Anda di halaman 1dari 28

PENGELOLAAN KELAS BERBASIS PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN MOTIVASI PEMBELAJARAN

MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan Pengampu :

Disusun Oleh: SYLVIA YUNITA NIM :

FAKULTAS SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL 2011

PENGELOLAAN KELAS BERBASIS PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN MOTIXASI PEMBELAJARAN


I. PENDAHULUAN Persyaratan utama yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien ialah tersedianya guru atau dosen (pendidik) yang mampu memenuhi pengelolaan kelas yang efektif. Pengelolaan kelas merupakan masalah tingkah laku yang komplek guru atau dosen (pendidik) harus mampu men!iptakan kondisi kelas yang sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan bermutu. Kualitas proses dan hasil pembelajaran ditentukan di kelas untuk men!apai hasil pembelajaran yang optimal diperlukan guru atau dosen yang mampu memenej atau mengelola kelas. "alah satu indikator yang menyatakan bah#a guru dosen (pendidik) yang profesional adalah memiliki kemampuan mengelola kelas yaitu menyediakan suasana yang kondusif untuk berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. $pabila belum kondusif maka seorang guru atau dosen harus berupayaseoptimal mungkin untuk menguasai mengatur dan membenahi serta men!iptakan suasana kelas yang kondusif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan se!ara optinal untuk men!apai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Men!iptakan iklim belajar yang kondusif. %fektifitas dan efisiensi pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dan dosen dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat men!iptakan iklim sosio&emosional yang kondusif di dalam kelas sehingga peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. "uasana kelas yang kondusif dan optimal dalam proses pembelajaran dapat ter!apai jika guru atau dosen mampu mengatur

'

peserta didik dan serana prasarana pembelajaran untuk men!apai tujuan. Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru atau dosen (pendidik) dan peserta didik di kelas menemui beberapa masalah yang berkaitan dengan yaitu: a. pengelolaan kelas b. masalah proses pembelajaran !. masalah pengembangan atau penggunaan sumber&sumber belajar d. masalah yang berkaitan dengan #ahana peningkatan personal dan profesional Pengelolaan kelas dilakkukkan dalam rangka: (. meningkatkan kegiatan pembelajaran '. meningkatkan prestasi sis#a dalam belajar ). menerapkan pendekatan belajara yang kreatif *ariatif dan ino*atif +. menjalin interaksi antara guru atau dosen (pendidik) dengan peserta didik ,. membuat kontrak belajar dengan peserta didik "edangkan masalah proses pem dapat dilakukan dengan: (. membuat ren!ana satuan pengajaran (silabi) '. menerapkan metode pembelajaran yang ber*ariatif ). meningkatkanperanan peserta didik dalam belajar di kelas +. memperbaiki prosedur dan metode e*aluasi. Masalah tentang pengembangan dan penggunaan sumber&sumber dapat dilakukan dengan pengembangan dan pemanfaatan: (. model atau alat peraga '. sumber&sumber lingkungan ). peralatan tertentu "edangkan masalah tentang personal dan profesional dapat dilakukan dengan: (. meningkatkan hubungan antara pesesrta didik guru dan orang tua. '. meningkatkan kompetensi guru se!ara profesional

-adi ini merupakan masalah&masalah dalam proses pembelajaran di kelas yaitu perlu diatasi oleh guru atau dosen (pendidik) dan peserta didik dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam kelas masalah besar untuk guru&guru dan sis#a&sis#a adalah moti*asi. Guru&guru berharap agar setiap sis#a menggunakan bakat dan #aktunya selama di sekolah sehingga tujuan belajar terjadi se!ara maksimum. "ayangnya tujuan guru sering berbeda dengan apa yang ada di dalam diri sis#a sehingga moti*asi tidak berkembang bahkan terabaikan. Pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur&unsur manusia#i adalah sebagai suatu moti*asi dalam rangka men!apai tujuan pembelajaran. .elajar merupakan kegiatan aktif sis#a dalam membangun makna dan pemahaman. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik mengajar membimbing mengarahkan melatih menilai dan menge*aluasi peserta didik dalam jalur formal. Guru dalam menjalankan fungsinya diantaranya berke#ajiban untuk men!iptakan suasana pendidikan yang bermakna menyenangkan kreatif dinamis dialogis dan memberikan moti*asi kepada sis#a dalam membangun gagasan prakarsa dan tanggung ja#ab sis#a untuk belajar. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. II. RUMUSAN MASALAH .erdasarkan uraian diatas penulis akan men!oba merumuskan beberapa permasalahan tentang pengelolaan kelas berbasis psikologi pendidikan dan moti*asi pembelajaran diantaranya: $. $pa hakikat pengelolaan kelas/ .. .agaimana pengelolaan kelas berbasis psikologi pendidikan di kelas/ 0. .agaimana pengelolaan kelas yang dinamis/

D. .agaimana kondisi dan situasi belajar di kelas/ %. .agaimana administrasi dan dimensi pengelolaan kelas/ 1. $pa arti dan pentingnya moti*asi dalam pembelajaran/ G. $pa saja sumber&sumber moti*asi dalam pembelajaran/ 2. "eperti apa peranan moti*asi dalam proses pembelajaran/ 3. .agaimana !ara atau strategi membangkitkan moti*asi/ III. PEMBAHASAN $. 2akikat Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah semua upaya dan tindakan guru dalam membiayai dan memodalisasi serta menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif dan efesien untuk menciptakan kondisi atau menyelesaikan problema kelas agar proses belajar mengajar dapat berlangsung wajar. Berbagai faktor yang menyebabkan kerumitan dalam pengelolaan kelas secara umum dibagi menjadi dua faktor yatu : faktor interen siswa dan eksteren siswa. Faktor interen siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan prilaku. Kepribadian siswa dengan ciri-ciri khususnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari segi aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual dan psikologis. Sedangkan faktor ekstern siwa terkait dengan pengelolaan suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa. Jumlah siswa dikelas. Masalah siswa di kelas misalnya dua puluh orang ke atas cenderung lebih mudah terjadi koflik.1 Menurut Iskandar, pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh guru atau dosen (pendidik) dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran.2
fadlibae.files.wordpress.com/2010/08/tugas-akhir-psikologi-uas.pdf (akses '( $pril '4(() ' Dr. 3skandar M. Pd Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi aru! (0iputat: Gaung Persada '445) hlm. '(4&'((
(

Sedangkan menurut Sudirman, pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas.3 Sejalan dengan itu, Arikunto menyatakan pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran yang dimaksud untuk mencapai kondisi yang kondusif dan optimal sehingga dapat terlaksananya kegiatan pembelajaran seperti yang diharapakan.4 Menurut Edmund dan Edmmer dalam Djiwandono, pengelolaan kelas didefinisikan sebagai berikut: 1. Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi siswa yang tinggi karena keterlibatan belajar siswa secara aktif di kelas. 2. Tingkah laku siswa yang tidak banyak mengganggu kegiatan guru dan siswa lainnya. 3. Menggunakan waktu belajar yang efisien.5 Sehubungan dengan peranannya sebagai manajer dalam kelas, guru harus mampu mengelola kelas karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisir. Lingkungan itu hendaknya mampu diciptakan oleh guru dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai dan baik, serta terarah pada tujuan yang ingin dicapai dengan jalan menciptakan suasana rasa aman, menentang dan merangsang siswa untuk belajar, serta memberikan kepuasan dalam mencapai tujuan yang ditentukan. Dengan demikian pada dasarnya peranan guru sebagai pengelola kelas dapat dibagi ke dalam empat bagian, yaitu : merencanakan, mengorganisasikan, memimpin , dan mengawasi. Untuk mengelola kelas yang efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

"udirman "nteraksi dan #oti$asi ela%ar #enga%ar (-akarta: 6aja Grafindo Persada '44+) tth + "uharsimi $rikunto &asar '$aluasi Pendidikan (-akarta: .umi $ksara (575) tth , 3skandar Op.(it.! hlm '((&'('

1. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisir untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi dengan tugas-tugas dan diarahkan oleh guru; 2. Dalam situasi kelas guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tapi bagi semua anak atau kelompok; 3. Kelompok mempunyai prilaku sendiri yang berbeda dengan prilaku masing-masing individu dalam kelompok itu; 4. Kelompok kelas mempersiapkan pengaruhnya kepada anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka di kelas; 5. Praktek guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok, makin puas anggota-anggota dalam kelas; 6. Struktur kelompok pada komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara guru mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh, atau bermusuhan. Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan penagaturan dan penataan ruang kelas/belajar.

Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. Dalam masalah pengaturan tempat duduk, pengaturan alat-alat pengajaran, penataan keindahan dan keberhasilan kelas, ventilasi serta cahaya.6 .. Pengertian Pengelolaan Kelas .erbasis Psikologi Pendidikan Pengelolaan kelas berdasarkan pendekatannya menurut 9eber diklasifikasikan kedalam tiga pengertian yaitu berdasarkan pendekatan otoriter pendekatan permisif dan pendekatan modifikasi tingkah laku. .erikut dijelaskan pengertian masing&masing pendekatan tersebut.
8

fadlibae.files.wordpress.com/2010/08/tugas-akhir-psikologi-uas.pdf (akses '(

$pril '4(()

Pertama berdasarkan pendekatan otoriter. Pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku sis#a guru berperan men!iptakan dan memeliharaaturan kelas melalui penerapan disiplin se!ara ketat. Kedua pendekaatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada sis#a untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana men!iptakan kondisi sis#a merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas. Ketiga pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari sis#a dan berusaha semaksimal mungkin men!egah mun!ulnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh sis#a. ;paya&upaya dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas dengan berpedoman pada tiga pilar utama bagi guru dan dosen (pendidik) yang professionail dalam melaksanakan tugas pembelajaran dikelas adalah : (a) menguasai materi pembelajaran (b) professional untuk menyampaikan materi pembelajan kepada sis#a (peserta didik) dan (!) berkepribadian matang. (. Penguasaan materi pembelajaran Kemampuan penguasaan materi pembelajar merupakan kemampuan strategis yang harus dimilki oleh seorang guru (pendidik) dalam rangka mendukung proses pembelajaran di kelas denagn ter!apainya kompetensi se!ara efektif dan efisien.

'. Penyampaian materi pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas melalui penyampai yang baik dapat dilakukan oleh seorang guru dengan mengelola proses pembelajaran sehingga sis#a dapat belajar dalam suasana kondusif dan menyenagkan (enjoyfull learning) serta dapat berkreati*itas tinggi baik mental fisik intelektual emosional maupu sosialnya. ). .erkepribadian yang matang "eorang guru dalam mengelola proses pembelajaran sis#a di kelas dituntut untuk memiliki kepribadian yang matang dengan mentaati dasar&dasar ilmu (mendidik) dalam momentum yang tepat. Penggunaan guru dalam materi pembelajaran keahlian dalam menyampaikan materi pembelajaran dan kepribadian yang matang diharapkan semakni meningkat sehingga mampu membangun suasana pembelajaran yang produktif kreatuf dan ino*atif. Kemampuan didaktik seorang guru mrnjadi titik sentraldalam kegiatan pembelajaran di kelas dan perlu dikembangkan se!ara professional.: Perkembangan teori&teori tentang pengelolaan kelas berasal dari bagian bidang psikologi. Dua teori psikologi yang paling umum berhubungan dengan peraturan kelas berdasarkan teori "kinner dan 6ogers. .aik "kinner maupun 6oger telah membuat program atau model untuk pengaturan kelas. .anyak dari pendekatan untuk pengelolaan kelas sekarang berdasarkan dua teori ini. 6einfor!ement. ..1. "kinner menggambarkan tingkah laku manusia sebagai hasil dari lingkungan. -ika lingkungan dapat dikontrol melalui reinfor!ement! maka tingkah laku manusia dapat dibentuk dan diubah. "is#a memperlihatkan berma!am&ma!am tingkah laku dikelas. 0ontoh jika guru menanyakan suatu pertanyaan di kelas beberapa sis#a menga!ung tangan mereka sedangkan yang lain menja#ab sambil teriak. Tingkah laku
:

3skandar Op. (it.! hlm '((&'('

keduanya adalah #ajar untuk sis#a pada saat itu. Guru ingin sis#a sebelum menja#ab menga!ungkan tangannya terlebih dahulu daripada menja#ab dengan berteriak dan mengganggu saat tingkah laku yang tidak tepat. Peraturan ini penting bagi sis#a dengan harapan sis#a dapat melaksanakan dengan senang hati. Peraturan seharusnya ditempatkan pada papan yang dapat dilihat oleh semua sis#a.7 0. Pengelolaan Kelas yang Dinamis (. .erbagai -enis Kelas Kelas harus diran!ang dan dikelola dengan saksama agar memberi hasil yang maksimal. Pendekatan atas pengelolaan kelas sangat bergantung pada kemampuan pengetahuan sikap guru terhadap proses pembelajaran dan hubungan sis#a yang mereka !iptakan. $da empat jenis kelas yang dapat kita amati yaitu sebagai berikut: a. -enis kelas yang selalu gaduh Guru harus bergelut sepanjang hari untuk menguasai kelas tetapi tidak berhasil sepenuhnya. Petunjuk dan an!aman sering diabadikan dan hukuman tampaknya tidak efektif. b. -enis kelas yang termasuk gaduh tetapi suasananya lebih positif Guru men!oba untuk membuat sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi sis#anya dengan memperkenalkan permainan dan kegiatan yang menyenangkan memba!a !erita serta menyelenggarakan kegiatan kesenian dan pameran kerajinan sis#a. $kan tetapi jenis kelas ini juga masih menimbulkan masalah. .anyak sis#a kurang memberi perhatian di kelas dan tugas&tugas sekolah tidak diselesaikan dengan baik atau tegas tersebut dikerjakan se!ara a!ak&a!akan.
7

"ri %sti

(4

2al ini dapat terjadi #alaupun guru memberi kegiatan akademik yang minimal dan men!oba semaksimal mungkin agar kegiatan akademik tersebut menyenangkan. !. -enis kelas yang tenang dan disiplin ;ntuk jenis kelas seperti ini baik karena guru telah men!iptakan banyak aturan maupun meminta agar aturan tersebut dipatuhi. Pelanggaran langsung di!atat dan diikuti dengan peringatan tegas dan bila perlu disertai dengan hukuman. Guru sering menghabiskan banyak #aktu dengan melakukan hal ini karena ia dengan !epat dapat memerhatikan bentuk pelanggaran. 3a tampak berhasil menanamkan disiplin karena sis#a biasanya patuh. $kan tetapi suasana kelas menjadi tidak nyman. Ketenangan yang demikian hanya tampak di permukaan saja karena ketika guru meninggalkan kelas kelas akan menjadi gaduh dan ka!au. d. -enis kelas yang menggelinding dengan sendirinya Guru menghabiskan sebagian basar #aktunya untuk mengajar dan tidak untuk menegakkan disiplin. "is#a mengikuti pelajaran dan menyelesaikan tugas dengan kemauannya sendiri tanpa harus dipelototi oleh guru. "is#a yang tampak terlibat dalam tugas pekerjaan yang saling berinteraksi sehingga suara mun!ul dari beberapa tempat se!ara bersamaan. $kan tetapi suara tersebut dapat dikendalikan dan para sis#a menjadi giat serta tidak saling mengganggu guru memberi sedikit peringatan dan kelas menjadi tenang atau kondusif. "iapa pun akan melihat kelas sema!am ini begitu hangat dan menghasilkan prestasi yang membanggakan. %mpat jenis kelas seperti di atas selalu ditemukan dihampir semua sekolah terlepas dari jenis status sosial ekonomi orang tua sis#a sehingga perbedaan tidak dapat dikaitkan dengan jenis sekolah atau sis#anya. $palagi banyak guru memililki pola kerja

((

sama dari tahun ke tahun. "ebagian sekolah memiliki kondisi yang kronis atas pengelolaan kelasnya tetapi sebagian yang lain disiplin dan aturan sekolahnya dihormati serta dijunjung tinggi oleh seluruh anggotanya. Guru perlu memahami kait dan siasat dalam mengelola kelas. 2ampir setiap tahun sis#a yang mereka hadapi berganti&ganti. Kiranya kiat&kiat berikut dapat dipakai guru dalam menyiasati keadaan kelas sehingga kelas diampunya selalu lebih dinamis hidup serta merangsang kreati*itas dan prestasi sis#a.5 '. Pendekatan dalam pengelolaan kelas Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.(Djamarah

2006:179) Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut: a. Pendekatan Kekuasaan, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik; b. Pendekatan Ancaman, dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa; c. Pendekatan Kebebasan, pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja; d. Pendekatan Resep, dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas;
Drs. 6adno2arsono M. "i Pengelolaan )elas *ang &inamis (<ogyakarta: Kanisius '44:) hlm. +4&+'
5

('

e. Pendekatan Pengajaran, menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik; f. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku, sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik; g. Pendekatan Sosio-Emosional, guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi; h. Pendekatan Kerja Kelompok, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok; i. Pendekatan Elektis atau Pluralistik, menekankan pada

potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.10 j. D. Kondisi dan Situasi Belajar di Kelas 1. Kondisi fisik a. 6uangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar -enis kegiatan (dalam kelas= di ruang praktikum) -umlah sis#a yang melakukan kegiatan b. Penaturan tempat duduk .erbaris Pengelompokan "etengah lingkaran
(4

fadlibae.files.wordpress.com/2010/08/tugas-akhir-psikologi-uas.pdf (akses '( $pril '4(()

()

.erbentuk lingkaran 3ndi*idu 6uang kelas yang tidak normal c. >entilasi dan pengaturan !ahaya >entilasi harus !ukup menjamin kesehatan sis#a antara lain jendela yang !ukup besar agar !ahaya matahari masuk dan udara sehat. d. Pengaturan penyimpana barang&barang Penyimpanan barang hendaknya disimpan di temapt khusus yang mudah di!apai dan diatur sedemikian rupa sehingga barang&barang tersebut segera dapat digunakan. 2. Kondisi %mosional a. Tipe Kepemimpinan Tipe ?toriter (di!tator) yang dengan kondisi ini sis#a hanya akan aktif kalau ada guru sedangkan kalau tidak ada maka tidak akan aktif.akti*itas belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut banyak perhatian dari guru. Tipe demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan antara sis#a dan guru. "ikap ini dapat membantu. Men!iptakan iklim yang menguntungkan bagi ter!iptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal. b. "ikap Guru "ikap guru menghadapi sis#a yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bah#a tingkah laku sis#a dapat diperbaiki !. "uara Guru 2endaknya dengan suara yang rendah tetapi !ukup jelas dengan *olume suara yang penuh. d. Pembinaan 6aport

(+

Dengan hubungan baik guru dan sis#a diharapkan sis#a senantiasa gembira penuh gairah dan semangat.(( 3. Peraturan dan tingkah laku didalam kelas Mulailah peraturan&peratura pada permulaan tahun pengajaran se!ara tepat. %mmer et.al. ((574) mempelajari berpikir harapan&harapan apa yang dia inginkan sebelum masuk sekolah. 0atat prosedur mengatur kelas yang efektif. 0atat mengobser*asi di kelas lain dan !ata pengalaman selama mengajar sis#anya sehingga dalam membuat keputusan akan lebih baik. 3ngat bah#a aturan&aturan harus berkembang supaya sis#a menemukan kegiatan yang ber*ariasi di kelas (bekerja sendiri dengan tekun diskusi kelompok seluruh kelas tugas mandiri). "ituasi ini membuat tingkah laku sis#a berbeda. 0ontoh memberitahukan kelas supaya mendengarkan dengan tenang ketika informasi sedang disampaikan guru akan berbeda dengan memberi tahu supaya sis#a bertingkah laku yang baik dalam diskusi kelompok. "elain itu guru harus mempertimbangkan penggunaan ruang gerak dalam kelas se!ara optimal.(' 4. Penerapan $sas&asas Didaktik dalam Proses Pembelajaran Didaktik berasal dari bahasa <unani @didoskeinA yang berarti pengajaran atau @didaktosA yang berarti pandai mengajar. Di 3ndonesia didaktik berarti ilmu mengajar. Karena didaktik berarti ilmu mengajar maka pengertian didaktik menyangkut pengertian yang sangat luas. Dalam kaitan pembi!araan tentang didaktik pengertian didaktik akan difokuskan pada bagaimana perlakuan guru dalam proses belajar mengajar tersebut. Mengajar menurut pengertian modern berarti akti*itas guru dalam mengorganisasikan

(( ('

http:==###.s!ribd.!om=do!=(,++4(4(=Pengelolaan&Kelas (akses: '' $pril '4(() "ri %sti 9uryani Dji#andono Psikologi Pendidikan (Malang: Grasindo '44')

hlm. '5,&'58

(,

lingkungan dan mendekatkannya kepada anak didik sehingga terjadi proses belajar.() Kemampuan didaktik guru di depan kelas sangat dibutuhkan adapun dasar&dasar ilmu mendidik (didaktik) dan penerapan dalam pembelajaran di kelas sebagai berikut: a. $sas keterlibatan belajar sis#a se!ara aktif di kelas Pada hakekatnya belajar merupakan #ujud keaktifan sis#a terhadap proses pembelajaran di dalam kelas di sini menuntut dan menekan kepada seseorang guru untuk melibatkan sis#a se!ara aktif di dalam proses belajar mengajar di kelas. Pada hakikatnya belajar merupakan #ujud keaktifan sis#a (peserta didik) dalam kegiatan pembelajaran di kelas. ;ntuk memfungsikan keaktifan ini sangat bergantung dengan keterlibatan intelektual&emosional. -adi yang dimaksud dengan sis#a belajar aktif di kelas adalah dengan melibatkan keaktifan mental (intelektual&emosional) dan fisiknya. Kadar keaktifan sis#a dalam belajar terdapat rentang keaktifan antara teacher-centered la#an student-centered. $dapun kadar keaktifan tersebut ditentukan oleh beberapa dimensi sebagai berikut: () Partisipasi sis#a (peserta didik) dalam menetapkan tujuan pembelajaran di kelasB ') Tekanan pada afektif dalam pembelajaran di kelasB )) Pertisipasi sis#a dalam pelaksanaan pembelajaran terutama interaksi sis#a dengan guru dan sesama sis#a di kelasB +) Penerimaan guru terhadap perbuatan dan kontribusi sis#a yang kurang rele*an bahkan salah sama sekaliB ,) Kesempatan pada sis#a untuk mengambil keputusan penting dalam pembelajaran di kelas.
http:==raflengerungan.#ordpress.!om=korupsi&dan&pendidikan=pengertian& mengajar&didaktik= (akses: '' $pril '4(()
()

(8

b. $sas memberikan moti*asi "alah satu tugas pokok yang melekat pada diri seseorang pendidik adalah sebagai moti*ator bagi peserta didik agar memiliki semangat dan kemauan lebih giat belajar. sosok seorang guru di depan kelas adalah sebagai moti*ator sis#a (peserta didik) agar memiliki semangat dan kemauan untuk elajar yang lebih aktif kreatif dan ino*atif. "elama kegiatan pembelajaran di kelas faktor moti*asi memegang peranan yang besar untuk menjaga kelangsungan pembelajaran sis#a di kelas dalam tingkat kesungguhan dan ketekunan belajar yang tinggi di kelas. $da dua moti*asi yang dapat timbul pada diri sis#a (peserta didik) yaitu : () Moti*asi internal Moti*asi yang tumbuh dan kesadaran pribadi untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh keinginan !ita&!ita dan harapan. ') Moti*asi eksternal Moti*asi yang mun!ul dari luar diri sis#a.(+ $gar tujuan pengajaran yang dikehendaki khususnya oleh guru sebagai pengajar maka perlu adanya usaha&usaha agar terjadi kegiatan belajar yang efektif dan membelajarkan sis#a dengan baik. ;ntuk membangkitkan moti*asi belajar sis#a guru dapat melakukanberbagai !ara sebagai berikut: a) Memberi angka ;mumnya setiap anak ingin mengetahui hasil pekerjaannya yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. "is#a yang mendapat angka baik maka akan terdorong moti*asi belajarnya menjadi lebih besar. "ebaliknya sis#a yang
(+

3skandar Op. (it.! hlm. '() & '(+

(:

mendapat angka kurang mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik. b) Pujian Pemberian pujian kepada sis#a atas hal&hal yang telah dilakukan dengan berhasil senang. !) Pemberian hadiah 0ara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas&batas tertentu misalnya memberikan hadiah pada akhir tahun ajaran dengan menunjukkan hasil belajar yang baik atau kegiatan&kegiatan lain yang mendorong sis#a untuk berprestasi. d) Kerja kelompok Dalam kerja kelompok di mana para sis#a melakukan kerja sama dalam belajar. "etiap anggota memberikan motif belajar pada anggota lainnya. Kadang&kadang rasa untuk mempertukarkan anggota kelompok menjadi pendorong dalam perbuatan belajar. e) Persaingan .aik bekerja kelompok maupun persaingan men!ari motif& motif sosial kepada sis#a. 2anya saja persaingan antara indi*idual akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik seperti hubungan persahabatan perkelahian dan pertentangan. Persaingan yang baik ialah dalam bentuk antar kelompok belajar.(,
(,

besar manfaatnya sebagai

pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan

http:==e&smarts!hool.!o.id=indeC.php/optionD!omE!ontentFtaskD*ie#FidD+5(F3temidD,, (akses: '' $pril '4(()

(7

%. $dministrasi dan Dimensi Pengelolaan Kelas (. $dministrasi teknik a. $bsensi Pengelolaan absensi hendaknya dilakukan se!ara periodik b. Tempat bimbingan sis#a 6uangan khusus untuk keperluan bimbingan sis#a yang dilakukan guru #ali kelas atau guru pembimbing sekolah !. Tempat .a!a sis#a d. Tempat "ampah e. 0atatan Pribadi "is#a Dengan !atatan pribadi sis#a guru akan mengenal sis#a se!ara lengkap termasuk latar belakang kehidupan sis#a(8 '. Dimensi pengelolaan kelas a. Dimensi Pen!egahan Dimensi Pen!egahan (pre*entif) dapat merupakan tindakan guru dalam mengatur sis#a dan peralatan atau format belajar mengajar yang tepat. Dalam rangka pembinaan pengelolaan di sekolah kita dapat menempuh berbagai usaha anatara lain : () Meningkatkan Kesadaran diri dari guru ') Meningkatkan Kesadaran "is#a )) "ikap Tulus daru guru +) Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan ,) Membuat Kontrak "osial b. Dimensi Tindakan (a!tion) Dimensi indakan merupakan kegiatan yang dilakukan guru bila terjadi masalah pengelolaan. $dapun hal yang bisa dijadika pertimbangan bagi guru adalah : () Gakukan tindakan dan bukan 0eramah
(8

http:==*harsa.#ordpress.!om='445=((=4'=pengel4laan&kelas&(= (akses: '' $pril '4(()

(5

') Do not bargain )) Gunakan @KontrolA Kerja +) Hyatakan peraturan dan konsekuensinya !. Dimensi Penyembuhan Dimensi Penyembuhan dimaksudkan untuk membina kontrak so!ial yang tidak jalan. .entuk dari situasi ini : & & & & "is#a melanggar sejumlah peraturan sekolah "is#a menolak konsekuensi "is#a menolak sama sekali aturan khusus yang sudah dibuat Dan lainnya Gangkah Ilangkah yang dilakukan : () Membuat ren!ana ') Menentukan #aktu pertemuan )) Peme!ahan masalah = kontrak indi*idual +) Melakukan kegiatan tindak lanjut(: 1. $rti dan Pentingnya Moti*asi dalam Pembelajaran 3stilah moti*asi berasal dari bahasa latin mo$ere yang bermakna bergerak istilah ini bermakna mendorong mengarahkan tingkah laku manusia(7. Moti*asi bermaksud unsur yang membangkit mengarah dan mengekalkan sesuatu tindakan.(5 Pengertian moti*asi menurut kamus bahasa indonesia adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang se!ara sadar atau tidak sadar untuk melakukan tindakan tujuan tertentu. Menurut %. Kusmana 1a!hrudin moti*asi dibedakan atas dua golongan yaitu : (. Moti*asi $sli
3skandar Op.(it.! hlm. '(+&'(, 3skandar "bid! hlm. (74 (5 Mahani 6aJali dkk Psikologi Pendidikan! (Kuala Gumpur: PT" Professional '44)) hlm. )'
(7 (:

'4

Moti*asi asli adalah moti*asi untuk berbuat sesuatu atau dorongan untuk melakukan sesuatu yang mun!ul se!ara kodrati pada diri manusia. '. Moti*asi .uatan Moti*asi buatan adalah moti*asi yang masuk pada diri seseorang baik usaha yang disengaja maupun se!ara kebetulan. "ejalan dengan pendapat 3rianto moti*asi eksternal adalah setiap pengaruh dengan maksud menimbulkan menyalurkan atau memelihara perilaku manusia. Dipertegas oleh Mulia Hasution moti*asi dari luar adalah pembangkit penguat dan penggerak seseorang yang diarahkan untuk men!apai tujuan. Dari beberapa pendapat diatas maka jelas moti*asi merupakan faktor yang berarti dalam mendorong seseorang untuk menggerakkan meningkatkan semangat sehingga tujuan yang diinginkan dapat ter!apai.'4 Dalam proses pembelajaran dikenal adanya moti*asi belajar. moti*asi belajar merupakan moti*asi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan keseluruhan penggerak psikis dalam diri sis#a yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan belajar dalam men!apai satu tujuan.'( Moti*asi dan pembelajaran adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Pembelajaran adalah kegiatan yang mengubah tingkah laku melalui latihan dan pengalaman sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari penguatan yang dilandasi untuk men!apai tujuan. Moti*asi merupakan salah satu determainan penting dalam proses pembelajaran. Moti*asi pembelajaran adalah daya penggerak dari dalam diri indi*idu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Moti*asi ini tumbuh
http:==edu!are.e&fkipunla.net=indeC'.php/optionD!omE!ontentFdoEpdfD(FidD(, (akses ') $pril '4(() '( 9" 9inkels Psikologi Pembela%aran! (-akarta: Gramedia (57:) hlm.
'4

'(

karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar sis#a sehingga sungguh&sungguh untuk belajar dan termoti*asi untuk men!apai prestasi. Dalam proses pembelajaran maka moti*asi berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. teori beha$iorisme menjelaskan moti*asi sebagai fungsi rangsangan (stimulus) dan respon sedangkan apabila dikaji menggunakan teori kognitif motifasi merupakan fungsi dinamika psikologi yang lebih rumit melibatkan kerangka berpikir sis#a terhadap aspek perilaku.'' G. "umber&sumber Moti*asi dalam Pembelajaran Moti*asi seorang sis#a mahasis#a (peserta didik) dan guru atau dosen (pendidik) dapat bersumber dari dalam diri seseorang indi*idu yang kita kenal dengan moti*asi intrinsik (internal) dan dapat pula dari luar diri seseorang indi*idu dengan istilah moti*asi ekstrinsik (eksternal). Moti*asi yang bersumber dari interinsik maupun ekstrinsik dapat bersifat positif maupun negatif. ?leh sebab itu untuk man!apai keberhasilan dan kesuksesan seseorang indi*idu sis#a dalam belajar peran guru sebagai moti*ator profesional sangat dibutuhkan dalam menggerak atau mendorong para sis#a&sis#a untuk memahami faktor& faktor moti*asi tersebut sehingga dapat menjadi daya penggerak pendorong supaya sis#a semangat untuk belajar sehingga hasil pembelajaran sis#a dapat ter!apai dengan baik. Moti*asi internal merupakan daya dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu untuk men!apai tujuan yang diinginkan. -ika dalam proses pembelajaran moti*asi internal merupakan daya dorong seseorang indi*idu (sis#a) untuk terus belajar berdasarkan suatu kebutuhan dan dorongan yanng se!ara mutlak yang berhubungan dengan akti*itas belajar. 0ontoh sis#a berminat ingin menjadi guru maka daya dorong sis#a itu adalah apabila tamat
''

http:==massofa.#ordpress.!om='447=4(='4=moti*asi&dalam&pembelajaran=

(akses

') $pril '4(()

''

sekolah nanti ia harus melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi melalui fakultas pendidikan atau fakultas tarbiyah. Moti*asi eksternal merupakan daya dorongan dari luar diri seseorang sis#a (peserta didik) berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran moti*asi eksternal dari luar diri sis#a baik positif maupun negatif. 0ontoh apabila seseorang sis#a (peserta didik) dapat menja#ab pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan materi pelajaran dengan ja#aban sangat memuaskan maka sis#a dapat memperoleh daya dorong yang positif untuk bekerja keras untuk terus mengasah ke!erdasannya melalui belajar sehingga dia berhasil dan berprestasi di kelas maupun di sekolah. "ebaliknya jika sis#a kurang berhasil dan tidak dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru sehingga dia ditegur dan diberi peringatan oleh guru teguran dan peringatan itu merupakan moti*asi negatif oleh yang bersangkutan dapat dijadikan sebagai daya dorong untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahannya dia harus bekerja keras dan sungguh&sungguh dalam belajar sehingga kegagalan tidak dapat membuat tugas tidak terulang lagi.') 2. Peranan Moti*asi dalam Proses Pembelajaran Dalam proses pembelajaran moti*asi belajar sis#a dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin. Moti*asi belajar yang memadai akan mendorong sis#a berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas tetapi moti*asi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar sis#a.'+ Moti*asi memainkan peranan yang penting dalam pengajaran pembelajaran di sekolah. Dalam pengajaran moti*asi harus ada
') '+

3skandar Op.(it.! hlm (7: & (75 http:==tujuhkoto.#ordpress.!om='4(4=48='(=moti*asi&dalam&pembelajaran= (akses:

') $pril '4(()

')

kepada guru agar kaliti kerja dapat di!apai. Guru yang bermoti*asi merupakan guru yang !ekap dinamik dan senantiasa berusaha untuk memajukan pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah. Dalam pembelajaran pula moti*asi haruslah ada kepada setiap indi*idu sis#a. "is#a yang bermoti*asi ialah sis#a yang menaruh minat untuk belajar mendengar dan memberi perhatian sepenuhnya kepada pelajaran. Pengajaran dan pembelajaran yang berkesan boleh di!apai sekiranya guru dan pelajar senantiasa bermoti*asi. Guru memainkan peranan yang penting dalam pengajaran. ;ntuk men!apai pengajaran yang berkesan guru perlu menambahkan moti*asinya sendiri se!ara eksternal dan internal. Guru merupakan sumber inspirasi kepada para sis#anya. ?leh karena itu gru mestilah memberi !ontoh yang baik bukan saja kepada sis#a malah kepada diri guru itu sendiri.', Menurut $rden H. 1randsen dalam 3skandar mengatakan bah#a hal yang mendorong seseorang itu untuk belajar antara lain sebagai berikut: (. $danya sifat ingin tahu dan ingin menuelidiki dunia yang lebih luasB '. $danya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk majuB ). $danya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua guru dan teman&temanB +. $danya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru kompetensiB ,. $danya keinginan untuk mendapaykan rasa amanB 8. $danya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.'8 baik dengan komparasi maupun dengan

Horaini Pedagogi dalam Pendidikan #atematik (Kuala Gumpur: ;tusan Publi!ations F Distributors "dn .hd '44() hlm. (') '8 3skandar Op.(it.! hlm. (7: & (77

',

'+

3. 0ara atau "trategi Membangkitkan Moti*asi Menurut Woolfolk, motivasi dalam belajar adalah kecenderungan untuk menemukan kegiatan akademik yang bermakna dan bermanfaat serta untuk berusaha mengambil keuntungan dari hal-hal tersebut. Sebagai guru, kita memiliki tiga tujuan utama. Tujuan pertama yaitu membuat siswa secara produktif terlibat dalam kegiatan di kelas. Dengan kata lain, untuk menciptakan situasi yang dapat memotivasi belajar. Tujuan yang kedua yaitu tujuan jangka panjang adalah untuk mengembangkan pembawaan(karakter) siswa agar termotivasi untuk belajar sehingga mereka akan mampu mendidik diri sendiri di sepanjang hidup mereka dan tujuan yang terakhir yaitu kita menginginkan siswa kita untuk terikat secara kognitif-berpikir secara mendalam tentang hal yang mereka pelajari. Dengan kata lain, kita menginginkan mereka menjadi berpikir. Motivasi memberikan pengaruh yang cukup besar dalam suatu proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya motivasi.Untuk itu, diperlukan cara atau strategi untuk dapat memotivasi siswa. Menurut Santrock (2007), salah satu aspek yang sulit dalam mengajar adalah bagaimana membantu murid berprestasi rendah dan sulit didekati.Jere Brophy mendeskripsikan strategi untuk

meningkatkan motivasi dua jenis murid yang susah didekati dan berprestasi rendah ini (1) Murid yang tidak bersemangat, kurang percaya diri dan kurang bermotivasi untuk belajar (2) murid yang tidak tertarik atau terasing. Dalam Woolfolk (2007) disebutkan beberapa jenis siswa berdasarkan hubungan antara atribusi dan kepercayaan mengenai kemampuan, keyakinan diri (self efficacy) dan kualitas diri (self worth). Ketiga faktor tersebut tergabung dalam tiga jenis tatanan motivasi yaitu mastery oriented (orientasi penguasaan), failureavoiding (penghindaran kegagalan), dan failure-accepting (penerimaan kegagalan). Mastery oriented student adalah siswa yang fokus

',

terhadap tujuan pembelajaran karena mereka menilai prestasi serta kemampuan sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan. Failureavoiding student adalah siswa yang menghindari kegagalan dengan memperhatikan apa yang mereka ketahui namun tidak mau mengambil risiko, atau dengan menyatakan tidak peduli tentang penampilan (hasil kerja) mereka. Failure-accepting students adalah siswa yang percaya bahwa kegagalan mereka mengarah ke kemampuan yang rendah dan hanya sedikit yang bisa mereka lakukan.27 Perbedaan ketiga jenis siswa tersebut beserta strateginya dapat digambarkan dalam tabel berikut:

IV.

KESIMPULAN

V.

PENUTUP
':

http:==fadlibae.files.#ordpress.!om='4(4=47=tugas&akhir&psikologi&uas.pdf (akses

'( $pril '4(()

'8

Demikianlah sedikit pembahasan mengenai pengelolaan kelas berbasis psikologi pendidikan dan moti*asi pembelajaran. .ila ada kekhilafan dalam penyusunannya itu semata&mata karena penulis sendiri yang belum menguasai betul mengenai konsepsi psikologi pendidikan. ;ntuk itu sebagai penyempurna dan sekaligus pelengkap dari makalah ini kami mohon masukan dari pemba!a sekalian. Mudah&mudahan bisa dipakai sebagai pengingat yang punya nilai positif bagi kita semua. $mien.

DAFTAR PUSTAKA $rikunto "uharsimi. (575. &asar '$aluasi Pendidikan. -akarta: .umi $ksara Dji#andono "ri %sti 9uryani. '44'. Psikologi Pendidikan. Malang: Grasindo

':

2arsono 6adno. '44:. Pengelolaan )elas *ang &inamis. <ogyakarta: Kanisius 3dris Horaini. '44(. Pedagogi dalam Pendidikan #atematik. Kuala Gumpur: ;tusan Publi!ations F Distributors "dn .hd 3skandar. '445. Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Persada "udirman. '44+. "nteraksi dan #oti$asi ela%ar #enga%ar. -akarta: 6aja Grafindo Persada 6aJali Mahani dkk. '44). Psikologi Pendidikan. Kuala Gumpur: PT" Professional 9inkels 9". (57:. Psikologi Pembela%aran. -akarta: Gramedia http:==edu!are.e&fkipunla.net=indeC'.php/optionD!omE!ontentFdoEpdfD(FidD(, (akses ') $pril '4(() http:==fadlibae.files.#ordpress.!om='4(4=47=tugas&akhir&psikologi&uas.pdf '( $pril '4(() http://kikiwae.blogspot.com (akses: '' $pril '4(() http:==massofa.#ordpress.!om='447=4(='4=moti*asi&dalam&pembelajaran= ') $pril '4(() http:==raflengerungan.#ordpress.!om=korupsi&dan&pendidikan=pengertian& mengajar&didaktik= (akses: '' $pril '4(() http:==tujuhkoto.#ordpress.!om='4(4=48='(=moti*asi&dalam&pembelajaran= (akses: ') $pril '4(() http:==*harsa.#ordpress.!om='445=((=4'=pengel4laan&kelas&(= (akses: '' $pril '4(() http:==###.s!ribd.!om=do!=(,++4(4(=Pengelolaan&Kelas (akses: '' $pril '4(() (akses (akses aru. 0iputat: Gaung

'7

Anda mungkin juga menyukai