Anda di halaman 1dari 11

HOSPITALISA

SI

Ahmad Maulana Fikri P07120119003


Della Aulia Damaya P07120119016
Jani P07120119028
Mi’ratul Fajriah P07120119039
Nikadek Neviska Prisila P07120119054
Rimayanti P07120119066
Virda Rahmadiani P07120119078
Pengertian hospitalisasi
Kesehatan Jiwa seseorang dikatakan sakit apabila, orang tersebut tidak lagi
mampu melakukan sesuatu secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari, di
rumah, di kampus, di tempat kerja dan lingkungan sosialnya. Seseorang yang
mengalami gangguan jiwa akan mengalami ketidakmampuan berfungsi secara
optimal dalam kehidupan sehari-hari ( Hawari, 2011).

Hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana
yang mengharuskan individu untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah.

Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu


tersebut di rawat di rumah sakit.
Faktor penyebab stress di RS
Lingkungan yang baru, situasi asing, banyak orang tidak dikenal dan rumitnya
prosedur administrasi akan memicu timbulnya kecemasan dan ketakutan pada hampir semua
pasien. Hasil survey dari The Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) (The
Orientation Program PRD, 2006), dari 100 orang pasien baru yang datang rawat inap di
rumah sakit, 95% pasien mengalami stres akut pada 24 - 48 jam pertama dirawat dan hanya
25% yang mampu beradaptasi dengan baik.

Pada pasien yang pernah mempunyai pengalaman mendapatkan perawatan di instansi


pelayanan kesehatan sebelumnya, angka kejadian stres akut berkurang menjadi 47% (The
Orientation Program PRD, 2007).

Sangat sulit mengukur angka kejadian stres pada pasien yang baru pertama kali
dirawat di instansi pelayanan kesehatan Kejadian stres dapat memicu pengeluaran kortisol
sebagai related stress hormone yang dapat mengacaukan metabolisme tubuh sehingga
kondisi kesehatan pasien menjadi lebih parah (Rasmun, 2004).
Dimensi peran sakit
Perubahan yang terjadi akibat hospitalisasi adalah
:
1. Perubahan konsep diri.
Akibat penyakit yang diderita atau tindakan seperti
pembedahan, pengaruh citra tubuh, perubahan citra
tubuh dapat menyebabkan perubahan peran, ideal
diri, harga diri dan identitasnya.
2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ke tingkat
perkembangan sebelumnya atau lebih rendah dalam
fisik, mental, perilaku dan intelektual.
3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada
orang lain.
4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian,
tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan,
perubahan identitas dan sulit bekerjasama mengatasi masalahnya
5. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap
penyakitnya.
6. Kehilangan dan perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena
lingkungan yang asing dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan
kebebasan, berpisah dengan pasangan dan terasingkan dari dari orang
yang dicintai
Reaksi dan masalah klien yang dirawat
1. Masa bayi (0-1 Tahun)
Dampak perpisahan anak, usia anak kurang lebih 6 bulan terjadi
Stanger anxiety( Cemas)
 Menangis keras
 Pergerakan tubuh yang banyak
 Ekspresi wajah yangtidak menyenangkan
2. Masa toddler ( 2-3 Tahun)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan ,di sini respon
perilaku anak dengan tahapannya
 Tahap protes menjerit,menangis,dan menolak perhatian orang
lain
 Putus asa mengis berkurang ,anak tidak aktif,menunjukan minat
bermain dan sedij
 Pengingkaran/denial
 Mulai membina perpisahan
 Membina hubungan secara dangkal
 Anak mulai menyukai lingkungannya
3. Masa prasekolah
 Seringkali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman,sehingga menimbulkan reaksi
agresif
 Menolak makan
 Sering bertanya
 Menagis perlahan
 Tidak koperatif terhadap petugas kesehatan
4. Masa sekolah (6-12 tahun)
 Perawatan dirumah sakit memaksakan :
 Meninggalkan lingkungan yang dicintai
 Meninggalkan keluarga
 Meninggalkan kelompok social,sehngga menimbulkan kecemasan
5. Masa remaja ( 12-18 tahun )
 Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya,reaksi yang muncul
 Menolak perawatan/Tindakan yang dilakukan
 Tidak kooperatif dengan petugas
 Bertanya – Tanya
 Menarik diri
 Menolak kehadiran orang lain
6. Reaksi orang tua/Keluarga terhadap hospitalisasi dan perasaan yang muncul dalam
hospitalisasi
 Berbaagai macam perasaan muncul pada orang tua yaitu: takut, rasa bersalah stress dan
cemas
 Perasaan oang tua tidak boleh diabaikan, karena apabila orang tua merasa stress, hal ini
akan tidak membuat ia tidak dapat merawat anaknya dengan baik dan akan menyebabkan
anak menjadi semakin stress.
7. Dewasa
Beberapa klien yang dirawat di rumah sakit mungkin bertindak secara seksual melalui
pengucapan kata-kata kotor, mencubit atau kontak sugestif lainnya dengan perawat, atau
telanjang, atau memajankan alat genital ketika perawat memasuki ruangannya.
8. Lansia
Untuk beberapa lansia hospitalisasi mengakibatkan penurunan fungsi, meskipun pengobatan
atau perbaikan kondisi mereka dapatkan. Hospitalisasi mengakibatkan komplikasi yang tidak
berhubungan dengan masalah yang menyebabkan ia masuk ke rumah sakit atau penanganan
spesifik untuk alas an yang tidak dapat dijelaskan dan dihindari
Respon perawat
Tindakan keperawatan pada klien yang
mengalami stress karena dirawat di rumah
sakit (Kozier, at all, 1989, dalam Rasmun,
2004), yaitu:
 Dukungan klien dan keluarga
 Mengorientasikan klien tentang rumah
sakit dan fasilitasnya
 Beri kesempatan klien untuk
mempertahankan identitas
 Berikan informasi yang dibutuhkan oleh
klien
 Ulangi informasi jika klien sukar
mengingat
 Dorong peran serta klien
dalam rencana keperawatan
 Beri kesempatan kepada  Ciptakan lingkungan
klien untuk dapat dimana klien dapat
mengungkapkan perasaan berfungsi mandiri dalam
dan pikirannya. beberapa hal
 Cermat dalam  Beri reinforcement tentang
mengidentifikasi situasi aspek positif yang dapat
yang dapat meningkatkan dilakukan oleh klien
stress  Rencanakan kunjungan
 Tetapkan harapan klien dengan klien lain yang
sesuai dengan mengalami masalah yang
kemampuannya sama
 Bantu klien untuk menilai  Bantu klien dan keluarga
situasi dengan benar dan untuk kontak dan
realistis, menggunakan fasilitas dan
 Bicarakan kemampuan, bantuan yang ada di
pengertian dan empati masyarakat
dengan klien dan keluarga.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai