UNIT 1
PENGALAMAN, PENGETAHUAN ,
ILMU PENGETAHUAN , Dan
UNIT I
KARYA ILMIAH
TUJUAN
M
ateri modul ini disusun secara cermat untuk para pembaca. Khususnya
dipersembahkan kepada mahasiswa agar memiliki pemahaman
bagaimana menghasilkan laporan penelitian dalam bentuk karangan
ilmiah yang memenuhi syarat. Diharapkan pembaca saksama mengikuti
seluruh uraian unit ini. Jka itu dilakukan sungguh-sungguh, penulis yakin
pembaca akan memahami allure proses suatu pengalaman menjadi ilmu
pengetahuan . Jadi, tujuan unit ini ditulis meliputi :
1. pengertian pengalaman;
2. pembedaan pengalaman dan pengetahuan ; dan
3. arti istilah ilmiah dan ciri-ciri karangan ilmiah.
B. PENDAHULUAN
M
Siapapun yang akan menulis untuk orang lain, dalam bentuk apapun
harus belajar, berlatih, dan kemudian mengembangkan tata cara menulis
karangan untuk siapa karangan itu ditulis. Lebih-lebih masyarakat
intelektual. Khususnya, pelajar, mahasiswa, dan siapa saja yang berminat
di bidang penulisan ilmiah. Mereka harus belajar tuntas tata aturan
penulisan, kemudian taat menerapkannya ketika menulis. Hal itu harus
dilakukan agar tulisan yang tersaji memenuhi tata aturan kepatutan
penulisan. Singkatnya, tulisan itu memenuhi syarat.
C. POKOK BAHASAN
P
1. Pengalaman
2. Pengertian Pengetahuan
4
Perkataan pengetahuan berasal dari kata dasar tahu. Kata dasar itu
berafiks pe bertindak sebagai awalan (prefik) dan berakhiran an yang
berfungsi sebagai akhiran (sufiks). Kemudian, terjadi persengauan.
Oleh sebab itu, muncullah kata pengetahuan.kalau kata itu dieja menja-
di pe-nge-ta-hu-an. Akhirnya, dibentuk menjadi satu kata berimbuhan,
yakni kata pengetahuan. Jadi, pengetahuan berarti hal atau masalah
hasil seseorang mengetahui sesuatu. Melalui proses mengetahui itulah
mengakibatkan seseorang tahu atau mengerti sesuatu. Tegasnya memi-
liki sesuatu, Tegasnya, seseorang memiliki pengetahuan akan sesuatu
yang ia ketahui. Dengan kata lain, akibat mengetahui adalah tahu. Oleh
karena itu, tahu itu merupakan hasil mengetahui yang dikenal dengan
pengetahuan. Singkatnya, pengetahuan adalah hasil dari tindakan ma-
nusia mengetahui sesuatu yang tersimpan pada benak alam rationnya
atau pikirannya. .
Sebab akibat itu terjadi karena manusia ingin lebih tahu dari yang
belum ia ketahui, bahkan yang sudah diketahui. Dengan perkataan lain,
perlu kajian pengetahuan lebih luas dan mendalam. Caranya, dengan
mempergunakan hukum sebab akibat atau hukum kausal. Kamudian,
berkat pengetahuannya manusia mampu menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah, dengan mencari mengapa suatu peristiwa atau
gejala itu terjadi. Jawabannya, sesuatu itu terjadi sebagai akibat dari
peristiwa atau gejala yang lainnya. Begitu seterusnya silih berganti, kait
mengait.
2
Pariata Westra, Enslikopedi Administrasi (Jakarta: Gunung Agung , 1989),
hlm. 298.
3
Anton M.Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (.Jakarta: Balai Pustaka,
1989), hlm. 324.
4
Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid I (Yogyakarta: Fakultlas Psikologi
UGM. 1978), hlm. 1.
6
menerangkan gejala-gejala atau fenomena yang dialami manusia dalam
bidang tertentu. Apakah pengetahuan itu ilmu? Bagaimana pengetahuan
menjadi ilmu pengetahuan? Jika pengeahuan memiliki ciri ilmu, maka
7
pengetahuan itu merupakan ilmu pengetahuan. Bagaimana cirinaya?
Ikuti uraian berikut
Adapun ciri-ciri ilmu pengetahuan itu objektif. Hal itu karena kan-
dungan materi ilmu pengetahuan itu memiliki kebenaran universal. Oleh
sabab itu, prinsip, dalil, rumusnya pun bersifat umum atau universal
Dalam hal ciri ilmu pengetahuan itu, Sukarna menjelaskan bahwa ilmu
pengetahuan memiliki ciri-ciri berikut ini.
Istilah ilmiah dan non ilmiah sering dikaitkan dalam percaturan ilmu
pengetahuan. Khsusunya yang terkait dengan karya tulis ilmiah, nonil-
miah, dan karya tulis ilmiah populer. Hal itu akan dijelaskan berkut ini.
5. Pengertian Ilmiah
5
Sukarna, Kempemimpinan dalam Administrasi ( Jakarta : Mandar Maju,
1990), hlm. 93.
8
Untuk mencapai kebenaran atau objektivitas, diperlukan pengalaman
dan pengetahuan yang dihasilkan dengan koordinasi akal budi, cita
cipta, rasa, karsa, dan karya manusia. Kebenaran yang dihasilkan oleh
daya pikir dan akal budi manusia itu perlu didukung fakta, data objektif.
Kemudian, hal itu diolah dengan mempergunakan metode tertentu dan
disajikan dalam informasi yang sistematis. Akhirnya, kebenaran yang
dihasilkan itu tidak menimbulkan keragu-raguan. Kebenaran ilmu dicari
melalui penelittin. Jadi ada kaitan erat antara penyajian karangan ilmiah
dengan penelitian. Bahkan dapat ditarik kesimpulan bahwa antara
karangan ilmiah dan penelitian itu keduanya saling terkait erat dan
saling melengkapi. Oleh karena itu, sebelum menulis karangan ilmiah,
sebaiknya melakukan penelitian
6
Sutrisno Hadi, Metodologi Research. (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak.
Psikologi UGM, 1978), hlm. 8
7
Nugroho Notosusanto.1974.Ceramah Museum Sejarah ABRI (.Jakarta:Hankam,
1974), hlm. 5.
9
Adapun yang perlu dijaga adalah tetap pada jalur objektivitas. Hal itu
menjadi kenyataan kalau fakta-fakta dan data-datanya, baik data primer
maupun sekunder dipilih yang objektif, diolah cermat dan diinformasikan
secara akurat.
Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 1
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar
10
D. PENGGIRING INGATAN
S
Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
=======o00=======
E. UMPAN BALIKAN
uhan memberi karunia akal budi, cipta, rasa, karsa, dan karya kepada
manusia sebagai sarana untuk hidup dan berpikir. Hasil berpikir manusia
itu mengetahui sesuatu. Hasil daya pikir manusia itu adalah pengetahuan
.
Setiap ilmu memiliki ciri khas. Tetapi, ilmu secara umum memiliki ciri
yang sama, antara lain memiliki teori, prinsip, hukum, dan rumus-rumus.
Selain itu, ilmu berciri pula metodis, sistematis, objekif, dan mengandung
generalisasi. Tambahan lagi ilmu mampu memberi ramalan secara tepat.
Berhasil
Syukurlah
=====o0o=====
14
Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 1
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar
Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
=======o00=======
15
UNIT 2 UNIT 2
KARYA ILMIAH, SKRIPSI,
TESIS, DAN DESERTASI
A. TUJUAN
Terkait dengan tujuan itu, ikutilah uraian ini secara sungguh cermat
Khususnya, bila pembaca berstatus mahasiswa dan telah duduk pada
tingkat akhir kuliah di pendidikan tinggi. Seyogyanya memahami
kewajiban yang harus dikerjakan, yakni menghasilkan karya tulis ilmiah
B. PENDAHULUAN
S
8
Balitbang Depdiknas, Rancangan PP RI Tentang Pendidikan Tinggi.
17
Di kalangan lembaga perguruan tinggi dijumpai istilah karya tulis
ilmiah. Karya tulis ilmiah menguraikan tentang permasalahan yang
disajikan dalam bentuk informasi ilmiah. Adapun penyajian karya ilmiah
itu terikat tara aturan keilmuan. Informasi ilmiah itu berisi hasil penelitian
yang diolah secara ilmiah. Lazimnya pola pikir ilmiah itu disebut berpikir
dengan menggunakan metode ilmiah.
C. POKOK BAHASAN
R
Perkataan ilmiah tergolong kata sifat berasal dari kata ilmu. Oleh
karena itu, ilmiah berarti bersifat ilmu. Atau mengandung ciri-ciri ilmu
pengetahuan. Karya tulis ilmiah berarti hasil karya yang memiliki nilai
ilmu.Istilah karangan ilmiah dijelaskan oleh Munasef sebagai berikut.
10
Winarno Surahmad, Buku Pegangan Cara Menulis, Cara Menilai Paper,
Skripsi, Thesis, Disertasi. (Bandung: Tarsito, 1981), hlm. 10.
11
Suryadi,. Penuntun Penyusunan Paper, Skripsi, Tesis, Disertasi Beserta
Pengetikanny ( Surabaya: Usaha Nasional,. 1980), hlm. 7.
12
Munasef, Op. cit., hlm. 2.
19
lembar. Sedangkan yang kedua, skripsi mayor ditulis sebagai laporan
penelitian. Data mentah hasil penelitian setelah diolah disajikan dalam
bentuk informasi ilmiah yang disebut skripsi. Skripsi mayor dibuat oleh
mahasiswa yang akan mencapai gelar master,seperti MA, M.Sc., MPA,
dll.
Namun demikian, sejak ditetap-kannya UU No. 2, Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka skripsi menjadi persyaratan
bagi mahasiswa yang akan mengakhiri program pendidikan sarjana,
jenjang Strata Satu ( S1) pada perguruan tinggi yang berstatus Sekolah
Tinggi, Institut, atau universitas. Dengan dasar itu, maka mahasiswa
yang menempuh pendidikan jenjang Srata Satu (S1) perguruan tinggi
menulis skripsi dan mempertahankan isi skrip-
sinya itu di hadapan panitia penguji skripsi.
3. Skripsi
1. Master’s Thesis
13
Mukayat D Brotowidjoyo,.Penulisan Karya Ilmiah ( Jakarta: Akademika,
Presindo, 2002), hlm. 150.
20
Master’s Thesis adalah tesis yang ditulis berdasarkan metho-
dological research. Dalam hal ini dipertimbangkan dan dianggap
sebagai tolok ukur standar akademisnya adalah metodologi
penelitian dan metodologi penulisan tesis. Standar adademis
Master’s Thesis adalah tanggung jawab Departemen, tertutama
pembimbingnya.
Inti uraian di atas, yakni skripsi, tesis, disertasi, dan makalah ilmiah
penyusunannya dan tata cara penulisannya memiliki kekhasan yang
harus dipatuhi oleh mereka yang menulisnya. Selanjutnya, mahasiswa
punya kewajiban tunduk pada pedoman penulisan skripsi, tesis, atau
disertasi yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi masing-masing.
14
Ibid. Mukayat D Brotowidjoyo,hlm. 149-153.
21
Bagaimana kesiapan saudara mahasiswa calon sarjana menulis
karya tulis ilmiah? Saudara sudah mempersiapkan diri menghadapi
evaluasi akhir itu? Kalau belum lakukan penelitian, kumpulkan fakta,
data, dan informasi sekarang dan sekarang juga. Jangan tunggu esok.
Kesarjaan saudara sudah dekat. Bergegaslah dan capatlah melakukan
penelitian dan kemudian tulislah laporan penelitian yang memenuhi
syarat.
D. PENGGIRING INGATAN
22
S
Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
PASTI SUDAH
DIPAHAMI, KALAU
BELUM ULANGI UNIT INI
=======o00=======
E. UMPAN BALIK
Syukurlah
26
PELAJARI TERUS
URAIAN PADA UNIT BERIKUT INI
GELAR SARJANA SUDAH DEKAT
MENUNDA
UJIAN SIDANG KARENA
AKIABAT LAORAN
PENELITIAN BELUM
SELESAI
UNIT 3 UNIT 3
MASALAH DAN
LATAR BELAKANG MASALAH
A. TUJUAN
U
nit 3 ini menjelaskan masalah penelitian yang harus dipilih seseorang
yang akan menulis skripsi, tesis, atau disertasi. Pembahasan kedudukan
masalah dalam penelitian itu penting. Mengapa? Karena jiwa karangan
ilmiah itu pada masalah penelitian yang dipilih peneliti. Masalah itulah
yang dikembangkan menjadi sebuah laporan ilmiah tertulis. Adapun
tujuan pembahasan hal tersebut agar setelah mahasiswa menyelesaikan
unit ini mampu :
B. PENDAHULUAN
S
esuai kebiasaan, mahasiswa yang telah dinyatakan lulus menyelesaikan
mata kuliah Metode Penelitian dan Proposal Penelitian diberi
kesempatan untuk mulai menulis skripsi. Mengingat penulisan skripsi
merupakan latihan menulis karya ilmiah pertama bagi seorang
mahasiswa program pendidikan sarjana (Strata Satu atau S1), maka ia
didampingi dosen pembimbing.
28
Pembimbing karya tulis ilmiah umumnya adalah dosen yang ber-
wenang sesuai tata aturan akademi. Ia ditunjuk oleh lembaga perguruan
tinggi tempat mahasiswa kuliah. Penunjukkan pembimbing dengan surat
keputusan. Pembimbing harus memiliki persyaratan tertentu, antara lain
memenuhi kriteria kepangkatan akademik,kemampuan membimbing, dan
persyaratan lainnya. Pembimbinglah yang mengarahkan mahasiswa
dalam menyusun skripsi. Bimbingan itu diselenggarakan sejak awal hing-
ga akhir. Singkatnya, mulai mahasiswa menetapkan masalah penelitian,
menetapkan judul, menyusun kerangka penulisan, menggarap naskah
hingga ujian sidang. Selain membimbing, dosen pembimbing
bertanggung jawab mendampingi mahasiswa sehingga skripsinya siap
saji untuk ujian sidang. Yang utama, pembimbing pun bertangung jawab
atas isi karya ilmiah yang disusun mahasiswa bimbingannya. Bimbingan
itu dilakukan setahap demi setahap dari permulaan hingga selesai skripsi.
Contoh lain siswa SMP, SMA, dan SMK gagal UAN. Akibatnya
berbondong-bondong menempuh ujian paket B atau C. Fenomena itu
menggambarkan tidak sesuai antara keinginan dan harapan. Itulah
masalah. Kalau demikian “ masalah adalah sesuatu yang terjadi tidak
sesuai dengan keinginan dan harapan”.15 Demikian J. Supranto
menegaskan.
Atas dasar uraian di atas, maka masalah ada yang bersifat ilmiah
dan ada yang bersifat nonilmiah. Secara sederhana masalah ilmiah
adalah masalah yang perlu diatasi dengan melalui penelitian. Sedangkan
masalah nonilmiah tidak perlu dipecahkan atau diatasi dengan penelitian.
15
J. Supranto, Proposal Penelitian dengan Contoh. (Jalarta: UI Press, Jakarta,
2004),
hlm. 3..
31
Skripsi dibangun dengan menetapkan masalah yang akan dinforma-
sikan berdasarkan data penelitian. Mengapa? Masalah itu ada karena
terjadi: “kesenjangan antara ‘das sollen dan das sain’, yakni
kesenjangan antara apa yang seharusnya (harapan) dan apa yang ada
dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke
ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan,
dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi
kesenjangan-kesenjangan tersebut,” 16 demikian Yatim Riyanto
menegaskan.
16
. Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC,2001), hlm. 1.
32
1. Mengapa pemberantasan narkoba melalui jalan kekerasan
hukum kurang efektif dibandingkan dengan pendekatan per-
suasif pelayanan kasih pada sesama?
Perlu diperhatikan pula, tidak semua masalah itu masalah ilmiah. Ada
yang tergolong masalah nonilmiah. Yang pertama harus dipecahkan
melalui penelitian dan yang kedua tidak perlu melalui penelitian.
Penelitian yang dilakukan calon sarjana seyogyanya adalah masalah
ilmiah.
Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
34
D. PENGGIRING INGATAN
A
nda sudah tahu kewajiban sebelum menjawab evaluasi? Baik sekali.
Oleh karena itu, mulailah menyelesikan, pasti berhasil.
Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
=======o00=======
36
E. UMPAN BALIK
I. Pilihan Ganda
II. Esai
Kondisisi dan situasi itu kalau tidak segera diatasi akan menim-
bulkan kerugian bagi institusi penyelenggara sekolah dan berimbas
kepada kegagalan perpustakaan sebagai sarana mencerdaskan bangsa.
Berhasil
Syukurlah Ingat
tugas
? Akhir
Calon
Sarjana
=====o0o=====
39
UNIT 4UNIT 4
UNIT 4 IDENTIFIKASI, PEMBATASAN,
DAN PERUMUSAN MASALAH
A.TUJUAN
U
B. PENDAHULUAN
I
C. POKOK BAHASAN
T
17
Anton M.Moeliono, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesi ( Jakarta : Balai
Pustaka, 1989), hlm. 319.
41
variabel. Variabel itu perlu diidentifikasi agar lebih rinci. Identifikasi
masalah merinci lebih lanjut tentang faktor masalah yang terumus dalam
variabel penelitian.
3. Pembatasan Masalah
Tegasnya, jika buku tidak dibaca, maka hal itu kalau dibiarkan ber-
akibat perpustakaan sekolah menjadi tidak efektif. Padahal perpustakaan
itu dibangun dengan dana dan tenaga yang tidak sedikit. Jadi
kemerosotan pengunjung perpustakaan itu adalah masalah sekolah
tersebut.
Di satu sisi, siswa perlu digalakkan minat bacanya. Judul itu me-
ngisyaratkan kalau pelayanan perpustakaan tidak baik, maka minat baca
siswa se-kolah itu akan merosot. Kalau minat baca merosot,berarti terjadi
45
kemundur-an prestasi pendidikan. Selain itu, judul tersebut mengandung
dua variabel yakni variabel pelayanan perpustakaan dan variabel minat
baca siswa.
MASIH INGAT ?
MASALAH, LATAR BELAKANG
MASALAH
UNTUK INDENTIFIKASI
MASALAH
GUNAKAH KALIMAT TANYA
ATAU
KALIMAT PERNYATAAN
=====oO=====
47
D. PENGGIRING INGATAN
K
erjakan latihan berikut ini. Tetapi, terlebih dahulu pahami seluruh uraian
Unit 4 sehingga saudara tidak mengalami kesulitan.
Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 4
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar
=====o0o=====
49
E. UMPAN BALIK
?
Masalah Penelitian;
Latar belakang
masalah
Identifikasi
masalah ,
Batasi masalah
51
Rumushakan
masalahnya.
52
MATERI
UNIT INI
MASALAH
PENELITIAN;
LATAR
BELAKANG
MENGIDENTIFI
KASI
MEMBATASI
MASALAH
MERUMSUKAN
53
MATERI
UNIT INI
444KKK
MASALAH
PENELITIAN;
LATAR BELAKANG
MENGIDENTIFIKASI
MEMBATASI
MASALAH
MERUMSUKAN
UNIT I
54
UNIT 5
JUDUL KARANGAN ILMIAH
UNIT 5 (SKRIPSI, TESIS, DESERTASI)
PENGALAMAN, PENGETAHUAN ,
ILMU PENGETAHUAN , Dan
Ikutilah uraian tentang judul karangan ilmiah dalam unit ini dengan
saksama agar tujuan tersebut di atas dapat tercapai. Selamat mene-kuni
uraian berikut dan pasti dengan mudah memahaminya.
B. PENDAHULUAN
K
1.MASALAH Apa
PENELITIAN masalah itu?
2. LATAR BELA-
KANG
Apa dan bagaimana
MASAALAH menetapkan latar
belakang
masalah?
3. IDENTIFIKASI
MASALAH Bagaimana
PENELITIAN rumusan identi-
fikasi masalah?
4.PEMBATASAN
MASALAH
Mengapa
masalah perlu dibatasi.
Bagaimana
5. RUMUSAN MA-
SALAH teknik merumus-
kan
masalah?
Skema 1
Alur Pikir Menentukan Judul
57
diidentifikasi secara rinci. Kemudian hasil rincian identifikasi masalah itu
dipilih sebagai masalah yang esensial. Perhatikan alur penetapan judul
sperti tertera pada alur pikir skema 1
C. POKOK BAHASAN
P
okok bahasan unit ini meliputi judul karangan ilmiah, bagaimana ciri-ciri
judul yang baik, bagaimana syarat judul, dan contoh judul. Uraian lebih
lanjut, seperti berikut ini.
Judul itu nama suatu karya cipta, reka karya cipta manusia. Setiap
nama memberi ciri khas sesuatu. Nama sesuatu dapat menjadi mana
manusia, binatang, kejadian alam, atau benda yang tercipta. Kalau
demikian, judul penelitian itu adalah nama khas suatu penelitian yang
dipilih oleh seorang peneliti secara individu atau secara berkelompok.
Selain itu, judul seyogyanya disusun agar informatif. Oleh kerena itu,
Azsril Azahari mengemukakan
18
Azril Azahari,.Karya Tulis Ilmiah. (Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 1998),
hlm. 12.
59
Umumnya judul berupa pernyataan pendek 8 sampai 12 kata sudah
dapat mewakili judul penelitian. Judul yang disusun dengan cermat
memberi gambaran kerangka dasar suatu konsep penelitian. Dari sisi
penulis laporan atau skripsi, judul itu akan menuntun sistematika
penulisan, pemilihan landasan ilmu guna memcahkan masalah, dan juga
memudahkan memilih metode penelitian dan pengumpulan data.
Dalam kaitan judul, diperoleh pula acuan dari M. Iqbal Hasan. Beliau
memberi contoh tentang bagaimana mendesian judul penelitian secara
lengkap dan kumunikatif.. Adapun contoh rambu-rambu yang beliau
anjurkan dalam judul penelitian, yakni penegasan sifat penelitian, objek
dan subjek penelitian, lokasi dan tahun penelitian. Ikuti contoh.
Contoh : ” Analisis Pengaruh Pelatihan terhadap Kemampuan Mem-
baca Berita Karyawan TVRI Stasiun Pusat Jakarta 2000.”
19
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasiny ( Jakarta: Gahlia Indonesia,
2002 ), hlm. 43.
20
Masri Singarimbum, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai ( Jakarta: LP3ES,
1989), hlm. 319.
61
Analisis Pengaruh : sifat dan jenis penelitian
Pelatian dan Kemampuan Mem- : objek penelitian
baca Berita
Karyawan TVRI : subjek penelitian
Stasiun Pusat Jakarta : lokasi penelitian
Tahun 2000 : tahun penelitian . “ 21
Baca kutipan di atas secara cermat. Kutipan itu hasil tulisan Guru
Besar Universitas Gajah Mada. Kemudian, kutipan tersebut pasti
memandu saudara sehingga saudara dapat mengambil kesimpulan
betapa penting rumusan judul karangan ilmiah.
25
Mukayat D.Brotowidjoyo, Penulisan Karangan Ilmiah (Jakarta:
Akademika. 2002), hlm. 109 -111.
26
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya : SIC. 1996),hlm 9.
64
ruhnya satu dengan yang lain, atau dicari eratnya hubungan. Judul
garapan penelitian disesuaikan variabel yang akan diteliti. Perhatikan
judul penelitian di bawah ini.
Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 5
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar
=====O0O=====
65
E. PENGGIRING INGATAN
K
SELAMAT.
SAUDARA SUDAH
BEHASIL
MENGUASAI UNIT 5.
TETAPI SEJENAK
BACA RANGKUMAN.
68
F. RANGKUMAN
Judul karangan ilmiah itu nama yang memberi ciri khas pada isi
penelitian. Judul dibuat setelah peneliti menganalisis masalah yang akan
dipecahkan atau dibuktikan melalui penelitian. Penelitian itu harus meng-
gambarkan kebenaran data-data dan informasi. Oleh karena itu, judul
karya ilmiah sebaiknya singkat, tegas, lugas, dan informatif. Judul yang
baik memuat unsur-unsur:
Atas dasar itu, jika menyusuan judul perhatikan hal-hal berikut ini.
1. Judul sebaiknya singkat 8 sampai 12 kata cukup
2. Hindari judul puitis, bombatis
3. Pilih kata positif operational
4. Hindari judul provokatif
5. Penyajiannya menarik
6. Judul sekaligus sebagai promosi.
Judul ?
O,Saya
Tahn !!
69
UNIT 6
KERANGKA
UNIT
UNIT6I
KARYA TULIS ILMIAH
A. TUJUAN
s
elesai sudah Unit 5 membahas judul karangan ilmiah. Bila judul sudah
disiapkan, peneliti/penulis karangan ilmiah akan menyusun kerangka
laporan penelitian. Kerangka (ragangan atau outline) itu dipergunakan
untuk acuan penelitian dan penulisan laporan penelitian. Selain itu,
kerangka juga berguna untuk acuan merumuskan landasan teori dan juga
menetapkan metode penelitian.
B. PENDAHULUAN
L
1. Penetapan masalah.
2. Penetapan judul.
3. Identifikasi masalah penelitia.
4. Perumusan masalah setelah dibatasi masalahnya.
5. Tujuan penelitian.
71
6. Pengumpulan teori sebagai landasan pemecahan
7. masalah.
8. Penetapkan metode pengumpulan data.
9. Pencarian data atau pengumpulan data di kancah.
10. Pengolahan data penelitian.
11. Analisis data penelitian.
12. Kesimpulan dan rekomendasi/saran pemecahan. 27
C. POKOK BAHASAN
P
1. persiapan penulisan,
2. pengumpulan data, bahan, dan informasi,
3. pengolahan data,
4. penulisan konsep, penyajian pengetikan laporan dalam
bentuk format,
5. penjilidan laporan penelitian,dan
6. yang terakhir menyerahkan laporan penelitian.
27
Catatan Kuliah Metode Penelitin ( Jakarta: LPMI, 1998).
72
Setiap langkah penelitian itu harus mencapai target. Target tidak akan
tercapai kalau peneliti kurang peduli pada rencana waktu. Karena itu,
ketepatan waktu penyelesaian harus diperhitungkan matang. Selain itu,
disiplin kerjapun dibutuhkan agar aktivitas penelitian menghasilkan target
yang direncanakan. Selain target, ketepatan waktu, disiplin kerja, masih
diperlukan rencana penyelesaian target tiap tahap secara pasti.
Pengalaman menulis menunjukkan bahwa langkah ke 2, 3, dan 4
penelitian memerlukan waktu panjang. Karena itu peneliti harus cermat
mengatur penyelesaian tiap langkah secara tepat.
Dalam kaitan itu, sejak mahasiswa calon sarjana sudah diizinkan me-
ngajukan masalah penelitian dan judul, maka mereka harus segera
melakukan persiapan penelitian tanpa menunda. Akan lebih bijaksana,
kalau mahasiswa yang sudah menyelesikan mata kuliah metode
penelitian dan proposal penelitian pada saat itu pula telah memilih
masalah dan judul penelitian yang akan dijadikan tulisan ilmiah.
Bab isi itu mencakup bab landasan teori, metode penelitian, dan
analisis hasil penelitian. Bab isi ini menjadi penting karena dalam bab ini
akan tercermin bobot olah pikir penulis atau peneliti dalam memecahkan
atau membuktikan masalah yang dipilih untuk diteliti. Oleh karena itu,
lazimnya karya ilmiah memuat lima Bab, Lima bab itu antara lain :
1. bab pendahuluan,
2. bab landasan teori penelitian,
3. bab metode pengumpulan data,
4. bab analisis data penelitian, dan
5. bab penutup berisi kesimpulan dan saran.
Kelima bab itu terdiri dari bab terpisah, tetapi saling melengkapi
secara terpadu. Tiap bab dirinci dalam subbab. Penetapan banyak
subbab dis-suikan dengan luas dan kedalaman pembahasan isi informasi
yang akan disampaikan.
Selain itu, khusus karya ilmiah berbentuk skripsi, tesis, atau disertasi
masih mencantumkan informasi pelengkap. Informasi pelengkap itu terdiri
dari lembar sampul, lembar persetujuan pembimbing, lembar
pengesahan panitia sidang ujian. Pelengkap tersebut diletak-kan sebelum
bab panda-huluan. Selain itu, sesudah bab penutup tercantum daftar
pustaka, glosery, dan dafar indeks. Informasi pelengkap itu akan
diuraikan pada unit tipografi. Harap bersabar sedikit.
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
B. Identifikasi Masalah Penelitian
C. Pembatasan Masalah Penelitian
D. Rumusan Masalah dan Hipotesis
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
Berapa jumlah halaman skripsi, tesis, dan disertasi itu relatif. Ke-
cuali, buku panduan penulisan skripsi yang diterbitkan oleh perguruan
tinggi tempat mahasiswa kuliah menyebutkan jumlah minimal halaman
suatu skripsi, tesis, atau disertasi. Jika itu diatur, maka mahasiswa harus
tunduk pada tata aturan itu.
TABEL II
ALUR KEGIATAN PENYELESAIAN
PENULISAN
Urt Kegiatan Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4 BLN 5 BLN 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menetakan Masalah x x
Menetapkan Judul xx
Konsultasi Judul xx
2 Menyusun Kerangka xxx
Konsulasi Kerangka xx
3 Isntrum en Penelian xxx
Konsultasi Instrum en x
4 Bahan Data Sekunder xx
Konsultasi x
5 Penlitian Kancah xxxx
Mengolah data x
6 Menulisa Bab I xx
Konsultasi x
7 Menulis Bab II xx
Konsulasi xx
8 Menulis BAB III xx
Konsultasi xx `
9 Menulis Bab IV xx
Konsultasi x
10 Menulis Bb V xx
Konsultasi x
11 Kelengkapan x
Lem bar judul, Perse
tujuan, Pengantar
Daftar Isi xx
Daftat Tabel
Daftat Pustaka
12 Abstrak
Koreksi akhir, Perapian x
Penjilidan x
13 Penyiapan Ujian xx
Saudara
Telah Menyelesaikan
Unit 6
Ulangai Lagi Sebelum
Memulai Mengerjakan
Penggiring Ingatan
80
D. PENGGIRING INGATAN
S
elesaikan soal berikut ini dengan terlebih dahulu meyakini bahwa Unit 6
telah benar-benar dipahami. Silakan mulai.
Ada Kesulitan
Menyelesaikan
Soal-soal di atas?
Pasti Tidak !
Mengapa?
Karena Saudara Telah
Menguasai
Masalahnya.
Tetapi ada baiknya
baca lembar Balikan
82
E. UMPAN BALIK
C. Langkah Terakhir
Mnyerahkan laporan penelitian untuk ditandatangai pembimbing
Mnyerahkan Skripsi, tesis, atau disertasi ke sekre-tariat.
Menunggu ujian sidang skripsi
Pelaksanaan ujian dan lulus jadi sarjana
Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
=======o00=======
84
F. RANGKUMAN
Konsultasi
Dgn Pembimbing
Bagaiman
a
Menyusun
Kerangk
a
Penelitia
n ??
Penelitian
=====o0o=====
86
UNIT 7
ALUR PENULISAN
UNIT 7 PROPOSAL PENELTIAN
DENGAN ACUAN KERANGKA
KARANGAN ILMIAH
A. TUJUAN
nit 1, 2, 3, 4, telah menguraikan teori pokok yang berisi alur atau langkah
bila seseorang melakukan penelitian untuk penulisan karangan bercorak
karangan ilmiah. Sedangkan Unit 5 dan Unit 6 menegaskan teknik
merumuskan judul karangan ilmiah dan kerangkanya.
Unit ini dan unit berikutnya akan membahas aplikasi teori yang sudah
dipelajari untuk menulis karangan ilmiah yang memenuhi syarat. Salah
satu yang akan duraikan adalah penulisan proposal penelitian. Khusus
Unit 7 ini materi akan menjelaskan penulisan proposal penelitian.
Proposal itu dipersiapkan mahasiswa untuk dikembangkan menjadi
karya ilmiah di kemudian hari. Proposal penelitian dapat dikembangkan
menjadi skripsi, tesis, atau disertasi, atau laporan penelitian. Dapat
dikatakan proposal penelitian adalah prototipe skripsi, tesis, atau
disertasi. .
B. PENDAHULUAN
Y
ang harus membuat proposal penelitian itu siapa ? Siapa saja yang
hendak meneliti guna memecahkan masalah. Mereka itu antara lain
adalah mahasiswa yang akan menulis skripsi, tesis, atau disertasi, dan
para calon peneliti.
Uraian berikut ini akan menjelaskan lebih rinci tentang penulisan pro-
posal penelitian. Simak baik agar akhirnya saudara pembaca dapat
menulis proposal penelitian. Jadi, kaitan unit ini dengan penulisan skripsi
sangat erat. Kalau boleh dikatakan, proposal penelitian merupakan
prototipe skripsi di kalangan perguruan tinggi. Artinya, proposal penelitian
89
itu adalah skripi kecil. Bila hal itu digarap secara lebih lengkap dan lebih
sempurna, maka proposal penelitian itu dapat menjadi inspirasi sebuah
skripsi yang memenuhi syarat. Bahkan, beberapa perguruan tinggi
mewajibkan mahasiswa menulis proposal penelitian dan kemudian dise-
minarkan dulu. Jika proposal meyakinkan, maka proposal itu dapat di-
kembangkan menjadi skripsi, tesis, atau disertasi.
C. POKOK BAHASAN
M
28
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta. Balai Pustaka,
1989 ), hlm. 763, dan 920.
29
J.Supranto Proposal Penelitian dengan Contoh (Jakarta: UI Press, 2004), hlm. 2.
90
2. Isi Proposal Penelitian
Bagian Utama:
1. Judul penelitian
2. Latar belakang masalah
3. Batasan masalah, perumusan masalah, pendekatan masalah,
definisi, dan istilah.
4. Tujuan penelitian
5. Manfaat penelitian
6. Kajian pustaka
7. Landasaan teori
8. Hipotesis ( kalau ada)
9. Metode penelitian
10. Organisasi penelitian
11. Biaya penelitian
12. Jadwal penelitian
91
13. Daftar pustakaLampiran-lampiran.”30
30
Dradhat Suhardjo, Metodologi Penelitian dan Penulisan Laporan
Ilmiah( Yogya-karta: UII Press , 2003), hlm. 44.
92
1. Masalah :
4. Identifikasi Masalah
5 Pembatasan
6. Rumusan Masalah
93
1. Kebijakan itu berdampak positif atau negatif terhadap kinerja
kepala sekolah
2. Termotivasi atau tidak kinerjanya dengan kebijakan itu.
8. Metode Penelitian
1. Survai lapangan
2. Kepustakaan
3. Observasi
1. Tabel
2. Grafiks
3. Penetapan skala
4. Peritungan dengan program komputer
5. Persentasi data
1. Persiapan
2. Pengumulan Data
3. Mengolah Data
4. Menganalisis daa
5. Kesimpulan
16. Biaya
18. Lampiran
Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 1
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar
96
D. PENGGIRING INGATAN
S
elesaikan soal berikut ini dengan terlebih dahulu meyakini bahwa Unit 7
telah benar-benar dipahami. Silakan me-ngerjakan.
Saudara Pasti
Tidak Mengalami
Kesulitan
Teruskan ke
unit berikutnya.
=====O0O======
98
99
F. UMPAN BALIK
1. = E 2= B 3= C 4= E 5= B
Bagian Utama:
1. Judul penelitian
2. Latar belakang masalah
3. Batasan masalah, perumusan masalah,
4. pendekatan masalah, defininsi, dan isitilah.
5. Tujuan penelitian
6. Manfaat penelitian
7. Kajian Pustaka
8. Landasaan Teori
9. Hipotesis ( Kalau ada)
10. Metode penelitian
11. Organisasi penelitian
12. Biaya penelitian
13. Jadwal penelitian
14. Daftar Pustaka
15. Lampiran-lampiran
Masalah penelitian :
Hasil rata-rata kelas nilai Mata Pelajaran Matematika di bawah
angka 5 dari nilai standar 0 s.d. 10.
Identifikasi Guru
1. Apakah guru matematika berpengaruh pada prestasi siswa?
2. Mengapa metode pembelajran guru penting dalam pembe-lajaran
matematika.
3. Mengapa alat peraga diperlukan dalam pembelajran mate-
matika?
Identifikasi siswa
1. Apakah Uas siswa berpengaruh pada prestasi belajar
matematika di SMA?
2. Puaskan siswa atas pembelajaran guru?
3. Mengapa pekerjaan rumah matematika itu penting?
Selamat Saudara
Telah Memahami
Proposal Penelitian
Ikuti Bagaimana
Rangkuman
=======o00=======
101
D. Rangkuman
Selamat
Saudara Telah Memiliki
Rambu-rambu Materi
yang Perlu Dituangkan
Ketika Menulis
Proposal Penelitin
102
MODUL 8
CONTOH LENGKAP
UNIT 8
PROPOSAL PENELITIAN
A. TUJUAN
B. PENDAHULUAN
P
roposal penelitian dimulai dengan menuliskan halaman judul. Halaman
judul ini secara sederhana berisi judul proposal, penulis proposal dan
nama instansi tempat penulis proposal bekerja. Jika proposal penelitian
ini ditulis mahasiswa yang akan menulis skripsi, maka setelah setelah
selesai ditulis, mahasiswa harus berkonsultasi de-ngan dosen
pembimbing teknis dan dosen pembimbing materi. Isi proposal penelitian
103
biasanya diseminarkan dahulu sebelum dipakai sebagai acuan
penelitian.
C . POKOK BAHASAN
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
1997
106
2. JUDUL PENELITIAN
Atas dasar latar belakang masalah itu, maka penelitian itu akan
berusaha menjaring mengungkapkan korelasi antara masa jabatan, hasil
monitoring, dan motivasi kinerja kepala sekolah. Titik berat penelitian
tertuju pada masalah kepuasan kerja sebagai akibat produk hukum
pembatasan masa jabatan kepala sekolah dan teori motivasi.
31
Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan
Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Hlam. 21.
108
Adapun rincian rumusan Identifikasi masalah penelitian diuraikan
seba-gai berikut ini.
5. Pembatasan Masalah
6. Rumusan Masalah
1. teori motivasi,
2. teori harapan,
3. teori keadilan,
4. teori perilaku, dan
5. teori kepuasan,
8. Metode Penelitian
“survey methods atau metode survai itu setiap metode, prosedur, dan teknik
yang dipergunakan dalam pelaksanaan survai dimasukkan kedalam istilah
metode survey. Istilah tersebut meliputi antara lain, rencana, rencana
32
M. Igbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002), hlm. 13
33
Anton M. Moeliono, Dkk.. Kamus Besar Bahasa Indonesi (.Jakarta:
Balai Pustaka. 1990), hlm. 453.
111
kuesioner, desain sampel, metodepengumpulan data, dan metode analisis
data.” 34
34
Komaruddin, Kamus Riset . Bandung : Angkasa , 1983), hlm. 17
35
Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian. Buku Panduan Mahasiswa
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 10.
112
berisi konsep atau teori pengambilan keputusan, pengelolaan sekolah,
dan teori motivasi.
Atas dasar kedua pilihan metode penelitian itu, maka tipe penelitian
penulis adalah bersifat penelitian deskriptif artinya “penelitian ini terbatas
pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana
adanya, sehingga hanya penying-kapan fakta.” 36
a. Teknik Dokumentasi.
36
Azrul Azwar dan Joedo Priharton, .Metodologi Penelitian Kedokteran dan
keksehatan Masyarakat ( Jakarta: Binarupa Aksar, 2003), hlm 16.
113
Data sekunder diteliti dengan teknik dokumentasi. Artinya, data
dikumpulkan dengan kajian dokumen berupa buku-buku, arsip di kancah
atau terbitan di tempat lain yang terkait. Sebaliknya, data primer dijaring
dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan angket dan
wawancara.
c. Teknik Wawancara
d. Insrumen Penelitian
Data tentang pembatasan masa jabatan kepala sekolah dan atas mo-
tivasi kinerja kepala sekolah. Yang pertama bertindak sebagai variabel X
dan yang kedua merupakan variabel Y. Kemudian akan dicari dampak
variabel X terhadap variabel Y dengan dukungan data primer dan
sekunder. Jadi variabel pertama pembatasan masa jabatan kepala
sekolah . Hal itu akan diteliti dengan data tanggapan kepala sekolah .
Kemudian, variabel kedua tanggapan motivasi kinerja kepala sekolah Hal
itu diteliti dari tanggapan guru melalui angket tentang kinerja kepala
sekolah. Data yang terkumpul akan diolah dengan pendekatan statistik.
1. Persamaan Regresi
2. Rumus mencari nilai konstanta,
3. Rumus mencari nilai koefisien korelasi,
4. Rumus mencari nilai r hitung dan t hitung.
Dengan cara itu, maka tujuan penelitian yang terkait dengan tujuan
pembuktikan hipotesis, tujuan penulisan, dan tujuan pribadi diuriakan
secara singkat. Sedangkan mamfaat proposl penlitian dapat diikuti dalam
uraian berikut ini
a. Tujuan Penelitian
b. Manfaat Penelian
Penulisan Proposal
1. Menulis laporan 2 minggu
2. Mengedit laporan 1 minggu
3. Mencetak laporan 1 minggu
15. Biaya
1. Biaya penelitian sebesar Rp. 3.500.000
2. Biaya penelitian berasal dai dana pribadi.
116
16. Lampiran
Sri Lestari
Daftar Pustaka
Wajib Tercantum
pada
Karya Tulis
Ilmiah
117
17. Contoh Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen
DPR RI UU No. 20. Tahun 200 3. Tentang Sistem Pendidikan
Nsional.
======o0o=====
Lampiran 1
119
JUDUL : ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN MASA
JABATAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI
KINERJA KEPALA SMK NEGERI DKI JAKARTA.
LEMBAR JUDUL
ASBTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Lingkup Penelitian
3. Perumusan Masalah
4. Tujuan dan Manfaat Penlitian
5. Sistematika Penulisan
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran-saran
Saudara Pasti
Tidak Mengalami
Kesulitan
menjawab
Teruskan ke
lembar balikan
======o0o=====
121
E. UMPAN BALIK
1. Motivasi
2. Teori harapan
3. Teori keadilan
4. Teori perilaku
5. Teori kepuasan
P
roposal penelitian merupakan empbrio penulisan karya ilmiah. Rangkaian
proposal penelitian terdiri dari lembar judul , lembar materi proposal,
daftar pustaka, dan lampiran.
Bagaimana
Bahasa dan
Penyajian
Informasi
Proposal
Penelitian
SELAMAT
SAUDARA TELAH
MEMILIKI CONTOH 123
PR0POSAL PENELITIAN
`
MODUL 8
BAHASA BAKU DAN BENAR
UNIT 9 DALAM KARANGAN ILMIAH
A. TUJUAN
K
arangan ilmiah itu hasil penelitian yang disajikan untuk diketahui pihak
lain. Isi karangan ilmiah adalah informasi yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa Indonesia ragam tulis. Kemudian kalau hasil karya
tulis ilmiah ini harus diseminarkan atau harus dipertahankan di ha-dapan
panitia penguji, maka si penulis harus mampu menggunakan bahasa
ragam lisan ketika memaparkan isinya. Materi pembahasan unit ini
berfokus pada ragam bahasa tulis ilmiah. Justru itu, tujuan materi ini
disajikan agar pembaca mampu:
A. PENDAHULUAN
B
B. POKOK BAHASAN
C
alon sarjana, dan calon peneliti perlu berlatih menggunakan
bahasa Indonesia ragam tulis ilmiah dengan baik dan benar.
Latihan me-nuangkan informasi yang runtut harus dilatih sejak dini.
Oleh karena itu, calon sarjana harus sering dan cermat membaca artikel
keilmuan. Dianjurkan agar pembaca secara teratur mempelajari bahasa
Indonesia ragam tulis ilmiah yang dihasilkan ahli bahasa dan mencermati
penggunaan baha-sanya.
1. bahasa resmi,
2. bahasa komunikasi sosial ,
3. bahasa wacana teknis,
4. bahasa pengantar pendidikan, dan
5. bahasa ilmu pengetahuan.
37
Anton M. Moeliono., Dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai
Pustaka. 1990), hlm. 67.
126
Apa wujud karya ilmu yang pertama dihasilkan oleh calon sarjana? Wujud
karya ilmu itu antara lain karya tulis ilmiah yang dihasilkan. Karena itu,
karya tulis ilmiah harus disa-jikan dengan menggunakan bahasa
Indonesia baku dan benar. Dengan kata lain, calon sarjana harus cermat
berbahasa Indonesia.
127
Komunikasi sosial merupkan interaksi sosial di kalangan
masyarakat seperti pergaulan dalam pertemuan formal dan nonformal, di
pasar, di perjalanan. Juga interaksi sosial di lingkungan rapat-rapat
resmi, seperti seminar, lokakarya, dan rapat-kerja.
Bahasa ilmu atau bahasa ragam tulis ilmiah tidak lain adalah bahasa
yang dipakai dalam penalaran ilmiah. Bagaimana ciri khas bahasa Indo-
nesia ragam tulis ilmiah? Ikuti uraian berikut ini.
Ilmu itu hasil olah pikir manusia atau hasil loc.ika penalaran manusia.
Penalaran itu “sistem pertimbangan berdasarkan argumentasi tentang
suatu hal sehingga memperoleh pengertian yang lugas dan jelas”. 38
Dengan demikian, bahasa ilmu dibangun dengan penalaran yang mudah
dipahami. Yang dipahami adalah makna informasinya.
38
P. Suparman Natawidjaja, Teras Komposisi. (Jakarta. PTIntermasa., 1986)
hlm.3
128
Siapa yang diharapkan memahami tulisan ilmiah itu? Mereka adalah
orang lain atau si pembaca. Mereka itu ada yang telah menguasai
informasi keilmuan itu yang diinformasikan dalam karangan ilmiah atau
sama sekali belum Atas dasar itu, maka penerapan bahasa keilmuan itu
diusahakan agar memenuhi ciri-ciri :
1. cendekia (logiss),
2. lugas (to the point),
3. penalaran (reasoning),
4. ekonomi kata (word of economy), dan
5. baku ( standard). 39
Informasi ilmiah diungkapkan secara mudah dan jelas. Hal itu berarti
informasi yang disampaikan kepada pembaca bersifat lugas atau to the
point. Atau bahasanya lugas. Bahasa lugas ditandai dengan pilihan
kalimat sederhana. Bukan dengan kalimat berbelit, apalagi berkelit.
Selain itu, setiap kalimat menginformasikan fakta dan data apa adanya.
Hindari menggu-nakan ungkapan bahasa berbunga-bunga. Jadi,
kalimatnya pendek-pendek bermakna dan padu satu dengan lainnya.
Jelas dan mudah dipahami adalah ciri bahasa ragam tulis ilmiah yang
harus diusahakan oleh penulis. Jelas berarti mudah dipahami oleh
mereka yang membaca. Sekalipun pembaca bukan menekuni disiplin
ilmu yang dinformasikan.
Bahasa tulisan ilmiah itu mudah, jika pilihan kata, susunan kalimat,
39
P. Suparman Natawidjaja. Ibid, hlm. 9
129
dan rangkaian kalimat dalam paragraf sederhana tidak berbelit. Oleh
karena itu, penulis karya tulis ilmiah harus berusaha memberi informasi
keilmuan dengan bahasa sederhana dan tidak meragukan pembaca.
Selain mudah dan baku, bahasa ragam tulis ilmiah harus tunduk
pada kaidah bahasa Indonesia yang baku dan benar. Kaidah itu antara
lain kalimat yang dipakai untuk informasi ilmiah dipilih kalimat yang
lengkap. Kalimat lengkap adalah kalimat yang memiliki subjek dan
predikat. Kata-kata dan istilah dipakai yang lazim. Jika terpaksa
menggunakan istilah yang kurang lazim harus diberi penjelasan.
Penerapan kalimat ragam tulis ilmiah itu bebas dari kata-kata yang
130
tak berguna atau kata yang fungsinya tidak dominan. Artinya, kalau kata
itu dihilangkan dari suatu kalimat tidak mengurangi makna informasi.
Kata-kata yang kurang berfungsi atau kata redudansi harus hilang dari
kalimat ragam tulis ilmiah.
SUDAH MEMAHAMI
CIRI BAHASA ILMIAH ?
PASTI SUDAH.
cendekia (logiss),
lugas (to the point),
penalaran (reasoning),
ekonomi kata (word of
economy), dan
baku ( standard).
=====o0o=====
131
D. PENGGIRING INGATAN
1. bahasa resmi,
2. bahasa komunikasi sosial ,
3. bahasa wacana teknis,
4. bahasa pengantar pendidikan, dan
5. bahasa ilmu pengetahuan.
2. Jelaskan istilah ….
1. bahasa cendekia
2. bahasa lugas
3. bahasa penalaran
4. bahasa baku
bahasa hemat kata
Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
=======o00=======
132
E. UMPAN BALIK
2a, Bahasa resmi yakni bahasa resmi itu bahasa yang dipergunkan
dalam komunikasi resmi seperti dalam perundang-undangan dan
surat dinas.
3.4 Bahasa Baku adalah bahasa resmi ditandai dengan baku dalam pilih-
an kata-kata, kalimat, dan paragraf, serta teknik penyajiannya.
3.5 Bahasa hemat kata ( ekonomi kata) adalah bahasa yang digunakan
dalam karangan dengan ciri kalimat-kalimatnya bebas dari kata-kata
yang tak berfungsi. Artinya kalau kata itu dihilangkan tidak mengubah
makna. Kalimat demikian disebut kalimat efektif dan paragrafnya di-
sebut paragraf padu.
SUDAH SAUDARA
KERJAKAN ?
BAGUS SEKALI.
COBA COCOKKANLAH
DENGAN LEMBAR
BALIKAN
135
136
E. RANGKUMAN
L
aporan penelitian di lingkungan perguruan tinggi diinformasikan dengan
menggunakan bahasa Indonesia ragam tulis ilmiah. Bahasa ilmiah itu
akan mudah dikenali, kalau digunakan secara sistematis, logis, dan
lugas. Ketiga hal itu menyatu guna mengifor-masikan fakta dan data
yang dapat dipertanggungjawabkan
Bahasa ilmiah itu disusun secara logis. Ini berarti infomasi yang
disampaiakan ditata runtut tidak membingungkan si pembaca. Sekaliun
yang membaca karangan itu bukan tergolong satu kelompok disiplin
ilmunya. Kata dan kalimat yang dipilih tidak berarti mendua atau ganda.
Oleh karena itu, bahasa ilmiah itu bersifat lugas.
Ciri berikutnya adalah ciri Lugas (to the point) artinya mene-
kankan informai yang disampaikan bersifat lugas atau to the point. Selain
itu, bahasa ilmiah mengutamakan penalaran ilmiah yang disusun runtut
dan padu. Bahasa penalaran atau bahasa ilmiah itu ditandai karena jelas
dan mudah dipahami oleh mereka yang bukan menekuni disiplin ilmu
yang dinformasikan.
MODUL 8
PE NYAJIAN
UNIT 10 NASKAH LAPORAN PENELITIAN
DALAM WUJUD CETAKAN
A. TUJUAN
L
aporan penelitian disajikan dalam bentuk tertulis. Lebih tepat berbentuk
terketik atau tercetak. Tata aturan naskah bersifat baku. Tiap perguruan
tinggi memiliki pola dasar aturan penyajian karya ilmiah, seperti paper,
jurnal, skripsi, tesis, dan disertasi. Panduan penulisan hal itu dibakukan
pada buku panduan penulisan karya ilmiah, paper, skripsi, tesis, atau
disertasi. Pelajari buku panduan tersebut dengan saksama sebelum
menulis dan taati tata aturannya pada saat menulis.
B. PENDAHUUAN
S
ekalipun setiap perguruan tinggi,universitas, sekolah tinggi, atau akademi
memiliki panduan masing-masing, Hakikatnya memiliki kesamaan pola.
Sudah dikemukakan bahwa hasil penelitian itu dilaporkan dalam wujud
naskah terketik. Atas dasar itu, mahasiswa calon sarjana atau mereka
yang megnetik naskah karya tulis ilmiah harus memahami tata aturan
pengetikan skrispi, tesis, disertasi secara umum.
C. POKOK BAHASAN
Aturlah batas pengetikan kiri, kanan, atas, dan bawah kertas dengan
memperhatikan pedoman ukuran penempatan batas pengetikan pias
atas 4 cm, pias bawah 3 cm, pias kiri 4 cm, dan pias kanan 3 cm. Atau
sering dikatakan “ empat,empat, tiga, tiga.”Ukuran itu merupakan pola
atau format halaman karya tulis ilmiah. Anda dapat mengganti ukuran itu
dengan ukuran inci.
S
ampul luar adalah sampul karangan ilmiah yang diletakkan paling
depan. Sering sampul itu disebut sampul judul. Biasanya dicetak
pada karton tebal ( hard cover). Adapun unsur naskah pernyataan
yang harus diatur pada sampul luar meliputi :
Enam hal di atas diedit pada kertas kuarto (letter size). Penataan
dijaga menarik. Oleh karena itu, enam bagian judul sampul depan itu
diketik sentering vertikal dan horizontal sehingga merupakan design
cover ( ran-cangan sampul) yang menarik.
3. Ungkapan Khas :
Sri Murni
0233112114572806,
7. Program Studi :
Jakarta
Sepuluh unsur di atas harus ditata pada sehelai kertas ukuran kuarto.
Pilih ukuran kertas (paper size) pada menu komputer letter size.
Bagaimana mengetiknya ? Silakan saudara mencoba mengetik unsur-
unsur naskah di atas untuk sampul luar.
Aturlah agar perwajahan sampul luar itu menarik berkat lay out (tata
wajah) atau letaknya teratur. Sampul luar sama sekali tidak boleh ada
salah ketik.
144
4. Tata Letak Perwajahan Naskah Sampul Dalam
U
nsur naskah yang diketik pada Hard cover (sampul luar) diketik
pula pada sampul dalam. Isi dan tata letak sama. Perbedaannya,
sampul hard cover biasanya ketikannya lebih ditebalkan (bold)
dan font (ukuran huruf) juga dipilih lebih besar. Sedangkan font atau
ukuran huruf sampul dalam tidak perlu ditebalkan.
40
Pariata Westra, dkk., Ensiklopedi Administrasi, (Jakarrta: CV Haji Masagung,
1989), hlm. 2.
145
1. nama penetiti,
2. judul skripsi,
3. jenis karya ilmiah, misalnya skripsi,
4. nama tempat perguruan tinggi berada,
5. nama program studi,
6. nama perguruan tinggi , tahun penulisan
Topik abstrak itu kemudian disajikan dalam bentuk esai kurang lebih
tiga sampai lima alinea. Penyajiannya singkat dan kalimatnya padu. Jika
abstrak ditulis dengan cermat, maka abstrak sudah menunjukkan bobot
kualitas laporan penelitian atau karangan ilmiah. Dengan membaca
abstrak pihak ketiga sudah memahami isi keseluruhan skripsi, tesis,
disertasi, atau karangan ilmiah dengan cepat.
ata pengantar berisi ungkapan syukur kepala Tuhan Yang Maha Esa
bahwa penulis telah menyelesaikan penulisan suatu karya tulis ilmiah.
Selain itu, penulis juga memberitahukan rasa terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu sehingga tulisannya selesai sudah.
Khusus, pernyataan teima kasih itu, seyogynaya diberikan kepada
mereka yang benar membantu. Ucapan terima kasih itu tidak perlu
diberikan kepada mereka yang tidak terkait dengan penulisan skripsi.,
tesis, atau disertasi. Karena mereka tidak berkontribusi pada penciptaan
karya ilmiah itu.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
2. Judul Skripsi :
Administrasi Perkantoran
7. Ungkapan Khas :
Tata letak tipografi pada kertas kuarto diatur agar menarik. Saudara
dapat memraktikkan mengetik unsur-unsur tersebut.
2. Judul Skripsi
Pengaruh Motivasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Pening-katan Profesionalitas Kinerja Guru Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 10 Jakarta Timur
8. Panitia Penguji
Nama, Jabatan, dan Tanda tangan (ketua dan semua anggota
panitia penguji).
D
aftar Isi karya tulis ilmiah dapat disimak seperti contoh halaman
64 dan 66 yang telah dikemukakan sebelumnya. Tiap bab
dijabarkan menjadi subbab. Setiap subbab dapat dirinci lagi
menjadi sub-
subbab. Oleh karena itu pilihlah kode penomoran daftar isi.
Diperkenalkan dua cara penomoran
149
“ Pertama, penomoran dengan Angka Romawi untuk bab, huruf
Latin untuk subab, dan angka Arab untuk sub-subbab. Kedua,
penomoran dengan menggunakan cara metrik. Perhatikan uraian
ini.” 41
Kode judul bab menggunakan huruf Latin kapital dan angka Ro-
mawi. Jadi, BAB I, BAB II, dst. Kode Subbab menggunakan hurufLatin
kapital . Jadi A, B, C, dst. Kode sub-subbab dengan angka 1, 2,3, dst.
Perhatikan contoh penomoran berikut ini khususnya penggunaan angka
Romawi dan angka Arab. Perlu dikemukaan pengodean ada banyak
teknik. Namun yang umum seperti contoh berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………….. 1
F. Lingkup Penelitian ………………………………………. 3
G. Perumusan Masalah …………………………………… 5
H. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………….. 7
1. Tujuan Penelitian ………………………………............. 9
2. Manfaat Penelitan ………………………………. ……… 11
I. Sistematika Penulisan ……………………………….. …….. 14
41
Perhatian penulisan tanda baca untuk daftar isi dengan mengacu Kamus Besar
Bahasa Indonesis, Halaman 1035
150
2. Kode subbab diketik dengan angka Arab 1 untuk subbab 1,
angka Arab 2 untuk subab 2, dst
3. Kode sub-subbab diketik dengan urutan angka Arab,. Jadi
angka Arab 1 menunjukkan Bab I ( 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, dst.)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………. 1
1.2 Lingkup Penelitian ……………………………………… 13
1.3.Perumusan Masalah …………………………………… 20
1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………......... 27
1.5.Tujuan Penelitian ………………………………………..29
1.6 Manfaat Penelitan………………………………………. 31
1.7 Sistematika Penulisan ……………………….…………. 32
elain narasi dalam bentuk “kata, kalimat, dan alinea, karya ilmiah
dilengkapi dengan ilustrasi berupa 1. gambar (foto, lu-kisan) untuk
membantu memperjelas isi buku, karangan, dsb. 2. gambar, desain, atau
diagram untuk menghias (halaman sampul, dsb).” 42 Di kalangan
penulisan karya ilmiah terwujud “bentuk tabel, grafik, diagram alir, bagan,
foto, peta, dan gambar.”43
42
Anton M. Moeliono, Dkk., Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), hlm. 325.
43
Agustin Widya Gunawan, dkk., Pedoman Penyajian Karya Ilmiah ( Bogor, IPB
PRESS, 2004), hlm. 67
151
mata membaca narasi yang panjang. Dengan kata lain, ilustrasi harus
ditata sehingga lebih memudahkan pemahaman informasi secara cepat.
Ilustrasi kalau demikian terdiri dari tabel dan gambar. Adapun yang
tergolong gambar diuraikan di bawah ini.
Grafik dalam karya tulis ilmiah disajikan agar data dapat divisualisasi
atau diberi makna lebih jelas di banding dengan data pada tabel. Tiga
jenis grafik meliputi grafik histogram, grafik poligon, dan grafik kurve.
Grafik dalam karya tulis ilmiah disajikan agar data lebih memberi
informasi visual di banding dengan data pada tabel. Data Tabel 10.2
merupakan bahan mentah untuk membuat diagram batang atau grafik
batang. Selain itu, data tabel itupun dapat digunakan wiwujutkan tabel,
sepeti diagram garis dan diagram lingkar. Tiga jenis grafik kalau
demikian, meliputi grafik histogram, grafik polygon, dan kurva.
b. Grafik Garis
Dengan data Tabel 10.2 dapat dibuat grafik garis seperti tertera pada
Grafik 2 berikut ini.
Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 10
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar
SELAMAT SAUDARA SUDAH
JAUH MENGUSAI PASTI
DAN BERHASIL
158
D. PENGGIRING INGATAN
Soal esai
diper-hatikan
13. Berapa cara pengodean naskah isi karya tulis ilmiah. Jelaskan
materi ini.
Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 10
Sudah Melihat
Lembar Balikan dan Pasti
Memahami
160
E. UMPAN BALIK
4. Pililah kertas kuarto bukan kertas folio. Kertas folio lebih panjang dari
pada kertas kuarto. Kertas folio berukuran 21,5 cm kali 3,30 cm.
Sedangkan kertas kuarto berukuran 21,5 x 29,7 cm. Piih kertas
berketebalan 70 gram atau 80 gram. Artinya tiap meter bujur sangkar
berbotot 70 atau 80 grm.
5. Sepuluh unsur tata naskah pada sampul luar yang harus diperhatikan
meliputi :
7. Abstrak berisi jati diri penulis karangan ilmiah, dan isi karangan dalam
garis besar mengandung
1. Nama Penetiti,
2. Judul Skripsi,
3. Jenis karya ilmiah, misalnya Skripsi,
4. nama tempat perguruan tinggi berada,
5. nama program studi,
6. nama perguruan tinggi , tahun penulisan
16. Gambar dalam karya ilmiah digunakan kalau kalau bahasan terlalu
panjang dan lebih mudah jika ditampilkan dengan gambar atau foto.
Abstrak berisi jati diri penulis karya tulis ilmiah. Jati diri ini meliputi
nama penetiti, judul, jenis karya tulis ilmiah, nama dan tempat perguruan
tinggi, nama program studi, nama perguruan tinggi, dan tahun penulisan.
5. Kata Pengantar
Penulisan uraian yang terdapat pada bab-bab karya tulis ilmiah harus
mengacu pada kaidah bahasa Indonesia yang baku dan benar. Oleh
karena itu cermatilah ketika menerapkan ejaan, tata aturan pemenggalan
kata, teknik mengutip, menggunakan catatan samping dan catatan kaki.
MODUL 11
KUTIPAN, CATATAN SAMPING,
UNIT 11 CATATAN KAKI, DAN TATA LETAK
PENGETIKANNYA
A. TUJUAN
D
B. Pendahuluan
B
Kalau demikian, kutipan dapat berupa kata, kalimat, alinea, atau pun
pandangan seorang penulis yang dipinjam oleh penulis karya tulis ilmiah.
Sumber kutipan bukan hanya dari buku, tetapi kutipan dapat diambil dari
surat kabar, majalah, buletin, tabloid, ensiklopedi, bahkan dari peraturan
perundang-undangan, atau diambil dari bahasa ragam ucap sekalipun.
44
Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), hlm. 153
2
Asril Azahari, Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Universitas Trisakti, 1998), hlm.41.
45
169
Tegasnya, kutipan dalam karya tulis ilmiah harus diberi keterangan
dari mana sumber kutipan itu dipungut. Pencantuman keterangan tam-
bahan bagi sebuah kutipan merupakan kewajiban. Hal itu merupakan
kode etik dalam tulis menulis karangan ilmiah yang dianut para ilmuwan
dan penulis. Kalau seseorang menyalin atau mengutip, tetapi ia tidak
mencantumkan sumber kutipan, tindakan seseorang itu dikategorikan
telah mencuri karangan orang lain alias melakukan tindakan plagiat.
Melakukan tindakan plagiat wajib dihindari dalam tulis menulis karya
ilmiah.
C. Pokok Bahasan
a.Jenis Kutipan
P
enulis dapat mengutip kata, kalimat, alinea, ungkapan, istilah,
rumus, atau pandangan seorang penulis ahli, atau pengarang lain.
Kutipan ada yang langsung atau tidak langsung. Kutipan naskah
langsung berarti penulis menyalin atau mengutip pendapat seseorang
dengan lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, atau bahkan satu
paragraph sesuai teks aslinya, temasuk tanda-tanda baca. Sebaliknya,
kutipan tidak langsung dilakukan penulis kalau pendapat atau naskah
aslinya disarikan lebih dahulu atau diambil intisarinya oleh penulis
karangan ilmiah.
utipan pendek diketik berjarak baris dua sebagaimana jarak baris naskah
ketikan karya ilmiah. Kemudian penyajiannya diawali dengan tanda petik
dua dan diakhiri dengan tanda petik dua pula. Contoh sajian kutipan
pendek, yakni : “Jika Anda mengutip bagian suatu buku atau karya tulis
lainnya, adalah penting untuk diingat agar kutipan tersebut cermat dan
lengkap sehingga tidak menimbulkan kesalahan presentasi.” 47 Demikian
Mukayat D.Brotowidjoyo menjelaskan.
Jika kalimat kedua dan ketiga mulai dari “ Hal ini s.d. dipimpinnya,
Kesejahteraan s.d. innatura.” dihilangkan, maka kalimat yang hilang itu
diganti dengan tanda baca titik sebanyak empat kali. Perhatian sajian
kutipannya sebagai berikut ini.
46
Tiap Perguruan Tinggi memiliki panduan yang mengatur kategori kutipan panjang dan
pendek itu berapa baris. Hal itu perlu dipahami karena ada perbedaan cara penyajian
dalam karya ilmiah
47
Mukayat D. Brotowidjayo, Penulisan Karangan Ilmiah ( Jakarta:
Akedemika Presindo, 2002), hlm. 95
48
E. Martono, Ilmu dan Seni Kepemimpinan ( Jakarta: Widya Karya
Sempurnya, 2005), hlm. 25
171
Anggaran atau dana itu berguna bagi kelangsungan kelompok
bawahan yang dipimpinya.”
Contoh sajian :
172
1. Kalimat pengantar :“Salah seorang penulis uraian kepemimpin
tipe populistis”
2. Nama penulis, tahun dokumen, halaman kutipan yang diambil
dari karya Peter Worsly (E. Martono, 2005: 102)
3. Bunyi kutipan “ pemimpian yang yang dapat membangunkan
solidaritas rakyat. Nilai hidup yang dimiliki rakyat mendjadi dasar
gerakan dan kemudian diarahkan kepada nasioalisme.”
4. Sajian dalam naskah kutipan menjadi :
Contoh sajian :
Tata cara penyajian judul bab pun mirip dengan tata aturan penulisan
judul karya tulis ilmiah, seperti skripsi misalnya. Bedanya dalam karya
tulis ilmiah umumnya judul bab terdiri dari bab pendahulun, bab landasan
teori, bab metodologi penelitian, bab analisis data penelitian , dan ditutup
bab penutup. Tata penulisan judul bab diatur sebagai berikut ini.
ngka Romawi yang berasal dari zaman Kerajaan Romawi. Simbol angka
itu adalah I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (=50), C (=100), D (=500)
dan M (=1000). Angka itu banyak digunakan dalam penulisan buku dan
karya tulis ilmiah. Dalam tulis menulis, angka Romawi dibedakan menjadi
dua, yakni angka Romawi kapital dan angka Romawi kecil.
Angka Romawi besar ( I, II, III, IV, dan V) berguna untuk memberi
nomor urut judul bab. Lazimnya, judul bab dalam karya tulis ilmiah terdiri
dari kombinasi huruf Latin dan angka Romawi besar. Judul bab disusun
dalam urutan bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metodologii
penelitian, bab analisis data penelitian, dan bab penutup. Judul bab
ditandai dengan kombinasi huruf Latin kapital dan angka Romawi besar.
Kemudian disusul dengan nama judul bab tersebut diketik dengan huruf
kapital semuanya. Perhatikan contoh penulisan kata “bab” dan angka
Romawi.
Contoh:
BAB I PENDAHULUN,
BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN,
BAB III METODOLOC.I PENELITIAN,
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN, dan
BAB V PENUTUP.
Angka Romawi kecil ( i, ii,iii,iv,v,vi,vii, viii, ix, x, dst) dalam karya tulis
ilmiah digunakan untuk menandai urutan nomor halaman pelengkap
karya tulis ilmiah. Tetapi, terbatas untuk nomor halaman pelengkap karya
tulis ilmiah, meliputi halaman : 1) judul sampul dalam, 2 abstrak, 3) kata
pengantar, 4) daftar isi karya tulis ilmiah, 5) daftar tabel, 6) daftar grafik,
7) daftar bagan, 8) daftar skema, dan 9) daftar lambang.
c. Angka Arab
176
Angka Arab ( 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan kombinasinya) dalam karya tulis
ilmiah digunakan untuk memberi nomor urut judul subbab,sub-subbab
dipergunakan kode metric. Penggunaan teknik dalam penulisan judul
subbab dan sub-subbab hakikatnya seperti pilihan kode numeric filing
system (sistim nomor kearsipan) atau filing. Yakni, untuk main subject,
secondary subject, dan third subject. Penggunaan main subjek untuk
subbab, secondary subject untuk subsubjek, dan third subject untuk
subsubbab. Kode metrik pada subbab dan sub-subbab menggunakan
huruf Arab. Selain itu, tiap halaman naskah inti karya tulis ilmiah pun
ditandaidengan angka Arab. Nomor halaman itu mulai dengan
angka Arab 1, 2, dan stersunya. Adapun nomor halaman dengan angka
Arab itu dicerak Berurutan pada naskah inti mulai dari awal hingga akhir,
yakni pada
BAB I PENDAHULUAN,
BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN,
BAB III METODOLOC.I PENELITIAN,
BAB IV ANALSIS DATA PENELITIAN, dan
BAB V PENUTUP.
BAB II BAB II
LANSASAN LANSASAN TEORI
TEORI PENELITIAN PENELITIAN
1. Pembinaan SMK Negeri … 34 1.Judul Subbab ………….. ..5
2.Standar Kinerja SMK……... 36 2 Judul Subbab………………7
2.1 Standar Regional ……40 2.1 Judul Sub-subbab 9
2.1.1Judul bagian sub-subab 12
2.1.1StandarDati I …. ...45 2.1.2 Judul bagian sub-subab 14
2.1.2 Standar Dati II … 49 2.1.3 Judul bagian sub-subab 17
2.2 Standar Nasional ……...51 3 Judul Subbab…...…………20
3.1 Judul Sub-subbab … … 23
2.3Standar Internasional ….55
3.1.1 Judul bagian sub-subab 25
3. Motivasi Kepemimpian … 57 3.1.2 Judul bagian sub-subab 30
3.1 Teori Motivasi …………62 3.1.3 Judul bagian sub-subab 35
4. Judul Subbab …………….. 40
3.2 Teori Harapan ………...65
Bagaimana meletakkan nomor halaman karya tulis ilmiah? Penem-
patan nomor karya tulis ilmiah dapat dilakukan di
a. 1, 2, 3,… dst
b. -1- , -2-, -3-, dst
c. i , ii, iii, iv, v, dsb
d. I, II, III, IV, V, dst
178
b. Letak Nomor Halaman dengan Angka Arab
Letak angka Arab itu di bagian kanan atas halaman naskah atau di
bagian kanan bawah halaman naskah. Jika dipilih yang pertama, maka
angka Arab pada halaman yang berisi judul bab, nomor halaman
diletakkan di tengah kertas (sentering).Sekali lagi ditegaskan bahwa pan-
duan mengatur peletakan nomor halaman baik menggunakan angka
Romawi kecil, angka Romawi kapital, atau angka Arab. Cermatilah
saksama panduan penulisan karya ilmiah kampus saudara.
U
ntuk memecahkan masalah, seseorang melakukan penelitian.
Hasilnya dilaporkan secara tertulis. Laporan penelitian antara lain
berwujud skripsi, tesis, dan disertasi, atau jurnal. Biasanya, dalam
menulis laporan penelitian, kita terpaksa mengutip hasil karya penulis
lain. Setiap kali mengutip sebagian dari naskah seorang pengarang,
penulis karangan ilmiah harus memberi tanda secara cermat dari mana
sumbernya. Pemberian tanda itu disebut membubuhi catatan. Dimana
ditletakkan tanda catatan itu? Sebelum kutipan atau sesudah? Pada
catatan kaki, tiap akhir bab, atau akhir seluruh naskah? Semuanya itu
harus tunduk pada panduan penulisan karya ilmiah. Untuk tanda catatan
dapat diletakkan
1. sebelum kutipan;
2. sesudah kutipan;
3. di bagian bawah halaman naskah;
4. di akhir setiap bab; atau
5. atau diakhir seluruh karangan.
a. Sarana Pembuktian
b. Sarana Penghormatan
Bila dicermati tata cara sajian catatan kaki, umumnya memuat nama
pengarang, judul karangan, nama penerbit, tahun terbit, serta nomor
halaman dari mana kutipan itu diperoleh. Lebih lanjut dikemukakan
bahwa suatu catatan kaki tidak hanya memuat keterangan mengenai
buku atau karangan sumber yang digunakan dalam teks, tetapi dapat
juga mengenai banyak hal lain.
50
Sri-Edy Swasono,Cara Menulis Kepustakaan dan Catatan Kaki untuk
Karang-an dan Terbitan Ilmiah ( Jakarta: UI-Press, 1984.), hlm. 2.
183
Urutan sajian pengetikan catatan kaki yang mengacu pada penulisan
kutipan yang berasal dari sumber literatur umumnya ditulis sebagai
berikut.
Contoh 1
Contoh 2
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm 19.
52
Manasse Malo, dkk., Metode Penelitian Sosial ( Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2003). hlm. 9-13.)
184
Contoh 3
Contoh 4
56
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka,
1990), hlm. 1037.
186
a. Contoh Penggunaan Singkatan
Kutipan satu dan dua tersebut diambil dari tulisan Sri-Edi Swasono
pada halaman yang sama, yakni halaman 8. Oleh karena itu, penulisan
catatan kaki seperti tertera berikut ini
1
Sri-Edy Swasono, Pedoman Cara Menulis DAFTAR KEPUS-
TAKAAN dan CATATAN KAKI untuk karangan dan terbitan
ilmiah ( Jakarta: Universitas Indonesia, UI-Press, 1984), hlm. 8.
2
Ibid.
Bila penulis masih menambah kutipan setelah kutipan satu dan dua, mi-
salnya naskah kutipan dari halaman 11, maka dibawah angka “ 2 Ibid., “
di-tulis “ 3 Ibid., hlm. 11.” Jadi penulisan catatan kaki seperti tertera
berikut ini.
1
Sri-Edy Swasono, Pedoman Cara Menulis DAFTAR KEPUSTA-
KAAN dan CATATAN KAKI: untuk karangan dan terbitan
ilmiah ( Jakarta: Universitas Indonesia, UI-Press, 1984), hlm. 8.
2
Ibid.
3
Ibid., hlm. 11
1
Sri-Edy Swasono, Pedoman Cara Menulis DAFTAR KEPUSTAKAAN
dan CATATAN KAKI untuk karangan dan terbitan ilmiah (Jakarta:
Universitas Indonesia, UI-Press, 1984), hlm. 8.
2
Ibid.
3
Ibid., hlm. 11
4. Abdullah Ambary, Bahasa Indonesia Tata Karangan Ilmiah untuk SMA
(Bandung: Djatmika, 1983), hlm. 75.
5 Loc.cit
188
1
Ricahard Nixon, The Real War ( New York: Warner Books Inc., 1980)
Hal.22.
2
Ibid., hal 49
3
. Seitua Arief, The Petroleum Industry and the Indonesia Economy: Anpact
Study ( East Balmain: Rececons, 1982) hal.15
4. Loc.cit
5. Richart Nixon, op.cit., hal.100.
Unit 11 Selesai
Lembar
penggiring
ingatan
menanti !!!
D. Penggiring Ingatan
189
Petunjuk
Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
E. Umpan BALIKAN
190
1. Kutipan itu apa?kutipan memiliki makna keterangan mengenai kata
atau ungkapan di dalam teks yang dicantumkan pada margin bawah
pada halaman buku (biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil;
daripada huruf di dalam teks guna menambahkan referensi uraian di
dalam naskah pokok
6. Kutipan pendek itu secara umum adalah kutipan naskah yang dikuitp
panjangnya kurang dari empat baris atau maksimal 4 baris. .
11. Tata cara menghilangkan satu kata dalam kutipa dengan mengganti
kata yang dihilangkan itu dengan tanda baca titik sebanyak tiga
buah
13. Beda catatan samping dan catatan kaki adalah catatan samping itu
catatan sumber kutipan yang diletakkan pada badan naskah sebelum
atau sesudah naskah kutipan. Sedangkan cataran kaki catatan
sumber kutipan yang diletakkan pada kaki halaman, akhir bab, atau
akhir karya tulis.
16. Penataan judul bab dalam karya tulis ilmiah diatur sebagai berikut :
192
1. judul karya tulis ilmiah atau skripsi menarik, diatur dengan
memperhatikan ketentuan, antara lain :
2. judul skripsi dirangkai dalam bentuk ungkapan pernyataan, bukan
pertanyaan;
3. Judul skripsi diketik sentering dengan huruf kapital semuanya;
4. Judul skripsi tidak diakhiri tanda baca apapun;
5. Jika judul panjang diatur bagian demi bagian tanpa kehilangan
makna;
6. Tata letak pengetikannya dijaga tanpa salah dan tetap teguh
pada estetika pengetikan dan pilih font lebih besar ukurannya.
17. Penulisan judul bab dan judul subbab diatur sebagai berikut ini.
18. Penyajian Judul subbab karya tulis ilmiah dilakukan sebagai berikut :
Judul subbab disajikan berbeda dengan sajian pengetikan judul karya
tulis ilmiah, seperti skripsi. Caranya.
1. Permulaan huruf tiap kata subjudul diketik kapital, lainnya diketik
dengan menggunakan huruf kecilJika ada partikel ke, oleh,
dalam, dan, dari atau kata tugas, maka tetap dibiarkan diketik
dengan huruf kecil.
2. Perhatikan penggunaan kode nomor pada subbab dan sub-
subbab yang telah dibahas.
21. Meletakkan nomor halaman karya tulis ilmiah diatur sebatai berikut
22.. Sajian nomor halaman dengan angka Romawi kecil diletakkan secra
sentering atau di tengah-tengah halaman naskah
1. BAB I PENDAHULUN,
2. BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN,
196
3. BAB III METODOLOC.I PENELITIAN,
4. BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN, dan
5. BAB V PENUTUP
Karya tulis ilmiah juga harus cermat menulis nama pengarang, judul
sumber, tahun terbit, kota penerbit, nama penerbit, dan halaman yang
dikutip sebagai tata cara menulis catatan kaki. Untuk maksud itu
dianjurkan agar penulis
Berhasil
Syukurlah
Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 11
Bagus Sekali
Unit 12
Menati, tetapi ulangi Unit
11 sekali lagi.
Dengan Benar
=====o0o=====
198
Saudara Telah
Jauh
Menguasai Tata
Aturan
Penulisan Kutipan
Dan Catatan sumber
acuanSelamat
Selesaikan
lembar
PRAKTIKAN,
penggiring
Ketika menulis
ingatan
199
MODUL 12
SAJIAN REFERENSI
UNIT 12 KEPUSTAKAAN ACUAN
KARYA TULIS ILMIAH
A. TUJUAN
S
ejalan dengan catatan samping dan catatan kaki dalam karya tulis ilmiah,
dikenal pula referensi pustaka acuan yang menjadi sumber informasi
yang dikutip untuk keperluan karya ilmiah. Semua sumber acuan yang
dipergunakan untuk mendukung karya tulis ilmiah wajib dikumpulkan
pada daftar pustaka. Penulisan sumber acuan pada daftar pustaka
harus menganut tata cara yang lazim di lingkungan masyarakat ilmiah.
Atas dasar pemikitan itu tujuan sajian unit ini agar para pembaca yang
menyiapkan karya tulis ilmiahnya :
B. PENDAHULUAN
C. POKOK B AHASAN
M
1. Pandangan Ahli
57
Sri-Edi Swasono, Pedoman Cara Menulis DAFTAR KEPUSTAKAAN dan
CATATAN KAKI untuk karangan dan terbitan ilmiah (Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia, UI-PRESS, 1984), hlm. 1
201
yang ingin dilakukan. Hal ini …. Jadi, tidak menjadi soal cara mana
yang dipilih, tetapi yang penting diperhatikan ialah kosistensi. 58
Etika penulisan karya tulis ilmiah mewajibkan setiap karya tulis ilmiah
mecantumkan sumber acuan yang digunakan dalam tulisannya. Pencan-
tuman sumber itu karena ada kutipan guna mendukung tulisannya.
Setiap kutipan yang diacu harus diberi catatan. Catatan itu dapat berupa
catatan samping atau catatan kaki. Selain itu, karya tulis ilmiah masih
harus mencantumkan pula secara lengkap daftar pustaka. Daftar
pustaka berisi semua sumber berupa buku atau publikasi lainnya. Nama
penulis, judul, kota penerbit, nama penerbit dan tahun harus dengan
tepat ditulis pada daftar pustaka. Mengapa? Karena kutipan itu telah
melengkapi dan pendukung gagasan pemikiran yang dihasilkan si
penulis karya tulis ilmiah. Selain itu untuk memenuhi etika ilmiah.
Harus dicermati saksama oleh setiap penulis karya tulis ilmiah bahwa
daftar pustaka sebaiknya hanya mencantumkan sumber-sumber yang
diacu. Bukan buku atau publikasi yang telah dibaca. Sekalipun buku atau
publikasi yang dibaca itu mendukung karya tulis ilmiah yang digarap.
Pencantuman daftar sumber pada daftar pustaka yang sesungguhnya
tidak diacu dalam naskah disebut padding. Sebaliknya, jika sumber
yang benar-benar diacu dalam naskah karya tulis ilmiah, tetapi sumber itu
tidak dicantumkan pada daftar pustaka merupakan kelalaian yang harus
dihindari dan menjadikan hasil karya tulis ilmiah itu cacat. Adapun hal-hal
yang sebaiknya dicermati adalah unsur yang harus tercantum pada daftar
pustaka, antara lain :
1. buku;
2. buku terjemahan;
3. buku dengan satu editor;
4. karangan dalam buku
5. karangan dalam surat kabar;
204
6. karangan dalam ensiklopedi;
7. disertasi doktor, tesis magister, skripsi sarjana satu;
8. loporan penelitian atau laporan resmi;
9. makalah stensilan tidak dipublikasikan;
10. brosur/pamlet;
11. keputusan seminar, peraturan pemerintah; dan berita dalam
surat kabar.
Enam format tata urut sajian penulisan daftar pustaka dari sumber
acuan baik sumber itu berasal dari buku dan publikasi nonbuku diper-
siapakan datanya secara rinci. Jika penulisan tata urut, tanda baca sudah
dipahami, maka saudara dapat menyelesaikan data himpunan sumber
acuan itu untuk digunakan dalam karya tulis saudara. Tetapi, pilih satu
format dan pakailah secara konsisten ketika menulis daftar pustaka
karya tulis saudara. Perhatikan urutan penulisan unsur daftar pustaka
berdasarkan enam format pedoman penulisan sumber acuan. Yang di-
tulis pada daftar pustaka semua sumber acuan yang diacu aau dirujuk.
Sumber acuan dapat berupa dokumen yang dipublikasi dan juga yang
tidak dipublikasikan. Enam format daftar pustaka itu dikenal dengan:
1. Format American Psychological Association (APA);
2. Format Chicago Review;
3. Format Turabian;
4. Format Academy Management Review;
5. Jurnal of Fianance , MIS Quarterly; dan
6. Format MIS Quarterly.
Tata urut format sajian penulisan daftar pustaka ini, pasti memberi
wawasan kepada calon sarjana sehingga mereka mempunyai landasan
60
Yogiyanto, H.M., Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah
Pengalaman-Pengalaman ( Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM, 2005),
hlm. 15.
205
kokoh dalam memilih format penulisan daftar acuan pada daftar pustaka
sesuai kebutuhan. Setelah saudara memperhatikan urutan unsur penu-
lisan daftar pustaka dalam enam format, diharapkan saudara mampu
mencermati perbedaan dan persamaan penulisannya. Oleh karena itu
berikut ini disajikan satu sumber acuan ( satu pengarang dengan judul
tulisannya) yang ditulis dalam enam cara penulisan daftar pustaka.
Simaklah!.
Adapun sumber acuan yang digunakan untuk contoh tata saji pada
daftar pustaka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penulisan
sumber acuan berasal dari :
1. tesis pada daftar pustaka;
2. artikel dipresentasikan pada daftar pustaka;
3. acuan buku pada daftar pustaka;
4. artikel jurnal, pada daftar pustaka;
5. sumber artikel majalah pada daftar pustaka;
6. dan sumber dari disertasi. pada daftar pustaka.
Format Chicago
Arief, Kurnia. “Pasar Efisient dan Perilakunya.” Tesis S2, Univesitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 2003.
Format Turabian
Arief, Kurnia. “Pasar Efisient dan Perilakunya.” Tesis S2, Univesitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 2003.
Format AMR
Arief, K. 2003. Pasar Efisient dan Perilakunya. Unpublished Tesis S2,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2003.
Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman ( Yogyakarta: BPFE-Univer-sitas Gama,
2005), hlm. 15 s.d. 19.
206
02
Format
Penulisan Sumber Acuan
b. Kelompok 2 Artikel yang Dipresentaskan
Artikel Dipresentasikan dalam Simposium
Pada Daftar Pustaka
Pelajari tata urut sajian daftar pustaka untuk penulisan acuan dari
artikel yang dispresentasikan
Format APA :
Hartono, J. (1998). Bias Beta dan Koreksinya. Paper
presented at the Simposium Nasional Akuntansi 2,
Universitas Brawijaya., Malang.
Format Chicago :
Hartono, Jogiyanto . “Bias Beta dan Koreksinya.” Paper
presented at the Simposium Nasional Akuntansi 2,
Universitas Brawijaya., Malan, 1998.
Format Turabian :
Hartono, Jogiyanto . “Bias Beta dan Koreksinya.” Paper
presented at the Simposium Nasional Akuntansi 2,
Universitas Brawijaya., Malan, 1998.
Format AMR
Hartono, J. 1998. Bias Beta dan Koreksinya. Paper
presented at the Simposium Nasional Akuntansi 2,
Universitas Brawijaya., Malang.
Format MIS Q
Hartono, Jogiyanto . “Bias Beta dan Koreksinya.” Paper pre-
sened at the Simposium Nasional Akuntansi 2, Universitas
Brawijaya., Malan, 1998.
Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah
dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE Univer-
sitas Gama, 2005), hlm. 15 s.d. 19.
207
Format APA
Hartono, J. (2003). Teori Portofilio dan AnalIsis Inverstasi.
BPFE UGM, Yogyakarta.
Format Chicago
.Hartono, Jogiyanto. Teori Portofilio dan AnalIsis Investasi.
BPFE UGM, Yogyakarta, 2003.
Format Turabian
Hartono, Jogiyanto. “ Teori Portofilio dan AnalIsis Inves-
tasi.” BPFE UGM, Yogyakarta, 2003.
Format AMR
Buku Hartono, J. 2003. Teori Portofilio dan AnalIsis Inves-
tasi. BPFE UGM, Yogyakarta,
Format MIS Q
Hartono, Jogiyanto. “ Teori Portofilio dan AnalIsis Inves-
tasi.” BPFE UGM, Yogyakarta, 2003.
Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah
dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE Univer-
sitas Gama, 2005), hlm. 15 s.d. 19.
208
05
Format
Penulisan Sumber Acuan
Artikel dari Majalah
Pada Daftar Pustaka
Format APA
Kurniawan, A. I 2002, 17 November). Efek Pemainan
Komputer Terhadap Belajar Anak. Majalah Gama
Anak, 5,12-17.
Format Chicago
Kurniawan, Alvin. “Efek Pemainan Komputer Terhadap
Belajar Anak.” Majalah Gama Anak, 17 November
2002, 12-17.
Format Turabian
Kurniawan, Alvin. “Efek Pemainan Komputer Terhadap
Belajar Anak.” Majalah Gama Anak, 17 November
2002, 12-17.
Format AMR
Kurniawan, A/2002. “Efek Pemainan Komputer Terhadap
Belajar Anak.” Majalah Gama Anak, Vol 5: 12-17.
Format Jurnal Financial
Kurniawan, Alvin, 2002, Efek Pemainan Komputer
Terhadap Belajar Anak, Majalah Gama Anak, Vol 5:
12-17.
Format MIS Q
Kurniawan, Alvin. “Efek Pemainan Komputer Terhadap
Belajar Anak.” Majalah Gama Anak, 17 November
2002, 12-17.
Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah
Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta:
BPFE Univer-sitas Gama, 2005), hlm. 15 s.d. 19.
210
Format Chicago
Ratnaningsih, Dewi.). “Efek Resensi dari Informasi
Akuntasi.:” Disertasi, Universitas Gajah Mada, 2004.
Format Turabian
Ratnaningsih, Dewi.. “Efek Resensi dari Informasi Akuntasi.:”
Disertasi, Universitas Gajah Mada, 2004.
Format AMR
Ratnaningsih, Dewi.. 2004. Efek Resensi dari Informasi
Akuntasi. Unpublished Disertasi, Universitas Gajah
Mada.
Format MIS Q
Ratnaningsih, Dewi.). “Efek Resensi dari Informasi
Akuntasi.:” Disertasi, Universitas Gajah Mada, 2004.
Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah
dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE
Univer-sitas Gama, 2005), hlm. 15 s.d. 19.
211
Kemudian tanda baca yang digunakan adalah koma, titik, titik dua,
dan simbol kurung buka dan kurung tutup. Di samping itu, singkatan
untuk page (p) dalam bahasa Inggris atau dalam EBIYD berarti
halaman. Penulisan halaman disingkat “hlm.” Jadi tata urut penulisan
catatan kaki sesuai dengan format EBIYD berturut-turut :
1. Nama pengarang :
Ditulis sesuai asli tanpa gelar
akademi diakhiri tanda baca koma.
2. Judul buku : Permulaan huruf setiap kata judul
buku ditulis dengan huruf kapital,
dicetak dengan jenis huruf kursif,
tanpa diakhiri tanda baca apapun.
3. Nama kota penerbit : Permulaan huruf setiap kata nama kota
penerbit ditulis dengan huruf kapital
diakhiri tanda baca titik dua.
4. Nama penerbit : Permulaan huruf setiap kata nama
penerbit ditulis mulai huruf kapital
diakhiri tanda baca koma.
5. Tahun terbit : Ditulis dengan menggunakan angka
Arab diakhiri tanda kurung tutup dan
koma.
6. Halaman : Kata halaman ditulis singkatannya
“hlm.” diakhiri tidik dan disusul angka
Arab dan diakhiri titik.
Misalnya :
213
Alisabana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa
Indonsia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakyat.” 62
Dalam kaitan itulah, penulis modul ini dalam menulis catatan kaki dan
daftar pustaka mengikuti format KBBI dan EBIYD, kecuali untuk judul
penggunakan Daftar Pustaka. Bukan Pustaka Acuan. Sekalipun
demikian, berulang penulis sarankan agar penulis karya tulis ilmiah
menggunakan pedoman penulisan catatan kaki dan daftar pustaka
merujuk pada Buku Pedoman penulisan skripsi, tesis, atau disertasi yang
diterbitkan kampus masing-masing.
62
Ibid. Anton M. Moeliono, Dkk., hlm. 1036.
214
Nama orang ada yang dilengkapi dengan gelar. Ada gelar kepang-
katan, gelar kebangsawanan, gelar keagamaan, dan gelar akademik.
Sekalipun dalam menulis nama pengarang pada catatan kaki, catatan
samping, atau daftar pustaka tidak dicantumkan gelar-gelar tersebut.
Tetapi, pedoman mengindek nama orang yang bergelar itu ada tata
aturannya.
Nama orang ada yang tediri dari satu kata, dua kata, tiga, bahkan
lebih dari tiga kata. Pada dasarnya nama urutan terakhirlah merupakan
dasar penetapan urutan pertama. Misalnya :
Empat nama itu kalau digunakan untuk daftar pustaka harus diindeks
sebagai berikut :
Jika enam unsur itu telah dapat dihimpun dari setiap sumber acuan,
maka langkah berikut menata urut setiap sumber sesuai format yang
dipilih. ( Cermati kembali format daftar pustaka yang sudah dijelaskan).
216
Yang harus dicermati ketika menata urut nama sumber acuan adalah
kelaziman penulisan nama, tanda baca, penempatan tahun.
Sejalan dengan uraian itu, maka langkah yang ditempuh adalah per-
tama memilih format, kedua mengindeks nama pengrang, ketiga
menata urut unsur-unsur daftar pustaka. Uraian lebih rinci sebagai berikut
ini.
a. Langkah Pertama
Memilih satu dari tujuh format yang dipilih untuk digunakan penulisan
daftar pustaka , yakni format :
b. Langkah kedua
c. Langkah ketiga
d. Langkah Keempat
Keenam nama pengarang itu lelah ditata urut sebagai catatan kaki
sesuai format EBIDS dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Uraian selanjutnya adalah langkah mengubah catatan kaki menjadi daftar
pustaka. Ikutilah uraian berikut ini, perhatikan tata urut penulisannya.
Lima catatan kaki ini diambil dari modul ini. Urutan penulisan tiap
catatan kaki disesuaikan dengan format KBBI dan EBIYD. Kelimanya
adalah :
Dengan contoh itu, kalau disimak tata urut penulisan catatan kaki
sesuai format KBBI dan EBIYD adalah
218
1. nama penulis tidak diindek, tetapi dihilangkan gelar;.
2. nama judul karangan, buku, artikel;.
3. nama kota penerbit, nama penerbit, dan tahun terbit diletakkan
dalam tanda kurang kecil buka dan kurung kecil tutup)
4. singkatan halaman dengan “hlm.”, dan disusul angka Arab.
6. tanda baca adalah koma, titik, titik dua, dan simbol kurung kecil.
Lima nama pengarang sumber acuan itu jika diindeks sesuai tata
aturan indeks nama orang sebagai berikut :
Nama pengarang yang terdiri dari lebih satu nama, maka diindeks
hanya nama pengarang yang pertama. Nama pengarang kedua dibiar-
kan seperti tertulis. Tetapi, jika pengarang lebih dari dua orang umumnya
nama kedua, ketiga dst disingkat dengan dkk atau et all. Penulis modul
ini menganjurkan agar nama pengarang yang lebih dari dua ditulis
lengkap dalam daftar pustaka. Sedangkan dalam catatan kaki boleh
dengan singkatan dkk atau et al.
Brotowidjoyo, Mukayat D.
Moeliono, Anton M
Munasef
Riyanto, Yatim
Singarimbum, Masri , dan Sofian Effensi.
219
c. Langkah Mengabjadkan Nama Pengarang
Pada Daftar Pustaka
Dengan susunan nama yang sudah diindeks itu maka hasil indeks
nama sesuai abjad daftar pustaka seperti tertera berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA
Perhatikan hasil daftar pustaka yang dihasilkan dan cermati tata urut
unsur, tanda baca, dan urutan tahun penerbitan.
Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 12
Bagus Sekali
Lembar Penggiring
Ingatan
Menunggu Digarap
=====o0o=====
D. Penggiring Ingatan
Soal Esai
pustaka?
221
3. Jelaskan istilah konsisten dalam menulis daftar pustaka !
4. Jelaskan etika penulis karya tulis ilmiah jika mengutip hasil karangan
pengarang lain !
ilmiah?
1. Daftar kepustakaan
2. Daftar pustaka
3. Bibliografi
4. Pustaka Acuan
10. Bagaimana memilih judul sumber acuan yang dirujuk dalam penu-
12. Sebut jenis acuan yang digunakan dalam menghimpun daftar pus-
taka?
15. Bagaimana cara penyusunan daftar pustaka dari buku sebagai acuan
kaki ?
F. UMPAN BALIK
1. Standar tentang usur yang harus ditulis pada Daftar Pustaka ada,
tetapi urutannya masing-masing institusi melakukan perubahan kecil.
( baca tulisan Sri-Edy Swasono dan Masri Singarimbun)
9, Penjelsan istilah :
b. Istilah Bibliogrfi
Tidak semua acuan atau rujukan itu berupa buku. Ada rujukan dari
publikasi nonbuku. Bahkan kini publikasi lewat internet atau situs
internet bukan barang baru. Sekalipun demikian karena lazimnya
menggunakan Daftar Pustaka sebagai judul,maka banyak instiusi
ilmiah menggunakan judul daftar pustaka untuk menghimpun daftar
sumber acuan.
12.. Jenis sumber acuan untuk penulisan karya tulis ilmiah antara lain
meliputi :
1. buku;
2. buku terjemahan;
3. buku dengan satu editor;
225
4. karangan dalam buku
5. karangan dalam surat kabar;
6. karangan dalam ensiklopedi;
7. disertasi doktor, tesis magister, skripsi sarjana satu;
8. loporan penelitian atau laporan resmi;
9. makalah stensilan tidak dipublikasikan;
10. brosur/pamlet;
11. keputusan seminar, peraturan pemerintah; dan
12. berita dalam surat kabar atau televisi. .
13. Format daftar pustaka adalah format yang berisi urutan penulisan
sumber acuan untuk daftar pustaka, yakni lima unsur format sajian
penulisan daftar pustaka meliputi
1. nama pengarang;
2. judul buku atau judul publikasi;
3. kota penerbit;
4. nama penerbit,
5. tahun terbit
15. Urutan cara penyusunan unsur buku sebagai sumber acuan dalam
daftar pustaka menurut APA, yakni
1. Nama pengarang diindeks diakhiri tanda baca titik.
2. Tahun terbit diapit kurung kecil buka dan kurung kecil tutup
siakhiri titik.
3. Nama judul buku dicetak miring diakhiri titik.
4. Nama penerbit diakhiri koma.
5. Nama kota penerbit diakhiri titik.
Format Turabian
Kurniawan, Alvin. “Efek Pemainan Komputer Terhadap Belajar Anak.”
Majalah Gama Anak, 17 N0vember 2002, 12-17.
226
1. Nama pengarang diindeks
2. Nama pengarang diindeks diakhiri tanda baca titik;
3. Nama judul artikel diapit tanda petik dua;
4. Nama majalah diahiri koma;
5. Tanggal, bulan dan tahun diterbitkan.
6. Halaman yang diacu
Nama orang ada yang tediri dari satu kata, dua kata, tiga, bahkan
lebih dari tiga kata. Pada dasarnya nama urutan terakhirlah
merupakan dasar penetapan urutan pertama. Misalnya :
Nama terdiri dari satu kata: Gunawan
Nama terdiri dari dua kata : Gunawan Wibisono
Nama terdiri dari tiga kata : Gunawan Wibisono Guritno
Nama lebih dari tiga : Dr.H.Gunawan Wibisono Abikusno,M.Sc
Empat nama itu kalau digunakan untuk daftar pustaka harus diindeks
sebagai berikut :
Nama : Gunawan diindeks Gunawan
Nama : Gunawan Wibisono diindeks Wibisono, Gunawan
20. Gelar dalam ditiadakan dalam penulisan daftar pustaka. Jadi daftar
pustaka tidak mencantumkan gelar akademik, gelar keagamaan,
gelar kepangkatan, gelar kebangsawanan, dan gelar status.
b. Langkah kedua
c. Langkah ketiga
d. Langkah keempat
22. Menurut KBBI dan EBIYD usnur yang ditulis pada daftar pustaka
meliputi 19. Bagaimna Pedoman Penulsian Daftar Pustaka Versi
KBBI dan EBIYD:
DAFTAR PUSTAKA
Karya tulis ilmiah jarang yang tidak memuat kutipan dari hasil tulisan
pengarang lain sebagai acuan. Artinya penyusunan karya tulis ilmiah
memerlukan dukungan berbagai sumber referensi. Referensi merupakan
acuan atau rujukan. Yang dirujuk adalah pendapat, argumentasi, teori,
fakta, data atau singkatnya adalah informasi yang mendukung,
melengkapi isi naskah karya tulis ilmiah. Tata cara mengambil karya
pengarang yang karyanya digunakan untuk karya tulis yang sedang
digarap adalah dengan mengutip.
Berhasil
Syukurlah
Ujiang Sidang
Menanti dan
Lulus
Sempurna
Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 12
Bagus Sekali
Siapkan Karya Tulis
Saudara
Sekarang, Jangan Tunda
Esok
232
DAFTAR
PUSTAKA
Winarto, Yunita T. dkk. 2004. Karya Tulis Ilmia Sosial. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Berhasil
Syukurlah
Jadi Sarjana
Tulis
Karya Ilmiah
dan
Pertahankan
Selesai Sudah
Materi Lengkap
Pedoman Menghasilkan
Karya Ilmiah yang
Memenuhi Syarat Ingin
Selamat
Jadi Sarjana Cendekia
=====o0o=====
235
BONUS
KUTIPAN, CATATAN SAMPING,
BONUS CATATAN KAKI, DAN TATA LETAK
PENGETIKANNYA
A. PENDAHULUAN
K
Materi intisari EBIYD dipilih sebagai bonus. Dengan bonus itu diha
rap pembaca calon sarjana yang sedang menggarap karya tulis ilmiahnya
atau penulis karangan memahami pedoman bagaimana mengaplikasikan
kaidah ejaan baku ketika mengarang karya tulisnya secara tepat asas.
Atas dasar itu, maka tujuan bonus ini agar saudara penulis karya tulis
ilmiah :
Adapun tata bahasa atau gramatika yang dianut sejak lama adalah
gramatika (paramasastra) STA (Sutan Takdik Alisjahbana) yang terkenal
dengan Hukum DM dan MD-nya. Setelah EBIYD diresmikan, maka tata
bahasa yang dianut adalah Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Sedangkan kosa kata (vocabulary) dibakukan pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Atas dasar perkembangan itu, setiap calon sarjana
yang menyusun laporan penelitian dan menyajikan dalam bentuk karya
tulis ilmiah, termasuk siapapun yang mengarang dalam bahasa
Indonesia, mereka itu harus tunduk dan mengacu menerapkan kaidah
pembakuan bahasa Indonesia tersebut. Oleh karena itu, tiga sumber
pokok itu gunakanlah dalam menulis karangan. Ketiga sumber itu :
1. Ejaan Republik
2. Penerapan Ejaan
1. pemenggalan kata,
2. pemakaian huruf kapital,
3. dan huruf dicetak miring (italic),
4. penulisan kata, partikel lah, kah, tah, pun,
5. penulisan angka,
6. penggunaan tanda baca, dan
7. pemakaian unsur serapan.
3. Pemenggalan Kata
4.
mainan ma-in-an geligi ge-li-gi
saudara sa-udara fotografi fo-tograf-i
amboi am-bo-i instrospeksi intros-pek-si
bapakku ba-pa-kku makhluk mak-hluk
mutakhir mu-tak-hir sinambung sin-ambung
instrumen in- stru-men ultra merah ult-ra mer-ah
bentrokan ben-tro-kan sandiwara sa-ndi-wa-ra
membantu me-mban-tu nonteknik non-tek-nik
merasakan me-ra-sa-kan sumbangan sum-ba-ngan
Latihan Pertama
Latihan Kedua
demikian pesan sms ayah dari pos penjagaan aceh timur. “ terima
kasih ayah, saya siap melaksankan perintah ayah.salam hormat ananda
anik”. demikian balasan sms anik kepada ayahnya di medan perjuangan
mengutuhkan nkri.
Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan ilmiah. Misalnya:
Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ung-
kapan asing kecuali yang sudah dibakukan. Misalnya:
1. Partikel Per
Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang menda-
hulUinya. Misalnya:
3. Partikel pun
P
enulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang menggunakan metode
kuantitatif memerlukan kecermatan penulisan angka. Sesuai Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan angka dan lambang bi-
langan penggunaannya harus mengikuti ktentuan. Perhatikan tata aturan
penulisan angka berikut ini.
Bila angka itu berada pada awal kalimat, maka harus ditulis dengan
huruf, seperti kalimat :
Angka Arab dipakai untuk simbol halaman buku, majalah dan tabloit.
1. Angka Romawi berlanbang I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X. L(50),
C (100), D (500), M (1000), Angka Romawi dipakai untuk
penulisan halaman tambahan karya ilmiah,
2. Halaman Tambahan itu diantaranya halaman judul, halaman per-
sembahan, halaman persetujuan, kata pengantar, dan halaman
daftar isi.
3. Selain itu, angka Romawi juga dipakai untuk penulisan urutan pe-
nulisan BAB dalam karya tulis dan perundang-undangan.
arangan ragam tulis pasti menggunakan tanda baca. Tanda baca yang
dipakai dalam tulis menulis karangan, antara lain tanda titik, koma, tidik
dua, titik koma, tanda hubung, tanda pisah, tanda elipsis, tanda tanya,
tanda seru, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda petik, tanda petik
tunggal, tanda garis miring, dan tanda apostrof.
Tanda titik dipakai untuk mengakhiri kalimat yang bukan kalimat ta-
nya atau kalimat perintah. Misalnya:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.
Misalnya :
Singkatan nama orang diikuti tanda titik. Nama orang sering dising-
kat. Misalnya Martin Luther King. Nama kedua “Luther:: disingkat L.
Setiap nama disingkat, maka singkatan ditandai dengan titik. Misalnya:
Singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan diikuti tanda titik. Mi-
salnya:
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahhkan angka ribuan, juta taan,
dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya:
Singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau
gabungan keduanya yang terdapat pada badan pemerintah, lembaga
nasional atau internasional, atau yang terdapat di dalam akronim dan
sudah diterima oleh maysarakat tidak diikuti tanda titik. Misalnya :
Tanda titik tidak dipakai pada akhir simbol atau tanda-tanda kimia,
satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya:
Tanggal surat, alamat surat dan alamat pengirim surat tidak diakhiri
tanda titik. Misalnya:
28 Agustus 2005
Kepada
Yth. Sdr. Mohammad Arif Budiman
Jalan Menteng Pulo Nomor 33
Jakarta Selatan
Dengan hormat,
1. Mata kuliah hari ini Ekonomi Manajerial, Ilmu Politik, dan Pengan-
tar Filsafat Ilmu.
3. Satu, dua, tiga! Aba-aba itu terdengar jelas dari pengeras suara.
Tanda koma dipakai memisahkan anak kalimat dari induk kalmat jika
anak kalimat itu mengiringi induk kalimat. Misalnya:
Tanda koma tidak dipakai kalau kalau anak kalimat mengiringi induk
kalimat. Misalnya
Lima pangkat dua sama dengan 25. Lima kali lima sama dengan 25.
Jadi, lima pangkat dua sama hasilnya dengan lima kali lima.
Kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan yang terdapat pada
awal kalimat harus diikuti tanda koma. Misalnya:
O, kasihan mereka terkena flu burung.
Wah, sungguh berat ujian hidupnya.
Aduh, indah benar lukisan ini .
Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagain-bagian
alamat (iii) tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan.
Misalnya :
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga. Misalnya:
Tanda Koma tidak dipakai jika tanda petik langsung yang diakhiri tan-
da tanya atau tanda seru. Misalnya:
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang se-
jenis dan setara. Misalnya:
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya:
Kelengkapan sistem pendidikan meliputi komponen: input, proses,
output, dan instrumental imput.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlu
kan pemerian. Misalnya:
Tanda Titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu me-
rupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya:
Titik dua dipakai (i) diantara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di anta-
ra bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) diantara judul dan anak judul suatu
252
karangan serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
(i) Educare, 8/I/November (2004): 29
(ii) Mateus 16: 13-20
(iii) Tjokronegoro, Sutomo. Tjukupkah Saudara Membina Bahasa
Persatuan Kita?
(iv) Abdul Razah. 2002. Penuntun Praktis Microsoft Office XP.
Surabaya : Penerbit Indah.
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menun-
jukkan pelaku dalam percakapan. Perhatikan penempatan tanda titik dua
contoh cuplikan drama ini.
s-a-m-u-d-e-r-a
Hari proklamasi Negara kita jatuh tanggal 17-8-1945
Tanda hubung dipakai untuk merangkai (a) se- dengan kata berikut
yang dimulai dengan huruf kapital (b) ke- dengan angka, (c) angka
dengan - an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Misalnya:
Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Baik itu kalimat Tanya
sesungguhnya atau kalimat tanya tak bertanya. Misalnya:
Ratusan tahun masa tanam hutan kembali (?) kerugian negara akibat
pembatan hutan tanpa penanaman kembali.
Setiap hari harus pakai masker (?) kabut asap tak tahan, sekalipun
sudah turun hujan.
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan kalimat atau bagaian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalah atau kekurangan itu memang
ada pada naskah aslinya. Misalnya:
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat. Misalnya:
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus. Misalnya:
Nomor : 18/SK-Kep/SYFA/VIII/2005
Jalan Menteng Pulo IX/33, Jakarta Selatan
Tahun Buku 2004/2005
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap. Misal-
nya:
Silakan kirim ke alamat kami dengan surat/telepon.
Harga gula pasir hari ini Rp 2.500,00/kg.
P. PENUTUP
C
Calon
Barlatih, berlatih! Berani Sarjana
menuangkan gagasan dengan bahasa yang
cermat. Usahakan. Pasti berhasil.
Harus Cermat dalam
Menuangkan Gagasan dengan
Bahasa Indonesia yang Baku,
Benar, dan Baik
Karena itu, Pelajari
Penggunaannya Sebelum
Menggarap
Karya Tulis Ilmiah .
260
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN................................................................................83
B. ISI MATERI EBIYD.............................................................................83
C. EJAAN BAHASA INDONESIA..................................................................83
1. EJAAN REPUBLIK....................................................................................83
2. Penerapan Ejaan............................................................83
3. Pemenggalan Kata..........................................................83
4. Penggunaan Huruf Miring (Italik)........................................83
1. Partikel Per....................................................................83
2. Partikel lah, kah, tah........................................................83
3. Partikel pun...................................................................83
P. PENUTUP
Berhasil Jadi
Sarjana??????
Syukurlah
Sudah memetik
hasil?
TulisKarya
Ilmiah Dan
Ikut
Pendadaran