Anda di halaman 1dari 9

JURNAL STUDI GENDER DAN ANAK

POLITISASI RELASI SUAMI-ISTRI:


TELAAH KHI PERSPEKTIF GENDER Durotun Nafisah *)
Abstract: As a positive law, KHI is a political product and full of state nuance. The initiation process through its justification all involved dominant state role. gender bias in KHI exist on Article ! paragraph " about men#wife position, Article $% paragraph "# & about man's obligator(, Article $& paragraph " and ) about wife's obligator(, also Article $* paragraph " and ) about nusyuz. +ender ine,ualities furthermore cause gender injustice that consists of marginali-ation, stereot(pe, subordination, double burden, and violence. +ender bias in KHI caused b(: first, social#cultural and educational bac.ground of ever( part( involved at its formulation. The( tend to ver( patriarchic and phalli-centric. Second, its formulation method onl( compiled fi.ih boo.s, appeal stud( to /iddle 0ast, and seminar, without ushul#fi.ih framewor. or non-Islamic studies approach. Keywords: men-wife relation, state, politic, gender injustice.

A. PENDAHULUAN
Di dalam tata hukum di Indonesia, kedudukan dan peran suami-istri dalam keluarga diatur melalui hukum tertulisnya, yaitu Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan UUP! dan Instruksi Presiden "I Tahun 1991 tentang #ompilasi $ukum Islam di Indonesia #$I!% Pola relasi suami-istri, &aik di dalam UUP maupun #$I mengikuti pola yang hierarkis dan tidak setara% 'uami adalah kepala keluarga dengan kewa(i&an mem&eri na)kah kepada istrinya, melindungi, mendidik, dan sema*amnya% 'ementara itu, istri adalah i&u rumah tangga dengan kewa(i&an menyelengarakan dan mengatur keperluan rumah tangga dengan se&aik-&aiknya, serta yang utama adalah &er&akti lahir dan &atin kepada suaminya%1 Pem&agian peran antara suami-istri terse&ut sesungguhnya tidak perlu dipermasalahkan apalagi digugat sepan(ang tidak menim&ulkan permasalahan% Namun, ditengarai pem&agian peran, hak, dan kewa(i&an suami-istri se*ara rigid terse&ut, sarat dengan &ias gender yang menim&ulkan ketidakadilan gender sehingga perlu didiskusikan ulang%+ Ironisnya, (ustru pem&agian peran yang sangat &ias gender itu di&akukan oleh pemerintah Indonesia melalui hukum tertulisnya, yaitu Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan UUP! dan Instruksi Presiden "I Tahun 1991 tenentang #ompilasi $ukum Islam di Indonesia #$I!% , Dengan demikian, negara Indonesia se&agai institusi yang memiliki daya paksa terhadap rakyatnya turun melakukan ketidakadilan gender% -enurut -ansour .akih, sum&er ketidakadilan gender ada tiga ma*am, yaitu culture of the law, kultur masyarakat dalam mentaati materi hukum dan ta)siran agama, serta struktur hukum%4 .okus telaah makalah ini adalah pola relasi suami-istri dalam #$I yang ter*ermin dalam kedudukan dan peran mereka dalam rumah tangga% $al ini didasarkan pada pertim&angan &ahwa #$I merupakan satu-satunya hukum Islam yang tertulis dan sudah di(usti)ikasikan oleh pemerintah Indonesia%
PSG STAIN Pu !o"e #o | Du o#u$ N%&'s%( 1 YIN YANG | Vol. 3 | No. 2 | Jul-Des 2008 | 195-208

JURNAL STUDI GENDER DAN ANAK

/erdasarkan pemaparan di atas, maka ada dua permasalahan yang dika(i% Pertama, apa sa(a mani)estasi ketidakadilan gender dalam #$I terkait dengan kedudukan dan peran suami-istri dalam keluarga0 Kedua, mengapa #$I men)ormulasikan peraturan sangat &ias gender0 Untuk menganalisis &ias gender dalam #$I digunakan analisis gender yang ditawarkan oleh -ansour .akih dalam &ukunya Analisis Gender dan Transformasi Sosial%1 Untuk menguak (awa&an mengapa #$I men)ormulasikan peraturan yang sangat &ias gender ini, digunakan pendekatan sosio-historis%

B. GENDER
1. Pengertian Seks dan Gender
Per&edaan antara laki-laki dan perempuan &isa dilihat dari dua segi, pertama dari segi seks dan yang kedua dari segi gender% 'eks (enis kelamin! adalah per&edaan laki-laki dan perempuan yang merupakan kodrat Tuhan, &ersi)at permanen dan tidak dapat dipertukarkan% 2 3adi, seks adalah per&edaan &iologis yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang ada pada mereka se(ak lahir% 'ementara itu, gender menurut 4akley, orang yang pertama kali mengusung konsep ini, adalah per&edaan yang &ukan &iologis dan &ukan kodrat Tuhan atau per&edaan yang &ukan *iptaan Tuhan, melainkan di*iptakan &aik oleh laki-laki maupun perempuan melalui proses &udaya dan sosial yang pan(ang% 4leh karena itu, gender &isa &eru&ah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lain, &ahkan dari kelas ke kelas%7 Penggunaan gender dalam arti terse&ut menurut 'howalter mulai ramai dipergunakan pada tahun 1977 ketika sekelompok )eminis 5ondon tidak lagi menggunakan isu seksis6patriarkhi, tetapi menggantinya dengan gender%7

2. Analisis Gender
8ender se&agai analisis yang &iasanya digunakan oleh penganut aliran ilmu sosial kon)lik yang memusatkan perhatian pada ketidakadilan struktural dan sistem yang dise&a&kan oleh gender% Demikian (uga ke&anyakan para )eminis menggunakan analisis ini untuk mem&ongkar ketidakadilan struktur atau sistem yang memosisikan perempuan le&ih rendah dari laki-laki yang dise&a&kan oleh ideologi gender%9 Per&edaan gender gender difference! yang selan(utnya melahirkan peran gender gender role! se&enarnya tidak men(adi masalah sehingga tidak perlu dipersoalkan% Namun, yang harus direkonstruksi adalah ketidakadilan gender yang dise&a&kan peran gender% 'eorang perempuan dengan alat reproduksinya &isa hamil, melahirkan, kemudian mempunyai peran gender seperti merawat, mengasuh, mendidik anak, serta melaksanakan peker(aan domistik% 'ementara itu, suami se&agai kepala rumah tangga yang mempunyai peran gender men*ari na)kah% Per&edaan peran terse&ut se&enarnya tidak perlu diperde&atkan sepan(ang tidak merugikan atau menim&ulkan ketidakadilan mereka, tetapi pemaksaan men(alankan suatu peran dan implikasinya yang merugikan, &aik terhadap laki-laki maupun perempuan itulah yang men(adi pro&lem sosial kemanusiaan sehingga nis*aya untuk direkonstruksi% Untuk melihat ketidakadilan gender dari manapun sum&ernya, &aik culture of the law, kultur masyarakat dalam menaati materi hukum dan ta)siran agama, maupun struktur hukum, digunakanlah analisa gender se&agai pisau &edahnya% Dengan menggunakan analisis gender, maka ditemukan lima mani)estasi ketidakadilan gender, yaitu mar(inalisasi peminggiran ekonomi6 pemiskinan!, su&ordinasi penomorduaan!, stereotipe *itra &aku indi9idu yang tidak sesuai dengan kenyataan empiris!, violence
PSG STAIN Pu !o"e #o | Du o#u$ N%&'s%( 2 YIN YANG | Vol. 3 | No. 2 | Jul-Des 2008 | 195-208

JURNAL STUDI GENDER DAN ANAK

kekerasan! dan dou&le &urden &e&an ker(a yang lama dan &erle&ih!%1:

C. MANIFES ASI !E IDA!ADILAN GENDER DALAM !HI


#$I mengatur kedudukan suami-istri dalam &uku I &a& ;II pasal 79 ayat 1-,% 'elengkapnya se&agai &erikut< =yat 1, >'uami adalah kepala keluarga dan istri adalah i&u rumah tangga?< =yat +, >$ak dan kedudukan istri adalah seim&ang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup &ersama dalam masyarakat?< dan =yat ,, >-asing-masing pihak &erhak untuk melakukan per&uatan hukum?%11 Dari ketiga ayat di atas, ayat yang ke tigalah yang sarat &ias gender% @alaupun dua ayat yang lain memuat pasan eAualitas dan egaliter, tetapi pesan itu am&i9alen dan sulit terlaksana% Peye&a&nya adalah kedudukan suami-istri yang tidak setara se&agaimana dalam ayat yang ke tiga di atas, dengan segala konsekuensinya, yang (ustru men(adikan perempuan mengalami ketidakadilan gender% $al ini setidaknya dapat ter&a*a dalam pasal-pasal yang mengatur hak dan kewa(i&an suami-istri% Dalam pasal 7: ayat 1-4 dise&utkan &ahwa kewa(i&an suami adalah mem&im&ing, melindungi, mendidik, dan menanggung na)kah istrinya% 'ementara itu, kewa(i&an istri yang utama se&agaimana diatur dalam pasal 7, ayat 1 adalah &er&akti lahir dan &atin kepada suaminya dalam &atas yang diperkenankan oleh hukum Islam% 3ika tidak melaksanakan kewa(i&an yang satu ini, maka istri dianggap nusyuz pasal 74 ayat satu!% #ewa(i&an istri yang lain dise&utkan dalam ayat + adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan se&aik-&aiknya%1+ #edudukan suami-istri dan peran mereka se&agaimana yang diatur dalam #$I &anyak merugikan perempuan% 'uami se&agai kepala keluarga sehingga &erkewa(i&an< 1! mem&eri na)kah, pakaian, dan rumah< +! melindungi istri dan mem&erikan segala sesuatu keperluan hidup &erumah tangga sesuai dengan kemampuannya, sedangkan istri se&agai i&u rumah tangga &erkewa(i&an mengatur urusan rumah tangga se&aik-&aiknya% .ormulasi hukum di atas sangat (elas mengindikasikan adanya pengukuhan pem&agian dan pem&akuan peran &erdasarkan gender serta mengukuhkan domestikasi perempuan% $al ini &erimplikasi pada upaya pen(inakan, segregasi ruang, dan depolitisasi perempuan% Pasal 79 ayat 1, pasal 7: ayat 1-,, dan pasal 7, ayat 1 dan + sangat &ias gender% Untuk melihat ketidakadilan gender dalam pasal-pasal terse&ut digunakan analisis gender yang dia(ukan .akih% Dengan menggunakan analisis suami dalam gender, maka ditemukan lima mani)estasi ketidakadilan gender, yaitu mar(inalisasi, su&ordinasi, stereotype, violence, dan double burden1, oleh suaminya karena< 1 !ar"inalisasi #peminggiran e$onomi % pemis$inan&' kedudukan istri se&agai i&u rumah tangga dengan sederet kewa(i&annya pada hakikatnya merupakan upaya domisti)ikasi perempuan% Domisti)ikasi perempuan pada gilirannya menye&a&kan lemahnya peluang perempuan untuk mengakses sum&ersum&er ekonomi% 'elain itu, (uga &isa mengaki&atkan ketergantungan se*ara ekonomi istri kepada suaminya% =papun akti9itas istri tidak terke*uali yang terkait dengan ekonomi harus dinomorduakan karena kewa(i&an utamanya adalah &er&akti lahir dan &atin kepada suaminya% 3ika ia sampai tidak mau melaksanakan kewa(i&an yang satu ini, maka ia dianggap nusyuz dan gugurlah kewa(i&an na)kah suami kepadanya% #ewa(i&an istri yang lain adalah menyelenggarakan dan mengatur urusan rumah tangga% /agi istri yang &erperan produksi, maka ia men(adi &erperan ganda, satu sisi harus menyelesaikan peker(aan domestiknya yang merupakan prioritas utama dan sisi lain harus &eker(a di sektor pu&lik% 4leh
PSG STAIN Pu !o"e #o | Du o#u$ N%&'s%( 3 YIN YANG | Vol. 3 | No. 2 | Jul-Des 2008 | 195-208

JURNAL STUDI GENDER DAN ANAK

se&a& itu, &anyak para istri yang tidak mau &eker(a di sektor pu&lik atau tidak meman)aatkan peluang &eker(a terse&ut se*ara optimal karena alasan &eker(aan domistiknya% ( Subordinasi) yakni perempuan sering dianggap se&agai yang tidak penting sehingga &aik dalam rumah tangga, masyarakat, maupun negara &anyak ke&i(akan yang di&uat tanpa menganggap penting kaum perempuan% 'alah satu *ontohnya adalah karena perempuan nantinya akan ke dapur mengapa harus disekolahkan tinggi-tinggi% Persepsi &ahwa suami harus men(adi kepala keluarga sesungguhnya tidaklah men(adi masalah sepan(ang kepemimpinanya &ersi)at adil dan tidak menindas% Namun, persoalan yang tim&ul (ustru keper*ayaan terse&ut mem&awa pada keyakinan &ahwa kaum perempuan adalah su&ordinasi dari laki-laki% -eskipun se*ara o&(ekti), misalnya ia le&ih mampu, le&ih pandai, dan le&ih layak daripada laki-laki, ia tetap harus dipimpin%14 * Stereotype atau pela&elan negati)% Dalam masyarakat, sering di(umpai pela&elan yang &eraki&at pada mem&atasi, menyulitkan, memiskinkan, dan merugikan perempuan, salah satunya adalah anggapan &ahwa (ika perempuan men(adi kepala rumah tangga pasti keluarga akan &erantakan% -enurut Nur 'yah&ani, asumsi seperti itu merupakan pelanggaran terhadap asas praduga tak &ersalah% 11 'tereotipe lainnya yang (uga &isa dikategorikan se&agai pelanggaran asas praduga tak &ersalah, misalnya (ika ter(adi disharmoni rumah tangga, per*eraian atau kenakalan anak, istrilah orang pertama yang dikam&ing hitamkan% 5a&el negati) yang &elum tentu &enar pun dituduhkan kepadanya, tidak melayani suami dengan &aik, tidak becus mengurus dan mendidik anak, tidak mengalah dengan suami dalam peker(aan atau karier, dan lain se&againya% Penegasan akan kewa(i&an istri mengatur urusan rumah tangga (ustru mem&enarkan anggapan setereotipe masyarakat &ahwa tempat yang paling layak &agi perempuan adalah di rumah domestik!% $anya istrilah yang harus menyelesaikan semua tugas rumah sehingga kalau istri keluar rumah, maka akan dipandang tidak terhormat karena telah melalaikan kewa(i&annya% $al ini ternyata &erimplikasi pada undang-undang ketenagaker(aan, di mana istri &eker(a di luar rumah selalu dinilainya hanya se&agai ker(a tam&ahan dan karenanya ia di&ayar se&agai pen*ari na)kah tam&ahan &ukan pen*ari na)kah utama sehingga upahnya le&ih rendah dari laki-laki% + ,ouble -urde #&e&an ganda6&e&an ker(a &erle&ih!, terutama &agi istri yang memiliki tiga peran triple role!, yakni produksi, reproduksi, dan sosial% Triple role pada umumnya dimiliki oleh istri sehingga mereka harus go public, &aik untuk aktualisasi diri, mem&antu men*ukupi ekonomi keluarga, dan se&agai pen*ari na)kah utama% 'elain harus menger(akan peker(aannya itu, se&agai i&u rumah tangga mereka (uga mempunyai kewa(i&an menyelenggarakan, dan mengatur keperluan rumah, serta melayani suami% $al yang demikian tidak &erlaku &agi suami se&agai kepala rumah tangga, &ahkan (ika suami tidak mempunyai peker(aan pun istri tetap harus melayaninya, &ukan se&aliknya%12 . /iolence kekeraan!< gender related violence dise&a&kan empat )aktor, yaitu )akta relasi yang tidak setara, ke&udayaan, ketidakpedulian masyarakat, dan pemahaman agama yang keliru%17 Pertama, laki-laki dan perempuan tidak diposisikan setara se&agaimana dalam #$I% Kedua, ke&udayaan mendorong lakilaki &erkuasa dan perempuan tergantung% Dalam #$I, suami di&eri kekuasaan untuk men(adi kepala rumah tangga dan istri dikondisikan untuk selalu tergantung kepada suaminya% Dalam &e&erapa hal kewa(i&an suami mena)kahi istri yang se&enarnya adalah untuk mendukung proses regenerasi &eru&ah )ungsi men(adi penegasan superioritas suami% =ki&atnya, istri tergantung se*ara ekonomi, kewa(i&annya melindungi dan mendidik istri menye&a&kan dia tidak mandiri dan dikonotasikan se&agai mahluk yang
PSG STAIN Pu !o"e #o | Du o#u$ N%&'s%( ) YIN YANG | Vol. 3 | No. 2 | Jul-Des 2008 | 195-208

JURNAL STUDI GENDER DAN ANAK

lemah se*ara )isik, psikologis, dan pengetahuan% #ewa(i&an istri untuk &er&akti lahir dan &atin kepada suami semakin mem&uka le&ar pintu kekerasan karena (ika melalaikan kewa(i&annya itu istri dianggap nusyuz% #ekerasan dalam rumah tangga #D"T! &isa men*akup kekerasan )isik, psikologis, seksual dan ekonomi%17 Dalam konteks #$I, pemukulan karena istri dianggap nusyuz termasuk kekerasan )isik, meman)aatkan ketergantungan istri se*ara ekonomi, dan gugurnya na)kah istri karena melalaikan kewa(i&an termasuk kekerasan ekonomi% #ekerasan seksual ter(adi (ika suami memaksa istri untuk melakukannya, pemaksaan ini sangat mudah dilakukan suami karena dalih agama atau (ika istri tidak mau di*ap se&agai tidak &er&akti dan durhaka kepada suaminya% #ekerasan psikologis, misalnya istri dianiaya se*ara emosional, direndahkan, dipaksa, di&atasi hak-haknya dan sema*amnya% Ketiga, masyarakat termasuk para pihak yang terli&at dalam penyusunan #$I tidak menganggap #D"T se&agai masalah karena mereka &elum sensiti) gender% Keempat, pemahaman keagamaan yang tidak tepat (uga ter(adi pada penyusunan #$I% $al ini setidaknya dapat dilihat dari metode penyusunanya yang sangat kon9ensional sehingga melahirkan produk hukum yang sangat &ias gender%

D. SE!ILAS EN ANG !HI


#ompilasi $ukum Islam #$I! adalah suatu rumusan hukum Islam fi$ih! yang ditulis dalam &ahasa undang-undang dan telah memperoleh (usti)ikasi negara men(adi hukum positi) &agi umat Islam di Indonesia% Penyusunan #$I yang &erlangsung mulai tahun 1971 sampai tahun 1991 didasarkan pada keputusan &ersama ketua -ahkamah =gung dan -enteri =gama pada +1 -aret 1971, dan selan(utnya men(adi proyek pengem&angan hukum Islam proyek #$I!% 'e&agai hukum positi), #$I merupakan produk politik sehingga hanya mengadopsi nilai yang hidup dalam masyarakat agar dapat &er)ungsi se&agai kontrol sosial%19 #eluarga yang di&angun oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, &ahkan di dunia adalah &er*orak patriarkhis, hirarkhis, dan menempatkan perempuan se&agai o&(ek yang tentu sa(a in)erior terhadap laki-laki% +: #$I paling tidak pasal-pasal yang di(adikan o&(ek ka(ian! disusun &erdasarkan asumsi terse&ut% $al ini dise&a&kan oleh &e&erapa )aktor se&agai &erikut%

1. Pi"ak #ang erli$at dala% Pen#&s&nan !HI


Proyek #$I dalam pelaksanaannya telah meli&atkan ,7+ orang%+1 -ayoritas dari mereka adalah laki-laki ,22 orang! dan hanya se&agian ke*il sa(a yang perempuan 12 orang!% Perin*iannya adalah se&agai &erikutB dari 12 orang pelaksana proyek hanya ada seorang perempuan< 2 orang tim perumus komisi = tentang hukum perkawinan semuanya laki-laki< sedangkan personalia di komisi = se(umlah 41 orang yang perempuan hanya dua orang% 'ementara itu, ulama yang diwawan*arai se(umlah 171 orang hanya 2 orang ulama perempuan< +7 pelaksana wawan*ara seluruhnya laki-laki% Peserta lokakarya yang terdiri dari 1+, orang hanya 7 yang perempuan%++ 5atar &elakang pendidikan personalia yang terli&at dalam penyusunan #$I hampir seluruhnya adalah pesantren dan perguruan tinggi Islam Indonesia dan Timur Tengah, se&agian ke*il dari mereka adalah alumni )akultas hukum perguruan tinggi umum%+, /erdasarkan latar &elakang sosiokultural dan pendidikan maupun (enis kelamin seperti yang tergam&ar di atas, #$I tidak merepresentasikan pengalaman, pengetahuan, dan kepentingan perempuan% $al ini setidaknya dise&a&kan oleh empat hal< pertama, isu gender &elum terdengar di Indonesia sehingga pihak yang terli&at dalam penyusunan #$I
PSG STAIN Pu !o"e #o | Du o#u$ N%&'s%( 5 YIN YANG | Vol. 3 | No. 2 | Jul-Des 2008 | 195-208

JURNAL STUDI GENDER DAN ANAK

&elum mempunyai sensiti9itas gender% 3ika ada se&agian ke*il dari mereka ada yang sudah memiliki wawasan gender sangat mungkin suara mereka tidak direspon &ahkan ditentang oleh mayoritas% Kedua, minim dan tidak proporsionalnya (umlah perempuan yang dili&atkan oleh pihak yang &erkompeten, yang mayoritas laki-laki dan hidup dalam hegemoni &udaya patriarkhi! dalam penyusunan #$I menye&a&kan perumusannya *enderung &erperspekti) laki-laki dan mereduksi perspekti) perempuan% Ketiga, para pihak yang terli&at dalam penyusunan #$I menganut dan mem&enarkan pola hu&ungan dan pem&agian peran suami-istri yang rigid seperti yang ter*antum dalam #$I% $al ini merupakan a$ibat logis dari a$umulasi antara latar bela$ang sosial budaya #patrial$hi& dan pendidi$an mere$a Keempat, para pihak yang terli&at dalam penyusunan #$I tidak melakukan penelitian lapangan atau sekadar men*ari data tentang 9ariasi pola relasi suami-istri &erdasarkan pilihan atau ke&utuhan mereka% $al ini dikarenakan penyusunan #$I tidak meli&atkan pakar di luar disiplin 0slamic studies dan hukum seperti pakar sosiologi, antropologi, se(arah, dan ilmu-ilmu sosial lainnya% /erdasarkan sur9ai komnas perempuan di 3a&ota&ek pada tahun +::+, terungkap &ahwa ternyata satu dari sem&ilan kepala keluarga adalah perempuan% +4 $asil penelitian ini sangat mungkin (uga &erlaku di daerah lainnya di Indonesia, mengingat peningkatan peran perempuan di segala sektor kehidupan dan situasi kondisi yang mungkin menghendaki demikian% '*anConi dan '*anoni menemukan empat ma*am 9ariasi relasi suami-istri< pertama, owner property, yaitu menempatkan suami se&agai &os yang menguasai dan memiliki se*ara penuh terhadap istrinya% Tugas utama istri adalah menga&di dan tunduk kepada suami serta mengurus keluarga% 'ementara itu, suami adalah satu-satunya pen*ari na)kah, dia le&ih mempunyai kuasa, istri harus tunduk dan tergantung se*ara ekonomi kepada suaminya% Kedua, head complement, yaitu istri se&agai pelengkap suami, meskipun tugas suami istri masih sama seperti pada pola owner property, namun suami sudah menghargai dan mem&antu peker(aan istri% Ketiga, senior-(unior, yaitu posisi istri meningkat, dia mempunyai penghasilan sendiri sehingga tidak tergantung sepenuhnya kepada suami% @alaupun demikian, pen*ari na)kah utama tetap suami sehingga dia mempunyai kekuasaan le&ih di&anding istri% Keempat, e1ual partner, yaitu posisi dan peluang suami-istri sama walaupun tugas yang yang dipilihnya &er&eda% -eskipun istri le&ih &e&as memilih dan mandiri, tetapi akti9itas mereka tidak &oleh mengganggu ter*apainya keluarga yang ideal% +1 Dari empat 9arian keluarga di atas, tampaknya yang dua &entuk keluarga yang pertamalah yang mendasari dan di(adikan asumsi dalam penyusunan #$I%

2.

a"a'an(ta"a'an Pen#&s&nan !HI

#$I disusun melalui empat tahap se&agai &erikut%

a. Pengkajian Kitab-kitab Fikih Klasik Terutama dari Mazhab Syafii


#ita&-kita& terse&ut men(adi pedoman wa(i& para hakim agama dalam mengadili perkara% #ita&kita& itu antara lain -a"uri, 2ath al3!ui4n, 2ath al3 5ahab, Tuhfah al3!u$hta", al3!ahalli, dan lain-lain% Telaah sum&er kita&-kita& se(umlah ,7 kita& 2i1h! ini dilakukan oleh para pakar di tu(uh I=IN% Dengan mengkompilir kita&-kita& )ikih, #$I hanya mendaurulang pendapat para ulama yang ada dalam kita& yang ke&anyakan ditulis pada a&ad pertengahan itu% =&ad pertengahan adalah a&ad kegelapan &agi perempuan% #etika adat Timur Tengah menguat kem&ali dengan tum&uhnya sistem harem pemingitan! dan purdah, kehidupan perempuan hanya di&atasi oleh tem&ok rumahnya sa(a, sedangkan dunia pu&lik men(adi otoritas laki-laki &elaka%+2 Perempuan dalam negara dan &udaya
PSG STAIN Pu !o"e #o | Du o#u$ N%&'s%( * YIN YANG | Vol. 3 | No. 2 | Jul-Des 2008 | 195-208

JURNAL STUDI GENDER DAN ANAK

manapun memang memiliki nasi& yang hampir sama, mereka &erkedudukan le&ih rendah daripada lakilaki, &aik dalam tatanan kehidupan masyarakat atau keluarga% $al ini dapat ter&a*a dari literaturliteratur se(arah tasawu), ta)sir, syarh hadis, dan fi1h yang se*ara keseluruhan ditulis oleh laki-laki dalam suasana masyarakat patriarkhis%+7 Dari &e&erapa literatur Islam itu, )ikihlah yang disinyalir paling &anyak melakukan &ias gender dalam rumusannya% Dengan hanya mengadopsi kita&-kita& )ikih, #$I (uga telah mena)ikan peru&ahan dan per&edaan sosiologis serta dinamisasi peran laki-laki dan perempuan dalam kehidupan% .aktor ini (uga men(adi se&a& lain &ias gender di dalam #$I% $al ini diperparah dengan tidak adanya kerangka metodologis ushul )ikih! dan pendekatan non30slamic Studies yang mutlak diperlukan dalam ka(ian hukum Islam, apalagi hukum Islam yang telah di(usti)ikasikan oleh pemerintah seperti #$I%

b. Mewawancarai ! "lama Terkemuka di # K$ta %esar di &nd$nesia


+7 pewawan*ara adalah laki-laki, dan 171 ulama yang diwawan*arai, hanya terdapat 2 ulama perempuan% #omposisi seperti ini menegasikan pengalaman, pengetahuan, dan ke&utuhan perempuan, apalagi para pihak yang terli&at dalam wawan*ara telah menganut ideologi gender yang seksis aki&at dari latar &elakang sosial dan pendidikan mereka% .aktor ini (uga mengaki&atkan rumusan #$I men(adi &ias gender%

c. Studi %anding ke 'egara-negara &slam( Mar$k$) Turki) dan Mesir


'istem sosial &udaya Timur Tengah tidak &er&eda dengan Indonesia, &ahkan negara-negara di dunia pada umumnya, yakni menganut sistem patriarkhi yang dituduh se&agai salah satu penye&a& asal-usul &ias gender% /udaya patriarkhi ini mem&eri *orak dalam setiap keputusan hukum pada setiap negara di dunia% Dengan demikian, studi &anding ke negara Timur Tengah semakin menguatkan &ias gender pada #$I%

d. Seminar Materi *ukum untuk Pengadilan +gama


Dakni menelaah produk pengadilan dalam lingkungan Pengadilan =gama yang terhimpun dalam 12 &uku yang terdiri dari 4 (enis, yaitu 6impunan Putusan PTA, 6impunan 2atwa Pengadilan, 6impunan 7urisprodensi Pengadilan Agama, dan 8aw 9eport tahun 1:;; sampai 1:<+%+7 Produk hukum di lingkungan pengadilan agama sesungguhnya meru(uk pada kita& )ikih standar di pengadilan itu% 'angat (arang untuk tidak mengatakan tidak ada para hakim yang melakukan i(tihad dengan metodologi ushul )ikih dalam memutuskan perkara% Dengan kenyataan ini, maka seminar materi hukum adalah setali tiga uang dengan pengkompiliran kita& )ikih, saling melengkapi dan menguatkan dalam mem&entuk &ias gender dalam #$I%

E. !ESIMPULAN
1% 'e&agai hukum positi), #$I merupakan produk politik dan sangat &ernuansa negara% Inisiasi dari proses sampai (usti)ikasi seluruhnya meli&atkan peran negara se*ara dominan% 4leh karenanya, #$I hanya mengadopsi nilai yang pada se*ara umum hidup dalam masyarakat agar dapat &er)ungsi se&agai
PSG STAIN Pu !o"e #o | Du o#u$ N%&'s%( + YIN YANG | Vol. 3 | No. 2 | Jul-Des 2008 | 195-208

JURNAL STUDI GENDER DAN ANAK

kontrol sosial% +% /ias gender dalam #$I terdapat pada pasal 79 ayat 1 tentang kedudukan suami-istri, pasal 7: ayat 1- , tentang kewa(i&an suami, pasal 7, ayat 1 dan + tentang kewa(i&an istri, serta pasal 74 ayat 1 dan + tentang nusyuz% Pasal 79 ayat 1 men*erminkan ketidaksetaraan kedudukan se&agai muara &ias gender, sedangkan pada pasal-pasal lainnya se&agai konsekuensi ketidaksetaraan kedudukan terse&ut yang &erimplikasi kepada pem&akuan peran, hak, dan kewa(i&an &erdasarkan gender% ,% #etidaksetaraan gender itu selan(utnya menye&a&kan ketidakadilan gender yang terdiri dari mar(inalisasi, stereotipe, su&ordinasi, double burden, dan violence% 4% /ias gender dalam #$I dise&a&kan oleh dua halB pertama, latar &elakang sosiokultural dan pendidikan para pihak yang terli&at dalam penyusunannya% -ereka sangat patriarkhis dan phallo3centric% Kedua, metode penyusunannya hanya mengkompilasi kita&-kita& )ikih, studi &anding ke Timur Tengah, dan seminar, tanpa ada kerangka ushul )ikih apalagi pendekatan non30slamic studies%

ENDN) E
Pol% el%s' su%,'-'s# ' -%$. #'/%" se#% % /%$ 0e,1%.'%$ 0e %$ .e$/e '$' #e 2%/' (%,0' /' selu u( /u$'% #e u#%,% 0%/% $e.% %-$e.% % -%$. ,e$.%$u# 1u/%-% 0%# '% "('3 se0e #' J%4' %( A %1 /%$ T',u Te$.%(. L'(%# 5%l', 6% %"%#3 7T(e A %1 8%,'l' %$/ T(e 9(%lle$.e o& So:'%l T %$s&o ,%#'o$; /%l%, El'4%1e#( <% $o:" 8e $e%3Women And The Family In The Middle East =Aus#'$> U$'?e s'#- o& Te@%s P ess3 1995A3 (%l. 32B L'(%# 2u.% A1/ull%(' A(,e/ %$-N%', =E/.A Islamic Family In A Changing World =Lo$/o$ %$/ Ne! Co "> De/ 6oo" L#/.3 2002A3 (%l. 3+. 2 Ke/u/u"%$ su%,' 's# ' /%l%, u,%( #%$..% ,e u0%"%$ s%l%( s%#u %.e$/% -%$. /'usul"%$ u$#u" /' e?'s' ole( Po"2% 0e$.% usu#%,%%$ Ge$/e =PUGA De0%. RI /%l%, 9ou$#e Le.%l D %&# K5I. 3 UUP =Su %1%-%> Pus#%"% T'$#% E%s3 1992A3 (%l 15-1* 0%s%l 30-3)3 K5I =J%"% #%> De0%. RI3 2000A3 (%l )33 ))3 /%$ )* 0%s%l +9 %-%# 13 0%s%l 80 %-%# 1-33 0%s%l 83 %-%# 1/%$ 2. ) E%$sou 3 Analisis Gender =Co.-%"% #%> Pus#%"% Pel%2% 3 2002A3 (%l. 1*+. 5 Ibid.3 (%l. 13-1*. * Ibid. + F%"le- /%l%, Sex, Gender, and Society se1%.%',%$% /'"u#'0 E%$sou 8%"'( Membioncang Feminisme; is!"rs"s Gender dalam #ers$e!ti% Islam =Su %1%-%> R's%l%( Gus#'3 199*A3 (%l. )*. 8 El%'$e S(o!%l#e =E/.A3 S$ea!ing o% Gender =Ne! Co " G Lo$/o$> Rou#le/.e3 1989A3 (%l. 5. 9 N'#% 8. N%/'%3 7Ke"e %s%$ Te (%/%0 Pe e,0u%$ /% ' Pe s0e"#'& Ge$/e ;3 /%l%, N%#(%le' Koll,%$3 &e!erasan Terhada$ #erem$"an =J%"% #%> C%-%s%$ Le,1%.% Ko$su,e$ I$/o$es'%3 1998A3 (%l. 3. 10 E%$sou 8%"'(, Analisis Gender, (%l. 13-1*. 11 K5I3 (%l. )3. 12 K5I3 (%l. ))-)*. 13 E%$sou 8%"'(, Analisis Gender3 (%l. 13-1*. 1) K5I3 (%l. 11)-120. 15 Nu S-%(1%$' K%#2%su$."%$%3 75u"u, /%$ Ke"e %s%$ #e (%/%0 Pe e,0u%$;3 /%l%, E$' E% -%$' =E/.A #eta &e!erasan #engalaman #erem$"an Indonesia =J%"% #%> A,ee0 o3 2002A3 (%l. 200. 1* E$' E% -%$' =e/A3 #eta &e!erasan3 (%l. 9)-98. 1+ 8% "(% 9':'e"3 I!htiar dalam Mengatasi &e!erasan dalam '"mah Tangga =J%"% #%> Le,1%.% K%2'%$ A.%,% /%$ Ge$/e 3 1999A3 (%l. )5. 18 Ibid.3 (%l. 9*B L'(%#3 2u.% 9IDA<. 19 De0%. RI3 &(I di Indonesia =J%"% #%> D' e"#o %# Je$/e %l Pe,1'$%%$ Kele,1%.%%$ A.%,% Isl%,3 2000A3 (%l.
1

PSG STAIN Pu !o"e #o | Du o#u$ N%&'s%(

YIN YANG | Vol. 3 | No. 2 | Jul-Des 2008 | 195-208

JURNAL STUDI GENDER DAN ANAK )3-)*. 5%l', 6% %"%#3 7T(e A %1 8%,'l' A$/ T(e 9(%lle$.e o& So:'%l T %$s&o ,%#'o$; /%l%, El'4%1e#( <% $o:" 8e $e%3 Women, (%l. 3+. 21 De0%. RI3 &(I di Indonesia3 (%l. 2. 22 Ibid.3 (%l. 3. 23 Sel%'$ 1'o/%#%3 l'(%# 2u.% .el% "e(o ,%#%$ /%$ "es% 2%$%%$ 0'(%" -%$. #e l'1%# /%l%, 0e$-usu$%$ K5I. Ibid.3 (%l3 1)+-1+8. 2) E$' E% -%$' =E/.A3 #eta &e!erasan3 (%l. 300 25 D'"u#'0 ole( E?el-$ Sul%e,%$ 75u1u$.%$-5u1u$.%$ D%l%, Kelu% .%;/%l%, T.F. I( o,'36u$.% R%,0%' Sos'olo.' Kelu% .% =J%"% #%> C%-%s%$ F1o 1999A (%l.100-10) 2* Du o#u$ N%&'s%(3 75%" /%$ Ke!%2'1%$ Su%,'-Is# ' /%l%, Pe s0e"#'& 8'H(;3 /%l%, S!ri$si3 8%"ul#%s S-% 'I%( 199+3 (%l. *3. 2+ Nu ul A.us#'$%3 7T %/'s'o$%l'#%s Isl%, /%$ 8e,'$'s,e;3 /%l%, )l"m"l *"r+an3 No. 5 /%$ *3 Vol 199)3 (%l. *0. 28 5. A1/u %(,%$3 &om$ilasi ("m"m Islam di Indonesia =J%"% #%> A"%/e,'"% P ess'$/o3 1992A3 (%l. 31-32.
20

DAFTAR PUSTAKA
A.us#'$%3 Nu ul. 199). 7T %/'s'o$%l'#%s Isl%, /%$ 8e,'$'s,e;3 /%l%, )l"m"l *"r+an3 No. 5 /%$ *3 Vol. 199). A$-N%',3 A1/ull%(' A(,e/ =E/.A. 2002. Islamic Family In A Changing World. Lo$/o$ %$/ Ne! Co "> De/ 6oo" L#/. 6% %"%#3 5%l',. 1995. 7T(e A %1 8%,'l' A$/ T(e 9(%lle$.e F& So:'%l T %$s&o ,%#'o$;3 /%l%, El'4%1e#( <% $o:" 8e $e%3 Women And The Family In The Middle East. Aus#'$> U$'?e s'#- o& Te@%s P ess. 9':'e"3 8% "(%. 1999. I!htiar dalam Mengatasi &e!erasan dalam '"mah Tangga. J%"% #%> Le,1%.% K%2'%$ A.%,% /%$ Ge$/e . 5. A1/u %(,%$. 1992. &om$ilasi ("m"m Islam di Indonesia. J%"% #%> A"%/e,'"% P ess'$/o. K%#2%su$."%$%3 Nu S-%(1%$'. 2002. 75u"u, /%$ Ke"e %s%$ #e (%/%0 Pe e,0u%$;3 /%l%, E$' E% -%$' =E/.A #eta &e!erasan #engalaman #erem$"an Indonesia. J%"% #%> A,ee0 o. K5I /' I$/o$es'%. 2000. J%"% #%> D' e"#o %# Je$/e %l Pe,1'$%%$ Kele,1%.%%$ A.%,% Isl%,. E%$sou 8%"'(3 /"". 199*. Membincang Feminisme, is!"rs"s Gender dalam #ers$e!ti% Islam. Su %1%-%> R's%l%( Gus#'. . 199*. Analisis Gender dan Trans%ormasi Sosial. Co.-%"% #%> Pus#%"% Pel%2% . N%/'%3 N'#% 8. 1998. 7Ke"e %s%$ #e (%/%0 Pe e,0u%$ /% ' 0e s0e"#'& Ge$/e ;3 /%l%, N%#(%le' Koll,%$3 &e!erasan terhada$ #erem$"an. J%"% #%> C%-%s%$ Le,1%.% Ko$su,e$ I$/o$es'%. N%&'s%(3 Du o#u$. 199+. 75%" /%$ Ke!%2'1%$ Su%,' Is# ' /%l%, Pe s0e"#'& 8'H(;3 /%l%, S!ri$si. 8%"ul#%s S-% 'I%(. S(o!%l#e , El%'$e =E/.A. 1989. S$ea!ing o% Gender. Ne! Co " G Lo$/o$> Roul#e/.e. Sul%e,%$3 E?el-$. 1999. 75u1u$.%$-(u1u$.%$ /%l%, Kelu% .%;3 /%l%, T.F. I( o,'3 -"nga 'am$ai Sosiologi &el"arga. J%"% #%> C%-%s%$ F1o . U$/%$.-U$/%$. Pe "%!'$%$. 1992. Su %1%-%> Pus#%"% T'$#% E%s.

PSG STAIN Pu !o"e #o | Du o#u$ N%&'s%(

YIN YANG | Vol. 3 | No. 2 | Jul-Des 2008 | 195-208

Anda mungkin juga menyukai