• Pengertian
• Hospitalisasi adalah suatu proses
karena suatu alasan darurat atau
berencana mengharuskan individu
untuk tinggal di rumah sakit menjalani
terapi dan perawatan sampai
pemulangan kembali kerumah.
• Hospitalisasi adalah bentuk stressor
individu yang berlangsung selama
individu tersebut dirawat dirumah sakit
(http://zieshila.wordpress.com, 2009).
Ada dua jenis hospitalisasi, yaitu
volunter dan involunter (Wanda, 2003).
• Volunter : Setiap orang dapat
mengajukan permohonan
secara tertulis (biasanya pada
formulir masuk standar) untuk
masuk ke rumah sakit jiwa
umum atau swasta
• Involunter : Involunter
didasarkan pada dua teori
hukum. Pertama, di bawah
kekuasaan polisi tersebut,
negara memiliki kewenangan
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang
mengancam bagi individu karena stressor yang
dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak
aman, seperti:
2. Perawatan parsial
• Berisiko tinggi terhadap kerusakan status medis yang disebabkan
oleh adanya kondisi kejiwaan atau penyalahgunaan zat aktif.
• Tidak aman pada tingkat kurang intensif pelayanan.
• Kebutuhan intervensi terapi yang intensif dengan ketersediaan
system dukungan dokter yang memadai untuk menjaga keselamatan.
• Tidak responsif terhadap pengobatan
LANJUTAN........................................
3. Intensif rawat jalan
• Membutuhkan terapi intervensi untuk
memperbaiki fungsi.
• Tidak sesuai untuk tingkat pelayanan yang
kurang intensif.
• Dukungan terhadap sistem yang memadai
atau keterampilan berupaya untuk menjaga
stabilitas dan keamanan antara kunjungan
terapeutik.
• Tidak responsif terhadap pengobatan,
intensifikasi gejala atau penurunan tingkat
yang biasa berfungsi meskipun partisipasi
dalam tingkat pelayanan.
4. Rawat jalan
• Terapi rawat jalan diperlukan untuk
mengurangi gejala akut.
• Sistem dukungan yang memadai untuk
menjaga keselamatan antara kunjungan
terapeutik.
Dimensi Peran Sakit
Perubahan yang terjadi akibat hospitalisi adalah :
a. Perubahan konsep diri.
• Akibat penyakit yang di derita atau tindakan
seperti pembedahan, pengaruh citra tubuh,
perubahan citra tubuh dapat menyebabkan
perubahan peran , idial diri, harga diri dan
identitasnya.
b. Regresi
• Klien mengalami kemunduran ketingkat
perkembangan sebelumnya atau lebih rendah
dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
c. Dependensi
• Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada
orang lain.
LANJUTAN........................................
d. Dipersonalisasi
• Peran sakit yang dialami klien
menyebabkan perubahan kepribadian,
tidak realistis, tidak dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan, perubahan
identitas dan sulit bekerjasama
mengatasi masalahnya
e. Takut dan Ansietas
• Perasaan takut dan ansietas timbul
karena persepsi yang salah terhadap
penyakitnya.
f. Kehilangan dan perpisahan
• Kehilangan dan perpisahan selama klien
dirawat muncul karena lingkungan yang
asing dan jauh dari suasana
kekeluargaan, kehilangan kebebasan,
berpisah dengan pasangan dan terasing
dari orang yang dicintai.
Reaksi dan Masalah Perilaku Klien yang Dirawat
Berikut reaksi dan masalah perilaku klien yang
dirawat di rumah sakit, yaitu:
– Masa bayi (0-1 th)
• Perlu pembentukan rasa percaya diri dan kasih
sayang. Usia anak > 6 bln terjadi stanger
anxiety /cemas. Reaksi berupa:
• 1) Menangis keras
• 2) Pergerakan tubuh yang banyak
• 3) Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
– Masa todler (2-3 th)
• Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan.
Disini respon perilaku anak dengan tahapnya.
• 1) Tahap protes menangis, menjerit, menolak
perhatian orang lain
• 2) Putus asa menangis berkurang, anak tak aktif,
kurang menunjukkan minat bermain, sedih,apatis
• 3) Pengingkaran/denial