total.
Dikatakan signifikan apabila harga r
hitung
> r
tabel
, dengan menggunakan tingkat
keyakinan 95% atau taraf signifikan ( = 0,05) diperoleh nilai r tabel sebesar 0,374.
Apabila nilai r > 0,374 maka butir instrumen dinyatakan valid dan r < 0,374 ,
maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid Sugiyono, (1998 , 94)
b. Teknik Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Pengujian reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya
atau diandalkan. Uji reliabilitas digunakan dengan menghitung nilai Cronbach Alpha
dengan menghitung rata-rata interkoneksi diantara butir-butir kuesioner. Menurut
Sekaran (2000) menyatakan bahwa reliabilitas yang ditentukan dengan nilai Cronbach
Alpha jika kurang dari 0,600 dinyatakan tidak reliabel sedangkan jika lebih dari 0,600
dinyatakan reliabel.
B. Teknik Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini data diambil dari sejumlah sampel yang ada dalam
populasi. Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, umumnya berupa orang,
obyek atau kejadian dimana peneliti hendak mempelajari atau menjadikannya obyek
penelitian menurut: Kuncoro, (2003, 103). Sementara sampel adalah suatu himpunan
bagian (subset) dari unit populasi menurut Kuncoro, (2003, 103).
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Stratified Random Sampling, dimana Kantor Wilayah Direktorat Pajak Jakarta Utara
sebanyak 111 pegawai akan dipilah berdasarkan bidang pegawai yaitu Bagian Umum
sebanyak 19, bidang pengurangan, keberatan dan banding sebanyak 36 , bidang kerja
sama dan eksistensi penilaian sebanyak 14, bidang P4 sebanyak 13, bidang P2 Humas
sebanyak 9 dan bidang dukungan teknologi komputer sebanyak 8 serta kelompok
Fungsional sebanyak 12 responden. Selanjutnya dari masing-masing bidang akan
dihitung dengan prosentase tertentu sebagai perwakilan sampel-nya. Dengan metode
sampling ini, hasil yang diperoleh akan men. dari populasinya, yaitu
Supranto (2000, 123-124) menyatakan bahwa Stratified Random Sampling
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Populasi dipecah/dibagi menjadi populasi yang lebih kecil, yang disebut
stratum.
2. Pembentukan stratum, harus sedemikian rupa sehingga setiap stratum
homogen atau relatif homogen.
3. Setiap stratum kemudian diambil secara acak dan dibuat perkiraan untuk
mewakili stratum yang bersangkutan.
4. Perkiraan secara menyeluruh diperoleh secara gabungan.
Untuk menentukan besarnya sampel dari seluruh jumlah populasi (N),
Singarimbun (1995, 171) menyatakan bahwa bila data dianalisa dengan statistik
parametrik, dimana nilai-nilai atau skor harus berdistribusi normal, maka jumlah
sample (responden) harus lebih besar atau sama dengan tiga puluh (n > 30).
Sementara Suparmoko (1999, 54) memberikan pedoman praktis menentukan jumlah
sample sebagai berikut :
1. Bila populasi N besar, maka prosentase yang kecil saja sudah dapat memenuhi
syarat.
2. Besarnya sample hendaknya tidak kurang dari 30.
3. Sample sebaiknya sebesar mungkin selama dana dan waktu masih dapat
dijangkau.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Utara dalam hal ini digunakan rumus dari Yamane
dalam bukunya Augusty ( 2006, 227) dengan rumus :


N 111
n = --------------- = ----------------- -- = 52,606 = 53 (dibulatkan)
1 + N (e)
2
1 + 111(0,01)

dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = error ( 10 % = 0,1 )
1 = konstanta
Berdasarkan jumlah sample atau responden yang diperlukan adalah sebanyak
53 responden. Pembagian strata dapat dilihat pada tabel berikut.
Jumlah Populasi Dan Sampel Penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3 . Data Pegawai Berdasarkan Bidang Kerja
No BIDANG Populasi
Sampel
1 Bagian Umum 19 9
2 Bidang Pengurangan, Keberatan dan 36 17
3 Bidang Kerjasama dan Ekstensifikasi 14 7
4 Bidang P4 13 6
5 Bidang P2 Humas 9 4
6 Bidang Dukungan Teknologi Komputer 8 4
7 Kelompok Fungsional 12 6
Jumlah 111 53
Sumber data : Bag. Umum Kanwil DJP Jakarta Utara
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dengan dengan cara:
a. Wawancara
Yaitu dengan tanya jawab secara langsung dengan pegawai kantor untuk
memperoleh data dan informasi dari responden.
b. Kuesioner
Mencari data dengan daftar pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada
responden pegawai Kantor Wilayah Direktotar Jenderal Pajak Jakarta Utara untuk
mendapatkan informasi yang relevan dengan tujuan survai agar informasi dengan
reliabilitas dan validitas yang tinggi.
c. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan
pengamatan secara langsung.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari pihak lain dilakukan dengan studi pustaka dan literature yang
memiliki relevansi dengan penelitian untuk pemahaman teori.
D. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
menggunakan analisis model regresi berganda sebagai berikut :
Y = +
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+ e
dimana :
Y = Kinerja pegawai
X
1
= Remunerasi
X
2
= Motivasi Kerja
X
3
= Budaya Kerja
= konstanta

3
= koefisien regresi variabel independen
e = error (kesalahan)
2. Pengujian Asumsi Klasik Model Regresi Berganda
Dalam melakukan estimasi model regresi, terdapat asumsi-asumsi dasar yang
tidak boleh dilanggar agar hasil estimasinya dapat digunakan sebagai dasar analisis.
Ada tiga masalah yang sering kali muncul yang dapat mengakibatkan tidak
terpenuhinya asumsi dasar (klasik), yaitu multikolinieritas, heteroskedasitas dan
korelasi serial. Dalam penelitian ini akan dilakukan uji terhadap ada tidaknya
gangguan multikolinieritas, heteroskedasitas dan korelasi serial.
a. Normalitas
Normalitas digunakan untuk menguji dalam sebuah model regresi,
variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau
mendekati normal.
Deteksi normalita melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik P-P Plot. Dasar pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan / atau tidak mengikuti arah
garis diagonal. Maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas.
b. Heteroskedasitas (heteroscedasticity)
Salah satu asumsi klasik adalah bahwa varian setiap disturbance term
adalah konstan yang sama dengan
2
, atau disturbance bersifat homokedastis.
Masalah Heteroskedasitas atau varians yang tidak homogen, pada umumnya tidak
terdapat pada estimasi yang mengunakan data cross section karena perubahan
pada variable dipenden dan perubahan pada satu atau lebih variable independent
cenderung pada besarnya order yang sama. Pada model dengan
heteroscedasiticity error distrurbance, diasumsikan bahwa setiap error term (
I
)
terdistribusi normal dengan varians
i
2
, dimana Var (
I
) = E (
2
I
) tidak konstan
untuk setiap observasi. Estimasi OLS dengan adanya heteroskedasitas akan
melakukan perhitungan lebih berat pada observasi dengan varian error besar
daripada observasi dengan varians error kecil.
Untuk mengetahui keberadaan heteroskedastisitas, maka dalam penelitian
ini digunakan uji informal dengan cara melakukan plot antara residual dengan
waktu. Jika plot menunjukan adanya pola tertentu, maka dapat diambil
kesimpulan terdapat masalah heteroskedasitisas, namun sebaliknya, jika plot
antara residual dengan waktu tidak menunukan adanya pola tertentu, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil estimasi tidak mengalami masalah
heteroskedastisitas. Pendeteksian adanya heteroskedasti-sitas juga dapat
dilakukan dengan uji White.
c. Korelasi Serial (autocorrelation)
Untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autoko-
relasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
Namun demikian secara umum bisa diambil patokan :
a) Angka D-W di bawah 2 berarti ada autokorelasi positif
b) Angka D-W diantara 2 sampai + 2, berarti tidak ada autokorelasi
c) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
d. Multikolinieritas (multicolinearity)
Asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar adalah bahwa masing-masing
variable penjelas (independent variable) harus independen, tidak boleh saling
berkorelasi satu dengan yang lainnya. Jika salah satu atau beberapa variabel
penjelas saling berkorelasi, maka dikatakan bahwa hasil regresi mengalami
masalah multikolinieritas. Konsekuensi dari adanya multikolinieritas yang tinggi
adalah standard error cenderung menjadi tinggi, dan sebagai akibatnya koefisien
regresi menjadi bias. Untuk mengetahui keberadaan multi-kolinieritas, maka akan
dilakukan pengujian korelasi antara masing-masing variable bebas (penjelas).
Jika korelasinya tinggi (> 0,5) maka dapat dikatakan menjadi multikolinieritas.
3. Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan adalah baik untuk
mengestimasi nilai variabel bebas, diperlukan pengujian sebagai berikut. :
a. Koefisien Dterminasi ( R
2
)
Ukuran Goodness of Fit mencerminkan seberapa besar variasi dari
variabel dependen (Y) dapat diterangkan oleh variabel independent (X
1
, X
2
,
X
3
) . Ukuran Goodness of Fit ( R
2
) diinterpretasikan sebagai besar
(%) pengaruh semua variabel bebas (X
1
, X
2
, X
3
) secara bersama-sama
(simultan) terhadap nilai variabel terikat (Y). Besar koefisien determinasi (R
2
) adalah berkisar antar 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 0 besarnya
(R
2
) suatu persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel
independen terhadap nilai variabel dependen, atau dengan kata lain semakin
kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel
dependen. Sebaliknya semakin mendekati 1 besarnya R
2
suatu persamaan
regresi semakin besar pula pengaruh semua variabel independent terhadap
nilai variabel dependen, sehingga dapat dikatakan semakin besar kemampuan
model yang dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen.
b. Uji F (Uji Simultan)
Pengaruh semua variabel independent terdiri: remunerasi (X
1
),
motivasi kerja (X
2
) dan budaya kerja (X
3
) secara simultan di dalam model
regresi terhadap nilai variabel dependen: kinerja (Y) dapat diketahui dengan
Analysis Of Variance (ANOVA) . Pengujian dilakukan dengan menggunakan
uji F , yakni dengan membandingkan antara nilai kritis F tabel pada tingkat
kepercayaan sebesar 5% dengan nilai F hitung yang terdapat pada tabel of
analisys dari hasil perhitungan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap
variabel dependen.
Hipotesis yang digunakan untuk uji adalah:
H
0
:
1
=
2
=
3
= 0, Tidak berpengaruh signifikan secara bersama-sama variabel
bebas/independen (X
1
, X
2
, X
3
) terhadap variabel
terikat/dependen (Y)
H
1
:
1

2

3
0, Berpengaruh signifikan secara bersama-sama variabel bebas
/independen (X
1
, X
2
, X
3
)terhadap variabel terikat/dependen
(Y)
Untuk menentukan nilai F, digunakan rumus statistik sebagai berikut:
SS( Model ) / k R
2
/k
Rumus : F = ---------------------- = ----------------------
SSE/(n- (k+1)) (1- R
2
)/(n-(k+1 )
Dimana :
F = nilai F hitung
SS = Sum Square Error
k = banyaknya variabel independen
R
2
= koefisien determinasi berganda.
Kesimpulan yang dapat dibuat, apabila F hitung > F tabel maka H
1
diterima yang
berarti terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama variabel bebas (X
1
,X
2
,X
3
)
terhadap variabel terikat (Y) dan apabila F hitung < F tabel maka H
0
diterima yang berarti
terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama variabel bebas (X
1
,X
2
,X
3
) terhadap
variabel terikat (Y)
c. Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji t)
Dengan mengetahui koefisien regresi, dapat dipastikan apakah variabel bebas yang
terdapat dalam persamaan tersebut secara parsial berpengaruh terhadap nilai variabel
terikat. Caranya adalah dengan melakukan pengujian terhadap koefisien regresi setiap
variabel indpenden dan menggunakan uji t. Adapun hipotesis yang digunakan untuk uji
adalah sebagai berikut :
H
0
:
1
= 0, Tidak berpengaruh signifikan secara parsial variabel bebas (X
1
, X
2
, X
3
)
terhadap variabel terikat (Y)
H
1
:
1
0, Berpengaruh signifikan secara parsial variabel bebas (X
1
, X
2
, X
3
)
terhadap variabel terikat (Y)
Untuk menentukan nilai t, digunakan rumus statistik sebagai berikut:

i
Rumus t = ------------
S
i
Dimana :
t = nilai t
hitung

i
= koefisien regresi variabel bebas
S
i
= standar deviasi koefisien regresi variabel bebas
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t
hitung
masing-
masing koefisien regresi dengan nilai t tabel (nilai kritis) sesuai dengan tingkat
signifikansi
yang digunakan sebesar 5%. Jika t hitung absolute suatu koefisien regresi lebih kecil
dari pada t
tabel
, maka keputusannya adalah menerima daerah penerimaan hipotesis nol (
H
0
). Artinya koefisien regresi variabel independent secara parsial (X
1
, X
2
,X
3
) tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai variabel dependen. Sedangkan jika pada
pengujian terhadap suatu koefisien regresi, t
hitung
absolut lebih besar dari pada t tabel,
maka keputusannya adalah menolak hipotesis nol
(H
0
) dan menerima hipotesis alternatif (H
1
). Artinya koefisien regresi variabel
independen (X
1
,X
2
,X
3
) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen ( Y ) .
4. Pengolahan data dengan menggunakan sofware Statistical Programs Service Solution
(SPSS) for windows versi 13.

Anda mungkin juga menyukai