13 Modul 12 Bahasa Sugestif
13 Modul 12 Bahasa Sugestif
Melihat potensi bahasa sebagai alat untuk mempengaruhi manusia. mengenal bentuk bahasa yang paling tepat untuk mempengaruhi manusia. Mengetahui dan membedakan berbagai implementasi bahasa sebagai alat sugesti.
TUJUAN
mengandung makna peyoratif, yaitu dianggap sebuah il mu yang menggunakan kekuatan gaib atau mahluk halus. Jelas ini salah kaprah. Ada banyak cara mengakses efek hipnotis ini. Selain berbagai teknik induksi klasik (memakai bandul, teknik shock, teknik interupsi pola, teknik fokus, dll ), ada juga yang menggunakan pola-pola bahasa tertentu. Hipnotis yang menggunakan pola bahasa dikenal sebagai pendekatan modern dan disebut aliran Ericksonian, atau dalam terminologi NLP disebut Milton Model. Yakni model bahasa hipnotik yang dikembangkan oleh orang berna ma Milton Erickson. Perbedaan mendasarnya adalah, teknik induksi klasik menempatkan subyek pada kondisi submisif (tidak berdaya, kalah power) karena cara yang dipakai adalah direct dan autoritarian. Sebaliknya teknik Ericksonian menggunakan pendekatan indirect dan permisif , yakni memberikan kebebasan bagi subyek untuk bereaksi terhadap kata-kata si hipnotist. Pendekatan Ericksonian saat ini lebih populer, karena bisa dipakai di luar kondisi teraputis. Artinya, karena metodenya yang halus dan menggunakan bahasa, maka prosesnya bisa dilakukan tanpa sepengetahuan si subyek. Sekalipun untuk mencapai tataran ini kita harus sangat menguasai pola-pola bahasa linguistik yang level lanjut. Secara sederhana, ada dua pendekatan teknik Eriksonian. Pertama menggunakan pola bahasa tertentu sehingga alam sadar terlalu sibuk atau menjadi bingung. Pada saat yang sama si penghi pnotis mengatakan kalimat tertentu yang akan langsung menembus bawah sadar. Cara kedua adalah, mengatakan pola bahasa tertentu yang keberadaannya memang tidak terdeteksi oleh alam sadar. Inilah yang di depan tadi disebut sebagai bahasa yang mengandung k ekuatan presuposisi hipnotik, yakni penggunaan asumsi yang terselubung (dengan sengaja) dan keberadaan asumsinya tidak bisa dikenali oleh alam sadar/otak kiri secara alamiah. Dari dua cara diatas, akan banyak diturunkan berbagai teknik hipnosis berbasis pola kata. Dalam bahasa awam metode ini juga disebut il mu sugesti, atau sugestologi. Apa manfaatnya hal ini dalam advokasi? Sudah diketahui bersama, tidak semua dagangan yang bagus di dunia ini akan langsung laku. Diperlukan teknik pemasaran yang sama bagus-nya dengan kualitas dagangan kita. Tidak semua isu advokasi yang bagus menurut kita, akan terlihat/terasa/terdengar bagus bagi stakeholder . Kemampuan kita membi ngkai dagangan akan menjadi skil yang berguna untuk suksesnya sebuah advokasi.
Alat Bantu
Waktu
Membangun suasana (state of mind ). Menunjukkan bahwa kata-kata memiliki kek uatan sugesti. Mengajak peserta mengalami sugesti secara sederhana.
Mempelajari 10 kalimat persuasi. Mempraktakkan 10 konteks advokasi. Membuka wacana untuk memperluas pemaha man.
Bahan presentasi
40
10
No 1
PROSES LENGKAP
Keterangan
Berdiri di depan, ucapkan kalimat pembukaan yang positif, hangat, apresiatif segar dan mantap. Ajukan beberapa pertanyaan hipnotik untuk memancing. o Misalnya, Semuanya sudah menggunakan name tag?
Ceritakan dengan gaya berkisah cerita tentang Orang mati dalam mobil es yang rusak.
Per mainan Sugesti Lakukan permainan kata untuk menunjukkan efek sugesti/hipnotik: Katakan, Kita akan bermain tanya jawab, tolong setiap kali saya bertanya dijawab dengan keras dan bersama-sama. Setuju? Setiap pertanyaan hanya dijawab dengan satu kata saja! Tanyakan: Benda seperti tulang tipis yang ada di ujung jari manusia disebut? Peserta akan menjawab Kuku. Tanyakan: Anaknya anak kita, disebut apa? Cucu Ok pertanyaan terakhir, jawab cepat Sapi minumnya apa??? peserta akan menjawab Susu! Katakan: Kok Susu? Bukannya sapi minumnya air? Karena terbawa efek sugesti dari bunyi suara yang mirip sebelumnya.
Pertanyaan Pengarah Apa penyebab orang menjawab susu bukan air? Apalagi contoh lain di percakapan sehari-hari?
Penjelasan Materi Sugesti Jelaskan materi mengenai sugesti. Berikan contoh-contoh yang relevan dan situasional. Jika perlu gunakan potongan koran, potongan film sebagai bahan ilustrasi. contoh, peserta langsung di minta
memraktakkan dengan cara menulis satu kalimat yang menggunakan kata yang diajarkan. Sebaiknya contoh aplikasinya langsung pada persoalan advokasi. Pada akhir sesi, peserta diminta melakukan compounding, yakni menumpuk-numpuk kalimat sugesti menjadi suatu
kalimat panjang yang dirangkaikan. Misalnya: o Alangkah baiknya apabila dalam forum ini kita bisa semakin erat kerjasamanya, karena sudah jelas bahwa kodrat manusia adalah untuk.... dst.
CATATAN
Harus jelas bagi peserta bahwa ilmu hipnosis memiliki akar yang sama dengan sugesti. Il mu hipnosis bukan il mu gaib atau mistik, tapi ilmu komunikasi persuasif yang menggunakan kata-kata kunci tertentu, body language dan intonasi yang tepat.
Ilmu gaib yang mirip hipnosis sering dipakai untuk menipu orang dalam beritaberita koran termasuk dalam kategori ilmu hita m disebut genda m, cablek, dll.
VARIASI
Jika waktu cukup panjang, minta setiap orang menyusun kalimat menggunakan frasa-frasa sugestif tersebut.
dengan
Contoh: Hanya 40% anak lahir di Indonesia yang punya akta lahir. Buat kalimat dengan menghidupkan statistik: Hanya 40% anak lahir di Indonesia yang punya akta lahir, dengan demikian lebih dari separo dari total kelahiran anak tidak tercatat, akibatnya secara otomatis kualitas vital statistik kita amat jelek bagi sumber perencanaan pembangunan.
2. Sudut pandang statistik Statistik adalah alat generalisasi yang ampuh, dalam menyajikan suatu angka, pilihlah sudut pandang yang paling dramatis/paling berefek: Data: Hanya 30% anak yang punya akta. Ubah sudut pandangnya agar lebih dramatis: Hanya 1/3 anak yang punya akta Jumlah anak yang punya akta adalah 1: 3 Ada 70% yang tidak punya akta 7 dari 10 tidak punya akta
3. Generalisasi Subjek Mengubah subjek menjadi umum atau kabur. Tujuannya memunculkan efek lebih luas. Misalnya ada peristiwa di mana beberapa orang tua mengeluhkan tingginya biaya mengurus Kutipan Akta Kelahiran di provinsi X. Kalimat asli:
Beberapa orang tua mengeluhkan tingginya biaya pengurusan Akta kelahiran anak di provinsi X". ".
Ubah menjadi:
harus
menggunakan
suatu
pribahasa,
namun
bisa
menciptakan sendiri suatu relasi hubungan kemiripan dengan peristiwa/fenomena lain. Biasanya ditandai dengan kata mirip, seperti, bagaikan, umpa manya, dll. Contoh Setiap awal modul di buku Panduan ini selalu menggunakan metafora/analogi untuk mempermudah masuk ke benak peserta pelatihan. (Perhatikan di bagian Cipta Suasana) 5. Presuposisi peningkatan Digunakan untuk memunculkan pesan bawah sadar bahwa suatu hal sudah terjadi atau sedang meningkat intensitasnya, dengan cara menggunakan kata mulai atau semakin . Contoh sebuah surat kabar menulis Pemilu mulai menelan korban., maka pesan bawah sadar dari berita ini adalah akan menelan korban lagi. Hal ini tidak perlu dikatakan, namun pembaca sudah otomatis menyimpulkan. Contoh Penggunaan: Kami merasa senang, kedatangan kami di DPRD ini disambut dengan baik, hubungan baik ini mulai terwujud di antara kita
Contoh lain, koran menulis Kondisi masyarakat di sekitar luapan lumpur Lapindo semakin memburuk. Maka tanpa perlu dikatakan, pembaca akan menyimpulkan bahwa tadinya sudah buruk, meningkat makin buruk dan akan menjadi-jadi. Contoh penggunaan:
Melihat respon Bapak Walikota, kami semakin yakin saat ini perhatian akan hak anak semakin besar di kalangan eksekutif .
6. Ilusi Pilihan Merupakan teknik untuk mendapatkan persetujuan orang lain, tanpa bertanya setuju atau tidak. Dilakukan dengan cara memberikan dua pilihan (yang keduanya adalah tujuan kita), dengan menggunakan kata sambung atau. Pembaca /pendengar dikondisikan untuk berpikir bahwa dirinya sudah setuju. Misalnya, Anda ingin menyuruh anak Anda untuk mandi, hindari mengatakan Adik mau mandi kan?. P ertanyaan ini memberikan ide pada anak bahwa ia punya pilihan untuk menolak, karena pilihannya adalah ya dan tidak. Jauh lebih baik jika dikatakan dengan cara ilusi pilihan: Adik mau mandi sendiri atau dimandiin. Dalam menanggapi pertanyaan ini, anak diarahkan menjawab mau mandi, pikiran fokus pada pilihan sendiri atau dengan orang lain. Contoh penerapan: Setelah menjelaskan panjang lebar dan berdiskusi mengenai pentingnya Perda tertentu, jangan mengatakan, Jadi apakah usulan kami untuk menerbitkan Perda ini disetujui? Alih-alih mengatakan begitu, katakan: Anggota dewan yang terhormat, kami di sini membawa contoh beberapa Perda yang berasal dari kabupaten lain. Kami tidak tahu apakah Bapak Ibu lebih senang mempelajari sendiri Perda-perda itu, atau kami bantu dengan kajian dan sekaligus menyusunkan draft awal Raperda-nya. Intinya adalah, apapun pilihannya, maka akan ada pembahasan Perda. 7. Frasa Afirmatif Dipakai untuk meningkatkan efek tak terbantahkan , mengurangi resistensi. Caranya adalah tambahkan frasa berikut ini di awal kalimat yang akan Anda katakan pada orang lain: Sudah jelas bahwa Sudah menjadi rahasia umum Telah diketahui bersama Sudah tradisi Sudah disepakati Tak dapat dielakkan lagi Sudah di maklumi Niscaya
8. Judgement yang Disembunyikan Dalam berargumentasi, sering kali seseorang mengatakan: Menurut pendapat saya. Atau Menurut hemat kami. Frasa ini amat tidak efektif, karena akan meni mbulkan ef ek ingin menonjolkan diri pembicara. Jauh lebih baik jika frasa tadi dihilangkan, dan langsung mengatakan kalimat yang diawali dengan kata-kata sebagai berikut:
Merupakan sebuah judgement nilai yang tidak jelas siapa pembicaranya. Ini akan meni mbulkan efek seolah sudah diterima semua orang. 9. Power Questions Untuk mengurangi resistensi, perintah/saran dapat diperhalus dengan cara mengartikulasikannya sebagai suatu pertanyaan. Kalimat disusun dengan cara menanyakan apakah kondisi yang diinginkan sudah tercapai/dapat dilakukan. Contoh:
Apakah pintu ruangan ini sebaiknya ditutup karena suara di luar mengganggu?.
Pertanyaan ini akan ditanggapi dengan cara menutup pintu oleh orang yang ditanya. Saat ia menutup pintu tidak akan merasakan terpaksa, namun merasa muncul ide dari dalam sendiri (self sugesti). Dalam membuat perintah berbentuk pertanyaan, tindakan yang diperintahkan harus berupa suatu tindakan yang bisa dikerjakan saat itu juga. Contoh penggunaan: Jadi bisakah kita melangkah pada pembicaraan teknik penyusunan PERDA? Apakah kita bisa mulai rapat ini sekarang? 10. Frasa Berbahaya Untuk menjadikan presentasi kata/frasa ini: a) Terus terang saja/Jujur saja b) Sebenarnya/sebetulnya c) Tapi, nggak, tidak Kata-kata (a) dan (b), akan meni mbulkan perasaan bawah sadar yang tidak nyaman bagi pendengarnya. Mereka akan merasa aneh, berarti selama ini kita tidak terus terang, tidak jujur, tidak mengatakan yang sebenarnya, dan sebagainya. Kata-kata (c) perlu dihindarkan sebagai kata-kata awal yang cenderung dikatakan saat menanggapi suatu keberatan. Kata-kata ini akan memi cu perasaan ditolak, disangakal, tidak disetujui. makin ef ektif, hindari menggunakan kata-