Menurut NASW
1. 2.
3.
4. 5.
6.
7.
Asesmen kebutuhan pelayanan pekerjaan sosial. Penemuan kasus, penjangkauan dan identifikasi kelompok rentan serta pelayanan-pelayanan yang diperlukan kelompok tersebut. Pelayanan konseling bagi pasien dan keluarganya sehubungan dengan reaksi terhadap penyakit dan kecacatan yang dialami pasien serta terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan. Memberikan pelayanan perencanaan pemulangan pasien Perencanaan penerimaan pasien. Pemberian pelayanan lanjut. Pemberian informasi dan referal
Pemberian konsultasi bagi staf dan lembagalembaga di luar rumah sakit. 9. Merencanakan pelayanan lembaga. 10. Pemberian pelayanan liaison berkelanjutan. 11. Melakukan kegiatan-kegiatan koordinasi dan perencanaan. 12. Melakukan kolaborasi dengan ahli kesehatan/ staf lain. 13. Mengajar, memberikan konsultasi dan melakukan penelitian.
8.
2.
3. 4.
5.
Pekerja sosial medis memberikan pemahaman, dorongan dan dukungan kepada pasien yang sedang mengalami proses penyembuhan. Pekerja sosial medis berusaha menjadi sahabat tempat pasien mengungkapkan dan mengeluarkan segala apa yang menjadi masalah sehingga membantu proses penyembuhan. Pekerja sosial medis dapat membawa pasien ke salah satu rumah sakit, agar pasien tersebut dapat memperoleh pengobatan dan pelayanan yang komprehensif. Perencanaan dan pendekatan yang terkoordinasi bagi keluarga maupun individu. Pekerja sosial medis memberikan dorongan agar pasien dapat kembali ke masyarakat tanpa adanya perasaan rendah diri dan masyarakat menerima pasien seperti semula seperti ketika pasien tersebut sehat. Pekerja sosial medis bekerjasama dengan tim medis dalam penanganan pasien dan menjadi bagian dari proses pengobatan itu sendiri.
Fase Intake
Adanya kekhawatiran akan penyakit yg dideritanya dan juga apa yg akan dialaminya nanti di RS Adanya keraguan akan perlunya pengobatan di RS Kekhawatiran mengenai besarnya biaya pengobatan dan sumber
Fase Hospitalisasi
Penyesalan harus menjalani perawatan medis di RS Merasa bahwa perawatan tsb merupakan gangguan terhadap kehidupannya sehari-hari Hubungan pelayanan yang tidak mengenakkan bagi pasien dan keluarganya Perasaan terasing, tak berdaya dan kecemasan.
Penyesuaian diri setelah perawatan di RS dg keluarga, pekerjaan, sekolah dsb Kemungkinan terjadinya handicapisme dari lingkungan keluarga maupun masyarakat terhadap pasien yg mengalami kecacatan
Masalah gangguan komunikasi yg umumnya terjadi antara tiga pihak yaitu pasien, keluarga dan petugas RS Masalah penyesuaian diri, yg mencakup penyesuaian diri pasien/keluarga dg realitas sakit, tindakan medik dan perawatannya Masalah administrasi RS, baik yg terkait dg prosedur kerja RS, administrasi medik, adm. Keuangan Masalah relasi sosial pasien, keluarga dan petugas RS Masalah gangguan perilaku sosial yang timbul dalam hubungan pasien, keluarga dan RS
2. PELAYANAN MEDIASI
a. Mengidentifikasi latar belakang keterpisahan antara kedua belah pihak yang, mempunyai persepsi yang bertentangan tentang kepentingan pribadi mereka yang sebetulnya dapat dipertemukan, b. Mengidentifikasi hambatan atau rintangan dan mencari jalan atau saluran untuk mengatasi hambatan tersebut, c. Mencari dan menentukan hal-hal yang berupa penghubungan kepentingan mereka, serta menentukan hal-hal yang menjadi kepentingan pribadi mereka yang tidak mungkin dipersatukan. d. Memberikan informasi yang belum diketahui oleh masing-masing pihak tentang pihak lainnya, dengan persetujuan pihak yang diinformasikan. e. Memfasilitasi dan menengahi komunikasi terbuka dan terarah antara kedua belah pihak. f. Meyakinkan kedua belah pihak mengenai misi pekerja sosial yang bertindak untuk kepentingan mereka tanpa berat sebelah.
5. PELAYANAN LIASONING (Penghubungan) Klien dengan Keluarganya dan Bagi Orang Tua dengan Lembaga
Pekerja sosial memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak keluarga, agar dapat memberikan pertimbanganyang tepat dalam menentukan tindakan demi kepentingan klien.
6. PELAYANAN KONSELING
Pekerja sosial membantu klien untuk memahami dan menyadari permasalahan yang dihadapinya, memahami potensi dan kekuatan yang dimilikinya serta membimbing untuk menemukan atau memberikan cara pemecahan masalah yang diperlukan.
c. Kelompok Penyembuhan (Therapeutic Group), tujuannya adalah : 1) Menurunkan tingkat kecemasan anggota kelompok, 2) Mempengaruhi anggota untuk melanjutkan upaya penyembuhan, 3) Membelajarkan anggota untuk memperoleh rasa aman dan nyaman dalam relasi dengan orang lain, 4) Meningkatkan konsep diri dan citra diri anggota kelompok melalui kesadaran dan dukungan orang lain terhadap dirinya dalam proses kelompok 5) Membantu memecahkan masalah utama yang dialami oleh peserta kelompok. 6) Mengembangkan tanggung jawab individual terhadap orang lain. 7) Memodifikasi Perilaku Kelompok. d. Kelompok Rekreasi
Betujuan untuk menyediakan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan (kegiatannya merupakan latihan ringan), seperti olah raga dan kegiatan kesenian.