Anda di halaman 1dari 85

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Komunitas Adat Terpencil dapat dipahami sebagai komunitas manusia yang menghadapi berbagai keterbatasan untuk dapat menjalani kehidupan sebagaimana masyarakat pada umumnya. Mereka mendiami daerah-daerah yang secara geografis relatif sulit dijangkau, seperti: pegunungan, hutan, lembah, muara sungai, pantai dan pulau-pulau kecil. Mereka hidup dalam kondisi yang sangat terbatas, baik dalam pemenuhan kebutuhan sosial dasar, sosial-psikologis dan pengembangan. Sebagian dari mereka tidak memiliki tempat tinggal tetap, hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain atau nomaden. Mereka menjalani kehidupan dengan cara-cara yang sangat sederhana, dan jenis kegiatan ekonomi yang ditekuninya seperti pertanian, nelayan, berburu dan berburu. Mereka mengalami keterbatasan untuk dapat mengakses pelayanan sosial, ekonomi dan politik !it "KAT, #$$%&. Sebagai respon atas kondisi kehidupan KAT tersebut, !epartemen Sosial '( telah menyelenggarakan program pemberdayaan terhadap mereka yang dimulai sejak tahun )*+#, dimana pada saat itu digunakan istilah masyarakat terasing. Meskipun demikian sampai dengan tahun #$$, populasi KAT masih cukup besar, yaitu #,+.--$ KK atau sekitar ),) juta ji.a. !ari jumlah tersebut yang belum diberdayakan masih banyak, yaitu )*%.)/- KK atau +# persen, sudah diberdayakan mencapai ,).)// KK atau #% persen dan yang sedang diberdayakan mencapai )%.)++ KK atau - persen. Meskipun program pemberdayaan telah dilakukan, namun capaian tujuan program belum secara optimal menyentuh persoalan pokok kehidupan anggota KAT. Mereka memang telah berdaya secara sosial-ekonomi, namun masih belum berdaya secara politis dan hukum. Sesuai dengan ketentuan Kon0ensi (12 3o. ),* tahun )*/* pada artikel ke dua #& disebutkan, bah.a negara sudah seharusnya bertanggungja.ab untuk memberi perlindungan hak a4asi dan kesempatan yang sama melalui peraturan hukum baik di tingkat nasional maupun daerah, serta regulasi-regulasi kebijakan lainnya. "emerintah (ndonesia telah merespon Kon0ensi tersebut dengan

diundangkannya Keputusan "residen '( 3o. ))) Tahun )*** tentang "embinaan Kesejahteraan Sosial Komunitas Adat Terpencil. Selanjutnya berdasarkan Keputusan "residen '( tersebut, !epartemen Sosial sebagai instansi sektoral yang bertanggung ja.ab terhadap kondisi kehidupan KAT, mengeluarkan berbagai keputusan dan peraturan yang di dalamnya secara substansial mengatur pelaksanaan pemberdayaan KAT. 3amun demikian dalam implementasinya belum secara optimal memberdayakan KAT, termasuk dalam hal pemberian hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum. 5erdasarkan hasil penelitian 63!" tahun #$$, tentang "engakuan 7ukum Terhadap Masyarakat Adat di (ndonesia yang dilakukan di )$ pro0insi, ditemukan beberapa informasi berikut: ). Adanya ketidaktahuan "emerintah maupun "emerintah !aerah melalui instansi dan dinas yang mengurusi masyarakat adat terhadap produk hukum daerah mengenai masyarakat adat yang sedang berlaku di daerahnya. #. 7ampir semua dinas yang mengurusi bidang kesejahteraan sosial bagi KAT yang didatangi mengaku tidak mengetahui produk hukum daerah mengenai adat-istiadat, lembaga adat dan hak ulayat yang tengah berlaku di daerahnya. %. Menunjukkan bah.a produk hukum daerah tersebut tidak pernah digunakan oleh dinas dan instansi daerah untuk mendesak tersedianya dana bagi pemberdayaan KAT. !e.asa ini keberadaan KAT tidak hanya menjadi persoalan nasional, akan tetapi sudah menjadi persoalan global. "erserikatan 5angsa-5angsa "55& pada tahun )**- telah mengeluarkan Declaration on the Rights of Indigenous Peoples sebagai landasan moral bagi setiap negara dalam rangka memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap KAT. !alam deklarasi tersebut diatur secara rinci ke dalam 8- pasal, yang sebagian besar mengatur hak-hak KAT sebagai komunitas manusia maupun sebagai bagian dari .arga negara. !eklarasi "55 tersebut semakin memperkuat tuntutan terhadap negara, baik dari dalam negeri maupun dunia internasional, untuk memberikan pelayanan dan perlindungan bagi KAT. !alam rangka merespon berbagai tuntutan terhadap pelayanan dan perlindungan KAT di (ndonesia, maka sangat diperlukan "eraturan "erundang6ndangan yang lebih tinggi lagi dari Keputusan "residen '(, yaitu berupa 6ndang-6ndang 66 KAT&. 6ndang-undang ini akan menjadi payung hukum
2

secara nasional yang akan menjadi acuan dasar bagi pemerintah maupun masyarakat dalam rangka memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap KAT. Selain itu, adanya 6ndang-6ndang KAT ini memperlihatkan kesungguhan negara (ndonesia di mata dunia internasional dalam upaya memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap KAT, sebagaimana di negara-negara di dunia. !engan demikian, adanya 6ndang-6ndang KAT ini ke dalam negeri sebagai dasar hukum pengakuan dan tanggung ja.ab negara terhadap KAT9 dan ke dunia internasional sebagai bentuk keberpihakan negara terhadap isu-isu global dan menjadi komitmen di dalam Development Mellineum Goals M!:;s& yanga antara lain kemiskinan, ketelantaran dan keterbelakangan. !alam kerangka itu, maka !irektorat "emberdayaan Komunitas Adat Terpencil < !epartemen Sosial '( melaksanakan kegiatan : INVENTARISASI PERATURAN DAERAH TENTANG MASYARAKAT HUKUM ADAT. Ada tiga aspek yang menjadi perhatian dalam kegiatan ini, yaitu )& bentuk kongkrit pengakuan hukum terhadap KAT dalam bentuk tertulis Peraturan! Perundangan! Perda! Pedoman! "uklak#"uknis$ maupun tidak tertulis %ang berlaku di mas%arakat! #&. bagaimana implementasi pengakuan hukum terhadap KAT tersebut di lapangan dan %&. kendala apa yang dihadapi dalam pengakuan hukum terhadap KAT B. PERMASALAHAN "engakuan hukum terhadap keberadaan dan perlindungan bagi KAT belum tergambar secara jelas, untuk itu diperlukan penelusuran guna mencari tahu tentang: PENGATURAN-PENGATURAN HUKUM DILIHAT DARI ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERLAKU DALAM MASYARAKAT SEBAGAI BAHAN PENYUSUNAN RUU KAT/MASYARAKAT HUKUM ADAT/ MASYARAKAT ADAT DI INDONESIA 5erdasarkan permasalahan tersebut diajukan beberapa pertanyaan berikut : ). 5agaimana bentuk kongkrit pengakuan hukum terhadap KAT dalam bentuk tertul ! "Per#tur#n$ Perun%#n&#n$ Per%#$ Pe%'(#n$ )ukl#k/)ukn !* (#u+un t %#k tertul ! ,#n& berl#ku % (#!,#r#k#t =& #. 5agaimana implementasi pengakuan hukum terhadap KAT tersebut, di lapangan=

%. Kendala apa yang dihadapi dalam pengakuan hukum terhadap KAT 8. 5agaimana harapan pemangku kepentingan stakeholder$ akan realisasi dari pengakuan hukum tersebut= -. 5agaimana kerangka konsep yang holistik sebagai #-u#n penyusunan '66 KAT = C. TUJUAN DAN MANFAAT (n0entarisasi data dalam rangka pengembangan hukum terhadap KAT bertujuan untuk : ). Mengidentifikasi bentuk kongkrit pengakuan hukum terhadap KAT dalam bentuk tertul ! "Per#tur#n$ Perun%#n&#n$ Per%#$ Pe%'(#n$ )ukl#k/)ukn !* (#u+un t %#k tertul ! ,#n& berl#ku % (#!,#r#k#t #. !iketahuinya implementasi pengakuan hukum terhadap KAT tersebut, di lapangan %. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam pengakuan hukum terhadap KAT 8. Mengidentifikasi harapan pemangku kepentingan realisasi dari pengakuan hukum tersebut 7asil in0entarisasi data tentang pengakuan hukum terhadap KAT ini digunakan sebagai bahan penyusunan kerangka konsep yang holistik untuk #-u#n penyusunan '66 KAT di (ndonesia. stakeholder$ akan

D. METODE YANG DIGUNAKAN 1. Metode (n0entarisasi data ini merupakan penelitian eksploratif. Studi eksploratori dilaksanakan untuk mengungkapkan suatu fenomena atau masalah dimana pengetahuan yang jelas atau gagasan-gagasan yang dapat digunakan sukar didapat. Menurut Suhartono )**-&, studi eksploratori tekanan utamanya untuk menemukan ide gagasan& atau pandangan. "ada akhir studi penjajagan, diharapkan dapat merumuskan masalah studi dengan lebih tepat, atau hipotesis penelitian untuk diuji dalam penelitian lebih lanjut. "engumpul data akan membaca dan menganalisis terhadap bahan primer maupun sekunder yang ditemukan selama kegiatan berlangsung, maupun tidak tertulis. 2. Tekn k Pen!"#$"%&n D&t& Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: a. Studi "ustaka Serangkaian kegiatan penelusuran bukti-bukti tertulis yang rele0an dengan tujuan. b. >a.ancara Mendalam Serangkaian kegiatan melakukan tatap muka dan komunikasi dengan informan yang terkait pengakuan hukum terhadap KAT. '. In(o)#&n (nforman dalam penelitian ini adalah : a. !i tingkat "ro0insi meliputi : )&. 5iro 7ukum dan "erundang-6ndangan "ro0insi #&. Sekretariat !e.an tingkat ( %&. 5appeda "ro0insi &$' (etua )embaga Adat Provinsi -&. 1embaga "enelitian "erguruan Tinggi ,&. 1SM?3@2 yang peduli KAT?Masy. Adat? Masy. 7ukum Adat +&. (nstansi-(nstansi terkait Sosial, Agama, "ari.isata, pendidikan, kehutanan, 5"3, dll&. 5ahanbahan tersebut berupa pengakuan hukum terhadap KAT, baik secara tertulis

b.

!i tingkat Kabupaten meliputi : )&. 5iro 7ukum dan "erundang-6ndangan Kab. #&. Sekretariat !e.an tingkat (( %&. 5appeda Kab. &$' (etua )embaga Adat (ab' -&. 1embaga "enelitian "erguruan Tinggi ,&. 1SM?3@2 yang peduli KAT?Masy. Adat? Masy. 7ukum Adat +&. (nstansi-(nstansi terkait Sosial, Agama, "ari.isata, pendidikan, kehutanan, 5"3, dll&.

*.

Lok&+ K&, &n Kajian dalam rangka in0entarisasi "eraturan !aerah "erda& dan 7ukum Adat ini dilakukan di beberapa pro0insi di (ndonesia, yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. 3A! Sumatera 6tara Sumatera 5arat 'iau Aambi 5anten Kalimantan 5arat Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Sula.esi Selatan 5ali 3usa Tenggara 5arat 3usa Tenggara Timur "apua

-. Tekn k An&% +& D&t& Analisis data dengan pendekatan kualitatif. "endekatan ini memaknai informasi yang dihimpun berdasarkan kajian teoritis. "rosesnya dimulai dari mengumpulkan instrumen yang telah diisi dari lapangan, dan kemudian dicermati aspek-aspek dan karakteristik informasinya. Selanjutnya dipilah

menurut aspek-aspek dan diberikan interpretasi pada setiap aspek tersebut sesuai dengan tujuan kajian yang telah ditetapkan. E. SISTEMATIKA 1aporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : 5ab (, "endahuluan, di dalamnya memuat tentang pendahuluan, permasalahan, tujuan dan manfaat, metode yang digunakan dan sistematika penulisan laporan. 5ab ((, Masyarakat dan Kebudayaan dalam Konteks "emberdayaan Sosial, di dalamnya memuat konsep tentang adat dan hukum, masyarakat, .ilayah KAT, sistem, kebudayaan dan ke.ilayahan. 5ab (((, "eraturan !aerah dan 7ukum Adat, di dalamnya memuat peraturan daerah dan hukum adat di "ro0insi 3anggroe Aceh !arussalam, Sumatera 6tara, 'iau, Sumatera 5arat, Aambi, Kalimantan 5arat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, 5anten, Sula.esi Selatan, 5ali, 3usa Tenggara 5arat, 3usa Tenggara Timur dan "apua. 5ab (B, !imensi Curidis dan Dmpiris Masyarakat 7ukum Adat, di dalamnya memuat dimensi yuridis dan empiris masyarakat hukum adat. 5ab B, "enutup, di dalamnya memuat kesimpulan dan saran perlunya "eraturan !aerah dalam "emberdayaan Masyarakat 7ukum Adat.

BAB II MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN DALAM KONTEKS PEMBERDAYAAN SOSIAL

A.

ADAT DAN HUKUM Apabila kita berbicara tentang adat *customE berarti kita berbicara tentang .ujud gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai, norma-norma, aturanaturan serta hukum yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi suatu sistem yaitu sistem budaya. Sementara adat-istiadat customs& merupakan kompleks konsep serta aturan yang mantap dan terintegrasi kuat dalam sistem budaya dari suatu kebudayaan yang menata tindakan manusia dalam kehidupan sosial kebudayaan itu. 7ukum la+$ adalah sistem pengendalian kehidupan masyarakat yang terdiri atas aturan adat, undang-undang, peraturan-peraturan, dan lain-lain norma tingkahlaku yang dibuat, disahkan dan dilaksanakan oleh orang-orang yang ber.enang dalam masyarakat yang bersangkutan. 7ukum adat customar% la+& adalah bagian dari hukum, ialah hukum tidak tertulis dalam suatu masyarakat yang biasanya bermata pencaharian pertanian di daerah pedesaan. 7ukum adat terjadi dari keputusan-keputusan orang-orang berkuasa dalam pengadilan. A.>. >ijaya dalam tulisannya yang berjudul FManusia, 3ilai Tradisional dan 1ingkunganE, berperspektif bah.a hukum adat adalah norma lama yang masih terdapat dimana-mana di daerah dan di dalam masyarakat yang merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya. 3orma lama?hukum adat akan dapat diterima sepanjang ia akan dapat meningkatkan dirinya bagi kehidupan masyarakat. "engelolaan lingkungan hidup tentu saja dengan memperhatikan norma lama?hukum adat yang berkembang di dalam masyarakat sebagai kepribadian sesuai nilai-nilai tradisional yang ada. Kita masih tetap memegang nilai tradisional, .alaupun nilai-nilai baru sebagai akibat kemajuan dan kelancaran komunikasi dan kemudahan informasi akan sangat banyak mempengaruhi nilai tradisional. "elestarian norma lama bangsa adalah mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan

per.ujudan yang bersifat dinamis, lu.es dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang. !engan demikian hukum akan selalu terkait dengan nilai, norma dan keorganisasian tradisional maupun yang modern serta perlindungan yang bersifat penataan keseluruhan. B. MASYARAKAT Masyarakat menyebutkan: FMasyarakat adalah pergaulan hidup manusia sehimpunan orang yang hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan ikatan-ikatan yang tertentu&. Masyarakat adalah sekelompok orang yang mempunyai identitas sendiri, yang membedakan dengan kelompok lain dan hidup dan diam dalam .ilayah atau daerah tertentu secara tersendiri. Kelompok ini baik sempit maupun luas mempunyai perasaan akan adanya persatuan di antara anggota kelompok dan menganggap dirinya berbeda dengan kelompok lain. Mereka memiliki normanorma, ketentuan-ketentuan dan peraturan yang dipatuhi bersama sebagai suatu ikatan. "erangkat dan pranata tersebut dijadikan pedoman untuk memenuhi kebutuhan kelompok dalam arti luas. Aadi secara luas bah.a dalam masyarakat terdapat semua bentuk pengorganisasian yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya masyarakat tersebut&E. 1ingkungan masyarakat adalah suatu bagian dari suatu lingkungan hidup yang terdiri atas antar hubungan indi0idu dengan kelompok dan pola-pola organisasi serta segala aspek yang ada dalam masyarakat yang lebih luas dimana lingkungan sosial tersebut merupakan bagian daripadanya. 1ingkungan sosial dimaksud dapat ter.ujud sebagai kesatuan-kesatuan sosial atau kelompokkelompok sosial, tetapi dapat juga ter.ujud sebagai situasi-situasi sosial yang merupakan sebahagian dari dan berada dalam ruang lingkup suatu kesatuan atau kelompok sosial. !alam setiap masyarakat, jumlah kelompok dan kesatuan sosial itu bukan hanya satu, sehingga seorang .arga masyarakat bisa termasuk dalam dan menjadi bagian dari berbagai kelompok dan kesatuan sosial yang ada dalam masyarakat tersebut. 5isa masuk dalam kesatuan kekerabatan, anggota organisasi tempat
9

societ%$ adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan

kebudayaan. >AS "oer.adarminta K65(&, "3. 5alai pustaka )*/# halaman ,%,

tinggal, anggota organisasi di tempat kerja, anggota perkumpulan tertentu, dsb. !ari itu macam-macam masyarakat bisa berdimensi sbb: ). Masyarakat industri Industrial societ%&9 #. Masyarakat petani Peasant societ%&9 %. Masyarakat majemuk Plural societ%$, 8. Masyarakat tidak bertempat tinggal tetap nomadic societ%&9 -. Masyarakat produksi dan konsumsi sendiri subsistens societ%&9 ,. Masyarakat modern Modern societ%$, +. Masyarakat tradisional traditional societ%& /. Masyarakat konkrit concrete societ%$, *. Masyarakat abstrak abstract societ%$, )$. Masyarakat feodal feudal societ%$, )). Masyarakat irigasi h%draulic societ%$ )#. Masyarakat berburu dan peramu e-tractive societ%$ !i dalam masyarakat terdapat struktur sosial yaitu pola hak dan ke.ajiban para pelaku dalam suatu sistem interaksi yang ter.ujud dari rangkaian-rangkaian hubungan sosial yang relatif stabil dalam suatu jangka .aktu tertentu. Sesuai dengan penggolongan dalam kebudayaan yang bersangkutan dan yang berlaku menurut masing-masing pranata dan situasisituasi sosial dimana interaksi sosial itu ter.ujud. C. .ILAYAH KAT >ilayah KAT berdasarkan ciri-ciri geografisnya dapat dibedakan sebagai berikut : ). !aerah pedalaman hinterland& yaitu daerah yang jauh dari pantai dan laut yaitu mereka yang hidup di paling hulu.hulu sungai di daerah landai atau dekat kaki lereng gunung atau dipuncak-puncak gunung9 #. !aerah di paling hilir sungai dekat pantai yang jauh dari perjumpaan desa masyarakat berciri komunikasi dan transaksi ekonomi pasar serta pemukiman ramai dan padat9 %. !aerah pedalaman dengan areal luas yang pola kehidupannya berburu dan meramu atau bercocoktanam maupun kecakapan lainnya %ang /auh dari per/umpaan desa masyarakat berciri komunikasi dan transaksi ekonomi pasar serta pemukiman ramai dan padat9
10

8. !aerah pedalaman dengan areal luas yang pola kehidupannya berburu dan meramu atau bercocoktanam maupun kecakapan lainnya yang tidak terlalu /auh dari dan enggan memanfaatkan perjumpaan desa masyarakat berciri komunikasi dan transaksi ekonomi pasar serta pemukiman ramai dan padat terdekat9 -. !aerah yang masyarakatnya hidup di pulau.pulau terpencil yang jauh dari jangkauan masyarakat kepulauan lainnya yang berciri komunikasi dan transaksi ekonomi pasar serta pemukiman ramai dan padat9 D. SISTEM Sistem s%stem& adalah rangkaian hal, kejadian, gejala, atau unsur yang berkaitan satu dengan lain sehingga merupakan kesatuan organis. Sistem budaya cultural s%stem& yaitu rangkaian gagasan, konsepsi, norma, adat-istiadat yang menata tingkahlaku manusia dalam masyarakat dan yang merupakan .ujud ideologis kebudayaan. Sistem nilai budaya cultural value s%stem& yaitu rangkaian gagasan dan konsep manusia mengenai masalah-masalah dasar dalam hidup yang dipandangnya paling penting dan bernilai sehingga dijadikan pedoman tingkah laku manusia. E. KEBUDAYAAN Sementara itu kebudayaan culture& adalah keseluruhan pengetahuan

manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. Kebudayaan terdiri atas unsur-unsur uni0ersal, yaitu: bahasa, teknologi, sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi dan kesenian dan tersistem dalam tiga .ujud ialah: ide, akti0itas, dan kebendaan yang masing-masing biasanya disebut sistem budaya atau sistem adat istiadat, sistem sosial dan kebudayaan kebendaan. Aika kebudayaan tersebut diskemakan ke dalam sistem kebudayaan akan terlihat sebagai berikut:

11

AGAMA ILMU PENGE TAHUAN KESENIAN MATERI

AKTIVITAS TEKNOLOGI

IDEA
SOSIAL

KEBUDAYAAN BAHASA / KOMUNIKASI

EKONOMI

0ARTEFAK1
ORGANISASI SOSIAL

Keseimbangan pengaruh diantara satu unsur dengan unsur lainnya akan melahirkan kemantapan dengan ciri kemajuan secara proporsional yang layak. Sebaliknya, jika salah satunya memberi unsur lebih dominan, maka unsur lainnya akan dikendalikan oleh unsur dominan tersebut. Aika pada unsur dominan tersebut tidak mempunyai perangkat yang lengkap dan elastis dalam merespon kebutuhan unsur kebudayaan lainnya, saat itulah a.al keguncangan kebudayaan sekaligus kegoncangan kehidupan. Apabila komponen-komponen ini dijadikan acuan setidaknya penuntun untuk mencari data di lapangan yaitu komponen apa sajakah Agama, (lmu "engetahuan, Dkonomi, Tehnologi, 2rganisasi Sosial, 5ahasa dan Komunukasi serta Kesenian yang telah terpayungi oleh hukum dalam 6ndang-6ndang, "eraturan "emerintah atau "eraturan !aerah di berbagai Kabupaten?Kota yang terdapat di (ndonesia. ). Sistem Agama religious s%stem& adalah rangkaian jaringan umat beragama dengan keyakinan mengenai alam gaib, akti0itas ritual dan seremonialnya serta sarana yang berungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan-kekuatan dalam alam gaib melalui keji.a-emosian keagamaan yang diintensikan. Komponennya meliputi: a. 6mat beragamanya9
12

b. Sistem keyakinannya c. Sistem ritual dan seremonialnya d. Sistem peralatan ritus dan seremonialnya e. Sistem keji.aan dan emosi keagamaannya #. Sistem organisasi sosial 0ocial organi1ation s%stem& adalah semua aspek akti0itas perilaku berpola yang telah membudaya dalam interaksi manusia dalam suatu masyarakat yang diperankan melalui nilai, norma, serta .adah struktur keorganisasian yang dibentuk. Macam-macamnya adalah : a. Kesatuan-kesatuan yang hidup dalam masyarakat9 b. "enyebaran .arga masyarakat dan pemukimannya9 c. >ilayah mata pencaharian anggota masyarakat9 d. Struktur dan Kepemimpinan dalam masyarakat e. Aturan 7ukum termasuk kearifan lokal& f. Sistem kekerabatan %. Sistem tehnologi Technological s%stem& yaitu rangkaian konsep serta akti0itas mengenai pengadaan, pemeliharaan dan penggunaan sarana-sarana hidup manusia dalam kebudayaannya. Macam-macamnya meliputi: a. Tehnologi?peralatan hidup pengolahan alam sebagai mata pencaharian9 b. Tehnologi untuk pembuatan perumahan dan jalan c. Tehnologi untuk alat dan kendaraan komunikasi d. Tehnologi untuk kepentingan tempat dan peralatan ritual keagamaan9 8. Sistem pengetahuan 0%stem of kno+ledge& yaitu semua hal yang diketahui oleh manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut asas-asas susunan tertentu. Macam-macamnya meliputi: a. Alam benda mencakup : !arat, udara dan laut9 b. Alam he.an dan tumbuhan: Tempat dan fungsinya9 c. Alam manusia : Manusia hidup dan manusia mati9 d. Alam gaib: Tuhan?!e.a?Makluk halus dan makhluk gaib lainnya yang terkait9 e. 7ubungan a sampai d : fungsi , hak dan ke.ajiban masing-masing f. 1embaga kependidikan yang berkaitan dengan transformasi pengetahuan

13

5. Sistem ekonomi Economic s%stem& yaitu seluruh rangkaian norma, adat istiadat, akti0itas, mekanisme, dan sarananya yang berkaitan dengan usaha memproduksi, menyimpan, dan mendistribusi barang kebutuhan hidup manusia. !engan 0ariasinya adalah : a. Dkonomi perburuan dan peramuan econom%&9 b. Dkonomi peladangan berpindah shifting cultivation, s+idden agriculture econom%$ c. Dkonomi bercocok tanam menetap +ork the soil permanent econom%& d. Dkonomi Maritim e. Dkonomi tukar komponen kebutuhan barter econom%$ f. Dkonomi "asar?6ang Market#Mone% econom%$ g. Dkonomi @ambar Picture econom%$ h. Dkonomi Komunikasi 2ommunication econom%$ i. Dkonomi Tehnologi (nternet (nternet economy& 3omor a1 sampai d& merupakan ekonomi subsisten tradisional& dan e1 sampai i1 merupakan ekonomi pasar modern&. ,. Sistem bahasa dan komunikasi )anguage and 2ommunication s%stem& yaitu sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia, dan yang digunakan sebagai sarana interaksi antar manusia. Macam-macamnya meliputi: a. bahasa daerah local language$, b. bahasa isyarat gesture language&9 c. bahasa kanak-kanak children language& 9 d. bahasa lisan spoke language& 9 e. bahasa nasional national language$, f. bahasa pasar market language&9 g. bahasa perantara lingua franca$, h. bahasa remaja teenagers language&9 i. bahasa resmi formal language& j. bahasa tak resmi inormal language$, huntering and gathering

14

k. bahasa santai rela- language&9 l. bahasa sopan santun polite language&9 m. bahasa tertulis +ritten language$, n. bahasa ilmiah scientific language&9 o. bahasa upacara adat istiadat customs language$, +. Sistem kesenian Art s%stem& yaitu jaringrangkai keahlian dan ketrampilan

manusia untuk mengekspresikan dan menciptakan komponen-komponen yang indah serta bernilai. Macam-macamnya meliputi: a. seni anyam basketr%$, b. seni bangunan architecture&9 c. seni arca sculpture$, d. seni batik batic art$, e. seni drama?sandi.ara drama$, f. seni ikat ikat techni3ue&9 g. seni instrumental instrumental music$, h. seni kesusasteraan literature&9 i. seni kara.itan9 j. seni lukis painting$, k. seni menggambar dra+ing$, l. seni merias make.up art$, m. seni menghias decorative art$, n. seni mo4aik mo1aic$, o. seni pahat relief$, p. seni patung sculpture$, G. seni puisi?pantun poetr%$, r. seni prosa prose$, s. seni tari dance$, t. seni tenun +eaving$, u. seni ukir engraving$, 0. seni suara voice#sing art$,

15

F.

Ke2 %&3&4&n Adapun unsur .ilayah meliputi: 5atas antar satu .ilayah dengan lainnya9 pembahagian .ilayah bagi peruntukan : pemukiman, lapangan mata pencaharian?tanah ulayat, fasilitas umum Sekolah, rumah sakit, kantor desa, tempat kesenian masyarakat, rekreasi, olah raga, cagar budaya?lokasi lindung, dll&. !engan demikian ke.ilayahan meliputi tiga lingkungan yang saling terkait sebagai berikut : a. b. c. d. 1ingkungan alam9 1ingkungan kebudayaan9 1ingkungan sosial 1ingkungan ekonomi

16

BAB III PERATURAN DAERAH DAN HUKUM ADAT

"ada bab ((( dipaparkan 7ukum Tertulis yang bersumber dari "eraturan !aearah "erda& dan 7ukum Tidak Tertulis yang bersumber dari hukum adat di beberapa pro0insi yang menjadi lokasi kajian. "emaparan hasil kajian dilakukan per pro0insi, sehingga diperoleh informasi yang lengkap pada masing-masing pro0insi. 7al ini sekaligus akan menggambarkan apresiasi dan komitmen daerah dalam pemberdayaan masyarakat hukum adat?masyarakat adat?Komunitas Adat Terpencil sebagai bagian dari pembangunan manusia. "ada pemaparan hasil kajian di bab ((( ini digunakan istilah masyarakat hukum adat yang juga menunjuk pada masyarakat hukum adat maupun Komunitas Adat Terpencil. "enggunaan istilah #&+3&)&k&t 4"k"# &d&t semata-mata untuk kepraktisan pemaparan hasil kajian dalam laporan ini. A. 1. PRO5INSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Ke2 %&3&4&n "eraturan !aerah "erda& "ro0insi 3anggroe Aceh !arussalam 3A!& yang secara khusus mengatur ke.ilayahan Masyarakat hukum adat sampai saat ini belum ada. 3amun demikian, secara informal pemerintah pro0insi maupun kabupaten memberikan pengakuan terhadap .ilayah dimana Masyarakat hukum adat mengatur pemerintahannya. Selain itu "emerintah !aerah juga mengakui adanya .ilayah yang dikuasai secara kolektif oleh Masyarakat hukum adat yang dikenal dengan tanah ulayat. 2. 3anggroe Aceh !arussalam Ke6"d&3&&n 3A!& yang dikenal dengan sebutan

serambi Makkah, telah menerapkan aturan-aturan hukum (slam bagi .arga masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari. !i dalam 'encana "embangunan Aangka Menengah '"AM& "ro0insi 3A! tahun #$$+ < #$$)# pada butir ) ditegaskan, bah.a E.....lembaga keagamaan harus menjalankan kegiatannya berdasarkan fungsi masing-msing dan tidak boleh ada tumpang tindih dalam hal fungsi dan .e.enang.E

17

2rganisasi sosial dan perkumpulan sosial serta perkumpulan adat berkembang dengan baik. "ada ayat % dari '"AM "ro0insi 3A! ditegaskan, bah.a : E.......lembaga adat harus menjalankan kegiatannya berdasarkan fungsi masing-masing dan tidak boleh ada tumpang tindih dalam hal fungsi dan .e.enangE. Kemudian pada ayat ) menegaskan, bah.a "emerintah Aceh akan memberikan perhatian lebih secara seksama dan mendukung upa%a. upa%a untuk mengembangkan adat istiadat dan buda%a Aceh' !i dalam '"AM "ro0insi 3A! di bidang ekonomi pada butir %& ditegaskan, bah.a "emerintah Aceh akan memberikan perhatian serius pada pengembangan ekonomi kerakyatan untuk mencapai keadilan di bidang ekonomi. Kemudian di bidang sumber daya alam pada butir #& ditegaskan, bah.a E.... jika 7"7 hanya memberikan kepada pengusaha, maka di masa mendatang, "emerintah Aceh akan menciptakan sistem pengelolaan hutan yang dikelola sendiri oleh rakyat secara lestari, berkesinambungan dan bertanggung ja.ab untuk kepentingan rakyat Aceh sendiriE. Kemudian berkenaan dengan komunikasi dan seni budaya, pada ayat ) juga menegaskan, bah.a "emerintah Aceh akan memberikan perhatian secara seksama dan mendukung upaya-upaya untuk mengembangkan adat istiadat dan budaya Aceh. Antara lain mendorong rakyat untuk menghidupkan kembalai tata cara sopan santun ke-Aceh-an dalam keluarga, dan menyelanggarakan secara reguler festi0al dan seni Aceh. '. Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# &. I#$%e#ent&+ (mplementasi pengakuan hukum terhadap masyarakat hukum adat dari "emerintah !aerah secara yuridis "erda& belum ada. "engakuan ditemukan secara tertulis pada ayat % dari '"AM "ro0insi 3A! ditegaskan, bah.a : E.......lembaga adat harus menjalankan kegiatannya berdasarkan fungsi masing-masing dan tidak boleh ada tumpang tindih dalam hal fungsi dan .e.enangE. 6. Kend&%& I#$%e#ent&+ d&n

18

5elum tersedianya "eraturan !aerah yang secara khusus dan tegas mengatur eksistensi kelembagaan adat dengan segala hak-haknya. *. H&)&$&n Tersedianya "eraturan !aerah "erda& yang secara khusus dan tegas mengatur kelembagaan Masyarakat hukum adat dengan segala hak-haknya, sehingga tidak menimbulkan permasalahan dalam penguasaan tanah ulayat. B. PRO5INSI SUMATERA UTARA 1. &. H"k"# Te)t"% + Ke2 %&3&4&n "engakuan "emerintah !aerah "ro0insi dan Kabupaten se-"ro0insi Sumatera 6tara terhadap Masyarakat hukum adat, yaitu adanya pengakuan terhadap hak atas .ilayah lahan& secara kolektif bagi Masyarakat hukum adat yang disebut dengan tanah ulayat dengan hak-hak masyarakat untuk mengelolanya. 3amun demikian pengakuan ini belum secara tertulis dalam bentuk "eraturan !aerah atau sejenisnya, sehingga pengakuan tersebut belum memiliki kekuatan yuridis. 6. Ke6"d&3&&n !alam upaya meningkatkan keberdayaan masyarakat, @ubernur Sumatera 6tara pada tahun #$$+ mengeluarkan "eraturan @ubernur 3omor %, Tahun #$$+ tentang Strategi !aerah dalam "ercepatan "embangunan !aerah Tertinggal. "eraturan @ubernur tersebut kemudian disusul dengan dikeluarkannya "eraturan @ubernur 3omor %+ tahun #$$+ tentang 'encana Aksi !aerah dalam "ercepatan "embangunan !aerah Tertinggal. Sementara itu, persoalan tanah yang melibatkan masyarakat dengan pemerintah terus terjadi. "ada tahun #$$) Kesultanan !eli dan Horum "eta 6mat mengajukan surat kepada Mendagri dan !"' '( yang intinya mengklaim tanah-tanah perkebunan yang tebentang luas di Sumatera Timur sebagian besar diusahakan di atas lahan hak ulayat masyarakat Melayu. Sultan !eli mengklaim tanah eks-konsesi Kesultanan !eli yang sekarang merupakan lahan perkebuan tembakau, kepala sa.it dan tebu "T"3 ((& adalah tanah ulayat mereka.
19

Atas desakan berbagai pihak, "emerintah Kabupaten !eli Serdang menerbitkan dua Surat Keputusan 5upati !eli Serdang, yakni SK 3o. ))# Tahun #$$$ tentang "embentukan Tim "enyelesaian Masalah 7ak 6layat Masyarkat 7ukum Adat di Kabupaten !eli Serdang, dan SK 5upati !eli Serdang 3o ,)- tahun #$$) tentang Adat di Kabupaten !eli Serdang. 2. &. H"k"# T d&k Te)t"% + Ke2 %&3&4&n Masyarakat hukum adat secara empiris masih ada di "ro0insi Sumatera 6tara. Mereka mengelola kelembagaan adat dengan hak-hak atas lahan yang penguasaannya secara kolektif, yang disebut dengan tanah ulayat. Sa.ah dan ladang pada umumnya tanah pribadi, sedangkan tanah ulayat berupa hutan atau perbukitan. 3amun demikian tanah ulayat tersebut banyak yang dikuasi oleh pemerintah 56M3 < "T"3 ((&, sehingga seringkali pemerintah. 6. Ke6"d&3&&n Kajian tentang adat dilakukan di Kabupaten Mandailing 3atal. Struktur kelembagaan adat di sini memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap pengambilan keputusan masyarakat. !i dalam kelembagaan adat tersebut ada kepemimpinan adat informal& yang lebih dominan dibandingkan dengan kepemimpinan desa. Kepemimpinan adat ini dikenal dengan 3ini-Mama. Kalau pemerintah desa melaksanakan tugas-tugas administrasi pemerintahan, maka tugas dari kepemimpinan adat adalah mengelola kegiatan yang berkaitan dengan adat seperti pada upacara perka.inan, dan pemberian sanksi adat bagi .arga masyarakat yang melanggar normanorma adat. !alam praktiknya, kedua lembaga pemerintahan ini cukup baik, dalam arti tidak pernah terjadi konflik kepentingan selama menjalankan pemerintahan masing-masing. Sistem kekerabatan menganut garis keturunan dari ibu atau matrilineal' Artinya, pihak perempuan sebagai penentu dalam membentuk hubungan kekerabatan. 3amun demikian pihak laki-laki dapat juga sebagai pencipta hubungan karena sebab perka.inan afinit% relationship$'
20

menimbulkan

permasalahan

antara

masyarakat

dengan

!alam sistem kekerabatan ini dikenal adanya istilah semendo, yaitu tempat tinggal bagi orang yang sudah menikah di keluarga perempuan pola matrilokal&. (mplikasi dari semendo ini pada hak .aris pada anak perempuan. Sistem pengetahuan diperoleh masyarakat secara turun temurun. Misalnya, pengetahuan tentang penyembuhan penyakit atau obat-obatan masih dilakukan secara tradisional dengan tanaman obat yang dikenal penduduk. Aika penduduk sakit atau melahirkan, mereka meminta pertolongan ke dukun yang mereka namakan Dotu. '. I#$%e#ent&+ d&n Kend&%& $en!&k"&n H"k"# &. I#$%e#ent&+ Dksistensi Masyarakat hukum adat di "ro0insi Sumatera 6tara masih mendapatkan pengakuan dari "emerintah !aerah. Mereka diberikan hak untuk mengatur pemerintahan adat dan mengelola lembaga adat lengkap dengan struktur organisasi adat. 5erbagai bentuk upacara adat masih dipelihara dan memperoleh apresiasi dari "emerintah !aerah dalam acara pekan seni budaya daerah. 3amun demikian pengakuan hukum terhadap hak tradisional Masyarakat hukum adat belum diimpelemntasikan dengan pemberian hak atas tanah hak ulayat&. 6. Kend&%& 5elum ada "eraturan !aerah "erda& yang mengatur kehidupan

Masyarakat hukum adat, termasuk mengatur tentang hak ulayat.

*.

H&)&$&n Ada "eraturan !aerah "erda& yang mengatur kehidupan Masyarkat Adat, termasuk mengatur tentang hak ulayat. !engan adanya aturan yuridis ini, maka hak-hak Masyarakat hukum adat akan dilindungi dari kepentingan pihak-pihak luar.

C. 1.

PRO5INSI RIAU H"k"# Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n


21

"eraturan !aerah yang mengatur ke.ilayahan belum ada. 2leh karena itu, dalam menata masyarakat merujuk pada peraturan perundang-undangan yang ada dengan tetap mengakomodasi .ilayah-.ilayah berdasarkan tradisi masyarakat lokal yang sudah dikenal secara turun temurun sebagai .arisan leluhur mereka. 6. Ke6"d&3&&n Komitmen !aerah Kabupaten 5engkalis dalam upaya pemberdayaan Masyarakat hukum adat di.ujudkan dengan terbitnya "eraturan !aerah "erda& 3omor %* Tahun #$$) tentang "emberdayaan, "elestarian Adat (stiadat Melayu dan "engembangan Kebiasaan-Kebiasaan, Masyarakat serta 1embaga Adat di Kabupaten 5engkalis. "erda ini dengan jelas mengatur model dan strategi pemberdayaan masyarakat dan lembaga adat agar anggota persekutuan hukum adat dapat mencapai taraf kehidupan yang lebih sejahtera. 2. &. H"k"# T d&k Te)t"% + Ke2 %&3&4&n Tanah ulayat adalah lingkungan tanah yang dikuasai oleh suatu kelompok orang-orang yang biasa disebut persekutuan hukum adat. Sedangkan hak ulayat adalah hak persekutuan hukum adat yang menguasai suatu lingkungan tanah termasuk lingkungan persediaan, perluasan, untuk kepentingan hidup persekutuan beserta seluruh .arganya. Sebagai obyek hak ulayat adalah tanah, air, pantai-pantai, tumbuh-tumbuhan pohonpohon&, he.an liar dan sebagainya. Tanah ulayat tidak mudah dipindah tangankan kepada pihak lain. Kalaupun dipindah tangankan mestilah memenuhi ketentuan adat. "ersyaratan ini dibuat tidak lain adalah untuk menjaga kesinambungan dari tanah ulayat yang ada dalam persekutuan hukum adat. Kehidupan adat dan tanah ulayat merupakan bagian dari kehidupan masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup masyarakat hukum adat. Karena dengan tanah itu, masyarakat hukum adat dapat berusaha menghidupi keluarganya. Kelanjutan hidup manusia tidak bisa berlanjut tanpa adanya tanah tempat berusaha dan bertempat tinggal. Sehubungan dengan itu, tanah ulayat

22

merupakan harta benda yang perlu dipelihara kelestariannya agar tetap memberi manfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat hukum adat. 6. Ke6"d&3&&n Agama yang dianut oleh Masyarakat hukum adat di 'iau yaitu (slam, 5udha dan Kristen. 3amun demikian sebagian masih memiliki kepercayaan animisme, yaitu percaya terhadap kekuatan-kekuatan pada batu-batu besar, pohon-pohon besar terutama berkaitan dengan penyelenggaraan upaya adat. Agama dan kepercayaan tersebut merupakan .arisan leluhur secara turun temurun. !alam pelaksanaan ritual agama sehari-hari, pengaruh kebudayaan etnis :ina cukup dominan. "ersekutuan hukum adat dipimpin oleh seorang pemangku adat yang dikenal dengan sebutan "enghulu Adat atau !atuk. !atuk sebagai pimpinan persekutuan berdasarkan sistem matrilinial ini dikukuhkan dengan pemberian gelar adat oleh anak kemenakan pada persekutuan tersebut. Adapun jangka .aktu jabatan sebagai !atuk tidak ditentukan lamanya, tetapi bergantung pada persesuaian dengan anak kemenakannya. !atuk ini sangat berpengaruh dan berperanan penting dalam kehidupan persekutauan hukum adat maupun pengaturan sikap dan anggota persekutuannya, terutama mengurus peruntukan dan penga.asan tanah ulayat dalam masyarakat. 7ak ulayat merupakan hak bersama atas tanah seluruh anggota persekutuan hukum adat. 2leh karena penguasaan tanah ini bersifat kolekif, maka tidak mudah untuk dipindah tangankan kepada orang lain, kecuali telah sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku. Secara langsung hak ulayat ini mengatur sistem ekonomi masyarakat, terutama dalam pemanfaatan tanah sebagai sumber nafkah ekonomi&. "enguasa tanah ulayat oleh penghulu adat tetap terjamin, dimana anggota masyarakat hukum tersebut diberi hak dan ke.ajiban untuk memelihara tanah ulayat. Ketentuan yng harus dipenuhi oleh anggota masyarakat yang memanfaatkan tanah ulayat adalah sebagai berikut : a. Apabila tanah ulayat dijadikan kebun, maka di dalamnya harus ada tanaman.
23

b. pematang.

Apabila dijadikan sa.ah ladang haruslah mempunyai

Masyarakat hukum adat di Kabupaten 5engkalis memiliki sumber nafkah utama dari mengolahan ladang dan kebun. Mereka pada umumnya sudah mengenal tanaman industri seperti kelapa sa.it dan karet. "ada kegiatan perladangan, mereka menanam padi darat yang dipanen setelah 8 bulan kemudian. "engolahan dan penyiapan ladang cukup sederhana, yaitu penebasan ladang, pembakaran, dan penugalan atau penanaman biji padi. Kegiatan berladang tersebut melibatkan semua anggota keluarga batih, yaitu ayah, ibu dan anak-anaknya. '. e#ent&+ d&n Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# &. I#$%e#ent&+ )&. Meskipun sudah ada hukum tertulis yang mengatur "emberdayaan, "elestarian Adat (stiadat Melayu dan "engembangan KebiasaanKebiasaan, Masyarakat serta 1embaga Adat, yaitu "eraturan !aerah "erda& 3omor %* Tahun #$$) Khusus Kabupaten 5engkalis&, namun dalam praktiknya "eraturan !aerah tersebut belum efektif. (nformasi yang dihimpun terkait dengan implementasi hukum tertulis "erda& tersebut adalah Masyarakat hukum adat sering dijadikan obyek untuk mendapatkan dukungan tertentu, tetapi belum dilihat sebagai komponen yang perlu dikembangkan menjadi kekuatan yang lebih besar. #&. Sementara itu implementasi hukum adat cenderung melemah, disebabkan semakin kuatnya pengaruh dari luar. :ontoh kasus, tanah ulayat sebagai milik bersama masyarakat hukum adat mengalami peralihan hak guna kepada in0estor, sehingga mengurangi aset masyarakat hukum adat. 6. 5erbagai adat, yaitu :
24

I#$%

Kend&%& kondisi yang dirasakan sebagai kendala dalam

mengimplementasikan pengakuan hukum terhadap masyarakat hukum

)&.

6ndang-6ndang 3omor 8) Tahun )*** tentang kehutanan yang menganut paham domain 3egara, dengan mengklaim semua hutan yang tidak dapat dibuktikan sebagai hutan milik, adalah hutan 3egara. "adahal, hak ulayat bukan hak milik, akibatnya hak ulayat atas tanah menjadi obyek sengketa dengan !epartemen Kehutanan. Sumber sengketa bertambah karena peta hutan yang dibuat oleh !epartemen Kehutanan tidak berdasarkan sur0ey, sehingga kebun rakyat dipetakan sebagai hutan.

#&.

7ak ulayat dipersiapkan untuk dimusnahkan dengan cara pembebasan dengan pemberian ganti rugi apabila tanah tersebut digunakan untuk kepentingan umum, sebagaimana diatur di dalam Keputusan "residen 3omor -- tahun)**%.

*. $&n

H&)& !alam rangka mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat hukum adat, terutama pengakuan terhadap eksistensi masyarakat hukum adat, maka diperlukan : )&. Adanya pengakuan dalam bentuk "eraturan !aerah yang melindungi hak-hak masyarakat hukum adat sebagaimana perlindungan terhadap .arga masyarakat pada umumnya. #&. %&. "ola pemberdayaan masyarakat hukum adat yang sistematis dan terukur. Ada kajian tentang eksistensi tanah ulayat, sehingga akan dapat diketahui dengan jelas status tanah ulayat yang sebenarnya dari Masyarakat hukum adat. 7al ini akan memudahkan bagi pihakpihak terkait untuk mempergunakan hak-hak atas tanah tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan Masyarakat hukum adat. 8&. Agar 1embaga Adat Melayu 'iau 1AM'& dapat lebih gencar memberikan pemahaman kepada Masyarakat hukum adat tentang tanah 6layat atau tanah adat.

D. PRO5INSI SUMATERA BARAT

25

1. &.

H"k"# Te)t"% + Ke2 %&3&4&n >ilayah sebagai tempat hidup kesatuan Masyarakat hukum adat di "ro0insi Sumatera 5arat mendapatkan perhatian serius dari "emerintah !aerah. >ujud dari besarnya perhatian "emerintah !aerah ini terbitnya "eraturan !aerah "ro0insi Sumatera 5arat Tahun #$$/ tentang "emanfaatan Tanah 6layat. 5ai ( "asal ) dari "erda ini menegaskan pengertian umum, yaitu : )&. 4ak 5la%at adalah ke.enangan yang menurut hukum adat dipunyai oleh masyarakat hukum adat di "ro0insi Sumatera 5arat. #&. Tanah 5la%at adalah adalah bidang tanah yang di atas dan di dalamnya terdapat hak ulayat dai suatu masyarakat hukum adat di "ro0insi Sumatera 5arat. %&. Tanah 5la%at Nagari adalah Tanah 6layat yang merupakan kekayaan nagari, yang pengelolaannya berada pada Kerapatan Adat 3agari KA3& dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat, sedangkan pengaturan dan pemanfaatannya dilakukan oleh "emerintah 3agari. 8&. Tanah 5la%at 0uku adalah Tanah 6layat yang merupakan kepunyaan Suku yang penguasaannya berada pada "enghulu Suku dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. -&. Tanah 5la%at (aum adalah Tanah 6layat yang merupakan kepunyaan masing-masing kaum dalam suatu suku yang pengaturannya berada pada Mamak Kepala >aris. ,&. Pen%erahan 4ak 5la%at adalah suatu kegiatan yang melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian atas dasar musya.arah dan saling menguntungkan. +&. Gunggam 6auntuak adalah peruntukan tanah yang diperoleh anggota kaum untuk memakai dan menikmati hasil atas bagian tanah ulayat dalam penga.asan Mamak Kepala >aris. 6. Ke6"d&3&&n

26

"eraturan !aerah Tahun #$$/ tentang "emanfaatan Tanah 6layat mengatur eksistensi organisasi pemerintahan kesatuan masyarakat hukum adat dengan struktur yang ada di dalamnya. 5eberapa pengertian yang berkaitan dengan struktur pemerintahan adat, yaitu : a&. Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat dalam "ro0insi Sumatera 5arat yang terdiri dari himpunan beberapa suku yang mempunyai .ilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri. b&. Penghulu adalah orang yang dituakan dan didahulukan selangkah oleh kaumnya untuk memimpin kaumnya. c&. Penghulu 0uku adalah pemegang sako dan pusako yang di.arisi secara terus menerus menurut sistem kekerabatan matrilineal yang berfungsi sebagai penguasa ulayat menurut Ebaris baladehE dalam satu kesatuan ulayat 3agari. d&. Mamak (epala 7aris adalah laki-laki tertua menurut adat dan atau yang dituakan dalam satu kaum. e&. 4ukum Adat adalah aturan?norma tidak tertulis yang hidup di dalam masyarakat hukum adat Minangkabau untuk mengatur kehidupannya, mengikat dan dipertahankan dalam kehidupan masyarakat dengan sanksi yang jelas. f&. 6adan Mus%a+arah Adat dan 0%arak Nagari atau nama lain adalah )embaga Permus%a+aratan#PemufakatanAdat dan 0%arak yang berfungsi memberikan pertimbangan kepada "emerintah 3agari supaya tetap konsisten menjaga dan memelihara penerapan Adat 5asandi Syarak, Syarak 5asandi Kitabullah di 3agari. g&. (erapatan Adat Nagari atau nama lain yang sejenis adalah 1embaga "er.akilan "ermusya.aratan dan "emufakatan Adat tertinggi 3agari yang telah ada dan di.arisi secara turun temurun sepanjang adat di tengah-tengah masyarakat 3agari Sumatera 5arat. Kemudian diterbitkannya Keputusan @ubernur "ro0insi Sumatera 5arat 3omor %, Tahun #$$% tentang "edoman 6mum "elaksanaan 3agari. !iterbitkannya Keputusan @ubernur ini merupakan komitmen dan

27

konsistensi "emerintah !aerah dalam memelihara dan melestarikan kelembagaan dan perangkat adat di "ro0insi Sumatera 5arat.

2. H"k"# T d&k Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n Konsep 3agari adalah konsep pemerintahan desa adat di Sumatera 5arat, yang di dalamnya terdiri dari himpunan berbagai suku yang mempunyai .ilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri. Aadi setiap 3agari sudah memiliki batas-batas .ilayah pemerintahan adat yang jelas dan tegas berdasarkan kesepakatan para ketua adat secara turun temurun hingga generasi sekarang. 6. Ke6"d&3&&n "ada umumnya masyarakat Minangkau adalah pemeluk agama (slam yang fanatik. "roses transformasi ajaran (slam berjalan secara turuntemurun melalui tempat-tempat ibadah di kampung-kampung yang disebut dengan surau' Aauh sebelum terbitnya "eraturan !aerah tentang "emanfaatan Tanah 6layat, secara tidak tertulis sudah ada pengakuan dari pemerintah mengenai lembaga adat, hukum adat dan hak atas tanah ulayat kepada kesatuan masyarakat hukum adat di Sumatera 5arat. Konsep Nagari! Penghulu! Penghulu 0uku! Mamak (epala 7aris! dan Ninik Mamak sudah menjadi ciri khas di dalam kebudayan masyarakat Sumatera 5arat yang dikenal luas secara nasional. Sistem kekerabatan yang berlaku menganut pola matrilineal, artinya bah.a silsilah keturunan berdasarkan garis ibu. Sebagai contoh, seorang laki-laki paman&, ia bertanggung ja.ab untuk membantu anak dari saudara perempuanya sekandung kemenakan&. 7al ini sudah menjadi adat istiadat pada masyarakat di Minangkabau yang berlangsung secara turun temurun, dan akan terus terpelihara melalui kelembagaan adat yang disebut 3agari.

28

Masyarakat Minangkabau telah mengadaptasi teknologi sesuai jamannya, mulai teknologi sederhana sampai teknologi modern. Adat istiadat Minangkabau memberikan kesempatan kepada .arganya agar tidak hanya memanfaatkan, tetapi juga mampu mengembangkan teknologi untuk meningkatkan taraf kehidupannya ke arah yang lebih baik. Masyarakat hukum adat memperoleh pengetahuan secara turun temurun dari para leluhurnya. 5iasanya pengetahuan yang dipelajari berkaitan dengan pola hidup dan sistem mata pencarian. "ada masyarakat hukum adat yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan di laut, maka pengetahuan lokal masyarakat lebih banyak berhubungan dengan pengetahuan akan kondisi cuaca dan iklim, astronomi, teknik penangkapan dan pengolahan ikan serta jenis dan habitat ikan. Mereka mampu mengenal kalender musin dengan baik, meskipun demikian tidak semua akti0itas mereka bergantung pada kalender. Masyarakat mengenal musim @abua, Ambu-ambu dan 6dang karena pada musim-musin tersebut didominasi jenis ikan-ikan tersebut. Selain itu mengenal juga musim Anggau?ombak gadang ombak besar atau musim kemarau untuk menjelaskan kondisi hasil tangkapan ikan tidak ada sama sekali. Kemudian dikenal musim "ayang atau "ukek untuk menjelaskan kondisi dimana hasil tangkapan ikan melimpah. Adanya peruntukan tanah yang diperoleh anggota kaum untuk memakai dan menikmati hasil atas bagian tanah ulayat dalam penga.asan Mamak Kepala >aris, yang dikenal dengan Gunggam 6auntuak' 7al ini sebagai bentuk kerukunan dan kebersamaan untuk menghilangkan kesenjangan sosial antara .arga dalam satu kaum maupun dalam satu 3agari. Sistem penguasaan tanah secara kolektif pada tanah ulayat, akan membangun sistem ekonomi kerakyatan yang seadil-adilnya. '. I#$%e#ent&+ d&n Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# &. I#$%e#ent&+ "emerintah !aerah "ro0insi dan Kabupen se "ro0insi Sumatera 5arat sampai saat ini memberikan pengakuan yang masih cukup besar. >ujud besarnya pengakuan dari "emerintah !aerah ini dengan terbitkan
29

Keputuan @ubernur "ro0insi Sumatera 5arat 3omor %, Tahun #$$% tentang "edoman 6mum "elaksanaan 3agari.

6. Kend&%& 5elum semua yang berkaitan dengan kelembagaan adat dan hak-hak Masyarakat hukum adat diatur oleh "emerintah !aerah. *. H&)&$&n 7arapan atas pengakun hukum terhadap Masyarakat hukum adat dan hak-hak mereka adalah : ). "erlu lebih dioptimalkan implementasikan hukum adat, dan kearifan lokal tetap dijunjung tinggi dan dihargai oleh "emerintah !aerah. #. "artisipasi masyarakat perlu diperkuat lagi, sehingga lebih peduli terhadap pembangunan yang berbasis adat dan kearifan lokal.

E. PRO5INSI JAMBI 1. H"k"# Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n Secara yuridis belum ada "eraturan !aerah "erda& "ro0insi maupun Kabupaten se "ro0insi Aambi yang secara khusus mengatur hakhak Masyarakat hukum adat. Meskipun demikian secara informal "emerintah !aerah tetap masih mengakui eksistensi Masyarakat hukum adat dengan hak-hak mereka atas tanah, lembaga dan hukum adat dalam menyelesaikan permasalahan antara .arga masyarakat. Masyarakat hukum adat menguasai .ilayah adat yang kepemilikannya secara kolektif dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama. 6. Ke6"d&3&&n "ada tahun )*+* keluar 6ndang-6ndang 3omor - yang menyatakan Kepala Marga sebagai Kepala Adat dihapus dan hanya dikenal Kepala Desa. Kepala !esa adalah petugas administratif di ba.ah :amat dan

30

dengan sendirinya Kepala Adat dihapus secara organisasi. Tetapi secara kelompok dan geografis masih ada dengan masyarakat hukum adatnya. Kemudian 6ndang-6ndang 3omor - Tahun )*+* tersebut, pada tahun )*/$ ditindaklajuti dengan Keputusan @ubernur Aambi yang menghapus Marga diganti dengan Desa dan (elurahan dalam "ro0insi Aambi. Akibat dengan adanya penghapusan tersebut timbul berbagai masalah di desa, yaitu : a&. Soal pertanahan yang tidak kunjung selesai dimana masyarakat secara historis dan belum hilang dari ingatan mereka, bah.a mereka itu memiliki hak ulayatnya sementara itu badan-badan tertentu tidak mengakui adanya itu&. b&. 5erbagai krisis terjadi di !esa karena hukum adat tidak diindahkan lagi. 2. &. Ke2 %&3&4&n !alam masyarakat hukum adat Aambi, tanah memiliki kedudukan yang sangat penting. Artinya, hal ini karena tanah adalah satu-satunya benda kekayaan yang langgeng sifatnya bagi masyarakat hukum adat. Tempat dimana mereka tinggal, tempat yang memberikan mereka kehidupan. Tempat .arga masyarakat hukum adat memakamkan keluarganya dan tempat nenek moyang mereka mulai merintis kehidupan. Masyarakat hukum adat secara turun temurun mengusai tanah ulayat, yakni sejak 4aman Kerajaan Aambi dan tumbuhnya bersamaan dengan dusun-dusun dengan batas-batasnya, yang berarti tetap mempertahankan dusun yang punya hak ulayat. 7ak ulayat ini dahulu dikuasai oleh 5athin?"asirah sebagai penguasa dan ketua adat?komunal. Apabila ingin mengerjakan dan memiliki tanah ulayat, maka harus seijin "asirah. 3amun demikian dengan keluarnya Keputusan @ubernur Tahun )*/$ yang mengganti Marga menjadi !esa dan Kelurahan, menyebabkan penguasaan masyarakat hukum adat akan tanah ulayat akan terancam. Kuncinya pada Kepala !esa?"esirah yang sekaligus sebagai seseorang yang bertanggung ja.ab atas keberadan tanah ulayat tersebut. H"k"# T d&k Te)t"% +

31

6. Ke6"d&3&&n Masyarakat hukum adat mempunyai kelembagaan adat dan berbagai aturan hukum adat& di dalamnya yang mengatur perilaku masyarakat. Kemudian masyarakat mendiami sebuah dusun yang mempunyai batasbatas .ilayah, dan berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. !isini tergambar ada aturannya adat&, ada .ilayah batas&, ada penguasaannya Kepala Adat&. Meskipun telah terjadi perubahan status Marga menjadi !esa atau Kelurahan, tetapi kelembagaan adat tersebut masih menjalankan peranannya, terutama berkaitan dengan hal-hal berkenaan dengan adat istiadat dan upacara adat. "engetahuan lokal tentang flora dan fauna, obatobatan dan hal-hal lain yang berkenaan dengan kehidupan manusia diperoleh secara turun temurun dari leluhurnya. Selain itu peranan kelembagaan adat ini memelihara seni budaya tradisional. '. I#$%e#ent&+ d&n Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# Te)4&d&$ KAT &. nt&+ Akibat penghapusan Marga menjadi !esa dan Kelurahan timbul berbagai masalah, yaitu permasalahan pertanahan yang tidak pernah selesai, karena konsep !esa dan Kelurahan telah menghilangkan kepemilikan hak ulayat mereka. Kemudian, berbagai krisis terjadi di !esa karena hukum adat tidak diindahkan lagi. 6. Kend&%& 5elum ada "eraturan !aerah "erda& yang secara khusus mengatur kelembagaan adat. Sebaliknya, keluarnya Keputusan @ubernur tahun )*/$ yang menghapus desa adat marga& menjadi desa dan kelurahan akan mengancam eksistensi kelembagaan adat, hak ulayat dan hak-hak Masyarakat hukum adat lainnya. *. H&)&$&n Kebijakan @ubernur yang mengganti Marga dengan !esa dan Kelurahan perlu dikaji kembali, sehingga eksistensi !esa Adat?Kelembagaan Adat tetap ada dengan penguasaan atas tanah ulayat. Selain itu diharapkan permasalahan
32

I#$%e#e

pertanahan tidak terjadi lagi dan hukum adat dihargai, sehingga tidak terjadi krisis di !esa.

F. PRO5INSI KALIMANTAN BARAT 1. H"k"# Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n Tidak tersedia dokumen yang berupa hukum tertulis yang menegaskan aspek ke.ilayahan masyarakat hukum adat. 3amun demikian, secara implisit termasuk di dalam Surat Keputusan SK& @ubernur "ro0insi Kalimantan 5arat tentang "engangkatan Tumenggung sebagai Kepala !esa Adat. 5ah.a !i dalam SK tersebut ditegaskan, bah.a Tumenggung mengepalai .arga dalam satuan .ilayah desa adat9 dan masyarakat hukum adat tinggal dalam suatu desa adat. Sebagai sebuah desa, !esa Adat tentu memiliki batas-batas .ilayah dengan desa yang lain. 6. Ke6"d&3&&n Setiap !esa Adat dikepalai oleh Tumenggung kasus Kabupaten Sekadau&. "engangkatan Tumenggung sebagai Kepala Adat berdasarkan Surat Keputusan @ubernur "ro0insi Kalimantan 5arat. Tugas Tumenggung sebagai kepala desa adat yang menjalankan pemerintahan desa adat sesuai dengan adat istiadat yang telah berlaku secara turun temurun. 2. H"k"# T d&k Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n Sebagai sebuah desa, !esa Adat tentu memiliki batas-batas .ilayah desa, dimana batas-batas desa yang berupa sungai, pohon besar, batu-batuan telah disepakati secara turun temurun. 6. Ke6"d&3&&n Kajian terhadap hukum tidak tertulis dilakukan di Kabupaten Sekadau. Agama yang dianut oleh sebagian besar .arga masyarakat Sekadau adalah
33

(slam dan sebagian kecil .arga Masyarakat hukum adat masih menganut animisme kasus Kabupaten Sekadau&. Meskipun antara (slam dan animisme memiliki ajaran yang berbeda, namun .arga masyarakat memiliki toleransi yang tinggi dalam kehidupan sosial antar umat beragama?kepercayaan. !esa Adat dipimpin oleh Kepala Adat Tumenggung&, yang tugasnya adalah menyelesaikan perkara dalam tingkat desa dengan menggunakan aturan adat istiadat sebelum dilanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, apabila tidak dapat diselesaikan di desa. Adat istiadat ini menyangkut semua suku, terutama Suku Melayu dan !ayak yang merupakan suku asal muasal dari kerajaan Sekadau. 5erbagai jenis adat di Kabupaten Sekadau, yaitu : )&. Adat yang berkaitan dengan siklus kehidupan manusia, yaitu pada saat melahirkan bayi adat selamat umur&, adat babuang agar keluarga yang akan mengadakan perka.inan, sunatan dan hajatan lain apabila sakit lekas sembuh&, adat perka.inan, dan adat kematian. #&. Adat 3gudas?'imah, yaitu adat pembukaan tanah?hutan oleh pemerintah maupun dunia usaha, sebagai bukti telah memperoleh ijin penggunaan tanah tersebut dari pemuka Kampung. %&. Adat "ati 3ya.a, yaitu adat yang dilakukan oleh pihak yang dianggap bertanggung ja.ab apabila ada .arga yang meninggal tidak .ajar terjatuh, kena blantik dll&. 8&. Adat Tolak 5ala, yaitu acara adat yang dilakukan apabila di dalam kampung terjangkit penyakit atau menghindari terjangkitnya suatu penyakit tertentu. -&. Adat yang dijatuhkan kepada .arga masyarakat yang melanggar norma-norma adat, yaitu : a&. Adat Pasupan, yaitu sanksi kepada .arga yang mengambil

tanah?menanami tanpa ijin pengurus kampung, memfitnah, mencaci maki, menghina, dan berbicara kurang sopan.

34

b&. Adat Terangkat, yaitu sanksi kepada laki-laki beristreri yang serong dengan gadis atau perempuan bersuami serong dengan jejaka. c&. Adat 6eramau, yaitu sanki kepada laki-laki masih beristeri dengan perempuan masih bersuami. d&. Adat 6u/ang#Dara 6er1inah#6unting, yaitu sanksi kepada perjaka dan gadis yang melakukan per4inahan. Adat yang dikenakan adalah Adat- Kampang. Apabila keduanya menolak menikah, maka dikenakan Adat 5eramu. e&. Adat Mengambul Milik 8rang )ain#Mencuri, yaitu sanksi bagi seseorang yang mencuri ayam, babi, sapi dan barang lainnya dengan denda dan mengembalikan barang curian. Tidak sanggup mengembalikan barang, menggantinya senilai barang yang dicuri tersebut. f&. Adat Pemalik, yaitu sanksi yang dijatuhkan apabila seseorang ber4inah padahal masih mukhrim, merusak?membakar tempat keramat, membakar?merusak?mengotori tempat pemujaan? ibadah?pemalik, merusak?mengambil benda-benda peninggalan nenek moyang, merusak?membakar?menanami hutan adat tanpa seijin pemuka Kampung. g&. Adat Mera/alela#4uru 4ara dalam (ampung, yaitu sanksi yang dijatuhkan kepada seseorang?kelompok apabila seorang tersebut bersenjata?tidak, kemudian menyerang, merusak, membakar kampung lain atau berdemonstrasi dalam kampung sendiri. h&. Adat Pemamar Darah, yaitu sanksi yang dijatuhkan kepada seseorang yang membuat orang lain merasa terancam atau takut karena tindakannya. i&. Adat 4ukum 0elam, yaitu sanksi dijatuhkan kepada dua orang yang bersengketa dan masing-masing menunjukkan bukti-bukti dan saksi yang membenarkan.

35

"engetahuan dalam arti luas salah satu sumbernya adalah adat istiadat yang telah terlembaga pada Masyarakat hukum adat. Terdapat )% adat istiadat, baik yang berifat upacara adat atau sanksi adat atas pelanggaran terhadap norma-norma adat, yang kesemuanya itu menjadi acuan sikap dan perilaku Masyarakat hukum adat. Kemudian terkait dengan pendidikan, setiap .arga Masyarakat hukum adat tidak ada larangan secara adat untuk menempuh pendidikan formal. Kegiatan ekonomi utama Masyarakat hukum adat adalah mengolah sumber daya alam bertani, berladang&. !i dalam pemanfatan lahan hutan& ada aturan-aturan yang harus ditaati oleh .arga Masyarakat hukum adat, sehingga pemanfaatan lahan hutan& tersebut tidak merugikan .arga yang lain. Apabila ada .arga Masyarakat hukum adat yang melanggar aturan adat dalam pemanfaatan lahan hutan&, maka akan dikenakan sanksi adat Sebagai contoh, Adat "emalik, yaitu sanksi yang dijatuhkan apabila seseorang menanami hutan adat tanpa seijin pemuka Kampung. Kemudian dikenal pula Adat 3gudas?'imah, yaitu adat pembukaan tanah?hutan oleh pemerintah maupun dunia usaha, sebagai bukti telah memperoleh ijin penggunaan tanah tersebut dari pemuka Kampung. Masyarakat hukum adat menggunakan bahasa daerah setempat baca : Sekadau& ketika berkomunikasi dengan sesama .arga Masyarakat hukum adat. !alam berkomuniaksi ini Masyarakat hukum adat diharuskan memperhatikan norma-norma sosial yang berlaku secara turun temurun, dan apabila norma-norma tersebut tidak diindahkan akan mendapatkan sanksi adat. Sebagai contoh Adat Pasupan, yaitu sanksi kepada .arga yang mengambil tanah?menanami tanpa ijin pengurus kampung, memfitnah, mencaci maki, menghina, dan berbicara kurang sopan. '. I#$%e#ent&+ d&n Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# &. I#$%e#ent&+ Secara yuridis, sampai saat ini belum ada pengakuan hukum terhadap Masyarakat hukum adat dari "emerintah !aerah. 3amun secara informal, "emerintah daerah tetap masih mengakui keberadaan Masyarakat hukum adat, 1embaga Adat dengan struktur organisasinya dan hukum adat yang

36

berlaku dalam menyelesaikan permasalahan pada Masyarakat hukum adat tersebut. 6. Kend&%& 5elum ada aturan hukum "erda& yang mengatur pola hubungan antara masyarakat dan pemerintah dengan .arga Masyarakat hukum adat.

*. !iperlukan aturan hukum Masyarakat hukum adat. G.

H&)&$&n "erda& yang jelas mengatur pemberdayaan Masyarakat hukum adat. !alam peraturan tersebut tetap terjaga eksistensi PRO5INSI KALIMANTAN TIMUR

1. H"k"# Te)t"% + 5elum ada "eraturan !aerah pro0insi yang mengatur masyarakat hukum adat. Sedangkan pada tingkat kabupaten kasus Kabupaten "asir&, pada tanggal / Agustus tahun #$$ diundangkan "eraturan !aerah "erda& tentang "emberdayaan, pelestarian, "erlindungan dan "engembangan Adat istiadat dan 1embaga Adat. "erda ini dimaksudkan untuk melaksanakan Keputusan Menteri !alam 3egeri 3omor ,8?)*** tentang "edoman 6mum "engaturan Mengenai !esa. 2leh karenanya, materi yang diatur dalam "erda "asir 3o. %?#$$$ tidak jauh dari materi yang diatur di dalam Kepmendagri 3o. ,)?)*** tersebut. "ada pasal )% ayat ), mengatur mengenai adanya .ilayah adat yang diakui oleh masyarakat adat. Meskipun "erda ini tidak memuat definisi mengenai masyarakat adat, namun pasal di atas me.akili ketentuan bah.a "emda "asir mengakui keberadaan masyarakat adat. Semestinya pula, bersamaan dengan pengakuan .ilayah adat itu, hak-hak masyarakat adat atas sumebr daya alam juga mendapat pengakuan. "ersoalan muncul ketika, pembahasan 'aperda "asir tentang 7ak 6layat. !imana pada 'aperda tersebut tidak mengakui adanya masyarakat hukum adat dan hak ulayat. Karena ada protes dari 1embaga Adat "asir 1A"&, maka proses penyusunan "erda tersebut dihentikan oleh "ansus !"'!.
37

2. H"k"# T d&k Te)t"% + Kajian terhadap hukum tidak tertulis dilakukan di Kabupaten "asir. oleh Sebagian besar .arga masyarakat "asir menganut agama (slam, dan sebagian kecil .arga masyarakat hukum adat masih menganut animisme. Meskipun antara (slam dan animisme memiliki ajaran yang berbeda, namun .arga masyarakat memiliki toleransi yang tinggi dalam kehidupan sosial antar umat beragama?kepercayaan. !i Kabupaten "asir terdapat lembaga adat yang secara kultural memiliki .ilayah adat dengan hak ulayatnya dan anggota masyarakat adat, meskipun secara hukum lihat "erda 3o. %?#$$& belum memperoleh pengakuan secara tegas. 1embaga adat tersebut merupakan institusi lokal yang peranannya memelihara nilai, norma dan adat istiadat dalam mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat hukum adat dalam kehidupan sehari-hari. 5eberapa norma-nora yang diatur oleh 1embaga Adat antara lain tata cara perka.inan, kerumahtanggan, pengelolaan hutan dan pergaulan hidup seharihari. 5agi .arga yang melanggara norma dan adat, maka dijatuhkan anksi sesuai dengan ketentuan adat yang sudah berlaku secara turun temurun. '. I#$%e#ent&+ d&n Kend&%& Pen!&k"&n &. nt&+ "engakuan secara tekstual tersebut pada kenyataannya tidak diimpelementasikan dengan baik. (ndikasinya, yaitu )& "emda pasir tidak memiliki program untuk pemastian batas-batas .ilayah adat, #& Keberadaan 1embaga Adat "asir 1A"& kurang memperoleh pengakuan "emda karena dianggap kurang mengakar kuat dan memiliki yuridiksi yang jelas, dan %& "emda "asir tidak memperhitungkan keberadaan masyarakat adat beserta hak-hak atas sumber daya alam sebagaimana tercermin di dalam "erda 3o. )% tahun #$$# tentang (4in 6saha "emanfaatan 7asil 7utan Kayu maupun pada "erda 3o - tahun #$$8.tentang (4in 6saha "erkebunan di Kabupaten "asir. I#$%e#e

38

"engakuan terhadap keberadan masyarakat hukum adat dengan sebaga hak-haknya, memperoleh perhatian 5upati "asir periode #$$8-#$$* 'id.an&. (a menganggap bah.a "emda "asir memiliki ke.ajiban untuk melindungi masyarakat hukum adat. "erlindungan ini diperlukan karena secra sosial dan ekonomi masyarakat hukum adat sangat ketinggalan Selain itu, kegiatan in0estasi yang banyak berlokasi di perdesaan memang berdampak langung pada kehidupan masyarakat hukum adat.

6.

Kend&%& Adanya pemikiran yang berkembang di kalangan birokrasi bah.a "erda 3o %?#$$ hanya mengatur adat istiadat dan lembaga adat, bukan mengatur mengenai keberadaan masyarakat adat dan hak-hak ulayatnya.

*. H&)&$&n !alam kerangka penguatan dan pemberdayaan masyarakat hukum adat, maka peranan dan akti0itas 1embaga Adat perlu ditingkatkan, yaitu : a. 1embaga Adat "asir "AS& dan "ersatuan Masyarakat Adat "eMA& "asir dapat mengotimlkan peranannya dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat hukum adat. b. "emerintah Kabupaten "asir melakukan telaah kembali atas "eraturan !aerah dan kebijakan yang tidak berpihak kepada keberadaan masyarakat hukum adat. H. PRO5INSI KALIMANTAN TENGAH 1. H"k"# Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n Ke.ilayahan berkenaan dengan tanah beserta isinya dan .ilayah kesatuan budaya dimana masyarakat hukum adat hidup dan berkembang. Masyarakat hukum adat sebagai suatu komunitas memerlukan kepastian hukum mengenai ke.ilayahan ini, sehingga mereka dapat menjalani

39

kehidupannya tanpa ada perasaan kha.atir terjadinya gangguan dari pihak manapun. 1). "enggunaan ruang .ilayah "ro0insi Kalimantan Tengah diatur di dalam "eraturan !aerah "erda& 3omor / Tahun #$$% tentang Tata 'uang >ilayah "ro0insi Kalimantan Tengah. 2). Khusus berkaitan dengan ke.ilayahan Masyarakat hukum adat, tertuang di dalam "eraturan !aeah "erda& 3omor )8 Tahun )**/ tentang Kedamangan di "ro0insi !aerah Tingkat ( Kalimantan Tengah. "ada 5ab ) "asal ) ayat p& menyebutkan, bah.a : a&. >ilayah adat adalah .ilayah satuan budaya tempat adat istiadat itu tumbuh, hidup dan berkembang sehingga menjadi penyangga keberadaan adat istiadat yang bersangkutan. b&. Tanah adat adalah tanah beserta isinya yang berada di .ilayah Kedamangan yang dikuasai secara adat, baik miliki perorangan maupun milik bersama. 6. Ke6"d&3&&n Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan, serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah laku manusia adalah kebudayaan. !i dalamnya terdiri atas unsur-unsur uni0ersal, yaitu: agama?kepercayaan, organisasi sosial, teknologi, sistem pengetahuan?pendidikan, sistem ekonomi, bahasa? telekomunikasi, dan kesenian. 5erkaitan dengan agama dan kepercayaan, diatur di dalam "eraturan @ubernur 3omor , Tahun #$$+ tentang "edoman "embentukan Horum Kerukunan Amat 5eragama HK65& "ro0insi, dan Kabupaten?Kota di "ro0insi Kalimantan Tengah. !i dalam "eraturan @ubernur tersebut "asal #& ditegaskan syarat calon anggota HK65 sebagai berikut : a&. b&. c&. d&. "enduduk Kalimantan Tengah. 5ertempat tinggal di Kalimantan Tengah sekurang-kurangnya tahun. 5ertaG.a kepada tahun CMD dan setia kepada "ancasila dan 66! )*8"emuka agama yang menjadi panutan umat, dan

40

e&.

5erkepribadian baik dan penuh pengabdian terhadap kepentingan kerukunan kehidupan beragama. Kemudian peraturan hukum tertulis yang berkaitan dengan sistem

organisasi sosial, dengan jelas diatur di dalam "eraturan !aerah "ro0insi Kalimantan Tengah 3omor )8 Tahun )**/ tentang Kedamangan di "ro0insi !aerah Tingkat ( Kalimantan Tengah. "ada 5ab ( pasal ) "erda tersebut menjelaskan bah.a : (1). (edamangan adalah kesatuan masyarakat hukum adat dalam pro0insi !aeah Tingkat ( Kalimantan Tengah yang terdiri dari himpunan beberapa !esa?Kelurahan?Kecamatan yang mempunyai .ilayah tertentu yang tidak dapat dipisah-pisahkan. (2). )embaga adat adalah sebuah organisasi kemasyarakatan, baik yang sengaja dibentuk maupun yang secara .ajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan atau dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan .ilayah hukum dan hak atas harta kekayaan di dalam .ilayah hukum adat tersebut, mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang berlaku. (3). 4ak adat adalah hak untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dalam lingkungan hidup .arga masyarakat sebagaimana tercantum dalam lembaga dat, yang berdasarkan hukum adat dan yang berlaku dalam masyarakat atau persekutuan hukum adat tertentu. (4). 4ukum Adat Da%ak di (alimantan Tengah adalah hukum yang benar-benar hidup dalam kesadaran hati nurani .arga masyarakat !ayak di Kalimantan Tengah dan tercermin dalam polapola tindakan mereka sesuai dengan adat istiadatnya dan pola-pola sosial budayanya yang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional. (5). Adat istiadat adalah seperangkat nilai atau norma, kaidah dan keyakinan sosial yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat !esa

41

dan atau satuan masyarakat lainnya serta nilai atau norma lain yang masih dihayati dan dipelihara masyarakat sebagiamana ter.ujud dalam berbagai pola nilai kelakuan yang mempertahankan kebiasaankebiasaan dalam kehidupan masyarakat setempat. (6). Dama (epala Adat adalah pimpinan adat dari satu Kedamangan yang diangkat?dipilih berdasarkan hasil pemilihan oleh beberapa !esa?Kelurahan?Kecamatan kedamangan tersebut. (7). Ma/elis Adat adalah !e.an Adat yang mengemban tugas tertentu di bidang pemberdayaan dan pelestarian serta pengembangan adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat, lembaga adat dan hukum adat di daerah. (8). Mantir Adat adalah perangkat adat atau gelar bagi seorang yang duduk di Majelis Adat. Selain "erda tersebut "emerintah !aerah Kalimantan Tengah mengeluarkan "eraturan !aerah "ro0insi 3omor * Tahun #$$) tentang "enanganan "enduduk !ampak Konflik. "ada pasal / ayat #& huruf b disebutkan yang dimaksud Masyarakat hukum adat adalah Majelis Adat setempat9 dan huruf c yang dimaksud .ajib mentaati adalah menghormati adat istiadat !aerah Kalimantan Tengah dan meninggalkan adat?budaya yang tidak sesuai dengan adat?budaya Kalimantan Tengah. "ada pasal * ayat % menjelaskan, bah.a yang dimaksud !e.an Kehormatan Kemasyarakatan 1intas Dtnik adalah perkumpulan yang bersifat kekeluargaan yang didirikan dengan maksud dan tujuan untuk membina persatuan, kerukunan dan persaudaraan. "emerintah !aerah "eraturan !aerah "ro0insi Kalimantan Tengah mengeluarkan yang termasuk dalam .ilayah

"erda& yang mengatur ekonomi, yaitu di dalam

"eraturan !aerah "erda& 3omor )) tahun )**/ tentang (jin 6saha "ertambangan 'akyat 5ahan @alian Dmas di "ro0insi Kalimantan Tengah. "erda ini berlaku secara umum, sehingga secara implisit berlaku pula bagi masyarakat hukum adat?KAT. "erda ini mengatur, bah.a setiap bentuk yang berkenaan dengan usaha eksplorasi sumber daya alam, tidak

42

menimbulkan

dampak

yang

merusak

lingkungan,

dan

tetap

mempertahankan kesinambungan sumber daya alam. Selanjutnya dalam upaya mengatur sistem komunikasi, "emeriantah !aerah mengeluarkan "eraturan !aerah "erda& 3omor )) Tahun #$$# tentang "enyelenggaraan Telekomunikasi untuk Keperluan Khusus 'adio dan Tele0isi Siaran 1okal. "erda ini dimaksudkan, agar setiap media massa lokal terutama elektronik& agar menjadi media promusi yang efektif bagi pembangunan .ilayah9 dan mempu menyajikan informasi yang obyektif dan seimbang, sehingga ikut mendukung proses transformasi sosial budaya masyarakat. 2. H"k"# T d&k Te)t"% + 6. Ke2 %&3&4&n >ilayah masyarakat hukum adat dibatasi oleh .ilayah tertentu, seperti sungai, bukit?batu-batuan, ra.a-ra.a, dan hutan. >ilayah masyarakat hukum adat ini sepenuhnya dapat diatur dan diurus oleh perangkat pimpinan adat berdasarkan hak pengurusan .ilayah yang lebih dikenal dengan sebutan hak ulayat. 7ak ulayat atas tanah tersebut penguasaannya secara kolektif, dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama .arga masyarakat hukum adat. 7. Ke6"d&3&&n Masyarakat hukum adat di Kabupaten Kapuas selain menganut agama (slam, mereka juga memiliki kepercayaan Kaharingan. Masyarakat hukum adat memeluk kepercayan ini dan bebas melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinannya. Masyarakat memiliki sistem organisasi sosial yang dinamakan Kedamangan. Dksistensi Kademangan ini sebagai lembaga adat memiliki aturan adat istiadat& yang mengikat masyarakat hukum adat. 1embaga adat ini mengatur upacara adat dalam siklus kehidupan manusia, hubungan antar sesama manusia dalam suatu komunitas, hubungan ketua adat dengan masyarakat dan hubungan manusia dengan alam sekitar dan dengan Tuhan pencipta alam.

43

6ntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat hukum adat sudah memanfaatkan teknologi modern. Aturan adat memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk menggunakan teknologi yang memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 3amun demikian, aturan adat tetap mengendalikan penggunaan teknologi yang merusak kehidupan sosial budaya mereka. 5erkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan, masyarakat sudah menyadari pentingnya pengetahuan dan pendidikan untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. 2leh karena itu, aturan adat memberikan kelonggaran kepada anak-anak dari masyarakat hukum adat untuk menempuh pendidikan, meskipun harus meninggalkan kampung halaman. Kegiatan ekonomi masyarakat bergantung pada alam sekitar. !alam pemanfaatan alam, masyarakat senantiasa menjaga kelestarian alam yang didasarkan pada keyakinaan, bah.a alam akan memberikan apa yang diperlukan apabila alam tersebut dijaga dengan baik. Tidak menebang pohon sembarangan, terutama pohon madu tempat penghidupan lebah madu. !alam pemanfaatan alam masyarakat senantiasa dibebani dengan tanggung ja.ab moral untuk memelihara alam demi anak keturunan sampai kapanpun. Komunikasi antar .arga masyarakat menggunakan bahasa daerah setempat yang berlaku secara turun temurun, meskipun penggunaan bahasa daerah setempat ini tidak secara eksplisit di atur oleh hukum adat. "roses interaksi sosial masyarakat luar, mendorong masyarakat hukum adat untuk mempelajari bahasa nasional. Selain itu, masyarakat juga sudah terbuka terhadap informasi dari luar melalui radio maupun tele0isi. Kemudian untuk berkomunikasi dengan orang luar yang tidak dapat berbahasa daerah setempat, masyarakat menggunakan bahasa (ndonesia. Kesenian tradisional masih ada, namun proses pelestariannya masih sangat kurang. @enerasi muda kurang diperkenalkan dengan kesenian tradisional, baik dalam bentuk tari-tarian maupun musik tradisional - , sehingga dapat mengancam kepunahan kesenian tradisonal. !i dalam aturan adatpun memang ada ke.ajiban bagi lembaga adat maupun

44

masyarakat untuk tetap mempertahankan seni budaya lokal. 3amun demikian pengaruh kesenian modern yang diba.a oleh .arga yang bekerja di kota, atau diba.a oleh masyarakat yang secara intensif melakukan transaksi dengan orang kota, sudah mulai memasuki kehidupan masyarakat hukum adat, seperti tape recoreder dan 0ideo. '. I#$%e#ent&+ d&n Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# &. I#$%e#ent&+ )&. Secara yuridis sudah ada pengakuan "emerintah !aerah terhadap lembaga adat Kedamanangan&, tanah adat, hak adat, hukum adat, adat istiadat dan !amang Kepala Adat. #&. Aturan hukum adat sudah mulai longgar daya pengikat terhadap perilaku masyarakat. 7al ini antara lain sebagai pengaruh dari proses interaksi dengan masyarakat kota, dan penyebaran teknologi informasi yang tidak dapat dikendalikan oleh lembaga adat. Salah satu pengaruh dari lemahnya ketaatan terhadap hukum adat tersebut, yaitu terjadinya konflik sosial antar .arga masyarakat. 6. Kend&%& "engakuan hukum merupakan hal yang sangat penting, karena akan menentukan eksistensi masyarakat hukum adat, dan pemenuhan hak dan kebutuhan masyarakat hukum adat tersebut. 3amun demikian masih ditemukan berbagai kendala dalam implementasi hukum, yaitu : )&. !alam praktiknya belum ada komitmen yang sungguh-sungguh dari pemerintah daerah untuk pemberdayaan masyarakat hukum adat. #&. Kurangnya prasarana?sarana yang mendukung kelembagaan adat setempat. %&. Tidak ada biaya yang mendukung kegiatan pada kelmbagaan adat. 8&. Kurangnya .a.asan masyarakat terhadap hukum adat sebab belum tersedia hukum adat secara tertulis. -&. 5elum tersedia data tentang masyarakat hukum adat dan kelembagaan adat. *. H&)&$&n

45

!alam upaya pengakuan hukum terhadap masyarakat hukum adat, sehingga mereka dapat menjalani kehiduan sebagaimana msyarakat pada umumnya, yaitu : )&. #&. Terakomodasinya kepentingan Masyarakat hukum adat. Agar Masyarakat hukum adat di Kalimnatan Tengah memiliki jaminan hukum yang pasti terhadap eksistensi dan hak-hak adat yang ada di sekitar mereka. %&. 8&. -&. ,&. 7ukum adat dapat dikukuhkan dengan 6ndang-6ndang maupun "eraturan !aerah sesuai dengan keberadaan dan kepentingannya. Kelembagaan adat mendapat bantuan pendanaan sesuai kebutuhan. Kesadaran masyarakat terhadap hukum adat semakin meningkat, sehingga dapat mencegah terjadinya konflik antar kelompok masyarakat. Ada pengakuan melalui peraturan?yuridis formal secara tegas dan jelas terhadap eksistensi masyarakat hukum adat. H. PRO5INSI BANTEN 1. H"k"# Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n Masyarakat 5aduy merupakan penduduk !esa Kanekes, Kecamatan 1ue.idamar Kabupaten 1ebak. Secara georafis !esa Kanekas terletak di aliran Sungai :iujung pada pegunungan Kendeng. Sebagaimana disebutkan di dalam Keputusan 5upati 1ebak 3omor -*$?Kep.#%%?7uk?#$$% tentang "enetapan 5atas-5atas >ilayah !etail Tanah 6layat Masyarakat hukum adat 5aduy, bah.a luas !esa Kanekes sama luasnya dengan luas tanah ulayat yang didiami oleh Masyarakat 5aduy, yaitu -.)%,,-/ 7a. Artinya, batas-batas .ilayah !esa Kanekes sama dengan batas-batas .ilayah tanah ulayat Masyarakat 5aduy. 6. Ke6"d&3&&n "emeritah Kabupten 1ebak memperhatikan dengan sungguh?sungguh keberadaan Masyarakat 5aduy sebagai masyarakat hukum adat. "erhatian "emerintah Kabupaten 1ebak di.ujudkan melalui "eraturan !aerah "erda& 3omor )% Tahun )**$ tentang "embinaan dan "engembangan

46

1embaga Adat Masyarakat 5aduy, yang selanjutnya "erda ini dikenal dengan "erda 1embaga Adat. Adapun alasan "emerintah Kabupaten 1ebak melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap adat istiadat dan lembaga adat Masyarakat 5aduy, yaitu : Pertama, untuk mencegah pengaruh dari luar yang akan merusak nilai-nilai positif adat istiadat Masyarakat 5aduy, (edua! agar adat istiadat Masyarakat 5aduy, sebagai milik nasional dapat lebih berdaya guna bagi kelangsungan pembangunan, ketahanan nasional, menunjang kebudayaan nasional dan kelangsungan jalannya pemerintahan. 6pacara adat yang perlu dibina dan dikembangkan misalnya upacara seba persembahan hasil bumi&, sistem perka.inan dan sistem pengendalian diri dan lingkungan. !inilai masih ada kelemahan pada SK @ubernur Aa.a 5arat tahun )*,/ dan "eraturan !aerah "erda& 3omor )% Tahun )**$, maka kemudian pada tahun #$$) diterbitkan "eraturan !aerah Kabupaten 1ebak 3omor %# Tahun #$$) tentang "erlindungan Atas 7ak 6layat 5aduy "erda 6layat 5aduy&. "erda ini dimaksudkan untuk melindungi pelanggaran hukum adat yang dilakukan oleh orang luar. :ontohnya, orang luar berkebun di tanah ulayat Masyarakat 5aduy dengan menanam komoditas yang justru dilarang oleh hukum adat Masyarakat 5aduy, dan praktek penebangan kayu di hutan lindung 5aduy. Selain itu dalam upaya mengamankan fungsi .ilayah ulayat Masyarakat 5aduy sebagai sumber mata air, mencegah banjir dan melindungi he.an-he.an dari tindakan perburuan orang luar. Kemudian berkenaan dengan pemerintahan desa, diterbitkan "eraturan !aerah Kabupten 1ebak 3omor -?#$$% tentang "erubahan Atas "eraturan !aerah Kabupataen lebak 3omor #* Tahun #$$$ tentang "emerintahan !esa, berlaku umum. 5ab B( dari "erda mengatur tentang "emberdayaan, "elestarian dan "engembangan Adat-(stiadat serta 1embaga Adat. !engan tegas diatur mengenai larangan bagi anggota 5adan "er.akilan !esa 5"!& dan kepala desa untuk melakukan

47

perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma adat istiadat atau norma-norma yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. "emerintah !aerah mengalokasikan dana untuk mendorong

Masyarakat 5aduy terus terbuka dengan dunia luar. (ni juga dilakukan dengan maksud agar Masyarakat 5aduy sejajar dengan masyarakat lain terutama dalam bidang kesehatan dan pendidikan. :ara yang dilakukan adalah dengan me.arnai desa-desa yang ada di sekitar !esa Kanekes. Misalnya, membangun mesjid dan sekolah atau memberikan TB. !inas (nformasi, Komunikasi, Seni 5udaya dan "ari.isata adalah dinas yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang bersinggungan dengan adat istiadat. Tupoksi itu tepatnya di ba.ah tanggung ja.ab Sub !inas Seni dan 5udaya yang salah satu fungsinya adalah melestarikan dan mengembangkan nilai budaya serta meningkatkan pelestrian adat istiadat yang positif. Antara lain mendukung upacara-upacara adat semacam seba atau sereen taon. 2. H"k"# T d&k Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n Aspek ke.ilayah yang didiami oleh Masyarakat 5aduy telah diatur secara tertulis melalui "eraturan !aerah Kabupaten 1ebak. Melalui "erda tersebut diakui eksistensi tanah ulayat dan hak-hak Masyarakat 5aduy untuk memanfaatkan tanah ulayat tersebut. Selain ditetapkan secara yuridis melalui "erda, secara kultural Masyarakat 5aduy telah memiliki .ilayah ulayat untuk menjalani kehidupannya yang diperoleh secara turun temurun. "erasaan sebagai pemilik atas anah ulayat ini yang kemudian menjadi dasar "emerintah !aerah untuk memberikan pengakuan secara yuridis atas .ilayah Masyarakat 5aduy. 7. Ke6"d&3&&n !esa Kanekes terdiri atas -# kampung atau dusun. Tiga diantaranya adalah Kampung 5aduy !alam dan sebanyak 8* kampung adalah Kampung 5aduy 1uar. (stilah 5aduy !alam dan 5aduy 1uar menggambarkan pembagian kelompok sosial. Masing-masing memiliki peranan yang berbeda, namun memiliki satu sistem pemerintahan adat

48

dan negara&. "usat pemerintahan adat terletak di 5aduy !alam, dengan Puun sebagai pimpinan adatnya. Ada tiga Puun yang memimpin pemerintahan adat di !esa Kanekes atau Masyarakat 5aduy. Ketiga Puun ini tinggal di kampung yang berbeda. "uun dibantu oleh Girang 0eurat yang membidangi masalah keamanan, dan "aro Tangtu yang me.akili Puun setiap kampun dan juga berperanan sebagai hubungan-hubungan luar. Sedangkan pemerintahan negara?desa dijalankan oleh struktur yang lain. Kepala !esa dinamakan dengan "aro Pamarintah yang tinggal di kalangan 5aduy 1uar. "aro Pamarintah dibantu oleh sekretaris desa atau carik. 2rang yang menjabat sebagai carik berasal dari luar Masyarakat 5aduy, karena terampil membaca dan menulis. Tatanan sosial 2rang 5aduy masih mengandalkan adat, adat istiadat dan hukum adat sebagai sumber nilai dan norma. Adat istiadat dan hukum adat masih hidup bersamaan dengan tera.atnya alam dan bertahannya kelembagaan adat. 6ntuk membantu pekerjaan sehari-hari, Masyarakat 5aduy juru bicara untuk

menggunakan teknologi yang sederhana, yang dikembangkan oleh mereka sendiri secara turun-temurun. Mereka masih belum bisa menerima teknologi modern, karena dinilai tidak sesuai dengan adat istiadatnya. "engetahuan yang berkenaan dengan tata kehidupan ekonomi, sosial, budaya, agama dan lingkungan pada umumnya diperoleh secara turun temurun. Masyarakat masih belum terbuka terhadap pendidikan modern sekolah formal&. Sistem ekonomi yang dikembangkan bersifat subsisten dan lebih berorientasi pada pemanfaatan sumber daya alam, seperti bertani, atau berladang. Mereka mengolah tanah ulayat, yaitu tanah adat yang dikuasai secara kolektif. Masyarakat 5aduy dalam berkomunikasi antar mereka menggunakan adalah bahasa sunda. 3amun demikian sebagian dari mereka sudah mampu berbahasa (ndonesia, terutama ketika berkomuniaksi dengan orang luar. Mereka masih konsisten melestarikan seni dan budaya lokal seperti : musik tradisional, upacara adat seba dan seren taon& dalam siklus kehidupan masih dijalankan, dan dilestarikan secara turun temurun.

49

'. d&n Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# &. nt&+

I#$%e#ent&+

I#$%e#e

"emerintah "ro0insi 5anten dan Kabupaten 1ebak, sampai saat ini tetap konsisten menganggap Masyarakat 5aduy sebagai masyarakat hukum adat. Anggapan inilah yang melahirkan sejarah panjang pengakuan hukum terhadap Masyarakat 5aduy. "engakuan "emerintah !aerah bah.a Masyarakat 5aduy adalah masyarakat hukum adat dengan .ilayah dan hak-hak atas .ilayahnya, dia.ali oleh Keputusan @ubernur Aa.a 5arat 3omor #$%?5.B?"em?SK?,/ tentang "enetapan Status E7utan 1aranganE !esa Kanekes !aerah 5aduy sebagai E7utan 1aranganE dalam Ka.asan 7ak 6layat Adat "ro0insi Aa.a 5arat. Selanjutnya pada tahun )*/, keluar lagi Keptusan @ubernur Kepala !aerah Tingkat ( Aa.a 5arat 3omor )8$?Kep.-#,-"emdes?)*/,, tentang "enetapan Kanekes sebagai desa definitif yang memberikan pengakuan secara tegas mengenai luas dan batas-batas ka.asan tanah ulayat Masyarakat 5aduy, sehingga mencegah berbagai tindakan penyerobotan dari luar. 6. Kend&%& Ada sejumlah kendala dalam implementasi hukum dalam kerangka pemberdayaan masyarakat hukum adat, yaitu : )&. "emerinta !aerah Kabupaten 1ebak tidak memiliki rancangan program, terbatasnya anggaran dan sarana?prasarana untuk memfungsikan lembaga adat. #&. Masih sering terjadi pelanggaran hukum dari orang luar, misalnya penebangan kayu, penggembalaan kerbau di lahan pertanin dan pengambilan daun aren. %&. "elanggaran tersebut belum diberi sanksi yang tegas, ada kesan polisi pun malas untuk meneruskan dengan malakukan penyidikan. *. H&)&$&n

50

!alam kerangka penguatan dan pemberdayaan Masyarakat hukum adat, maka diharapkan : )&. !iterbitakannya "eraturan "residen yang mengatur "erlindungan Masyarakat 5aduy, mengingat "erda yang ada dalam implementasinya masih menghadapi kelemahan. #&. "emerintah !aerah Kabupaten 1ebak memiliki rancangan program yang jelas, dan anggaran serta sarana?prasarana untuk memfungsikan lembaga adat. %&. I. 1. &. Ke2 %&3&4&n 7ukum tertulis menyangkut aspek ke.ilayahan masyarakat hukum adat tertampung di dalam "eraturan !aerah 3omor * Tahun #) tentang "emberdayaan, "elestarian dan "engembangan Adat (stiadat dan 1embaga Adat. "engakuan secara tertulis tehadap eksistensi adat istiadat dan lembaga adat tersebut tidak secara jelas mengatur .ilayah masyarakat hukum adat. 6. Ke6"d&3&&n Komitmen "emerintah !aerah Kabupaten Sidenreng 'appang, "ro0insi Sula.esi Selatan terkait dengan pemberdayaan masyarakat hukum adat, yaitu dengan dikeluarkan "eraturan !aerah 3omor )* Tahun #$$) tentang "emberdayaan, "elestarian dan "engembangan Adat (stiadat dan 1embaga Adat. 5ab ( Ketentuan 6mum, pasal ) menjelaskan bah.a : a&. )embaga Adat adalah sebuah organisasi kemasyarakatan, baik yang sengaja dibentuk maupun yang secara .ajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan atau dalam satu masyarakat hukum adat di dalam .ilayah hukum adat tersebut, serta berhak dan ber.enang untuk mengakui, mengatasi dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang berkaitan, dengan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang berlaku. PRO5INSI SULA.ESI SELATAN H"k"# Te)t"% +

51

b&. Adat istiadat adalah seperangkat nilai atau norma, kaidah atau kegiatan sosial yang berubah dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat !esa atau satuan masyarakat lainnya, serta nilai atau norma lain yang masih dihayati dan dipelihara masyarakat sebagaimana ter.ujud dalam berbagai pola kelakuan yang merupakan setempat. Kemudian pada 5ab (B "asal - ayat )& disebutkan, bah.a 1embaga Adat berkedudukan sebagai .adah atau organisasi permusya.aratan? permufakatan kepala adat?ketua adat atau pemuka adat lainnya yang berada di luar organisasi pemerintah. "ada ayat #& disebutkan, bah.a 1embaga Adat mempunyai tugas, yaitu : )&. Menampung dan menyalurkan pendapat masyarakat kepada pemerintah serta menyelesaikan perselisihan menyangkut hukum adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. #&. Memberdayakan, melestariakan dan mengembangkan adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya daerah serta memberdayakan pemerintahan, masyarakat pelaksanaan dalam menunjang dan penyelenggaraan pembangunan kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan masyarakat

pembinaan kemasyarakatan. %&. Menciptakan hubungan yang demokratis dan harmonis serta obyektif antara kepala adat?pemangku adat dan pemuka adat dengan aparat pemerintah di daerah. "ada ayat %& dijelaskan, jika ada perbedaan pendapat antara lembaga adat dan aparat pemerintah di daerah, perbedaan itu diselesaikan dengan musya.arah?mufakat. Apabila tidak berhasil diselesaikan maka penyelesaian dilakukan oleh Kepala "emerintahan dan 1embaga Ada yang lebih tinggi tingkatannya dengan memperhatikan kepentingan masyarakat hukum adat setempat. Selanjutnya pada 5ab B "asal , ayat )& ditegaskan, bah.a 1embaga Adat mempunyai hak dan ke.ajiban, yaitu :

52

a&. Me.akili masyarakat hukum adat dalam hal-hal yang menyangkut kepentingan masyarakat hukum adat. b&. Mengelola hak-hak adat dan atau harta kekayaan adat dan meningkatkan kemajuan dan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik. c&. Menyelesaikan perselisihan yang mencakup perkara adat istiadat dan kebiasaan-kebiasan masyarakat sepanjang penyelesaian itu tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"ada ayat #& ditegaskan, bah.a 1embaga Adat berke.ajiban : a&. Membantu kelancaran penyelenggaraan pemerintah pelaksanaan

pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan, terutama dalam pemanfaatan hak-hak adat dan harta kekayaan lembaga adat dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat hukum adat setempat. b&. Memelihara stabilitas nasional yang sehat dan dinamis yang dapat memberikan peluang yang luas kepada aparat pemerintah terutama, pemerintah desa atau kelurahan dalam melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan ber.iba.a, pelaksanaan pembangunan yang lebih berkualitas dan pembinaan masyarakat yang adil dan demokratis. c&. Menciptakan suasana yang dapat menjamin terpeliharanya

kebhinekaan adat dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. "ada bab B( "asal + disebutkan, bah.a susunan organisasi 1embaga Adat ditetapkan oleh Kepala !esa setelah mendapat persetujuan 5"!. "ada 5ab ((( "asal 8 ayat -& dalam "eraturan !aerah nomor )* Tahun #$$) tentang "emberdayaan, "elestarian dan "engembangan Adat (stiadat dan 1embaga Adat9 disebutkan bah.a tujuan pembinaan adalah untuk meningkatkan sikap positif terhadap adat istiadat dan lembaga adat dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik. 2. &. H"k"# T d&k Te)t"% + Ke2 %&3&4&n

53

Ke.ilayah ditetapkan secara turun temurun dengan luas .ilayah tetap, dan bahkan cenderung berkurang. Sebagian .ilayah penguasaannya secara 6. kolektif atau ulayat, dan sebagian lain penguasaannya oleh Ke6"d&3&&n Masyarakat hukum adat dipimpin oleh "emangku Adat?"enghulu yang memiliki ke.enangan mengatur kehidupan Masyarakat hukum adat dalam berbagai kepentingan. !alam kehidupan sehari-hari, mereka masih mengembangkan nilai gotong royong dan senantiasa berupaya mengatasi permasalahan yang terjadi secara bersama-sama. Transformasi pengetahuan dan teknologi secara turun terumun dari generasi ke generasi, terutama pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan musim, flora fauna, hari baik hari buruk, ramuan obat atau gejalagejala alam yang berdampak terhadap kehidupan masyarakat. Sistem mata pencaharian hidup yaitu mengolah alam seperti berkebun, bersa.ah dan berladang serta nelayan. Meskipun sumber ekonomi mereka tergantung dari alam, namun mereka tidak pernah merusak alam. Mereka memegang teguh kearifan lokal dalam berinteraksi dengan alam yang memberikan kehidupan turun temurun bagi anak cuku mereka. !alam berkomunikasi antar mereka, digunakan bahasa setempat yang khas yang kadang tidak dapat dimengerti oleh komunitas yang lain. "enggunaan bahasa mengikuti struktur berdasarkan status sosial dalam masyarakat. Kemudian untuk mempertahankan adat istiadat, mereka menyelenggarkaan berbagai upacara adat dalam siklus kehidupan manusia, seperti pada saat kehamilan, kelahiran, turun tanah, dikhitan, menikah dan meninggal dunia. Selain upacara adat, masyarakat hukum adat juga masih memelihara seni budaya lokal yang merupakan .arisan leluhur mereka. Seni budaya dalam bentuk tarian, musik dan tarian tradisional biasanya ditampilkan bertepatan dengan hari-hari tertentu untuk melengkapi upacara adat. !i kalangan Suku 5ugis ada seni sastra yang tertulis dalam lontar yang menggunakan aksara 5ugis?Makasar. '. I#$%e#ent&+ d&n Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# perorangan.

54

&.

I#$%e#ent&+ (mplementasi pengakuan hukum oleh "emerintah !aerah dirasakan masih belum optimal. 7al ini dapat dicermati dari belum adanya "eraturan !aerah yang memberikan perhatian secara khusus terhadap kehidupan masyarakat hukum adat.

6.

Kend&%& (mplementasi pengakuan hukum masih dihadapkan pada beberapa kendala, yaitu : )&. 5elum adanya kemauan politik dari "emerintah !aerah untuk memberikan pengakuan hokum terhadap eksistensi Masyarakat hukum adat. #&. 5elum ada "eraturan !aerah yang mengatur secara khusus, termasuk aspek hukum kepemilikan tanah ulayat.

*. memadai, maka diharapkan : a. b.

H&)&$&n Agar Masyarakat hukum adat memperoleh pengakuan hukum secara Adanya "eraturan !aerah yang secara khusus memberikan pengakuan secara hukum terhadap eksistensi dan hak-hak Masyarakat hukum adat. "emerintah mengembangkan program Epembangunan budayaE berdampingan dengan pembangunan ekonomi dan politik.

J. PRO5INSI BALI 1. 1. H"k"# Te)t"% + Ke2 %&3&4&n Masyarakat hukum adat di 5ali tinggal dalam suatu desa adat yang dikenal dengan !esa "akraman. Dksistensi desa adat ini telah memperoleh pengakuan dari pemerintah "ro0insi 5ali melalui "eraturan !aerah "ro0insi 5ali 3omor % Tahun #$$) yang kemudian dirubah dengan "eraturan !aerah "ro0insi 5ali 3omor % Tahun #$$% tentang !esa "akraman.

55

2.

Ke6"d&3&&n Kehidupan beragama?kepercayaan diatur dalam "eraturan !aerah "ro0insi 5ali 3omor % Tahun #$$% tentang !esa "akraman.di dalam 5ab B "asal ). "emerintah !aerah menjamin setiap orang bebas menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran 7indu, dan menghormati masyarakat untuk melakukan ritual pada hari-hari tertentu sesuai dengan aturan yang berlaku di dalam ajaran 7indu. Semua aspek akti0itas perilaku berpola yang telah membudaya dalam interaksi manusia dalam suatu masyarakat yang diperankan melalui nilai, norma, serta .adah struktur keorganisasian yang dibentuk, merupakan sistem organisasi sosial. 5erkenaan dengan sistem organisasi sosial diatur di dalam "eraturan !aerah "ro0insi 5ali 3omor % Tahun #$$% tentang !esa "akraman 5ab B(( "asal ). "eraturan pemerintah daerah !aerah terus "erda& seluruh yang mengatur untuk menggunaan?pengembangan teknologi belum ada. Meskipun demikian masyarakat

mendorong

mengembangkan teknologi tepat guna yang akan memberikan manfaat bagi kehidupan yang lebih baik. "eraturan !aerah "erda& tentang !esa "akraman yang mengatur pengetahuan?pendidikan terdapat pada 5ab (B "asal 8. Selain itu melalui kebijakan dan program dinas pendidikan, pemerintah daerah memberikan kesempatan kepada putra-putra daerah termasuk dari masyarakat hukum adat untuk berpartisipasi dalam pendidikan. "rogram-program bantuan pendidikan pun, diluncurkan oleh "emerintah !aerah, yang menjangkau seluruh anak-anak yang sedang menempuh pendidikan. 5erkenaan dengan aspek ekonomi, "eraturan !aerah "erda& tentang !esa "akraman di dalamnya antara lain mengatur fungsi desa adat untuk membantu pemerintah dalam menjaga, memelihara dan memanfaatkan kekayaan desa adat untuk kesejahteraan masyarakat desa adat. Selain itu di dalam "eraturan !aerah "erda& tentang !esa "akraman mengatur bidang keagamaan, kebudayaan dan kemasyarakatan. Selanjutnya, "eraturan !aerah "erda& tentang !esa "akraman di dalamnya mengatur dengan jelas, bah.a salah satu fungsi
56

desa adat

adalah membina dan mengembangkan nilai-nilai adat 5ali dalam rangka memperkaya, melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional pada umumnya dan kebudayaan 5ali pada khususnya, berdasarkan paras paros salungkung saba%antaka? musya.rah untuk mufakat. 2. H"k"# T d&k Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n !esa adat dibatasi oleh .ilayah tertentu, dimana menurut hukum adat disebut EPrabumian DesaE atau 7e+engkon 6ale AgungE . >ilayah desa adat ini sepenuhnya dapat diatur dan diurus oleh perangkat pimpinan desa adat berdasarkan hak pengurusan .ilayah yang lebih dikenal dengan sebutan hak ulayat desa adat. 6. Ke6"d&3&&n Agama 7indu menempati posisi EsuperstrukturE bersama dengan nilainilai, cita-cita dan simbol ekspresif lainnya. Kemudian desa adat "akraman& sebagai lembaga berkedudukan sebagai EdasarE bersama norma dan organisasi lainnya. Agama 7indu merupakan payung bagi norma hukum adat a+ig.a+ig& dan organisasi sosial desa adat. !engan demikian ajaran 7indu akan ter.ujud dalam norma-norma adat kehidupan Krama !esa Adat. !esa Adat "akraman& sebagai lembaga sosial keagamaan yang bertindak sebagai .adah dan sekaligus penga.as pelaksanaan kegiatan agama di tingkat desa. !esa "akraman sejak a.al telah ditata untuk menjadi desa religius, dibentuk berdasarkan konsep-konsep dan nilai-nilai filosofis Agama 7indu. 2leh karena itu, pengurus !esa "akraman bukan Kepala !esa, melainkan Ketua (uba%an! 6a%an! (elihan! (iha! (umpi! 0anat! Tuha.tuha$! yang bermakna guru spiritual lokal di desa. !esa "akraman terus mengadakan penyesuaian sesuai dengan asas Desa Ma+a 2ara' !esa adat mempunyai hak untuk mengurus rumah tangganya sendiri atau mempunyai otonomi. 7ak dari desa adat mengurus rumah tangganya bersumber dari hukum adat, tidak berasal dari kekuasaan pemerintahan.

57

!esa "akraman memiliki banjar sebagai pembagian .ilayah kerja yang sudah sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat 5ali. !esa ini punya tugas dan ke.ajiban mengurus pura kah%angan& desa. 5erbeda dengan desa-desa pada umumnya, sesungguhnya !esa "akraman ini EpasramanE tempat melakukan penempaan diri di bidang pengamalan dharma, untuk mendapatkan 2atur Purusa Artha. Kemudian konsep dan nilai dasar dalam hubungan sosial dan kekerabatan adalah 9tat t+am asli9 dimana konsep ini melahirkan nilainilai 9 kerukunan saling asah! saling asih! saling asuh! salunglung saba%antaka&, keselaran sagilik saguluk! briuk sapanggul&, dan kepatutan paras.paros! nga+e sukaning +ong len&. A+ig.a+ig adalah aturan hukum yang mengatur hubungan sosial antar .arga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Apabila ada .arga masyarakat yang dinilai melanggara a.ig-a.ig tersebut, maka akan diberikan sanksi sesuai dengan aturan adat yang berlaku. Sebagai masyarakat terbuka, masyarakat hukum adat di 5ali leluasa untuk mengakses dan memanfaatkan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan. 7indu. Masyarakat hukum adat leluasa dalam berpartisipasi dalam pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Sebagai daerah tujuan .isata internasional, setiap .arga diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mempelajari berbagai hal, terutama yang berkaitan dengan bahasa asing, pemandu .isata, souvenir dan seluk beluk kepari.isataan. Hungsi desa adat untuk membantu pemerintah menjaga, memelihara dan memanfaatkan kekayaan desa adat untuk kesejahteraan masyarakat desa adat. Tentu saja pemanfaatan kekayaan desa adat tidak keluar dari rambu-rambu yang telah diatur di dalam aturan adat, dan dimanfaatkan untuk me.ujudkan kesejahtyeraan bersama. :iri 5ali yang istime.a adalah agama, adat dan budaya yang menyatu dan ini telah menjadi jati diri masyarakat 5ali. 2leh karena itu, Meskipun demikian, pemanfaatan dan pengembangan teknologi tersebut tetap harus memperhatikan aturan adat dan ajaran

58

kesenian sebagai salah satu bentuk kongkrit dari kebudayaan sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat 5ali. 5erbagai bentuk kesenian tradisional, baik tari, musik tabuh&, pahat, anyaman dan nyanyian tradisional kidung& dikembangkan oleh masyarakat melalui padepokan sanggar seni& secara turun temurun. '. I#$%e#ent&+ d&n Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# &. nt&+ Masyarakat hukum adat yang tinggal di !esa "akraman sangat diakui oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Secara yuridis sudah ada pengakuan "emerintah !aerah terhadap lembaga adat Kedamanangan&, tanah adat, hak adat, hukum adat, adat istiadat dan Kepala !esa Adat. 6. Kend&%& Sejauh ini tidak ada kendala yang dirasakan dalam implementasi hukum adat, karena agama, adat dan budaya telah menyatu dalam kehidupan masyarakat secara turun temurun, dan terus dilembagakan dengan baik oleh pemerintah maupun lembaga adat. *. a. H&)&$&n "embinaan desa adat dan adat istiadat 5ali ke arah keberdayaan, kelestarian dan perkembangan dalam upaya meningkatkan peranan dan fungsi desa adat dan adat istiadatnya. Melalui pembinaan ini bertujuan untuk me.ujudkan masyarakat yang Trepti tertib, tertata?teratur, sesuai tatanan masyarakat&, (erta damai, tenteram, aman, harmonis&, dan "agadhita sejahteralahir batin, adil, dan makmur&. b. "embinaan dan mengefektifkan berfungsinya lembaga peradilan desa yang kongkrit de facto dilaksanakan oleh "rajuru !esa Adat. Masalah yang berhubungan dengan adat dan agama akan efektif apabila ditangani oleh "rajuru sebagai hakim desa. I#$%e#e

K. 1.

NUSA TENGGARA BARAT H"k"# Te)t"% +


59

&.

Ke2 %&3&4&n 7ukum tertulis yang berupa "eraturan !aerah "ro0insi maupun Kabupaten di "ro0insi 3usa Tenggara 5arat yang secara khusus mengatur ke.ilayahan Masyarakat hukum adat hingga saat ini belum ada. Meskipun demikian "emerintah "ro0insi maupun Kabupaten memberikan pengakuan terhadap lembaga adat pada Suku Sasak dengan penguasaan .ilayah yang berupa tanah ulayat. Tanah ulayat tersebut kepemilikannya secara kolektif berdasarkan hukum adat, dan dalam penggunaannya sesuai hukum adat dan persetujuan dari kepala suku.

6.

Ke6"d&3&&n "emerintah daerah tetap mempertahankan kondisi hukum adat yang selama ini ada. Salah satu bentuk perhatian "emerintah !aerah terhadap eksistensi lembaga dan hukum adat tersebut adalah diresmikannya lembaga adat di !esa Sukrarane di Kecamatan Sikra 5arat Kabupaten 1ombok Timur, meskipun belum dikukuhkan secara yuridis. 1embaga adat di desa Sukrarane ini diharapkan sebagai contoh penerapan hukum adat yang dikembangkan menjadi lembaga pendidikan adat lebih mengedepankan penanaman nilai moral berbasis kelembagaan adat. Khusus pada Suku Sasak, kelembagaan adat dilandaskan pada agama (slam, sedangkan pengembangan budaya berkembang melalui budaya susun/aga sebagai .arisan dari Sunan @iri dan Sunan Kalijaga. Musya.arah dan mufakat selalu ditekankan dalam Suku Sasak. Ada tiga tokoh masyarakat?adat yang berperanan dalam pembangunan masyarakat, yaitu 9 a&. Pengusung, adalah kepala desa selaku kepala pemerintahan yang mengelola administrasi pemerintahan. b&. Penghulu! adalah tokoh agama atau tuan guru yang senantiasa berperanan memberikan nasehat kepada seluruh masyarakat dengan merujuk pada Al-Iuran dan 7adist. c&. Pemangku adalah ketua adat tempat masyarakat meminta nasehat dan petunjuk dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

60

5erbagai artefak kebudayaan masyarakat memperoleh perhatian dari "emerintah !aerah 3T5 dengan dibangunnya Taman 5udaya 3T5. !i dalam taman budaya tersebut, hasil karya yang bernilai seni budaya dari berbagai suku di 3T5. 3amun demikian dokumen tertulis yang menjelaskan kebudayaan masyarakat tersebut banyak yang sudah aidak terdokumentasikan. 2. &. H"k"# T d&k Te)t"% + Ke2 %&3&4&n Masyarakat hukum adat Suku Sasak di Kabupaten 1ombok, dan Suku Mbojo di Kabupaten 5ima mendiami suatu .ilayah secara berkelompok. Mereka telah mendiami .ilayah tersebut secara turun temurun, sehingga terbentuk sistem kekerabatan yang kuat. "enguasaan .ilayah tersebut secara kolektif, dan karenanya tidak dapat dimiliki secara pribadi. 7al-hal yang berkenaan dengan pemanfaatan .ilayah ulayat tersebut diatur secara adat dan dikendalikan oleh Kepala Suku. Sedangkan Suku Sama.a di Kabupaten Sumba.a hidup berkelompok dan berpindahpindah dari satu daerah ke daerah lain. 6. Ke6"d&3&&n !i "ro0insi 3usa Tenggara 5arat terdapat tiga suku besar, yaitu Suku Sasak, suku Mbojo dan Suku Sama.a. Suku Sasak mendiami "ulau 1ombok, dan mereka masih mempertahankan eksistensi kelembagaan adat melalui 5alai Adat. Kemudian Suku Mbojo atau kenal pula dengan dana Mbojo Tanah 5ima& mendiami Kabupaten 5ima, !ompu dan sekitarnya. Selanjutnya Suku Sama.a mendiami Sumba.a dan sekitarnya. Suku ini hidupnya berpindah-pindah dari satu .ilayah ke .ialayah lain. Keberadaan lembaga adat di "ro0insi 3usa Tenggara 5arat, khususnya kasus Kabupaten 1ombok 5arat dan 1ombok Timur telah banyak membantu pemerintah dalam menyelesaikan persoalan hukum yang terjadi pada masyarakat. Ketika hukum formal tidak mampu menyelesaikan persoalan masyarakat, maka hukum adatlah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut selama tidak bertentangan dengan hukum pemerintah. "rinsip hukum adat yang

61

dikembangkan bersifat uni0ersal, sehingga sampai saat ini "emerintah "ro0insi 3T5 tetap menerapkan hukum adat dalam membangun nilai-nilai kesetika.anan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai contoh penyelesaian masalah hukum melalui hukum adat, yaitu pada kasus !esa Sukrarare. !i desa ini, administrasi pemerintah desa dilaksankaan oleh pemeritnah desa, akan tetapi penyelesaian masalah hukum diselesaikan melalui hukum adat oleh kelembagaan adat. "enyelesaian permasalahan melalui hukum adat tersebut dilakukan di 5alai Adat. Semua keputusan hukum dilahirkan melalui 5alai Adat, sehingga seluruh masyarakat dapat hadir untuk melihat dan memberikan saran yang pada akhirnya pengusung, penghulu dan pemangku memutuskan melalui upacara adat apabila aspek hukum dipandang benar dan perlu mendapat perhatian secara seksama. 7ukum adat di 3T5 tidak menghendaki keputusan salah atau benar. Akan tetapi harus mengarah pada perdamaian yang diselesaikan dengan musya.arah mufakat. !alam penyelesaian permasalahan itu terjaga perasaan masing-masing pihak yang bermasalah. 5alai Adat dibangun atas s.adaya masyakaat, dan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Selain sebagai tempat untuk menyelesaikan permasalahan .arga, 5alai Adat juga digunakan untuk pelestarian dan penanam nilai budaya. Melalui 5alai Adat ini diharapkan adat istiadat Suku Sasak mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengalami pelunturan nilai budaya. Melalui 5alai Adat ini terbangun komitmen, bah.a budaya bukan sesuatu yang tertutup, akan tetapi diharapkan mampu diterapkan sebagai bagian dari kehidupan. '. Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# &. I#$%e#ent&+ "emerintah !aaerah "ro0insi maupun Kabupaten mengakui I#$%e#ent&+ d&n

eksistensi Masyarakat hukum adat, kelembagaan adat, adat istiadat dan struktur yang mengendalikan akti0itas pada kelembagaan adat. 3amun demikian pengakuan tersebut belum didukung dengan perangkat

62

perundang-undangan

misal dalam bentuk "erda&, sehingga belum

memiliki kekuatan secara yuridis. 6. Kend&%& Kendala yang masih dirasakan implementasi pengakuan hukum terhadap masyarakat hukum adat adalah masih rendahnya komitmen "emerintah !aerah untuk memberikan perlindungan terhadap dokumen yang bersifat tradisional, sehingga dokumen yang sangat berharga tersebut mudah ke tangan orang asing. *. a. H&)&$&n "emerintah !aerah .ajib untuk melindungi seluruh dokumen hukum adat yang tertulis diberbagi buku perundang-undangan yang bersifat tradisional, sehingga membatasi keluarnya dokumen tersebut pada kolektor. b. "emerintah !aerah mengupayakan pengembalian seluruh benda bersejarah yang dimiliki kolektor di luar negara (ndonesia.

L.

PRO5INSI NUSA TENGGARA TIMUR 1. H"k"# Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n "emerintah !aerah "ro0insi 3usa Tenggara Timur 3TT& pada tahun )*+8 menerbitkan "eraturan !aeah "ro0insi 3usa Tenggara Timur 3o. / Tahun )*+8 tentang "elaksanaan "enegasan 7ak Atas Tanah. 5ab ( pasal ) %& menegaskan bah.a yang dimaksud dengan EtanahE ialah tanah bekas pengusaan masyarakat hukum adat?tanah suku. Kemudian pada pasal # )& dinyatakan Etanah bekas penguasaan masyarakat hukum adat, dinyatakan sebagai tanah-tanah di ba.ah penguasaan "emerintah !aerah cG @ubernur Kepala !aerah. Secara tersirat, terbitnya peraturan tersebut sebagai gambaran semakin berkurangnya hak atas tanah ulayat di ba.ah penguasan masyarakat hukum adat dengan alasan tertentu, dan berpindah menjadi di ba.ah penguasan "emerintah !aerah.

63

6. Ke6"d&3&&n "emerintah !aerah Kabupaten 'ote 3dao menerbitkan "eraturan !aerah 3o. #) tahun #$$, tentang "emberdayaan dan "erlindungan 6saha Tenun (kat. !i dalam 5ab (( pasal # )& dinyatakan, bah.a maksud dari pemberdayaan dan perlindungan usaha tenun ikat adalah a& mendorong masyarakat agar secara serius menekuni usaha tenun ikat. Kemudian pada pasal # #& dinyatakan, bah.a pemberdayaan dan perlindungan usaha tenun ikat adalah a& melestariakn karya seni yang terkandung di dalam hasil karya tenun ikat, b& meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat dan c& mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Sebagaimana diketahui, bah.a masyarakat hukum adat banyak yang menekuni usaha tenun ikat. 2leh karena itu, keluarnya "erda ini akan memberikan pemberdayaan dan perlindungan pula terhadap masyarakat hukum adat, khususnya di bidang ekonomi. Melalui "erda ini diharapkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat hukum adat akan semakin lebih baik, dan seni budaya mereka dalam bentuk tenun ikat dengan corak yang khas& dapat dilestarikan.

2. &.

H"k"# T d&k Te)t"% + Ke2 %&3&4&n 7ak atau kliam atas suatu .ilayah sudah diatur secara ulayat tanah suku, hutan suku& yang batas-batasnya diakui oleh komunitas lain di desa. >ilayah dikuasai oleh suku dan pemanfaatannya diatur oleh kepala suku raja& untuk seluruh .arga secara turun temurun. "enentuan batas-batas .ilayah menggunakan simbol?tanda seperti pohon, menyusun batu karang menyerupai tugu, dan mengunakan batas sungai. 5erkenaan dengan ke.ilayahan ini, masyaralat hukum adat mengenal tempat-tempat keramat seperti hutan keramat, hutan larangan, ka.asan perburuan binatang dan ka.asan bercocok tanam. 6. Ke6"d&3&&n )&. Agama?Kepercayaan

64

Agama sudah dianut oleh sebagai besar masyarakat, namun kepercayaan kepada leluhur masih sangat kuat. Misalnya, di Sumba masih ada masyarakat yang belum memeluk agama sama.i. Mereka masih menganut agama nenek moyang mereka yang disebut EmerapuE. Kemudian di Kepulauan 'aijua, masyarakat menganut kepercayaan EjinituiE. Masyarakat masih melakukan upacara tradisional seperti upacara di kebun, sa.ah, upacara bangun rumah adat, memohon turunnya hujan, upacara perka.inan adat, kematian dan lain-lain yang dilaksnakan secara turun temurun yang sangat boros. #&. Sistem organisasi sosial Terdapat pranata sosial lembaga adat& yang mengatur urusan adat istiadat perka.inan, kematian dan lain-lain. Tiap-tiap suku di dalam suatu kelompok dibebani biaya sesuai kebutuhan yang harus dipenuhi .alaupun dengan cara berhutang. Masyarakat hukum adat sudah mengenal pimpinan formal, namun pengaruh pimpinan informal kepala suku dan tetua-tetua adat& masih sangat kuat. %&. Teknologi Teknologi yang dimiliki merupakan .arisan leluhur, seperti dalam bercocok tanam, mengolah makanan dan beternak. Mereka sudah mengenal peralatan dari besi parang, linggis dll& yang dibuat oleh pandai besi .arga desa. "eralatan rumah tangga memanfaatkan bahan-bahan lokal, seperti piring makan dan sendok nasi terbuat dari tempurung kelapa. "engaruh teknologi sudah mulai memasuki desa dan sebagian masyarakat sudah mulai mengikuti perkembangan teknologi informasi TB, 7" dsb&. 8&. "engetahuan?pendidikan Sistem pengetahuan diperoleh secara turun termurun dari leluhur mereka. "engetahuan tentang kebiasaan baik dan buruk sudah tertanam?diajarkan sejak kecil bertutur kata, hormat kepada orang tua, berdoa, dan tidak mela.an orang tua dll&. !alam sistem pengobatan, masyarakat hukum adat menggunakan ramuan tradisional, dimana pengetahuan pengobatan ini diperoleh secara turun temurun. Misalnya,

65

memakan daging tokek untuk penyembuhan sakit asma, dan memakan daun pucuk jambu batu untuk pengobatan sakit diare. -&. Dkonomi Sebagian masyarakat dalam perdagangan masih menggunakan sistem barter. Misal, jagung ditukar dengan ikan dll. Selain berladang dengan sistem tebas bakar secara berpindah-pindah, masyarakat mengembangkan kerajinan rakyat seperti tenun dan anyaman. Sebagian masyarkat posisinya dalam berdagang sebagai penerima harga, bukan sebagai penentu harga. (nformasi tentang harga hasil pertanian, tenun, anyaman atau nelayan tidak diketahui oleh .arga masyarakat. 7arga barang dalam transaksi jual beli sepenuhnya diatur oleh pembeli. ,&. 5ahasa ?Komunikasi 5ahasa daerah digunakan sejak lahir sampai usia sekolah. 5ahasa daerah menjadi alat komunikasi utama dalam berinteraksi antar mereka. Saat sekolah anak-anak diajarkan bahasa (ndonesia. !an sebagian dari masyarakat hukum adat sudah bisa berbahasa (ndonesia ketika berkomunikasi dengan orang luar. Kemudian dalam menyampaikan berita duka, masyarakat hukum adat menggunakan giring-giring yang diikatkan pada leher kuda9 dan memukul kentongan sebagai isyarat panggilan guna mengikuti pertemuan. +&. Kesenian 5anyak kesenian tradisional yang diatur oleh masyarakat desa secara turun temurun. Aenis-jenis seni budaya tradisional seperti gong, ikusai, tebe, seruling bambu, tarian dan lagu tradisonal, permaian rakyat seperti gasing dan lain-lain. Seni budaya tradisioonal tersebut dipentaskan pada hari besar menurut hitungan adat atau kepercayaan yang mereka anut. 3amun demikian, generasi muda sudah banyak yang tidak menguasai seni budaya tradisonal tersebut, sehingga merupakan ancaman serius dalam pelestariannya. '. I#$%e#ent&+ d&n Kend&%& Pen!&k"&n H"k"# Te)4&d&$ KAT

66

&.

I#$%e#ent&+ Meskipun secara yuridis belum ada pengakuan terhadap

masyarakat hukum adat, tetapi secara informal "emerintah !aerah masih mengakui eksistensi masyarakat hukum adat. "engakuan ini antara lain dengan dilakukannya pengukuan kepala suku oleh pemerintah dengan menggunakan istilah Emane leoE. 3amun demikian hak mereka atas tanah ulayat semakin berkurang karena beralih menjadi diba.ah penguasan pemerintah. 6. Kend&%& 6ntuk memperoleh pengakuan hukum dalam rangka peningkatan keberdayan, masyarakat hukum adat masih dihadapkan oleh berbagai kendala, yaitu : )&. 5elum ada aturan yang jelas yang mengatur secara yuridis tentang masyarakat hukum adat. #&. Masih adanya sikap dari masyarakat hukum adat yang tidak mau menerima perubahan yang berasal dari luar.

%&.

"erbedaan status sosial, kedudukan di dalam masyarakat hukum adat itu sendiri, dimana masih adanya kelas-kelas sosial dalam masyarakat atau kasta.

8&.

Terbatasnya sarana informasi yang dapat diakses oleh masyarakat hukum adat.

-&.

Ada pihak-pihak luar yang dengan sengaja mempro0okasi msyarakat hukum adat untuk menentang kebijakan pemerintah, demi kepentingan pihak luar tersebut.

,&.

"ada umumnya masyarakat hukum adat tinggal di ka.asan yang secara geografis sulit dijangkau.

+&.

"emerintah !aerah masih melihat masyarakat hukum adat sebagai obyek.

67

*.

H&)&$&n 6ntuk memperoleh pengakuan hukum dan peningkatan keberdayaan masyarakat hukum adat, maka diharapkan : a. Adanya aturan hukum yang jelas, yang mengatur eksistensi masyarakat hukum adat dengan segala hak-haknya, seperti hak ekonomi, sosial, politik, hukum dan sipil serta kelestarian sumber daya alam. b. Adanya pola pembinaan?pemberdayaan masyarakat hukum adat yang sistematis dan terukur.

M.

PRO5INSI PAPUA 1. H"k"# Te)t"% + &. Ke2 %&3&4&n 6ndang-6ndang 3omor #) tahun #$$) tentang 2tonomi Khusus bagi "ro0insi "apua selanjutnya disebut otonomi khusus "apua& sarat dengan pengaturan mengenai hak-hak masyarakat hukum adat. "ada bagian "enjelasan 6mum ditegaskan, bah.a : E... pengakuan terhadap eksistensi hak ula%at, adat, masyarakat hukum adat dan hukum adat.E 6. Ke6"d&3&&n 6ndang-6ndang 2tonomi Khusus "apua menegaskan keberadaan masyarakat hukum adat, dan hak-haknya atas sumber daya alam tidak terlepas dari dasar-dasar hukum yang mendasari. 6ndang-undang ini mengatur keberadaan masyarakat hukum adat dan hak-hak atas sumber daya alam, sebagai berikut : )&. "engakuan keter.akilan masyarakat hukum adat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan penga.asan pembangunan. "engakuan ini dinyatakan dengan menjadikan .akil-.akil masyarakat hukum adat sebagai salah satu unsur dalam Majelis 'akyat "apua M'"&. Selain itu juga .akil dari kelompok agama dan perempuan. Aumlah .akil adat di M'" seluruhnya )?% dari jumlah M'" atau )8 orang. 6rgensi keter.akilan masyarakat hukum adat di dalam M"' adalah : a&. Melalui M'" masyarakat hukum adat dapat melindungi hak-haknya dari tindakan

68

pelanggaran dan pengabaian oleh pemerintah dan pemerintah daerah. b&. M'" dapat menyalurkan aspirasi masyarakat hukum adat dan memfasilitasi penyelesaian masalah yang terjadi pada masyarakat hukum adat. #&. "erlindungan terhadap hak-hak masyarakat hukum adat, yaitu hak atas tanah dan hak atas kekayaan intelektual, sebagaimana diatur pada pasal 8% dan pasal 88. 7ak atas tanah meliputi hak bersama atau hak ulayat dan hak perorangan a&. b&. %&. adat pasal -)& penjelasan pasal 8% ayat #&&. 3amun pengakuan terhadap hak ulayat disertai dengan catatan-catatan, yaitu : Subjek hak ulayat adalah masyarakat hukum adat bukan penguasa adat "enguasa adat hanya bertindak sebagai pelaksana dalam mengelola hak ulayat. "engakuan 6ndang-6ndang terhadap peradilan "apua 2tonomi Khusus

meletakkan peradilan adat sebagai peradilan perdamaian yang tidak boleh menjatuhkan hukuman pidana, penjara atau kurungan. "engakuan peradilan adat diharapkan dapat mengurangi korban peradilan negara dalam menyelesaikan sengketa perdata atau perkara pidana yang melibatkan .arga masyarakat hukum adat 8&. !alam pasal ,8 ayat )& menegaskan. bah.a 6ndang-6ndang juga me.ajibkan pemerintah "ro0insi "apua untuk menghormati hak-hak masyarakat hukum adat dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup. "rogram in0entarisasi, pengukuran dan pemetaan tanah-tanah ulayat di "ro0insi "apua akan dilakukan oleh pemerintah Kabupaten? Kota dengan menggunakan dana dari A"5! "ro0insi dan Kabupaten? Kota. !alam pasal , 6ndang-6ndang 2tonomi Khusus, mengatur mengenai bidang sosial :

69

)&. "emerintah pro0insi memberikan perhatian dan penanganan khusus bagi pengembangan suku-suku yang terisolasi, terpencil dan terabaikan di "ro0insi "apua. #&. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat )& diatur lebih lanjut dengan "erdasus. 5erkaitan dengan ekonomi, "emerintah Kabupaten Aayapura mengeluarkan "eraturan daerah Kabupaten Aayapura 3omor % Tahun #$$$ tentang "elestarian ka.asan 7utan Sagu. "eraturan !aerah ini dikeluarkan sebagai upaya untuk melindungi ka.asan hutan sagu sebagai cadangan bahanmakanan lokal, yang cendeung semakin berkurang dari tahun ke tahun. 5ab (B tentang "emanfaatan dan "engelolaan pada pasal / #& menegaskan bah.a Ekegiatan pengembangan ka.asan hutan dilakukan bersama masyarakat setempatE. Kemudian pada bab B(( tentang 1arangan pada pasal )8 #& menegaskan bah.a larangan penjualan dan atau pelepasan tanah pada ka.asan hutan sagu, baik hak miliki perrorangan maupun milik bersama atau hak ulayat. Apabila "eraturandaerah "erda& ini dapat berjalan efektif, maka Masyarakat hukum adat di "apua tidak akan pernah menghadapi kekurangan cadangan bahan makanan sepanjang tahun. Selanjutnya berkaitan dengan pengaturan .ilayah masyarakat hukum adat, saat ini dibuat 'ancangan "erda Khusus 7ak-hak Masyarakat hukum adat. 'ancangan ini disiapkan sebagai respon terhadap peraturan yang telah ada karena dinilai : )&. 5elum terdapat ketentuan-ketentuan yang dapat menyelesaikan persoalan-persoalan kongkrit untuk membedakan antara hak ulayat dengan hak perorangan, apakah hak ulayat meliputi tanah, hutan dan perairan #&. 'ancangan "erdasus tanah layat dilihat masih harus mengacu pada peraturan-peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi namun .ilayah pelestariannya dibayangkan tidak hanya di luar ka.asan hutan, tetapi juga di dalam ka.asan hutan.

70

%&.

"engakuan hak masyarakat hukum adat dalam pengelolaan S!A setiap sektor sebaiknya dilandasi oleh "erdasus yang mengakui hak-hak masyarakat hukum adat

8&.

5adan "emberdayaan Masyarakat !esa 5"M!& sudah membuat pokok-pokok pikiran sebagai bahan untuk menyusun "erdasus mengenai suku-suku terasing, "erdasus ini akan menjadi "eraturan "elaksanaan dari pasal ,, 6ndang-undang 2tonomi Khusus. Kemudian "emerintah !aerah "ro0insi juga telah menyiapkan

'ancangan

"eraturan

!aerah

Khusus

"ro0insi

"apua

tentang

Penanganan (husus terhadap 0uku.0uku Terasing! Terpencil dan Terabaikan di "ro0insi "apua. 'ancangan yang telah disiapkan sejak tahun #$$# ini sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah betapa pentingnya pembangunan sosial yang khas di "ro0insi "apau. Terutamam bagi suku-suku terisolir, terpencil dan terabaikan. "ada 5ab (( diatur hak-hak masyarakat suku terabaikan, yaitu hak menikmati semua bentuk pelayanan pembangunan yang meliputi pendidikan, atas kesehatan, secara perbaikan gi4i, sanitasi, dalam perbaikan aspek perkampungan, sandang, pangan dan informasi pembangunan9 dan hak pembinaan berkesinambungan segala kehidupan. Kemudian pada bab ((( diatur penanganan dan pembinaan suku terbaikan, dimana pasal % dan psal 8 mengatur ke.ajiban "emerintah !aerah untuk melakukan studi sosial guna memperoleh data populasi dan pesebaran suku-suku terabaikan, menyusun prorgam dan model penanganan, pemberian bantuan, tidak memberikan tekanan yang memaksa yang menyebabkan suku-suku terabaikan kehilangan harga diri, dan pelibatan kelompok masyarakat dalam pembangunan. Selanjutnya pada bab (B diatur pemberdayaan kelompok suku terabaikan, dimana pada pasal - dan pasal , mengatur tanggung ja.ab "emerintah !aerah dalam penyiapan program pemberdayaan, kebijakan khusus, menyediakan forum peran serta masyarakat, pola pendampingan, dan kemitraan dalam pemberdayaan.

71

Selanjutnya sebagai bentuk komitmen "emerintah "ro0insi "apua terhadap Komunitas Adat Terpencil, sebagai bagian dari 'ancangan "eraturan !aerah Khusus "ro0insi suku-suku tentang terisolir, terpencil dan terabaikan sebagaimana diatur di dalam "apua Penanganan (husus terhadap 0uku.0uku Terasing! Terpencil dan Terabaikan di "ro0insi "apua tahun #$$#, telah sejak tahun #$$% telah disiapkan rancangan "eraturan !aerah Khusus "ro0insi "apua tentang Pemberda%aan (omunitas Adat Terpencil. "ada bab ((( pasal - pada rancangan peraturan tersebut mengatur peranan pemerintah, dalam hal kebijakan teknis, pemberian ke.enangan kepada !inas Kesejahteraan Sosial sebagai unit teknis yang melakukan kegiatan pemberdayaan, koordinasi fungsional antara pemerintah pro0insi dan kabupaten, studi sosial bersama perguruan tinggi dan standar pelayanan sesuai dengan kebijakan Menteri Sosial. Khusus berkaitan dengan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil KAT&, 5adan "erncana dan "engendali "embangunan !aerah 5"%!& memfasilitasi pertemuan 8 instansi yang menangani pemukiman KAT, yaitu : )&. !inas Kesejahteraan Sosial, 5adan "embangunan Masyarakat !esa 5"M!&, !inas Kependudukan dan Transmigrasi, serta !inas "ekerjaan 6mum. Kesepakatan itu adalah pembagian kerja antara !inas Kesejahteraan Sosial dengan 5"M! dalam hal penanganan masyarakat terisolir atau KAT. #&. "embagian kerja : a&. !inas Kesejahteraan Sosial bertugas mengumpulkan masyarakat menjadi komunitas yang relatif menetap termasuk di dalamnya menyediakan perumahan b&. kampung c&. terasing yang dikelola oleh 5"M!.
72

Setelah itu, 5"M! tersebut masuk untuk memfasilitasi pembentukkan pemerintah "emerintah "ro0insi "apua sudah mulai menganggarkan dana untuk masyarakat

2. &.

H"k"# T d&k Te)t"% + Ke2 %&3&4&n >ilayah kekuasaan adat untuk masyarakat 5iak berjejeran dari petak laut atau dalam bahasa setempat :s+an fiorE sampai ke hutan belantara atau Ekannggu:' !alam suatu .ilayah bar& terdapat sejumlah kampung. 6. Ke6"d&3&&n !alam mengatur tatanan kehidupan, masyarakat hukum adat di Kabupaten 5iak mempunyai pranata-pranata adat yang berfungsi mengendalikan pola relasi adat di antara masyarakat dan dengan alam. Masyarakat hukum adat mempunyai institusi adat yang merupakan institusi tertinggi, dengan kekuasaan dan pengaruh yang sangat besar. (a mengatur aktifitas dan pergaulan hidup antar .arga Masyarakat hukum adat, maupun antara .arga masyarakat hukum adat dengan pihak luar. Masyarakat hukum adat ini memiliki kepala institusi adat kepala suku& dengan struktur yang sudah jelas. Sistem kepemimpinan adat 5iak diperoleh karena di.ariskan dan juga pengakuan terhadap jasa dan keberanian seseorang atau menurut Mansoban kepemimpinan campuran&. Seorang ayah memiliki gelar korano dapat me.ariskan gelar itu kepada anak yang ditakini bisa meneruskan kepemimpinannya. >arga Masyarakat hukum adat yang mengabdi dengan sungguh-sungguh dan berjasa bagi ksejahteraan masyarakat hukum adat, dipilih secara demokratis menjadi pimpinan dalam .ilayah adatnya. Kekuasaan dalam adat 5iak bisa dijalankan oleh Mambri! Manan+ir! Manpakpok! 6enana! Mans+ab%e dan Mansasonanem' Mambri, adalah pengakuan atas kepahla.anan seorang tokoh karena keberanian, kejujuran, kemampuannya dalam melakukan perkaraperkara berr. Misal, menjelajah daerah yang paling jauh, atau kehebatannya dalam perang. Manan+ir, adalah pemimpin marga atau keret yang di.ariskan atau bergantian kepada keluarga yang lebih dahulu menempati atau memiliki .ilayah adat tertentu. Manpakpok! adalah seseorang yang jago berkelahi, tukang pukul. 6enana, adalah

73

orang yang memiliki banyak harta benda kaya&. Mans+ab%e, adalah seseorang yang pandapi berbicara atau berdiplomasi. Mansasonanem, adalah seorang pemanah yang handal. !ari sistem kepemimpinan tersebut, saat ini yang menonjol adalah sistem kepemimpinan Manan+ir sebagai pemerintahan adat. (nstitusi adat di Kabupaten 5iak saat ini dikenal dengan nama E!e.an Adat 5yak !A5&E, yang lahir atas aspirasi dan dorongan masyarakat hukum adat 5yak. "roses lahirnya !A5 dimuali dari kesadaran beberapa tokoh adat manan+ir& bah.a Masyarakat hukum adat 5iak pada kondisi terpuruk dalam berbagai aspek kehidupan, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya dan politik. !engan demikian lahirnya !A5 sebagai media untuk memperjuangkan atau mengkonsultasikan Masyarakat hukum adat untuk bangkit dari keterpurukan. '. I#$%e#ent&+ d&n Kend&%& Pen!&k"&n 6. nt&+ Meskipun telah ada perundang-undangan yang melindungi eksistensi masyarakat hukum adat, lembaga adat dan adat istiadat di 5iak "apua&, pada implementasi belum optimal. 7al ini yang mendorong, salah satunya kelahiran !e.an Adat 5yak !A5& untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan bangkit dari keterpurukan dalam semua apsek kehidupan. 7. Kend&%& (mplementasi pengakuan hukum terhadap Masyarakat hukum adat belum efektif. Masih ada kendala yang berasal dari masyarakat sendiri, masyarakat luar maupun pemritnah, yaitu : )&. #&. "eran dan eksistensi lembaga belum banyak dipahami oleh orang luar dan bahkan bagi masyarakat hukum adat. !omain kebijakan sampai saat ini masih dikendalikan oleh pemerintah daerah, termasuk dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam. I#$%e#e

74

-.

H&)&$&n !alam kerangka penguatan dan pemberdayaan Masyarakat hukum adat, maka peranan dan akti0itas 1embaga Adat perlu ditingkatkan, yaitu : a. 1embaga Adat tidak hanya mengatur masalah adat < budaya saja, tetapi juga mengatur masalah sosial, ekonomi dan hak-hak dasar masyarakat hukum adat dalam pembangunan. b. 1embaga Adat memiliki peranan untuk mengontrol lebijakan pemerintah daerah, terutama berkenaan dengan pengelolalan sumber daya alam, lam diperkuat, diberdayakan dan difasilitasi untuk meningkatkan apresiasi bersama terhadap nilai-nilai adat, komitmen dan berpihak kepada masyarakat secara profesional dalam menjalankan tugas-tugasnya.

75

BAB I5 DIMENSI YURIDIS DAN EMPIRIS MASYARAKAT HUKUM ADAT

A.

DIMENSI YURIDIS MASYARAKAT HUKUM ADAT 3egara 'epublik (ndonesia dengan jelas dan tegas mengakui eksistensi masyarakat hukum adat di (ndonesia. !i dalam 66! )*8- "erubahan Kedua, "asal )/ 5 ayat #& menyatakan : F Negara mengakui dan menghormati kesatuan. kesatuan mas%arakat hukum adapt beserta hak.hak tradisionaln%a sepan/ang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan mas%arakat dan prinsip.prinsip Negara kesatuan Republik Indonesia %ang diatur dalam undag.undangE. Kemudian di dalam "asal #/ ( ayat %& "erubahan Kedua menyatakan :E identitas buda%a dan hak mas%arakat tradisonal dihormati selaras dengan perkembangan 1aman dan peradaban F. "asal , ayat )& 6ndang-6ndang 3omor %* Tahun )*** tentang 7ak Asasi Manusia menyatakan :E dalam rangka penegakan hak asasi manusia! perbedaan dan kebutuhan dalam mas%arakat hukum adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum adat! termasuk hak atas tanah ula%at dilindungi! selaras dengan perkembangan 1amanE. Kemudian ayat #& menyatakan :E identitas buda%a mas%arakat hukum adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum adat! termasuk hak atas tanah ula%at dilindungi! selaras dngan perkembangan 1aman:' 6ndang-6ndang 3o. - Tahun )*,$ tentang "eraturan !asar "okok-"okok Agraria atau yang lebih dikenal dengan 6ndang-6ndang "okok Agraria 66"A& pada padal % menyatakan : FDengan mengingat ketentuan.ketentuan pada pasl ; dan < pelaksanaan hak ula%at dan hak.hak %ang serupa itu dari mas%arakat hukum adat! sepan/ang menurut ken%ataann%a masih ada! harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara! %ang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang.undangan lain %ang lebih tinggi:' Kemudian pada "eratruan Menteri 3egara Agraria?Kepala 5adan "ertanahan 3asional 3omor - tahun )*** tentang "edoman "enyelesaian Masalah 7ak 6layat Masyarakat Adat, pada 5ab ( pasal ) dijelaskan bah.a masyarakat hukum adat adalah sekelompok orang yang terikat

76

oleh tatanan hukum adatnya sebagai .arga bersama suatu persekutuan hokum karena kesamaan tempat tinggal ataupun dasar keturunan. !an tanah ulayat adalah bidang tanah yang di atasnya terdapat hak ulayat dari suatu masyarakat hukum adat tertentu. Selanjutnya di dalam 6ndang-6ndang 3omor #) Tahun #$$) pasal 8% tentang "ro0insi "apua menegaskan pemberian perlindungan hak-hak masyarkaat hukum adat, termasuk hak atas tanah yang dimiliki masyarakat hukum adat secara bersama-sama maupun hak perorangan pada .arga masyarakat hukum adat bersangkutan. 5erdasarkan 6ndang-6ndang tersebut di atas, bah.a masyarakat hukum adat menjadi bagian dari .arga bangsa (ndonesia yang kebutuhan, hak-hak atas tanah dan hak-hak lainnya, identitas budaya dan hak-hak tradisionalnya harus diperhatikan dan dilindungi oleh 3egara dan "emerintah. 7al ini menunjukkan, bah.a 3egara dan "emerintah memiliki komitmen yang besar, bah.a masyarakat hukum adat tidak boleh tertinggal dan tidak dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan. Sebagaiaman dikemukakan oleh Mulyana #$$,&, pemerintah "usat me.akili 3egara harus : ). #. %. Mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat. Menghormati identitas budaya dan hak masyarakat hukum adat. Memberikan kesempatan kepada masyarakat hukum adat untuk mengaktualisasikan hak ulayat sepanjang masih ada dan sesuai dengan kepentingan nasional. 8. Melakukan pembinaan dan pemberdayaan kepada masyarakat hukum adat dalam pengelolaan kehutanan, agar hutan ulayat dapat lestari dan menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat hukum adat. -. ,. Menetapkan kriteria masyarakat hukum adat. Menetapkan pedoman kompensasi untuk masyarakat hukum adat yang kehilangan akses terhadap hutan akibat penerapan ka.asan hutan tertentu, termasuk hilangnya akses untuk membuka hutan ulayat. "erundang-undangan yang secara khusus menjelaskan pembinaan kesejahteraan sosial terhadap Komunitas Adat Terpencil, adalah Keputusan "residen '( 3omor ))) Tahun )*** tentang "embinaan Kesejahteraan Sosial Komunitas Adat Terpencil. Keputusan "residen '( tersebut intinya memberikan ke.enangan kepada !epartemen Sosial '( untuk menyelenggarakan program
77

pembinaan kesejahteraan sosial bagi Komunitas Adat Terpencil. 5erdasarkan Keputusan "resien '( tersebut !epartemen Sosial '( mengembangkan program pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil KAT& yang secara teknis dilaksanakan oleh instansi sosial di daerah melalui dana dekonsentrasi sebagai catatan = sebenarn%a program pemberda%aan (AT sduah dimulai se/ak a+al tahun >?.an %ang pada +aktu itu menggunakan istilah Mas%arakat 0uku.0uku Terasing$. Meskipun program pemberdayaan KAT tersebut sudah lebih tiga dasa .arga diselenggarakan oleh pemerintah "usat melalui dukungan dana A"53, sebagian besar "emerintah "ro0insi maupun Kabupaten menunjukkan dukungan yang optimal. 5ahkan sebagian !aerah instansi sosial di !aerah& belum memiliki struktur organisasi, program dan anggaran yang secara khusus berhubungan dengan pemberdayaan KAT. Kurangnya kosistensi antara komitmen "usat dengan !aerah "ro0insi dan Kabupaten& dapat dicermati dari belum tersedianya "eraturan !aerah "ro0insi maupun Kabupaten yang mengatur pemberdayaan dan perlindungan masyarakat hukum adat termasuk KAT&. 5aru sebagian kecil "emerintah "ro0insi dan Kabupten yang sudah menerbitkan "eraturan !aerah atau Keputusun @ubernur dan 5upati. !ari "eraturan !aerah yang ada, pada umumnya memusatkan perhatian atau pengatur persoalan yang berkaitan dengan ke.ilayahan hak tanah ulayat& dan sistem organisasi sosial lembaga adat dan struktur organisasi pengelola lembaga adat&. Sedangkan persoalan yang berkaitan dengan perlindungan hak-hak untuk akses terhadap pelayanan sosial dasar belum diatur di dalam "eraturan !aerah tersebut. 2leh karena belum ada payung hukum di tingkat !aerah, maka penghormatan, penghargaan, atas perlindungan eksistensi dan hak-hak masyarakat hukum adat serta program-program pemberdayaan bagi mereka belum dapat dilaksanakan. 7al ini menggambarkan, bah.a para admainistrator pembangunan di !aerah cenderung mengalami bias pemikiran, bah.a pembangunan sosial khususnya pemberdayaan masyarakat hukum adat&, tidak memberikan umpan balik dan keuntungan secara ekonomis9 dan oleh karena itu belum perlu ditempatkan sebagai program prioritas. "adahal, masyarakat hukum adat adalah .arga bangsa sebagaimana .arga bangsa pada umumnya. 2leh karena itu mereka harus diposisikan sebagai potensi dan sumber daya pembangunan. Maka dari itu, sudah selayaknya "emerintah
78

!aerah "ro0insi dan Kabupaten

melaksanakan fungsi dalam kerangka

menghormati, menghargai dan melindungi masyarakat hukum adat. Menurut Mulyana #$$,&, ada sejumlah fungsi dan tugas yang harus dilaksanakan oleh "emerintah !aerah "ro0insi dan Kabupaten, yaitu : ). #. %. 8. -. Melindungi masyarakat termasuk masyarakat hukum adat. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Melestarikan nilai sosial budaya. Menetapkan kriteria kesatuan masyarakat hukum adat dan kriteria teknis hak ulayat. Menerbitkan "erda yang mengatur perlindungan terhadap masyarakat hukum adat, hak ulayat, mekanisme dan prosedur penetapan hak ulayat, serta pembinan masyarakat hukum adat. ,. Menyelenggarakan pembinaan terhadap masyarakat hukum adat, khususnya menyangkut pembinaan fungsi sosial hak ulayat dan pelestarian adat budaya daerah, serta pengembangan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam budaya lokal. "emikiran Mulyana #$$,& tersebut apabila dapat diimplemetntasikan oleh "emerintah !aerah tentu akan mengangkat harkat dan martabat masyarakat hukum adat sejajar dengan .arga masyarakat pada umumnya. 3amun kenyataan yang terjadi, bah.a sampai saat ini "emerintah !aerah masih cukup sulit untuk merealisasikan butir-butir tersebut. "adahal pihak pemeritnah pusat melalui !epartemen !alam 3egeri telah mendorong "emerintah !erah untuk memberikan kritik dan saran perbaikan apabila "eraturan dan "erundang-undangan 6ndangundang "eraturan "emerintah maupun Keputusan "residen& tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan. B. DIMENSI EMPIRIS MASYARAKAT HUKUM ADAT Secara empiris hamper setiap daerah pro0insi dan kabupaten& di (ndonesia, dapat ditemukan masyarakat hukum adat. Mereka dicirikan dengan sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai .arga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun dasar keturunan. Secara empiris mereka mendiami daerah yang secara geografis terpencil dan sulit dijangkau, tidak terjangkau oleh pelayanan sosial dasar, dan sumber penghidupannya sangat bergantung pada alam.
79

Mereka hidup dalam berbagai keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan sosial dasar, seperti sandang, pangan, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan. Mereka mengkonsumsi makanan jauh dari strandar gi4i yang diajurkan, memakai pakaian yang tidak pantas, menempati rumah yang tidak layak huni, kesehatan yang memburuk dan tidak bisa berpartisipasi dalam pendidikan. 2leh karena keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan sosial dasar tersebut, maka mereka mengalami hambatan untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya atau angka kematian pada mereka relati0e cukup tinggi lihat Manurung, #$$,&. !alam kondisi yang senantiasa diliputi keterbatasan tersebut, masyarakat hukum adat dihadapkan dengan berbagai permasalahan, seperti semakin berkurangnya ruang gerak mereka disebabkan menyempitnya tanah ulayat yang pindah ke tangan in0erstor. !i "ro0insi 'iau maupun di "ro0insi Sumatera 6tara, masyarakat hukum adat banyak kehilangan tanah ulayatnya karena diolah oleh "T" untuk perkebunan karet dan kelapa sa.it. Kemudian sebagian hutan tempat tinggal masyarakat hukum adat berubah fungsi menjadi hutan lindung, dimana dengan penetapan sebagai hutan lindung berarti siapapun dilarang untuk memasuki hutan tersebut. Masyarakat hukum adat rentan menjadi korban eksploitasi dan atau perdagangan manusia untuk kepentingan pengusaha hutan. "engusaha hutan memanfaatkan kebodohan mereka untuk kepentingannya seperti dalam penebangan liar illegal loging&. Kondisi tersebut ditambah lagi dengan semakin kuatnya pengaruh dari luar yang merusak nilai-nilai dan kearifan lokal yang selama ini dipelihara secara turun temurun. 1emahnya peraturan pemerintah yang mengatur eksistensi dan hak-hak masyarakat hukum adat, menyebabkan aturan-aturan adat tidak dihormati dan dihargai oleh orang-orang dari luar. Meskipun masyarakat hukum adat dihadapkan dengan berbagai keterbatasan dan permasalahn, tetapi mereka sangat kurang disentuh oleh program-program pemerintah. Alasannya karena mereka mendiami lokasi yang secara geografis terpencil dan sangat sulit dijangkau, seperti di pedalaman, ra.ara.a, pegugungan dan perbatasan antar 3egara, dan di perairan. Selain itu, sebagian masyarakat hokum adat masih memiliki pola hidup berpinah-pindah dari satu tempat ke tempat lain yang jaraknya cukup jauh nomaden&. 2leh karena tidak terjangkau program pemerintah, maka sebagian dari mereka yang mendiami
80

ka.asan perbatasan antar 3egara, seperti masyarakat hokum adat di Kalimantan Timur, Kalimantan 5arat, 3TT, "apua dan Kepri9 menjadi pelintas batas antar 3egara yang tuannya semata-mata untuk kelangsungan hidup. Terjadinya pelintas batas antar 3egara ini tentu akan menimbulkan persoalan hubungan antar 3egara. !ari sisi kemanusiaan, kondisi yang dihadapi oleh masyarakat hukum adat yang tersebar di %$ "ro0insi di (ndonesia, benar-benar sangat memprihatinkan. Mereka sangat membutuhkan dukungan, perlindungan dan pemberdayaan dari pemeritnah untuk dapat meningkatkan harkat dan martabatnya. Sebagai .arga bangsa, mereka merindukan hak-haknya atas hidup, kesejahteraan dan hak ulayat atas tanah lihat 1AM Aambi, #$$-&. 5erdasarkan kondisi faktual masyarakat hukum adat, maka kebijakan dan program kesejahteraan sosial bagi mereka merupakan suatu keharusan, sebagai .ujud tanggung ja.ab 3egara dan "emerintah. Mereka adalah .arga 3egara sebagaimana .arga 3egara (ndonesia pada umumnya& yang memiliki hak untuk hidup sejahtera dan berpartisipasi dalam pembangunan.

81

BAB 5 PENUTUP 3egara dan "emerintah mengakui dan menghargai eksistensi masyarakat hukum adat di (ndonesia. "engakuan dan penghargaan dari 3egara dan "emerintah tersebut dapat dicermati dari produk yuridis yang menjadi payung hukum program perlindungan dan pemberdayaan masyarakat hukum adat, baik oleh instansi "emerintah sektoral maupun oleh organisasi sosial?1SM dan dunia usaha. !ari pihak masyarakat, perhatian terhadap masyarakat hukum adat terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan oleh organisasi sosial?1SM dalam memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat hukum adat, antara lain hak atas tanah ulayat, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. "engakuan dan penghargaan terhadap masyarakat hukum adat tersebut menunjukkan adanya kesadaran, bah.a masih ada masyarakat (ndonesia yang menjalani kehidupan yang khas, sarat dengan nilai-nilai, norma dan adat istiadat yang positif, tetapi dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Meskipun demikian, pada era transformasi sosial budaya yang cepat de.asa ini, mereka masih mampu mempertahankan keserasian hubungan dengan sesama manusia, alam dan penciptanya. Semua itu adalah bentuk kebudayaan menjadi modal sosial social capital& dalam pembangunan nasional apabila dapat diberdayakan secara optimal. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan kebijakan dan instrumen yang mampu melindungi dan memberdayakan masyarakat hukum adat tanpa mencabut mereka dari akar sosial budaya aslinya. Sebagaimana dikemukakan pada bab sebelumnya, bah.a secara yuridis 3egara dan "emerintah telah menerbitkan peraturan perundangundangan yang secara langsung berkaitan dengan perlindungan dan pemberdayan masyarakat hukum adat. 3amun demikian, kehendak 3egara dan "emerintah tersebut belum diikuti oleh "emerintah "ro0isni maupun Kabupaten. Sebagian besar "emerintah "ro0insi maupun Kabupten hingga saat ini belum memiliki "eraturan !aerah "erda& atau "eraturan @ubernur?5upati yang berkenaan dengan perlindungan dan pemberdayaan masyarakat hukum adat. (mplikasi dari belum tersedianya peraturan perundang-undangan daerah tersebut, maka di lapangan masih seringkali terjadi permasalahan antara "emerintah dengan masyarakat hukum adat berlarut-larut. yang

82

Semua pihak tentu tidak menghendaki terjadinya konflik sosial yang bercorak kekerasan, disebabkan adanya perlakuan tidak adil dari pihak luar atas hak-hak atas tanah ulayat yang sudah dikuasai masyarakat hukum adat secara turun temurun. Maka dari itu, apabila terjadi pengalihan hak atas tanah ulayat kepada dunia usaha, seharusnya tetap memberikan kentungan kepada masyarakat hukum adat tersebut. Terkait dengan itu, sebagai bagian dari upaya perlindungan hak asasi manusia, "emerintah "ro0insi maupun Kabupaten perlu menerbitkan peraturan perundangundangan tentang perlindungan dan pemberdayaan masyarakat hukum adat. "eraturan perundang-undagan dimaksud tentu berpihak kepada kepentingan, harkat dan martabat masyarakat hukum adat sebagai .arga 3egara. "otensi yang belum banyak dipahami oleh orang luar, bah.a masyarakat hukum adat memiliki sistem kebudayaan yang khas, yang merupakan keragaman potensi dan sumber daya dalam pembangunan nasional.

83

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, 'i4al

dkk&, #$$-, Tanah 5la%at dan (eberadaan Mas%arakat Adat, "ekanbaru : 1"36 "ress.

5ahar, Syafroedin, #$$,, F6paya "erlindungan terhadap Dksistensi 7ak-hak Tradisional Masyarakat Adat dalam "erspektif 7akj Asasi ManusiaE, dalam Su.arto dkk&, mengangkat Keberadan 7akhak Tradisonal : Masyarakat Adat 'umpun Melayu SeSumatera. "ekanbaru : 6nri "ress. !ahrendorf, 'al., )*/,, (onflik dan (onflik Dalam Mas%arakat Industri= 0ebuah analisa kritik. Aakarta: :B.'aja.ali !harmayua, Made. Suatha.a, #$$), Desa Adat = (esatuan Mas%arakat 4ukum Adat di Propinsi 6ali! 5ali : 6pada Sastra. !irektorat "emberdayaan Komunitas Adat Terpencil, Adat #$$%,Atlas Nasional !itjen

Persebaran

(omunitas

Terpencil. Aakarta:

"emberdayaan Sosial !epsos '(. 7amid, Abu, #$$,, (ebuda%aan 6ugis! Makassar : !inas Kebudayaan dan "ari.isata "ro0insi Sula.esi Selatan. 1AM Aambi, #$$-, FHakta dan "engalaman 1embaga Adat "ropinsi Aambi dalam Memperjuangkan 7ak Tanah 6layat Masyarkat Adat AambiE, dalam 'i4al Akbar dkk&, Tanah 6layat dan Keberadaan Masyarakat Adat, "ekanbaru : 1"36 "ress. 1ittle, !aniel, )**) @arieties 0ocial E-planation= An Introducion to the Philosoph% of 0ocial 0cience. San Hrancisco: >est0ie. "ress Manurung, 5utet, #$$,. 0okola Rimba = Pengalaman 6ela/ar 6ersama 8rang Rimba , Cogyakarta : (3S(ST "ress. Mulyana, Agung, #$$,, F"erlindungan 7ak-hak Masyarakat Adat dalam 'angka "embinaan "ersatuan dan Kesatuan 5angsaE, makalah disampaikan pada Musya.arah lembaga adapt 'umpun Melayu se-Sumatera tanggal )8-)+ April #$$, di 'iau.

84

M. Cunus Melalatoa, )**-

Ensiklopedi 0uku 6angsa Di Indonesia. Ailid A-J.

Aakarta: Terbitan !epartemen "endidikan dan Kebudayaan. "arsons, Talcott, )*-) The 0ocial 0%stem= The Ma/or E-position of the Author A 2onceptual 0chema or the Anal%sis of D%namics of the 0ocial 0%stem. :anada: :ollier Macmillan, 1td. "arsudi Suparlan "enyunting&, )**%, 6erkesinambungan= Pembangunan (eterpaduan %ang Terpadu dan

Pemanfaatan

0umber.

0umber dan Potensi Mas%arakat 5ntuk Peningkatan Dan Pengembangan Pembangunan Mas%arakat Pedesaan Bang 6erkesinambungan' Aakarta: Terbitan 5alitbangsos !epsos '( 'adcliffe-5ro.n, )*/$, 0truktur dan Cungsi Dalam Mas%arakat Primitif . Malaysia Kuala 1umpur: !e.an 5ahasa !an "ustaka Kementerian "elajaran. 'osto., >.>. )*,# The Process of Economic Gro+th. 3e. Cork: >.>. and :ompany (nc. Simarmata ,'ikarda, #$$,, "engakuan 7ukum Terhadap Masyarakat Adat !i 3orton

(ndonesia. 'egional (nitiati0e on (ndigenous "eoples 'ights and !e0elopment '(""& 63!" 'edional :enter in 5angkok. Su.ardi dkk&, #$$,, Pemetaan Adat Mas%arakat Mela%u Riau (abupten#(ota se. Provinsi Riau, "ekanbaru : 6nri "ress. Su.arto dkk&, #$$,, Mengangkat (eberadaan 4ak.hak Tradisional Mas%arakat Adat Rumpun Mela%u 0e.0umatera, "ekanbaru : 6nri "ress. >idjaja , A.>. Dd.& )*/, Manusia Indonesia= Individu! (eluarga dan

Mas%arakat. Aakarta: "enerbit Akademika "ressindo :.B >allerstein, (mmanuel, )**+ )intas 6atas Ilmu 0osial. Cogyakarta: Terbitan 1Kis

85

Anda mungkin juga menyukai