Anda di halaman 1dari 3

Penjelasan P&ID 1.

Inlet
PAH 102

PAH 101

PI
102

TI
102

FIC 102

SDY 101

PI 101 PT 101

TIT 101 TW 101

VENT

FY 101

FIT 101

FROM PNG BV 101


SDV 101 FCV 101

proses inlet natural dari PNG masuk melalui ball valve diukur tekana dan temperature. Lalu hasil pengukuran ditransmisikan melalui transmiter menuju kontrol room. Untuk Presure indikator dikontrol room disambungkan dengan PAH. Ketika presure yang diukur melebihi batas tekanan yang diperbolehkan alarm akan berbunyi dan menutup shutdont valve. Vent berungsi membuang panas dan tekanan berlebih dari natural gas yang masuk. Setelah itu, mass flow inlet akan diatur besar masukannya dengan control valve. Didepan control valve, diberikan oriface sebagai indikator aliran yang akan di olah ke flow indikator transmiter dan ditransmisikan data tersebut ke flow indikator control di control room untuk mengontrol bukaan valve agar sesui dengan HMB. Karena valve yang digunakan adalah pneumatik maka sinyal elektrik dari FIC harus dikonver terlebih dahulu di FY. Setelah itu, memasuki proses pretreatment. 2. Pretreatment a. Scruber dan Filter
FUEL GAS

PSV 201

CV 202
PIT 301 PI 301 PAH 301

PSV 201
CV 201 PIT 201

PI 201

PAH 201

PIT 302

PC 302

PY

302

FILTER

LIT 202

LC 202

LY

202

DRAIN
FCV 202

Proses pretreatment yang pertama adalah menyaring natural gas dari partikel partikel yang tidak di inginkan dan gas lain. Partikel besar disaring oleh scruber. Dalam scruber, diatur level drain(kotoran). Level drain, di monitoring

menggunakan LIT. Lalu ditransmikan ke level control. Ketika level pengotor mencapai batas, maka level control akan mengirim sinyal ke control valve untuk terbuka dan embuang kotoran. Sinyal dari LC diconvert ke peneumatik dengan LY karena control valve model pneumatik. Tekanan di scruber di monitoring menggunakan PIT dan ditransmisikan ke PI dan PAH di kontrol Room. Ketika tekanan melebihi batas, PAH akan memberikan alaram dan membuka PSV untuk emngurangi tekanan. Setelah itu natural gas akan di treatment ke filter. Pengiriman ini melalui check valve agar aliran natural gas tidak berbalik lagi ke scruber. Didalam filter, perlakuuan sama dengan scruber. Hanya saja, filter menyaring engotor dengan ukuran yang lebih kecil dan gas gas yang tidak dibutuhkan. P&ID pada filter pula sama dengan scruber. b. DRYER 3. Kompresi dan Saving.
BV 501
PT 501 PIC 501

TS 501

PT 501

PAH 701 FIC 702 PAH 701 FIT 702 SDY 702 TIT 701 PT 701 TW 701
PI 502

PAH 502

FY 702

PI 701

TI 701
PIT 502 PAL 502

TI 502

CNG TUBE MODULE


SDV 701 FE 702 FCV 701 SDV 701

Proses kompresi mengunakan kompresor yang untu mengugah natural gas bertekanan 25 bar menjadi CNG bertekanan 250 bar. Maka output dari kompresor diberi PIT(presure indikator transmiter) untuk memonitoring dan mentransmisikan besarnya tekanan keluaran kompresor ke PIC(presure indokator kontrol) jika tekanan dibawaha batas, maka PAL(Presure Alarm Low) akan berbunyi dan meningkatkan daya kompresor. Jikatekanan melebihi batas yang di inginkan maka PAH(presure alarm high akan berbunyi dan membuang tekanan berlebih. Saving, CNG disimpan didalam CNG Tube Modul dimana dalam CNG di monitoring Tekanan dan Suhunya, jika tekanan melebihi batas, maka Presure reduce unit akan membuang gas tekanan berlebih. Didiepan dan belakang CNG module tube diberi shutdown valve. Jika Module tube meledak, maka shutdown valve akan menutup proses masuk keluarnya CNG. Jika akan digunakan maka CNG akan di keluarkan dari moduletube. Sebelum di turunkan tekanannya pada proses reduce unit, aliran gas CNG diatur menggunakan sistem flow control.

4. Presure Reduce Unit


PIC I-5 PY 101

PIT 102

Modul Cube

Metering V-3

V-6

HE

TIC TIT 102 102

PAH PY 101 TIC 101 I-4 PI I-3 V-4 TY 102

PSV 101 PIT 101

TY 101

V-2

TIT 101

fuel

V-5

CV-1

E-3 BOILER 001


ASH

proses presure reduce unit menggunakan eksansion valve. Kelauaran dari CNG module tube dialirkan di expansion valve, keluaran expansion valve diukur tekanan nya lalu ditansmisikan ke kontrol tekanan di control room. Jika tekanan belum sesuai maka kontrol akan mengatur bukaan ekspansion valve untuk mengatur hingga tekanan sesuai yang diinginkan. Setalah melalui ekspansion valve, suhu dinaikan kembali menggunakan heat excanger. Keluaran natural gas dari heat exchanger, diukur kembali suhunya. Untuk ditransmisikan ke temperature control di control room untuk mengatur bukaan valve input fluida panas suplai heat exchanger yang menaikan suhu natural gas. Agar suhu di natural gas sesuai dengan yang diinginkan. Suplai fluida panas didapat dari boiler yang dipanaskan menggunakan fuel gas dari proses pretreatmen sebelum dryer. Suply fuel gas, diatur dengan mengontrol inputnya menggunakan control valve. Control valve ersebut diatur berdasarkan suhu fluida keluaran boiler, apakah sudah sesuai atau belum. Jia, krang maka TIC akan membuka control alve input fuel gas lebih lebar dan sebaliknya. Pada boiler diberi indikator tekanan. Yang ditransmisikan ke kontrol room. Jika tekanan boiler melebihi batas, maka PSV akan terbuka membuang tekanan berlebih. Jika terjadi vailure fatal seperti boiler meledak, maka shutdwon valve input fuel gas dan output module tube akan tertutup. Sehingga proses presure reduce unit berhenti.

Anda mungkin juga menyukai