Anda di halaman 1dari 265

1

UNIT 1
PENGALAMAN, PENGETAHUAN ,
ILMU PENGETAHUAN , Dan
UNIT I
KARYA ILMIAH

TUJUAN
M

ateri modul ini disusun secara cermat untuk para pembaca. Khususnya
dipersembahkan kepada mahasiswa agar memiliki pemahaman
bagaimana menghasilkan laporan penelitian dalam bentuk karangan
ilmiah yang memenuhi syarat. Diharapkan pembaca saksama mengikuti
seluruh uraian unit ini. Jka itu dilakukan sungguh-sungguh, penulis yakin
pembaca akan memahami allure proses suatu pengalaman menjadi ilmu
pengetahuan . Jadi, tujuan unit ini ditulis meliputi :

1. pengertian pengalaman;
2. pembedaan pengalaman dan pengetahuan ; dan
3. arti istilah ilmiah dan ciri-ciri karangan ilmiah.

Silakan ikuti uraian-uraian unit ini dengan cermat agar tujuan


tersebut dapat dicapai.

B. PENDAHULUAN
M

enulis karangan berarti menuangkan buah pikiran dalam bentuk tulisan.


Tulisan itu diolah dengan harapan dapat dinikmati serta diresapi oleh
pihak lain, yakni pembaca. Oleh karena itu, arah suatu tulisan diciptakan
dan disajikan adalah pembaca. Walaupun bentuk karangan beragam.
Agar mencapai maksud tersebut, suatu tulisan atau karangan itu perlu
disajikan dengan penalaran yang runtut.

Runtut berarti mengikuti prosedur tertentu. Tegasnya, pembaca


dapat mengikuti alur pikir penulis dengan mudah. Akibatnya, pembaca
2
terbawa arus alur penalaran penulis. Akhirnya, isi karangan itu menjadi
media interaksi tertulis antara si penulis dan sang pembaca.

Karangan ilmiah atau tulisan keilmuan pun hakikatnya, justru meru-


pakan hasil penalaran yang harus runtut. Selain runtut, tulisan harus pula
patut, dan mengikuti kebiasaan tata cara penulisan penyajian karya
ilmiah. Tambahan lagi, karangan ilmiah harus didukung fakta, data, dan
informasi objektif. Kalau demikian, sang penulis karangan ilmiah butuh
kemampuan dan teknik menyajikannya agar memenuhi persyaratan
keilmuan.

Siapapun yang akan menulis untuk orang lain, dalam bentuk apapun
harus belajar, berlatih, dan kemudian mengembangkan tata cara menulis
karangan untuk siapa karangan itu ditulis. Lebih-lebih masyarakat
intelektual. Khususnya, pelajar, mahasiswa, dan siapa saja yang berminat
di bidang penulisan ilmiah. Mereka harus belajar tuntas tata aturan
penulisan, kemudian taat menerapkannya ketika menulis. Hal itu harus
dilakukan agar tulisan yang tersaji memenuhi tata aturan kepatutan
penulisan. Singkatnya, tulisan itu memenuhi syarat.

Benarkah saudara ingin menulis karangan ilmiah yang memenuhi


syarat? Ikutilah modul ini dengan tuntas! Mengapa ? Karena modul ini
disiapakan khusus untuk membantu mereka yang ingin berhasil
menyajikan tulisan ilmiah yang memenuhi syarat sesuai dengan tata
aturan akademi.

Kalau pembaca seorang guru yang berusaha mengumpulkan kredit


kepengkatan guru, seorang dosen pembimbing penulisan karya tulis
ilmiah, atau saudara seorang mahasiswa (menulis proposal penelitian,
karya ilmiah, skripsi, dan tesis), atau pembaca seorang pelajar, seorang
awam dalam bidang tulis menulis sekalipun, kemudian ingin berhasil
menulis karya ilmiah, sebaiknya mengikuti rangkaian seri modul ini
dengan tuntas. Apabila pembaca mempelajari seluruh isi modul ini
dengan cermat, tuntas, dan mau berlatih gigih seirama dengan anjuran
modul ini, niscaya pembaca akan menjadi penulis kampiun atau menjadi
pembimbing penyusunan karya ilmiah yang handal. Silakan lakukan!

Himbauan ini baru akan terbukti, apabila pembaca benar-benar tekun


berlatih mencari fakta, data, dan informasi. Kemudian, berani mencoba
menuangkan ide berisi muatan hasil penelitian dalam bentuk tulisan.
Selanjutnya, berlatihlah secara berkesinambungan untuk menyempur-
nakan kemampuan menulis karangan, dan mau menyesuaikan diri
mematuhi tata aturan bahasa yang lazim dipakai untuk menulis karangan
itu, maka buah hasilnya saudara pembaca sendiri yang memetik dan
menikmatinya. .

Justru itu, di samping kemampuan menuangkan isi karangan, penulis


karangan juga dituntut memahami tata aturan penggunaan bahasa ragam
3
tulis dan kaidah kebahasaan yang benar dan baku. Lalu menerapkannya
ketika menulis karangan ilmiah. Dalam kaitan itu, penulis modul ini
berasumsi, para pembaca tulisan ini telah menguasai bahasa Indonesia
yang baik, benar, dan baku. Kalau belum, sangat dianjurkan untuk
mempelajari kembali buku-buku acuan penggunaan bahasa Indonesia,
khususnya bahasa Indonesia untuk penulisan karangan ilmiah.

C. POKOK BAHASAN
P

okok bahasan unit ini meliputi istilah pengalaman, pengetahuan, ilmu,


ilmu pengetahuan , pengetahuan ilmiah, dan ciri-ciri ilmu. Istilah itu akan
diuraikan secara garis besar. Baca uraian berikut dengan saksama dan
cermati inti permasalahannya.

1. Pengalaman

Setiap hari manusia mengalami berbagai macam kejadian. Kejadian


itu ada yang bersifat sedih dan kadang-kadang menggembirakan. Hal itu
terjadi silih berganti. Atas dasar pengalaman, manusia mengetahui
sesuatu dan kemudian menyimpan sesuatu berupa pengetahuan atau
hasil tahu tersebut di alam pikirannya. Akumulasi pengetahuan manusia
yang sudah ditatabakukan menjadi suatu bangunan yang disebut ilmu
pengetahuan.

Pengalaman berarti sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasai,


ditanggung, dsb. Pengalaman itu merupakan fakta kejadian yang dialami
manusia. Manusia memiliki sikap ingin tahu apa yang terjadi atas suatu
kejadian. Sikap ingin tahu ini menjadikan manusia haus akan fakta dan
haus informasi. Fakta itu hal (keadaan, peristiwa, kejadian) yang
merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi. Setiap
hari manusia ingin tahu informasi fenomena terkini baik itu fenomena
alam, fenomena sosial politik, ekonomi, budaya, dan fenomena global.

Fakta merupakan embrio pengetahuan manusia. Dari kondisi tahu


itu, berarti manusia memiliki pengetahuan. Kalau begitu, pengetahuan
itu hasil manusia tahu yang disimpan pada alam penalaran dan
pikirannya dalam wujud pengetahuan. Jadi, akibat mengalami, manusia
tahu dan mempunyai pengetahuan. Pengalaman terjadi karena ada fakta.
Fakta-fakta itu menjadikan manusia berpengalaman. Akibat pengalaman
itu, manusia tahu sesuatu. Ia memiliki pengetahuan hasil pengalaman.
Apa pengetahuan itu? Ikuti uraian berikut ini.

2. Pengertian Pengetahuan
4
Perkataan pengetahuan berasal dari kata dasar tahu. Kata dasar itu
berafiks pe bertindak sebagai awalan (prefik) dan berakhiran an yang
berfungsi sebagai akhiran (sufiks). Kemudian, terjadi persengauan.
Oleh sebab itu, muncullah kata pengetahuan.kalau kata itu dieja menja-
di pe-nge-ta-hu-an. Akhirnya, dibentuk menjadi satu kata berimbuhan,
yakni kata pengetahuan. Jadi, pengetahuan berarti hal atau masalah
hasil seseorang mengetahui sesuatu. Melalui proses mengetahui itulah
mengakibatkan seseorang tahu atau mengerti sesuatu. Tegasnya memi-
liki sesuatu, Tegasnya, seseorang memiliki pengetahuan akan sesuatu
yang ia ketahui. Dengan kata lain, akibat mengetahui adalah tahu. Oleh
karena itu, tahu itu merupakan hasil mengetahui yang dikenal dengan
pengetahuan. Singkatnya, pengetahuan adalah hasil dari tindakan ma-
nusia mengetahui sesuatu yang tersimpan pada benak alam rationnya
atau pikirannya. .

Manusia bernaluri ingin tahu sesuatu, Mereka berperilaku dan ber-


tindak melakukan sesuatu untuk mengetahui sesuatu. Hasil menge-tahui
itu adalah pengetahuan. Sekalipun demikian, timbul pertanyaan,
mengapa penge-tahuan itu merupakan hasil mengetahui sesuatu?
Pertanyaan itu mudah dijawab. Yakni, karena manusia mempunyai sifat
ingin tahu sesuai dengan kodratnya bernaluri menggunakan daya
pikirannya ingin tahu sesuatu. Pengetahuan itu hasil tindakan manusia
mengetahui dan dapat diperoleh dari pengalaman atas kejadian yang
dialaminya dan dapat pula dari keterangan yang diperoleh dari pihak lain.
Justru itulah Mohammad Hatta mengemukakan bahwa

“pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut pengeta-


huan pengalaman atau ringkasnya pengetahuan. Pengetahuan yang
didapat dari jalan keterangan disebut ilmu.Jad,...Orang mengetahui
dahulu sesuatu masalah, barulah orang berpikir hubungan sebab
akibat.” 1

Sebab akibat itu terjadi karena manusia ingin lebih tahu dari yang
belum ia ketahui, bahkan yang sudah diketahui. Dengan perkataan lain,
perlu kajian pengetahuan lebih luas dan mendalam. Caranya, dengan
mempergunakan hukum sebab akibat atau hukum kausal. Kamudian,
berkat pengetahuannya manusia mampu menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah, dengan mencari mengapa suatu peristiwa atau
gejala itu terjadi. Jawabannya, sesuatu itu terjadi sebagai akibat dari
peristiwa atau gejala yang lainnya. Begitu seterusnya silih berganti, kait
mengait.

Apakah pengetahuan itu sama dengan apa yang diketahui oleh


pihak yang melakukan tindakan ingin tahu? Ya, demikian itu. Karena itu,
pengetahuan merupakan kesadaran akal, budi, rasa, dan karsa, dan
karya manusia untuk berusaha ingin tahu dan lebih tahu lagi. Demikian
1
Mohammad Hatta, Pengantar Ke Djalan Ilmu Dan Pengetahuan (Djakarta:
PT Pembangunan, 1970), hlm. 5-9.
5
sedikit ulasan tentang pengetahuan. Bagaimana ulasan dan pandangan
ahli tentang ilmu pengetahuan ? Beberapa pandangan tentang ilmu
pengetahuan dari berbagai sumber diuraikan berikut ini. Ikutilah kete-
rangannya.
3. Ilmu Pengetahuan

Bagaimana ilmu itu dibangun? Ilmu itu suatu pengetahuan yang


teratur daripada pekerjaan hukum sebab dan akibat. Persangkutan sebab
akibat itulah ilmu. Demikianlah pandangan Mohammad Hatta. Sumber
lain yang dipakai untuk menelusuri pengertian ilmu, antara lain ensiklo-
pedi dan kamus. Berdasarkan kedua sumber itu dapat ditarik inti
pengertian ilmu.

Ensiklopedi Administrasi menjelaskan bahwa “ilmu adalah kelompok


pengetahuan teratur yang dihimpun dengan percobaan yang cermat,
pengamatan yang teliti, analisis, dan penggolongan yang lengkap serta
generalisasi yang tepat”. 2 Demikianlah penjelasan Ensiklopedi
Administrasi oleh Pariata Westra.

Penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang ilmu


bagaimana? Penjeleasannya, yakni “ilmu itu pengetahuan tentang
sesuatu bidang yang disusun bersistem menurut metode-metode
tertentu yang dapat dipakai untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di
bidang pengetahuan itu.” 3

Sekalipun pengetahuan dan ilmu berpengertian sama, dalam per-


kemangan selanjutnya, justru kedua kata itu dipadukan menjadi kata
majemuk yang terpateri ilmu pengetahuan. Selanjutnya, ilmu pengeta-
huan itu apa? Ilmu pengetahuan itu didefinisikan oleh Sutrisno Hadi
adalah “kumpulan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-
pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonik
dalam suatu bangunan yang teratur”. 4

Perkembangan pengalaman menjadi pengetahuan, dan kemudian


menjadi ilmu atau ilmu pengetahuan dipengaruhi oleh kemajuan kemam-
puan berpikir manusia yang ingin lebih tahu guna mengatasi masalah.
Mereka berusaha untuk memecahkan masalah melalui hasil pengalaman,
penyelidikannya, dan analisis mendalam guna mendapat kebenaran.

Jadi ilmu pengetahuan itu adalah pengetahuan yang telah disusun


bersistem ditopang metode hukum kausal sehingga mampu dipakai

2
Pariata Westra, Enslikopedi Administrasi (Jakarta: Gunung Agung , 1989),
hlm. 298.
3
Anton M.Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (.Jakarta: Balai Pustaka,
1989), hlm. 324.
4
Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid I (Yogyakarta: Fakultlas Psikologi
UGM. 1978), hlm. 1.
6
menerangkan gejala-gejala atau fenomena yang dialami manusia dalam
bidang tertentu. Apakah pengetahuan itu ilmu? Bagaimana pengetahuan
menjadi ilmu pengetahuan? Jika pengeahuan memiliki ciri ilmu, maka
7
pengetahuan itu merupakan ilmu pengetahuan. Bagaimana cirinaya?
Ikuti uraian berikut

4. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan

Setiap ilmu pengetahuan itu memiliki ciri-ciri khas yang berlainan


satu dengan yang lain. Ilmu pengetahuan fisika, misalnya, berbeda ciri-
cirinya dibandingkan dengan ilmu pengetahuan biologi. Akan tetapi,
secara garis besar setiap ilmu pengetahuan itu memiliki kesamaan ciri.
Perlu ditegaskan bahwa tidak semua pengetahuan itu adalah ilmu pe-
ngetahuan. Suatu pengetahuan disebut ilmu pengetahuan kalau penge-
tahuan itu memenuhi ciri umum yang terkandung pada pengetahuan itu
sehingga dapat disebut ilmu pengetahuan.

Adapun ciri-ciri ilmu pengetahuan itu objektif. Hal itu karena kan-
dungan materi ilmu pengetahuan itu memiliki kebenaran universal. Oleh
sabab itu, prinsip, dalil, rumusnya pun bersifat umum atau universal
Dalam hal ciri ilmu pengetahuan itu, Sukarna menjelaskan bahwa ilmu
pengetahuan memiliki ciri-ciri berikut ini.

1. Mempunyai prinsip-prinsip umum yang menjadi landasan suatu


teori.
2. Tersusun secara sistematik sebagai kajian secara metodologi. .
3. Mengandung nilai-nilai objektif.
4. Merupakan hasil penelitian yang mendalam dengan mengguna-
kan metode ilmiah.
5. Mengandung kaidah-kaidah atau norma-norma yang dapat
dijadikan acuan dalam praktik.
6. Dapat dipelajari dan diajarkan. 5

Istilah ilmiah dan non ilmiah sering dikaitkan dalam percaturan ilmu
pengetahuan. Khsusunya yang terkait dengan karya tulis ilmiah, nonil-
miah, dan karya tulis ilmiah populer. Hal itu akan dijelaskan berkut ini.

5. Pengertian Ilmiah

Istilah ilmiah berarti memiliki corak ilmu, bersifat ilmu atau


berdasarkan ilmu. Pemecahan masalah berdasarkan pemikiran ilmiah
berarti cara memecahkan masalah tersebut berdasarkan tata cara
pendekatan ilmu pengetahuan. Pemecahan masalah lmiah berarti
pemecahan masalah secara sedalam-dalamnya (rigid) sehingga dicapai
kebenaran maksimal.

5
Sukarna, Kempemimpinan dalam Administrasi ( Jakarta : Mandar Maju,
1990), hlm. 93.
8
Untuk mencapai kebenaran atau objektivitas, diperlukan pengalaman
dan pengetahuan yang dihasilkan dengan koordinasi akal budi, cita
cipta, rasa, karsa, dan karya manusia. Kebenaran yang dihasilkan oleh
daya pikir dan akal budi manusia itu perlu didukung fakta, data objektif.
Kemudian, hal itu diolah dengan mempergunakan metode tertentu dan
disajikan dalam informasi yang sistematis. Akhirnya, kebenaran yang
dihasilkan itu tidak menimbulkan keragu-raguan. Kebenaran ilmu dicari
melalui penelittin. Jadi ada kaitan erat antara penyajian karangan ilmiah
dengan penelitian. Bahkan dapat ditarik kesimpulan bahwa antara
karangan ilmiah dan penelitian itu keduanya saling terkait erat dan
saling melengkapi. Oleh karena itu, sebelum menulis karangan ilmiah,
sebaiknya melakukan penelitian

Agar dapat meneliti dengan baik, seseorang harus menguasai me-


tode penelitian. Kemudian mampu mengaplikasikan teori dan konsep
metode penelitian itu ke dalam penerapan penelitian. Tingkat kebenaran
pengetahuan yang bekembang menjadi ilmu pengetahuan itu mengikuti
proses berpikir manusia. Dalam bidang penelitian proses berpikir atas
dasar landasan fakta, data, dan informasi obyektif merupakan kegiatan
yang dikenal dengan istilah berpikir ilmiah.

Dalam hal itu, Sutrisno Hadi menjelaskan pemikiran John Dewey.


Menurut John Dewey “ berpikir ilmiah itu melalui lima taraf, yaitu taraf
(1) the felt need; (2) the problem, the hypothesis, (4) the collection of data
as evidence, dan (5) concluding belief. Selanjutnya, Kelly melengkapi
lima taraf berpikir ilmiah John Dewey itu dengan satu taraf lagi, yaitu
general value of the conclusion.” 6

Sebagai tambahan, Nugroho Notosusanto mengemukakan ciri-ciri


pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan. Menurut biliau pengetahuan
ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini.

1. Metodis dan sistematis;


2. Mengandung generalisasi;
3. Dapat memberikan ramalan-ramalan yang berhasil; dan
4. Objektif. 7

Suatu tulisan, karangan atau karya dapat disebut ilmiah, kalau


bahan-bahan berupa fakta, data, dan informasi yang dipakai sebagai
landasan penulisan akurat. Selanjutnya, hal itu diinformasikan dan
dihimpun secara metodis dan sistematis.Ciri-ciri keilmiahan suatu
karangan atau tulisan harus dijaga oleh siapa saja yang menulis karya
ilmiah.

6
Sutrisno Hadi, Metodologi Research. (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak.
Psikologi UGM, 1978), hlm. 8
7
Nugroho Notosusanto.1974.Ceramah Museum Sejarah ABRI (.Jakarta:Hankam,
1974), hlm. 5.
9
Adapun yang perlu dijaga adalah tetap pada jalur objektivitas. Hal itu
menjadi kenyataan kalau fakta-fakta dan data-datanya, baik data primer
maupun sekunder dipilih yang objektif, diolah cermat dan diinformasikan
secara akurat.

Kemudian data-data itu diolah dengan dasar ratio dan menggunakan


metode penelitian yang tepat. Pengolahan data dalam bentuk informasi
disajikan menurut tata aturan tertentu. Jadi siapapun yang bergerak di
bidang penulisan karya ilmiah harus memegang teguh ciri-ciri keilmiahan
karyanya dan mengindahkan objektifitas hasil karyanya. Di samping itu
pemakaian bahasa Indonesia baku dan benar sama sekali tidak boleh
diabaikan.

Akhirnya, karangan berarti gubahan, anggitan, atau ciptaan, Menulis


karya ilmiah berarti menciptakan buah pikiran berdasarkan pola-pola
berpikir ilmiah.Ciptaan ilmiah kalau demikian dimulai dari proses me-
nuangkan buah pikiran berdasarkan hasil studi mendalam melalui
penlitian atau research.

Data-data yang dikumpulkan dari hasil penelitian harus dipilih data


yang objektif. Fakta dan data dioleh secara sistematis menjadikan
informasi yang kebenarannya tidak diragukan. Di samping itu, informasi
diungkapkan dengan bahasa Indonesia lugas, baku, dan benar. Isi
karangan pun mencerminkan hasil pemikiran yang jernih, runtut, dan
patut dengan tetap terus menjaga kualitas akurasi kebenaran .

Apabila karangan ilmiah itu disajikan dalam bahasa yang komunikatif,


dipaparkan secara segar dalam bahasa yang sederhana, lugas, tegas,
dan mudah dicerna oleh orang awam pada umumnya, maka karangan itu
disajikan dalam gaya bahasa ilmiah populer.

Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 1
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar
10
D. PENGGIRING INGATAN
S

ebelum menyelesaikan evaluasi ini, pembaca diwajibkan mem-pelajari


dahulu uraian Unit I. Jika telah yakin menguasai materi tersebut, kerjakan
evalausi berikut ini. Pasti pembaca dapat menye-lesaikan semuanya.

Petunjuk menyelesaikan Evaluasi

I. Kelompok Soal Pilihan Ganda

Beri tanda silang X pada A, B, C, D, atau E jika itulah jawaban yang


paling benar.

1. Pengetahuan berasal dari kata tahu mendapat prefiks pe dan sufiks


an. Fungsi afiks pe dan sufiks an, yakni membentuk ….
A. kata kerja
B. kata sifat
C. Kata benda
D. Kata Keterangan
E. Kata bilangan

2. Pengetahuan adalah hasil tindakan ….


A. mengetahui sesuatu
B. diketahui sesuatu
C. ketahun sesuatu
D. memberitahu sesuatu
E. tahu sesuatu

3. Menurut Mohammad Hatta pengetahuan yang didapat dari jalan kete-


rangan disebut …
A. pengetahuan
B. pengetahuan pengalaman
C. pengetahuan keterangan
D. ilmu pengetahuan
E. pengetahutan ilmu

4. Perkembangan pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan terjadi


mengikuti hukum ….
A. hukum Paskal
B. hukum Mendel
C. hukum kausal
D. hukum kodrat
E. hukum sistem

5. Proses berpikir ilmiah untuk mendapat kebenaran ilmu dikenal dengan


A. istilah berpikir logis
11
B. berpikir alamiah
C. berpikir objektif
D. berpikir metodis
E. berpikir coba-coba

II. Kelompok Soal Esai

1. Bagaimana menjelaskan istilah pengetahuan dari sudut


etimoloc.i?
2. Bagaimana rumusuan ilmu pengetahuan menurut Moh. Hatta?
3. Bagaiamana rumusan ilmu pengetahuan menuruf Sutrisno Hadi?
4. Istilah ilmiah itu mengandung arti apa?
5. Bagaimana ciri-ciri karya ilmiah menurut Nugroha Noto-susanto?

Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik

=======o00=======

E. UMPAN BALIKAN

I. Kelompok Soal Pilihan Ganda

1 =C 2=A 3=D 4=C 5=C

II. Kelompok Soal Esai

1. Pengetahuan berasal dari kata tahu, prefiks pe dan sufiks


an dan persengauan.

2. Ilmu menurut M. Hatta ialah suatu pengetahuan yang teratur dari


pekerjaan sebab akibat.
12
3. Ilmu pengetahuan menurut Sutrisno Hadi ialah kumpulan penga-
laman dan pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara
harmonik dalam suatu bangunan yang teratur.

4. Yang dimaksud dengan istilah ilmiah ialah pemecahan masalah


kearah pencapaian kebenaran.

5. Ciri-ciri ilmiah menurut Nugroho Notosusanto

1. Metodeis dan sistematis


2. Mengangung kebenaran
3. Dapat memberi ramalan yang berhasil
4. Objektif

Saudara Pasti Tidak


Mengalami
Kesultian Teruskan
Pelajari
Unit Berikutnya
13
F. RANGKUMAN
T

uhan memberi karunia akal budi, cipta, rasa, karsa, dan karya kepada
manusia sebagai sarana untuk hidup dan berpikir. Hasil berpikir manusia
itu mengetahui sesuatu. Hasil daya pikir manusia itu adalah pengetahuan
.

Adapun pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut penge-


tahuan pengalaman. Sedangkan pengetahuan yang diperoleh dari jalan
keterangan disebut ilmu. Ilmu pengetahuan sering dikenal dengan istilah
science dalam bahasa Inggris. Sedangkan pengetahuan diterjemahkan
dengan knowledge.

Setiap ilmu memiliki ciri khas. Tetapi, ilmu secara umum memiliki ciri
yang sama, antara lain memiliki teori, prinsip, hukum, dan rumus-rumus.
Selain itu, ilmu berciri pula metodis, sistematis, objekif, dan mengandung
generalisasi. Tambahan lagi ilmu mampu memberi ramalan secara tepat.

Berhasil

Syukurlah

=====o0o=====
14

Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 1
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar

Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
=======o00=======
15

UNIT 2 UNIT 2
KARYA ILMIAH, SKRIPSI,
TESIS, DAN DESERTASI

A. TUJUAN

ahasiswa memiliki kewajiban mengikuti kuliah, mengerjakan tugas,


mengikuti ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS).
Kewajiban tersebut juga berlaku bagi mahasiswa Pasca Sarjana. Masih
satu lagi kewajiban calon sarjana. Apa itu? Khusus, mahasiswa S1 yang
memilih jalur karya ilmiah wajib menyusun karya ilmiah dan menempuh
ujian komprehensip. Tetapi, bagi mahasiswa program S1 yang memilih
jalur skrispi wajib melakukan penelitian dan menyusun laporan pene-
litian berbentuk skripsi, Kewajiban itu berlaku bagi mahasiswa
pascasarjana, mereka wajib menulis tesis atau disertasi dan
mempertahankannya.

Jadi, mahasiswa untuk mengakhiri studi harus membuat laporan


penelitian tertulis. Bagi mahasiswa program sarjana (Strata Satu atau
S1) laporan penelitian tertulis itu disebut skripsi. Sedangkan laporan
penelitian bagi mahasiswa program pendidikan pascasarjana (S2) atau
program pendidikan magister disebut tesis, dan mahasiswa pascasarja-
na program pendidikan doktor, mereka wajib menyusun laporan peneli-
tian atau karya tulis ilmiah dalam bentuk disertasi.

Untuk itulah, seluruh materi tulisan modul dan unit-unitnya disajikan.


Penekanan tiap unti dikemas secara khusus dan memiliki tujuan khusus
pula. Adapun tujuan materi unit ini adalah agar pembaca (khususnya
mahasiswa) yang telah menyelesaikan unit ini diharapkan dapat
memahami jenis kewajibannya sebagai mahasiswa. Terutama yang
berkaitan dengan penulisan laporan penelitian ilmiah, antara lain meliputi
kewajiban :
16
1. melakukan penelitian;
2. menyusun karya ilmiah;
3. menghasilkan term paper, dan
4. menghasilkan skripsi, tesis atau disertasi.

Terkait dengan tujuan itu, ikutilah uraian ini secara sungguh cermat
Khususnya, bila pembaca berstatus mahasiswa dan telah duduk pada
tingkat akhir kuliah di pendidikan tinggi. Seyogyanya memahami
kewajiban yang harus dikerjakan, yakni menghasilkan karya tulis ilmiah

hasil penelitian yang siap diperhankan di hadapan panitia sidang ujian


akhir dan berusaha keras untuk berhasil lulus dengan hasil sempurna.
Apakah kewajiban mereka dalam hal menghasilkan karya ilmiah? Uraian
berikut menjelaskan hal itu.

B. PENDAHULUAN
S

esungguhnya, totalitas keberhasilan studi seorang mahasiswa dievaluasi


dalam bentuk ujian akhir. Adapun bentuk ujian akhir sesuai dengan
Rancangan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan Tinggi
tercantum pada Pasal 16, Ayat 2 sebagai usaha menyempurnakan PP
No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi sebagai berikut ini.

(1) Penyelesaian suatu program pendidikan dievaluasi dalam bentuk


ujian akhir.
(2) Bentuk ujian akhir pada pendidikan akademik terdiri atas:
a. ujian skripsi untuk program pendidikan
sarjana;
b. ujian tesis untuk program pendidikan
magister;
c. ujian disertasi untuk program pendidikan
doktor.
(3) Bentuk ujian akhir pada pendidikan profesi ditetapkan oleh
perguguruan tinggi dan organisasi profesi berdasarkan standar
profesi yang bersangkutan.
(4) Bentuk ujian akhir pada pendidikan vokasi berupa makalah
tugas akhir.
(5) Persyaratan kelulusan untuk program pendidikan akademik
dan program pendidikan vokasi diatur oleh masing-masing
perguruan tinggi.
(6) Persyaratan kelulusan untuk program pendidikan profesi dite-
tapkan oleh perguruan tinggi dan organisasi profesi berda-
sarkan standar profesi bersangkutan.8

8
Balitbang Depdiknas, Rancangan PP RI Tentang Pendidikan Tinggi.
17
Di kalangan lembaga perguruan tinggi dijumpai istilah karya tulis
ilmiah. Karya tulis ilmiah menguraikan tentang permasalahan yang
disajikan dalam bentuk informasi ilmiah. Adapun penyajian karya ilmiah
itu terikat tara aturan keilmuan. Informasi ilmiah itu berisi hasil penelitian
yang diolah secara ilmiah. Lazimnya pola pikir ilmiah itu disebut berpikir
dengan menggunakan metode ilmiah.
C. POKOK BAHASAN
R

angkaian kegiatan yang berkaitan dengan keilmuan antara pe-


nelitian, pengembangan, dan evaluasi.Yang diteliti, dikembang-kan dan
dievaluasi adalah suatu fenomena berfakta. Fakta ada yang terjad pada
alam atau fakta kondisi situasi masyarakat. Kondisi situasi itu dikenal
dengan fenomena. Ada fenomena alam dan fenomena sosial
kemasyarakatan. Yang terakhir ini antara lain fenomena idiologi, sosial
politik, ekonomi, dan budaya. (Ipoleksosbud). Termasuk fenomena bidang
keamanan dan pertahanan. Fenomena alam dan sosial itu dapat terjadi
dalam negeri suatu masyarakat negara dan dapat pula fenomena yang
bersifat internasional.

Fenomena itu kemudian diteliti dan hasil penelitian itu disajikan


dalam bentuk informasi ilmiah. Wujud laporan hasil kegiatan penelitian
mahasiswa itu berupa laporan penelitian tertulis. Laporan penelitian
tertulis itu beisi informasi yang dikemas dalam karya tulis ilmiah.

1. Arti Ilmiah dan Karya Ilmiah

Perkataan ilmiah tergolong kata sifat berasal dari kata ilmu. Oleh
karena itu, ilmiah berarti bersifat ilmu. Atau mengandung ciri-ciri ilmu
pengetahuan. Karya tulis ilmiah berarti hasil karya yang memiliki nilai
ilmu.Istilah karangan ilmiah dijelaskan oleh Munasef sebagai berikut.

“Karangan ilmiah adalah suatu karangan yang ditulis berda-


sarkan kenyataan-kenyataan ilmiah yang diperoleh sebagai hasil
penelitian baik penelitian kepustakaan (library research) maupun
penelitian lapangan (field research) atau dengan kata lain
karangan ilmiah itu merupakan suatu karangan yang membahas
suatu masalah yang timbul berdasarkan suatu teori ilmiah dan data
yang objektif sehingga dapat menghasilkan suatu analisa atau
pengolahan atau pembahasan dan kesimpulan yang benar-benar
tepat sesuai dengan masalah /problema yang sedang dibahas”.9

( Jakarta: Educare Wahana Komunikasi Pendidikan, Edisi No.4/I/Juli 2004)


hlm 28.
9
Munasef., Pedoman Membuat Thesis/Skrispi (Jakarta: Untag. University Press.,
1976), hlm. 1.
18
Karya ilmiah yang lazim di lingkungan perguruan tinggi meliputi,
antara lain: paper, skripsi, tesis, disertasi, dan jurnal ilmiah. Setiap
tulisan karya ilmiah mempunyai nama dan kegunaan masing-masing.

Paper, misalnya “segala jenis tugas kuliah yang harus disele-


saikan secara tertulis baik sebagai pembahasan buku maupun
sebagai hasil karangan tentang pokok persoalan”.10 Demikian
Winarno Surahmad menjelaskan. Paper dibagi menjadi dua, yakni
term paper dan working paper. Penjelasan tentang hal itu
dikemukakan oleh Suryadi sebagai berikut. “Term paper adalah
segala jenis tugas kuliah yang harus diselesaikan secara tertulis.
Baik sebagai hasil pembahasan buku (book report), maupun sebagai
hasil karangan tentang sesuatu pokok persoalan. Biasanya term
paper ini ditugaskan oleh dosen menjelang akhir kuliah. Sedangkan
working paper adalah prasaran atau kertas kerja seorang
pemrasaran yang turut membahas sesuatu pokok persoalan. Jumlah
halaman 5 s.d. 15.” 11

Selain itu, Munasef juga menjelaskan bahwa

“ term paper adalah laporan dan penyimpulan dari isi suatu


buku, atau sebagian dari isi suatu buku mengenai topik tertentu
yang diwajibkan oleh dosen yang bersangkutan.

Maksudnya agar para mahasiswa dapat mempelajari sendiri dan


mampu merumuskan kesimpulan-kesimpulan dari suatu buku dan
untuk ini ditetapkan judul tertentu dengan pembahasan problema
atau topiknya. “ 12

2. Perkembangan Kedudukan Skripsi, Tesis, dan


Disertasi

Paper dibuat untuk menenuhi tugas yang diberikan dosen pe-


nanggung jawab mata kuliah. Skripsi dibuat dalam rangka persyaratan
mengakhiri pendidikan tingkat sarjana muda. Dengan demikian, skripsi
lebih tinggi tingkatannya dibanding dengan paper atau term paper.

Skripsi dibedakan menjadi dua istilah, yaitu skripsi minor dan


skripsi mayor. Yang pertama dibuat untuk mengakhiri tingkat bakaloriat,
seperti BA, B.Sc., BBA, dll. Skripsi minor biasanya tidak dipertahankan di
hadapan ujian sidang skrispi. Jumlah halaman skripsi minor sekitar 40

10
Winarno Surahmad, Buku Pegangan Cara Menulis, Cara Menilai Paper,
Skripsi, Thesis, Disertasi. (Bandung: Tarsito, 1981), hlm. 10.
11
Suryadi,. Penuntun Penyusunan Paper, Skripsi, Tesis, Disertasi Beserta
Pengetikanny ( Surabaya: Usaha Nasional,. 1980), hlm. 7.
12
Munasef, Op. cit., hlm. 2.
19
lembar. Sedangkan yang kedua, skripsi mayor ditulis sebagai laporan
penelitian. Data mentah hasil penelitian setelah diolah disajikan dalam
bentuk informasi ilmiah yang disebut skripsi. Skripsi mayor dibuat oleh
mahasiswa yang akan mencapai gelar master,seperti MA, M.Sc., MPA,
dll.
Namun demikian, sejak ditetap-kannya UU No. 2, Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka skripsi menjadi persyaratan
bagi mahasiswa yang akan mengakhiri program pendidikan sarjana,
jenjang Strata Satu ( S1) pada perguruan tinggi yang berstatus Sekolah
Tinggi, Institut, atau universitas. Dengan dasar itu, maka mahasiswa
yang menempuh pendidikan jenjang Srata Satu (S1) perguruan tinggi
menulis skripsi dan mempertahankan isi skrip-
sinya itu di hadapan panitia penguji skripsi.

Kemudian, istilah skripsi, tesis, dan disertasi menurut tulisan


Mukayat D. Brotowidjoyo telah berkembang. Beliau mengemukakan
bahwa

“Sejak permulaan abat ke-20 ini pengertian disertasi dan tesis


itu membaur, dan sekarang bentuk karya tulis ilmiah itu bersamaan
arti. Disertasi atau tesis adalah suatu naskah teknis. Kebanyakan
negara-negara mengenal 2 macam tingkatan tesis, yaitu “ Master’s
Thesis” dan PHD Thesis. Persyaratan, tataatur dan teknik
penulisannya pada umumnya sama, tetapi secara akademik
bobotnya berbeda.”13

Lebih lanjut dijelaskan pula tentang ketiga istilah tersebut sehingga


dapat dibedakan ketiga istilah itu, sebagai berikut.

3. Skripsi

“Skripsi adalah juga suatu naskah teknis. Pada umumnya skripsi


merupakan pula sebagian syarat untuk memperoleh suatu gelar
(derajat akademis doktorandus atau yang setingkat, dengan titik
berat sebagai latihan menulis karangan ilmiah bagi calon sarjana.
Bobot dan mutu akademiknya tentu saja tidak perlu seimbang
dengan Master’s Thesis.”

4. Master’s Thesis dan Ph.D Thesis/Disertasi Doktor

Master Thesis dan Ph.D Thesis atau Disertasi doktor dijelaskan


sebagai berikut ini.

1. Master’s Thesis

13
Mukayat D Brotowidjoyo,.Penulisan Karya Ilmiah ( Jakarta: Akademika,
Presindo, 2002), hlm. 150.
20
Master’s Thesis adalah tesis yang ditulis berdasarkan metho-
dological research. Dalam hal ini dipertimbangkan dan dianggap
sebagai tolok ukur standar akademisnya adalah metodologi
penelitian dan metodologi penulisan tesis. Standar adademis
Master’s Thesis adalah tanggung jawab Departemen, tertutama
pembimbingnya.

2. Ph.D Thesis /Disertasi Doktor

Ph. D Thesis/Disertasi Doktor adalah tesis yang ditulis ber-


dasarkan methodological research yang mengandung filosofi
keilmuan yang tinggi. Filosofi keilmuan itu ditunjukkan oleh adanya
dan pemenuhan pencarian jawaban terhadap : apa, di mana,
mengapa, bagaimana, dan apa sebabmnya tentang sesuatu fakta. 14

Sejalan dengan pandangan di atas, perubahan peraturan pemerintah


menetapkan kedudukan skripsi, tesis, dan disertasi. Secara tegas diatur
dengan peraturan pemerintah. Rancangan Peraturan Pemerintah RI
tentang Pendidikan Tinggi masalah skripsi di atur pada BAB V Evaluasi
Hasil Belajar, Pasal 16. seperti telah dibahas sebelumnya.

Inti uraian di atas, yakni skripsi, tesis, disertasi, dan makalah ilmiah
penyusunannya dan tata cara penulisannya memiliki kekhasan yang
harus dipatuhi oleh mereka yang menulisnya. Selanjutnya, mahasiswa
punya kewajiban tunduk pada pedoman penulisan skripsi, tesis, atau
disertasi yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi masing-masing.

Setiap mahasiswa yang telah menulis skripsi, tesis, atau disertasi


harus mempertahankan di hadapan panitia ujian sidang. Kalau mereka
dinyatakan lulus, mahasiswa dianugerahi gelar kesarjanaan. Jadi intinya,
mahasiswa yang memilih program pendidikan:

1. sarjana ( Strata Satu, S1) harus menempuh evaluasi akhir atau


ujian sidang skripsi.
2. magister (Strata Dua, S2) harus menempuh ujian sidang tesis,
dan
3. bagi mahasiswa program pendidikan doktor (Strata Tiga,
S3). harus menempuh ujian sidang disertasi.

Uraian di atas akan memperkuat pemahaman mahaiswa sehingga


mereka bersungguh-sungguh mempersiapkan diri dalam penulisan
skripsi, tesis, atau disertasi mereka. Tidak hanya menulis, tetapi mampu
pula mempertahankan isinya di hadapan panitia ujian sidang skripsi,
tesis, atau disertasi, dan memenangkan ujian sidang itu.

14
Ibid. Mukayat D Brotowidjoyo,hlm. 149-153.
21
Bagaimana kesiapan saudara mahasiswa calon sarjana menulis
karya tulis ilmiah? Saudara sudah mempersiapkan diri menghadapi
evaluasi akhir itu? Kalau belum lakukan penelitian, kumpulkan fakta,
data, dan informasi sekarang dan sekarang juga. Jangan tunggu esok.
Kesarjaan saudara sudah dekat. Bergegaslah dan capatlah melakukan
penelitian dan kemudian tulislah laporan penelitian yang memenuhi
syarat.

Akhir studi seorang mahasiswa ditandai dengan penulisan karya tulis


ilmiah dan mempertahankannya dalam ujian sidang. Apa wujudnya?
Ujiang sidang skripsi, tesis, dan disertasi. Jadi, menulis saja tidak cukup.
Karya tulis ilmiah itupan harus dipertahankan di hadapan panitia penguji.
Jika dinyatakan lulus, jadilah mahasiswa itu sarjana. Camkan.
Mahasiswa tidak menulis karya ilmiah dan tidak mampu memper-
tahankan isinya, maka mahasiswa tetap menjadi mahasiswa dengan
predikat mahasiswa abadi sehingga lepas sudah mimpinya menjadi
seorang ilmuwan, alias gagal menjadi sarjana.

Karya Tulis Ilmiah


Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Jurnal
Disusun Sesuai
Pedoman Penulisan Terbitan
Institusi Perguruan Tinggi
Karena Itu Calon Sarjana dan
Penulis Wajib
Patuh pada Ketentuan Itu

===== o00 =====

D. PENGGIRING INGATAN
22
S

ebelum menyelesaikan evaluasi ini, pembaca wajib mempelajari dahulu


uraian tentang Unit 2. Jika pembaca telah yakin me-nguasai, kerjakan
evaluasi berikut. Saudara pasti mampu menyelesaikan semuanya.

I. Soal Pilihan Ganda

Petunjuk Menyelesaikan Evaluasi

Beri tanda silang X pada A, B, C, D, atau E jika itulah jawaban yang


paling benar.

1. Perkataan ilmiah menunjukkan sifat …


A. dasar keilmuan
B. ilmu pengetatuan
C. pengetahuan
D. pengalaman
E. dasar dalil dan rumus

2. Karya tulis ilmiah adalah suatu karangan yang ditulis berdasarkan


kenyataan-kenyataan ilmiah sebagai hasil penelitian kepustakaan
atau penelitian lapangan. Definisi itu dikemukakan oleh ….
A. Winarno Surahmad
B. Munasef
C. Suryani
D. Kamus Besar Bahasa Indonesia
E. Kesimpulan berbagai sumber

3. Karya ilmiah yang bukan untuk memenuhi syarat gelar kesarjanaan,


yakni
A. paper
B. skripsi
C. tesis
D. disertasi
E. master’s thesis.

4. Paper dibedakan menjadi dua, yakni


A. Paper ilmiah dan non ilmiah
B. Paper minor dan paper mayor
C. Term paper dan working paper
D. Paper bahasan buku dan paper topik buku
E. Paper skripsi dan paper thesis

5. Tem paper dituntut memenuhi jumlah halama, sekurang-kurangnya….


A. 5 s.d. 15 halaman
B. 5 s.d. 20 halaman
C. 5 s.d. 30 halaman
23
D. 5 s.d. 40 halaman
E. 5 s.d. 60 halaman

II. Soal Esai

1. Jelaskan pengertian ilmu pengetahuan .


2. Apa ciri ilmu pengetahuan
3. Apakah mahasiswa harus menulis skripsi?
4. Siapa wajib menulis skripsi
5. Mengapa Skripsi itu harus memenuhi syarat?

Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
PASTI SUDAH
DIPAHAMI, KALAU
BELUM ULANGI UNIT INI

=======o00=======

E. UMPAN BALIK

I Kelompok Soal Pilihan Ganda

1=C 2=A 3=A 4=B 5= A


24
II. Kelompok Soal Esai

1. Ilmu pengetahuan itu hasil karya manusia sebagai hasil berfikir


loc.is, metodis, sistematis, dan menghasilkan generalias kebe-naran
sehingga mampu meramalkan scara tepat.

2. Ciri ilmu pengetahuan antara lain :

1. Lihat uraian ciri ilmu menurut Drs. Sukarna dan


2. Prof. Dr. Nugroho Notosusanto

3. Mahasiswa yang mengambil program pendidikan sarjana jenjang


Strata 1 ( S1) yang memilih jalur non skripsi tidak perlu menulis
skripsi, tetapi harus menulis karya ilmiah dan menempuh ujian
komprehensip.

4. Mahasiswa yang memilih program pendidikan sarjana jenjang Strata


Satu (S1) yang memilih jalur skripsi wajib menulis skripsi dan
mempertahankan isinya di hadapan panitia ujian sidang skripsi.

5. Skripsi harus memenuhi syarat karena diuji di hadapan sidang


karenanya format, isi, dan bahasanya, pengolahan datanya, dan
tipografinya harus memenuhi syarat agar dapat disebut karya ilmiah
dan diap mempertahankan di hadapan penatia (tim) penguji.

Saudara Pasti Tidak


Mengalami
Kesultian Teruskan
Pelajari
Unit Berikutnya
F. RANGKUMAN
K

arya tulis ilmiah ditulis berdasarkan ketentuan. Ketentuan itu menjadi


persyaratan keilmuan. Karya ilmiah itu antara lain paper, skripsi, tesis,
disertasi, dan jurnal ilmiah.
25
Paper dibuat atau disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa yang
ditetapkan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah. Mahasiswa
Program Strata Satu (S1) yang memilih jalur skripsi wajib menyusun
skripsi dan memperhatahkan di hadapan ujian sidang skripsi. Jika
berhasil, maka mahasiswa berhak menggunakan gelar kesarjanaan
sesuai bidang ilmu yang ditempuh.

Bagaimana mahasiswa S2 ? Mahasiswa Program pendidikan


magister (Strata Dua, S2) wajib menyusun tesis dan menper-hatankan isi
tesisnya itu di hadapan panitia ujian sidang tesis. Mahasiswa S2 yang
dinyatakan lulus berhak menggunakan gelar Magister sesuai bidang ilmu
yang ditempuh.

Apakah mahasiswa S3 menyusun skripsi? Mereka tidak me-nyusun


skripsi, tetapi menyusun disertasi. Mahasiswa program pendidikan
doktor (Strata 3,doktor), jika mereka dinyatakan lulus ujian sidang
mempertahankan disertasinya di hadapan panitia ujian sidang disertasi,
maka mereka diberi gelar Doktor. Gelar itu ditulis di depan namanya dan
disingkat Dr.
Berhasil

Syukurlah
26

PELAJARI TERUS
URAIAN PADA UNIT BERIKUT INI
GELAR SARJANA SUDAH DEKAT

MENUNDA
UJIAN SIDANG KARENA
AKIABAT LAORAN
PENELITIAN BELUM
SELESAI

ITU BUKAN CIRI CALON


SARJANA CENDEKIA

===== o00 =====


27

UNIT 3 UNIT 3
MASALAH DAN
LATAR BELAKANG MASALAH

A. TUJUAN
U
nit 3 ini menjelaskan masalah penelitian yang harus dipilih seseorang
yang akan menulis skripsi, tesis, atau disertasi. Pembahasan kedudukan
masalah dalam penelitian itu penting. Mengapa? Karena jiwa karangan
ilmiah itu pada masalah penelitian yang dipilih peneliti. Masalah itulah
yang dikembangkan menjadi sebuah laporan ilmiah tertulis. Adapun
tujuan pembahasan hal tersebut agar setelah mahasiswa menyelesaikan
unit ini mampu :

1. memahami masalah itu apa;


2. dapat membedakan masalah non ilmiah dan masalah ilmiah;
3. menetapkan contoh-contoh masalah ;
4. memilih masalah yang akan diteliti secara tepat; dan
5. menetapkan latar belakang masalah .

Masalah dan latar belakang masalah merupakan dasar pengem-


bangan penulisan karya ilmiah. Oleh kerena itu, ikuti uraian unit ini
dengan saksama.

B. PENDAHULUAN
S
esuai kebiasaan, mahasiswa yang telah dinyatakan lulus menyelesaikan
mata kuliah Metode Penelitian dan Proposal Penelitian diberi
kesempatan untuk mulai menulis skripsi. Mengingat penulisan skripsi
merupakan latihan menulis karya ilmiah pertama bagi seorang
mahasiswa program pendidikan sarjana (Strata Satu atau S1), maka ia
didampingi dosen pembimbing.
28
Pembimbing karya tulis ilmiah umumnya adalah dosen yang ber-
wenang sesuai tata aturan akademi. Ia ditunjuk oleh lembaga perguruan
tinggi tempat mahasiswa kuliah. Penunjukkan pembimbing dengan surat
keputusan. Pembimbing harus memiliki persyaratan tertentu, antara lain
memenuhi kriteria kepangkatan akademik,kemampuan membimbing, dan
persyaratan lainnya. Pembimbinglah yang mengarahkan mahasiswa
dalam menyusun skripsi. Bimbingan itu diselenggarakan sejak awal hing-
ga akhir. Singkatnya, mulai mahasiswa menetapkan masalah penelitian,
menetapkan judul, menyusun kerangka penulisan, menggarap naskah
hingga ujian sidang. Selain membimbing, dosen pembimbing
bertanggung jawab mendampingi mahasiswa sehingga skripsinya siap
saji untuk ujian sidang. Yang utama, pembimbing pun bertangung jawab
atas isi karya ilmiah yang disusun mahasiswa bimbingannya. Bimbingan
itu dilakukan setahap demi setahap dari permulaan hingga selesai skripsi.

Umumnya mahasiswa menempuh langkah awal mengajukan judul


skripsi lebih dahulu. Namun, penulis modul ini menganjurkan agar
mahasiswa sebaiknya memilih masalah dulu. Baru menetapkan judul.
Berdasarkan masalah itu, mahasiswa harys dapat mengaji masalah itu
dari berbagai segi. Dengan kajian itu, ditetapkan apakah masalah itu
perlu atau tidak itu diteliti. Setelah memilih masalah kemudian
merumuskan judul untuk diajukan kepada pembimbing skripsi.

Mengapa masalah dulu? Masalah itu bagaikan akar tunjang suatu


pohon. Pohonnya adalah pohon ilmu. Akar tunjang itulah yang akan
menopang memberi penguat atas bangunan ilmu. Bangunan itu, antara
lain berupa konsep, teori, informasi yang telah terjuji secara cermat.
Menulis skripsi berarti memilih masalah untuk dipecahkan berdasarkan
data lapangan.

Bila masalah sudah ditetapkan, maka calon penulis skripsi akan


mudah menetapkan kelengkapan skripsi lainnya sehingga memenuhi
kriteria persayaratan sebagai laporan tertulis penelitian ilmiah. Selain
itu, dengan landasan masalah yang dipilih, maka lebih mempermudah
mahasiswa penulis skripsi penetapan teori ilmu pendukung, memilih
metode penelitian, dan mengumpulkan data pendukung yang diperlukan
guna membuktikan atau memecahkan masalah sehingga ditemukan
solusi yang tepat.

Akhinrya, kalau keseluruhan data dan bahan penulisan sudah


lengkap, mulailah mahasiswa menulis karya ilmiah, skripsi, tesis, atau
disertasi. Sejalan dengan alur pikir itu, maka pokok bahasan berikut ini
akan memandu pembaca memperoleh gambaran jelas masalah yang
dipilih untuk diteliti. Oleh karena itu, ikutilah pembahasan hal itu.
29
C. POKOK BAHASAN
M
asalah yang akan ditulis atau akan diteliti harus jelas. Masalah dipilih
untuk skripsi sebaiknya jangan terlalu luas, namun pilihlah masalah yang
tepat dan memenuhi syarat. Jika masalah sudah dipilih, maka masalah
itu diidentifikasi lebih lanjut. Masalah dan latar belakang masalah akan
dijelaskan lebih rinci berikut ini. Pahami lebih
dulu hal itu. Mengapa? Karena dengan dasar masalah dan latar belakang
masalah itulah dibangun suatu karya tulis ilmiah baik dalam bentuk
skripsi, tesis, disertasi, jurnal, maupun bentuk lainnya

1. Masalah Itu Apa

Setiap saat, mansuia menghadapi fenomena alam atau fenomena


sosial kemasyarakatan. Fenomena itu terjadi setiap hari. Setiap
fenomena memunculkan masalah ringan atau berat. Manusia dalam
hidupnya pasti menghadapi masalah. Ilustrasi sederhana, antara lain
“Tatkala pagi hari akan menggosok gigi, ternyata pasta gigi habis.
Akibatknya, diputuskan tidak menggunakan pasta gigi. Itulah masalah
sederhna dalam fenomena kehidupan. Setiap saat manusia menghadapi
masalah dan perlu pemecahan. Jadi, masalah itu sesuatu yang harus
diselesaikan, harus dihadapi, atau harus dituntaskan pemecahannya.

Contoh lain, ketika seseorang akan menghidupkan mesin mobil,


ternyata kunci kontak mobil tak ditemukan. Terpaksa ia pergi ke kantor
naik taksi. Apa sebab masalah seperti itu dapat terjadi? Apakah ilustrasi
itu cocok sebagai masalah yang akan ditulis sebagai dasar penulisan
karya tulis ilmiah, skripsi misalnya? Tentu bukan itu.

Masalah-masalah sederhana seperti itu sering dialami orang. Setiap


hari manusia disibukkan dengan berbagai masalah yang menyangkut
kehidupanya. Lalu apa masalah itu? Masalah mana yang tepat untuk
pene-itian karangan ilmiah, skripsi, tesis, atau disertasi? Untuk menja-
wab hal itu, uraian berikut ini akan lebih rinci membedah masalah yang
berkaitan dengan penulisan ilmiah. Hal itu juga menunjukkan bagaimana
latar belakang masalah itu dirumuskan.Justru itu ikuti uraian berikut ini.

2. Pengertian Masalah Penelitian

Seseorang dapat memilih menulis karangan ilmiah atau nonilmiah.


Hal itu tergantung tujuan menulis. Karangan ilmiah didasari fakta umum
atau fakta khusus sebagai akibat fenomena alam semesta atau akibat
fenomena sosial kemasyarakatan. Fenomena alam misalnya gempa
bumi, angin puyuh, banjir dan tanah longsor, sunami, dan semburan
lumpur panas. Sedangkan fenomena masyarakat, misalnya kebakaran,
30
gagal panen, kelaparan, wabah penyakit, wabah antrak, flu burung,
tindakan paksa, penggusuran, bentrok buruh dengan majikan., dll.

Di lingkungan pendidikan, misalnya, nilai Ujian Sidang Skrispi


mahasiswa suatu perguruan tinggi semula direncanakan rata-rata B.
Tetapi, setelah seluruh mahasiswa menempuh ujian sidang skripsi,
ternyata 85% mahasiswa memperoleh nilai C, 10 % nilai B, dan sisanya
nilai D (harus mengulang).

Contoh lain siswa SMP, SMA, dan SMK gagal UAN. Akibatnya
berbondong-bondong menempuh ujian paket B atau C. Fenomena itu
menggambarkan tidak sesuai antara keinginan dan harapan. Itulah
masalah. Kalau demikian “ masalah adalah sesuatu yang terjadi tidak
sesuai dengan keinginan dan harapan”.15 Demikian J. Supranto
menegaskan.

Contoh masalah nilai ujian skripsi merosost di atas antara lain


menunjukkan bahwa terjadi kemunduran prestasi mahasiswa untuk mata
kuliah penulisan skripsi. Kalau hal itu dibiarkan, maka mutu skripsi
mahasiswa perguruan tinggi tersebut tidak memuaskan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian untuk mencari penyebab kemunduran itu.
Dalam hal itu, masalahnya adalah 85 % mahasiswa memperoleh nilai C
mata kuliah Penulisan Skripsi. Jadi, masalah itu merupakan masalah
pendidikan.

Atas dasar uraian di atas, maka masalah ada yang bersifat ilmiah
dan ada yang bersifat nonilmiah. Secara sederhana masalah ilmiah
adalah masalah yang perlu diatasi dengan melalui penelitian. Sedangkan
masalah nonilmiah tidak perlu dipecahkan atau diatasi dengan penelitian.

Selanjutnya, keilmiahan suatu karya tulis, apakah itu skripsi, tesis,


dan atau disertasi juga ditetapkan dari cara penggarapannya. Artinya,
penyajiannya dalam wujud informasi tertulis hasil penelitian. Oleh karena
itu laporan penelitian harus digarap seperti layaknya karya ilmiah. Secara
singkat, jika karangan itu ditulis dengan tidak menggunakan dasar
metode ilmiah, maka karangan itu disebut tidak ilmiah. Sebaliknya, kalau
karangan digarap menyesuaikan dengan dasar-dasar metode ilmiah,
juga mengikuti pola-pola kebiasaan ilmiah, maka karangan itu disebut
karangan ilmiah.

Jadi ada kaitan antara masalah penelitian dan metode penelitian.


Justru itulah, sebelum mahasiswa menulis skripsi sebagai karangan
ilmiah, mereka dibekali dahulu mata kuliah Metodolgi Penelitian.
Kemudian dilanjutkan dengan mata kuliah Proposal Penelitian.

15
J. Supranto, Proposal Penelitian dengan Contoh. (Jalarta: UI Press, Jakarta,
2004),
hlm. 3..
31
Skripsi dibangun dengan menetapkan masalah yang akan dinforma-
sikan berdasarkan data penelitian. Mengapa? Masalah itu ada karena
terjadi: “kesenjangan antara ‘das sollen dan das sain’, yakni
kesenjangan antara apa yang seharusnya (harapan) dan apa yang ada
dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke
ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan,
dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi
kesenjangan-kesenjangan tersebut,” 16 demikian Yatim Riyanto
menegaskan.

Penelitian akan mencari apa yang menjadi penyebab timbulnya suatu


masalah. Selain itu, juga mencari bagaimana cara memecahkan atau
mengatasi penyebab masalah utama. Caranya dengan menetapkan
strategi pemecahannya. Hakikatnya, masalah itu sesuatu yang sekarang
ada menjadi tiada atau sesuatu yang tiada menjadi ada. Satu contoh,
Perpustakaan Sekolah SMA Pelita Ilmu, misalnya, mula-mula pengun-
jung perpustakaan banyak. Tetapi kemudian pengunjungnya menurun
dan bahkan berkurang.

Para pengunjung perpustakaan bertindak sebagai konsumen perpus-


takaan (pelanggan) yang mengunjungi perpustaaan untuk membaca,
pinjam buku, mengembalikan buku, menjadi anggota perpustakaan,
melakukan riset, dll keperluan dibutuhkan oleh pengelola perpustakaan.
Tetapi, belakangan ini perpustakaan sepi pengunjung. Jadi, masalahnya
adalah kondisi mula-mula ada pengunjung perpustakaan, kemudian sepi
pengunjung atau tidak ada pengunjung. Hal itu dapat terjadi karena
berbagai sebab, diantaranya :

1. minat baca pelanggang menurun;


2. buku-buku koleksi perpustakaan kurang menarik;
3. pelayanan kurang memuaskan;
4. ruangan perpustakaan pengab, buku-buku lusuh tak terawat.

Dengan demikian, penulisan skripsi atau karangan ilmiah sebaiknya


dimulai dengan menetapkan masalah. Masalah yang dipilih dijadikan
pembahasan dalam skripsi, tesis, disertasi, atau karangan ilmiah. Tata
kebiasaan keilmuan untuk mengemukakan masalah umumnya dengan
menggunakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau pernya-taan
yang membutuhkan pembuktian.

Perumusan masalah yang berupa pernyataan yang membutuhkan


pembuktian atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban dinamakan
hipotesis. Hipotesis itu harus dibuktikan dengan data-data yang akurat.
Data itu dibutuhkan guna pembuktian. Data dapat berupa data sekunder
dan data primer. Rumusan masalah lazimnya mengunakan kalimat
pertanyaan dan atau kalimat penyataan, missalnya

16
. Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC,2001), hlm. 1.
32
1. Mengapa pemberantasan narkoba melalui jalan kekerasan
hukum kurang efektif dibandingkan dengan pendekatan per-
suasif pelayanan kasih pada sesama?

2. Jika orang tua membantu anak-anaknya berlajar di rumah


dengan teratur, maka prestasi belajar siswa akan meningkat
naik.

Mengingat kedudukan masalah merupakan titik sentral dalam karya


tulis ilmiah dan juga penting dalam desain penelitian, maka langkah
pertama penulisan karya tulis ilmiah ( skripsi, tesis, atau disertasi )
adalah menetapkan masalah. Masalah itu memiliki latar belakang
sehingga menjadi masalah. Oleh karena itu, setelah masalah ditetapkan,
penulis karangan ilmiah menguraikan latar belakang masalah. Uraian
latar belakang masalah disajikan berikut ini.

3. Latar Belakang Masalah

Setiap masalah pasti ada penyebabnya. Dengan kata lain masalah


itu dikelilingi faktor penyebab sehingga masalah itu terjadi. Masih
ingatkan pepatah” Tiada asap tanpa api”. Satu kejadian, fenomena,
atau peristiwa situasi kondisi tertentu yang terjadi di alam semesta ini
pasti ada penyebabkan.

Penulis karangan ilmiah dianjurkan memilih masalah yang menarik


untuk diteliti. Masalah yang dipilih sebaiknya sesuai dengan disiplin ilmu
dan kemampuan penulis melakukan penelitian. Kemampuan itu ditilik dari
berbagai segi, seperti waktu tersedia, dana, dukungan teori yang
dikuasai, data pendukung yang harus diperoleh, dll. Sebagai mana telah
disebutkan bahwa, masalah itu terjadi dan dipengaruhi berbagai faktor.
Faktor-faktor itulah yang menyebakan masalah itu terjadi dan akan
menjadi latar belakang penulisan.

Narasi penyajian latar belakang ditonjolkan mengapa masalah yang


dipilih itu penting sehingga perlu diteliti. Adapun kepentingan masalah
yang dipilih itu dapat ditopang dari sudut pandangan peneliti sendiri
(dalam hal ini penulis karangan ilmiah). Selain kepentingan peneliti,
disiplin ilmu yang digeluti selama perkuliahan pun menjadi kepentingan.
Tambahan lagi, apabila penelitian itu didukung oleh sponsor, maka
kepentingan sponsor pun layak menjadi dasar penyajian latar belakang
masalah.

Kemudian hasil penelitiannya mampu dinformasikan secara ilmiah


dalam bentuk laporan penelitian. Sebaiknya, isi uraian dalam latar
belakang masalah menjelaskan adanya kesenjangan sehingga timbul
33
masalah yang terjadi. Masalah terjadi di lingkungan masyarakat atau
dalam istilah penelitian terjadi di kancah atau lapangan penelitian. Kalau
hal itu tidak diatasi, tegasnya tidak diteliti, maka akan menimbulkan
kerugian. Sebaliknya, jika dilakukan penelitian, maka akan dipetik
keuntungan.

Sejalan dengan keuntungan dan kerugian itu, pilihan masalah.


Sebaiknya pilihan masalah berkaitan dengan bidang ilmu yang dipelajari
peneliti. Akan lebih baik, kalau masalah kesenjangan itu merupakan
fakta aktual sehingga memperkuat pilihan masalah. Oleh karena itu,
penyajian latar belakang akan jauh lebih baik kalau dilengkapi dengan
data, tabel, pendukung.

Fakta aktual itu digambarkan secara singkat, padat tepat. Kemudian


ditulis dalam karangan yang berisi narasi kupasan masalah. Sajian isi
narasi dibahas tegas, tuntas, lugas. Isi narasai meliputi mengapa
kesenjangan itu perlu dipecahkan dengan penelitian. Singkatnya, latar
belakang merupakan hasil rancangan anilisis mengapa penyimpangan
terjadi sehingga menimbulkan masalah untuk dipecahkan. Kalau
masalah tidak dipecahkan atau diselesaikan, maka akan berakibat
kerugian. Bahkan dapat pula menimbulkan masalah lain berikutnya.

Perlu diperhatikan pula, tidak semua masalah itu masalah ilmiah. Ada
yang tergolong masalah nonilmiah. Yang pertama harus dipecahkan
melalui penelitian dan yang kedua tidak perlu melalui penelitian.
Penelitian yang dilakukan calon sarjana seyogyanya adalah masalah
ilmiah.

Masalah dulu baru judul


Judul dulu baru latar belakang
dan……..kerangka penulisan.
Begitulah seyogyanya.
.

Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
34
D. PENGGIRING INGATAN

A
nda sudah tahu kewajiban sebelum menjawab evaluasi? Baik sekali.
Oleh karena itu, mulailah menyelesikan, pasti berhasil.

I. Soal Kelompok Pilihan Ganda

Petunjuk Menyelesaikan Soal

Beri tanda silang X pada A, B, C, D, atau C jika itulah jawaban yang


paling benar.

1. Salah satu masalah alam antara lain :


A. Kemarau panjang
B. Buta huruf
C. Pencuraian kabel PLN tegangan tinggi
D. Tindak kekerasan
E. Premanisme

2. Pemahanan metode penelitian perlu dalam penulisan skripsi karena …

A. metode penelitian diwajibkan dalam daftar isi.


B. skripsi harus didukung oleh fakta, data, dan infomasi penelitian
C. dosen pembimbing mengharuskan mempelajari metode pene-
litian.
D. metode penelitian merupakan mata kuliah yang harus ditempuh
E. masalah dan metode penelitian saling mendukung

3. Pernyataan di bawah ini yang mengandung masalah penelitian


adalah :
A. Kemajuan transportasi darat di Jakarta
B. Akibat kemacetan lalu lintas terhadap harga sembilan bahan
pokok
C. Harga bahan pokok naik dua kali lipat menjelang lebaran
D. Tarif angkutan menjelang hari raya lebaran
E. Kepadatan statsiun Kereta Api pada H minus 3 Idulfitri.

4. Pernyataan yang menggambarkan masalah penelitian ….


A. Kematian secara alamiah terjadi akibat usia tua
B. Sesuatu yang terjadi keingingan tak sesuai dengan harapan
sesungguhnya.
C. Kegagalan pelayanan konstrasepsi.
D. Kematian karena gagal ginjal
E. Keracunan makanan.
35
5. Latar belakang itu mengandung apa?
A. Gambaran riwayat penulis skripsi
B. Faktor penyebab masalah dipilih untuk diteliti
C. Narasi singkat tentang populasi penelitian
D. Pengaruh yang berdampak pada kenyataan
E. Sub bagian pendahuluan suatu karya ilmiah.

II. Kelompok Soal Esai

1. Rumuskan masalah penelitian itu apa?


2. Masalah ilmiah itu apa?
3. Jelaskan istilah masalah non ilmiah?
4. Bagaimana persyaratan memilih masalah penelitian
5. Jelaskan tentang apa yang sebaiknya ditulis pada latar belakang
msalah

Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik

=======o00=======
36
E. UMPAN BALIK

I. Pilihan Ganda

1=A 2=B 3=B 4=B 5= B

II. Esai

1. Masalah itu suatu kondisi kesenjangan karena harapan dan


keinginan tidak sesuai.

2. Masalah yang terjadi dan perlu penelitian untuk dicarikan


jalan pemecahan yang paling tepat.

3. Masalah nonilmiah adalah masalah yang terjadi baik itu masalah


fenomena alam atau fenomena masyarakat yang tidak membutuhan
penelitian untuk pemecahannya.

4. Masalah yang dipilih hendaknya


1. Menarik untuk diteliti
2. Terjangkau peneliti untuk dikembangkan menjadi penelitian
3. Masalah tidak terlaku luas
4. Masalah bekaitan dengan disiplin ilmu yang digelutinya.
5. Terjangkau oleh peneliti dari segi waktu, biaya, dan kemampuan
keilmuannya.
6. Tidak bertentangan dengan disiplin ilmu yang dipelajari.

5. Masalah yang ditulis dalam latar belakang masalah antara lain.


1. Latar belakang masalah menekankan mengapa masalah harus
diteliti,
2. Faktor apa yang mempengaruhi hingga menimbulkan masalah
Masalah yang dipilih penting untuk diteliti agar tidak menim-
bulkan dampak lebih luas.

Saudara Pasti Tidak


Mengalami
Kesultian Teruskan
Pelajari
Unit Berikutnya
37
F. RANGKUMAN

1. Contoh Sajian Latar Belakang Masalah

Perhatikan uraian contoh masalah dan contoh penulisan latar


balakang berdasarkan masalah yang dipilih sebagai beikut ini.

1. Masalah: Kemerosotan Jumlah Pengunjung Perpustakaan


Sekolah

2. Judul : Pengaruh Pelayanan Perpustakaan Terhadap


Minat Baca Siswa SMP Krida Ilmu

3. Inti uraian Latar Belakang Masalah

1. Perpustakaan semula banyak pengunjung, kemudian


sepi
2. Minat baca menurun
3. Pelayanan Perpustakaan kurang baik

2. Penyajian Narasi Latar Belakang

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen instrumental


input penting dalam membantu keberhasilan kegiatan balajar mengajar
suatu lembaga pendidikan. Keberhasilan pelayanan perpustakaan
sekolah ditandai dengan jumlah pengguna perpustakaan sekolah
tersebut yang memanfaatkan jasa perpustakaan terus meningkat. .

Sesuai dengan data laporan bulan Juli 2004, pengguna per-


pustakaan SMP Krida Ilmu sebanyak 30 orang. Padahal, siswa
sebanyak 900 orang siswa atau 3.3 % dari populasi siswa. Hal itu
menandakan bahwa perpustakaan sekolah dengan lebih dari 5000 judul
buku kurang dimanfaatkan sebagai sarana belajar.

Tambahan lagi, guru sekolah tersebut diharapkan sebagai pengguna


perpustakaan tercatat hanya 3 orang dari 60 guru atau 5 %. Sungguh
malang nasip perpustakaan SMP Krida Ilmu. Gambaran itu sangat
memrihatinkan, terutama bagi penulis yang menekuni bidang Doku-
mentasi Perpustakaan sebagai disiplin ilmu,

Kondisisi dan situasi itu kalau tidak segera diatasi akan menim-
bulkan kerugian bagi institusi penyelenggara sekolah dan berimbas
kepada kegagalan perpustakaan sebagai sarana mencerdaskan bangsa.

Atas dasar itu, penulis tertarik untuk meneliti masalah kemerosotan


pengguna perpustakaan SMP Krida Ilmu. Khususnya dari sudut
pelayanan perpustakan. Mengapa? Karena pelayanan perpustakaan
merupakan salah satu kunci keberhasil pengelolaan perpustakaan.Justru
38
itulah, penulis mengkonsentrasikan penelitian ini pada segi pelayanan
perpustakaan. Sekalipun, masih banyak faktor lain yang menjadikan
perpustakaan SMP Krida Ilmu itu kurang diminati siswa dan guru.

Pelayanan perpustakaan yang baik akan mampu menarik peminat


pengguna perpustakaan, baik pelajar, guru, orang tua, atau masyarakat
sekitar. Selain itu pelayanan perpustakaan yang baik juga akan
membantu menarik minat baca, terutama para siswa, lebih-lebih guru.
Dengan demikian, jika pelayanan perpustakaan berlangsung dengan
efektif, efisien, dan menarik akan menjadikan siswa dan guru sekolah
tersebut bergairah membaca buku sebagai jendela ilmu.

Berhasil

Syukurlah Ingat
tugas
? Akhir
Calon
Sarjana

=====o0o=====
39

UNIT 4UNIT 4
UNIT 4 IDENTIFIKASI, PEMBATASAN,
DAN PERUMUSAN MASALAH

A.TUJUAN
U

raian tentang pengalaman, pengetahuan, illmu pengetahuan, masalah


penelitian, dan latar belakang masalah penelitian telah dijelaskan pada
Modul Unit 1, 2, dan Unit 3. Modul Unit 4 ini menguraikan tentang
identifikasi masalah penelitian. Kalau saudara mengikuti unit dengan
saksama, maka saudara pasti mampu

1. memahami makna istilah identifikasi masalah dalam penulisan


2. karya ilmiah;
3. mampu mengidentifikasi masalah yang terkandung dalam suatu
narasi latar belakang masalah, dan mengidentifikasi secara rinci
faktor-faktor penyebab terjadi masalah;
4. mampu mengindentifikasi masalah bedasarkan tata aturan
penulisan ilmiah; dan
5. mampu menetapkan batasan masalah sesuai rambu-rambu
penelitian dan merumuskan faktor esensial yang akan diteliti.

Tujuan tersebut pasti tercapai, kalau saudara mengikuti uraian Unit 4


ini sampai selesai dan memahami isinya. Selamat memulai dan berhasil
maksimal.

B. PENDAHULUAN
I

dentifikasi adalah kosa kata bahasa Indonesia dari bahasa Inggris


identification. Kata identification tergolong kata benda bentukan dari
40
kata kerja identify yang artinya mengenal ciri-ciri khas sesuatu. Kamus
Besar Bahasa Indonesia menjelaskan istilah “ identifikasi berarti 1.
Bukti diri; 2. Penentu atau penetapan identitas seseorang, benda,
dsb. …Sedangkan mengidentifikasi berarti menentukan atau
menetapkan identitias orang, benda, dsb.” 17

Dengan dasar konsep itu, maka pengertian indentifikasi masalah


penelitian, yakni menentukan identitas (ciri khas) masalah yang dipilih
akan diteliti. Pemanfaatan istilan identifikasi masalah penelitian dalam
unit ini dikhususkan penggunaanya dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Apa, bagaimana, dan mengapa masalah perlu diidentifikasi akan
dijelaskan berikut ini.

C. POKOK BAHASAN
T

elah dikemukakan bahwa penulisan karya ilmiah yang didasari penelitan,


apakah itu skripsi, tesis, atau disertasi umumnya bertujuan untuk
memecahkan masalah yang dipilih. Masalah yang akan diteliti itu dipilih
yang paling esensial untuk diteliti sesuai kemampuan peneliti. Mengapa
demikian, karena masalah itu betapa kecil sekalipun merupakan duri
terdiri dari faktor-fakor penyebab suatu masalah. Oleh karena itu, uraian
ini akan mempertegas tentang identifikasi masalah, apa yang akan
diidentifikasi dan mengapa masalah harus diidentifikasi. Padan kata
identifikasi adalah klarifikasi.

1. Identifikasi Masalah Penelitian

Masalah itu memilki latar belakang yang menjadi penyebab sehingga


masalah itu terjadi. Latar belakang itu merupakan jabaran faktor-faktor
penyebab yang mendukung masalah yang akan diteliti itu terdjadi.
Masalah penelitian itu mengandung faktor-foktor penyebab yang dike-
lilingi faktor lainnya sehingga masalah itu terjadi.

Selanjutnya, masalah penelitan akan dibuktikan berdasarkan ba-


gaimana faktor fenomena yang mempengaruhi masalah penelitian terse-
but terjadi. Lebih lanjut, penelitian akan berusaha meneliti besarkah
pengaruh faktor-faktor itu terhadap terjadinya masalah yang akan diteliti.
Itulah hakekat identifikasi masalah.

Identifikasi masalah penelitian harus menggambarkan permasalahan


yang terdapat pada pokok masalah. Pokok masalah karangan ilmiah
akan tercermin pada judul karangan. Judul karangan ilmiah mengandung

17
Anton M.Moeliono, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesi ( Jakarta : Balai
Pustaka, 1989), hlm. 319.
41
variabel. Variabel itu perlu diidentifikasi agar lebih rinci. Identifikasi
masalah merinci lebih lanjut tentang faktor masalah yang terumus dalam
variabel penelitian.

Jumlah identitikasi masalah atas suatu variabel penelitian tidak


terbatas. Makin rinci makin baik. Lebih khusus lagi, karangan ilmiah
umumnya mengandung pokok permasalahan yang akan diteliti. Pokok
masalah itu disebut variabel. Ada yang bersifat variabel bebas dan ada
pula variabel terikat. Oleh karena itu, identifikasi masalah terkait dengan
perincian faktor-faktor masalah yang terkandung dalam variabel bebas
dan variabel terikat tersebut.

Lebih lanjut, setelah memilih masalah, maka masalah itu perlu


diuraikan secara lebih rinci untuk mengetahui ruang lingkupnya sesuai
dengan sasaran penelitian. Oleh karena itu, indenifikasi masalah
menjelaskan cakupan yang akan menjadi fokus penelitian. Kemudian
mempertajam rincian masalah yang akan diteili. Singkatnya, proses
penulisan karya tulis ilmiah, yakni tetapkan masalah, cari latar belakang
masalah yang dipilih, identifikasi sesuai batasan ruang lingkup yang
akan diteliti, rumuskan judul penelitian, tetapkan variabel, dan identifikasi
masalah yang tercakup dalam variabel bebas dan terikat. Lalu mulailah
meneliti. Demikian, identifikasi masalah dilakukan.

2. Bagaimana Mengidentifikasi Masalah

Bagaimana caranya mengenali (to identify) atau mengidentifikasi


masalah? Peneliti mengidentifikasi faktor penyebab terjadi masalah.
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya masalah difokuskan yang dipilih
untuk diteliti. Konsentrasi pengidentifikasian dikaitkan dengan teori ilmu,
dan penelitian-penelitian sebelumnya, atau isu faktual masalah yang
terjadi.

Masalah atau problem itu sesuatu fenomena yang terjadi karena


tidak sesuai dengan harapan atau keinginan. Misalnya, masalah pada
unit 3 terdahulu ( lihat Rangkuman Unit 3), Menetapkan masalah dan
judul yang akan diteliti, yakni :

1. Masalah: Kemerosotan Jumlah Pengunjung Perpustakaan Seko-


Lah.

2. Judul : Pengaruh Pelayanan Perpustakaan Terhadap Minat


Baca Siswa SMP Krida Ilmu.

Bagaimana identifikasi masalah atas dasar judul yang telah diambil?


Ikutilah uraian berikut ini.
42
Masalah kemerosotan jumlah pengunjung perpustakaan itu oleh
peneliti dirumuskan dalam judul Pengaruh Pelayanan Perpustakaan
Terhadap Minat Baca Siswa SMP Krida Ilmu. Atas dasar itu, maka penulis
membatasi dua masalah yang mempengaruhi kemerosotan jumlah
pengunjung perpustakaan sekolah itu, yakni pelayanan perpus-takaan
dan minat baca siswa. Adapun faktor utama yang mempengaruhi
kemerosotan pelayanan perpustakaan, antara lain ditinjau dari segi pela-
ayanan yang dikaitkan dengan masalah .minat baca siswa, dan
kondisi situasi pengelolaan perpustakaan. Ketiga segi faktor itu
masing-masing dirinci lebih lanjut. Rincian tiap faktor dari segi
pelayanan, minat baca, dan kondisi situasi perpustakaan dijelaskan
berikut ini, sekalipun masih ada faktor lain.

a. Faktor Pelayanan Petugas

1. Petugas yang pengelola perpustakaan kurang profesional.


2. Petugas pengelola kurang ramah terhadap pengunjung.
3. Petugas penglola kurang disiplin dalam melayani pengun-jung.
4. Petugas pengelola kurang terampil berkomunikasi dengan
siswa .
5. Tak terjadi tertib pelayanan dalam ruang baca perpustakaan.

b. Faktor Minat Baca Siswa

1. Siswa tidak dirangsang atau dimotivasi oleh guru untuk meng-


gunakan perpustakaan sebagai sumber belajar.
2. Siswa tak punya waktu senggang untuk membaca di per-
pustakaan.
3. Siswa belum memiliki pemahanan menggunakan perpusta-
kaan.
4. Siswa belum terbiasa gemar membaca.

c. Faktor Kondisi dan Situasi Perpustakaan

1. Koleksi pustaka sudah usang;


2. Udara dalam ruangan baca pengab dan panas;
3. Petugas perpustakaan tidak mengusahakan kenyamanan ruang
baca perpustakaan;
4. Ventilasi perpustakaan dan sinar lampu kurang nyaman untuk
membaca; dan
5. Kurang multi media perpustakaan.

Sesuai kebiasaan, rumusan identifikasi masalah biasanya dinyatakan


dengan kalimat tanya atau pernyataan. Hal itu dipilih untuk memudah-
kan bahwa masalah itu sesuatu yang memerlukan jawaban dan tindakan
penelitian. Artinya, masalah ilmiah dipecahkan melalui penelitian. Tentu
tidak terlaku sulit mengubah kalimat pernyataan menjadi kalimat tanya
atau sebaliknya.
43
Apakah faktor itu akan diteliti semua? Pertanyaan itu mudah dijawab,
yakni tergangung kemampuan dan kesanggupan peneliti dalam mela-
kukan kegiatan penelitian. Kerena tidak semua faktor masalah akan dite-
liti, maka dipilih faktor masalah yang paling esensial. Contoh judul di atas
44
adalah pelayanan sebagai variabel yang mempengaruhi atau variabel
bebas dan minat baca sebagai variabel dipengaruhi atau variabel
terikat. Kedua variabel itu akan diidentifikasi masalahnya. Dalam
penelitian itulah yang disebut pembatasan masalah. Pilhan faktor
esensial itu dalam istilah penelitian dikenal dengan pembatasan masalah
penelitian. Bagaimana membatasi masalah pene-litian, ikutilah uraian
berikut ini.

3. Pembatasan Masalah

Langkah ditempuh untuk melakukan penelitian sebagai bahan penu-


lisan laporan penelitian adalah menetapkan masalah, menguraikan latar
belakang masalah, mengidentifikasi masalah, dan membatasi masalah,
kemudidian merumuskan masalah penelitian. Berikut ini langkah mem-
batasi masalah. Simaklah.

Masalah penelitian itu perlu dibatasi. Pembatasan masalah diper-


lukan agar jangkauan masalah yang akan diteliti tidak terlalu luas.
Pembatasan masalah juga berguna agar peneliti lebih fokus kepada
kedalaman penelitian dalam pembahasannya yang tertuang pada laporan
penelitian.

Secara teori, identifikasi masalah menghasilkan rincian masalah yang


mendukung terjadinya masalah yang akan diteliti. Identifikasi masalah
menghasilkan rincian masalah-masalah yang tidak terbatas. Oleh karena
itu, diperlukan pembatasan masalah.

Perhatikan contoh masalah: “Kemerosotan Jumlah Pengunjung


Perpustakaan Sekolah dan judul karangan yang dipilih, yakni Pengaruh
Pelayanan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Siswa SMP Krida Ilmu.

Judul tersebut mengandung masalah pelayanan perpustakaan dan


minat baca. Pelayanan perpustakaan sekolah diadakan agar menjadi
sarana pembelajaran. Artinya, buku di perpustakaan itu untuk dibaca oleh
siswa. Tetapi, ternyata perpustakaan itu kurang diminati pelanggan
dengan berbagai sebab.

Tegasnya, jika buku tidak dibaca, maka hal itu kalau dibiarkan ber-
akibat perpustakaan sekolah menjadi tidak efektif. Padahal perpustakaan
itu dibangun dengan dana dan tenaga yang tidak sedikit. Jadi
kemerosotan pengunjung perpustakaan itu adalah masalah sekolah
tersebut.

Di satu sisi, siswa perlu digalakkan minat bacanya. Judul itu me-
ngisyaratkan kalau pelayanan perpustakaan tidak baik, maka minat baca
siswa se-kolah itu akan merosot. Kalau minat baca merosot,berarti terjadi
45
kemundur-an prestasi pendidikan. Selain itu, judul tersebut mengandung
dua variabel yakni variabel pelayanan perpustakaan dan variabel minat
baca siswa.

Diantara faktor-faktor masalah hanya pelayanan perpustakaan yang


akan diteliti dan dikaitkan dengan minat baca siswa. Siswapun dibatasi
hanya siswa SMP Krida Ilmu. Kalau perlu dibatasi kelas berapa. Selain
itu, pembatasan juga dilakukan pada lapangan penelitian atau kancah
penelitian, yakni sekolah SMP Krida Ilmu. Dengan demikian, penulisan
karangan ilmiah itu telah menjurus kepada suatu sasaran pencarain data
pada lokasi tertentu. Populasinyapun tertentu. Sehingga data yang akan
dikumpulkan dan teori dasar yang akan mendukung penelitian dapat
mudah diarahkan. Termasuk pemilihan metode pengumpulan data pe-
nelitian.

Seluruh uraian unit ini menegaskan bahwa langkah identifikasi


masalah itu berkaitan erat dengan rumusan masalah dan pembatasan
masalah. Dasar identifikasi masalah adalah variabel masalah yang
tercermin pada judul laporan penelitian atau karangan ilmiah baik itu
berbentuk skripsi, tesis, atau disertasi.

Bagaimana cara merumuskan faktor masalah penelitian? Perlu


diingat, bahwa tidak semua masalah yang diidentifikasi itu masalah ilmiah
yang perlu diteliti. Oleh karena itu, identifikasilah masalah menghasilkan
pembatasan dan rumusan masalah penelitian. Untuk itu ikuti uraian
berikut ini.

4. Rumusan Indentifikasi Masalah

Sebagaimana telah dikemukakan, pada umumnya identifikasi masa-


lah dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya yang memer-lukan
jawaban atau kalimat pernyataan (kalimat berita) yang membu-tujkan
pembuktian. Perhatikan contoh-contoh rumusan masalah pada inden-
tifikasi masalah tentang kemerosotan pengungjung pepustakaan.
Perhatikan contoh !
1. Bagaimana petugas perpustakaan mempengaruhi siswa agar
minat baca siswa meningkat?
2. Bagaimana tingkat profesionalitas pustakawan berpengaruh
kepada minat baca siswa?
3. Besarkah sikap ramah tamah petugas mempengruhi minat baca
siswa?
4. Seberapa jauh efektifitas pengelolaan perpustakaan SLTP
Krida Ilmu?
5. Berdampak positifkah sikap perilaku pustakawan terhadap pada
minat baca siswa?
46
Selanjutnya, bila rumusan masalah menggunakan kalimat berita atau
kalimat pernyataan. Bagaimana ? Contoh rumusannya sebagai berikut.

1. Mengapa petugas perpustakaan sekolah professional mampu


berpengaruh kepada peningkatan minat baca siswa?
2. Apabila petugas perpustakaan memberi pelayanan secara
ramah kepada pengujung perpustakaan, maka sikap mereka itu
akan mempengaruhi minat baca.
3. Pengelolaan perpustakaan sekolah yang efektif berdampak pada
peningkatan minat baca siswa.

Berdasarkan contoh rumusan masalah di atas, pasti pembaca


mampu berlatih menetapkan masalah yang perlu diteliti dan yang tidak
perlu diteliti. Berdasarkan tiga sisi fakfor (pelayanan, minat baca, dan
situasi kondisi) seperti di atas, coba pilih faktor masalah mana yang harus
diteliti dan mana yang tidak harus diteliti. Kemudian, pembaca batasi
mana yang dipilih untuk diteliti mana masalah yang tidak harus diteliti.
Akhirnya kemukakan batasan masalah penelitian dengan kalimat tanya
maupun kalimat berita. Silakan coba!

MASIH INGAT ?
MASALAH, LATAR BELAKANG
MASALAH
UNTUK INDENTIFIKASI
MASALAH
GUNAKAH KALIMAT TANYA
ATAU

KALIMAT PERNYATAAN

=====oO=====
47
D. PENGGIRING INGATAN

K
erjakan latihan berikut ini. Tetapi, terlebih dahulu pahami seluruh uraian
Unit 4 sehingga saudara tidak mengalami kesulitan.

I. Soal Kelompok Pilihan Ganda

Petunjuk Penyelesaian Soal

Beri tanda silang A, B, C, D, atau E jika itulah jawaban yang paling


tepat.

1. Mengidentifikasi masalah penelitian berarti ….


A. menentukan atau menetapkan judul masalah penelitian
B. menentukan rincian masalah yang mendukung pilihan masalah
penelitian
C. merumuskan masalah penelitian yang akan dicari datanya di
lapangan.
D. membatasi populasi yang akan menjadi objek penelitian
E. menguraikan latar belakang masalah

2. Identifikasi masalah penelitian itu menggambarkan apa?


A. permasalahan yang terdapat pada pokok masalah
B. permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut
C. permasalahan yang akan ditarik hipotesisnya
D. permasalahan yang paling esensial dan akan diteliti
E. permasalahan yang umum penyebab masalah terjadi.

3. Pokok masalah penelitian sebagai dasar identifikasi masalah penelitian


meliputi ….
A. seluruh masalah sebagai faktor penyebab masalah yang dipilih
untuk diteliti
B. sebagian masalah yang penting sebagai penyebab masalah
yang dipilih untuk diteliti
C. masalah ilmiah yang pantas diteliti sesuai hipotesis
D. masalah yang terkait dengan variabel sesuai judul penelitian
E. masalah yang dianggap penting untuk diteliti.

4. Masalah yang mengandung dua variabel untuk diteliti, yakni .…


A. Pengunjung perpustakaan sekolah menurun terus
B. Jumlah buku perpustakaan bertambah tiap tahun
C. Minat baca anak SLTP sangat minim
D. Minat baca cerita rekaan.
E. Hubungan pengunjung dan efisiensi pengelolaan perpustakaan
48
5. Mengapa masalah penelitian perlu dibatasi ?
A. Karena penelitian itu harus mencari data yang otentik.
B. Karena penelitian itu membutuhkan energi dan dana.
C. Karena peneliti terbatas kemampuan meneliti, waktu, dan biaya.
D. Karena peneliti diharuskan membatasi oleh sponsor.
E. Karena peneliti terbatas sumber pendukung penelitian.

II. Soal Esai

1. Apa tujuan identifikasi masalah penelitian?


2. Mengapa masalah harus diidentifikasi?
3. Apa sasaran pokok identifikasi masalah penelitian?
4. Mengapa masalah penelitian itu dibatasi?
5. Bagaimana cara merumuskan masalah penelitian?

Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 4
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar

=====o0o=====
49
E. UMPAN BALIK

I. Soal Kelompok Pilihan Ganda

1= B 2= A 3=D 4=E 5=C

II. Soal Kelompok Esai

1. Tujuan Identifikasi masalah penelitian antara lain agar peneliti


mampu menganalisi faktor yang mendukung masalah penelitian
dan mampu menetapkan masalah esensial yang akan diteliti
sesuai dengan kemampuan peneliti.

2. Masalah harus diidentifikasi agar dapat dipilah-pilah masalah


yang perlu diteliti dan yang tidak perlu diteliti.

3. Sasaran pokok identifikasi masalah adalah masalah yang


berkaitan dengan variabel-variabel penelitian yang akan
dibuktikan atau dipecahkan

4. Masalah perlu dibatasi agar


1. Peneliti lebih memusatkan kepada masalah penelitian yang
tidak terlalu luas.
2. Agar sasarannya data yang akan dikumpulkan jelas.
3. Agar peneliti dapat menyesuaikan landasan teori dan
metode penelitian yang sesuai .
4. Agar penulis menyesuaikan dengan kemampuannya dalam
meneliti, seperti dana, waktu, dan sarana, dan pilihan
populasi.

5. Masalah dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya yang


harus dijawab atau dengan kalimat berita (pernyataan) yang
harus dibuktikan dengan fakta dan data yang objektif.

Saudara Pasti Tidak


Mengalami
Kesultian Teruskan
Pelajari
Unit Berikutnya
50
F. RANGKUMAN
P

enulisan laporan penelitian disajikan dalam bentuk informasi ilmiah.


Wujudnya naskah itu dapat berbentuk skripsi, tesis, atau disertasi, jurnal,
atau karangan ilmiah populer. Dalam menulis laporan langkah yang
dapat ditempuh antara lain :

1. menetapkan masalah penelitian;


2. menguraikan latar belakang masalah;
3. mengidentifikasi masalah;
4. membatasi masalah ; dan
5. merumuskan masalah.

Identifikasi masalah bertujuan mengenal faktor penyebab masalah


yang dipilih itu terjadi. Timbulnya masalah itu dapat dianalisis atas dasar
teori, loc.ika berfikir, atau isu faktual yang terjadi sehingga masalah itu
pantas untuk diteliti. Suatu masalah kalau tidak dipecahkan, diatasi, atau
diteliti untuk dicarikan solusinya akan berakibat merugikan. Kerugian
dalam terjadi menimpa seseorang, kelompok, atau masyarakat.

Masalah yang terjadi karena tidak sesuai dengan harapan atau


keinginan seseoang atau suatu lembaga itulah masalah yang pantas
diteliti. Masalah penelitian perlu dibatasi agar memudahkan memilih teori,
pencarian data guna landasan pemecahan masalah, juga memudahkan
menetapkan metode penelitan, dan pilihan instrumen penelitian. Atas
dasar itu masalah penelitian harus dibatasi.

Setelah dibatasi dibuat rumusan masalah dengan menggunakan


kalimat tanya yang harus dijawab dengan penelitian atau dengan
menggunakan kalimat berita (kalimat pernyataan) yang harus dibuktikan.
Jawaban atas masalah dan pembuktian harus didasarkan pada fakta dan
data yang akurat lalu bagaimana judul penulisan?

Uraian tentang dasar menetapkan dan merumuskan judul skripsi,


tesis, disertasi, atau karangan ilmiah di uraikan berikut ini.

?
Masalah Penelitian;
Latar belakang
masalah
Identifikasi
masalah ,
Batasi masalah
51
Rumushakan
masalahnya.
52

MATERI
UNIT INI

MASALAH
PENELITIAN;
LATAR
BELAKANG
MENGIDENTIFI
KASI
MEMBATASI
MASALAH
MERUMSUKAN
53

MATERI
UNIT INI

444KKK

MASALAH
PENELITIAN;
LATAR BELAKANG
MENGIDENTIFIKASI
MEMBATASI
MASALAH
MERUMSUKAN

UNIT I
54

UNIT 5
JUDUL KARANGAN ILMIAH
UNIT 5 (SKRIPSI, TESIS, DESERTASI)

PENGALAMAN, PENGETAHUAN ,
ILMU PENGETAHUAN , Dan

A. TUJUAN KARYA ILMIAH


U

nit 1, 2, 3, dan 4 berisi uraian tentang karangan ilmiah, pemilian masalah,


latar belakang masalah, identifikasi masalah, pem-batasan masalah, dan
perumusan masalah. Rumusan masalah umum-nya menggunakan
kalimat tanya atau kalimat berita (pernyataan)

Unit 5 ini akan menguraikan judul laporan penelitian. Laporan


penelitian yang sudah diberi judul itu digarap lebih lanjut dalam bentuk
informasi ilmiah. Bentuk penggarapan informasi itu ada yang berpola
skripsi, tesis, disertasi, atau jurnal ilmiah.

Sekalipun penggarapan masing-masing bentuk pola itu memiliki ke-


khasan, namun hakikatnya memiliki juga kesamaan. Oleh karena itu unit
ini melengkapi uraian unit-unit sebelumnya.

Setelah saudara pembaca mempelajari unit ini saksama, saudara


diharapkan akan mampu :

1. memahami tata cara merumuskan judul;


2. menetapkan syarat rumusan judul yang baik;
3. memahami dasar menyusun rumusan judul penelitian yang
memenuhi syarat;
4. menyusun rumusan judul satu variabel; dan
5. menyusun rumusan judul dua variabel atau lebih.

Ikutilah uraian tentang judul karangan ilmiah dalam unit ini dengan
saksama agar tujuan tersebut di atas dapat tercapai. Selamat mene-kuni
uraian berikut dan pasti dengan mudah memahaminya.

B. PENDAHULUAN
K

arangan ilmiah seyogyanya dirancang mulai dari masalah. Sekalipun


dalam tata aturan panduan penulisan skripsi umum-nya menekankan
mulai dari judul. Tetapi, dalam unit ini judul dirumuskan setelah melalui
55
beberapa tahap, seperti telah dijelaskan pada Unit 2, 3, dan 4. Tegasnya,
disarankan agar judul itu disusun setelah peneliti yang
56
akan membuat laporan penelitian memahami masalah yang mendasari
penelitiannya.

Masalah itu merupakan fondasi dasar penelitian. Karena itu, masalah


yang dipilih itu perlu dianalisis berdasarkan faktor pendukung mengapa
masalah itu terjadi. Faktor-faktor pendukung penyebab masalah yang
terjadi dipilih untuk dipakai sebagai latar balakang masalah.

Berdasarkan latar belakang itu, maka penyebab masalah tersebut

1.MASALAH Apa
PENELITIAN masalah itu?

2. LATAR BELA-
KANG
Apa dan bagaimana
MASAALAH menetapkan latar
belakang
masalah?

3. IDENTIFIKASI
MASALAH Bagaimana
PENELITIAN rumusan identi-
fikasi masalah?

4.PEMBATASAN
MASALAH
Mengapa
masalah perlu dibatasi.

Bagaimana
5. RUMUSAN MA-
SALAH teknik merumus-
kan
masalah?

6. JUDUL MASA- Judul ringkas


LAH lengkap

Skema 1
Alur Pikir Menentukan Judul
57
diidentifikasi secara rinci. Kemudian hasil rincian identifikasi masalah itu
dipilih sebagai masalah yang esensial. Perhatikan alur penetapan judul
sperti tertera pada alur pikir skema 1

Masalah yang esensial dipilih untuk dikembangan menjadi pemba-


taan masalah. Masalah yang terbatas berarti msalah itu benar-benar
esensial yang akan diteliti. Ini berarti, pembatasan masalah merupakan
pilihan masalah yang menurut peneliti akan diteliti. Masalah yang telah
dibatasi itu, lebih lanjut, dijadikan rumusan masalah pokok penelitian.
Singkatnya, masalah pokok yang telah dirumuskan itu dikembangkan
menjadi judul penelitian. Atas dasar uraian di atas, langkah pemikiran
suatu masalah menjadi judul penelitian melalui langkah, seperti Skema
1 di atas.

C. POKOK BAHASAN
P
okok bahasan unit ini meliputi judul karangan ilmiah, bagaimana ciri-ciri
judul yang baik, bagaimana syarat judul, dan contoh judul. Uraian lebih
lanjut, seperti berikut ini.

1. Judul Itu Nama Suatu Penelitian

Judul itu nama suatu karya cipta, reka karya cipta manusia. Setiap
nama memberi ciri khas sesuatu. Nama sesuatu dapat menjadi mana
manusia, binatang, kejadian alam, atau benda yang tercipta. Kalau
demikian, judul penelitian itu adalah nama khas suatu penelitian yang
dipilih oleh seorang peneliti secara individu atau secara berkelompok.

Sebagaimana telah dibahas bahwa nama penelitian itu terjadi akibat


peneliti melakukan penelitian atas masalah yang dipilih. Sekalipun judul
penelitian itu terpampang pada bagian paling depan suatu informasi
laporan penelitian, tetapi hal itu tidak berarti langkah penelitian itu harus
dimulai dengan penetapan judul dahulu.

Tegasnya, peneliti menetapkan masalah dulu kemudian merumuskan


judul. Jangan sebaliknya, walau itu pun dapat dilakukan, yakni bagi
peneliti dan pembuat laporan penelitian yang sudah berpengalaman.
Mereka yang telah meneliti berulang kali dapat mulai dari mana saja dan
dapat menghasilkan informasi penelitian yang memenuhi syarat, tetapi
mahasiswa calon sarjana sebaiknya menghindri cara itu.

Sejalan dengan uraian di atas, judul penelitian itu merupakan


rumusan masalah yang akan diteliti. Judul itu dirumuskan sesudah
58
melalui seleksi pilihan faktor pendukung masalah yang patut diteliti. Judul
penelitian dikembangkan menjadi informasi penelitian tertulis. Isinya
berupa informasi pemecahan masalah hasil penelitian atau membuktikan
bagaimana mengatasi masalah.

Judul penelitian yang memenuhi syarat akan mudah dikenali adanya


variabel-variabel yang akan diteliti. Ditambah lagi, dengan mudah pula
tergambar informasi yang akan dikumpulkan guna mendukung penelitian/
Selain itu judul sebaiknya memudahkan pilihan dasar landasan teori
yang dipakai, serta dukungan, dan teknik penganalisisan data penelitian.

Selanjutnya, nama judul penelitian itu netral. Artinya, peneliti netral


memberi nama penelitiannya. Yang penting nama judul itu merujuk pada
masalah yang akan diteliti. Akan lebih baik lagi, kalau judul mampu
memberi gambaran pengaruh variabel, hubungan variabel, dan atau
perbedaan variabel. Mengingat judul itu adalah nama yang khas, maka
kata-kata yang dipakai untuk judul harus bermakna khas pula. Sehingga
kandungan masalah yang akan diteliti terpadu pada judul.

2. Ciri Suatu Judul Penelitian

Judul suatu karangan ilmiah memberi tanda khas tentang seautu


yang akan diteliti. Untuk itu, judul menggunakan rangkaian kalimat
pernyataan. Jarang sekali judul karangan ilmiah menggunakan kalimat
tanya. Pilihan kata pun yang positif dan operasional. Susunannya diran-
cang secara runtut. Judul karangan ilmiah itu menggambarkan laporan
apa adanya, maka judul dipilih sederhana dan tidak mengaburkan
makna.

Selain itu, judul seyogyanya disusun agar informatif. Oleh kerena itu,
Azsril Azahari mengemukakan

“judul tidak terlalu panjang dan tidak perlu selengkap


mungkin, namun harus mencakup :
1. sifat atau jenis penelitian,
2. menggambarkan hubungan antar variabel;
3. objek (variabel ) yang akan diteliti
4. subjek penelitian, yaitu dapat berupa target populasinya,
5. lokasi penelitian, dan
6. adakalanya (tidak selalu) dicantumkan juga waktu pelaksa-
naan penelitian tersebut. 18

18
Azril Azahari,.Karya Tulis Ilmiah. (Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 1998),
hlm. 12.
59
Umumnya judul berupa pernyataan pendek 8 sampai 12 kata sudah
dapat mewakili judul penelitian. Judul yang disusun dengan cermat
memberi gambaran kerangka dasar suatu konsep penelitian. Dari sisi
penulis laporan atau skripsi, judul itu akan menuntun sistematika
penulisan, pemilihan landasan ilmu guna memcahkan masalah, dan juga
memudahkan memilih metode penelitian dan pengumpulan data.

Selanjutnya, laporan ilmiah hakikatnya ditulis dan disajikan untuk


orang lain, maka judul penelitian menginformasikan sekilas garis besar
objek penelitian, lapangan penelitian, dan metode yang akan dipakai .
Selain itu, judul juga sekaligus merupakan daya pikat agar menimbulkan
rangsangan keinginaan orang lain mau membaca laporan itu. Akhirnya,
dianjurkan rumusan judul karangan ilmiah dibuat secara ringkas, tegas,
dan lugas, tetapi lengkap.

3. Dasar Rumusan Judul Penelitian

Peneliti dan penulis laporan penelitian dalam menetapkan judul


terikat pada masalah yang akan diteliti. Masalah itu tercermin pada
kedudukan variabel yang akan diteliti. Selain itu, terikat pula dengan
tujuan penelitian.

Tiap-tiap peneliti itu memiliki pola pikir berbeda dalam memandang


suatu masalah. Fenomena yang sama akan didekati pemecahannya
secara berbeda oleh seorang peneliti. Hal itu tergantung pada latar
belakang landasan keilmuan dan pengalaman masing-masing peneliti.
Sebagai con-toh, peneliti berlatar belakang kesehatan, teknik, dan
lingkungan hidup akan berbeda pandang dalam menghadapi fenomena
banjir, bencana gempa, sunami, semburan lumpur panas, atau
perdagangan anak.

Bagi yang berlatar belakang kesehatan banjir dikaitkan dengan


wabah disentri, misalnya. Sedangkan yang ahli teknik, banjir dicegah
dengan renovasi tanggul bantaran kali. Bagi ahli lingkungan hidup
bagaimana menyadarkan warga bantaran kali tidak membuang sampah
ke kali. Ilustrasi itu memberi gambaran pembaca bahwa judul yang akan
dirumuskan itu pun pasti berbeda, sekalipun masalahnya sama. Hal itu
terjadi karena dipengaruhi oleh pribadi peneliti dan kepentingannya.
Bagaimana judul penelitian kalau saudara bertindak sebagai ahli
kesehatan, ahli teknik, atau ahli lingkungan hidup menghadapi bencana
sunami, misalnya.? Kira-kira judul penelitian saudara bagaimana?

Pada umumnya dasar perumusan judul itu menyesuaikan pandangan


peneliti terhadap masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, ada peneliti
yang ingin mengetahui kedudukan masalah, membandingkan fenomena
60
masalah dengan fenomena yang lain. Selain itu peneliti ada yang ingin
mengetahui hubungan, pengaruh, dampak, perbandingan suatu feno-
mena masalah terhadap fenomena masalah yang lain. Uraian tersebut
menegaskan bahwa judul itu seyogyanya memiliki unsur dasar sebagai
berikut:

1. Sifat dan jenis penelitian,


2. Objek yang diteliti,
3. Subjek penelitian,
4. Lokasi penelitian,
5. Tahun/waktu penelitian. 19

Bandingkan uraian itu dengan pendapat Azril Azahari pada halaman


sebelumnya. Judul laporan penelitian disusun secara spesifik, jelas,
ringkas, dan mengandung arah kontribusi pemecahan masalah dan
merupakan gambaran isi. Karena itu, rumusan judul tidak bersifat umum.

Dengan dasar rambu-rambu cara menyusun judul karangan seperti


dijelaskan pada butir 1 dan 2 Unit ini, maka saudara pembaca ( calon
peneliti) pasti sudah mempunyai gambaran bagaimana membuat judul
penelitian. Contoh-contoh judul penelitian dari berbagi sumber yang
disajikan ini akan menambah kekayaan pembaca dalam merumuskan
judul. Silakan meneliti contoh-contoh sebagai bahan kajian.

4. Contoh Judul Penelitian

Masri Singarimbun dan Sofian Effenndi dalam Metode Penelitian


Survai memberi penjelasan

Judul sebaiknya jelas, ringkas, dan mengambarkan isi.


Bandingkan contoh-contoh judul berikut ini. “ Suatu Studi Tentang
Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Masyarakat Terhadap Keluarga
Berencana di Bengkulu.” Diganti menjadi “Pengetahuan, Sikap, dan
Praktek Keluarga Berencana di Bengkulu. ” 20

Dalam kaitan judul, diperoleh pula acuan dari M. Iqbal Hasan. Beliau
memberi contoh tentang bagaimana mendesian judul penelitian secara
lengkap dan kumunikatif.. Adapun contoh rambu-rambu yang beliau
anjurkan dalam judul penelitian, yakni penegasan sifat penelitian, objek
dan subjek penelitian, lokasi dan tahun penelitian. Ikuti contoh.
Contoh : ” Analisis Pengaruh Pelatihan terhadap Kemampuan Mem-
baca Berita Karyawan TVRI Stasiun Pusat Jakarta 2000.”

19
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasiny ( Jakarta: Gahlia Indonesia,
2002 ), hlm. 43.
20
Masri Singarimbum, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai ( Jakarta: LP3ES,
1989), hlm. 319.
61
Analisis Pengaruh : sifat dan jenis penelitian
Pelatian dan Kemampuan Mem- : objek penelitian
baca Berita
Karyawan TVRI : subjek penelitian
Stasiun Pusat Jakarta : lokasi penelitian
Tahun 2000 : tahun penelitian . “ 21

Contoh judul lainya adalah judul skripsi mahasiswa program Strata


Satu ( S1 )antara lain :

1. “Pengaruh Motivasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Ter-hadap


Peningkatan Profesionalitas Kinerja Guru SMK Negeri 10 Jakarta
Timur. “ Oleh Sri Murni (2004)

2. Dampak Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Produkti-vitas


Kinerja Guru SD Negeri Dukuh 03 Pagi dan SD Negeri Kramat
Jati 05 Pagi Jakarta Timur” 22 Oleh Elizabeth Darmastuti (2004)

Selain contoh-contoh di atas, berikut ini disajikan pula contoh judul


skripsi mahasiswa tingkat Strata Dua ( S2 ) tingkat Magister. Contoh
judul diambil dari tesis mahasiswa Universitas Indonesia Jakarta, antara
lain

“ Penerapan Pengelolaan Air Limbah Industri (Studi Penerapan


IPAL Industri di Kecamatan Tugurejo Kotamadya Semarang, Provinsi
Jawa Tengah):”Oleh A.M.Tris Hardiyanto.23

Untuk memberi gambaran lebih lengkap tentang laporan penelitian


tingkat doctor, antara lain disajikan contoh judul disertasi Ibu Sutari
Imam Barnadib sebagai berikut:

Tulisan ini merupakan ringkasan disertasi penulis yang bejudul “


Perkembangan dan Pendidikan Anak dari Ibu yang Bekerja serta
Problemnya di Sekolah Menengah Pertama di Daerah Istimewa
Jogyakarta” untuk memperoleh derajat doktor pendidikan pada IKIP
Yogyakarta dengan pimpinan Rektor IKIP Yogyakarta.

Dipertahankan terhadap keberatan-keberatan senat guru besar insti-


institut pada tanggal 18 Maret 1982.24

Dengan contoh-contoh judul di atas pembaca akan dapat menyimak


betapa netral dan bebas peneliti merumuskan masalah kajiannya. Seka-
21
M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. ( Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002), hlm 43.
22
Skripsi Mahasiswa Strata Satu ( S1). Koleksi Skripsi Perpustakaan STKIP
Purnama, Jakarta, 2004.
23
Skripsi Mahasiswa Strata Dua (S2), Koleksi Tesis Perpustakaan UI, Depok, 2004.
24
Sumber Analisis Pendidikan, Tahun IV –Nomor 1-1983, hlm. 35.
62
lipun kenetralan dan kebebasan itu ternyata mengikuti alur jalur rambu-
rambu dasar yang telah dikemukakan pada unit ini tentang merumuskan
judul penelitian.

Adapun uraian teknik penyajian judul penelitian berikut ini untuk


dicermati sehingga pembaca memiliki pemahaman teknik menyusun judul
penelitian .

5. Teknik Penyajian Judul

Judul dalam karangan ilmiah itu merupakan indikator tentang mulai


dan berakhirnya pembicaraan suatu topik. Dengan demikian pula subju-
dul dan sub-subjudul itu berturut-turut merupakan indikator tentang mulai
dan berakhirnya suatu topik dan sub-subtopik. Oleh karenanya, setiap
topik, subtopik, dan sub-subtopik selalu didahului berturut-turut dengan
judul, subjudul, dan sub-subjudul.

Sejalan dengan judul, yang juga disebut kepala karangan adalah


petunjuk bagi pembaca masalah apa yang menjadi pusat pembicaraan
dalam isi karangan. Sub-subjudul berisi paragraf-paragraf untuk
membicarakan gagasan-gagasan yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat.
Kalimat-kalimat dalam paragraf ini harus bahu membahu, juga paragraf-
paragraf dalam sub-subjudul itu harus kait-mengait, dan termasuk sub-
subjudul dalam suatu judul itu harus gayut satu dengan yang lain pula.

Judul, subjudul, dan sub-subjudul itu, bagi pembaca adalah sebagai


rambu-rambu yang memberitahu bahwa ia telah sampai pada akhir
suatu bagian dan akan memasuki bagian lain karena topiknya diberi-
tahukan oleh rambu-rambu berikutnya. Guna judul, subjudul, dan sub-
subjudul adalah sebagai berikut ini.

1. Memudahkan pembaca, dengan pandangan sepintas, menge-


tahui organisasi kerangka karangan keseluruhan.
2. Memudahkan pembaca menemukan dengan cepat bagian-
bagian karangan.
3. Meniadakan atau mengurangi ungkapan-ungkapan, kalimat-
kalimat, atau paragraf-paragraf penghubung yang berkelebihan.
4. Dengan membuat judul, subjudul, dan sub-subjudul, maka Anda
dengan mudah dapat menyusun kerangka yang berarti
memudahkan menulis karangan.

5. Judul, subjudul, dan sub-subjudul dalam karangan ilmiah


mencegah penulis melompat dari satu gagas-an atau topik ke
gagasan atau topik yang lain. …. Guna petunjuk pembuatan
judul berikut ini terutama ialah agar judul itu efektif, yaitu
memenuhi persyaratan-persyaratan atau konvensi internasional
yang bertitik tolak pada :
63
1. Masalah adaptasi pembaca;
2. Pemenuhan ciri ilmiah;
3. Susunan kalimat yang berdasarkan prinsip ;”Katakan
apa yang harus Anda katakan.”
4. Istilah yang tepat , dan
5. Kalimat lengkap tetapi sependek-pendeknya. 25

Baca kutipan di atas secara cermat. Kutipan itu hasil tulisan Guru
Besar Universitas Gajah Mada. Kemudian, kutipan tersebut pasti
memandu saudara sehingga saudara dapat mengambil kesimpulan
betapa penting rumusan judul karangan ilmiah.

Justru itu, calon sarjana ketika akan menetapkan judul karangan


ilmiah memerlukan bimbingan dosen pembimbing. Salah satu tugas
pembimbing adalah mengarahkan penetapan judul skripsi, tesis, atau
disertasi. Tetapi, harus dicermati bahwa judul itu dilandasi masalah yang
akan diteliti.

6. Ketentuan Variabel dalam Judul Karya Ilmiah

Telah dikemukakan bahwa judul penelitian mengandung variabel


yang akan diteliti. “ Variabel itu suatu konsep yang memiliki nilai ganda
atau faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor bervariasi. Variabel
penelitian itu gejala yang menjadi objek penelitian” 26

Judul penelitian ada yang satu variabel (single concept), dua


variabel (double variabel). Tetapi, ada yang multi variabel atau lebih dari
dua variabel. Tentu saja, bobot penggarapan makin banyak variabel
yang dipilih makin berat penggarapan penelitiannya. Temasuk garapan
informasi laporan penelitian dalam bentuk tertulis.
Penelitian deskriptif dengan variabel satu dapat digarap lebih
dalam dan lebih tajam. Data-data yang dikumpulkan difokuskan guna
pembuktian variabel yang hanya satu. Mahasiswa yang mengambil
jalur karya ilmiah, menurut pandangan penulis modul ini cocok memilih
laporan ilmiahnya dengan judul satu variabel. Contoh judul penelitian
dengan satu Variabel “ Penangulangan Pendidikan Anak Cacat Fisik di
RC Dokter Suharso Solo.”

Selanjutnya, judul dengan dua variabel umumnya dilakukan dalam


penelitian bersifat kuantitatif. Artinya menggunakan analisis dengan
pendekatan angka-angka atau bilangan. Dua variabel yang dipilih itu
mungkin akan dibedakan, dibadingkan, dihubungkan, dicari penga-

25
Mukayat D.Brotowidjoyo, Penulisan Karangan Ilmiah (Jakarta:
Akademika. 2002), hlm. 109 -111.
26
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya : SIC. 1996),hlm 9.
64
ruhnya satu dengan yang lain, atau dicari eratnya hubungan. Judul
garapan penelitian disesuaikan variabel yang akan diteliti. Perhatikan
judul penelitian di bawah ini.

1. Pengaruh Kemampuan Kepemimpinan Tehadap Produk-tivitas


Pegawai PT Sempani.
2. Motivasi Berprestasi Mahasiswa Akta Mengajar FKIP Universitas
Tanjungpura Pontianak.
3. Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Perawat Terhadap
Kualitas Pelayanan Medis Pada Rumah Sakit Bersalin Asisi
Jakarta.
4. Studi Komperatif Kemampuan Daya Beli Konsumen terhadap
Produk Home Industri Karak Gendar Merek Sing Nikmat.
5. Pengaruh Pendidikan Guru SMK dalam Penerapan Kurikulum
Berbasis Kompetensi.

Dapatkan saudara menerka variabel judul karya tulis ilmiah contoh-


contoh di atas? Selain itu, judul mana yang hanya satu variabel dan
mana yang dua variabel. Sudah tentu dapat. Selamat, saudara telah
memahami perumusan judul dan pasti dapat menggu-nakannya di
kemudian hari.

Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 5
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar
=====O0O=====
65
E. PENGGIRING INGATAN
K

erjakan semua soal dan pasti dapat menyelesaikan semuanya dengan


benar.Untuk itu, ulangi pempelajari sekali
lagi Unit 5.

I. Soal Kelompok Pilihan Ganda

Petunjuk Penyelesaian Soal

Beri tanda silang ( X) A, B, C, D, atau E jika itulah jawaban yang


paling tepat.

1. Judul penelitian atau laporan penelitian itu menggambarkan


A. Siapa melakukan penelitian
B. Di mana melakukan penelitian
C. Kapan melakukan penelitian
D. Mengapa melakukan penelitian
E. Apa isi laporan penelitian

2. Peneliti yang menetapkan judul penelitian dan belum memahami


masalah apa yang akan ditulis dalam laporan penelitian berarti ….
A. Sudah melakukan penelitian tetapi belum tahu apa yang diteliti.
B. Sudah melakukan penelitian tetapi belum tahu masalah apa yang
akan diteliti.
C. Melakukan aktivitas tetapi tidak mengetahui target yang akan
dicapai.
D. Melakukan aktivitas tanpa rencana
E. Belum menetapkan masalah dan mencari masalah,

3. Cakupan judul penelitian sering meniadakan ….


A. jenis penelitian.
B. hubungan antar variabel.
C. objek penelitian.
D. subjek penelitian.
E. waktu pelaksanaan.

4. Judul Penelitian“Pengaruh Motivasi Kepemimpinan Kepala Sekolah


terhadap Peningkatan Profesionalitas Kinerja Guru SMK Negeri 10
Jakarta Timur”. Populasi sasaran responden penelitian judul itu
adalah…
A. SMK Negeri 10 Jakarta Timur
B. Motivasi Kepemimpinan Kepala Sekolah
C. Kepala Sekolah dan Guru
D. Profesionalitas Guru
E. Kepemimpinan Pendidikan
66
5. Judul “ Studi Komperatif Kemampuan Daya Beli Konsumen Terha-
dap Produk Home Industri Karak Gendar Merek Sing
Nikmat.

Kancah penelitian sesuai judul itu, yakni


A. Kemampuan Daya Beli Konsumen
B. Tingkat kemampuan konsuman
C. Produk Karak Gendar
D. Perusahaan Karak Gendar Sing Nikmat.
E. Home Industri Karak Gendar

II. Soal Kelompok Esai

1. Judul karangan ilmiah itu apa?


2. Bagaimana ciri judul karangan ilmiah itu pada umumnya?
3. Apa yang dimaksud dengan variabel itu ?
4. Variabel independent itu apa ? Beri contoh.
5. Variabel dependent itu apa ? Beri contoh.

Pasti Saudara Mampu


Menyelesaikan Semua Soal
Bagus Sekali
Tetapi, coba sesuaikan jawaban
dengan
Umpan Balik.
Periksalah
67
E. UMPAN BALIK

I. Soal Pilihan Ganda

1 =E 2=E 3=E 4=C 5=D

II. Soal Esai

1. Judul itu nama yang menggambarkan secara singkat inti sari


suatu karangan.

2. Judul karangan ilmiah mengandung permasalahan yang akan


diteliti sesuai dengan variabel-variabel sebagai panduan
menetapkan teori dasar dan juga metode pencarian data yang
dipilih.

3. Variabel itu ciri-ciri atau karakteristik objek penelitian.

4. Variabel independent ( Variabel bebas) itu mempengatuhi


variabel dependent (terikat). Contoh tetapkan sendiri

5. Variavel dependent itu (terikat) dipengaruhi variabel independent


(variabel bebast). Tetapkan sendiri.

SELAMAT.
SAUDARA SUDAH
BEHASIL
MENGUASAI UNIT 5.
TETAPI SEJENAK
BACA RANGKUMAN.
68
F. RANGKUMAN

Judul karangan ilmiah itu nama yang memberi ciri khas pada isi
penelitian. Judul dibuat setelah peneliti menganalisis masalah yang akan
dipecahkan atau dibuktikan melalui penelitian. Penelitian itu harus meng-
gambarkan kebenaran data-data dan informasi. Oleh karena itu, judul
karya ilmiah sebaiknya singkat, tegas, lugas, dan informatif. Judul yang
baik memuat unsur-unsur:

1. Sifat atau jenis penelitian,


2. Menggambarkan hubungan antar variabel;
3. Objek (variabel ) yang akan diteliti
4. Subjek penelitian, yaitu dapat berupa target popula-
sinya,lokasi penelitian, dan
5. ada kalanya dicantumkan juga waktu pelaksanaan pene-
litian tersebut ((tidak selalu)

Atas dasar itu, jika menyusuan judul perhatikan hal-hal berikut ini.
1. Judul sebaiknya singkat 8 sampai 12 kata cukup
2. Hindari judul puitis, bombatis
3. Pilih kata positif operational
4. Hindari judul provokatif
5. Penyajiannya menarik
6. Judul sekaligus sebagai promosi.

Singkatnya, Judul Karangan Ilmiah itu :


1. Spesifik, khas,
2. Kata-kata dipilih saling berkontribusi
3. Jelas, Ringkas, lugas,
4. Informatif.

Kata-kata kunci judul penelitian sering secara tegas dicantumkan


pada judul penelitian. Kata-kata kunci itu antata lain : pengaruh, efek,
respond, dampak, hubungan, korelasi, komperatif, perbedaan,
perbandingan, Analisis, studi, deskripsi,

Judul ?
O,Saya
Tahn !!
69

UNIT 6
KERANGKA
UNIT
UNIT6I
KARYA TULIS ILMIAH

A. TUJUAN
s

elesai sudah Unit 5 membahas judul karangan ilmiah. Bila judul sudah
disiapkan, peneliti/penulis karangan ilmiah akan menyusun kerangka
laporan penelitian. Kerangka (ragangan atau outline) itu dipergunakan
untuk acuan penelitian dan penulisan laporan penelitian. Selain itu,
kerangka juga berguna untuk acuan merumuskan landasan teori dan juga
menetapkan metode penelitian.

Pembahasan teori penetapan kerangka (outline) sebuah karangan


ilmiah dalam Unit 6 ini bertujuan agar calon penulis karangan ilmiah
mampu :

1. mengembangkan judul menjadi kerangka laporan ilmiah;


2. menetapkan kerangka laporan ilmiah berdasarkan judul;
3. merancang jumlah halaman karangan ilmiah; dan
4. memperhitungkan kemampuan mencari data dan menetapkan
waktu penulisan.

Tujuan yang direncanakan itu akan dapat dipenuhi kalau pembaca


menekuni isi Unit 6 ini dengan cermat. Teruskan mempelajari hal itu.

B. PENDAHULUAN
L

angkah penelitian ilmiah itu dimulai dengan pilihan masalah. Kemudian,


masalah itu diidentifikasi mengapa hal itu terjadi. Berikutnya, peneliti
melakukan penelitian masalah itu. Hasil penelitian itu dinformasikan
70
dalam bentuk tertulis. Isinya berupa pandangan apa, bagaimana, dan
mengapa masalah itu dipecahkan atau dibuktikan. Adapun langkah
penelitian itu meliputi 11 langkah sebagai berikut ini.

1. Penetapan masalah.
2. Penetapan judul.
3. Identifikasi masalah penelitia.
4. Perumusan masalah setelah dibatasi masalahnya.
5. Tujuan penelitian.
71
6. Pengumpulan teori sebagai landasan pemecahan
7. masalah.
8. Penetapkan metode pengumpulan data.
9. Pencarian data atau pengumpulan data di kancah.
10. Pengolahan data penelitian.
11. Analisis data penelitian.
12. Kesimpulan dan rekomendasi/saran pemecahan. 27

Langkah-langkah penelitian seperti itu mengilhami penataan langkah


peneliti merencanakan kerangka penelitian dan penulisan laporan ilmiah.
Bagaimana penetapan kerangka penulisan ilmiah dijelaskan berikut ini.

C. POKOK BAHASAN
P

enulisan laporan penelitian dipengaruhi keberhasilan peneliti memperoleh


fakta, data, dan informasi. Mengapa harus de-mikian? Karena penulisan
laporan penelitian itu didasarkan data pene-litian yang berhasil
dikumpulkan. Pengolahan hasil data dan informasi penelitian itu
disistematisasi dalam bentuk informasi tertulis.

Hakekatnya, penelitian itu bertujuan memecahkan masalah. Khusus-


nya, masalah urgen yang dipilih peneliti. Masalah urgen berarti, jika
masalah itu tidak segera dipecahkan berakibat kerugian, bahkan ben-
cana. Agar penelitian berhasil memecahkan masalah atau mencapai
sasaran, maka diperlukan perencanaan penelitian dan penulisan dalam
bentuk kerangka.

1. Langkah Perencanaan Kerangka Penelitian

Penelitian bertujuan memecahkan masalah sebagai bahan penulisan


laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk sampai pada peme-
caham masalah, peneliti harus melakukan penelitian dan atas dasar data
penelitian itu disusun karangn ilmiah. Umumnya langkah mulai awal
hingga menghasilkan karangan yang sudah terjilid menempuh langkah :

1. persiapan penulisan,
2. pengumpulan data, bahan, dan informasi,
3. pengolahan data,
4. penulisan konsep, penyajian pengetikan laporan dalam
bentuk format,
5. penjilidan laporan penelitian,dan
6. yang terakhir menyerahkan laporan penelitian.

27
Catatan Kuliah Metode Penelitin ( Jakarta: LPMI, 1998).
72
Setiap langkah penelitian itu harus mencapai target. Target tidak akan
tercapai kalau peneliti kurang peduli pada rencana waktu. Karena itu,
ketepatan waktu penyelesaian harus diperhitungkan matang. Selain itu,
disiplin kerjapun dibutuhkan agar aktivitas penelitian menghasilkan target
yang direncanakan. Selain target, ketepatan waktu, disiplin kerja, masih
diperlukan rencana penyelesaian target tiap tahap secara pasti.
Pengalaman menulis menunjukkan bahwa langkah ke 2, 3, dan 4
penelitian memerlukan waktu panjang. Karena itu peneliti harus cermat
mengatur penyelesaian tiap langkah secara tepat.

Keenam langkah itu merupakan langkah umum dengan tujuan agar


secara bertahap menghasilkan data dan informasi untuk bahan penulisan
naskah tulisan ilmiah. Dengan data dan infomasi, penulis dapat
menggarap tulisan yang memenuhi syarat sebagai laporan penelitian.
Setiap langkah di-kembangkan dan direncanakan penylesaiannya tepat
waktu sesuai dengan target akhir yang harus dicapai, yakni informasi
tertulis terjilid rapi. Oleh karena itu, penulisan karya ilmiah membutuhkan
rencana penelitian dan kerangka penelitian

Sejalan dengan langkah itu, maka bagi mahasiswa yang melakukan


penelitian dalam rangka penulisan skripsi, tesis, atau disertasi, perlu
memperhitungkan waktu dan mendisiplinkan diri dalam menyelesaikan
tugas akhir akademi itu. Kalau tidak, harus berani menanggung resiko
tertunda jadi sarjana atau gagal studi.

Dalam kaitan itu, sejak mahasiswa calon sarjana sudah diizinkan me-
ngajukan masalah penelitian dan judul, maka mereka harus segera
melakukan persiapan penelitian tanpa menunda. Akan lebih bijaksana,
kalau mahasiswa yang sudah menyelesikan mata kuliah metode
penelitian dan proposal penelitian pada saat itu pula telah memilih
masalah dan judul penelitian yang akan dijadikan tulisan ilmiah.

Pengalaman penulis membimbing skripsi mahasiswa program


pendidikan sarjana, jenjang Strata Satu ( S1), rata-rata mahasiswa
menyeesaikan skripsi selama 6 bulan. Kemudian pengalaman penulis
sendiri menyusun tesis termasuk hasil mahasiswa yang berkonsultasi
dengan penulis ketika mereka menulis tesis diperlukan 8 sampai 10 bulan
kerja. Sedangkan untuk penelitian tingkat doktor memerlukan waktu satu
tahun penelitian dan waktu 6 bulan menyiapkan disertasinya (demikian
menurut sejawat yang telah menyusun disertasi).

Penulis sangat mengajurkan agar setiap mahasiswa yang akan


menulis skripsi, tesis, atau disertasi menggunakan pedoman selesai
seluruh mata kuliah, selesai pula skripsi, tesis, atau disertasinya. Dengan
tekat itu, mereka mempunyai waktu cukup untuk persiapan memper-
tahankan karya-nya dalam ujian sidang.
73
2. Kerangka Umum Penulisan Karya Ilmiah

Penulisan laporan penelitian mengacu pada sistematika penulisan


yang umum. Adapun laporan penelitian itu dimulai dengan judul laporan.
Berdasarkan judul itu, peneliti atau penulis mengembang-kannya menjadi
3 langkah, yakni langkah menetapkan bab pendahuluan, bab isi, dan bab
penutup. Khusus Bab isi pengg-rapannya memerlukan konsentrasi
penuh.

Bab isi itu mencakup bab landasan teori, metode penelitian, dan
analisis hasil penelitian. Bab isi ini menjadi penting karena dalam bab ini
akan tercermin bobot olah pikir penulis atau peneliti dalam memecahkan
atau membuktikan masalah yang dipilih untuk diteliti. Oleh karena itu,
lazimnya karya ilmiah memuat lima Bab, Lima bab itu antara lain :

1. bab pendahuluan,
2. bab landasan teori penelitian,
3. bab metode pengumpulan data,
4. bab analisis data penelitian, dan
5. bab penutup berisi kesimpulan dan saran.

Kelima bab itu terdiri dari bab terpisah, tetapi saling melengkapi
secara terpadu. Tiap bab dirinci dalam subbab. Penetapan banyak
subbab dis-suikan dengan luas dan kedalaman pembahasan isi informasi
yang akan disampaikan.

Selain itu, khusus karya ilmiah berbentuk skripsi, tesis, atau disertasi
masih mencantumkan informasi pelengkap. Informasi pelengkap itu terdiri
dari lembar sampul, lembar persetujuan pembimbing, lembar
pengesahan panitia sidang ujian. Pelengkap tersebut diletak-kan sebelum
bab panda-huluan. Selain itu, sesudah bab penutup tercantum daftar
pustaka, glosery, dan dafar indeks. Informasi pelengkap itu akan
diuraikan pada unit tipografi. Harap bersabar sedikit.

3. Pengembangan Kerangka Penulisan

Kerangka penulisan karya ilmiah pada umumnya mencakup tiga


bidang, yakni bidang pendahuluan, bidang isi, dan bidang penutup.
Pengembangan ketiga bidang itu disesuaikan dengan kemampuan
penulis, keeper-luan karya ilmiah tersebut disusun, dan pertimbangan
lainnya. Perlu dikemukakan bahwa setiap institusi penelitian termasuk
perguruan tinggi secara khas memiliki kerangka penulisan laporan
penelitian yang bersifat khas pula. Sekalipun demikian, terdapat
kesamaan. Kesamaan itulah yang akan dipilih dalam unit ini untuk
diuraikan. Dalam kaitan kekhasan itu, mahasiswa harus mencermati
buku pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh institusi
tempat mahasiswa kuliah.
74
Uraian subunit ini akan menyajikan contoh kerangka penulisan
laporan penelitian. Contoh ini semata-mata hanya untuk memudahkan
menuntun mahaiswa calon sarjana dalam penyusunan kerangka
penulisan karangan ilmiah. Lebih khusus ditujukan bagi mahasiswa
pemula calon sarjana yang tengah menyusun skripsi. Sebagai ilustrasi,
dalam unit ini masalah dan judul karya tulis ilmiah sudah ditetapkan.
Kemudian judul itu dikembangkan menjadi kerangka karya tulis. Ikuti
ilustrasi di bawah ini.

Masalah yang terjadi adalah 30 % kepala sekolah SMK Negeri


mengajukan pensiun dini sebelum masa jabatannya habis. Hal itu terjadi
berkaitan dengan kebijakan Menteri Pendidikan membatasi masa jabatan
kepala sekolah 4 tahun. Kemudian mereka harus kembali menjadi guru.

Apakah karena mereka enggan kembali jadi guru? Atau karena


gengsi? Atau karena faktor pendorong lainnya. Masalah itu setelah
dianalisis melalui identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan
rumusan masalah, maka ditetapkan judul penelitian, yakni Dampak
Kebijakan Pembatasan Masa Jabatan Kepala Sekolah terhadap Motivasi
Kinerja Kepala Sekolah SMK Negeri DKI Jakarta.

Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
B. Identifikasi Masalah Penelitian
C. Pembatasan Masalah Penelitian
D. Rumusan Masalah dan Hipotesis
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
F. Sistematika Penulisan

BAB II. LANDASAN TEORI PENELITIAN


A. Pembinaan SMK Negeri
B. Standar Kinerja dan Masa Jabatan Kep SMK Negeri
C. Teori Motivasi
D. Teori Harapan
E. Teori Keadilan
F. Kerangka Konsepsual
G. Definisi Konsep Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Populasi Penelitian.
C. Sampel Penelitian
D. Tipe Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Pengolahan Data
G. Teknik Analisis
75
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN
A. Karakteristis Sikap Kepala Sekolah
B. Analisis Sikap Kepala SMK Megeri Jakarta
C. Analisis Data Primer
D. Analisis Sikap Perilaku Kepala SMK dalam Pencapaian Target

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA ACUAN

Ikutilah alur pemikiran bagaimana menyusun kerangka. Sesuai judul


di atas? Kerangka tersebut memberi gambaran tentang alur isi informasi,
apabila kerangka itu sudah selesai, maka giliran penulis menyusun
perkiraan halaman setiap subbab.

4. Rencana Jumlah Halaman

Banyaknya halaman penulisan karya ilmiah disesuaikan dengan


kemampuan penulis karangan ilmiah dan kemampuan daya nalarnya.
Setiap bab memerlukan penggarapan yang saksama. Hal itu penting agar
informasi tertulis yang tersaji sejak mulai pendahuluan sampai dengan
kesimpulan dan diakhiri saran menggambarkan kesatuan utuh terpadu.

Berapa jumlah halaman skripsi, tesis, dan disertasi itu relatif. Ke-
cuali, buku panduan penulisan skripsi yang diterbitkan oleh perguruan
tinggi tempat mahasiswa kuliah menyebutkan jumlah minimal halaman
suatu skripsi, tesis, atau disertasi. Jika itu diatur, maka mahasiswa harus
tunduk pada tata aturan itu.

Adapun yang terpenting bagi setiap penulis skripsi (mahasiswa calon


sarjana) harus benar-benar memahami panduan pembuatan skripsi,
tesis, atau disertasi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi masing-
masing. Akhirnya, mahasiswa harus mampu mempertahankan isinya.

Umumnya pada buku panduan dicantumkah jumlah halaman minimal


yang dituntut. Skripsi mahasiswa program pendidikan sarjana tingkat
Strata I ( S1), umumnya 60 halaman kuarto. Pengetikan berjarak dua kait.
Tetapi, jika universitas atau sekolah tinggi termpat mahasiswa menetap-
kan 80 halaman, misalnya, maka mahasiswa harus memenuhi minimal
jumlah halaman itu. Kalau tidak ya relative kurang memenuhi syarat dari
segi jumlah halaman. Selain itu, penyajian laporan penelitian dalam.
76

bentuk skripsi, tesis, atau disertasi dianjurkan menggunakan bahasa se-


derhana, lugas, jelas, dan bernas

Sesungguhnya, penulis modul ini memahami bahwa menuangkan


gagasan tertulis dengan bahasa yang sederhana dan bernas merupakan
kemampuan dan talenta seseorang yang khas. Bahkan kemampuan
77
menulis itu merupakan bakat pribadi setiap individu. Sekalipun demikian,
setiap orang yang sudah menduduki tingkat akhir suatu perguruan tinggi
pasti sudah terbiasa menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan.

Di samping itu, peran pembimbing skripsi, tesis, dan sponsor penu-


lisan disertasi juga penting untuk meluruskan segala sesuatu yang ditulis
mahasiswa sehingga karya ilmiah mahasiswa bimbingannya ditulis me-
menuhi semua syarat, termasuk syarat kaidah berbahasa ragam tulis
ilmiah dan tetap menaati rambu-rambu bahasa Indonesia yang baik dan
benar.

Akhirnya, penggarapan informasinya tertulis suatu skripsi, tesis, atau


disertasi diupayakan berkualitas. Bukan semata-mata memenuhi ba-
nyaknya halaman minimal yang dituntut oleh buku panduan masing-
masing institusi perguruan tinggi tempat mahasiswa kuliah. Karenaya,
penulis karangan ilmiah perlu rancangan jumlah halaman. Jumlah itu
diperlukan untuk memandu ketika. melakukan penulisan. Salah satu
contoh perencanaan jumlah halaman seperti Tabel 1 di atas.

5. Alur Kegiatan Penulisan

Penyelesaian penulisan mulai konsep hingga jadi ketikan rapi


memerlukan waktu. Penjadwalan kegiatan penulisan dilakukan dan
jadwal itu harus ditepati secara disiplin. Sebenarnya kebiasaan
menuangkan gagasan itu secara tertulis itu sudah harus mulai sejak
mahasiswa duduk di Semester I.

Kalau kebiasaan itu sudah dibangun sejak awal kuliah, maka


penulisan skripsi, tesis, dan disertasi pasti tidak akan mengalami
kesulitan. Mahsiswa harus berlatih menulis. Dalam berlatih, utamakan
menuliskan gagasan dengan bahasa sendiri secara runtut. Hal itu harus
dilatih berulang kali. Tentu saja latihan menuangkan gagasan itu harus
berpedoman pada penggunaan bahasa baku dan benar.

Bobot kesulitan penulisan setiap bab sama beratnya. Khusus Bab II


penulis harus secara tajam memberi gambaran teori ilmu yang dipakai
untuk memecahkan masalah penelitian. Bab III membutuhkan pema-
haman tentang metodologi riset yang memadai. Pilihan metode penelitian
harus sesuai dengan variabel dan data yang diperlukan. Sedangkan Bab
IV memerlukan konsentrasi cermat tentang pengolahan data-data pene-
78
Litian dan penggunaan rumus-rumus perhitungan statistik.

TABEL II
ALUR KEGIATAN PENYELESAIAN
PENULISAN
Urt Kegiatan Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4 BLN 5 BLN 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menetakan Masalah x x
Menetapkan Judul xx
Konsultasi Judul xx
2 Menyusun Kerangka xxx
Konsulasi Kerangka xx
3 Isntrum en Penelian xxx
Konsultasi Instrum en x
4 Bahan Data Sekunder xx
Konsultasi x
5 Penlitian Kancah xxxx
Mengolah data x
6 Menulisa Bab I xx
Konsultasi x
7 Menulis Bab II xx
Konsulasi xx
8 Menulis BAB III xx
Konsultasi xx `
9 Menulis Bab IV xx
Konsultasi x
10 Menulis Bb V xx
Konsultasi x
11 Kelengkapan x
Lem bar judul, Perse
tujuan, Pengantar
Daftar Isi xx
Daftat Tabel
Daftat Pustaka
12 Abstrak
Koreksi akhir, Perapian x
Penjilidan x
13 Penyiapan Ujian xx

yang mendukung penelitian. Khususnya kalau metode kuantitatif


yang dipilih
Sebaiknya, porsi pendahulan tidak terlalu memakan halaman.
Sebaliknya analisislah yang banyak menyita banyak halaman dan
79
menyita waktu penggarapan. Hal itu disebabkan penulis karangan ilmiah
akan membuktian dengan data dan dasar teori penelitian yang dipilih
sehingga masalah itu dapat dipecahkan. Jumlah halamannya itu
merupakan acuan

Perkiraan itu penting agar dapat menuliskan gagasan dengan


pengolahan yang cermat. Selain itu, jumlah halaman juga perlu untuk
memperkirakan waktu yang dibutuhkan. Akhirnya,pembuatan tulisan
pada hakikatnya adalah tekat dan kemauan keras sebagai modalnya.
Mahasiswa tidak perlu ragu menggoreskan pena. Pembimbing akan
membimbing tahap demi tahap.

Tambahan lagi, mahasiswa tidak perlu putus asa. Jika pembim-bing


ter-paksa meminta memperbaiki, mengetik lagi, dll. Disiplin waktu
konsultasi, dan diskusi dengan pembimbing merupakan ujian mental agar
mahasiswa memahami benar apa yang di tulis. Bila mahasiswa
menggarap skripsinya dengan sungguh dan mau dibimbing, maka hasil
skripsinya pasti berbobot dan untuk menempuh ujian pendadaran atau
ujian sidang akan lebih mulus.

Selain perkiraan halaman, alur rencana penyelesaian laporan


penelitian pun tak kalah penting. Laporan penulisan skripsi, tesis, atau
disertasi dibutuhkan tahapan waktu penyelesaian agar mahasiswa
mematuhi disiplin waktu menulis. Apa bila disiplin waktu itu dipatuhi
niscaya penulisan skripsi dapat selesai pada waktunya. Adapun alur
kegitan penulisan skripsi digambarkan pada Tabel II tersebut di atas.
Unit 6 telah selesai, silakan dipelajari sekali lagi, dan sejenak selesaikan
soal pada penggiring ingatan berikut ini.

Saudara
Telah Menyelesaikan
Unit 6
Ulangai Lagi Sebelum
Memulai Mengerjakan
Penggiring Ingatan
80
D. PENGGIRING INGATAN
S
elesaikan soal berikut ini dengan terlebih dahulu meyakini bahwa Unit 6
telah benar-benar dipahami. Silakan mulai.

I. Soal Kelompok Pilihan Ganda

Petunjuk Penyelesaian Soal

Beri tanda silang A, B, C, D, atau E jika itulah jawaban yang paling


tepat.

1. Data yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan dipakai untuk


keperluan ….
A. Pembuktian hipotesis
B. Pemecahan masalah
C. Penulisan kerangka penulisan
D. Penulisan landasan teori penelitian
E. Penulisan kesimpulan dan saran

2. Peneliti meneliti di kancah dengan menggunakan instrumen penelitian


untuk mencari data…
A. angket
B. observasi
C. wawancara
D. primer
E. sekunder

3. Mahasiswa melakukan penelitian untuk penulisan skripsi kalau mereka


….
A. sudah menempuh seluruh mata kuliah
B. telah dinyatakan lulus mata kuliah proposal penelitian
C. telah dinyatakan lulus mata kuliah metodoloc.i penelitian
D. telah selesai Kuliah Kerja Nyata
E. telah menulis proposal penelitian

4. Kerangka penulisan disusun kalau mahasiswa …


A. telah menetapkan masalah penelitian
B. telah melakukan menetapkan indentifikasi masalah
C. telah merumuskan masalah yang akan diteliti
D. telah menetapkan rumusan masalah pokok
E. telah menetapkan judul penelitian

5. Landasan Teori penelitian berisi uraian tentang.


A. Masalah penelitian yang sudah dianlisis dan dirumuskan
B. Konsep dan teori ilmu yang dipakai sebagai landasan
memecahkan masalah
81
C. Teori statistik yang mendukung pembuktian penelitian
D. Teori metodoloc.i penelitian yang dipilih untuk mengum-pulkan
data
E. Rumus-rumus statistik untuk membuktikan hipotesis.

II. Soal Kelompok Esai

1. Jelaskan langkah perencanaan penelitian ?


2. Bagaimana kerangka pokok penulisan Skrispi?
3. Apa guna perencanaan jumlah halaman skripsi?
4. Informasi pelengkap skripsi apa saja yang diletakkan sebelum
Bab Pendahuluan?
5. Informasi pelengkap skripsi apa saja yang diletakkan sesudah
Bab Penutup?

Ada Kesulitan
Menyelesaikan
Soal-soal di atas?
Pasti Tidak !
Mengapa?
Karena Saudara Telah
Menguasai
Masalahnya.
Tetapi ada baiknya
baca lembar Balikan
82
E. UMPAN BALIK

I. Soal Kelompok Pilihan Ganda

1=D 2=D 3=E 4=E 5=B

II. Soal Kelompok Esai

1. Langkah Perencanaan Penelitian :

A. Langkah persiapan penulisan dengan target


 Menetapkan masalah
 Identifikasi masalah
 Pembatasan dan perumusan masalah
 Pembuatan hipotesis
 Penetapan judul penulisan
 Langkah pengumpulan data, bahan, dan informasi,
 Menggunakan instrumen penelitian untuk mengum-pulkan data
 Data primer dan data sekunder yang dikumpulkan
 Data dicari yang objektif

B. Langkah pengolahan data

 Data yang sudah dikumpulkan diklasifikasikan dalam bentuk


tabel, diagram, atau grafiks, atau bentuk lain.
 Data yang sudah diklasifikasikan dianalisis dengan rumus
tertentu.
 Penulisan Naskah
 Konsep dibuat, diketik sesuai aturan pengetikan la-poran
 Format disesuaian dengan pedoman yang berlaku
 Selesai diketik dijilid sederhana

C. Langkah Terakhir
 Mnyerahkan laporan penelitian untuk ditandatangai pembimbing
 Mnyerahkan Skripsi, tesis, atau disertasi ke sekre-tariat.
 Menunggu ujian sidang skripsi
 Pelaksanaan ujian dan lulus jadi sarjana

2. Kerangka pokok penulisan skripsi, tesis, disertasi, dan karya tulis,


yakni
1. Bab Pendahuluan
2. Landasan teori penelitian
3. Bab Metode Pengumpulan Data
4. Bab Analisis Data Penelitian
5. Bab Penutup berisi Kesimpulan dan saran
83
3. Perencanaan halaman berguna untuk perencanaan waktu menulis
sehingga terpusat pada informasi yang esensial untuk diuraikan dalam
laporan penelitian

4. Lembar informasi pelengkap skripsi, yakni


1. Lembar sampul karya ilmiah
2. Lembar persetujuan pembimbing
3. Lembar pengesahan panitia ujian
4. Abstrak
5. Kata Pengantar
6. Dafatar Isi
7. Daftar tabel
8. Lembar persembahan

5. Lembar informasi pelengkap sesudah Bab Penutup


1. Daftar Pustaka
2. Glosery
3. Daftar Indeks.
4. Lampiran lainnya bila perlu

Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik

=======o00=======
84
F. RANGKUMAN

Masalah ilmiah perlu dicari pemecahannya dengan penelitian.


Masalah itu merupakan kesenjangan, Kesenjangan terjadi karena tidak
sesuai keingian/ harapan dengan kenyataan. Masalah juga sesuatu yang
ada menjadi tiada, dan seuatu yang tiada menjadi ada.

Medoloc.i Penelitian memberi pedoman penelitian dalam 9 langkah


ditambah satu langkah, yakni masalah itu sendiri. Langkah penelitian itu
meliputi :

1. Menetapkan masalah yang akan diteliti


2. Identifikasi masalah penelitian ;
3. Perumusan masalah setelah dibatasi masalahnya;
4. Tujuan penelitian;
5. Pengumpulan teori ilmu sebagai landasan pemecahan masalah;
6. Penetapkan metode pengumpulan data;
7. Pencarian data atau pengumpulan data di kancah;
8. Pengolahan data penelitian dan analisis data penelitian ; dan
9. Kesimpulan dan rekomendasi/saran pemecahan.

Peneliti setelah memahami sepuluh langkah itu, dalam praktik


sesungguhnya mereka merencanakan kerangka langkah kerja penelitian
untuk menghasilan data akurat dan informasi objektif dalam bentuk
laporan penelitian tertulis..

Adapun bentuk laporan penelitian, ada berbentuk skripsi, tesis, dan


disertasi, atau bentuk lainya. Langkah yang ditempuh, yakni :

1. langkah persiapan penulisan,


2. langkah pengumpulan data, bahan, dan informasi,
3. langkah pengolahan data,
4. penulisan konsep, penyajian pengetikan laporan dalam bentuk
format, penjilidan,
5. dan yang terakhir menyerahkan laporan penelitian.

Selanjutnya, sistematika laporan penelitian umumnya terdiri dari 5


bab, yakni :
1. Bab Pendahuluan.
2. Bab Landasan teori penelitian.
3. Bab Metode Pengumpulan Data.
4. Bab Analisis Data Penelitian.
5. Bab Penutup berisi Kesimpulan dan saran.

Lima bab itu kemudian dikembangkan menjadi kerangka karang-an


ilmiah. Kalau karangan ilmiah itu dalam bentuk skripi, tesis, atau disertasi,
85
maka mahasiswa penulisnya harus memahami apa yang di-tulis sehingga
siap menyajikan dalam ujian sidang. Kerangka penulisan karangan
ilmiah memerlukan kecematan agar karya tulis ilmiah dapat diselesaikan
pada waktunya. Ditambahkan jumlah halaman tiap bab merupakan cara
agara penulis karangan dapat menulis ringkas dan bermakna.

Ah, itu tidak sulit

Konsultasi
Dgn Pembimbing
Bagaiman
a
Menyusun
Kerangk
a
Penelitia
n ??

Penelitian
=====o0o=====
86

UNIT 7
ALUR PENULISAN
UNIT 7 PROPOSAL PENELTIAN
DENGAN ACUAN KERANGKA
KARANGAN ILMIAH

A. TUJUAN

nit 1, 2, 3, 4, telah menguraikan teori pokok yang berisi alur atau langkah
bila seseorang melakukan penelitian untuk penulisan karangan bercorak
karangan ilmiah. Sedangkan Unit 5 dan Unit 6 menegaskan teknik
merumuskan judul karangan ilmiah dan kerangkanya.

Unit ini dan unit berikutnya akan membahas aplikasi teori yang sudah
dipelajari untuk menulis karangan ilmiah yang memenuhi syarat. Salah
satu yang akan duraikan adalah penulisan proposal penelitian. Khusus
Unit 7 ini materi akan menjelaskan penulisan proposal penelitian.
Proposal itu dipersiapkan mahasiswa untuk dikembangkan menjadi
karya ilmiah di kemudian hari. Proposal penelitian dapat dikembangkan
menjadi skripsi, tesis, atau disertasi, atau laporan penelitian. Dapat
dikatakan proposal penelitian adalah prototipe skripsi, tesis, atau
disertasi. .

Adapun Unit 7 mengetengahkan tentang penulisan proposal


penelitian. Oleh karena itu, tujuan unit ini, yakni agar pembaca calon
sarjana, khususnya mahasiswa yang harus menyelesaikan karya akhir
yang harus dipertahankan dalam ujian sidang sungguh-sungguh
memahami apa, bagaimana menulis karya tulis ilmiah sehingga meme-
nuhi syarat. Adapun tujuan unit ini agar pembaca :

1. memahami rambu-rambu menulis proposal penelitian;


2. memahami isi pokok proposal yang harus ditulis ;
3. memahami teknik penulisan proposal penelitian ;dan
4. mampu menulis proposal penelitian atas dengan cara mempe-
lajari contoh-contoh.
87
Tujuan itu akan menjadi kenyataan kalau saudara mau mempelajari
baik-baik unit ini dan mau berlatih mencoba menulis proposal penelitian.
Justru it, cermati contoh-contoh dengan saksama. Usaha gigih saudara
88
sungguh diperlukan dalam menggarap karya tulis ilmiah. Tekat itu meru-
pakan bekal untuk terus memperlajari inti pendahuluan unit ini.

B. PENDAHULUAN
Y

ang harus membuat proposal penelitian itu siapa ? Siapa saja yang
hendak meneliti guna memecahkan masalah. Mereka itu antara lain
adalah mahasiswa yang akan menulis skripsi, tesis, atau disertasi, dan
para calon peneliti.

Skripsi, dan tesis ditulis dengan dasar masalah yang harus


dipecahkan. Pendek kata, sentralnya adalah masalah yang terjadi.
Masalah terjadi karena praktik tidak sesuai dengan teori atau terjadi
penyimpangan. Atau sebaliknya teori tidak sesui dengan praktik. Oleh
karena itu, perlu ada usulan yang digali dari penelitian untuk mengatasi
masalah. Usulan yang didasarkan hasil penelitian itu berguna untuk
pemecahan masalah yang terjadi.

Berbeda dengan penulisan disertasi. Seorang mahasiswa program


pendidikan sarjana tingkat Strata Tiga ( S3) melakukan penelitian untuk
memperbaiki teori ilmu yang sudah ada, atau menggali teori ilmu baru
melalui penelitian yang dinformasikan dalam bentuk disertasi.

Di pihak lain, ada peneliti yang menulis laporan untuk disampaikan


kepada sponsor. Seperti penelitian pejakit gondok di daerah Wonosobo,
misalnya. Atau penelitian mengapa terjadi semburan lumpur panas di
Porong, Sidoarjo, misalnya. Di bidang kebudayaan penelitian tentang
arkeologi guna pembuktikan dan menyakinkan kebenaran sejarah
peradaban manusia. Bidang pendidikan, uji coba KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) di beberapa SD di Indonesia, pengembangan
benih padi baru.

Sesungguhnya tujuan prosposal penelitian itu ditulis untuk dipakai


sebagai rencana kerja peneliti dalam mengungkap masalah dimulai apa
masalahnya, mengapa masalah terjadi, bagaimana mengatasi
masalah, apa kegunaannya, kapan penelitian akan dimulai dan diahkiri,
di mana penelitian akan dilakukan, dan berapa anggarannya ( budget, )
dari mama sumber anggarannya. Itulah pokok yang perlu ditulis dalam
proposal penelitian.

Uraian berikut ini akan menjelaskan lebih rinci tentang penulisan pro-
posal penelitian. Simak baik agar akhirnya saudara pembaca dapat
menulis proposal penelitian. Jadi, kaitan unit ini dengan penulisan skripsi
sangat erat. Kalau boleh dikatakan, proposal penelitian merupakan
prototipe skripsi di kalangan perguruan tinggi. Artinya, proposal penelitian
89
itu adalah skripi kecil. Bila hal itu digarap secara lebih lengkap dan lebih
sempurna, maka proposal penelitian itu dapat menjadi inspirasi sebuah
skripsi yang memenuhi syarat. Bahkan, beberapa perguruan tinggi
mewajibkan mahasiswa menulis proposal penelitian dan kemudian dise-
minarkan dulu. Jika proposal meyakinkan, maka proposal itu dapat di-
kembangkan menjadi skripsi, tesis, atau disertasi.

C. POKOK BAHASAN
M

ateri penelitian ini meliputi pengertian, isi, rambu-rumbu, teknik


menuangkan tulisan, dan contoh kerangka proposal penelitian. Ikuti
uraian ini dengan saksama agar segera memahami materinya.

1. Pengertian Proposal Penelitian

Proposal penelitian itediri dari dua kata proposal (usulan) sedangkan


penelitian berarti penyelidikan (research). Istilah proposal berarti
rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Penelitian itu
adalah kegiatan pengumpulan, mengolah, analisis, dan penyajian data
yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan
masalah atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-
prinsip umum.28 Singkatnya, propsosal penelitian berisi rancangan
kegiatan melakukan penelitian. Lebih lanjut ditegaskan bahwa :

“ suatu usulan (proposal) penelitian merupakan suatu rencana


kerja yang tertulis, prospects atau garis besar (outline) yang memuat
pernyataan maksud (stamtement of intent) atau naskah rencana
(draft plan) yang menjelaskan apa, mengapa, bagaimana, dimana,
kapan, dan untuk siapa proposal penelitian tersebut dilaksanakan. Di
samping itu, usulan (proposal ) juga harus menunjukkan manfaat
atau kegunaan hasil pelaksanaan dari proposal tersebut.” 29

Sejalan dengan pengertian proposal penelitian di atas, maka secara


garis besar langkah seorang peneliti sebelum terjun ke kancah penelitian,
wajib menulis rencana kerja tertulis sebagai pedoman melakukan
penelitian.

Isitilah rencana penelitian itu dalam Metodologi penelitian dikenal


dengan istilah proposal penelitian atau sering disebut research design.
Apa dan bagaimana proposal itu dipersiapkan? Ikutilah uraian tentang
teknik merancang prosopal penelitian berikut ini.

28
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta. Balai Pustaka,
1989 ), hlm. 763, dan 920.
29
J.Supranto Proposal Penelitian dengan Contoh (Jakarta: UI Press, 2004), hlm. 2.
90
2. Isi Proposal Penelitian

Proposal penelitian berisi rancangan penelitian ( research design).


Isi rancangan itu mencakup kegiatan yang akan dilakukan sejak awal
hingga selesai penelitian. Atau sejak penetapan masalah hingga penye-
rahan laporan penelitian dalam wujud tertulis dan terjilid siap diserahkan
kepada yang berhak atas proposal itu. Menyusul kemudian langkah kerja.
Mengapa diperlukan rancangan penelitian? Untuk apa rancangan itu
dilakukan? Mudahnya jawaban itu, yakni untuk pedoman agar setiap
tahap dapat diselesaikan tepat waktu. Adapun langkah itu telah dijelas-
kan dalam Unit 5 dan dalam Unit 6 tentang judul. Coba kembali ke Unit
5 dan Unit 6 sejenak.Sudah dilakukan? Baik! Kedua Unit itu telah
menjelaskan langkah tersebut meliputi :

1. menetapkan masalah yang akan diteliti;


2. judul proposal;
3. identifikasi masalah penelitian ;
4. perumusan masalah setelah dibatasi masalahnya;
5. tujuan penelitian;
6. pengumpulan teori sebagai landasan pemecahan masalah;
7. penetapan metode pengumpulan data;
8. pencarian data atau pengumpulan data di kancah;
9. pengolahan data penelitian;
10. analisis data penelitian ; dan
11. kesimpulan dan rekomendasi/saran pemecahan.

Sebagai bahan banding Dradjat Suhardjo memberi contoh kerangka


prosposal penelitian. Dikemukakannya bahwa “Setelah membangun ke-
rangka pikir untuk penelitian, rancangan usulan penelitian dimulai.
Bagian utama dari proposal (usulan) penelitian adalah:

Bagian Utama:

1. Judul penelitian
2. Latar belakang masalah
3. Batasan masalah, perumusan masalah, pendekatan masalah,
definisi, dan istilah.
4. Tujuan penelitian
5. Manfaat penelitian
6. Kajian pustaka
7. Landasaan teori
8. Hipotesis ( kalau ada)
9. Metode penelitian
10. Organisasi penelitian
11. Biaya penelitian
12. Jadwal penelitian
91
13. Daftar pustakaLampiran-lampiran.”30

Kedua sumber tersebut bila dipadukan akan menghasilkan kerangka


proposal penelitian. Bila ditulis secara langkap, maka proposal penelitian
memuat topik-topik bahasan sebagai berikut ini.

1. Masalah yang diteliti.


2. Judul.
3. Latar belakang masalah.
4. Identifikasi masalah.
5. Pembatasan masalah.
6. Perumusan masalah.
7. Landasan teori.
8. Metodologi penelitian.
9. Teknik pengumpulan data.
10. Teknik pengolahan data.
11. Teknik analisis data.
12. Tujuan penelitian.
13. Manfaat penelitian.
14. Jadwal penelitian.
15. Biaya Penelitian.
16. Daftar Pustaka.
17. Lampiran.
18. Daftar Istilah ( kalau perlu)

Perlu ditegaskan sekali lagi, setiap perguruan tinggi memiliki


pedoman khas penyusunan karya tulis ilmiah, seperti penulisan paper,
skripsi, tesis, disertasi, jurnal ilmiah.

Sekalipun demikian, pengamatan penulis melakukan studi koleksi


skripsi dari berbagi perguruan tinggi pola dan kerangka isinya memiliki
kesamaan. Yang berbeda adalah tata penyajian ke delapan belas hal
tersebut. Untuk memudahkan perhatikan penetapkan ide-ide pokok
materi proposal penelitian di bawah ini.

3. Materi Proposal Penelitian

Sebagai contoh berikut ini, pokok-pokok materi yang akan dituangkan


menjadi proposal penelitian. Contoh berikut dipakai sebagai ilustrasi
untuk menjabarkan 18 materi pokok di atas. Selanjutya, proposal pene-
litian umumnya berisi hal-hal sebagai berikut ini.

30
Dradhat Suhardjo, Metodologi Penelitian dan Penulisan Laporan
Ilmiah( Yogya-karta: UII Press , 2003), hlm. 44.
92
1. Masalah :

Kepala Sekolah SMK minta pensiun dini

2. Judul Proposal Penelitian

Dampak Kebijakan Pembatasan Masa Jabatan Kepala Sekolah


terhadap Motivasi Kinerja Kepala SMK Negeri Jakarta

3. Latar Belakang Masalah

1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 085/U/ 1994


tentang Masa Jabatan Kepala Sekolah 4 tahun.
2. Monitoring tolok ukur keberhasilannya kepala sekolah selama
menjabat.
3. Perpanjangan masa jabatan satu kali lagi bila memenuhi syarat.
4. Kembali menjadi guru setelah tidak menjabat sebagai kepala
sekolah.
5. Jabatan kepala sekolah itu jabatan profesi bergengsi.
6. Penyaringan ketat bagi calon kepala sekolah.

4. Identifikasi Masalah

a. Kebijakan Pembatasan Masa Jabatan

1. Tanggapan atas masa jabataan 4 tahun.


2. Tanggapan kembali menjadi guru.
3. Hasil monitoring atas kinerja kepala skolah.
4. Kepuasan seseorang berstatus kepala sebagai kepala sekolah.

b. Motivasi Kinerja Kepala Sekolah

1. Kemampuan sebagai kepala sekolah professional.


2. Kemampuan mmenuhi kriteria profil kepala sekolah.
3. Kemampuan mengubah sekolah sesuai profil dalam 3 tahun.
4. Kemampuan pengendalian emosi tidak memiliki status kehor
matan.

5 Pembatasan

1. Dampak kepuasan atas diberlakukan kebijakan peraturan


pembatasan masa jabatan
2. Dampak kinerja kepala sekolah termotivasi atau tidak termo-
tivasi.
3. Adakah terjadi peningkatan kinerja kepala sekolah?

6. Rumusan Masalah
93
1. Kebijakan itu berdampak positif atau negatif terhadap kinerja
kepala sekolah
2. Termotivasi atau tidak kinerjanya dengan kebijakan itu.

7. Ladasan Teori Penelitian

1 Teori pengelolaan sekolah kejuruan


2 Teori manajemen sekolah kejuruan
3 Tolok ukur kerberhasilan kepala sekolah
4 Teori motivasi
1. Teori harapan
2. Teori keadilan
3. Teori perilkau
4. Teori kepuasan

8. Metode Penelitian

1. Survai lapangan
2. Kepustakaan
3. Observasi

9. Teknik Mengumpulam Data

1 Penetapan populasi dan sampling


2 Angket
3 Wawancara
4 Observasi

10. Teknik Pengolahan Data

1. Tabel
2. Grafiks
3. Penetapan skala
4. Peritungan dengan program komputer
5. Persentasi data

11.Teknik Analisis Data

1.Perhitungan Regresi sederhana


2 Perhitungan persentasi data
3. Penafsiran hasil persamaan regresi

12. Tujuan Penelitian


94
1. Menjaring tanggapan kepala sekolah SMK Negeri Jakarta
tentang pembatasan masa jabatan
2. Mengumpulkan data kinerja kepala sekolah positif atau negatif
menghadapi perubahan masa jabatan
3. Mengetahui kesiapan kepala sekolah menghadapi monitoring
dan kembali sebagai guru.
4. Memenuhi syarat ujian sidang skripsi.

13. Manfaat Penelian

1 Menambah pengalaman menulis dalam menliti


2 Mengembangkan kemampuan menulis dengan tata
aturan yang sudah ditetapkan
3. Untuk bahan studi dalam menetapkan kebijakan

14. Jadwal Penelitian

1. Persiapan
2. Pengumulan Data
3. Mengolah Data
4. Menganalisis daa
5. Kesimpulan

15. Penulisan Proposal dari awal hingga akhir

16. Biaya

Biaya penelitian ditanggung pribadi sebesar Rp 2.500.000.

17. Daftar Pustaka

18. Lampiran

1. Surat permonohan peneliian dari kampus dan surat keterangan


telah meneliti.
2. Daftar Riwayat hidup
istilah , glosery.

Dengan intisari materi proposal penelitian yang sudah dirancang


secara garis besar itu, maka calon pembuat proposal penelitian harus
mengembangkan hasil penelitian dalam bentuk laporan tertulis. Dalam
praktik penulisan dapat terjadi penambahan atau pengurangan materi.
Oleh karena itu, modifikasi senantiasa terbuka lebar. Modifikasi disesuai-
kan dengan perkembangan perolehan data terkini.
95
Kalau demikian, maka materi pokok yang disesuaikan dengan
kerangka proposal akan memudahkan calon sarjana mencari data,
mencari sumber dokumen untuk mendukung landasan teori penelitian. Di
samping itu, peneliti (calon sarjana) dapat memilih metode yang paling
mendekati pemecahan masalah penelitian secara tepat.

Bila dipandang perlu karya tulis ilmiah dilengkapi dengan ilustrasi.


Adapun ilustrasi itu dapat berupa tabel, grafik, gambar, bagn, skema,
foto, atau ilustrasi lain. Pilihan ilustrasi hendaknya mampu mem-
permudah pemahaman narasi naskah karya tulis yang dibuatna.
Perhatikan tabel materi proposal penelitian

Contoh lengkap proposal penelitian diberikan pada rangkuman Unit 8


ini. Harap disimak baik-baik. Pembaca pasti mampu mengembangkan
diri menghasilkan proposal penelitian jauh lebih baik dari contoh yang
disajikan pada unit ini.

Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 1
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar
96
D. PENGGIRING INGATAN

S
elesaikan soal berikut ini dengan terlebih dahulu meyakini bahwa Unit 7
telah benar-benar dipahami. Silakan me-ngerjakan.

I. Soal Kelompok Pilihan Ganda

Petunjuk Penyelesaian Soal

Beri tanda silang (X) pada A, B, C, D, atau E jika itulah jawaban


yang paling tepat.

1. Penulis karya tulis yang tidak perlu menyiapkan proposal penelitian,


antara lain
A. Mahasiswa program pendidikan sarjana
B. Mahasiswa program pendidikan magister
C. Mahasiswa program pendidikan doktor
D. Mahasiswa program profesi
E. Mahasiswa pendidikan sarjana penyusun paper.

2. Yang harus menyusun tesis dan harus dipertahankan adalah


A. Mahasiswa program pendidikan sarjana
B. Mahasiswa program pendidikan magister
C. Mahasiswa program pendidikan doktor
D. Mahasiswa program profesi
E. Mahasiswa pendidikan sarjana penyusun paper.

3. Karya tulis ilmiah yang berbobot berat penggarapannya menjadi


beban mahasiswa ….
A. Mahasiswa program pendidikan sarjana
B. Mahasiswa program pendidikan magister
C. Mahasiswa program pendidikan doktor
D. Mahasiswa program profesi
E. Mahasiswa pendidikan sarjana penyusun paper.

4. Tahap awal penulisan karya tulis ilmiah dimulai dengan menetapkan


A. Kerangka penulisan
B. Kerangka penelitian
C. Proposal penelitian
D. Judul penelitian
E. Masalah penelitian
97
5.Yang lebih dahulu dirumuskan pada subjudul karya tulis ilmiah, yakni
A. Perumusana masalah penelitian
B. Latar belakang masalah penelitian
C. Identifikasi masalah penelitian
D. Pemurmusan masalah penelitian
Hipotesis penelitian

II. Soal Kelompok Esai

1. Proposal penelitian itu apa?


2. Mengapa proposal penelitian itu berguna bagi calon mahasiswa
yang akan menulis skripsi?
3. Mengapa mahasiswa penulis skripsi harus memahami masalah
skripsinya?
4. Sebutkan urutan kerangka proposal penelitian Menurut Drajat
Suhardjo?
5. Tetapkan satu masalah penelitian, kemudian buat judul penelitian
dengan dua variabel Kemudian identifikasi masa-lahnya.

Saudara Pasti
Tidak Mengalami
Kesulitan
Teruskan ke
unit berikutnya.

=====O0O======
98
99
F. UMPAN BALIK

I. Soal Pilihan Ganda

1. = E 2= B 3= C 4= E 5= B

II. Soal Esai

1. Proposal penelitian itu rencana kerja penelitian yang dituangkan


dalam penelitian guna menyusun laporan karya tulis ilmiah.

2. Proposal penelitian berguna bagi mahasiswa karena dengan desian


proposal penelitian terumus sismematid akan memudakan
mahasiswa menetapkan teori ilmu pendukung penelitian, pemioihan
metode yang t epat, dan rencana data yang harus dikumulkan guna
mendukung teori penelitian.

3. Masalah skripsi menjadi pusat memancarkan latar belakang


masalah, indentifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan
masalah, dan penetapan hipotesi.

4. Sebutkan urutan kerangka proposal penelitian Menurut Drajat


Suhadjo, yakni

Bagian Utama:
1. Judul penelitian
2. Latar belakang masalah
3. Batasan masalah, perumusan masalah,
4. pendekatan masalah, defininsi, dan isitilah.
5. Tujuan penelitian
6. Manfaat penelitian
7. Kajian Pustaka
8. Landasaan Teori
9. Hipotesis ( Kalau ada)
10. Metode penelitian
11. Organisasi penelitian
12. Biaya penelitian
13. Jadwal penelitian
14. Daftar Pustaka
15. Lampiran-lampiran

5.Masalah, Judul, dan Identifikasi

Masalah penelitian :
Hasil rata-rata kelas nilai Mata Pelajaran Matematika di bawah
angka 5 dari nilai standar 0 s.d. 10.

Judul : Dampak Pendidikan Orang Tua Siswa Terhadap Pres-


100
tasi Matermatika Siswa SMA Negeri Batu Tulis 01 Pagi
Jakarta Pusat.

Identifikasi Pendidikan Orang Tua


1. Apakah pendidikan orang tua berkaitan dengan prestasi belajar
matematika siswa.
2. Adakah pengaruh bimbingan orang tua di rumah pada prestasi
3. Matematika
4. Apakah buku matematika mendukung prestasi belajar siswa

Identifikasi Guru
1. Apakah guru matematika berpengaruh pada prestasi siswa?
2. Mengapa metode pembelajran guru penting dalam pembe-lajaran
matematika.
3. Mengapa alat peraga diperlukan dalam pembelajran mate-
matika?

Identifikasi siswa
1. Apakah Uas siswa berpengaruh pada prestasi belajar
matematika di SMA?
2. Puaskan siswa atas pembelajaran guru?
3. Mengapa pekerjaan rumah matematika itu penting?

Selamat Saudara
Telah Memahami
Proposal Penelitian
Ikuti Bagaimana
Rangkuman

=======o00=======
101
D. Rangkuman

Proposal penelitian merupakan prototipe penulisan karya ilmiah yang


akan ditulis seorang peneliti atau seorang calon sarjana yang tengah
menyiapkan penulisan skripsi, tesis, atau disertasi. Proposal penelitian
berisi garis besar penalaran yang akan dituangkan dalam karya tulis
sesung-guhnya.

Selain berguna bagi peneliti yang akan melakukan penelitian atau


mahasiswa yang akan menulis skripsi, tesis, atau disertasi, proposal
penelitian juga berguna untuk memberi keyakinan kepada sponsor yang
akan membiayai penelitian. Hakikatnya isi proposal penelitian memilki
rambu-rambu penalaran jabaran judul penelitian, Pendahuluan (sering
disebut rasional), isi proposal, dan penutup. Menulis prososal mengacu
pada konsep:

1. Siapa penanggung jawabnya penelitian


2. Apa judul masalah penelitian
3. Mengapa masalah itu perlu diteliti
4. Bagaimana masalah itu diteliti
5. Pendekatan metode apa yang akan dipakai
6. Kapan dimulai dan kapan selesai
7. Di mana penelitian akan dilakukan
8. Berapa dana diperlukan untuk penelitian itu.

Unit 8 berikut ini memberi contoh lengkap tentang proposal penelitian


. Ikutilah dengan saksama agar saudara pembaca memiliki gambaran
bagaimana menulis proposal penelitian .

Selamat
Saudara Telah Memiliki
Rambu-rambu Materi
yang Perlu Dituangkan
Ketika Menulis
Proposal Penelitin
102

MODUL 8
CONTOH LENGKAP
UNIT 8
PROPOSAL PENELITIAN

A. TUJUAN

nitl 8 ini berisi satu contoh lengkap penulisan proposal pene-litian.


Dengan contoh ini diharapkan saudara pembaca memper-oleh gambaran
nyata sehingga pembaca :

1. dapat menyimak pola penyajian isi proposal penelitian;


2. dapat merancang garis besar proposal penelitian;
3. dapat menulis proposal penelitian lebih baik dari contoh.

Tiga tujuan itu harus menjadi realita. Artinya, setelah mencermati


pembaca modul ini mampu menuangkan gagasan sehingga meng-
hasilkan proposal penelitian yang jauh lebih baik dari contoh ini.

B. PENDAHULUAN
P
roposal penelitian dimulai dengan menuliskan halaman judul. Halaman
judul ini secara sederhana berisi judul proposal, penulis proposal dan
nama instansi tempat penulis proposal bekerja. Jika proposal penelitian
ini ditulis mahasiswa yang akan menulis skripsi, maka setelah setelah
selesai ditulis, mahasiswa harus berkonsultasi de-ngan dosen
pembimbing teknis dan dosen pembimbing materi. Isi proposal penelitian
103
biasanya diseminarkan dahulu sebelum dipakai sebagai acuan
penelitian.

Seyogyanya dalam proposal penelitian itu sudah disusun sistematika


laporan penelitian berpola ( karya ilmiah) apakah bercorak skripsi, tesis,
atau disertasi yang akan ditulis mahasiswa. Perlu ditegaskan bahwa Unit
8 ini hanya sebagai contoh secara garis besar. Oleh karena itu, setelah
selesai mempelajran materi sajian unit ini, pembaca unit ini harus
mampu menulis proposal penelitian lebih baik dari contoh ini. Pelajari
baik-baik uraian Unit 8 ini.

C . POKOK BAHASAN

Cermati contoh proposal penelitian dan lampiran proposal penelitian


ini. Proposal ini dihasilkan mahasiwa Fakultas Hukum yang berkenan
dan memberi izin karyanya proposal skripsinya penulis gunakan sebagai
contoh. Simak contoh ini baik-baik. Yang harus disimak :

1. lembar Judul ( lihat halaman 95);


2. materi Proposal (simak hlm. 96 s.d. 106);
3. daftar Pustaka ( lihat hlm. 107); dan
4. lampiran kerangka skripsi (lihat hlm. 109)

Contoh lengkap proposal penelitian di cantumkan berikut ini. Simak


baik-baik.

Contoh Proposal Ini


Sebagai Ilustrasi
Setelah Mempelajari Contoh ini,
maka Saudara Harus Mampu
Menghasilkan Proposal
Penelitian
Lebih Baik dan Lebih
Berkualitas.
Pasti Bisa
104
105
1. Contoh Judul Sampul

ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN


PEMBATASAN MASA JABATAN KEPALA SEKOLAH
TERHADAP
MOTIVASI KINERJA KEPALA SMK NEGERI
DKI JAKARTA

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

NAMA : SRI LESTARI


NIM : 910026
JURUSAN : HUKUM PERDATA

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
1997
106
2. JUDUL PENELITIAN

Analisis Dampak Kebijakan Pembatasan Masa Jabatan Kepala


Sekolah Terhadap Motivasi Kinerja Kepala SMK Negeri DKI Jakarta.

3. LATAR BELAKANG MASALAH

Lama masa jabatan seorang Kepala Sekolah Negeri di lingkungan


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dimulai sejak diangkat dan
berakhir sampai mereka pensiun, meninggal dunia, atau sebab lain.
Artinya, jabatan kepala sekolah negeri dipangku abadi. Akan tetapi,
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 085/U/1994 tentang
Jabatan Kepala Sekolah membatasi masa jabatan Kepala Sekolah
selama 4 tahun. Masa jabatan itu dapat diperpanjang satu kali masa
jabatan lagi. Dengan demikian, masa Jabatan kepala sekolah itu
maksimal (delapan tahun).

Perpanjangan masa jabatan satu kali lagi itu dimungkinkan kalau


kinerja kepala sekolah dinilai baik. Penetapan hasil kinerja baik atau tidak
baik itu ditetapkan oleh suatu tim Monitoring Evaluasi yang ditetapkan
oleh Pemerintah (Depdikbud). Apabila hasil monitoring evalasi itu
menyatakan kinerja kepala sekolah tidak baik karena tidak sesuai dengan
standar profil yang ditetapkan, maka jabatan kepala sekolah tersebut
ditanggalkan dan kepala sekolah itu dikembalikan jabatannya ke
jabatan fungsional guru.

Tegasnya, hasil penilaian tim monitoring evaluasi itu sebagai alat


ukur penentu, sebagai dasar penetapan kinerja kepala sekolah selama
satu masa jabatan. Hasil monitoring itu menegaskan kinerja kepala
sekolah dievaluasi berhasil baik sekali, baik, cukup baik, kurang, atau
sangat kurang. Hasil kinerja tim monitoring itulah yang menjadikan
seorang tetap menjabat sebagai kepala sekolah untuk masa jabatan
berikutnya atau kembali menjadi guru.

Perubahan jabatan, pembatasan masa jabatan 4 tahun, dan status


kedudukan kepala sekolah menjadi guru, ditambah dengan standar
monitoring evaluasi merupakan produk hukum yang mempunyai
dampak kepada kondisisi dan situasi indvidu yang terkena akibat produk
hukum itu. Selanjutnya, akibat produk hukum itu berdampak pada
perilaku kinerja atau motivasi kinerja individu. Perubahan produk hukum
itu merupakan salah satu fenomena masalah yang menarik untuk diteliti.

Bagi Kepala sekolah yang sudah lama menjabat, melepaskan


jabatan itu merupakan masalah individu yang berdampak kepada
kelompok. Hal itu dapat menjadi pendorong posisitif dan atau sebaliknya.
107
Jika berdampak negatif hal itu berakibat menurunya semangat kiner-
janya.

Ditambah lagi, fenomena terjadi, yakni 10% dari Kepala Sekolah


SMK DKI Jakarta meminta pensiun dini sebelum masa pensiun . Hal
itu, menurut hemat penulis merupakan masalah yang perlu diatasi. Di
sisi lain, bagi calon kepala sekolah atau guru yang akan menjabat
sebagai kepala sekolah pun dituntut persyaratan cukup berat. Hal itu
dapat berakibat guru enggan diangkat sebagai kepala sekolah. Jadi,
kembali dari jabatan kepala sekolah menjadi guru dan dari jabatan guru
menjadi kepala sekolah merupakan fenomena menarik untuk diteliti.

Atas dasar latar belakang masalah itu, maka penelitian itu akan
berusaha menjaring mengungkapkan korelasi antara masa jabatan, hasil
monitoring, dan motivasi kinerja kepala sekolah. Titik berat penelitian
tertuju pada masalah kepuasan kerja sebagai akibat produk hukum
pembatasan masa jabatan kepala sekolah dan teori motivasi.

Uraian latar belakang masalah itu dapat disimpulan menjadi enam


deskripsi latar belakang masalah sebagai berikut ini.

1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 085/U/ 1994


tentang Masa Jabatan Kepala Sekolah 4 tahun.
2. Selama masa jabatan kepala sekolah dimonitoring keberhasilan-
nya oleh suatu tim.
3. Masa jabatan dapat diperpanjang satu kali masa jabatan lagi.
4. Kepala sekolah setelah tidak menjabat sebagai kepala sekolah
arus dikembalikan fungsinya menjadi guru.
5. Jabatan Kepala Sekolah itu merupakan jabatan profesi;
bergengsi.
6. Untuk menjadi kepala sekolah arus mengikuti penyaringan ketat.

4. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah “ pada umumnya mendeteksi, melacak,


menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan
judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti.
Hasil indentifikasi dapat diangkat beberapa masalah yang saling
keterkaitan dengan lainnya”.31

Atas dasar konsep tersebut di atas, maka identifikasi masalah


penelitian mencakup dua sisi, yakni identifikasi dari sisi kebijakan
pembatasan masa jabatan dan motivasi kinerja kepala sekolah.

31
Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan
Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Hlam. 21.
108
Adapun rincian rumusan Identifikasi masalah penelitian diuraikan
seba-gai berikut ini.

a. Identifikasi Kebijakan Pembatasan Masa Jabatan

1. Bagaimana Tanggapan kepala sekolah atas masa jabataan 4


tahun?
2. Bagaimana tingkat dukungan kepala sekolah atas kebijakan
peraturan kembali menjadi guru?
3. Sejauh mana objektivitas tim monitoring atas kinerja kepala
sekolah itu?
4. Mengapa status jabatan kepala sekolah masih dominan di
lingkungan msyarakat?

b. Identifikasi Motivasi Kinerja Kepala Sekolah

1. Bagaimana tingkat kemampuan kepala sekolah merealisasi


kebijakan perintah secara professional?
2. Sejauh mana kepala sekolah mampu memenuhi kriteria profil
kepala sekolah ?
3. Cukup waktukah kepala sekolah memenuhi tuntutan mengubah
sekolah yang dipimpinnya sesuai profil sekolah yang ditetapkan
selama masa jabatan 4 tahun ?
4. Bagaimana tingkat tekanan kejiwaan kemampuan menahan diri
tidak memiliki status kehormatan sebagai kepala sekolah ?

5. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan kepada tanggapan kepala sekolah atas


peraturan masa jabatan kepala sekolah. Hal itu dikaitankan dengan
kondisi kinerja mereka dengan diberlakukan peraturan pembatasan masa
jabatan itu. Dalam hal ini dikaitkan dengan teori motivasi.

Selanjutnya, dalam penelitian ini penulis membatasi sasaran


penelitian pada masalah dampak kebijakan masa jabatan 4 tahun dan
akibat kinerja kepala sekolah. Hal itu erat dengan teori motivasi. Atas
dasar itu, maka batasan masalah dirumuskan sebaghai berikut :

1. Bagaimana dampak kebijakan perubahan masa jabatan me-


muaskan atau tidak memuaskan kepala sekolah ?
2. Seberapa jauh akibat kebijakan perubahan masa jabatan itu
terkait dengan motivasi kinerja kepala sekolah .
3. Bagaimana jauh tingkat kinerja atau bahkan penurunan tingkat
kinerja kepala sekolah ?
109
Selanjutnya, pembatasan masalah itu dilakukan untuk memudahkan
penulis menetapkan focus penelitian terhadap responden dampak
kebijakan itu merupakan variabel bebas dan motivasi kinerja merupakan
variabel terikat. Dengan memikian rumusan masalah sehingga berakhir
pada penetapan judul penelitian terwujud. Adapun, rumusan masalah
sebagai berkut ini.

6. Rumusan Masalah

Rumusan masalah sesuai variabel yang dipilih untuk diteliti di


lingkungan kepala sekolah SMK Negeri DKI Jakarta dirumuskan sebagai
berikut .

1. Adakah tingkat dampak positif atau negatif kebijakan peru-bahan


kebijakan masa jabatan kepala sekolah SMK itu terhadap kinerja
kepala sekolah ?

2. Seberapa jauh tingkat motivasi kinerja kepala sekolah dengan


ditetapkannya kebijakan kepala sekolah 4 tahun?

Dua rumusan penelitian itu menjadi sarana penulis menetapkan judul


penelitian, yakni Analisis Dampak Kebijakan Pembatasan Masa Jabatan
Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kinerja Kepala SMK Negeri DKI
Jakarta.

Kemudian berdasarkan rumusan masalah yang terikat pada judul itu,


maka hipotesis adalah penulis menduka perubahan masa kerja kepala
sekolah berdampak negatif terhadap kinerja kepala sekolah SMK DKI
Jakarta.

7. Ladasan Teori Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah dan judul masalah dan penegasan


rumusan hipotesis itu, maka penulis memilih teori terkait dengan variabel
yang akan diteliti dan memilih metode yang cocok. Atas dasar itu pilihan
landasan teori dan metode penelitian sebagai berikut ini.

a. Teori yang terkait Kebijakan Masa Jabatan

Teori yang terkait dengan kebijakan masa jabatan merupakan teori


pengambilan keputusan dalam manajemen, teori pengelolaan sekolah.
Oleh kerena itu landasan teori penelitian antara lain meliputi teori :
110
1. pengambilan keputusan
2. pengelolaan sekolah kejuruan,
3. manajemen sekolah kejuruan, dan
4. standarisasi tolok ukur kerberhasilan kepala sekolah

b. Teori motivasi kinerja kepala sekolah

Teori yang berkaitan dengan motivasi kinerja kepala sekolah antara


lain, meliputi :

1. teori motivasi,
2. teori harapan,
3. teori keadilan,
4. teori perilaku, dan
5. teori kepuasan,

Selanjutnya, metode penelitian yang dipilih untuk menghimpun data


guna sarana pembuktian hipotesis dijelaskan berikut ini,

8. Metode Penelitian

Penulis memilih metode survai. Menurut teorinya, penelitian survai


merupakan penelitian yang menyatakan bahwa “penelitian survai
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan
mencari keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi,
atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.” 32

Penelitian survai yang penulis pilih bukan bersifat penelitian


eksploratif (penjajagan), tetapi bersifat deskriptif. Selain itu tipe penelitian
deskriptif bertujuan “ memberi gambaran secara lebih jelas tentang
situasi menunjukkan hubungan antara berbagai variabel. 33

Survey methods atau metode survai, menurut Komaruddin


menjelaskan bahwa

“survey methods atau metode survai itu setiap metode, prosedur, dan teknik
yang dipergunakan dalam pelaksanaan survai dimasukkan kedalam istilah
metode survey. Istilah tersebut meliputi antara lain, rencana, rencana

32
M. Igbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002), hlm. 13
33
Anton M. Moeliono, Dkk.. Kamus Besar Bahasa Indonesi (.Jakarta:
Balai Pustaka. 1990), hlm. 453.
111
kuesioner, desain sampel, metodepengumpulan data, dan metode analisis
data.” 34

Di samping itu, penelitian ini juga merupakan penelitian kasus dan


lapangan. Artinya kasus penerapan kebijakan masa jabatan kepala
sekolah 4 tahun. Selain itu tanggapan motivasi kinerja kepala sekolah
sebagai akibat diberlakukan kebijakan tersebut di lingkungan kepala
sekolah SMK Negeri. Adapun SMK yang menjadi sasaran penelitian
adalah SMK Negeri DKI Jakarta sejumlah 58 Sekolah. Tambahan lagi,
penelitian ini juga merupakan penelitian kasus dan penelitian lapangan
( case study dan field study research) dipilih juga.

Mengingat penelitian ini bermaksud mengungkapkan tanggapan atau


reaksi penerapkan kebijakan dan dampak penerapan itu pada motivasi
keinerja kepala sekolah, maka populasi dan sampel penelitian adalah
kepala sekolah SMK Negeri DKI Jakarta sebanyak 58 orang. Atau sampel
disebut sampel jenuh. Akhirnya, penelitian bertipe penelitian korelasi.
Penelitian korelasi ini juga bermaksud menarik hubungan atau korelasi
antara diberlakukan peraturan dan akibat motivasi kinerja yang terkanen
peraturan itu.

9. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penulis pilih adalah pengumpulan data


kepustakaan, dan dan pengumpulan data melalui metode kancah. Uraian
kedua hal itu dijelaskan di bawah ini.

a. Pengumpulan Data Kepustakaan

Data sekunder guna landasan teori mendukung pembuktian hipotesis


penulis kumpulkan melalui studi dokumentasi. Oleh karena itu, dikenal
dengan pengumpulan data kepustakaan yang terdiri dari literatur berupa
buku, majalah, selebaran, kodifikasi, ensiklopedi, dan terbitan lainnya.
Adapun penelitian kepus-takaan adalah menekankan kegiatan, yakni
kegiatan penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai
literatur, baik dari perpustakaan maupun tempat lain. 35

Pustaka sebagai landasan teori dipilih yang mendukung pembuktian


hipotesis. Oleh karena itu, pilihan buku, pustaka, atau dokumen yang

34
Komaruddin, Kamus Riset . Bandung : Angkasa , 1983), hlm. 17
35
Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian. Buku Panduan Mahasiswa
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 10.
112
berisi konsep atau teori pengambilan keputusan, pengelolaan sekolah,
dan teori motivasi.

b. Metode Penelitian Kancah

Penelitian lapangan atau penelitian kancah, yakni penelitian yang


kegiatannya di kancah atau lokasi penelitian bukan di laboratorium.
Dalam kaitan itu, kancah penelitian di 58 SMK Negeri DKI Jakarta.
Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan guru yang bertugas di 58
sekolah tersebut sedangkan objek penelitian meliputi tanggapan kepala
sekolah terhadap perubahan masa jabatan dari abadi menjadi 4 tahun.
Ditambah tanggapan tentang motivasi kinerja kepala sekolah paska
pemberlakukan kebijakan pemerintah tentang pembatasan masa jabatan
kepala sekolah tersebut.

Objek yang penulis teliti adalah tanggapan tentang diberlakukannya


pembatasan masa jabatan kepala sekolah dan motivasi kinerja kepala
sekolah setelah peraturan kebijakan pemerintah itu diperbakukan.
Apakah hal itu berdampak negatif atau positiif terhadap kinerja kepala
sekolah yang mengelola sekolah kejuruan. Hal itu diteliti dengan
menggunakan perangkat angket dan wawancara sebagai instrumen.

Atas dasar kedua pilihan metode penelitian itu, maka tipe penelitian
penulis adalah bersifat penelitian deskriptif artinya “penelitian ini terbatas
pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana
adanya, sehingga hanya penying-kapan fakta.” 36

Agar diperoleh data yang akurat, maka teknik mengumpulan data


yang dipakai terdiri dari angket dengan instrument angket dan wawan-
cara dan pedoman wawancara sebagai instrumennya.

10. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Mengingat penelitian ini akan membuktikan variabel bebas dan


terkikat adakah berdampak posiitif atau negatif, maka dipilihlah teknik
dokumentasi dan angket. Kedua teknik itu dijelaskan di bawah ini.

a. Teknik Dokumentasi.

Penelitian ini mengambil kancah SMK Negeri DKI Jakarta sebanyak


58 sekolah . Untuk membuktikan hipotesis dibutuhkan data sekunder.

36
Azrul Azwar dan Joedo Priharton, .Metodologi Penelitian Kedokteran dan
keksehatan Masyarakat ( Jakarta: Binarupa Aksar, 2003), hlm 16.
113
Data sekunder diteliti dengan teknik dokumentasi. Artinya, data
dikumpulkan dengan kajian dokumen berupa buku-buku, arsip di kancah
atau terbitan di tempat lain yang terkait. Sebaliknya, data primer dijaring
dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan angket dan
wawancara.

b. Teknik Pengumpulan Data Dengan Angket

Angket disusun berdasarkan indikator variabel bebas dan variabel


terikat yang terumus dalam judul penelitian. Sebelum soal disusun
dibutuhkan kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal berisi rancangan jumlah soal
lengkap dengan variabel indikator. Atas dasar indikator disusunlah soal
angket

Tegasnya, Indikakator bermuara dari Variabel X dan Vaiabel Y yang


tercermin pada judul penelitian.. Variabel yang termuat pada judul itu
sebagai dasar menetapkan kisi-kisi. Kisi-kisii dipakai sebagai sarana
menetapkan jumlah soal berisi indikator yang dirancang. Angket berupa
pernyataan atau pertanyaan. Soal angket diujji cobakan dahulu validitas
dan reliabelitasnya. Jika sudah memenuhi persyaratan, maka soal angket
siap untuk dipakai .

c. Teknik Wawancara

Di samping teknik dokimentasi dan teknik angket, maka penulis


menggunakan teknik wawancara dengan pedoman wawancara sebagai
instrumen penelitian. Yang diwawancarai kepala sekolah dan guru.
Direncanakan sekurang-kuraungnya 30% dari kepala sekolah dan 20
orang guru bawahan kepala sekolah SMK Negeri DKI Jakarta yang
penulis teliti memberi jawaban angket.

Pokok materi wawancara berkaitan dengan tanggapan kepala


sekolah tentang kebijakan pembatasan masa jabatan dan meteri
wawancara dengan guru adalah tanggapan kinerja kepala sekolah .
setelah pemerintah pemberlakuan masa jabatan 4 tahun. Selain itu juga
berkaitan dengan motivasi kinerja kepala sekolah. Data yang dijaring dari
wawancara dipakai untuk mendukung pembuktian hipotesis.

d. Insrumen Penelitian

Instrumen untuk mengumpulkan data adalah pedoman wawancara,


untuk menjaring data sekunder dan data primer. Data primer penulis
peroleh dari responden melalui instrumen daftar pertanyaan angket.
Data sekunder dan primer yang telah terkumpul diolah dengan
menggunakan teknik pengolahan data.
114
11. Variabel Penelitian dan Pengolahan Data

Data tentang pembatasan masa jabatan kepala sekolah dan atas mo-
tivasi kinerja kepala sekolah. Yang pertama bertindak sebagai variabel X
dan yang kedua merupakan variabel Y. Kemudian akan dicari dampak
variabel X terhadap variabel Y dengan dukungan data primer dan
sekunder. Jadi variabel pertama pembatasan masa jabatan kepala
sekolah . Hal itu akan diteliti dengan data tanggapan kepala sekolah .
Kemudian, variabel kedua tanggapan motivasi kinerja kepala sekolah Hal
itu diteliti dari tanggapan guru melalui angket tentang kinerja kepala
sekolah. Data yang terkumpul akan diolah dengan pendekatan statistik.

Data pendukung variabel diklasifikasi dalam bentuk tabel agar


mudah dianalisis. Bila dipandang perlu dibuatkan grafiks. Penyajian tabel
dan grafiks untuk memudahkan penulis menganalisis data guna
membuktikan hipotesis. Adapun langkah pengolahan data sekunder dan
primer sebazgai berikut.

1. Mengumpulkan objek penelitian berupa data dari responden.


2. Memilah, mensortir data sesuai klasifikasi yang dirancang.
3. Membuat soal angket dengan menetapkan item dan menyusun
soal dengan 5 pilihan (option).
4. Merencanakan tabel-tabel untuk mengetahui nilai variabel.
5. Menganalisis hasil variabel untuk dihitung korelasinya.
6. Menghitung dengan pedoman rumus statistik.

Data dikelompokkan kedalam variabel yang sesuai. Dalam penelitian


ini ditetaplan dua variabel penelitian . Data yang dikumpulkan dipilih
yang mendukung variabel X dan variabel Y. Data itu diolah sehingga
dapat mendukung pembuktian hipotesis yang penulis tetapkan. Uraian
singkat tentang variabel diberikan di bawah ini.

12. Rumus Pengolahan Data

Dua variabel akan dihitung korelasinya, yakni apakah kebijakan


masa kerja 4 tahun berdampak pada motivasi kinerja kepala sekolah Hal
itulah yang akan dibuktikan dalam penelitian ini. Apakah berdampak
positif atau negatif. Rumus diperlukan antara lain rumus :

1. Persamaan Regresi
2. Rumus mencari nilai konstanta,
3. Rumus mencari nilai koefisien korelasi,
4. Rumus mencari nilai r hitung dan t hitung.

Dengan bantuan data pendukung dan pendekatan analisis korelasi


regresi sederhana .
115
13. Tujuan Penelitian dan Manfaat

Dengan cara itu, maka tujuan penelitian yang terkait dengan tujuan
pembuktikan hipotesis, tujuan penulisan, dan tujuan pribadi diuriakan
secara singkat. Sedangkan mamfaat proposl penlitian dapat diikuti dalam
uraian berikut ini

a. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara singkat dijelaskan meliputi antara lain


sebagai berikut: .
1. menjaring tanggapan kepala sekolah SMK Negeri Jakarta;
mengetahui tanggapan, dan medeteksi apakah kepala sekolah
memiliki kinerja positif atau negatif;
2. mengetahui kesiapan kepala sekolah menghadapi monitoring;
3. memenuhi syarat menulis skrispi.

b. Manfaat Penelian

Adapun manfaat penelitian tentang dampak peraturan baru untuk


kepala sekolah dan motivasi kinerja kepala sekolah tersebut antara lain :

1. Sebagai persiapan meneliti dan menulis laporan penelitian.


2. Sebagai latihan mengembangkan kemampuan menulis
dengan tata aturan yang sudah dibakukan dalam pedoman
penulisan karya ilmiah
3. Sebagai bahan acuan menulis skripsi.

14. Jadwal Penelitian

Persiapakan awal dan Pengumpulan data:


1. Persiapan 2 minggu
2. Pengumpulan data 2 minggu
3. Mengolah data 1 minggu
4. Menganalisis data 2 minggu
5. Kesimpulan 1 minggu. `

Penulisan Proposal
1. Menulis laporan 2 minggu
2. Mengedit laporan 1 minggu
3. Mencetak laporan 1 minggu

15. Biaya
1. Biaya penelitian sebesar Rp. 3.500.000
2. Biaya penelitian berasal dai dana pribadi.
116
16. Lampiran

Surat permohonan penelitian dari kampus dan tempat pe-neltian,


Dafter istilah, glosery.

Jakarta, 4 Mei 1998


Penyusun Proposal Penelitian

Sri Lestari

Daftar Pustaka
Wajib Tercantum
pada
Karya Tulis
Ilmiah
117
17. Contoh Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwas. Azrul, dan Joedo Prihartono.2003. Metodologi Penelitian


Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Binarupa
Aksara.

Darmodihardjo, Darji.1993. Petunjuk Pembinaan Sekolah . Jakarta. Ditjen


PDM.Dikbud DKI.

Drsost, JI.G. M, Sj. 1998. Sekolah Mengajar Atau Mendidik. Yogya:


Kanisius.

Gunarsao, Singgih, 1989. Psikologi Olah Raga. Jakarta: BBP Gunung


Mulia

Hadi, Sutrisno. 1981. Statistik Jilid I, II. Yogyakarta: Fakultas Psikologi


UGM.

Handayaningrat, Suwarno. 1992. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan


Manajemen. Jakarta. H. Mas Agung.

Idirs, Zahara.2002. Dasar-dasar Kependidikan. Padang: Aksara.

Komaruddin. 1983. Kamus Riset. Badung: Angkasa.

Lesmana, Susi. Anak Menjadi Dewasa. Jakarta: Luceat.

Martono, E. 2004. Ilmu dan Seni Kepemimpinan. Jakarta: Widya Karya


Sempurna.

Moeliono, Anton M. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Muhammad, Farouk, dan Djaali. 2004. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:


Restu Agung

Muhtar, Ervin A Priambodo. 2000. Mengukir Prestasi Panduan Menjadi


Guru Profesional. Jakarta: Misaka Galiza.

Priambodo, Ervin A. 2000. Guru Profesional. Jakarta: Misaka Galiza.


118
Rahman, Arief. 1998. Beberapa Faktor Menajemen Sekolah .Jakarta:
Kanwil Dikbud DKI.

Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakrta: CV


Rajawali.

Semiawan, Conny R. 2002. Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia


Dini. Jakarta: PT Perhallindo.

Soitoe, Samuel. 1989. Psikoloc.i Pendidikan. Jakarta: FE. Universitas


Indonesia.

Sumidjo, Wahjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Tukan, Johan Suban. 1996. Mendidikan Anak Dalam Keluarga di Kota.


Jakarta: Luceat.

Usman, Moh Uzer. 1990. Menjadi Guru Prfesional. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Wasito, Hermawan. 1998. Pengantar Metodoloc.i Penelitian. Jakarta:


Gramedia

Dokumen
DPR RI UU No. 20. Tahun 200 3. Tentang Sistem Pendidikan
Nsional.

======o0o=====

Lampiran 1
119
JUDUL : ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN MASA
JABATAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI
KINERJA KEPALA SMK NEGERI DKI JAKARTA.

LEMBAR JUDUL
ASBTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Lingkup Penelitian
3. Perumusan Masalah
4. Tujuan dan Manfaat Penlitian
5. Sistematika Penulisan

BAB II LANSASAN TEORI PENELITIAN


1. Pembinaan SMK Negeri
2. Standar Kinerja SMK Negeri
3. Konsep, Pengertian, dan Teori Motivasi
4. Teori Harapan dan Keadilan
5. Kerangka Konseptual
6. Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN


1. Tipe Penelitian
2. Objek Penelitian dan Populasi
3. Sampel dan Teknik Sampling
4. Teknik Pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
6. Operational Konsep
7. Teknik Analisis
BAB IV ANALISIS DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
1. Karakterikstik Sikap Kepala Sekolah
2. Analsis Tingkat Kepuasan
3. Korelasi Kepuasan dan Kinerja Kepala Sekolah

BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA , LAMPIRAN


120
D. Penggiring Ingatan

Soal Kelompok Esai

1. Tulis dua variabel yang terdapat pada judul Proposal Penelitian


Unit ini.

2. Apa isi latar belakang proposal penelitian di atas?

3. Teori apa saya yang dirancang untuk landasan penelitian?

4. Metode apa yang dipakai oleh peneliti?

5. Sesuai judul, data apa yang akan dicari peneliti ?

6. Metode apa yang dipakai untuk mengumpulkan data

7. Apa instrumen yang dirancang untuk mengumpulkan data?

8. Berapa minggu rencana penelitian itu akan disele-saikan?

9. Berapa biaya penelitian direncanakan?

10. Statistik apa yang dipakai ?

Saudara Pasti
Tidak Mengalami
Kesulitan
menjawab
Teruskan ke
lembar balikan
======o0o=====
121

E. UMPAN BALIK

1. Variabel bebas : Pembahtasan masa jabatan 4 tahun


Variabel terikat: ; Motivasi kinerja kepala SMK.

2. Latar belakang masalah :

a. Perubahan masa jabatan kepala sekolah abadi menjadi 4 tahun.


b. Kepala sekolah harus kembali menjadi guru
c. Monitoring kinerja kepala sekolah

3. Teori kebijakan masa jabatan antara lain, sebagai berikut.

1. Teori pengambilan keputusan.


2. Teori pengelolaan sekolah kejurua.
3. Teori manajemen sekolah kejuruan.
4. Teori standarisasi tolok ukur kerberhasilan kepala sekolah

Teori motivasi kinerja kepala sekolah

1. Motivasi
2. Teori harapan
3. Teori keadilan
4. Teori perilaku
5. Teori kepuasan

4. Metode :survai dan sifat metode deskriptif dan korelaisional

5. Yang diteliti data primer dan sekunder tentang


a. Tanggapan Kepala sekolah atas masa jabatan 4 tahun
b. Tanggapan atas motivasi kinerja kepala sekolah

6. Metode pengumpulan data dengan metode kepustakaan dan Metode


observasi lapangan

7.Instrumen penelitian : Angket (kuesioner) dan Pedoman


Wawancara

8. Waktu penelitian 8 minggu penelitian


dan 4 minggu penulisan.

9. Biaya Rp 3.500.000 dam doperoleh ari pribadi.

10. Statistik : Perhitungan Regresi,


Penggunaan Rumus r, dan t, dan
Rumus Produk Momen, Koefisien penentu
122
F. RANGKUMAN

P
roposal penelitian merupakan empbrio penulisan karya ilmiah. Rangkaian
proposal penelitian terdiri dari lembar judul , lembar materi proposal,
daftar pustaka, dan lampiran.

Lembar judul sekurang-kuranngya mencantumkan judul, bentuk


karya tulis ilmiah (proposal penelitian, karya tulis ilmiah, skripsi, tesis,
disertasi, atau jurnal), nama penulis, dan instansi penulis. Yang terakhir
ini, jika penulis adalah calon sarjana berarti harus nama program studi,
nama perguruan tinggi, lokasi perguruan tinggi, dan tahun.

Materi yang harus disajikan tediri dari judul, latar belakang,


Indetifikasi, pembatasan masalah, rumusan masalah, landasan teori,
metode pengum-pulan data, teknik pengumpulan data, pengolahan data,
tujuan, dan manfaat, tempat penelitian, dan waktu penelitian. Biaya
merupakan pelengkap proposal penelitian. Yang terkahir ini dalam
penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, serta jurnal umumnya tidak
dicantumkan. Kemudian proposal penelitian dilengkapi dengan lampiran
yang dipandang perlu.

Proposal yang telah selesai dijilid umumnya diseminarkan dahulu dan


setelah melalui perbaikan dan disempurnakan dengan data-data
lapangan, maka dapat digarap lebih lanjut menjadi karangan ilmiah,
seperti skripsi, tesis, atau disertasi, atau laporan penelitian.

Bagaimana
Bahasa dan
Penyajian
Informasi
Proposal
Penelitian
SELAMAT
SAUDARA TELAH
MEMILIKI CONTOH 123
PR0POSAL PENELITIAN
`

MODUL 8
BAHASA BAKU DAN BENAR
UNIT 9 DALAM KARANGAN ILMIAH

A. TUJUAN
K

arangan ilmiah itu hasil penelitian yang disajikan untuk diketahui pihak
lain. Isi karangan ilmiah adalah informasi yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa Indonesia ragam tulis. Kemudian kalau hasil karya
tulis ilmiah ini harus diseminarkan atau harus dipertahankan di ha-dapan
panitia penguji, maka si penulis harus mampu menggunakan bahasa
ragam lisan ketika memaparkan isinya. Materi pembahasan unit ini
berfokus pada ragam bahasa tulis ilmiah. Justru itu, tujuan materi ini
disajikan agar pembaca mampu:

1. memahami ciri bahasa ragam tulis ilmiah,


2. memahami penulisan ejaan yang benar,dan
3. memilih kata yang benar dan baku.

Ikutilah uraian berikut ini dengan cermat agar saudara dapat


menerapkan kaidah-kaidah bahasa ilmiah itu dalam tulisan saudara.

A. PENDAHULUAN
B

ahasa Indonesia ragam tulis ilmiah dipakai dalam komunikasi keil-muan.


Informasi keilmuan itu berisi pengetahuan hasil penalaran akal
didasarkan fakta dan data yang benar. Konsekuensinya, informasi
keilmuan itu harus benar. Mengapa? Karena informasi keilmuan itu
disam-paikan kepada pembaca. Mereka itu diasumsikan tidak semuanya
124
berlatar belakang sama dengan keilmuan si penulis tulisan ilmiah. Atas
dasar itulah, maka bahasa tulis ilmiah harus komunikatif. Agar bahasa itu
komunikatif, isi informasi harus disusun sistematis, logis, dan lugas
tegas.

Sistematis berarti input informasi, proses penyampaikan informasi,


dan output atau sasaran informasi itu disajikan terarah kepada khalayak
tertentu, seperti (siswa, mahaiswa, awam, atau panitia penguji). Oleh
karena itu penyajian isi informasi itu dijaga runtut dan pilihan kalimat satu
dengan yang lain saling berkaitan sehingga padu. Padu berarti isi
informasi yang satu mendukung yang lain. Selain itu, karangan ilmiah
dituntut logis Informasi logis merupakan hasil olah pikir penalaran
mendalam. Patut dan runtut berarti isi informasi pantas disampaikan
kepada pihak lain. Akhirnya pilihan kata, kalimat, dan paragraf pun tidak
menimbulkan keragu-raguan atau bermakna ganda bagi mereka yang
membacanya.

Sesungguhnya, sebagian besar iformasi ilmiah disampaikan dengan


bahasa ragam tulis. Sekalipun sebagian kecil diperjelas dengan informasi
bentuk daftar, grafik, gambar, skema, atau ilustrasi. Tetapi, jumlah itu
tidak banyak porsinya dibanding dengan.informasi dalam bentuk narasi
bahasa. Singkatnya, penulis karangan ilmiah perlu kemampuan olah
bahasa tulis. Jika karya tulis harus dipresentasikan, maka penulis harus
mampu pula menggunakan bahasa ragam lisam.

B. POKOK BAHASAN

C
alon sarjana, dan calon peneliti perlu berlatih menggunakan
bahasa Indonesia ragam tulis ilmiah dengan baik dan benar.
Latihan me-nuangkan informasi yang runtut harus dilatih sejak dini.
Oleh karena itu, calon sarjana harus sering dan cermat membaca artikel
keilmuan. Dianjurkan agar pembaca secara teratur mempelajari bahasa
Indonesia ragam tulis ilmiah yang dihasilkan ahli bahasa dan mencermati
penggunaan baha-sanya.

Silakan pembaca mengikuti materi uraian berikut ini dengan cermat.


Kecermatan memahami makna uraian berikut ini diharapkan membantu
pembaca memahami penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis ilmiah.
Selamat mengikuti uraian bahasa ragam tulis ilmiah dalam uraian berikut
ini.

1. Nilai Guna Bahasa Indonesia Bagi Calon Ilmuwan

Penerapan bahasa Indonesia ragam tulis ilmiah secara baik dan


benar harus diupayakan oleh para ilmuwan. Khusus calon sarjana harus
berani menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Latihan menuliskan
125
gagasan dengan bahasa yang benar itu sebaiknya dimulai sejak dini.
Dengan cara itu, seseorang tidak akan canggung kalau di kemudian hari
harus menulis gagasan seperti mengarang, membuat jawaban suatu
pertanyaan ujian, menulis di media masa, dan menulis karangan ilmiah.

Seorang penulis karangan ilmiah harus berusaha taat menerapkan


kaidah bahasa yang baku dan benar dalam tulisannya. Lebih-lebih
seorang sarjana dan calon sarjana yang harus menulis paper, proposal
penelitian, skripsi, tesis, disertasi, atau jurnal. Tidak hanya dalam bahasa
tulis mereka harus berbahasa benar, ber-bicara lisan pun harus taat asas
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika ketaatan menggunakan
bahasa Indonesia yang benar itu terjadi, maka hal itu berarti calon
sarjana taat mengamalkan amanat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
dan makna yang dikandung pada Pasal 36 UUD 1945.

Wujud latihan penerapan berbahasa tulis yang baik dan benar


berupa keberanian menerapkan kaidah bahasa dalan tulisan keilmuan-
nya secara taat asas. Khususnya, ketika sarjana menulis karangan
ilmiah. Ia harus tunduk pada kaidah berbahasa yang baik dan benar.
Kalau hal itu dilakukan, mereka itu ikut mengembangkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Sebagai bahasa negara,
bahasa Indonesia memiliki fungsi khas seperti uraian berikut ini.

2. Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia bertindak sebagai bahasa negara. Hal ini berarti


bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

1. bahasa resmi,
2. bahasa komunikasi sosial ,
3. bahasa wacana teknis,
4. bahasa pengantar pendidikan, dan
5. bahasa ilmu pengetahuan.

Bahasa Indonesia itu bahasa negara. Apa maknanya? Bahasa


Negara adalah “ bahasa resmi suatu Negara” Bahasa resmi itu
bagaimana pemakaiannya? Kamus Besar Bahasa Indonesia
menjelaskan bahwa baha-sa resmi itu “bahasa yang dipergunakan dalam
komunikasi resmi,” 37 seperti dalam perundang-undangan dan surat
resmi, bahasa yang diakui sebagai sarana interaksi yang berhubungan
dengan pelaksanaan fungsi suatu jabatan.

Calon sarjana diharapkan mampu menerapkan fungsi bahasa


Indonesia sebagai bahasa resmi dalam kaitan ilmu pengetahuan. Kapan
hal itu terjadi? Kalau calon sarjana mampu menghasilkan karya ilmu?

37
Anton M. Moeliono., Dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai
Pustaka. 1990), hlm. 67.
126
Apa wujud karya ilmu yang pertama dihasilkan oleh calon sarjana? Wujud
karya ilmu itu antara lain karya tulis ilmiah yang dihasilkan. Karena itu,
karya tulis ilmiah harus disa-jikan dengan menggunakan bahasa
Indonesia baku dan benar. Dengan kata lain, calon sarjana harus cermat
berbahasa Indonesia.
127
Komunikasi sosial merupkan interaksi sosial di kalangan
masyarakat seperti pergaulan dalam pertemuan formal dan nonformal, di
pasar, di perjalanan. Juga interaksi sosial di lingkungan rapat-rapat
resmi, seperti seminar, lokakarya, dan rapat-kerja.

Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa komunikasi sosial . Hal itu


berarti, bahasa yang digunakan untuk pergaulan sosial kemasyarakatan
baik itu digunakan dalam ragam tulis maupun ragam lisan. Pelajar,
maha-siswa, calon sarjana, dan sarjana seyogyanya menjadi pelopor
dalam penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis dan lisan secara baik
dan benar dalam pergaulan sosial mereka di masyarakat.

Bahasa teknik adalah bahasa yang digunakan secara khusus dalam


bidang-bidang tertentu. Bahasa khusus itu antara lain seperti bahasa
peris-tilahan teknik pertanian, teknik kimia, dan istilah kedokteran.
Termasuk bahasa teknik jurnalistik. Di samping itu, bahasa Indonesia
juga merupakan bahasa pengantar pendidikan. Artinya, bahasa
Indonesia digunakan dalam interaksi proses pembelajaran di lingkungan
masyarakat pendidikan mulai dari tingkat pendidikan terendah sampai
pendidikan tertinggi yang ada di negara kita ( TK s.d. Universitas).

Yang terakhir bahasa Indonesia adalah bahasa ilmu pengetahuan.


Artinya, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa di lingkungan
masyasrakat keilmuan. Inilah yang dikenal dengan bahasa ilmiah. Justru
itu, kecermatan seorang calon sarjana dan sarjana menerapkan kaidah
bahasa Indonesia secara benar dalam karya ilmu itu merupakan
sumbangan bagi perkembangan bahasa Indonesia. Apalagi, kalau karya
ilmu itu dipublikasikan dan dinikmati banyak orang. Tegasnya, bahasa
memegang faktor sangat dominan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan.

Bahasa ilmu atau bahasa ragam tulis ilmiah tidak lain adalah bahasa
yang dipakai dalam penalaran ilmiah. Bagaimana ciri khas bahasa Indo-
nesia ragam tulis ilmiah? Ikuti uraian berikut ini.

3. Ciri Bahasa Ilmu

Ilmu itu hasil olah pikir manusia atau hasil loc.ika penalaran manusia.
Penalaran itu “sistem pertimbangan berdasarkan argumentasi tentang
suatu hal sehingga memperoleh pengertian yang lugas dan jelas”. 38
Dengan demikian, bahasa ilmu dibangun dengan penalaran yang mudah
dipahami. Yang dipahami adalah makna informasinya.

38
P. Suparman Natawidjaja, Teras Komposisi. (Jakarta. PTIntermasa., 1986)
hlm.3
128
Siapa yang diharapkan memahami tulisan ilmiah itu? Mereka adalah
orang lain atau si pembaca. Mereka itu ada yang telah menguasai
informasi keilmuan itu yang diinformasikan dalam karangan ilmiah atau
sama sekali belum Atas dasar itu, maka penerapan bahasa keilmuan itu
diusahakan agar memenuhi ciri-ciri :

1. cendekia (logiss),
2. lugas (to the point),
3. penalaran (reasoning),
4. ekonomi kata (word of economy), dan
5. baku ( standard). 39

Bagaimana penjelasan citi-ciri bahasa keilmuan itu ? Ikuti uraian


singkat berikut ini.

3.1 Bahasa Cendekia.

Bahasa cendekia ditandai dengan kalimat-kalimat yang sederhana


sehingga mudah dipahami pembaca. Sekalipun pembaba bukan ahli di
bidang ilmu yang diinformasikan. Oleh karena itu, pilihan kalimat bahasa
ilmiah itu sederhana, Sederhana saja tidak cukup. Harus tetap memiliki
unsur pokok pikiran dan pikiran penjelas. Artinya, kalimat bahasa ilmiah
itu harus memiliki subjek dan predikat dan atau bagian unsur kalimat
lainnya, seperti objek dan keterangan. Oleh karena itu, secara taat asas
kalimat karya tulis ilmiah pun harus senantiasa tetap diusahakan
berpegang teguh pada asas loc.is sistematis agar tetap cendekia.

3.2 Bahasa Lugas (To The Point )

Informasi ilmiah diungkapkan secara mudah dan jelas. Hal itu berarti
informasi yang disampaikan kepada pembaca bersifat lugas atau to the
point. Atau bahasanya lugas. Bahasa lugas ditandai dengan pilihan
kalimat sederhana. Bukan dengan kalimat berbelit, apalagi berkelit.
Selain itu, setiap kalimat menginformasikan fakta dan data apa adanya.
Hindari menggu-nakan ungkapan bahasa berbunga-bunga. Jadi,
kalimatnya pendek-pendek bermakna dan padu satu dengan lainnya.
Jelas dan mudah dipahami adalah ciri bahasa ragam tulis ilmiah yang
harus diusahakan oleh penulis. Jelas berarti mudah dipahami oleh
mereka yang membaca. Sekalipun pembaca bukan menekuni disiplin
ilmu yang dinformasikan.

Bahasa tulisan ilmiah itu mudah, jika pilihan kata, susunan kalimat,

39
P. Suparman Natawidjaja. Ibid, hlm. 9
129
dan rangkaian kalimat dalam paragraf sederhana tidak berbelit. Oleh
karena itu, penulis karya tulis ilmiah harus berusaha memberi informasi
keilmuan dengan bahasa sederhana dan tidak meragukan pembaca.

3.3 Bahasa Penalaran.

Bahasa karya tulis ilmiah itu bahasa penalaran. Artinya, Informasi


ilmiah itu merupakan hasil penalaran yang runtut dan patut, Mengapa?
Karena Informasi ilmiah dipakai untuk menginformasikan materi
kebenaran berazas-kan keilmuan. Oleh karena itu, pilihan kata, rangkaian
kalimat, dan penetapan paragraf harus dipilih agar mampu memberi
makna yang sesuai dengan fakta dan data apa adanya.

Kalau demikian, bahasa penalaran atau bahasa reasoning


menekankan pada peran akal pikiran dalam menuangkan tulisan ilmiah.
Jadi, singkatnya, informasi ilmiah diwujudkan dalam kalimat, paragraf,
dan narasi yang mengutamakan logika. Kebenaran informasi ilmiah
sangat diutamakan. Karena hal itu meru-pakan tuntutan yang harus
diupayakan oleh penulis karangan ilmiah. Hal itu akan terjadi kalau
penulis secara tekun berusaha keras patuh pada ketentuan keilmuan
dengan mengusahakan agar bahasa Idonesia yang dipergunakan
mampu memenuhi standar keilmuan.

3.4 Bahasa Baku

Bahasa ragam tulis ilmiah harus mengutamakan bahasa baku.


Bahasa baku berarti bahasa resmi. Baku dalam pilihan kata-kata. Artinya
kata dipilih yang sudah dibakukan. Atas dasar ciri baku itu, infomasi
ilmiah merujuk pada pilihan kata baku, susunan kalimat pun dipilih yang
baku. Selain itu, bentuk kata dan frase kata pun dipilih yang sudah
dibakukan. Akhirnya, bahasa ragam tulis ilmiah harus tunduk pada Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Selain mudah dan baku, bahasa ragam tulis ilmiah harus tunduk
pada kaidah bahasa Indonesia yang baku dan benar. Kaidah itu antara
lain kalimat yang dipakai untuk informasi ilmiah dipilih kalimat yang
lengkap. Kalimat lengkap adalah kalimat yang memiliki subjek dan
predikat. Kata-kata dan istilah dipakai yang lazim. Jika terpaksa
menggunakan istilah yang kurang lazim harus diberi penjelasan.

3.5 Bahasa Hemat Kata (Ekonomi kata)

Penerapan kalimat ragam tulis ilmiah itu bebas dari kata-kata yang
130
tak berguna atau kata yang fungsinya tidak dominan. Artinya, kalau kata
itu dihilangkan dari suatu kalimat tidak mengurangi makna informasi.
Kata-kata yang kurang berfungsi atau kata redudansi harus hilang dari
kalimat ragam tulis ilmiah.

Berdasarkan ciri khas bahasa Indonesia ragam tulis ilmiah, maka


yang harus diingat bagi penulis karya tulis ilmiah adalah pilihan kata,
penulisan kalimat, dan rangkaian alinea menjadi suatu narasi informasi
keilmuan yang berciri baku, cendekia, lugas, hemat kata, dan
menekankan penalaran teratur.

SUDAH MEMAHAMI
CIRI BAHASA ILMIAH ?
PASTI SUDAH.
cendekia (logiss),
lugas (to the point),
penalaran (reasoning),
ekonomi kata (word of
economy), dan
baku ( standard).

=====o0o=====
131
D. PENGGIRING INGATAN

Jelaskan istilah bahasa sistematis, logis, dan lugas dalam penulisan


karangan ilmiah.

1. Jelaskan bahwa bahasa Indonesia merupakan:

1. bahasa resmi,
2. bahasa komunikasi sosial ,
3. bahasa wacana teknis,
4. bahasa pengantar pendidikan, dan
5. bahasa ilmu pengetahuan.

2. Jelaskan istilah ….
1. bahasa cendekia
2. bahasa lugas
3. bahasa penalaran
4. bahasa baku
bahasa hemat kata

Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik

=======o00=======
132
E. UMPAN BALIK

1. Istilah sistematis, logis, lugas, dan komunikatif

a. Istilah sistematis itu berintikan masukan (input), proses, dan


luaran (output). Bahasa sistematis berarti bahasa yang
memperhatikan apa isi gagasan yang ditulis, proses penulisan
memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang baku dan benar,
serta luaran (output) atau isi gagasan mudah dipahami pembaca.
b. Logis berarti infomasi yang disampaiakan ditata runtut tidak
mem-bingungkan si pembaca tulisan ilmiah. Kata dan kalimat
yang dipilih tidak berarti mendua atau ganda.
c. Lugas artinya pilihan bahasanya sederhana, susunan kalimat
runtut sesuai kaidah bahasa dan komunikatif.

2a, Bahasa resmi yakni bahasa resmi itu bahasa yang dipergunkan
dalam komunikasi resmi seperti dalam perundang-undangan dan
surat dinas.

Bahasa resmi yang diakui sebagai sarana interaksi yang


berhubungan fungsi suatu jabatan.

2b. Bahasa komunikasi sosial, bahasa digunakan untuk interaksi sosial


di kalangan masyarakat seperti pergaulan dalam pertemuan formal
dan nonformall, di pasar, di perja-lanan. Juga interaksi sosial di
lingkungan rapat-rapat resmi, seperti seminar, lokakarya, dan rapat-
kerja.

Bahasa komunikasi sosial artinya bahasa yang digunakan untuk


pergaulan sosial dalam hal ini lebih mementingkan makna bahasa
yang komunikatif.

2c Bahasa wacana teknik adalah bahasa yang digunakan secara khusus


dalam bidang tertentu. Seperti bahasa jurnalistik, bahasa penyiaran
radio, bahasa penyiaran TV, Bahasa pembawa acara dan terutama
penggunaan bahasa istilah keilmuan seperti istilah perbankan, istilah
komputer.

2d. Bahasa pengantar pendidikan adalah bahasa Indonesia yang digu-


nakan dalam interaksi proses pembelajaran di lingkungan masya-
133
rakat pendidikan mulai dari tingkat pendidikan terendah sampai
pendidikan tertinggi yang ada di negara kita ( TK s.d. Universitas).

2e Bahasa ilmu pengetahuan adalah bahasa Indonesia yang digu-


nakan sebagai bahasa di lingkungan masyarakat ilmiah. Jadi, bahasa
134
ilmu atau bahasa ragam tulis ilmiah yang dipakai dalam penalaran
ilmiah.
3.1 Bahasa cendekia (logis) adalah bahasa ilmiah yang ditandai dengan
kalimat-kalimat yang sederhana sehingga mudah dipahami pembaca.
Bahasa yang menekankan kalimatnya dan paragrapnya harus tetap
memiliki unsur pokok pikiran dan pikiran penjelas. Artinya, kalimat
bahasa ilmiah itu harus memiliki subjek dan predikat dan atau bagian
unsur kalimat lainnya.

3.2.Bahasa lugas ( To The Point ) adalah bahasa ilmiah yang menekan-


kan informasi yang disampaikan bersifat lugas atau to the point.

3.3 Bahasa Penalaran ilmiah adalah bahasa sebagai hasil penalaran


yang runtut dan patut, Bahasa penalaran atau bahasa ilmiah itu jelas
dan mudah dipahami oleh mereka yang bukan menekuni disiplin ilmu
yang dinformasikan.

3.4 Bahasa Baku adalah bahasa resmi ditandai dengan baku dalam pilih-
an kata-kata, kalimat, dan paragraf, serta teknik penyajiannya.

3.5 Bahasa hemat kata ( ekonomi kata) adalah bahasa yang digunakan
dalam karangan dengan ciri kalimat-kalimatnya bebas dari kata-kata
yang tak berfungsi. Artinya kalau kata itu dihilangkan tidak mengubah
makna. Kalimat demikian disebut kalimat efektif dan paragrafnya di-
sebut paragraf padu.

SUDAH SAUDARA
KERJAKAN ?
BAGUS SEKALI.
COBA COCOKKANLAH
DENGAN LEMBAR
BALIKAN
135
136
E. RANGKUMAN

L
aporan penelitian di lingkungan perguruan tinggi diinformasikan dengan
menggunakan bahasa Indonesia ragam tulis ilmiah. Bahasa ilmiah itu
akan mudah dikenali, kalau digunakan secara sistematis, logis, dan
lugas. Ketiga hal itu menyatu guna mengifor-masikan fakta dan data
yang dapat dipertanggungjawabkan

Istilah sistematis itu memuat masukan (input), proses, dan luaran


(output). Bahasa ilmiah itu memperhatikan informasi gagasan yang
ditulis. Proses penulisan memperhatikan kaidah bahasa Indonesia agar
gagasan itu dapat dipahami orang lain. Oleh karena itu, bahasa ilmiah
sangat memperhatian pesan gagasan sebagai luaran (output) bagi pihak
lain.

Bahasa ilmiah itu disusun secara logis. Ini berarti infomasi yang
disampaiakan ditata runtut tidak membingungkan si pembaca. Sekaliun
yang membaca karangan itu bukan tergolong satu kelompok disiplin
ilmunya. Kata dan kalimat yang dipilih tidak berarti mendua atau ganda.
Oleh karena itu, bahasa ilmiah itu bersifat lugas.

Lugas artinya pilihan bahasanya sederhana, susunan kalimat runtut


sesuai kaidah bahasa dan paragrafnya padu. Akhirnya bila karangan itu
dibaca mudah dipahami karena bahasanya komunikatif.

Para calon sarjana dan para sarjana memiliki kewajiban moral


mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, bahasa
negara, dan bahasa persatuan Di samping itu, bahasa Indonesia telah
dipakai sebagai bahasa pengantar pendidikan. Artinya, bahasa
Indonesia digunakan dalam interaksi proses pembelajaran di lingkungan
masyarakat pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa ilmu
pengetahuan. Ini berarti digunakan sebagai bahasa di lingkungan
masyarakat ilmiah.
137
Adapun ciri bahasa ilmiah adalan cendika (logis), lugas, dan hemat
kata. Bahasa cendekia (logis) itu bahasa ilmiah. Cendekia ditandai dari
kalimat-kalimat yang sederhana sehingga mudah dipahami pembaca.
Bahasa loc.is juga menekankan kalimatnya tetap memiliki unsur pokok
pikiran dan pikiran penjelas. Artinya, kalimat bahasa ilmiah itu harus
memiliki subjek dan predikat dan atau bagian unsur kalimat lainnya.

Ciri berikutnya adalah ciri Lugas (to the point) artinya mene-
kankan informai yang disampaikan bersifat lugas atau to the point. Selain
itu, bahasa ilmiah mengutamakan penalaran ilmiah yang disusun runtut
dan padu. Bahasa penalaran atau bahasa ilmiah itu ditandai karena jelas
dan mudah dipahami oleh mereka yang bukan menekuni disiplin ilmu
yang dinformasikan.

Tambahan lagi, bahasa ilmiah mengetengahkan penggunaan bahasa


yang baku dalam pilihan kata-kata, kalimat. Akibatnya, paragraf menjadi
padu. Ditambah bahasa ilmiah terikat pada teknik penyajiannya.
Akhirnya, bahasa ilmiah itu hemat kata Artinya efektif menggunakan kata
dalam kalimat.Kalimat demikian disebut kalimat efektif dan paragrafnya
disebut paragraf padu.
138
=====o0o=====
139

MODUL 8
PE NYAJIAN
UNIT 10 NASKAH LAPORAN PENELITIAN
DALAM WUJUD CETAKAN

A. TUJUAN
L
aporan penelitian disajikan dalam bentuk tertulis. Lebih tepat berbentuk
terketik atau tercetak. Tata aturan naskah bersifat baku. Tiap perguruan
tinggi memiliki pola dasar aturan penyajian karya ilmiah, seperti paper,
jurnal, skripsi, tesis, dan disertasi. Panduan penulisan hal itu dibakukan
pada buku panduan penulisan karya ilmiah, paper, skripsi, tesis, atau
disertasi. Pelajari buku panduan tersebut dengan saksama sebelum
menulis dan taati tata aturannya pada saat menulis.

Penulisan naskah karya ilmiah itu dituangkan pada kertas dan


diketik. Perkembangan teknologi perkantoran berakibat mesin ketik telah
ditinggalkan dan diganti dengan keyboard komputer. Oleh karena itu,
calon sarjana yang mempersiapkan laporan penelitian, seperti skripsi,
tesis, dan disertasi harus mengenal dan harus mampu mengoperasikan
komputer sebagai sarana mengabadikan karya ilmiahnya secara tertulis.

Perlu ditegaskan bahwa keyboard komputer adalah modifikasi


papan tut mesin ketik. Karena itu, mengetik pada keyboard komputer
sesungguhnya memiliki teknik yang sama dengan mengetik pada papan
tut mesin ketik. Seorang operator komputer akan sangat disayangkan
kalau tidak mampu mengetik 10 jari pada keyboard kompuer. Justru
itulah, penulis modul ini sangat menganjurkan calon sarjana wajib
mampu mengetik10 jari pada keyboard komputer dengan dengan
kecepatan normal antara 50 s.d.80 word/kata permenit.Sekalipun
demikian, lanjutkan mempelajari unit ini dan setelah menyelesaikan unit
ini pembaca diharapkan :

1. memahami tata aturan penulisan karya tulis ilmiah dan


2. menerapkan tata aturan pengetikan naskah dalam menyajikan
laporan ilmiah atau karangan ilmiah.
140
Dua sasaran itu akan dapat diraih, kalau pembaca mengikuti uraian
berikut ini dengan saksama dan menaati tata kesepakatan penulisan
karya ilmiah yang memenuhi syarat. Silakan membaca tuntas materi ini.

B. PENDAHUUAN
S
ekalipun setiap perguruan tinggi,universitas, sekolah tinggi, atau akademi
memiliki panduan masing-masing, Hakikatnya memiliki kesamaan pola.
Sudah dikemukakan bahwa hasil penelitian itu dilaporkan dalam wujud
naskah terketik. Atas dasar itu, mahasiswa calon sarjana atau mereka
yang megnetik naskah karya tulis ilmiah harus memahami tata aturan
pengetikan skrispi, tesis, disertasi secara umum.

Bagi mahasiswa yang terpaksa harus meminta bantuan juru ketik


dalam pengetikan karya ilmiahnya, maka wajib memahami benar tata
aturan penyajian dan pengetikan karya tulis ilmiah, skripsi, tesis, dan
disertasi. Panduan dari perguruan tinggi yang diterbitkan oleh perguruan
tinggi tempat mahasiswa studi harus benar-benar dipahami. Adapun
penggarapan penge-tikan diusahakan rapi sehingga penampilan atau
perwajahan karangan ilmiah menarik. Perhatikan materi terkait penyajian:

1. Bahan karangan ilmia;.


2. Tata letak pengaturan pias pengetika;.
3. Tata letak perwajahan sampul lua;.
4. Tata letak perwajahan sampul dalam;
5. Pengaturan naskah abstrak;
6. Pengaturan naskah kata pengatar;
7. Pengaturan perwajahan naskah lembar persetujuan pembimbing;
8. Pengaturan perawajahan lembar pengesahan;
9. Pengaturan perwajahan daftar isi
10. Pengaturan naskah iIlustrasi (gambar, tabel, grafik).
11. Penyajian kutipan dan catatan kaki (footnote).
12. Penyajian judul bab.
13. Penyajian subjudul bab.
14. Penomoran halaman karya tulis ilmiah.
15. Pengatursajian catatan kaki.
16. Pengatursajian daftar kepustakaan.

C. POKOK BAHASAN

Pokok–pokok enam belas materi dalam sajian karya tulis ilmiah


diuraian berikut ini. Ikutilah dan coba dipraktikan diketik.
141
1. Bahan Baku Karangan Ilmiah
B
ahan utama karangan ilmiah adalah kertas, mesin ketik, dan tinta. Ker-tas
yang digunakan kertas kuarto (21,5 x 29.7 cm). Kertas ini ukurannya
sama dengan default letter komputer. Kecuali, Buku Panduan
Perguruan Tinggi tempat mahasiswa kuliah menetapkan lain. Warna
kertas putih. Ketebalan 70 atau 80 gram/m2. Untuk sampul gunakan
kertas manila karton. Warna sampul menyesuaikan buku pedoman.
Ketika calon sarjana maju ujian sidang pendadaran, laporan penelitian
yang sudah diketik belum dijilid dengan “hard cover”. Skripsi cukup
dijilid pada manila karton. Setelah laporan penelitian diujikan dan
diperbaiki sesuai pentunjuk Pantia Penguji, maka barulah dijilid dengan
hard cover. Biasanya universitas, sekolah tinggi, atau akademi menye-
diakan jasa penjilidan skrispi yang sudah diujikan. Gunakan jasa itu.

Tinta yang digunakan tinta hitam bukan yang lain. Sekalipun


demikian perkembangan printer berwarna telah mengubah kondisi
penulisan karya ilmiah. Dalam hal itu, tabel , grafiks, dan gambar atau
foto berwarna banyak menghiasi laporan ilmiah mahasiswa. Sekalipun
demikian, untuk narasi masih tetap menggunakan tinta hitam.

Mesin ketik yang digunakan berhuruf pica yang memiliki 10 karakter


setiap satu inci. Sebaiknya menggunakan mesin tik yang sama sejak
awal hingga akhir. Kalau terpaksa menggunakan mesin ketik berbeda
usahakan huruf-hurufnya sama. Walaupun mesin ketik elekrik sudah
dimodifikasi secara canggih, tetapi rupaya kalah bersaing dengan
kemajuan komputer. Oleh karena itu, penulisan naskah laporan penelitian
ilmiah kini jarang diketik dengan mesin ketik. Bahkan pengetikan skripsi,
tesis, dan disertasi dengan komputer sudah biasa dilakukan. Penulis
modul ini sunguh menganjurkan agar laporan penelitian ilmiah berupa
apapun, seperti skripsi, tesis, disertasi, dan jurnal diketik dengan
menggunakan komputer.

2. Tata Letak Pengaturan Pias Pengetikan

Aturlah batas pengetikan kiri, kanan, atas, dan bawah kertas dengan
memperhatikan pedoman ukuran penempatan batas pengetikan pias
atas 4 cm, pias bawah 3 cm, pias kiri 4 cm, dan pias kanan 3 cm. Atau
sering dikatakan “ empat,empat, tiga, tiga.”Ukuran itu merupakan pola
atau format halaman karya tulis ilmiah. Anda dapat mengganti ukuran itu
dengan ukuran inci.

Bila pengetikan dengan komputer, penetapan batas pengetikan baik


kiri, kanan atas, maupun bawah dengan mudah dapat dipilih pada menu
dan akan mengatursendiri secara otomatis perataan kiri dan kanan sesu-
142
ai yang dikehendaki penulis karangan atau juri ketik .

Hanya perlu diperhatian tentang


pemenggalan kata. Pemenggalan
kata haruslah dilakukan dengan hati-
hati agar pemenggalan itu sesuai
dengan kaidah pemenggalan kata
sesuai ejaan baku bahasa Indonesia. 3
Jakni, berpedoman EBIYS (Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Disempur-
nakan ) dan Kamus Besar bahasa
Indonesia.

Dari kedua sumber itu dapat


diperoleh pedoman penggunaan
bahasa ragam tulis yang baik dan
benar sesuai kaidah.

3. Tata Letak Perwajahan Sampul Luar

S
ampul luar adalah sampul karangan ilmiah yang diletakkan paling
depan. Sering sampul itu disebut sampul judul. Biasanya dicetak
pada karton tebal ( hard cover). Adapun unsur naskah pernyataan
yang harus diatur pada sampul luar meliputi :

1. judul laporan penelitian (karangan ilmiah);


2. logo universitas( logo institusi) ;
3. jenis laporan ilmiah seperti skripsi. tesis, atau disertasi;.
4. identitas penyusun/penulis; .
5. nama perguruan tinggi, lokasi; dan
6. tahun karya tulis ilmiah ditulis.

Enam hal di atas diedit pada kertas kuarto (letter size). Penataan
dijaga menarik. Oleh karena itu, enam bagian judul sampul depan itu
diketik sentering vertikal dan horizontal sehingga merupakan design
cover ( ran-cangan sampul) yang menarik.

Huruf yang digunakan huruf kapital semuanya. Font atau ukuran


huruf dipilih yang serasi. Unsur isi sampul luar yang harus diperhatikan
ketika mengetik, disesuaikan dengan buku pedoman penulisan skripsi
tempat mahasiswa kuliah.

Unsur jati diri yang harus dicamtumkan meliputi nama, nomor


induk/nirm, program studi. Ketiklah pada sehelai kertas kuarto unsur
sampul luar berikut ini sebagai contoh dan latihan.
1. Judul Karya Ilmiah
143
Pengaruh Motivasi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Profesionalitas Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 10 Jakarta Timur

2. Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

3. Ungkapan Khas :

Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Tugas-tugas dan Memenuhi


Sebagian dari Persyatatan guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

4. Nama Jati Diri Penulis Skripsi :

Sri Murni

5. Nomor Induk/ Nirm Mahasiswa:

0233112114572806,

6. Jurusan yang dipilih :

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

7. Program Studi :

Pendidikan Dunia Usaha/Administrasi Perkantoran

8. Nama Perguruan Tinggi :

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, STKIP Purnama


Jakarta.

9. Kota Domisili Perguruan Tinggi :

Jakarta

10. Tahun Penulisan : 2004.

Sepuluh unsur di atas harus ditata pada sehelai kertas ukuran kuarto.
Pilih ukuran kertas (paper size) pada menu komputer letter size.
Bagaimana mengetiknya ? Silakan saudara mencoba mengetik unsur-
unsur naskah di atas untuk sampul luar.

Aturlah agar perwajahan sampul luar itu menarik berkat lay out (tata
wajah) atau letaknya teratur. Sampul luar sama sekali tidak boleh ada
salah ketik.
144
4. Tata Letak Perwajahan Naskah Sampul Dalam

U
nsur naskah yang diketik pada Hard cover (sampul luar) diketik
pula pada sampul dalam. Isi dan tata letak sama. Perbedaannya,
sampul hard cover biasanya ketikannya lebih ditebalkan (bold)
dan font (ukuran huruf) juga dipilih lebih besar. Sedangkan font atau
ukuran huruf sampul dalam tidak perlu ditebalkan.

Tambahan lagi, sampul dalam diketik dengan ukuran huruf seperti


ukuran huruf yang dipergunakan pada isi naskah. Silakan periksa sampul
luar dan sampul dalam salah satu skripsi yang sudah diperiksa dan
diujikan diperpustakaan kampus saudara. Perhatikan pola tata saji dalam
penge-tikan sampul dalam. Penulisan nama penulis tidak perlu
mencamtumkan gelar akademik yang telah dimiliki.

5. Pengaturan Naskah Abstrak


A

bstrak atau ikhtisar adalah suatu tulisan atau pernyataan yang


dipadatkan, yang berasal dari suatu karangan ilmiah.40 Tujuan penyajian
abstrak dalam karangan ilmiah agar pihak yang berke-pentingan segera
memahami secara garis besar isi penalaran si penulis. Oleh sebab itu,
abstrak ditulis agar :

1. laporan ilmiah dapat mudah dan cepat dipahami isinya tanpa


membaca keseluruhan naskah laporan ilmiah; dan .
2. secara garis besar pokok penting karangan llmiah, skripsi, tesis,
atau disertasi dapat segera diketahui isinya dengan sepintas
membaca abstrak.

Penulisan abstrak diusahakan ringkas. Satu halaman cukup dan


maksimal satu setengah halaman. Penyajiannya diketik satu spasi atau
satu setengah spas. Jarak baris itu harus disesuaikan dengan panduan
penulisan skripsi tempat studi penulis karangan ilmiah atau lembaga
tempat mahasiswa kuliah. Kalau penulis mengetik jurnal tata penyajian
harus me-nyesuiakan ketentuan dari penerbit yang akan menerbitkan
jurnal tersebut.

Tata urutan penulisan absrak meliputi kata : ABSTRAK sebagai


judul. Kemudian identitas penulis, judul, jenis karya ilmiah, tempat, nama
program studi, nama universitas, dan tahun penulisan karya ilmiah. Jadi
identitas abstrak terdiri dari :

40
Pariata Westra, dkk., Ensiklopedi Administrasi, (Jakarrta: CV Haji Masagung,
1989), hlm. 2.
145
1. nama penetiti,
2. judul skripsi,
3. jenis karya ilmiah, misalnya skripsi,
4. nama tempat perguruan tinggi berada,
5. nama program studi,
6. nama perguruan tinggi , tahun penulisan

Contoh. identitas itu, yakni

Sri Lestari, Analisis Dampak Kebijakan Pembatasan Masa Jabatan


Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kinerja Kepala SMK Negeri DKI
Jakarta, Skripsi, Surakarta, Fakultas Hukum Universitas Slamet
Riyadi, Surakarta, 2005.

Selanjutnya, isi abstrak memberi tekanan pada masalah yang diteliti,


tujuan penelitian, hipotesis penelitian, metodologi yang dipilih, populasi
dan sampel penelitin, teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan
akhinrya hasil penelitian.

Topik abstrak itu kemudian disajikan dalam bentuk esai kurang lebih
tiga sampai lima alinea. Penyajiannya singkat dan kalimatnya padu. Jika
abstrak ditulis dengan cermat, maka abstrak sudah menunjukkan bobot
kualitas laporan penelitian atau karangan ilmiah. Dengan membaca
abstrak pihak ketiga sudah memahami isi keseluruhan skripsi, tesis,
disertasi, atau karangan ilmiah dengan cepat.

6. Pengaturan Naskah Kata Pengatar


K

ata pengantar berisi ungkapan syukur kepala Tuhan Yang Maha Esa
bahwa penulis telah menyelesaikan penulisan suatu karya tulis ilmiah.
Selain itu, penulis juga memberitahukan rasa terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu sehingga tulisannya selesai sudah.
Khusus, pernyataan teima kasih itu, seyogynaya diberikan kepada
mereka yang benar membantu. Ucapan terima kasih itu tidak perlu
diberikan kepada mereka yang tidak terkait dengan penulisan skripsi.,
tesis, atau disertasi. Karena mereka tidak berkontribusi pada penciptaan
karya ilmiah itu.

Atas dasar pemikiran itu, maka. karangan ilmiah diantarkan dengan


pendahuluan. Lazimnya judul disebut “Kata Pengantar”. Adapun kata
pengantar berisi ungkapan penulis tentang penggarapan tulisan ilmiah-
nya. Umum-nya materi kata pengantar berisi :

1. pernyataan syukur kepada Tuhan YME;


2. judul karya ilmiah;
3. pelaksanaan penyelesaian penulisan;.
146
4. Ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu; dan
5. menandai kapan penulisan tersebut selesai.

Penyajian kata pengantar diusahakan singkat padat dan jelas. Narasi


kata pengantar berisi lima hal tersebut di atas dalam alinea yang tertata
padu. Judul “Kata Pengantar” diketik sentering dengan menggunakan
huruf kapital semuanya tanpa tanda baca. Istilah untuk judul kata
pengantar ini umumnya KATA PENGANTAR. Tetapi, ada juga yang
menggunakan istilah PRAKATA. Jika panduan perguran tinggi saudara
meng-gunakan istilah lain, ikutilah.

Narasi kata pengatar diusahakan satu halaman atau sebanyak-ba-


nyaknya satu setengah halaman. Kalimat untuk menjabarkan isi kata pe-
ngantar dipilih kalimat pendek dan padu. Pilihlah kata-kata yang santun.
Kemudian kata itu disunan menjadi kalimat lengkap sehingga tiap alinea
saling terkait secara runtut. Ditambahkan, pilihan ungkapan kalimat kata
pengantar tidak ber-lebihan. Khususnya, dalam berterima kasih kepada
pihak yang membantu.

Diusahakan pula agar kata pengantar menceminkan kesungguhan


penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah sesuai dengan talenta yang
dimiliki.. Selanjuntya, penyajian isi kata pengantar ditataurut pada sehe-
lai kertas kuarto. Tampilannya dijaga menarik. Oleh karena itu, penge-
tikannya diatur sebagai berikut ini.

1. Perkataan “Kata Pengantar” diketik dengan huruf kapital,


sentering, tanpa tanda baca titik.
2. Usahakan isi kata pengantar satu halaman dan paling banyak
satu stengah halaman.
3. Isi kata pengantar ditulis singkat, padat, dan runtut.
4. Tandai akhir kata pengantar dengan nama kota, tanggal, bulan,
dan tahun penulisan.
5. Di bawah kota, tanggal, dan tahun penulisan, cantumkan kata
“Penulis” dan beri jarak dua spasi tulis nama terang anda.

Jarak pengetikan kata pengantar berapa seharusnya? Kata


pengantar diketik dengan jarak baris satu spasi ( satu kait), satu
setengah spasi, atau dua spasi. Pilihan jarak baris mengacu pada
pedoman penulisan skripsi, tesis, atau disertasi. Umumnya jarak baris
sama dengan jarak baris naskah.

7. Pengturan Perwajahan Naskah Lembar Persetu-


juan Pembimbing
N

askah yang dicantumkan pada lembar persetujuan pembimbing meliputi 8


unsur. Masing-masing unsur dijelaskan berikut ini sebagai contoh.
147
1. Judul Lembar Persetujuan

PERSETUJUAN PEMBIMBING

2. Judul Skripsi :

Pengaruh Motivasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap


Pening-katan Profesionalitas Kinerja Guru Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 10 Jakarta Timur

3. Nama Mahasiswa : Sri Murni

4. Nomor Induk Mahasiswa : 0233112114572806

5. Program studi : Pendididikan Dunia usaha/

Administrasi Perkantoran

6. Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial

7. Ungkapan Khas :

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan di hadapan


Panitia Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Purnama Jakarta.

8. Tanggal, Bulan, Tahun, dan Nama Pembimbing

Jakarta, 4 Juli 2004, Pembimbing Skripsi, Drs.E.Martono, MM.

Tata letak tipografi pada kertas kuarto diatur agar menarik. Saudara
dapat memraktikkan mengetik unsur-unsur tersebut.

Sekali lagi ditegaskan bahwa setiap perguruan tinggi memilki ciri


khas penyajian yang harus ditaati mahasiswa. Simak panduan (Panduan
penulisan skripsi biasanya diperba-harui setiap jangka tertentu) . Miliki
buku pedoman itu yang terbaru.

8. Pengaturan Naskah Lembar Pengesahan


Panitia Ujian
U

nsur-unsur yang tercantum pada lembar pengesahan panitia ujian sidang


karya ilmiah (skripsi, tesis, atau disertasi) hampir sama dengan lembar
persetujuan pembimbing, tetapi masih ditambah dengan persetujuan
panitia penguji. Selanjutnya, disyahkan oleh pimpinan perguruan tinggi
148
(universitas, sekolah tinggi, atau akademi) tempat mahasiswa kuliah.
Selain itu, ungkapan khas pun berbeda dengan ungkapan khas pada
lembar persetujuan pembimbing. Perhatikan unsur-unsur yang tercantum
pada lembar pengesahan berikut ini.

1. Judul Lembar Pengesahan

PENGESAHAN PANITIA PENGUJI

2. Judul Skripsi
Pengaruh Motivasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Pening-katan Profesionalitas Kinerja Guru Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 10 Jakarta Timur

3. Nama Mahasiswa : Sri Murni

4. Nomor Induk Mahasiswa : No. 0233112114572806

5. Program studi : Pendididikan Dunia usaha/


Administrasi Perkantoran

6. Jurusan : IPS ( Ilmu Pengetahuan


Sosial)
7. Ungkapan Khas
Skripsi ini telah diterima dan disetujui oleh Panitia Penguji
Skripsi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Purnama, pada hari Sabtu, 11 Juni 2005.

8. Panitia Penguji
Nama, Jabatan, dan Tanda tangan (ketua dan semua anggota
panitia penguji).

9. Tanggal, Bulan, dan Tahun Pengesahan


Jakarta, 4 Juli 2004,

10. Pengesahan oleh Universitas/ Pimpinan Pergu-


ruan Tinggi Dekan atau Rektor

DR. H. Gatot Suradji, M.Sc.


9. Pengaturan Naskah Daftar Isi

D
aftar Isi karya tulis ilmiah dapat disimak seperti contoh halaman
64 dan 66 yang telah dikemukakan sebelumnya. Tiap bab
dijabarkan menjadi subbab. Setiap subbab dapat dirinci lagi
menjadi sub-
subbab. Oleh karena itu pilihlah kode penomoran daftar isi.
Diperkenalkan dua cara penomoran
149
“ Pertama, penomoran dengan Angka Romawi untuk bab, huruf
Latin untuk subab, dan angka Arab untuk sub-subbab. Kedua,
penomoran dengan menggunakan cara metrik. Perhatikan uraian
ini.” 41

1. Pengodean dengan Romawi , Latin, Arab

Kode judul bab menggunakan huruf Latin kapital dan angka Ro-
mawi. Jadi, BAB I, BAB II, dst. Kode Subbab menggunakan hurufLatin
kapital . Jadi A, B, C, dst. Kode sub-subbab dengan angka 1, 2,3, dst.
Perhatikan contoh penomoran berikut ini khususnya penggunaan angka
Romawi dan angka Arab. Perlu dikemukaan pengodean ada banyak
teknik. Namun yang umum seperti contoh berikut.

CONTOH KODE DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………….. 1
F. Lingkup Penelitian ………………………………………. 3
G. Perumusan Masalah …………………………………… 5
H. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………….. 7
1. Tujuan Penelitian ………………………………............. 9
2. Manfaat Penelitan ………………………………. ……… 11
I. Sistematika Penulisan ……………………………….. …….. 14

BAB II LANDASAN TEORI


A. Penelitian yang Pernah Ada…………………………. . 33
B. Konsep Motivasi ……………………………………… . 35
1. Pengertian Motivasi………………………………… 37
2. Teori Harapan …………………………………. …… 39
3. Teori Keadilan……………………………………….. 41
C. Kerangka Konseptualisasi…………………………………… 33
D. Hipotesis Penelitian…………………………………............. 34
2. Pengkodean Romawi dan Metrik

1. Kode judul bab menggunakan huruf Latin kapital dan angka


Romawi besar. Jadi, BAB I, BAB II, dst.

41
Perhatian penulisan tanda baca untuk daftar isi dengan mengacu Kamus Besar
Bahasa Indonesis, Halaman 1035
150
2. Kode subbab diketik dengan angka Arab 1 untuk subbab 1,
angka Arab 2 untuk subab 2, dst
3. Kode sub-subbab diketik dengan urutan angka Arab,. Jadi
angka Arab 1 menunjukkan Bab I ( 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, dst.)

CONTOH KODE METRIK

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………. 1
1.2 Lingkup Penelitian ……………………………………… 13
1.3.Perumusan Masalah …………………………………… 20
1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………......... 27
1.5.Tujuan Penelitian ………………………………………..29
1.6 Manfaat Penelitan………………………………………. 31
1.7 Sistematika Penulisan ……………………….…………. 32

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Penelitian yang Pernah Ada……………….........…… 33
2.2. Konsep Motivasi …………………………........……… 35
2.3. Pengertian Motivasi……………………….........…….. 37
3.2.1 Teori Harapan ………………………......……… 39
3.3.1 Teori Keadilan……………………….......……… 41
2.4. Kerangka Konseseptualisasi…………………………. 43
2.5. Hipotesis Penelitian………………………......………. 49

10. Pengaturan Naskah Ilustrasi Karya Ilmiah


S

elain narasi dalam bentuk “kata, kalimat, dan alinea, karya ilmiah
dilengkapi dengan ilustrasi berupa 1. gambar (foto, lu-kisan) untuk
membantu memperjelas isi buku, karangan, dsb. 2. gambar, desain, atau
diagram untuk menghias (halaman sampul, dsb).” 42 Di kalangan
penulisan karya ilmiah terwujud “bentuk tabel, grafik, diagram alir, bagan,
foto, peta, dan gambar.”43

Selanjutnya, dalam peristilah karya ilmiah dibedakan menjadi dua


jenis ilustrasi, yakni tabel dan gambar. Yang terakhir adalah ilustrasi yang
terdiri dari grafik, diagram alir, foto, gambar, atau peta. Sesungguhnya,
ilustrasi digunakan sebagai daya tarik bagi pembaca agar tidak semata-

42
Anton M. Moeliono, Dkk., Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), hlm. 325.
43
Agustin Widya Gunawan, dkk., Pedoman Penyajian Karya Ilmiah ( Bogor, IPB
PRESS, 2004), hlm. 67
151
mata membaca narasi yang panjang. Dengan kata lain, ilustrasi harus
ditata sehingga lebih memudahkan pemahaman informasi secara cepat.

1. Penyajian Tabel Karya Tulis Ilmiah

Tabel disusun agar informasi yang termuat mudah dipahami secara


cepat. Sejalan dengan itu, maka data yang berisi informasi dalam tabel
dipilih yang penting-penting dan diatur serapi mungkin. Angka-angka
pada tabel diatur rata kanan kalau angka itu tanpa desimal .

Sebaliknya, jika angka menggunakan desimal , maka diatur rata kiri.


Selanjutnya, garis vertikal dan horizontal pada tabel dipilih yang tipis.
Perhatikan contoh Tabel 10.1. Sesuai tabel itu tunjukkan mana yang
disebut :
1. judul tabel dengan nomor urut,
2. kepala baris,
3. kepala kolom,
4. medan informasi, dan
5. catatan kaki merujuk pada sumber data.

Ilustrasi kalau demikian terdiri dari tabel dan gambar. Adapun yang
tergolong gambar diuraikan di bawah ini.

2. Penyajian Gambar Dalam Karya Tulis Ilmiah

Istilah gambar dalam karya ilmiah mencakup grafik, diagram alir,


bagan, peta, dan gambar. Penulis karangan ilmiah wajib cermat memuat
gambar dalam karangannya. Jika gambar itu bukan karyanya, maka
jangan lupa merujuk sumber. Demikian juga jikga mencantumkan gambar
berupa foto, peta, dlll harus jelas sumbernya. Untuk itu beberapa saran
dalam menyajikan ilustrasi antara lain dikemkakan :
1. Gunakan gambar kalau bahasan memang perlu dilengkapi
dengan gambar. Gunakan gambar jika informasi dengan narasi
152
terlalu panjang sedangkan kalau dengan gambar lebih
menggampangkan intepretasi.
2. Pilihlah Gambar kalau sungguh-sungguh mempermudah infor-
masi yang hendak dikemukakan.
3. Hati-hati menggunakan simbol yang digunakan dalam gambar.
Simbol yang digunakan harus taat asas, artinya simbol yang
sama digunakan untuk seluruh karya ilmiah.

a. Grafik dalam Karya Tulis Ilmiah

Grafik dalam karya tulis ilmiah disajikan agar data dapat divisualisasi
atau diberi makna lebih jelas di banding dengan data pada tabel. Tiga
jenis grafik meliputi grafik histogram, grafik poligon, dan grafik kurve.

b. Gambar Grafik Histogram

Karya ilmiah dapat dilengkapi dengan illustrasi gambar-gambar


seder-hana (simple graph) dibuat tidak berdasarkan landasan
matematis. Yang tergolong simple graph antara lain pictogram,
cartogram, diagram batangSelain itu kelompok gambar kedua didasarkan
teori matematis, antara lain histogram, polygon, dan kurva.

c. Grafik Batang, Garis, dan Lingkaran

Grafik dalam karya tulis ilmiah disajikan agar data lebih memberi
informasi visual di banding dengan data pada tabel. Data Tabel 10.2
merupakan bahan mentah untuk membuat diagram batang atau grafik
batang. Selain itu, data tabel itupun dapat digunakan wiwujutkan tabel,
sepeti diagram garis dan diagram lingkar. Tiga jenis grafik kalau
demikian, meliputi grafik histogram, grafik polygon, dan kurva.

Menurut bentuknya ada grafik berbentuk balok atau batang, grafik


bebentuk garis, dan grafik berbentuk lingkaran. Istilah lain sering disebut
diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkar. Grafik dibuat berda-
sarkan data yang telah tertata pada tabel. Sebagai contoh data
perkembangan siswa selama tiga tahun disajikan sepertai Tabel 10.2.

Dengan menggunakan data tabel 10.2 dapat dibangun berbagai


gambar sesui kebutuhan. Selain itu, data tabel itupun dapat dibangun
contoh:

!. Grafik batang ( Lihat Grafik 1)


2. Grafik garis ( Lihat Grafik 2)
3. Gragfik lingkar ( Lihat Grafik 3)
153
Gambar grafik dengan mudah dapat dibuat jika digunakan program
computer. Hasilnya pun tampak lebih indah, menarik dan akurat.

a. Gambar Grafik Batang


154

Garis horizontal menggambarkan perbandingan jumlah siswa mulai


tahun 1999 s.d. 2000, 2000 s.d. 2001, 2001 s.d. 2002, atau selama tiga
periode. Sedangkan garis vertical menunjukkan jumlah siswa Kelas I,
Kelas II, dan Kelas III dalam ribuan.
Dengan gambar grafik itu, maka dengan mudah dapat diketahui
perkembangan jumlah siswa selama tiga periode.
155

b. Grafik Garis

Dengan data Tabel 10.2 dapat dibuat grafik garis seperti tertera pada
Grafik 2 berikut ini.

Garis menunjukkan turun naik jumlah siswa selama tiga periode.


Dengan mengikuti garis-garis grafik tersebut, dapat ditelusuri jumlah sis-
wa maksimal dan minimal selama jangka waktu tertentu.
156
c. Grafik Lingkar ( Pie)

Grafik lingkaran lebih mudah menggambarkan persentasi jumlah dan


dengan mudah terbaca secara cepat

Berdasarkan Tabel Lingkar ( Grafik 3) di atas, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa jumlah selamat tiga tahun tahun ajaran atau empat
tahun takwin stabil. Artinya tidak menunjukkan kenaikan dan penurunan
jumlah iswa yang draktis. Ini berarti dengan data 2002, manajemen
sekolah perlu berupaya aar tahun ajaran 2002 s.d. 2004 perlu
diupayakan terdapat kenaikan imput jumlah siswa.

Unti 10 telah saudara rampungkan. Tetapi, akan lebih bijaksana


kalau mengulang sekali lagi unit ini. Kemudian melanjutkan mengerjakan
panggiring ingatan.
157

Sudah dilakukan?? Bagus sekali, dan maju selangkah lagi ……..!

Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 10
Bagus Sekali
Kerjakan
Lembar Penggiring
Ingatan
Dengan Benar
SELAMAT SAUDARA SUDAH
JAUH MENGUSAI PASTI
DAN BERHASIL
158
D. PENGGIRING INGATAN

Soal esai

1. Sebut bahan baku yang biasa digunakan dalam penulisan


skripsi?
2. Sebut ciri mesin ketik yang harus dipilih untuk mengetik skripsi?

3. Jelaskan makna satuan 4,4,3,3 cm dalam karya tulis ilmiah?

4. Bagaimana pilihan kertas untuk penulisan karya tulis ilmiah?

5. Jelaskan 10 unsur tata naskah pada sampul luar yang harus

diper-hatikan

6. Bagaimana pengaturan sampul dalam?

7. Jati diri abstrak berisi apa saja?

8. Meliputi apa saja isi karangan yang dirangkum pada abstrak?

9. Kata pengantar minimal berisi uraian apa saja?

10. Bagaimana tata aturan penulisan kata pengantar?

11. Bagaimana pilihan jarak baris kata pengantar?

12. Apa beda lembar persetujuan dengan lembar pengesahan?

13. Berapa cara pengodean naskah isi karya tulis ilmiah. Jelaskan

14. Ilustrasi karya tulis ilmiah itu terdiri apa saja?

15. Tabel memilik bagian-bagian, sebutkan.

16. Bila mana gambar digunakan dalam dalam karya ilmiah?

17. Ada berapa jenis grafik?


159
18. Baca rangkuman dua tiga kali agar Saudara memahami inti sari

materi ini.

Saudara pasti dengan mudah menyelesaikan soal esai itu. Cobalah.


Hasilnya sesuaikan dengan lembar balikan yang disajikan sebagai
pegoman. Saudara dapat menyusun kalimat sesuai kemampuan
sauada. .

Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 10

Berhasil , Bagus Sekali

Sudah Melihat
Lembar Balikan dan Pasti
Memahami
160
E. UMPAN BALIK

Umpan balik ini berguna sebagai pemandu. Saudara dapat menggu-


nakan jawaban sesuai talenta bahasa komunikatif saudara. Silakan
cermati jawaban atas soal tersebut dan silakan menambah atau
menguranginya.

1. Bahan yang digunakan dalam penulisan skripsi meliputi :


2
1. Kertas ukuran kuarto warna putih, berat 70 atau 80 gram/m
2. Tinta berwarna hitam
3. Manila karton untuk sampul
4. Kertas karbon bila diperlukan
5. Sama sekali jangan menggunakan tip ex.

2. Pilihan mesin ketik sebaiknya beciri :


1. Mesin ketik manual atau mesin electronik
2. Pilih ukuran huruf 10 untuk tiap inci atau huruf pika.
3. Jika menggunakan mesin listrik yang mengunakan bola huruf
pilih yang pica atau 1 inci memuat 10 hentakan.
4. Kalau pakai komputer pilih bentuk huruf New Time Roman 12
atau Arial 12

3. Satuan 4, 4, 3, 3 cm dalam penulisan karya tulis ilmiah menjelaskan


bahwa batas/pias pengetikan kiri, atas, kanan, dan bawah diatur 4
cm, 4 cm, 3cm, dan 3 cm.

4. Pililah kertas kuarto bukan kertas folio. Kertas folio lebih panjang dari
pada kertas kuarto. Kertas folio berukuran 21,5 cm kali 3,30 cm.
Sedangkan kertas kuarto berukuran 21,5 x 29,7 cm. Piih kertas
berketebalan 70 gram atau 80 gram. Artinya tiap meter bujur sangkar
berbotot 70 atau 80 grm.

5. Sepuluh unsur tata naskah pada sampul luar yang harus diperhatikan
meliputi :

1. judul karya ilmiah;


2. logo perguruan tinggi dan jenis karya ilmiah;
3. Ungkapan khas;
4. Nama jati diri penulis skripsi;
161
5. Nomor Induk atau Nirm mahasiswa;
6. Jurusan yang dipilih;
7. program studi;
8. nama perguruan tinggi;
9. kota domisili perguruan tinggi; dan tahun penulisan
162
6 .Sampul dalam berisi 10 unsur seperti sampul judul.Tetapi pengetikan-
nya menggunakan ukuran huruf sama dengan ukuran naskah.
Penataanya pun sama.

7. Abstrak berisi jati diri penulis karangan ilmiah, dan isi karangan dalam
garis besar mengandung
1. Nama Penetiti,
2. Judul Skripsi,
3. Jenis karya ilmiah, misalnya Skripsi,
4. nama tempat perguruan tinggi berada,
5. nama program studi,
6. nama perguruan tinggi , tahun penulisan

8. Isi abstrak memberi tekanan pada masalah penelitian, tujuan,


hipotesis penelitian, metodologi penelirian, populasi dan sampel.
Selain itu, abstrak juga besisi teknik pengumpulan data, dan
pengolahan data Akhirnya, kesimpulan penelitian dan saran.

9. Kata pengantar minimal berisi


1. pernyataan syukur kepada Tuhan YME;
2. judul karya ilmiah;
3. pelaksanaan penyelesaian penulisan;.
4. ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu; dan
5. menandai kapan penulisan tersebut selesai.

10. Tata aturan penulisan kata pengantar mencakup

1. Perkataan “Kata Pengantar” diketik dengan huruf Latin kapital,


sentering, tanpa tanda baca titik.
2. Usahakan isi kata pengantar satu halaman dan paling banyak
satu setengah halaman.
3. Isi kata pengantar ditulis singkat, padat, dan runtut.
4. Tandai akhir kata pengantar dengan nama kota, tanggal, bulan,
dan tahun penulisan.
5. Di bawah kota, tanggal, dan tahun penulisan, cantumkan kata
“Penulis” dan beri jarak dua spasi tulis nama terang anda.

11. Pilihan jarak baris kata pengantar disarankan

1. Jarak pengetikan kata pengantar jarak baris satu spasi ( satu


kait), satu setengah spasi, atau dua spasi.
2. Pilihan jarak baris mengacu pada pedoman penulisan skripsi,
tesis, atau disertasi. Itulah yang paling tepat bagi skrispi, tesis
atau diser-tasi.
3. Untuk jrunal sesuiakan dengan selera penerbit.
163
12. Lembar persetujuan ditandatangani dosen pembimbing skripsi
sebagai tanda bahwa skripsi sudah boleh dipergunakan sarana ujian
sidang mempertahankan karya tulis ilmiah

Lembar pengersahan merupakan pengesahan panitia penguji


pendadaran skripsi bahwa skripsi telah diujikan dan dinyatakan
diterima. Semua penguji membubuhkan tanda tangan. Kemudian
dikuatkan oleh pimpinan perguruan tinggi.

13. Pengodean bab, subbab, dan sub-subab sebagai berikut :

Pengodean cara pertama lazimnya menggunakan angka Romawi


Kapital, Latin dan Arab. Selain itu pengodean dengan cara metrik.

Yang pertama pengodean dilakukan dengan cara


1. Urutan Bab menggunakan angka Romawi kapital
2. Subjudul menggunakan huruf kapital Latin.
3. Sub-subjudul menggunakan angka Arab.

Yang kedua pengodean dilakukan dengan cara :


1. Urutan Bab menggunakan angka Romawi kapital
2. Kode subbab menggunakan angka Arab
3. Kode sub-subab menggunakan angka Arab
4. Huruf permulaan kata subjudul dan sub-subjudul ditulis
kapital

14. Ilustrasi karya tulis ilmiah itu digunakan untuk membantu


memperjelas naskah. Jenisnya antara lain : tabel, grafik, diagram alir,
bagan, foto, peta, dan gambar.

15. Bagian-bagian tabel antara lain :.


1. judul tabel dengan nomor urut,
2. kepala baris,
3. kepala kolom,
4. medan informasi, dan
5. catatan kaki merujuk pada sumber data.

16. Gambar dalam karya ilmiah digunakan kalau kalau bahasan terlalu
panjang dan lebih mudah jika ditampilkan dengan gambar atau foto.

17. Jenis grafik yang lazim digunakan antara lain


1. Grafik batang,
2. grafik garis, SEJENAK
3. grafik lingkatan (pie) LANJUTKAN
4. Grafik historgram MEMBACA
5. Grafik polygon RANGKUMAN UNIT
F. Rangkuman I NI
164
Penulisan karya tulis ilmiah harus mengacu dan tunduk pada tata
urut yang lazim. Selain itu, tata letak naskah pada kertas pun terikat.
Termasuk kertas, tinta, jenis huruf yang dipakai. Kemudian, tata saji
karya tulis ilmiah memiliki tata aturan yang dibakukan. Tata urut sajian,
tata letak perwajahan karya tulis ilmiah pun terikat pada tata aturan etika
penulisan karangan ilmiah. Justru itulah, siapa saja yang akan menulis
karya tulis ilmiah harus tunduk dan patuh pada tata aturan dan etika yang
berlaku di kalangan akademik.

Beberapa hal yang harus diperhatikan meliputi kertas, tinta, jenis


huruf, urutan penyajian, etika penulisan kutipan dan catatan referensi
sumber bahan penulisan. Secara singkat, hal itu dijelaskan sebagai
berikut.

1. Kertas, Tinta dan Tata Letak Naskah

Ukuran kertas untuk karya tulis ilmiah adalah kuarto dengan


ketebalan 70 atau 80 gram. Tinta cetak dipilih tinta hitam. Untuk ilustrasi
boleh dengan tinta berwarna. Mesin ketik berhuruf pika. Artinya tiap inci
memuat 10 hentakan. Posisi pias pinggir kiri, atas, kanan, dan bawah
berukuran 4 cm, 4 cm, 3 cm, dan 3 cm.

2. Tata Urutan Sajian Naskah

Tata saji naskah karya tulis ilmiah, khusus untuk dipertahankan


mengakhiri di hadapan panitia ujian pendadaran program pendidikan
sarjana mencakup lembar pelengkap, naskah inti, daftar pustaka, dan
lampiran. Perhatikan rincian berikut ini.

1. Judul Sampul Luar dan Sampul Dalam

Judul sampul luar dan sampul dalam memuat :


1. judul laporan penelitian (karangan ilmiah);
2. logo universitas( logo institusi) ;
3. jenis laporan ilmiah seperti skripsi. tesis, atau disertasi;.
4. identitas penyusun/penulis; .
5. nama perguruan tinggi, lokasi; dan
6. tahun karya tulis ilmiah ditulis.

3. Lembar Persetujuan Pembimbing dan Pengesahan

Lembar persetujuan ditanda tangani dosen pembimbing karya tulis


ilmiah ( skripsi, tesis, disertasi). Persetujuan itu menandai bahwa
skripsi sudah boleh dipertahankan atau diuji oleh panitia ujian. Jika karya
tulis itu telah diujikan panitia penguji membubuhkan tanda tangan dan
dilanjutkan pengesahan oleh pimpinan perguruan tinggi. Dengan
pengesahan panitia penguji dan diperkuat oleh pimpinan perguruan
165
tinggi, maka hal itu berarti mahasiswa telah dinyatakan menyelesaikan
studinya.

4. Abstrak Karya Tulis Ilmiah

Abstrak berisi jati diri penulis karya tulis ilmiah. Jati diri ini meliputi
nama penetiti, judul, jenis karya tulis ilmiah, nama dan tempat perguruan
tinggi, nama program studi, nama perguruan tinggi, dan tahun penulisan.

Isi abstrak lazimnya ringkas dan menekankan masalah yang diteliti,


tujuan penelitian, hipotesis penelitian, metodologi yang dipilih, teknik
pengumpulan data, pengolahan data, dan hasil penelitian.

5. Kata Pengantar

Kata pengantar berisi cakupan ringkas sekurang-kurangnya memuat


uaraian tentang
1. pernyataan syukur kepada Tuhan YME;
2. judul karya ilmiah;
3. pelaksanaan penyelesaian penulisan;
4. Ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu; dan
5. menandai kapan penulisan tersebut selesai.

Jika diperlukan, setelah kata pengatar, naskah pelengkap dibubuhi


daftar ilustrasi, seperti daftar tabel, grafik, skema, denah, atau foto yang
mampu mendukung memperjelas naskah.

6. Naskah Inti atau Badan Naskah

Badan naskah karangan ilmiah berisi naskah inti. Lazimnya naskah


inti meliputi bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metodologi
penelitian, bab analisis data, dan bab penutup. Penulisan badan naskah
didominasi oleh uraian dengan menggunakan rangkaian olah bahasa
guna menyajikan materi penilain. Oleh karena itu, sajian harus
memperhatikan tata cara yang umum dianut.

Penulisan uraian yang terdapat pada bab-bab karya tulis ilmiah harus
mengacu pada kaidah bahasa Indonesia yang baku dan benar. Oleh
karena itu cermatilah ketika menerapkan ejaan, tata aturan pemenggalan
kata, teknik mengutip, menggunakan catatan samping dan catatan kaki.

7. Daftar Referensi dan Lampiran


166
Karya tulis ilmiah merujuk pada sumber referensi yang harus dicantum-
kah dalam daftar kepustakaan.Selain itu, karya tulis ilmiah dilengkapi
lampiran yang mendukung isi materi sajian.

Singkatnya, karya tulis ilmiah terdiri dari lembar pelengkap, naskah


inti, daftar pustaka, dan lampiran. Lembar pelengkap meliputi judul
sampul, lembar judul sampul dalam, lembar persetujuan pembimbing,
dan penge-sahan, kata pengantar, abstrak, daftar ilustrasi,

Naskah inti disusun dalam rangakian bab pendahuluan, bab landasn


teori, bab metodologi penelitian , bab analisis data, dan bab penutup.
Selanjutnya, karya tulis ilmiah dilengkapi dengan daftar kepustakaan dan
lampiran yang diperlukan.

Saudara Pasti Tidak


Mengalami
Kesultian Teruskan
Pelajari
Unit Berikutnya
167

MODUL 11
KUTIPAN, CATATAN SAMPING,
UNIT 11 CATATAN KAKI, DAN TATA LETAK
PENGETIKANNYA

A. TUJUAN
D

alam kaitan penulisan laporan penelitian, seorang peneliti memerlukan


teori pendukung. Teori itu dibahas dalam judul bab landasan teori atau
bab tinjauan pustaka. Teori pendukung digunakan untuk menguji
hipotesis yang dirumuskan atau sebagai dasar pemecahan masalah.
Selain itu, teori ilmu dalam penulisan karya tulis ilmiah berguna pula
untuk memperkuat argumentasi informasi penulisan. Oleh karena itu,
karangan ilmiah memerlukan pendukung. Teori itu umumnya dikutip dari
karya cipta literer penulis lain. Tindakan tidak mengutip karya cipta
orang lain itu sulit dihindari.Justru itulah, penulis karya tulis melakukan
tindakan mengutip. Yang dikutip dapat berupa fakta, data, pendapat,
argumentasi, atau rumus. Sing-katnya, penulis pasti mengutip informasi
dari para cerdik yang telah menuangkan ilmunya dalam bentuk tulisan.

Sehubungan dengan kutip mengutip itu, penulis karya tulis ilmiah


perlu bertindak cermat dan tepat. Hal itu harus menjadi pedoman agar
penulis laporan penelitan ilmiah atau karya tulis imiah tidak terjebak pada
tindakan plagiat, menyalahi undang-undang hak karya cipta, atau
melanggar etika karang mengarang yang lazim berlaku bagi dunia tulis
menulis di lingkungan masyarakat ilmuwan, dan khususnya yang berla-
ku di kalangan masyarakat ilmiah termasuk masyarakat akademik. Atas
dasar alur pemikiran itu, maka setelah saudara menyelesaikan uraian
unit ini, saudara pasti mampu :

1. memahami tata aturan penulisan kutipan;


2. menerapkan tata aturan penulisan kutipan secara
benar;
3. menerapkan tata aturan penulisan catatan samping;
4. Menerapkan tata aturan penulisan catatan kaki; dan
5. memraktikkan menggunakan ibid., loc. cit, dan op.cit.
6. Mampu menata ketikan kutipan dan catatan tambahan
.
168

Uraian berikut menjelaskan materi yang menunjang pencapaian


tujuan. Oleh karena itu, ikutilah uraian berikut ini dengan cermat dan
cobalah memraktikan mengetik kutipan dan catatan kaki.

B. Pendahuluan
B

ila penulis melakukan sajian kutipan dalam karya ilmiahnya, maka


kutipan itu wajib diberi keterangan dari mana sumber kutipannya.
Mengutip buah pikiran atau karya penulis lain dalam dunia penulisan
skripsi, tesis, dan disertasi, jurnal, dan karangan ilmiah (karya tulis ilmiah)
tidak dapat dihindari. Hal itu sah-sah saja, asal penulisannya dilakukan
secara jujur dan mencantumkan sumber kutipan tersebut.

Anton M. Moeliono, dkk. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia


menerangkan bahwa

“kutipan memiliki makna keterangan mengenai kata atau


ungkapan di dalam teks yang dicantumkan pada margin bawah
pada halaman buku (biasanya dicetak dengan huruf yang lebih
kecil; daripada huruf di dalam teks guna menambahkan
referensi uraian di dalam naskah pokok.” 44

Dapat ditambahkan, wujud kutipan dapat berupa


“pernyaaan, pandapat, buah pikiran, definisi, rumusan, atau
hasil penelitian dari penulis lain atau penulis sendiri yang telah
didokumentasikan, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah
berkaitan dengan materi penulis.”45 Demikian Asril Azahari
menandaskan arti kutipan.

Kalau demikian, kutipan dapat berupa kata, kalimat, alinea, atau pun
pandangan seorang penulis yang dipinjam oleh penulis karya tulis ilmiah.
Sumber kutipan bukan hanya dari buku, tetapi kutipan dapat diambil dari
surat kabar, majalah, buletin, tabloid, ensiklopedi, bahkan dari peraturan
perundang-undangan, atau diambil dari bahasa ragam ucap sekalipun.

44
Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), hlm. 153
2
Asril Azahari, Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Universitas Trisakti, 1998), hlm.41.

45
169
Tegasnya, kutipan dalam karya tulis ilmiah harus diberi keterangan
dari mana sumber kutipan itu dipungut. Pencantuman keterangan tam-
bahan bagi sebuah kutipan merupakan kewajiban. Hal itu merupakan
kode etik dalam tulis menulis karangan ilmiah yang dianut para ilmuwan
dan penulis. Kalau seseorang menyalin atau mengutip, tetapi ia tidak
mencantumkan sumber kutipan, tindakan seseorang itu dikategorikan
telah mencuri karangan orang lain alias melakukan tindakan plagiat.
Melakukan tindakan plagiat wajib dihindari dalam tulis menulis karya
ilmiah.

C. Pokok Bahasan

etiap penulis karangan ilmiah yang mengutip karya penulis atau


pengarang lain wajib berterima kasih kepada penulis yang sebagian buah
pikirannya telah dikutip. Mengapa? Perlakuan itu sebagai ungkapan
penghormatan, Bagaimana caranya penghormatan itu? Untuk menjawab
hal itu, ikutilah uraian tata aturan penyajian kutipan berikut ini.

1. Penyajian Kutipan dan Jenis kutipan

Adapun tanda terima kasih itu diwujudkan dalam format pencan-


tuman keterangan tambahan. Keterangan tambahan penulis yang
mengutip sumber itu diwujudkan dalam catatan samping, catatan kaki,
catatan pada akhir bab, atau catatan akhir karya ilmiah. Uraian tentang
kutipan dan teknik penulisan sumber kutipan diuraikan berikut ini.

a.Jenis Kutipan

P
enulis dapat mengutip kata, kalimat, alinea, ungkapan, istilah,
rumus, atau pandangan seorang penulis ahli, atau pengarang lain.
Kutipan ada yang langsung atau tidak langsung. Kutipan naskah
langsung berarti penulis menyalin atau mengutip pendapat seseorang
dengan lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, atau bahkan satu
paragraph sesuai teks aslinya, temasuk tanda-tanda baca. Sebaliknya,
kutipan tidak langsung dilakukan penulis kalau pendapat atau naskah
aslinya disarikan lebih dahulu atau diambil intisarinya oleh penulis
karangan ilmiah.

Selain kutipan langsung, dalam penulisan skripsi dikenal pula istilah


kutipan pendek dan kutipan panjang. Secara umum “kutipan pendek
kalau naskah yang dikuitp panjangnya empat baris atau kurang dari
empat baris. Sedangkan kutipan yang lebih dari empat baris dikategori-
170
kan dalam kutipan panjang.46

b. Penyajian Kutipan Pendek dan Panjang

utipan pendek diketik berjarak baris dua sebagaimana jarak baris naskah
ketikan karya ilmiah. Kemudian penyajiannya diawali dengan tanda petik
dua dan diakhiri dengan tanda petik dua pula. Contoh sajian kutipan
pendek, yakni : “Jika Anda mengutip bagian suatu buku atau karya tulis
lainnya, adalah penting untuk diingat agar kutipan tersebut cermat dan
lengkap sehingga tidak menimbulkan kesalahan presentasi.” 47 Demikian
Mukayat D.Brotowidjoyo menjelaskan.

Sejalan dengan itu, ada kalanya seorang penulis sengaja mengutip


naskah karangan pihak lain dengan menghilangkan kalimat atau bebe-
rapa kalimat dalam satu paragraf. Kalau hal itu dilakukan kalimat yang
hilang itu harus diganti dengan tanda titik sebanyak empat ( ….) tanda
bacatitik. Contoh sajian hal itu diberikan pada alinea naskah lengkap
berikut.

Kaya ( bhs. Jawa) artinya “kekayaan, kecukupan harta benda.


Hal ini berarti pemimpin harus mampu menemukan jalan agar
mampu mencari peluang menyediakan dana guna kesejahteraan
anak buah yang dipimpinnya. Kesejahteraan itu diwujudkan baik
berupa natura maupun innatura. Istilah modern simbolik kaya berarti
pemimpin mampu menyediakan budget (anggaran) atau dana cukup
untuk menyejahterakan anak buah. Anggaran atau dana itu berguna
bagi kelangsungan kehidupan organisai dan kesejahteraan seluruh
bawahan yang dipimpinya.”48

Jika kalimat kedua dan ketiga mulai dari “ Hal ini s.d. dipimpinnya,
Kesejahteraan s.d. innatura.” dihilangkan, maka kalimat yang hilang itu
diganti dengan tanda baca titik sebanyak empat kali. Perhatian sajian
kutipannya sebagai berikut ini.

“Kaya artinya kekayaan, kecukupan harta benda….Istilah


modern simbolik kaya berarti pemimpin mampu menyediakan budget
(anggaran) atau dana cukup untuk menyejahterakan anak buah.

46
Tiap Perguruan Tinggi memiliki panduan yang mengatur kategori kutipan panjang dan
pendek itu berapa baris. Hal itu perlu dipahami karena ada perbedaan cara penyajian
dalam karya ilmiah
47
Mukayat D. Brotowidjayo, Penulisan Karangan Ilmiah ( Jakarta:
Akedemika Presindo, 2002), hlm. 95
48
E. Martono, Ilmu dan Seni Kepemimpinan ( Jakarta: Widya Karya
Sempurnya, 2005), hlm. 25
171
Anggaran atau dana itu berguna bagi kelangsungan kelompok
bawahan yang dipimpinya.”

Tambahan lagi, jika kalimat yang dikutip terpaksa dihilangkan satu


atau beberapa kata, maka penulis karangan ilmiah harus mengganti kata
atau beberapa kata yang dihilangkan itu dengan tanda titik sebanyak tiga
(…) buah. Perhatikan contoh sajian, seperti ini.

Kalimat asli “ Setiap komponen bangsa apa pun potensi dan


peranannya hendaknya dapat melakukan langkah-langkah proaktif dan
positif untuk dapat menciptakan suasana agar lebih konduksif.”

Seandainya, kata hendaknya dan agar dihilangkan dari kalimat


aslinya, maka makna dan maksud kalimat tidak menjadi rusak. Oleh
karena itu, penyajian dalam kutipan dilakukan sebagai berikut ini.

“Setiap komponen bangsa apa pun potensi dan peranannya …


dapat melakukan langkah-langkah proaktif dan positif untuk dapat
menciptakan suasana …lebih konduksif. ”

2. Tata Cara Penghormatan Pada Penulis


Secara Langsung

Selain penghargaan pada penulis yang karyanya dikutip dengan


mencantumkan pada catatan kaki, penghargaan dapat juga dilakukan
secara langsung dengan menyebut nama, tahun terbit dokumen, dan
halaman karya sebelum atau sesudah sajian kutipan. Tata saji kutiban
dapat ditata dengan cara langsung merujuk nama penulis sebelum
kutipan atau sesudah kutipan. Tata saji kedua kutipan dengan cara itu
dapat dilihat pada contoh ini.

a. Merujuk Nama Penulis Sebelum Kutipan

Tata aturan penulisan nama penulis sebelum kutipan dilakukan


dengan cara :
1. susun kalimat pengantar;
2. tulis nama penulis;
3. cantumkan tahun dokumen sumber;
4. cantumkan halaman kutipan itu diambil;
5. nama penulis, tahun dokumen, dan halaman kutipan. diapit
dengan tanda kurung; akhirnya
6. kutip naskah untuk kutipan.

Contoh sajian :
172
1. Kalimat pengantar :“Salah seorang penulis uraian kepemimpin
tipe populistis”
2. Nama penulis, tahun dokumen, halaman kutipan yang diambil
dari karya Peter Worsly (E. Martono, 2005: 102)
3. Bunyi kutipan “ pemimpian yang yang dapat membangunkan
solidaritas rakyat. Nilai hidup yang dimiliki rakyat mendjadi dasar
gerakan dan kemudian diarahkan kepada nasioalisme.”
4. Sajian dalam naskah kutipan menjadi :

Salah seorang penulis uraian kepemimpinan tipe populistis


adalah Peter Worsley ( E.Martono, 2005: 102) menyatakan bahwa
“pemimpin populistis adalah pemimpin yang dapat membangunkan
solidaritas rakyat. Nilai hidup yang dimiliki rakyat menjadi dasar
gerakan dan kemudian diarahkan kepada nasionalisme.”

b. Merujuk Nama Penulis Sesudah Kutipan

Bila nama penulis dicantumkan sesuah kutipan, maka tata saji


penulisan kutipan diatur :
1. kalimat pengantar;
2. sajian kutipan, dan
3. nama pengarang, tahun terbit dokumen, dan halaman
4. diapit kurung

Contoh sajian :

1. Kalimat pengatar : Pemimpin yang merakyat bertipe populistis.

2. Bunji kutipan : pemimpin populistis adalah pemimpin yang


dapat membangunkan solidaritas rakyat. Nilai hidup yang dimiliki
rakyat mendjadi dasar gerakan dan kemudian diarahkan kepada
nasio-nalisme.

3. Nama penulis, tahun dokumen, halaman kutipan yang diambil


Peter Worsley (E. Martono, 2005: 102)

4. Sajian dalam naskah ktipan menjadi:

“Pemimpin yang merakyat bertipe populistis adalah pe-


mimpin yang dapat membangunkan solidaritas rakyat. Nilai hidup
yang dimiliki rakyat mendjadi dasar gerakan dan kemudian
diarahkan kepada nasioalisme. “ Demikian Peter Worsley (E.
Martono, 2005: 102) menegaskan.

3. Penyajian Judul Bab Karya Tulis Ilmiah


J
173
udul itu nama yang dipakai untuk buku atau bab di buku yang
mengisyaratkan secara singkat isi buku atau bab itu. Jadi, judul karya
tulis ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, atau jurnal) menyatakan deskripsi isi
ringkas suatu karya tulis ilmiah Dengan kata lain, judul skripsi misalnya,
menggambarkan secara garis besar arah, maksud, dan tujuan, serta
ruang lingkup isi karya tulis ilmiah. Oleh karena itu, judul karya tulis
ilmiah harus dipilih ditata dan disajikan dengan lay out ( tata letak
tipografi) menarik pada sehelai kertas sehingga menumbuhkan estetika.

1. Agar judul karya tulis ilmiah atau skripsi menarik, misalnya


maka seyogyanya diatur dengan memperhatikan ketentuan,
antara lain judul skripsi dirangkai dalam bentuk ungkapan
pernyataan, bukan pertanyaan;
2. Judul skripsi diketik sentering dengan huruf kapital semua-
nya;
3. Judul skripsi tidak diakhiri tanda baca apapun;
4. Jika judul panjang diatur bagian demi bagian tanpa kehilangan
makna;
5. Tata letak pengetikannya dijaga tanpa salah dan tetap teguh
pada estetika pengetikan dan pilih font lebih besar ukurannya.

Tata cara penyajian judul bab pun mirip dengan tata aturan penulisan
judul karya tulis ilmiah, seperti skripsi misalnya. Bedanya dalam karya
tulis ilmiah umumnya judul bab terdiri dari bab pendahulun, bab landasan
teori, bab metodologi penelitian, bab analisis data penelitian , dan ditutup
bab penutup. Tata penulisan judul bab diatur sebagai berikut ini.

1. Penulisan kata bab dan urutan bab menggunakan kombinasi


kode alfa numerik (huruf dan angka).
2. Semua huruf pada kata “bab” ditulis dengan huruf Latin kapital
dan urutan angka menggunakan angka Romawi kapital .
3. BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V diketik sentering tanpa
tanda baca titik.
4. Judul bab diketik sentering dengan huruf kapital semuanya.
5. Umumya ketikannya ditebalkan (bold print).
6. Jika judul bab panjang, potong menjadi bagian yang bermakna.

Dianjurkan para calon penulis skripsi, tesis, atau disertasi melakukan


studi analisis sajian skripsi di berbagai perguruan tinggi. Sasarannya
adalah skripsi, tesis, atau disertasi yang sudah diujikan dan sudah
diperbaiki dan disahkan panitia penguji. Medan kajian adalah beberapa
perguruan tinggi. Perhatikan, sajian perwajahan sampul judul, judul
sampul dalam, judul bab karya tulis ilmiah. Coba sesuaikan dengan
panduan tempat saudara
kuliah! Ikuti uraian berikut.

4. Penyajian Judul Subbab Karya Tulis Ilmiah


174

J udul subbab disajikan berbeda dengan sajian pengetikan judul karya


tulis ilmiah, seperti skripsi. Adapun tata saji judul subbab karya tulis
ilmiah diatur sebagai berikut ini.
1. Permulaan huruf tiap kata subjudul diketik kapital, lainnya
diketik dengan menggunakan huruf kecil.
2. Jika ada partikel ke, oleh, dalam, dan, dari atau kata tugas,
maka tetap dibiarkan diketik dengan huruf kecil.

Perhatikan penggunaan kode nomor pada subbab dan sub-subbab


yang telah dibahas. Contoh sajian pengetikan Judul Bab, judul subbab,
dan judul sub-subbab, seperti berikut ini.

BAB II BAB III


LANSASAN METODE PENGUMPULAN
TEORI PENELITIAN DATA PENELITIAN

A. Pembinaan SMK Negeri 1. Tipe Penelitian


B. Standar Kinerja SMK Negeri 2. Objek Penelitian dan Popu-
1. Konsep, Pengertian, lasi
dan 1. Sampel & Teknik
Teori Motivasi Sampling
2. Teori Harapan dan 1. Teknik Pengumpulan
Keadilan Data
E. Kerangka Konseptual 2. Pengolahan Data
F. Hipotesis Penelitian 4. Operational Konsep

5. Pilihan Angka Romawi dan Angka Arab

ngka Romawi yang berasal dari zaman Kerajaan Romawi. Simbol angka
itu adalah I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (=50), C (=100), D (=500)
dan M (=1000). Angka itu banyak digunakan dalam penulisan buku dan
karya tulis ilmiah. Dalam tulis menulis, angka Romawi dibedakan menjadi
dua, yakni angka Romawi kapital dan angka Romawi kecil.

Selain angka Romawi, digunakan juga angka Arab yang sudah


mendunia. Artinya sudah diakui secara internasional. Angka Arab terdiri
dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 serta kombinasinya. Penggunaan
175
kedua jenis angka itu ( angka Romawi dan angka Arab) secara khusus
dalam penulisan karya tulis ilmiah seperti uraian ini.

a. Angka Romawi Besar

Angka Romawi besar ( I, II, III, IV, dan V) berguna untuk memberi
nomor urut judul bab. Lazimnya, judul bab dalam karya tulis ilmiah terdiri
dari kombinasi huruf Latin dan angka Romawi besar. Judul bab disusun
dalam urutan bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metodologii
penelitian, bab analisis data penelitian, dan bab penutup. Judul bab
ditandai dengan kombinasi huruf Latin kapital dan angka Romawi besar.
Kemudian disusul dengan nama judul bab tersebut diketik dengan huruf
kapital semuanya. Perhatikan contoh penulisan kata “bab” dan angka
Romawi.

Contoh:

BAB I PENDAHULUN,
BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN,
BAB III METODOLOC.I PENELITIAN,
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN, dan
BAB V PENUTUP.

Di belakang angka Romawi adalah nama judul. Jadi PENDAHULUN,


LANDASAN TEORI PENELITIAN, METODOLOGI PENELITIAN,
ANALISIS DATA PENELITIAN, DAN PENUTUP diketik di bawah urutan
bab dan diletakkan sentering pada kertas naskah.

b. Angka Romawi Kecil

Angka Romawi kecil ( i, ii,iii,iv,v,vi,vii, viii, ix, x, dst) dalam karya tulis
ilmiah digunakan untuk menandai urutan nomor halaman pelengkap
karya tulis ilmiah. Tetapi, terbatas untuk nomor halaman pelengkap karya
tulis ilmiah, meliputi halaman : 1) judul sampul dalam, 2 abstrak, 3) kata
pengantar, 4) daftar isi karya tulis ilmiah, 5) daftar tabel, 6) daftar grafik,
7) daftar bagan, 8) daftar skema, dan 9) daftar lambang.

c. Angka Arab
176
Angka Arab ( 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan kombinasinya) dalam karya tulis
ilmiah digunakan untuk memberi nomor urut judul subbab,sub-subbab
dipergunakan kode metric. Penggunaan teknik dalam penulisan judul
subbab dan sub-subbab hakikatnya seperti pilihan kode numeric filing
system (sistim nomor kearsipan) atau filing. Yakni, untuk main subject,
secondary subject, dan third subject. Penggunaan main subjek untuk
subbab, secondary subject untuk subsubjek, dan third subject untuk
subsubbab. Kode metrik pada subbab dan sub-subbab menggunakan
huruf Arab. Selain itu, tiap halaman naskah inti karya tulis ilmiah pun
ditandaidengan angka Arab. Nomor halaman itu mulai dengan
angka Arab 1, 2, dan stersunya. Adapun nomor halaman dengan angka
Arab itu dicerak Berurutan pada naskah inti mulai dari awal hingga akhir,
yakni pada
BAB I PENDAHULUAN,
BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN,
BAB III METODOLOC.I PENELITIAN,
BAB IV ANALSIS DATA PENELITIAN, dan
BAB V PENUTUP.

Contoh penomoran secara metrik pada subbab dan sub-subab dapat


disimak pada contoh penomoran sampai pembagian ke-3. Sekalipun
umumnya daftar kode kerangka karya ilmiah umumnya hanya menam-
pilkan judul bab dan subbab. Cermati contoh pemberian nomor untuk
Subab, Sub-subbab berikut ini.

BAB II BAB II
LANSASAN LANSASAN TEORI
TEORI PENELITIAN PENELITIAN
1. Pembinaan SMK Negeri … 34 1.Judul Subbab ………….. ..5
2.Standar Kinerja SMK……... 36 2 Judul Subbab………………7
2.1 Standar Regional ……40 2.1 Judul Sub-subbab 9
2.1.1Judul bagian sub-subab 12
2.1.1StandarDati I …. ...45 2.1.2 Judul bagian sub-subab 14
2.1.2 Standar Dati II … 49 2.1.3 Judul bagian sub-subab 17
2.2 Standar Nasional ……...51 3 Judul Subbab…...…………20
3.1 Judul Sub-subbab … … 23
2.3Standar Internasional ….55
3.1.1 Judul bagian sub-subab 25
3. Motivasi Kepemimpian … 57 3.1.2 Judul bagian sub-subab 30
3.1 Teori Motivasi …………62 3.1.3 Judul bagian sub-subab 35
4. Judul Subbab …………….. 40
3.2 Teori Harapan ………...65
Bagaimana meletakkan nomor halaman karya tulis ilmiah? Penem-
patan nomor karya tulis ilmiah dapat dilakukan di

1. bagian kanan atas naskah halaman kertas;


2. bagian kanan bawah naskah halaman kertas;
177
3. bagian tengah atas (sentering) naskah halaman kertas; dan
4. bagian tengah bawah ( sentering) halaman kertas.

Kalau karya tulis diketik dengan komputer, maka program menye-


diakan pilihan letak nomor halaman karya tulis. Angka Arab urutan
halaman akan diletakkan di bagian mana? Untuk kepentingan ini,
mahasiswa harus mengacu pada buku panduan. Akan tetapi lazimnya
letak nomor halaman karya tulis ilmiah ditata sebagai uraian berikut ini.

6. Sajian Pengetikan Nomor Halaman

S ajian pengetikan nomor halaman baik menggunakan angka Romawi


kecil maupun angkat Arab diatur sebagai berikut:

a. Letak Nomor Halaman dengan Angka Romawi Kecil

Angka Romawi kecil diletakkan di bagian tengah (sentering) hala-


man pelengkap karya tulis ilmiah. Angka itu digunakan untuk menandai
nomor halaman pelengkap karya tulis ilmiah yang diletakkan sebelum
Judul bab. Kemudian, angka Romawi kecil itu diletakan setelah baris
terakhir naskah. Posisinya di tengah halaman atau diketik sentering.
Adapun yang diberi nomor dengan angka Romawi kecil seperti telah
dikemukakan adalah halaman judul dalam, abstrak, persetujuan
pembimbing, pengesahan pimpinan perguruan tinggi, kata pengantar,
daftar tabel, daftar grafik, dan daftar bagan, atau halaman yang berisi
skema.

Dapat ditambahkan, jika pengetikan naskah menggunakan perangkat


komputer, maka letak nomor halaman itu dapat dipilih secara otomatis.
Penulis karya ilmiah dapat memilih right alignment position, center
alignment position, atau left alignment posisition. Salah satu jenis
tampilan diantaranya menu kelompok

a. 1, 2, 3,… dst
b. -1- , -2-, -3-, dst
c. i , ii, iii, iv, v, dsb
d. I, II, III, IV, V, dst
178
b. Letak Nomor Halaman dengan Angka Arab

Angka Arab ( 0, 1, 2, 3, 4, 5, dst) dan kombinasinya berguna untuk


menandai halaman naskah inti karya tulis ilmiah. Halaman diurutkan
mulai angka 1 s.d. halaman akhir. Angka Arab juga digunakan untuk
memberi nomor urut halaman dan memberi nomor ilustrasi, seperti tabel,
grafik, bagan, dan skema. Selain itu, angka Arab digunakan untuk
memberi nomor urut lampiran. Kebiasaan penulisan nomor lampiran
adalah Lampiran 1, Lampiran 2. dst.

Letak angka Arab itu di bagian kanan atas halaman naskah atau di
bagian kanan bawah halaman naskah. Jika dipilih yang pertama, maka
angka Arab pada halaman yang berisi judul bab, nomor halaman
diletakkan di tengah kertas (sentering).Sekali lagi ditegaskan bahwa pan-
duan mengatur peletakan nomor halaman baik menggunakan angka
Romawi kecil, angka Romawi kapital, atau angka Arab. Cermatilah
saksama panduan penulisan karya ilmiah kampus saudara.

7. Pengatur Sajian Catatan Tambahan Kutipan

U
ntuk memecahkan masalah, seseorang melakukan penelitian.
Hasilnya dilaporkan secara tertulis. Laporan penelitian antara lain
berwujud skripsi, tesis, dan disertasi, atau jurnal. Biasanya, dalam
menulis laporan penelitian, kita terpaksa mengutip hasil karya penulis
lain. Setiap kali mengutip sebagian dari naskah seorang pengarang,
penulis karangan ilmiah harus memberi tanda secara cermat dari mana
sumbernya. Pemberian tanda itu disebut membubuhi catatan. Dimana
ditletakkan tanda catatan itu? Sebelum kutipan atau sesudah? Pada
catatan kaki, tiap akhir bab, atau akhir seluruh naskah? Semuanya itu
harus tunduk pada panduan penulisan karya ilmiah. Untuk tanda catatan
dapat diletakkan

1. sebelum kutipan;
2. sesudah kutipan;
3. di bagian bawah halaman naskah;
4. di akhir setiap bab; atau
5. atau diakhir seluruh karangan.

Tanda pemberian catatan cara pertama dan kedua disebut catatan


samping. Sedangkan cara ketiga disebut catatan kaki. Cara keempat,
dan kelima disebut catatan akhir bab dan akhir karangan. Selain catatan
yang menunjukkan sumber kutipan yang diacu, penulis karya ilmiah, bila
perlu dapat memberi keterangan tambahan atas suatu fakta, data,
informasi terkait dengan karangannya. Catatan tambahan itu diletakkan
tidak pada badan naskah, tetapi pada akhir tiap halaman. Inilah
sesungguhnya yang disebut catatan kaki.
179
Catatan kaki berisi komentar tentang suatu hal sebagai keterangan
tambahan. Namun, kalau keterangan tambahan itu panjang, biasanya
kete-rangan tambahan itu diletakkannya pada akhir bab atau akhir
tulisan karya tulis ilmiah ( skripsi, tesis, atau disertasi, bahkan jurnal ).

Memberi keterangan terpisah, seperti dikemukakan di atas ditempuh


agar alur isi sajian pikiran dalam naskah tidak terganggu. Keterangan
tam-bahan itu dilakukan penulis, apabila pengarang benar-benar masih
memandang perlu memperkuat kualitas objektivitas isi karangan ilmiah
yang tengah digarap. Itulah sebenarnya esensi suatu catatan kaki,
catatan akhir bab, atau dan catatan akhir naskah dibuat. Kalau demikian,
catatan kaki memiliki berbagai kegunaan. Uraian kegunaan atau fungsi
catatan kaki dijelaskan berikut ini.

Catatan sumber acuan kutipan dan catatan kaki ditulis dengan


menggugunakan teknik yang lazin dalam karang mengarang. Adapun
teknik penulisan biasanya menggunakan nomor urut. Nomor urut itu
disebut nomor indeks. Bagagaimana mencatat nomor indeks? Teknik
apapun yang dipilih, yang penting, penggarapan catatan itu perlu
keseragaman. Mengapa demikian? Karena catatan tambahan itu memiliki
fungsi, seperti uraian ini.

8. Fungsi Tanda Catatan Samping dan Cataan kaki

Catatan samping dan catatan kaki banyak digunakan dalam


penulisan karya tulis ilmiah. Hal itu dilakukan sebagai sarana pembuk-
tian, sarana penghormatan, sarana penyampaian keterangan tambahan,
dan sarana merujuk bagian lain dari teks. Secara singkat fungsi catatan
sebagai tanda mengutip berikut ini.

a. Sarana Pembuktian

Memberi catatan ketika mengutip sebagian fakta, data, pendapat,


konsep, teori. atau singkatnya informasi berguna untuk pembuktian dari
sumber mana suatu informasi telah dikutip. Juga berguna untuk mem-
buktikan kepada pihak lain bahwa informasi yang dikutip itu bukan hasil
pemikiran penulis yang tengah menyiapkan laporan penelitian atau
karangan.
180

b. Sarana Penghormatan

Penulis laporan harus menghormati ciptaan atau karya seseorang


pengarang yang sebagian informasinya dikutip. Penghormatan itu pantas
diberikan oleh penulis kepada penulis karangan yang karyanya dikutip.
Sekalipun, kutipan itu hanya sebagian, bahkan satu kalimat atau satu
kata saja. Mengapa harus melakukan penghormatan? Karena kutipan itu
telah melengkapi dan memperkuat, bahkan menyempurnakan argument-
tasi laporan penelitian yang sedang ditulis.

Dengan kata lain, membubuhkan catatan merupakan tanda bahwa


penulis mengutip karya pihak lain. Keharusan mencantumkan nama itu
adlah etika karang mengarang. Adapan makna catatan sumber acuan itu
sebagai tanda balas budi, tanda terima kasih, dan penghormatan
kepada pengarang yang karyanya digunakan untuk melengkapi suatu
naskah karangan .

c. Sarana Memberi Keterangan Tambahan

Catatan kutipan berguna untuk menyampaikan keterangan tambah-


an, jika perlu dijelaskan lebih lanjut di luar teks naskah tekait dengan
istilah, argumentasi, atau pendapat yang termuat dalam teks naskah.

d. Sarana Merujuk Bagian Teks Naskah

Penulis laporan penelitian sering mengulang penjelasan yang telah


dijelaskan sebelumnya, baik itu penjelasan pada halaman tertentu, bab
atau akan menjelaskan kemudian. Untuk memberi tahu kepada pembaca
agar berkenan memeriksa uraian bab sebelumnya atau bab lain atau
halaman lain, maka digunakan tanda seperti cf = conf (bandingkan), ut
supra ( seperti di atas ), infra yang berati di bawah. Cara seperti
diuraikan pada butir d itu sudah lama ditinggalkan dalam tulis menulis
karangan.

Akhirnya, tanda atau catatan kutipan itu menunjukkan penulis telah


mengutip sebagian karya penulis lain. Hal itu dapat disajikan sebagai
cacatan samping dan catatan kaki. Jadi, catatan tanda seseorang
mengutip karya orang lain disebut catatan samping dan catatan kaki.

Catatan samping diletakkan di depan kutipan atau setelah kutipan.


Sedangkan catatan kaki diletakkan di akhir halaman naskah ( kaki hala-
man), diakhir bab ( kaki bab), atau di akhir karangan ( kaki karya tulis
ilmiah). Bentuk catatan itu lazimnya ditata dengan urutan ( A-Y-T-C-Pg)
atau author, year, title, city, publisher, dan page. Catatan kaki itu
181
berwujud keterangan pendek guna merujuk sumber suatu kutipan atau
sumber naskah literer suatu dokumen yang dikutip. Sebaiknya tambahan
catatan samping yang akan mengganggu kelancaran penyajian uraian
bila dimuat dalam teks, sebaiknya diletakkan pada catatan kaki, catatan
akhir bab, atau catatan akhir tulisan karangan.

9. Sajian Penomoran Catatan Kaki

Bila mahasaiswa calon sarjana meneliti tata cara penulisan catatan


kaki dari berbagai tulisan karya para ilmuwan, maka ada beberapa teknik
yang dianut. Salah satu diantaranya anjuran Nana Sudjana (1987: Hlm.
106) mengatakan bahwa “ catatan kaki dibuat dalam urutan penulisan
1) nama pengarang, 2) judul karangan, 3) nama penerbit, 4) tempat
penerbit, 5) tahun ditebitkan, dan 6) nomor halaman ditebitkan.

Penulis lainnya menekankan unsur-unsur catatan kaki atau footnote


mencakup tujuh unsur, yakni
1. Nomor urut.
2. Nama Pengarang.
3. Judul buku.
4. Nama penerbit.
5. Kota penerbit.
6. Tahuan penerbit.
7. Nomor halaman dari literatur yang dikutip. 49

Bila dicermati tata cara sajian catatan kaki, umumnya memuat nama
pengarang, judul karangan, nama penerbit, tahun terbit, serta nomor
halaman dari mana kutipan itu diperoleh. Lebih lanjut dikemukakan
bahwa suatu catatan kaki tidak hanya memuat keterangan mengenai
buku atau karangan sumber yang digunakan dalam teks, tetapi dapat
juga mengenai banyak hal lain.

Dengan singkat dikatatan bahwa catatan kaki terdiri dari keterangan


khusus atau tambahan yang penting, tetapi tidak dimasukkan dalam teks
karena uraiannya akan menyimpang dari garis besar pembicaraan.
Menarik pula tulisan Sri-Edi Swasono yang diterbitkan oleh UI-Press.
Dalam kaitan itu beliau mengemukakan bahwa

Penulisan catatan (footnote) tidak banyak perbedaan


penulisan Catatan Kaki dibadingkan dengan Kepustakaan. Bedanya
pada urutan penuliskan nama pengarang. Pada kepustakaan
urutan menulisan nama pengarang adalah last name, koma, first
name, middle name, koma, kemudian diikuti dengan judul buku.
49
Bohar Soeharto, Petunjuk Praktis Mengenai Pengertian Fungsi-Fungsi
Bimbingan dan Cara Penulisan Karya Ilmiah (Makalah-Skripsi-Thesis ) Ilmu
social. ( Badung : 1993, Tarsito), hlm. 13.
182
Pada catatan kaki, urutan menulis nama pengarang adalah fisrt
name, middle name, last name, kemudian diikuti dengan judul buku.
Catatan kaki diakhiri dengan menyebutkan halamn atau halaman
yang dirujuk. Setiap penulisan Catatan Kaki dkimulai dengan
menjorong masuk ke kanan beberapa spasi, kemudian baris kedua
dan seteruskan dimulai dari pinggir /margin kiri. Catatan kaki diberi
nomor atau tanda sebagai rujukan dari teks. Penulisan catatan kaki
mengenal penghematan dengan menggunakan istilah Ibid, opt. cit,
dan loc. cit.50

Beberapa istilah dalam penulisan catatan kaki antara lain meliputi


meliputi singkatan Ed, Eds. et. al, Ibid, Loc.cit, n.d, Op.cit.p, pp, t.t,
Adapun makna singkatan itu adalah sebagai berikut ini.

Ed = Editor = Satu orang penyunting


Eds = Editors = Penyumting lebih dari satu orang
Et.al = dkk. Dengan kawan-kawan.
Ibid = ibidem = ditempat yang sama
Loc cit = Loco cicato = dikutip di tempat yang sama
n.d. = no date = tanpa tanggal
Op.cit = opus citatum = karya yang telah dikutip.
p = page = halaman
pp = pages = halaman-halaman.
tt = tanpa tahun

Jika membandingkan tata cara penulisan catatan kaki dari berbagai


literatur, maka akan dijumpai berbagai cara sajian pengetikannya.
Khususnya, pengetikan tujuh unsur yang telah dikemukakan. Selain itu,
juga tanda baca yang digunakan.

Sebagai bahan pengayaan dalam penulisan maka berikut ini disa-


jikan teknik pengetikan catatan kaki, khususnya yang merujuk buku,
majalah, per-aturan, maupuan terbitan lain. Tetapi, mahasiswa calon
sarjana dalam me-nyajikan catatan kaki, harus benar-benar tunduk pada
pedoman penulisan karya tulis ilmiah an mengikuti arahan pembim-
bingnya.
Tambahan lagi, penulisan sajian catatan kaki pada sebuah karya tulis
ilmiah harus konsisten dari awal hingga akhir karya tulis yang digarap.
Perhatian contoh sajian pengetikan catatan kaki berikut ini.

10. Pengetikan Catatan Kaki

50
Sri-Edy Swasono,Cara Menulis Kepustakaan dan Catatan Kaki untuk
Karang-an dan Terbitan Ilmiah ( Jakarta: UI-Press, 1984.), hlm. 2.
183
Urutan sajian pengetikan catatan kaki yang mengacu pada penulisan
kutipan yang berasal dari sumber literatur umumnya ditulis sebagai
berikut.

Contoh 1

Sutrisno Hadi MA, Prof. Drs.:Metodologi Research, Jilid I, etakan


IV,Yayasan Penerbitian Fakultas Psikologi UGM,Yogykarta,1976,
halaman 8.

Jadi urutan sajian catatan kaki adalah

1. Nama pengarang diakhiri tanda baca titik dua;


2. Nama Judul Buku diakhiri tanda baca koma;
3. Nama penerbit diakhiri tanda baca koma;
4. Nama kota dan tahun diakhiri tanda baca koma; dan
51
5. Halaman dan nomor halaman buku diakhiri tanda baca titik.

Contoh 2

Drs. Soewarno Handayaningrat, Administrasi Pemerintah Dalam Pem-


bangunan Nasional ( Jakarta: Gunung Agung, 1982), hal. 117.

1. Nama pengarang dengan gelar akademik diakhiri tanda baca


koma,
2. Nama judul buku diakhiri koma diakhiri tanda baca kurung buka;
3. Nama kota penerbit diakhiri tanda baca titik dua;
4. Nama penerbit diakhiri tanda baca koma;
5. Tahun terbit diakhiri tanda baca kurung tutup);
6. Halaman dan nomor halaman buku diakhiri tanda baca titik. 52

51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm 19.
52
Manasse Malo, dkk., Metode Penelitian Sosial ( Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2003). hlm. 9-13.)
184

Contoh 3

Thomas F. Denburg dan Dauncan M. MacDougal, Macroeconomics,


Sixth Edition, Asian Student Edition (Singapore: Singapore National
Printers, 1983) hal.100-108.

1. Nama pengarang diakhiri tanda baca koma ;


2. Nama judul buku diakhiri tanda baca koma;
3. Edisi ke berapa diakhiri tanda baca koma,
4. Kota penerbit diakhiri tanda baca titik dua;
5. Nama penerbit diahiri tanda baca koma;
6. Tahun terbit diakhiri tanda baca kurung tutup; dan
53
7. Halaman dan nomor halaman buku diakhiri tanda baca titik.

Contoh 4

Donald R. Cooper and C. William Emory, Business Research Mehods 5


th ed. (Chicago : Irwin, 1995), 31-45.

1. Nama pengarang diakhiri koma ;


2. Edisi ke berapa diakhiri koma,
3. Kota penerbit diakhiri titik dua;
4. Nama penerbit diakhiri koma;
5. Tahun terbit diakhiri kurung tutup
6. Halaman dan nomor halaman buku diakhiri titik.54
Contoh 5

Soelistio dan Nopirin. 1978. Ekonomi Internasional, Yogyakarta: Liberty,


cet I, hal.40.

1. Nama pengarang diakhiri tanda baca titik;


2. Tahun terbit diakhiri tanda baca titik;
3. Judul buku ditulis italik diakhiri tanda baca titik;
4. Kota tempat penerbit diakhiri tanda baca titik dua;
5. Nama penerbit tanda baca tanda baca koma,
6. Nomor cetakan ke diakhiri tanda baca koma, dan
7. Nomor halaman diakhiri tanda baca titik.55
Contoh 6
53
Sri-Edi Swasono, Cara Menulis Daftar Kepustakaan dan Catatan Kaki
untuk Karangan dan Terbitan Ilmiah ( Jakarta: UI Press, 1984), hlm. 7.
54
Azril Azahari, Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Penerbit Univesitas Tri Sakti,
1998), hlm. 57.
55
Sahala Sinurat, Buku Pedoman Penulisan Skripsi ( Jakarta: SKIP Purnama,
2004), hlm. 21.
185

Tanda baca koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan


kaki.

Misalnya : W.J.S. Poerwodarminto, Bahasa Indonesia untuk Karang-


mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967). hlm. 4.

1. Nama pengarang diakhiri tanda baca koma;


2. Judul buku diakhiri tanda baca kurang buka ;
3. Nama kota penerbit diakhiri tanda baca titik dua;
4. Tahun terbit diakhiri tanda baca kurung tutup;
5. Halaman dan nomor halaman diakhiri tanda baca titik. 56

Bedasarkan enam contoh kutipan penulisan catatan kaki dari tulisan


para cendekiawan, maka ada berbagai teknik yang harus dipilih. Pe-
nulis modul ini memilih penulisan catatan kaki untuk buku ini dengan
menggunakan acuan Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan menye-
suaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Indonesia yang Disempurnakan.
Karenanya, penulis catatan kaki pada modul ini mengacu contoh nomor
enam. Bagi mahasiswa calon sarjana yang menyiapkan karya tulisnya,
mereka harus memilih cara penulisan catatan kaki yang tepat. Lalu yang
mana? Dianjurkan memilih penulisan catatan kaki sesuai dengan
pedoman penulisan skripsi, tesis, atau disertasi tempat mahasiswa
kuliah. Selanjutnya, ikuti arahan pembimping saudara. Guna menhindari
penulisan catatan kaki berulang kali bagi kutipan berasal dari buku dan
pengarang sama, maka disediakan tiga cara penyingkatan. Ketiga
singkatan itu ibid., op.cit., dan loc. cit. Bagaimana penggunaan
singkatan itu secara tepat. Ikuti aturannya berikut ini.

11. Penyajian Singkatan Ibid, Loc.cit, dan Op.cit


Penulisan catatan kaki dapat disingkat dengan ibid., loc.cit., dan
op.cit. Penggunaan tiga istilah itu dalam karya tulis ilmiah sering
dijumpai. Calon sarjana yang sedang menulis skrispi, tesis,disertasi, atau
karya tulis lainnya harus cermat dan tepat menggunakan singkatan itu.
Perhatikan penggunaan Ibid., berikut ini.

56
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka,
1990), hlm. 1037.
186
a. Contoh Penggunaan Singkatan

Mengutip naskah pengarang lain wajib cermat dan tepat. Artinya


Ibid
dikutip sebagaimana tersurat atau copy write. Kutipan hasil rujukan dari
buku yang sama keduanya harus dibuatkan catatan kaki. Agar tidak
mengulang mengetik tujuh unsur catatan kaki yang sama. Justru itulah
disediakan cara menyingkat. Salah satu diantaranya dengan Ibid., atau
ibidem.

Perhatikan contoh penggunaanya! “Ibid. singkatan ibidem, yang


artinya di tempat yang sama. Jika suatu pustaka atau sumber yang
baru saja dikutip (belum diselang/belum disisipi karangan atau
sumber pustaka lain) hendak dikutip lagi, maka cukup menggunakan
Ibid., hal. 100. Dengan pengertian bahwa halaman 100 itu bukanlah
halaman yang telah dirujuk pula oleh catatan kaki sebelumnya. ” 1
Selanjuntya, jika Ibid., itu merujuk halaman yang sama dengan
karangan sebelumnya, maka Ibid., harus diganti dengan Loc.cit. Ibid.,
ditulis dengan huruf kursif/miring atau digaris bawahi. 2 ( jika naskah
diketik dengan mesin ketik. pen).

Kutipan satu dan dua tersebut diambil dari tulisan Sri-Edi Swasono
pada halaman yang sama, yakni halaman 8. Oleh karena itu, penulisan
catatan kaki seperti tertera berikut ini

1
Sri-Edy Swasono, Pedoman Cara Menulis DAFTAR KEPUS-
TAKAAN dan CATATAN KAKI untuk karangan dan terbitan
ilmiah ( Jakarta: Universitas Indonesia, UI-Press, 1984), hlm. 8.
2
Ibid.

Bila penulis masih menambah kutipan setelah kutipan satu dan dua, mi-
salnya naskah kutipan dari halaman 11, maka dibawah angka “ 2 Ibid., “
di-tulis “ 3 Ibid., hlm. 11.” Jadi penulisan catatan kaki seperti tertera
berikut ini.
1
Sri-Edy Swasono, Pedoman Cara Menulis DAFTAR KEPUSTA-
KAAN dan CATATAN KAKI: untuk karangan dan terbitan
ilmiah ( Jakarta: Universitas Indonesia, UI-Press, 1984), hlm. 8.
2
Ibid.
3
Ibid., hlm. 11

Selanjutnya, jika diperlukan untuk menambah keterangan dari


187
b. Contoh Penggunaan Singkatan Loc. Cit

Sejalan dengan penulisan catatan kaki dengan singkatan Ibid., ber-


kembang pula singlatan Loc.cit. Singkatan itu berasal dari Loco Citato.
Dalam bahasa Indonesia dialihbahasakan di kutip di tempat yang sama.
Atau pada kutipan.

Penggunaan singkatan loc.cit.,dapat diperjelas sengan contoh


kutipan 1 dan kutipan dua, yakni “Ibid singkatan ibidem, yang
artinya di tempat yang sama. Jika suatu pustaka atau sumber
yang baru saja dikutip ( belum diselang/ belum disisipi karangan
atau sumber pustaka lain) hendak dikutip lagi, maka cukup
menggunakan Ibid., hal. 100. Dengan pengertian bahwa halaman
100 itu bukanlah halaman yang telah dirujuk pula oleh catatan
kaki sebelumnya. ” 1
“Selanjutnya, jika Ibid. itu merujuk halaman yang sama
dengan karangan sebelumnya, maka Ibid., harus diganti dengan
Loc.cit. Ibid., ditulis dengan huruf kursif/miring atau digaris
bawahi. 2 . ( jika naskah diketik dengan mesin ketik, maka istilah
itu digaris bawahi, pen).

Abdullah Ambary menjelaskan singkatan loc.cit Istilah


loc.cit berarti pada tempat yang telah disebut/dikutip. Singkatan
ini ….bahwa sumber kutipan sama dengan sumber yang
mendahului, juga halmannya sama, tetapi telah diselingi oleh
sumber lain. Penggunaan loc.cit tidak boleh diikuti oleh
nomor halman., karena penunjukkan hanya merujuk kepada
halaman tersebut. 3

Kemudian jika kutipan halaman 11 dari tulisan Sri-Edy Swasono akan


dirujuk lagi, maka tidak boleh menggunakan istilah Ibid., lagi. Tetapi
digunakan istilah loc.cit. tanpa halaman.Bagaimana penyajian dalam
catatan kaki ? Sajian catatan kaki dapat dilihat bila menngunakan istilah
loc. cit atau loco cicato seperti contoh tertera berikut ini.

1
Sri-Edy Swasono, Pedoman Cara Menulis DAFTAR KEPUSTAKAAN
dan CATATAN KAKI untuk karangan dan terbitan ilmiah (Jakarta:
Universitas Indonesia, UI-Press, 1984), hlm. 8.
2
Ibid.
3
Ibid., hlm. 11
4. Abdullah Ambary, Bahasa Indonesia Tata Karangan Ilmiah untuk SMA
(Bandung: Djatmika, 1983), hlm. 75.
5 Loc.cit
188

c. Contoh Penggunaan Singkatan Op.cit

Penggunaan singkatan op.cit., dijelaskan dengan rujukan buku Sri-


Edy Swasono, seperti kutipan :

“Op.cit., merupakan dari opus cicatum, artinya karya yang telah


dikutip. Jika suatu pustaka atau sumber telah dikutip dalam catatan
kaki dan telah diselingi/disisipi oleh satu atau beberapa pustaka/
sumber lain hendak dikutib lagi, maka penulisan catatan kakinya
datat disingkat dengan hanya menuliskan nama penga-rangnya saja,
diikuti oleh op.cit., dan kemudian dituliskan halaman yang dirujuk.
Op.cit., dan penulisannya kurcif/italic atau miring.” Perhatikan contoh
penulisan berikut ini.

1
Ricahard Nixon, The Real War ( New York: Warner Books Inc., 1980)
Hal.22.
2
Ibid., hal 49
3
. Seitua Arief, The Petroleum Industry and the Indonesia Economy: Anpact
Study ( East Balmain: Rececons, 1982) hal.15
4. Loc.cit
5. Richart Nixon, op.cit., hal.100.

Menjadi kewajiban pula bagi penulis karangan ilmiah mencantumkan


referensi yang digunakan dalam mendukung karangannya. Hal iu
tegasnya, penulis wajib secara cermat mencantukan sumber dalam
daftar pustaka atau bibliography. Uraian kutipan dan penulisan catatan
samping dan catatan kaki mengakhiri unit ini..

Unit 11 Selesai
Lembar
penggiring
ingatan
menanti !!!

D. Penggiring Ingatan
189
Petunjuk

Baca kembali Unit 11 tuntas dan memahami isinya. Kemudian


selesaikan soal esai berikut ini.

1. Kutipan itu apa?


2. Mengapa penulis karangan ilmiah mengutip karya pihak lain?
3. Sumber apa saja daapt dipakai sebagai kutipan?
4. Plagiat itu apa?
5. Jelaskan makna kutipan lansung dan kutipan tidak langsung
6. Jelaskan makna kutipan pendek ?
7. Jelaskan cirri kutipan panjang
8. Cata penyajian kutipan pendek
9. Bagaimana cara memberi menyajikan kutipan panjang dalam
karya tulis Ilmiah?
10. Dapatkah kutipan dihilangkan sebagian :
11. Bagaimana tata cara menghilangkan satu kata dalam kutipan
12. Apa fungsi catatan samping dan catatan kaki?
13. Bagaimana tata cara mencantumkan nama pengarang sebagai
catatan samping?
14. Bagaimana acuan menulis nama pengarang sebagai sumber ?
15. Bagaimna acuan menulis catatan samping sesudah kutipan?
16. Bagaimana penataan judul bab dalam karya tulis ilmiah?
17. Bagaiamana penulisan judul bab dan judul subbab
18. Bagaimana peenyajian Judul Subbab Karya Tulis Ilmiah
19. Jelaskan tata cara penggunaan angka Romawi Besar dan kecil
20. Jelaskan penggunaan angka Arab
21. Bagaimana meletakkan nomor halaman karya tulis ilmiah?
22. Bagaimana sajian nomor halaman dengan angka romawi kecil?
23. Letak Nomor Halaman dengan Angka Arab
24. Apa arti singkatan Et.al , Ed, Eds, p, pp , tt , n.d., Ibid , Loc cit ,
Op.cit berikut ini
25. Bagamana acuan penulisan catatan kaki?

Saudara Telah
Menyelesaikan
Lembar Penggiring
Ingatan
Bagus Sekali
Sesuaikan Jawaban
dengan Umpan Balik
E. Umpan BALIKAN
190
1. Kutipan itu apa?kutipan memiliki makna keterangan mengenai kata
atau ungkapan di dalam teks yang dicantumkan pada margin bawah
pada halaman buku (biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil;
daripada huruf di dalam teks guna menambahkan referensi uraian di
dalam naskah pokok

Selain itu, kutipan dapat berupa “pernyataan, pandapat, buah


pikiran, definisi, rumusan, atau hasil penelitian dari penulis lain atau
penulis sendiri yang telah didokumentasikan, serta dikutip untuk
dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulis.

2. Penulis karangan ilmiah mengutip karya pihak lain


1. Karena pandangan, pikiran, fakta, data, atau informasi pihak lain
itu dapat melengkapi, menyempurnakan karya tulisnya.
2. Kutipan digunakan untuk mendukung teori pemecahan masalah
penelitian.

3. Sumber yang dapat diperoleh untuk kutipan, natara lain :


Sumber kutipan dapat diperoleh dari dokumen literer, seperti buku,
tetapi kutipan dapat diambil dari surat kabar, majalah, buletin, tabloid,
ensiklopedi, bahkan dari peraturan perundang-undangan, atau
diambil dari bahasa ragam ucap sekalipun.

4. Plagiat itu tindakan mengaku bahwa karya cipta diakuai sebagai


karyanya.Dalam kalangan tulis menulis, plagiat itu adalah meniru,
menyalin, mengakui, karangan orang lain sebagai karangannya.

5. Kutipan langsung itu kutipan dari naskah langsung adalah kutipan


atau salinan yang dikutip penulis dengan cara menyalin atau
mengutip pendapat seseorang dengan lengkap kata demi kata,
kalimat demi kalimat, atau bahkan satu paragraph sesuai teks
aslinya, temasuk tanda-tanda baca.

Sedangkan kutipan tidak langsung kutipan tidak langsung dilakukan


penulis kalau pendapat atau naskah aslinya disarikan lebih dahulu
atau diambil intisarinya oleh penulis karangan ilmiah.

6. Kutipan pendek itu secara umum adalah kutipan naskah yang dikuitp
panjangnya kurang dari empat baris atau maksimal 4 baris. .

7. Ciri kutipan panjang adalah lebih dari 4 baris. Penyajiannya dengan


jarak baris satu. Baris pertama diindent/menjorok beberapa hentakan

8. Cara penyajian kutipan pendek


1. Kutipan pendek diketik berjarak baris dua sebagaimana jarak
baris naskah ketikan karya ilmiah.
2. Kemudian penyajiannya diawali dengan tanda petik dua dan
diakhiri dengan tanda petik dua pula.
191
9. Cara memberi menyajikan kutipan panjang dalam karya tulis Ilmiah,
yakni
1. Kutipan panjang diketik jarak baris satu pada naskah
2. Tidak diapit tanda petik.
3. Baris pertama menjorok beberapa hentakan.

10. Kutipan dapat dihilangkan sebagian, tetapi penulis harus mengganti


bagian yang hilang itu dengan tanda baca titik sebanyak empat
buah.

11. Tata cara menghilangkan satu kata dalam kutipa dengan mengganti
kata yang dihilangkan itu dengan tanda baca titik sebanyak tiga
buah

12. Catatan samping dan catatan kaki berfungsi sebagai


1. penghargaan pada penulis yang karyanya dikutip
2. rasa terima kasih penulis
3. tata cara penerapan etika penulisan karangan dalam tulis
menulis naskah.

13. Beda catatan samping dan catatan kaki adalah catatan samping itu
catatan sumber kutipan yang diletakkan pada badan naskah sebelum
atau sesudah naskah kutipan. Sedangkan cataran kaki catatan
sumber kutipan yang diletakkan pada kaki halaman, akhir bab, atau
akhir karya tulis.

14. Tata cara mencantumkan nama pengarang untuk catatan sampin,


yakni
1. susun kalimat pengantar;
2. tulis nama penulis;
3. cantumkan tahun dokumen sumber;
4. cantumkan halaman kutipan itu diambil;
5. nama penulis, tahun dokumen, dan halaman kutipan.
6. diapit dengan tanda kurung; akhirnya
7. kutip naskah untuk kutipan.

Contoh: (Pengarang: Tahun Terbit : Hlm) kutipan

15. Cara menulis nama pengarang sebagai sumber catatan samping


sesudah kutipan dilakukan :
1. Nama penulis dicantumkan sesuah kutipan, maka tata saji
penulisan kutipan diatur :
2. kalimat pengantar;
3. sajian kutipan, dan nama pengarang, tahun terbit dokumen, dan
halaman diapit kurung

16. Penataan judul bab dalam karya tulis ilmiah diatur sebagai berikut :
192
1. judul karya tulis ilmiah atau skripsi menarik, diatur dengan
memperhatikan ketentuan, antara lain :
2. judul skripsi dirangkai dalam bentuk ungkapan pernyataan, bukan
pertanyaan;
3. Judul skripsi diketik sentering dengan huruf kapital semuanya;
4. Judul skripsi tidak diakhiri tanda baca apapun;
5. Jika judul panjang diatur bagian demi bagian tanpa kehilangan
makna;
6. Tata letak pengetikannya dijaga tanpa salah dan tetap teguh
pada estetika pengetikan dan pilih font lebih besar ukurannya.

17. Penulisan judul bab dan judul subbab diatur sebagai berikut ini.

1. Penulisan kata bab dan urutan bab menggunakan kombinasi


kode alfa numerik (huruf dan angka).
2. Semua huruf pada kata “bab” ditulis dengan huruf Latin kapital
dan urutan angka menggunakan angka Romawi kapital .
3. BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V diketik sentering tanpa
tanda baca titik.
4. Judul bab diketik sentering dengan huruf kapital semuanya.
5. Umumya ketikannya ditebalkan (bold print).
6. Jika judul bab panjang, potong menjadi bagian yang bermakna.

18. Penyajian Judul subbab karya tulis ilmiah dilakukan sebagai berikut :
Judul subbab disajikan berbeda dengan sajian pengetikan judul karya
tulis ilmiah, seperti skripsi. Caranya.
1. Permulaan huruf tiap kata subjudul diketik kapital, lainnya diketik
dengan menggunakan huruf kecilJika ada partikel ke, oleh,
dalam, dan, dari atau kata tugas, maka tetap dibiarkan diketik
dengan huruf kecil.
2. Perhatikan penggunaan kode nomor pada subbab dan sub-
subbab yang telah dibahas.

19. Cara penggunaan angka Romawi Besar dan kecil :

Angka Romawi besar/kapital digunakan untuk penulisan urutan bab,


yakni
 BAB I PENDAHULUN,
 BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN,
 BAB III METODOLOC.I PENELITIAN,
 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN, dan
 BAB V PENUTUP.

Angka Romasi kecil terbatas untuk nomor halaman pelengkap karya


tulis ilmiah meliputi

1. judul sampul dalam,


193
2. abstrak,
3. kata pengantar,
4. daftar isi karya tulis ilmiah,
5. daftar tabel,
6. daftar grafik,
7. daftar bagan,
8. daftar skema, dan
9. daftar lambang.

20. Penggunaan angka Arab


1. Untuk urutan nomor halaman
2. Untuk urutan nomor subbab, sub-subab.
3. Untuk urutan nomor lampiran
4. dll.

21. Meletakkan nomor halaman karya tulis ilmiah diatur sebatai berikut

1. Penempatan nomor karya tulis ilmiah dapat dilakukan di


2. bagian kanan atas halaman kertas;
3. bagian kanan bawah halaman kertas;
4. bagian tengah atas (sentering) halaman kertas; dan
5. bagian tengah bawah ( sentering) halaman kertas.

22.. Sajian nomor halaman dengan angka Romawi kecil diletakkan secra
sentering atau di tengah-tengah halaman naskah

23 Letak Nomor Halaman dengan Angka Arab di kanan atas kertas ,


kecuali halaman yang ada Judul Bab nomor halaman di tengah.
Bahkan ada yang menganut tidak diberi nomor halaman kalau itu
halaman bab naskah..

24. Arti singkatan


 Et.al = dkk. Dengan kawan-kawan.
 Ed = Editor = Satu orang penyunting
 Eds = Editors = Penyumting lebih dari satu orang
 p = page = halaman
 pp = pages = halaman-halaman.
 tt = tanpa tahun
 n.d. = no date = tanpa tanggal
 Ibid = ibidem = ditempat yang sama
 Loc cit = Loco cicato = dikutip di tempat yang sama
 Op.cit = opus citatum = karya yang telah dikutip.
194
25.. Menulisan catatan kaki menurut hemat penulis :
1. Mengacu saja pada kamus besar dan ejaan Bahasa Indonesia
yang disempurnakan.
2. Mengacu pada panduan penulisan karyu ilmiah perguruan tinggi

Saudara Pasti Tidak


Mengalami
Kesultian Teruskan
Pelajari
SUDAH MEMAHAMI
Unit Berikutnya
PENEMPTAN CATATAN KAKI,
CATATAN SAMPING
DAN
TEKNIK MENGUTIP
PASTI SUDAH.
195
F. RANGKUMAN

enulisan karya tulis ilmiah umummnya mencantumkan kutipan berupa


pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan, atau rumus-
rumus. Singkatkanya, dalam karya tulis ilmiah disipkan kutipan. Kutipan
digunakan untuk memperkuat kualitas pembahasan. Oleh karena itu,
mengutip karangan orang lain dalam karya tulis ilmiah sah-sah saja.
Asalkan memberi catatan dari mana sumber kutipan itu,.

Tata cara memberi catatan tambahan sumber acuan kutipan diletak-


kan sebagai catatan samping atau catatan kaki. Penulisan kutipan,
catatan samping, dan catatan kaki ada tata aturannya yang harus dianut
dan diaplikasikan dalam penulisan karya tulis ilmiah.

Kutipan ada jang tergolong kutipan panjang, kutipan pendek, kutipan


langsung, dan kutipan tidak langsung. Tata cara penulisan kutipan itu
harus cermat dan tepat. Sebaiknya, tata cara penulisan kutipan konsisten
untuk seluruh karya tulis. Demikian pula cara menulis catatan tambahan
berupa catan samping dan catatan kaki.

Yang menarik dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah penggunaan


angka Romawi dan angka Arab. Kedua angka itu harus digunakan secara
cermat dan tepat. Angka Romawi kecil misalnya, digunakan untuk
menandai halaman pelengkap karya tulis ilmiah. Angka Romasi kecil
diketik sentering ( di tengah kertas bagian bawah sesudah naskah.
Adapun yang tergolong halaman pelengkap karya tulis ilmiah adalah

1. judul sampul dalam,


2. abstrak,
3. kata pengantar,
4. daftar isi karya tulis ilmiah,
5. daftar tabel,
6. daftar grafik,
7. daftar bagan,
8. daftar skema, dan
9. daftar lambang.

Selain itu, angka Romawi kapital/besar digunakan pula untuk me-


nandai urutan naskah inti karya ilmiah, yakni untuk urutan

1. BAB I PENDAHULUN,
2. BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN,
196
3. BAB III METODOLOC.I PENELITIAN,
4. BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN, dan
5. BAB V PENUTUP

Selain angka Romawi digunakan juga angka Arab. Penggunaan


angka Arab pun harus cermat. Angka itu digunakan untuk nomor urut
halaman mulai halaman Bab Pendahuluan hingga Bab Penutup.
Temasuk daftar kepustakaan. Angka Arab biasanya diletakkan di sudut
kanan atas, kecuali pada halaman judul bab, angka Arab diletakkan di
bawan naskah secara sentering.

Karya tulis ilmiah juga harus cermat menulis nama pengarang, judul
sumber, tahun terbit, kota penerbit, nama penerbit, dan halaman yang
dikutip sebagai tata cara menulis catatan kaki. Untuk maksud itu
dianjurkan agar penulis

1. mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Ejaan


Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
2. mengikuti tata aturan yang termuat dalam buku pendoman
penulisan karya tulis ilmiah kampus masing-masing.

Kecermatan dan ketepatan kutipan dan penataanya penggunaan


angka Romasi dan Arab dalam karya tulis ilmiah pasti menambah kualitas
karya ilmiah yang dihasilakan. Selamat menulis karya tulis ilmiah dengan
hasil sempurna.

Dengan rangkuman ini, maka dapat ditarik simpulan bahwa penulisan


karangan ilmiah harus

1. Disajikan dalam bentuk ketikan


2. Setiap halaman harus diberi nomor angka Romawi atau angka
Arab sesuai tata aturan.
3. Peletakan nomor halaman harus menyesuaikan panduan.
4. Jika melakukan kutipan harus :

a. dilakukan dengan ketelitian dalam merujuk karangan pihak


lain;
b. diberi catatan sumber acuan berupa keterangan catatan;
c. Keterangan catatan sumber acuan dapat diletakkan pada :
 catatan kaki di halaman yang berisi simber acuan
 catatan akhir bab
 catatan akhir naskah
d. kalalu mengutip perhatikan panjang pendek kutipan;
e. Pilih menggunakan catatan samping atau catatan kaki jangan
campuran;
f. Mengutip tanpa ada catatan tambahan disebut plagiat.

5. Hati-hati penggunaan istilah Ibit, op.cit, dan log.cit.


197
6. Urutan penulisan catatan kaki harus konsisten artinya urutan
sama dari awal hingga akhir.

Masih satu langkah lagi para pembaca akan menyelesaikan


rangkaian modul ini, yakni menyusun daftar pustaka yang wajib ada
dalam setiap karya tulis ilmiah.

Berhasil
Syukurlah

Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 11
Bagus Sekali
Unit 12
Menati, tetapi ulangi Unit
11 sekali lagi.
Dengan Benar

=====o0o=====
198

Saudara Telah
Jauh
Menguasai Tata
Aturan
Penulisan Kutipan
Dan Catatan sumber
acuanSelamat
Selesaikan
lembar
PRAKTIKAN,
penggiring
Ketika menulis
ingatan
199

MODUL 12
SAJIAN REFERENSI
UNIT 12 KEPUSTAKAAN ACUAN
KARYA TULIS ILMIAH

A. TUJUAN

S
ejalan dengan catatan samping dan catatan kaki dalam karya tulis ilmiah,
dikenal pula referensi pustaka acuan yang menjadi sumber informasi
yang dikutip untuk keperluan karya ilmiah. Semua sumber acuan yang
dipergunakan untuk mendukung karya tulis ilmiah wajib dikumpulkan
pada daftar pustaka. Penulisan sumber acuan pada daftar pustaka
harus menganut tata cara yang lazim di lingkungan masyarakat ilmiah.
Atas dasar pemikitan itu tujuan sajian unit ini agar para pembaca yang
menyiapkan karya tulis ilmiahnya :

Ikuti uraian materi berikut ini secara saksama. Kemudian, pahami


intisarinya sehingga tercapai tujuan terakhir unit ini, yakni mampu
menyusan daftar pustaka guna melengkapi karya tulis ilmiah yang
tengah dipersiapkan.

B. PENDAHULUAN

Judul untuk menghimpun sumber-sumber acuan suatu karya tulis


ilmiah bermacam-macam. Ada buku yang daftar acuan pustaka
menggunakan istilah Bibliografi, daftar purstaka, pustaka acuan, daftar
kepustakaan. Demikian pula tata urut unsur yang ditulis pun berbeda.
200
Untuk itulah unit ini disajikan Diharapkan para calon sarjana yang
menulis laporan akhir dapat memilih mana yang sesuai. Tetapi panduan
perguruan tinggi dan pembimbinglah yang wajib diacu. Banyak hal yang
dapat dipetik. Telitilah unit ini.

C. POKOK B AHASAN
M

ateri bahasan seputar daftar pustaka meliputi pandangan para ahli,


bentuk unsur umum penulisan, penulisan judul sumber acuan, seperti
judul buku atau judul publikasi selain buku, dan tata cara indeks nama
orang

1. Pandangan Ahli

Jika kita meneliti teknik penulisan daftar pustaka sebagai kumpulan


sumber kutipan karya tulis ilmiah dari berbagai sumber, ternyata satu
dengan yang lain ada kesamaan dan ada pula perberbedaan yang patut
dicermati sebagai tambahan wawasan. Pandangan beberapa ahli terkait
sajian daftar pustaka pun berbeda. Sri-Edi Swasono, misalnya
menjelaskan bahwa

“menulis Daftar Kepustakaan sebagai sumber bahan tulisan


mengikuti kode ilmiah penulisan. Kode ini tidak sepenuhnya dapat
dikatakan sama atau seragam. Secara internasional masing-masing
pengarang, penerbit ataupun lembaga ilmiah dan pendidikan sering
memiliki dan menggunakan cara atau gaya penulisan mereka sendiri-
sendiri, bervariasi di sekitar bentuk umum.” 57

Sejalan dengan pandangan Sri-Edy Swasono seperti kutipan tersebut


adalah pendapat Masri Singarimbun tentang penulisan Daftar Pustaka.
Beliau mengemukakan

Walau suatu rujukan hanya terdiri dari 3 unsur - penulis, judul


dan fakta penerbitan – tetapi terdapat berbagai cara untuk
menyususn daftar pustaka. ….Begitu juga apabila diperhatikan
sistem yang dipakai oleh berbagai penerbit, jurnal ilmiah, dan
program Pasca Sarjana di Indonesia, maka keseragaman sistem itu
segera dapat dilihat. Keseragaman itu terdapat pula pada buku-
buku petunjuk, sehingga persoalannya adalah soal selera masing-
masing, yakni mana yang ingin dipakai dan perubahan kecil apa

57
Sri-Edi Swasono, Pedoman Cara Menulis DAFTAR KEPUSTAKAAN dan
CATATAN KAKI untuk karangan dan terbitan ilmiah (Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia, UI-PRESS, 1984), hlm. 1
201
yang ingin dilakukan. Hal ini …. Jadi, tidak menjadi soal cara mana
yang dipilih, tetapi yang penting diperhatikan ialah kosistensi. 58

Menarik pula disimak penulisan huruf kursif ( italic=miring) dan ce-


tak tebal dalam naskah karya tulis ilmiah. Saran tu dikemukakan Sunu
Wasono tentang Mencermati Ejaan yang disunting Yunita T Winarno
dalam Karya Tulis Ilmiah Sosial, terbitan Yayasan Obor Indonesia
Jakarta. Saran yang dikemukan beliau antara lain sebagai berikut ini.

“Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman, misalnya


pemakian huruf tebal, tampaknya diserahkan pada kita. Pemakaian
huruf tebal juga huruf kapital kecil---sepenuhnya diserahkan pada
kita. Dalam praktiknya, kebanyakan huruf tebal dipakai untuk
menuliskan judul, bab, dan subbab. Karena belum ada ketentuan
penggunaan itu sah-sah saja. Akan tetapi disarankan agar peng-
gunaan dilakukan secara konsisten dan mengikuti kebiasaan yang
lazim.” 59

Etika penulisan karya tulis ilmiah mewajibkan setiap karya tulis ilmiah
mecantumkan sumber acuan yang digunakan dalam tulisannya. Pencan-
tuman sumber itu karena ada kutipan guna mendukung tulisannya.
Setiap kutipan yang diacu harus diberi catatan. Catatan itu dapat berupa
catatan samping atau catatan kaki. Selain itu, karya tulis ilmiah masih
harus mencantumkan pula secara lengkap daftar pustaka. Daftar
pustaka berisi semua sumber berupa buku atau publikasi lainnya. Nama
penulis, judul, kota penerbit, nama penerbit dan tahun harus dengan
tepat ditulis pada daftar pustaka. Mengapa? Karena kutipan itu telah
melengkapi dan pendukung gagasan pemikiran yang dihasilkan si
penulis karya tulis ilmiah. Selain itu untuk memenuhi etika ilmiah.

Harus dicermati saksama oleh setiap penulis karya tulis ilmiah bahwa
daftar pustaka sebaiknya hanya mencantumkan sumber-sumber yang
diacu. Bukan buku atau publikasi yang telah dibaca. Sekalipun buku atau
publikasi yang dibaca itu mendukung karya tulis ilmiah yang digarap.
Pencantuman daftar sumber pada daftar pustaka yang sesungguhnya
tidak diacu dalam naskah disebut padding. Sebaliknya, jika sumber
yang benar-benar diacu dalam naskah karya tulis ilmiah, tetapi sumber itu
tidak dicantumkan pada daftar pustaka merupakan kelalaian yang harus
dihindari dan menjadikan hasil karya tulis ilmiah itu cacat. Adapun hal-hal
yang sebaiknya dicermati adalah unsur yang harus tercantum pada daftar
pustaka, antara lain :

1. penggunaan istilah untuk judul penulisan daftar sum-


ber acuan;
58
2. tanda baca, singkatan dalam daftar pustaka yang
Masri Singasimbun
digunakan;dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai ( Jakarta: LP3ES,
1989),
3. tata 525.
hlm. urut penulisan unsur daftar pustaka;
59
Sunu Wasono, Mencermati Ejaan. Disunting Yunita T Winarto, dkk., Karya Tulis
4. penempatan tahun publikasi;
Ilmiah Sosial (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), hlm. 181.
5. penggunaan huruf kursif, cetak tebal;
6. penting diingat kosistensi dalam menulis sumber
acuan pada daftar pustaka dan publikasi acuan.
202

Atas dasar uraian pandangan ahli tersebut di atas, maka penulis


karya tulis ilmiah perlu mencermati kembali penulisan daftar referensi
pustaka yang digunakan.

Untuk menyikapi secara positif tata saji daftar pustaka, sangat

dianjurkan penulis karya tulis ilmiah menyesuaikan diri dengan Kamus


Besar Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan,
dan pedoman penulisan karya tulis ilmiah dari kampus masing-masing.
Sekalipun demikian, sebagai bahan pengayaan, sebaiknya memahami
tata aturan penulisan laporan penelitian dari berbagai sumber.

2. Judul Sumber Acuan

Beberapa istilah yang berkaitan dengan daftar sumber yang


digunakan dalam menulis karya tulis ilmiah antara lain istilah acuan,
rujukan, referensi, bibliografi, daftar kepustakaan, daftar pustaka
rujukan, pustaka acuan, dan daftar pustaka. Mana yang dipilih untuk
digunakan sebagai judul?Kata acuan berpadan kata dengan rujukan
atau referensi. Kata referensi kosa kata dari bahasa Inggris referent
( something referred to, as a word, person, or concept). Kata itu menjadi
kosa kata bahasa Indonesia referensi.

Arti kata referensi adalah sumber acuan. Dalam kaitan penulisan


karya tulis ilmiah referensi juga berarti sumber acuan. Jadi, sumber yang
dirujuk penulis karangan ilmiah. Adapun yang dirujuk penulis, antara lain
pandangan, pikiran, konsep, teori, atau informasi yang digunakan untuk
melengkapi atau menyempurnakan argumentasi karya tulis ilmiahnya.
Jadi, istilah referensi lebih tepat sebagai padanan kata acuan atau
rujukan. Oleh karena itu, istilah referensi sebaiknya diganti dengan
acuan atau rujukan. Akibatnya, daftar referensi menurut hemat penulis
lebih tepat diganti dengan daftar pustaka. Artinya, istilah daftar referensi
kurang tepat untuk judul penganti daftar pustaka.
.
Kata bibliography (bibiliographies) atau bibliografi sebagai kosa kata
bahasa Indonesia. Istilah bibliografi menunjuk semua pustaka. Padahal
acuan penulis karya ilmiah itu terbatas pada sumber yang tercantum
dalam naskah karya ilmiahnya. Karena itu, daftar pustaka lebih tepat
untuk mengganti istilah bibliografi

Bagaimana halnya kalau istilah kepustakaan disepadankan dengan


daftar kepustakaan? Kata kepustakaan itu berasal dari dari kata dasar
pustaka tambahan prefiks ke dan suffik an. Bentukan ke dan an yang
digabungkan pada kata dasar mengadung arti segala sesuatu yang
terkait dengan kata dasar. Dalam kaitan itu, ke dan an terkait dengan
203
kata dasar pustaka. Pustaka bersinonim dengan buku. Jadi, kata
kepustakaan berarti segala hal yang berkatian dengan pustaka atau
buku. Dengan kata lain, kata kepustakaan lebih luas dari kata
pustaka.Jadi kalau digunakan istilah daftar kepustakaan berarti daftar
segala hal yang terkait dengan pustaka. Oleh karena itu, pemakian judul
Daftar Kepustakaan menurut hemat penulis modul ini kurang tepat. Lebih
tepat Daftar Pustaka.

Sekalipun, kenyataannya tidak semua acuan atau rujukan itu berupa


buku. Ada banyak rujukan dari publikasi lain. Bahkan, kini publikasi lewat
internet atau situs internet bukan barang baru sebagai sumber penulisan
karya tulis ilmiah. Walaupun demikian, istilah Daftar Pustaka sebagai
judul kenyataannya banyak digunakan oleh perguruan tinggi kita.

Bagaimana saudara memilih judul untuk menghimpun sumber acuan


yang dirujuk dalam penulisan karya tulis ilmiah?. Dalam hal ini, penulis
modul ini menganjurkan menggunakan judul Daftar Pustaka, bukan
Bibliografi, juga bukan Daftar Referensi, atau Daftar Kepustakaan. Akan
tetapi, sekali lagi ditegaskan, para calon sarjana strata satu, calon
magister, dan calon doktor sebaiknya, kalau memilih istilah hendaknya
berpedoman pada :

1. buku pedoman penulisan skripsi, tesis, atau disertasi tempat


mahasiswa kuliah; simak baik-baik, istilah mana yang dipakai
untuk judul. Apakah Daftar Pustaka, Daftar Kepustakaan, atau
Pustaka Acuan;.
2. umumnya, buku panduan memakai istilah Daftar Pustaka
sebagai judul himpunan sumber acua; dan .
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia menggunakan istilah Pustaka
Acuan sebagai ganti Daftar Pustaka.

Setelah memahami judul untuk sumber acuan, langkah selanjutnya


mengenal jenis publikasi yang biasa diacu dalam karya tulis. Lalu memilih
format yang akan digunakan untuk mendaftar seluruh sumber acuan.
Sumber acuan yang dipilih untuk melengkapi karya tulis ilmiah umumnya
bersifat karya cetak. Ada yang dipublikasi dan ada yang tidak dipublikasi.
Bahkan, sumber acuan dari situs internet dan website komputer pun
dapat digunakan sebagai sumber acuan penulisan karya tulis ilmiah.
Termasuk ucapan lisan. Semua bahan informasi untuk acuan itu disebut
referensi. Penulis karya tulis ilmiah dapat menggunakan berbagai
referensi guna melengkapi karya tulis ilmiahnya. Berbagai jenis referenasi
sebagai acuan atau rujukan antara lain meliputi :

1. buku;
2. buku terjemahan;
3. buku dengan satu editor;
4. karangan dalam buku
5. karangan dalam surat kabar;
204
6. karangan dalam ensiklopedi;
7. disertasi doktor, tesis magister, skripsi sarjana satu;
8. loporan penelitian atau laporan resmi;
9. makalah stensilan tidak dipublikasikan;
10. brosur/pamlet;
11. keputusan seminar, peraturan pemerintah; dan berita dalam
surat kabar.

3. Format Urutan Saji Unsur Daftar Pustaka

Diperkenalkan enam format sajian penulisan daftar pustakan dengan


unsur utama: 1) nama pengarang, 2) judul buku atau judul publikasi, 3)
kota penerbit, 4) nama penerbit, dan 5) tahun terbit Keenam format guna
penataan itu adalah “ Format American Psychological Association (APA),
Format Chicago Review, Format Turabian, Format Academy Man-
agement Review, Jurnal of Finance, MIS Quarterly. “ 60

Adapun publikasi yang sering diacu oleh calon sarjana yang


menyusun karya tulis ilmiah antara lain tesis, artikel yang dipresentasikan
di symposium, buku, artikel di jurnal, artikel di majalah, dan disertasi. Tata
urut sajian pada Daftar Pustaka, misalnya sebagai berikut ini.

Enam format tata urut sajian penulisan daftar pustaka dari sumber
acuan baik sumber itu berasal dari buku dan publikasi nonbuku diper-
siapakan datanya secara rinci. Jika penulisan tata urut, tanda baca sudah
dipahami, maka saudara dapat menyelesaikan data himpunan sumber
acuan itu untuk digunakan dalam karya tulis saudara. Tetapi, pilih satu
format dan pakailah secara konsisten ketika menulis daftar pustaka
karya tulis saudara. Perhatikan urutan penulisan unsur daftar pustaka
berdasarkan enam format pedoman penulisan sumber acuan. Yang di-
tulis pada daftar pustaka semua sumber acuan yang diacu aau dirujuk.
Sumber acuan dapat berupa dokumen yang dipublikasi dan juga yang
tidak dipublikasikan. Enam format daftar pustaka itu dikenal dengan:
1. Format American Psychological Association (APA);
2. Format Chicago Review;
3. Format Turabian;
4. Format Academy Management Review;
5. Jurnal of Fianance , MIS Quarterly; dan
6. Format MIS Quarterly.

Tata urut format sajian penulisan daftar pustaka ini, pasti memberi
wawasan kepada calon sarjana sehingga mereka mempunyai landasan
60
Yogiyanto, H.M., Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah
Pengalaman-Pengalaman ( Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM, 2005),
hlm. 15.
205
kokoh dalam memilih format penulisan daftar acuan pada daftar pustaka
sesuai kebutuhan. Setelah saudara memperhatikan urutan unsur penu-
lisan daftar pustaka dalam enam format, diharapkan saudara mampu
mencermati perbedaan dan persamaan penulisannya. Oleh karena itu
berikut ini disajikan satu sumber acuan ( satu pengarang dengan judul
tulisannya) yang ditulis dalam enam cara penulisan daftar pustaka.
Simaklah!.

Adapun sumber acuan yang digunakan untuk contoh tata saji pada
daftar pustaka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penulisan
sumber acuan berasal dari :
1. tesis pada daftar pustaka;
2. artikel dipresentasikan pada daftar pustaka;
3. acuan buku pada daftar pustaka;
4. artikel jurnal, pada daftar pustaka;
5. sumber artikel majalah pada daftar pustaka;
6. dan sumber dari disertasi. pada daftar pustaka.

a. Kelompok Suber Acuan Tesis yang Dipresentasikan

Simak tata urut sajian daftar pustaka enam fomat diilustrasikan


sebagai berikut ini. 01
Format
Penulisan Tesis Tidak Dipresentasikan
Format “APA”
Arief, K. ( 2003), Pasar Efisient dan Perilakunya.Unpublished Tesis S2,
Univesitas Gajah Mada, Yogyakarta

Format Chicago
Arief, Kurnia. “Pasar Efisient dan Perilakunya.” Tesis S2, Univesitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 2003.

Format Turabian
Arief, Kurnia. “Pasar Efisient dan Perilakunya.” Tesis S2, Univesitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 2003.

Format AMR
Arief, K. 2003. Pasar Efisient dan Perilakunya. Unpublished Tesis S2,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2003.

Format Jurnal Fiancial


Arief, Kurnia, 2003, Pasar Efisient dan Perilakunya. Akuntasi
( Universitas Gajah Mada, Yogyakarta).
Format MIS Q
Arief, Kurnia. “Pasar Efisient dan Perilakunya.” Tesis S2, Univesitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 2003, p. 155. *)

Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman ( Yogyakarta: BPFE-Univer-sitas Gama,
2005), hlm. 15 s.d. 19.
206

02
Format
Penulisan Sumber Acuan
b. Kelompok 2 Artikel yang Dipresentaskan
Artikel Dipresentasikan dalam Simposium
Pada Daftar Pustaka
Pelajari tata urut sajian daftar pustaka untuk penulisan acuan dari
artikel yang dispresentasikan
Format APA :
Hartono, J. (1998). Bias Beta dan Koreksinya. Paper
presented at the Simposium Nasional Akuntansi 2,
Universitas Brawijaya., Malang.

Format Chicago :
Hartono, Jogiyanto . “Bias Beta dan Koreksinya.” Paper
presented at the Simposium Nasional Akuntansi 2,
Universitas Brawijaya., Malan, 1998.

Format Turabian :
Hartono, Jogiyanto . “Bias Beta dan Koreksinya.” Paper
presented at the Simposium Nasional Akuntansi 2,
Universitas Brawijaya., Malan, 1998.

Format AMR
Hartono, J. 1998. Bias Beta dan Koreksinya. Paper
presented at the Simposium Nasional Akuntansi 2,
Universitas Brawijaya., Malang.

Format Jurnal Financial


Hartono, Jogiyanto, 1998, Bias Beta dan Koreksinya, Simpo-
sium Nasional Akuntansi 2 ( IAI Universitas Brawijaya.,
Malang).

Format MIS Q
Hartono, Jogiyanto . “Bias Beta dan Koreksinya.” Paper pre-
sened at the Simposium Nasional Akuntansi 2, Universitas
Brawijaya., Malan, 1998.

Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah
dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE Univer-
sitas Gama, 2005), hlm. 15 s.d. 19.
207

C. Kelompok 3 Buku sebagai Sumber Acuan

Pelajari saksama urutan sajian daftar pustaka untuk buku


sebagai acuan penulisan. 03
Format
Penulisan Sumber Acuan Buku
pada Daftar Pustaka

Format APA
Hartono, J. (2003). Teori Portofilio dan AnalIsis Inverstasi.
BPFE UGM, Yogyakarta.

Format Chicago
.Hartono, Jogiyanto. Teori Portofilio dan AnalIsis Investasi.
BPFE UGM, Yogyakarta, 2003.

Format Turabian
Hartono, Jogiyanto. “ Teori Portofilio dan AnalIsis Inves-
tasi.” BPFE UGM, Yogyakarta, 2003.

Format AMR
Buku Hartono, J. 2003. Teori Portofilio dan AnalIsis Inves-
tasi. BPFE UGM, Yogyakarta,

Format Jurnal Financial


Hartono, Jogiyanto,2003. Teori Portofilio dan AnalIsis Inves-
tasi, ( BPFE UGM, Yogyakarta).

Format MIS Q
Hartono, Jogiyanto. “ Teori Portofilio dan AnalIsis Inves-
tasi.” BPFE UGM, Yogyakarta, 2003.

Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah
dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE Univer-
sitas Gama, 2005), hlm. 15 s.d. 19.
208

d. Kelompok 4 Artikel dari Jurnal


Sebagai Sumber Acuan

Jurnal ilmiah sangat berguna untuk bahan penulisan karangan ilmiah.


04
Pelajari saksama urutan sajian daftar pustaka untuk buku sebagai acuan
penulisan pada daftar Pustaka. Format
Penulisan Sumber Acuan
Artikel dari Jurnal
pada Daftar Pustaka
Format APA.
Kahneman, D.: T.; Richard. (1991). Economic Analysis and
The Psychology of Untility: Application to Compen-
sation Policy. The American Economic Review, 81
(2),341-346.
Format Chicago
Kahneman, Daniel; Thaher, Richard. “Economic Analysis
and The Psychology of Untility: Application to Compen-
sation Policy. “ The American Economic Review 81,
No.2 (1991), 12-17
Format Turabian
Kahneman, Daniel; Thaher, Richard. “Economic Analysis
and The Psychology of Untility: Application to Compen-
sation Policy. “ The American Economic Review 81,
no.2 (1991), 341-346.
Format AMR 4.
Kahneman, Daniel.T., Richard. 1991.Economic Analysis
and The Psychology of Untility: Application to Compen-
sation Policy. The American Economic Review, 81,
(2) (1991), 341-346.
Format Jurnal Financial l
Kahneman, Daniel, Thaher, Richard, 1991.Economic
Analysis and The Psychology of Untility: Application to
Compensation Policy. The American Economic Review
81, (2) (1991), 341-346.
Format MIS Q
Kahneman, Daniel; Thaher, Richard. “Economic Analysis
and The Psychology of Untility: Application to
Compensation Policy. “ The American Economic
Review 81,
Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah
Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta:
BPFE Univer-sitas Gama, 2005), hlm. 15 s.d. 19.
209

e. Kelompok 5 Artikel di Majalah

Pelajari saksama urutan sajian daftar pustaka untuk artikel majalah

sebagai acuan penulisan karya ilmiah

05
Format
Penulisan Sumber Acuan
Artikel dari Majalah
Pada Daftar Pustaka

Format APA
Kurniawan, A. I 2002, 17 November). Efek Pemainan
Komputer Terhadap Belajar Anak. Majalah Gama
Anak, 5,12-17.
Format Chicago
Kurniawan, Alvin. “Efek Pemainan Komputer Terhadap
Belajar Anak.” Majalah Gama Anak, 17 November
2002, 12-17.
Format Turabian
Kurniawan, Alvin. “Efek Pemainan Komputer Terhadap
Belajar Anak.” Majalah Gama Anak, 17 November
2002, 12-17.
Format AMR
Kurniawan, A/2002. “Efek Pemainan Komputer Terhadap
Belajar Anak.” Majalah Gama Anak, Vol 5: 12-17.
Format Jurnal Financial
Kurniawan, Alvin, 2002, Efek Pemainan Komputer
Terhadap Belajar Anak, Majalah Gama Anak, Vol 5:
12-17.
Format MIS Q
Kurniawan, Alvin. “Efek Pemainan Komputer Terhadap
Belajar Anak.” Majalah Gama Anak, 17 November
2002, 12-17.
Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah
Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta:
BPFE Univer-sitas Gama, 2005), hlm. 15 s.d. 19.
210

f. Kelompok 6 Format Penulisan Daftar Pustaka Untuk Disertasi

Disertasi merupakan karya tulis ilmiah yang bobotnya berat. Oleh


karena itu, mahasiswa calon sarjana yang mau mempelari disertasi
06para
doktor, pasti memetik manfaat. Salah satu diantaranya dapat menyajikan
Format
karya ilmiahnya lebih berkualitas.
Penulisan Sumber Acuan Disertasi
Pada Daftar Pustaka
Simak urutan penulisan daftar pusaka kalau saudara mengunakan
disertasi
Formatsebagai
APA sumber acuan .
Ratnaningsih, D. (2004). Efek Resensi dari Informasi
Akuntasi. Unpablished Disertasi, universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.

Format Chicago
Ratnaningsih, Dewi.). “Efek Resensi dari Informasi
Akuntasi.:” Disertasi, Universitas Gajah Mada, 2004.

Format Turabian
Ratnaningsih, Dewi.. “Efek Resensi dari Informasi Akuntasi.:”
Disertasi, Universitas Gajah Mada, 2004.

Format AMR
Ratnaningsih, Dewi.. 2004. Efek Resensi dari Informasi
Akuntasi. Unpublished Disertasi, Universitas Gajah
Mada.

Format Jurnal Financial


Ratnaningsih, Dewi.,. 2004. Efek Resensi dari Informasi
Akuntasi. Akuntasi ( Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta). .

Format MIS Q
Ratnaningsih, Dewi.). “Efek Resensi dari Informasi
Akuntasi.:” Disertasi, Universitas Gajah Mada, 2004.

Sumber
Yogiyanto, H.M. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah
dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE
Univer-sitas Gama, 2005), hlm. 15 s.d. 19.
211

Dengan enam contoh urutan penulisan unsur penulisan Daftar


pustaka, silakan saudara mencermati contoh sajian di atas dan simak
perbedaan dan persamaan tata urut penulisan sumber acuan pada daftar
pustaka. Adapun yang harus dicermati adalah tata cara penulisan :

1. nama pengarang; 5. nama penerbit


2. judul buku atau publikasi nonbuku; 6. tahun terbit
3. edisi, jilid, atau seri; 7. tanda baca
4. nama kota penerbit; 8. penggunaan huruf

Secara khusus, simak benar-benar bagaimana Kamus Besar Bahasa


Indonesia dan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mengatur
penulisan catatan kaki dan daftar pustaka.

Mengapa kita tidak mengacu pada kedua pedoman yang sudah


dibakukan itu? Bagi penulis modul ini, penulisan catatan kaki dan daftar
pustaka mengacu pada pembakuan KBBI dan EBIYD. Bagaimana
penjelasannya.

4. Penulisan Daftar Pustaka Versi KBBI

Penulisan daftar pustaka versi KBBI (Kamus Besar Bahasa Indo-


nesia) dan versi EBIYD (Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan)
wajib menjadi bahan pertimbangan penulis karya tulis ilmiah dalam
bahasa Indonesia. Dalam kaitan itu, tata cara penulisan catatan kaki dan
daftar pustaka dalam modul ini menggunakan kedua sumber acuan
tersebut. EBIYD mengatur istilah catatan kaki dan daftar pustaka dalam
kaitannya dengan penggunaan tanda baca koma. Sesuai pedoman itu,
penulisan catatan kaki diatur sebagai berikut :

“ 9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan


kaki.
Misalnya :

W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang


mengarang ( Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4 .” 61
61
Anton M.Moeliono, et.al., Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai
Pustaka, 1999), hlm. 1037.
212
Jika dicermati contoh penulisan catatan kaki tersebut memiliki unsur-
unsur urutan catatan kaki yakni nama pengarang, judul buku( publikasi),
nama kota penerbit, nama penerbit, tahun terbit, dan halaman yang
diacu.

Kemudian tanda baca yang digunakan adalah koma, titik, titik dua,
dan simbol kurung buka dan kurung tutup. Di samping itu, singkatan
untuk page (p) dalam bahasa Inggris atau dalam EBIYD berarti
halaman. Penulisan halaman disingkat “hlm.” Jadi tata urut penulisan
catatan kaki sesuai dengan format EBIYD berturut-turut :

1. Nama pengarang :
Ditulis sesuai asli tanpa gelar
akademi diakhiri tanda baca koma.
2. Judul buku : Permulaan huruf setiap kata judul
buku ditulis dengan huruf kapital,
dicetak dengan jenis huruf kursif,
tanpa diakhiri tanda baca apapun.
3. Nama kota penerbit : Permulaan huruf setiap kata nama kota
penerbit ditulis dengan huruf kapital
diakhiri tanda baca titik dua.
4. Nama penerbit : Permulaan huruf setiap kata nama
penerbit ditulis mulai huruf kapital
diakhiri tanda baca koma.
5. Tahun terbit : Ditulis dengan menggunakan angka
Arab diakhiri tanda kurung tutup dan
koma.
6. Halaman : Kata halaman ditulis singkatannya
“hlm.” diakhiri tidik dan disusul angka
Arab dan diakhiri titik.

Bagaimana ejaan yang disempurnakan mengatur penulisan semua


daftar yang mencakup daftar sumber acuan yang digunakan dalam
menulis karya ilmiah? Dalam kaitan itu, daftar acuan untuk menghimpun
sumber acuan KBBI itu dikumpulan dalam satu daftar dengan judul
Pustaka Acuan bukan Daftar Pustaka atau Daftar Kepustakaan . Padan
kata istilah Pustaka Acuan adalah Daftar Pustaka. Istilah terakhir itu
digunakan secara luas di kalangan penulisan daftar sumber acuan penu-
lisan pada buku atau karya tulis ilmiah. Dalam kaitan itu, EBIYD
memberi pedoman penulisan daftar pustaka. Pedoman penulisan daftar
pustaka itu dikaitkan dengan penggunaan tanda baca koma sebagai
berikut

“ 8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang


dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Misalnya :
213
Alisabana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa
Indonsia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakyat.” 62

Bila pedoman itu digunakan sebagai acuan penulisan daftar acuan,


maka tata urutan unsur-unsur sumber acuan yang ditulis pada Daftar
Pustaka meliputi :

1. Nama pengarang : Diindeks dulu. Istilah dalam EBIYD


nama “dibalik” dan dipisahkan dengan
tanda koma setiap bagian nama, tan-
pa gelar akademi, diakhiri tanda baca
titik.
2. Tahun terbit : Ditulis dengan angka Arab diakhiri
tanda baca titik .
3. Judul buku : Ditulis setiap kata mulai huruf kapital
dicetak kursif, diakhiri tanda baca titik.
4. Nama kota penerbit : Ditulis huruf pertama kapital diakhiri
tanda baca tiritik dua.
5, Nama penerbit : Ditulis tiap huruf petama kata mulai
huruf kapital diakhiri tanda baca titik.
6. Halaman : Tanpa mencantumkan halaman.

Dengan mengacu pada contoh penulisan urutan unsur daftar pus-


taka dari EBIYD tersebut, maka ada perbedaan cara menulis catatan kaki
dan daftar pustaka. Perbedaannya adalah penulisan nama pengarang,
penggunaan tanda baca dan juga pencantuman halaman buku, dan letak
tahun terbit.

Dalam kaitan itulah, penulis modul ini dalam menulis catatan kaki dan
daftar pustaka mengikuti format KBBI dan EBIYD, kecuali untuk judul
penggunakan Daftar Pustaka. Bukan Pustaka Acuan. Sekalipun
demikian, berulang penulis sarankan agar penulis karya tulis ilmiah
menggunakan pedoman penulisan catatan kaki dan daftar pustaka
merujuk pada Buku Pedoman penulisan skripsi, tesis, atau disertasi yang
diterbitkan kampus masing-masing.

5. Penulisan Nama Pengarang Pada Daftar Pustaka


Penulisan nama pengarang harus dilakukan cermat. Jangan sampai
terjadi salah ejaan. Selain ejaan, kemampuan mengindeks nama orang
pun harus dikuasai penulis karya tulis ilmiah. Sang penulis karya tulis
ilmiah harus memiliki pedoman wawasan dalam mengindeks nama
pengarang Indonesia atau nama pengarang asing.

62
Ibid. Anton M. Moeliono, Dkk., hlm. 1036.
214
Nama orang ada yang dilengkapi dengan gelar. Ada gelar kepang-
katan, gelar kebangsawanan, gelar keagamaan, dan gelar akademik.
Sekalipun dalam menulis nama pengarang pada catatan kaki, catatan
samping, atau daftar pustaka tidak dicantumkan gelar-gelar tersebut.
Tetapi, pedoman mengindek nama orang yang bergelar itu ada tata
aturannya.

Nama orang ada yang tediri dari satu kata, dua kata, tiga, bahkan
lebih dari tiga kata. Pada dasarnya nama urutan terakhirlah merupakan
dasar penetapan urutan pertama. Misalnya :

Nama terdiri dari satu kata: Gunawan


Nama terdiri dari dua kata : Gunawan Wibisono
Nama terdiri dari tiga kata : Gunawan Wibisono Guritno
Nama lebih dari tiga : Dr.H.Gunawan Wibisono Abikusno,M.Sc

Empat nama itu kalau digunakan untuk daftar pustaka harus diindeks
sebagai berikut :

Nama : Gunawan diindeks Gunawan


Nama : Gunawan Wibisono diindeks Wibisono, Gunawan
Nama : Gunawan Wibisono Guritno diindeks Guritno, Gunawan
Wibinono
Nama : Dr. Haji Gunawan Wibisono Abikusno, M.Sc diindeks
Abikusno, Gunawan Abikusno. ( Gelar akademi Dr dan
M.Sc, serta gelar keagamaan Haji, diabaikan dalam me-
ngindeks nama untuk keperluan daftar pustaka.

Kempat nama itu setelah diindeks harus diabjadkan. Jadi urutan


empat nama pengarang itu sebagai berikut :

Abikusno, Gunawan Wibisono.


Gunawan
Guritno, Gunawan Wibinono
Wibisono, Gunawan

Catatan : Gelar seseorang tidak diperhitungkan dalam indeks dan dalam


Penulisan daftar pustaka. .

6. Tata Aturan Indeks Nama Orang

Mengindeks nama orang secara internasional penting dipahami para


calon sarjana. Mengapa? Karena banyak sumber-sumber ilmu yang
215
ditulis dalam bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Demikian juga
pengetahuan peraturan indeks nama orang (individual name) penting
dalam kaitannya dengan pencarian sumber melakui katalok perpus-
takaan. Oleh karena itu, penulis modul ini menganjurkan para penulis
karya tulis iliah mempelajari tata cara indeks nama orang secara
internasional.

7. Teknik Saji Daftar Pustaka

Penyusunan daftar pustaka karya tulis ilmiah dilakukan setelah karya


tulis ilmiah selesai diketik. Artinya seluruh naskah selesai sudah terwujud
dalam bentuk naskah ketikan jadi. Semua catatan samping dan catatan
kaki diperiksa secara cermat. Yang harus dicermati adalah nama sumber
acuan yang digunakan untuk melengkapi dan mendukung karya tulis
ilmiah yang telah selesai digarap.

Adapun nama sumber acuan yang harus dicantumkah pada daftar


pustaka meliputi :
1. nama pengarang atau penulis sumber acuan ;
2. nama judul tulisan/karangan yang dirujuk;
3. nama lokasi domisili penerbit ;
4. nama penerbit atau nama publikasi;
5. terbitan atau edisi/cetakan ke berapa, atau seri ke berapa;
6. tahun berapa diterbitkan;

Periksalah halaman demi halaman karya tulis yang telah selesai


diketik. Teliti sumber acuan yang digunakan untuk mendukung tulisan
ilmiah. Penelitian mulai dari halaman pertama sampai dengan halaman
terakhir. Berusahalah agar tidak ada satupun sumber acuan yang
digunakan terlewat. Sang penulis karya tulis ilmiah sangat dituntut
kecermatan dan ketelitian untuk mencatat enam unsur yang digunakan
untuk bahan menyusun daftar pustaka.

Jika enam unsur itu telah dapat dihimpun dari setiap sumber acuan,
maka langkah berikut menata urut setiap sumber sesuai format yang
dipilih. ( Cermati kembali format daftar pustaka yang sudah dijelaskan).
216
Yang harus dicermati ketika menata urut nama sumber acuan adalah
kelaziman penulisan nama, tanda baca, penempatan tahun.

Selanjutnya, cara penulisan nama, pamakaian tanda baca, dan tata


urut penulisan unsur daftar pustaka sangat dipengaruhi format yang
dipilih. Atas dasar rambu-rambu itu, ikutilah langkah cara menata urut
unsur daftar pustaka guna menyiapkan penulisan daftar pustaka sesuai
format yang dipilih. Dalam kaitan pilihan format daftar pustaka itu,
penulis karya tulis ilmiah dapat memilih salah satu format daftar pustaka
dan menggunakannya untuk seluruh daftar pustaka.

Sejalan dengan uraian itu, maka langkah yang ditempuh adalah per-
tama memilih format, kedua mengindeks nama pengrang, ketiga
menata urut unsur-unsur daftar pustaka. Uraian lebih rinci sebagai berikut
ini.

a. Langkah Pertama

Memilih satu dari tujuh format yang dipilih untuk digunakan penulisan
daftar pustaka , yakni format :

1. Format American Psychological Association (APA),


2. Format Chicago Review,
3. Format Turabian,
4. Format Academy Management Review,
5. Jurnal of Fianance , MIS Quarterly.
6. Format MIS Quarterly.
7. Format EBIYD dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

b. Langkah kedua

Menindeks nama pengarang sesuai tata aturan indeks.


Utamakan nama keluarga untuk dasar urutan abjad daftar pustaka.

c. Langkah ketiga

1. Tetapkan letak tahun terbit, sesudah nama pengarang atau pada


urutan terakhir tiap sumber acuan.
2. Tulislah unsur-unsur dengan benar ( nama orang, judul buku,
tahun, nama kota, dan nama penerbit.
3. Tetapkan tanda baca untuk memisahkan unsur daftar pustaka.
217

d. Langkah Keempat

Abjadkan urutan daftar pustaka atas dasar nama keluarga penulis/


pengarang sumber acuan.

8. Contoh Langkah Saji Daftar Pustaka

Contoh sajian penulisan daftar pustaka ini diambil berdasarkan


format EBIDS dan Kamus Besar Bahasa Inonesia. Sumber dikutip yang
telah tersusun dalam bentuk catatan kaki sebanyak enam pengarang
lengkap dengan judul dan identitas penerbit besarta tahun terbit.

Keenam nama pengarang itu lelah ditata urut sebagai catatan kaki
sesuai format EBIDS dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Uraian selanjutnya adalah langkah mengubah catatan kaki menjadi daftar
pustaka. Ikutilah uraian berikut ini, perhatikan tata urut penulisannya.

a. Langkah Mencatat Nama Sumber Catatan Kaki

Lima catatan kaki ini diambil dari modul ini. Urutan penulisan tiap
catatan kaki disesuaikan dengan format KBBI dan EBIYD. Kelimanya
adalah :

Munasef., Pedoman Membuat Thesis/Skrispi (Jakarta: Untag


University Press., 1976), hlm. 1.
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya
: SIC. 1996), hlm 9.
Mukayat D. Berotowidjojo, Penulisan Karangan Ilmiah
(Jakarta: Akademika. 2002), hlm. 109 -111.
Singarimbun, Masri. Sofian Effendi, Metode Penelitian
Survai
( Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 319.
Anton M. Moeliono., Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta. Balai Pustaka, 1989 ), hlm. 763, dan 920)

Dengan contoh itu, kalau disimak tata urut penulisan catatan kaki
sesuai format KBBI dan EBIYD adalah
218
1. nama penulis tidak diindek, tetapi dihilangkan gelar;.
2. nama judul karangan, buku, artikel;.
3. nama kota penerbit, nama penerbit, dan tahun terbit diletakkan
dalam tanda kurang kecil buka dan kurung kecil tutup)
4. singkatan halaman dengan “hlm.”, dan disusul angka Arab.
6. tanda baca adalah koma, titik, titik dua, dan simbol kurung kecil.

b. Mengindek Nama Pengarang

Lima nama pengarang sumber acuan itu jika diindeks sesuai tata
aturan indeks nama orang sebagai berikut :

Munasef diindeks Munasef


Yatim Riyanto diindeks Riyanto, Yatim
Mukayat D. Brotowidjoyo diindeks Brotowidjoyo, Mukayat D.
Anton M. Moeliono diindeks Moeliono, Anton M
Masri Singarimbun, Sofian Effendi diindeks Singarimbum, Masri dan
Sofian Effensi.

Nama pengarang yang terdiri dari lebih satu nama, maka diindeks
hanya nama pengarang yang pertama. Nama pengarang kedua dibiar-
kan seperti tertulis. Tetapi, jika pengarang lebih dari dua orang umumnya
nama kedua, ketiga dst disingkat dengan dkk atau et all. Penulis modul
ini menganjurkan agar nama pengarang yang lebih dari dua ditulis
lengkap dalam daftar pustaka. Sedangkan dalam catatan kaki boleh
dengan singkatan dkk atau et al.

Hasil indeks itu kemudian digunakan dasar mengurutkan unsur yang


lain, yakni nama judul, nama kota penerbit, nama penerbit. Untuk daftar
pustaka tidak mencantumkan halaman. Oleh karena itu daftar urutan
abjad kelima nama pengarang dalam daftar pustaka adalah sebagai
berikut ini.

Brotowidjoyo, Mukayat D.
Moeliono, Anton M
Munasef
Riyanto, Yatim
Singarimbum, Masri , dan Sofian Effensi.
219
c. Langkah Mengabjadkan Nama Pengarang
Pada Daftar Pustaka

Dengan susunan nama yang sudah diindeks itu maka hasil indeks
nama sesuai abjad daftar pustaka seperti tertera berikut ini.

DAFTAR PUSTAKA

Berotowidjojo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah.


Jakarta: Akademika.

Moeliono, Anton M.. 1989.Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta. Balai Pustaka.

Munasef. 1976. Pedoman Membuat Thesis/Skrispi Jakarta:


Untag. University Press.
Riyantp, Yatim. 1996 Metodologi Penelitian Pendidikan.
Surabaya : SIC.

Singarimbun, Masri., dan Sofian Effendi. 1989.Metode


Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Perhatikan hasil daftar pustaka yang dihasilkan dan cermati tata urut
unsur, tanda baca, dan urutan tahun penerbitan.

2. Nama pengarang diindeks. Gunakan tanda baca koma untuk


memisahkan nama keluarga dengan nama lainnya.
3. Tahun terbit setelah nama pengarang
4. Nama Judul publikasi diketik kursif, huruf pertama kata kapital
5. Nama kota penerbit diakhiri tanda baca titik dua,
6. Nama penerbit diakhiri tanda titik
7. Tanda baca yang ada adalah koma, titik, dan titik dua.
Berdasarkan langkah dan contoh penulisan daftar pustaka, saudara
pasti sudah dapat melakukannya, jika kemudian hari menyiapkan daftar
pustaka. Dengan demikian, saudara telah menyelesaikan rangkaian unit
modul ini dari awal hingga akhir.

Semoga saudara calon sarjana yang memakai modul ini memiliki


gambaran lengkap bagaimana menulis karya tulis ilmiah yang memenuhi
220
syarat. Tetapi, silakan selesiakan dahulu penggiring ingatan untuk lebih
mamahami yang telah dipelajari.

Dengan 12 unit modul ini, maka berakhirlan uraian pemandu


penulisan karya tulis ilmiah. Selamat menajadi sarjana cendekia.

Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 12
Bagus Sekali
Lembar Penggiring
Ingatan
Menunggu Digarap

=====o0o=====

D. Penggiring Ingatan

Petunjuk menyelesaikan soal


Baca dulu Unit 12 sekali lagi. Kemudian jawab soal berikut ini dengan
menggunakan susunan bahasa saudara.

Soal Esai

1. Apakah tata urut penulisan unsur daftar pustaka itu standar?

2. Sebutkan pandangan Masri Singarimbun tentang unsur daftar

pustaka?
221
3. Jelaskan istilah konsisten dalam menulis daftar pustaka !

4. Jelaskan etika penulis karya tulis ilmiah jika mengutip hasil karangan

pengarang lain !

5. Mengapa harus memberi catatan sumber acuan dalam karya tulis

ilmiah?

6. Bagaimana teknik menuliskan catatan sumber acuan?

7. Jelakan makna istilah padding ?

8. Apa yang sering diabaikan dalam menyusun daftar pustaka?

9. Jelaskan penggunaan istilah

1. Daftar kepustakaan
2. Daftar pustaka
3. Bibliografi
4. Pustaka Acuan

10. Bagaimana memilih judul sumber acuan yang dirujuk dalam penu-

lisan karya tulis ilmiah?.

11. Bagaimana sebaiknya daftar pustaka karangan ilmiah disusun ?

12. Sebut jenis acuan yang digunakan dalam menghimpun daftar pus-

taka?

13. Jelaskan arti format daftar pustaka?

14. Sebut jenis format daftar pustaka !

15. Bagaimana cara penyusunan daftar pustaka dari buku sebagai acuan

menggunakan format APA?

16. Bagaimna cara penulisan publikasi nonbuku format Turabian?

17. Bagaimana KBBI dan EBIYD memberi panduan penulisan catatan

kaki ?

18. Bagaimana mengindek nama pengarang?


222
19. Apa langkah setelah mengindeks nama pengarang ?

20. Bagaimana penggunaan gelar dalam daftar pustaka?

21. Bagaimana langkah saji daftar pustaka ?

22. Beri contoh daftar pustaka versi KBBI dan EBIYD.

23. Beri contoh Saji Daftar Pustaka

Saudara Telah Menyelesaikan


Lembar Penggiring Ingatan
Pasti Tampa Kesulitan
Tetapi
Sesuaikan Jawaban dengan
Umpan Balik

F. UMPAN BALIK

1. Standar tentang usur yang harus ditulis pada Daftar Pustaka ada,
tetapi urutannya masing-masing institusi melakukan perubahan kecil.
( baca tulisan Sri-Edy Swasono dan Masri Singarimbun)

2. Tiga unsur daftar pustaka menurut Masri Singarimbun yakni unsur


penulis, unsur judul, dan unsur fakta penerbitan sumber acuan..

3. Istilah konsisten dalam menulis daftar pustaka dapat dijelaskan


sebagai berikut.

1. Konsisiten berarti stabil ( ajeg. Bhs. Jawa) tidak berubah-ubah


223
2. Format yang dipilih sama
3. Unsur yang ditulis sama
4. Urutan unsur yang ditulis sama
5. Tanda baca yang digunankan untuk memisahkan bagian sama
6. Mengikutri kebiasaan yang lazim

4. Etika penghormatan bagi penulis yang mengutip karangan penga-


rang, yakni setiap mengutip padangan, argumentasi, dan teori, kon-
sep dari pihak lain harus mencantumkan catatan berupa catatan
samping, cacatan kaki, atau daftar pustaka.

5. Penulis karangan ilmiah harus memberi catatan sumber acuan dalam


karya tulis ilmiahnya karena kutipan itu telah melengkapi dan
pendukung gagasan pemikitan yang dihasilkan .

6. Teknik menulisan catatan sumber acuan antara lian :

1. Harus dicermati saksama


2. Hanya mencantumkan sumber-sumber yang diacu.
3. Bukan semua buku atau publikasi yang telah dibaca.

7. Padding itu pencantuman daftar sumber pada daftar pustaka yang


sesungguhnya tidak diacu dalam naskah.

8. Yang sering diabaikan dalam menulis daftar pustaka antara lain :

1. Memberi catatan sumber yang benar-benar diacu dalam naskah


karya tulis ilmiah,
2. Jika diacu sebagai sumber, tetapi tidak dicantumkan pada daftar
pustaka merupakan kelalaian yang harus dihindari dan
menjadikan hasil karya tulis ilmiah itu cacat.

9, Penjelsan istilah :

a. Istilah daftar kepustakaan

Kata kepustakaan lebih luas pengertianya dibanding dengan kata


pustaka. Jadi kalau digunakan istilah daftar kepustakaan berarti
daftar segala hal yang terkait dengan pustaka Oleh karena itu
kurang tepat digunakan mengganti Daftar Pustaka.

b. Istilah Bibliogrfi

Kata bibliography (bibiliographies) atau bibliografi sebagai kosa kata


bahasa Indonesia. Istilah bibliografi menunjuk semua pustaka. Pada-
hal acuan penulis karya ilmiah itu terbatas pada sumber yang
224
tercantum dalam naskah karya ilmiahnya. Karena itu, daftar pustaka
lebih tepat untuk mengganti istilah bibliografi

c. Istilah Pustaka Acuan

Acuan berarti rujukan atau referensi. Kamus Besar Bahasa


Indoneisia menggunakan Judul Pustaka Acuan untuk Daftar Pustaka.
Hakekatnya lebih tepat digunakan untuk daftar sumber acuan.

d. Istilah Daftar Pustaka

Tidak semua acuan atau rujukan itu berupa buku. Ada rujukan dari
publikasi nonbuku. Bahkan kini publikasi lewat internet atau situs
internet bukan barang baru. Sekalipun demikian karena lazimnya
menggunakan Daftar Pustaka sebagai judul,maka banyak instiusi
ilmiah menggunakan judul daftar pustaka untuk menghimpun daftar
sumber acuan.

10. Pemilihan istilah Judul Daftar Sumber Acuan

Dalam memilih judul sumber acuan yang dirujuk dalam penulisan


karya tulis ilmiah sebaiknya menggunakan istilah yang umum
digunakan. Dalam hal ini judul Daftar Pustaka, bukan Bibliografi,
juga bukan Daftar Referensi, atau Daftar Kepustakaan.

Walaupun demikian, sebaiknya mengunakan acuan Buku Pedoman


penulisan skripsi, tesis, atau disertasi, atau jurnal ilmiah yang
digunakan oleh kampus atau penerbit yang akan menerbitkan
naskahnya

11. Pedoman menyusun Daftar Pustaka sumber acuan sebaiknya berpe-


pedoman pada pada :

a. buku pedoman penulisan skripsi, tesis, atau disertasi tempat


mahasiswa kuliah; menggunakan judul Daftar Pustaka, Daftar
Kepustakaan, atau Pustaka Acuan. buku Panduan Penulisan
Skripsi, Tesis, Disertasai, dan Jurnal ilmiah judul apa yang
digunakan. Apakah memakai istilah Daftar Pustaka sebagai
judul atau yang lain.

b. Kamus Besar Bahasa Indonesia dan EBIYS.

12.. Jenis sumber acuan untuk penulisan karya tulis ilmiah antara lain
meliputi :

1. buku;
2. buku terjemahan;
3. buku dengan satu editor;
225
4. karangan dalam buku
5. karangan dalam surat kabar;
6. karangan dalam ensiklopedi;
7. disertasi doktor, tesis magister, skripsi sarjana satu;
8. loporan penelitian atau laporan resmi;
9. makalah stensilan tidak dipublikasikan;
10. brosur/pamlet;
11. keputusan seminar, peraturan pemerintah; dan
12. berita dalam surat kabar atau televisi. .

13. Format daftar pustaka adalah format yang berisi urutan penulisan
sumber acuan untuk daftar pustaka, yakni lima unsur format sajian
penulisan daftar pustaka meliputi
1. nama pengarang;
2. judul buku atau judul publikasi;
3. kota penerbit;
4. nama penerbit,
5. tahun terbit

14. Jenis format penulisan daftar pustaka yakni

1. Format American Psy-chological Association(APA),


2. Format Chicago Review,
3. Format Turabian,
4. Format Academy Management Review,
5. Format Jurnal of Finance,
6. Format MIS Quarter-ly.
7. Format KBBI dan EBIYD

15. Urutan cara penyusunan unsur buku sebagai sumber acuan dalam
daftar pustaka menurut APA, yakni
1. Nama pengarang diindeks diakhiri tanda baca titik.
2. Tahun terbit diapit kurung kecil buka dan kurung kecil tutup
siakhiri titik.
3. Nama judul buku dicetak miring diakhiri titik.
4. Nama penerbit diakhiri koma.
5. Nama kota penerbit diakhiri titik.

Contoh urutan usnur menutut Format APA

Hartono, J. (2003). Teori Portofilio dan AnalIsis Inverstasi. BPFE


UGM, Yogyakarta.

16 Bandingkan cara penulisan publikasi non buku format Turabian

Format Turabian
Kurniawan, Alvin. “Efek Pemainan Komputer Terhadap Belajar Anak.”
Majalah Gama Anak, 17 N0vember 2002, 12-17.
226
1. Nama pengarang diindeks
2. Nama pengarang diindeks diakhiri tanda baca titik;
3. Nama judul artikel diapit tanda petik dua;
4. Nama majalah diahiri koma;
5. Tanggal, bulan dan tahun diterbitkan.
6. Halaman yang diacu

a. KBBI dan EBIYD memberi panduan penulisan catatan


kaki dengan unsur yang ditulisa meliputi ?
1. nama pengarang;
2. judul buku atau publikasi nonbuku;
3. edisi, jilid, atau seri;
4. nama kota penerbit;
5. nama penerbit;
6. tahun terbit;
7. tanda baca:
8. penggunaan huruf miring dan tebal.

18. Mengindek nama pengarang

Nama orang ada yang tediri dari satu kata, dua kata, tiga, bahkan
lebih dari tiga kata. Pada dasarnya nama urutan terakhirlah
merupakan dasar penetapan urutan pertama. Misalnya :
Nama terdiri dari satu kata: Gunawan
Nama terdiri dari dua kata : Gunawan Wibisono
Nama terdiri dari tiga kata : Gunawan Wibisono Guritno
Nama lebih dari tiga : Dr.H.Gunawan Wibisono Abikusno,M.Sc

Empat nama itu kalau digunakan untuk daftar pustaka harus diindeks
sebagai berikut :
Nama : Gunawan diindeks Gunawan
Nama : Gunawan Wibisono diindeks Wibisono, Gunawan

Nama :Gunawan Wibisono Guritno diindeks Guritno, Gunawan


Wibinono
Nama : Dr. Haji Gunawan Wibisono Abikusno, M.Sc diindeks
Abikusno, Gunawan Abikusno ( Gelar akademi Dr dan M.Sc,
serta gelar keagamaan haji ) diabaikan dalam mengindeks
nama untuk keperluan karya tulis )

19. Langkah setelah mengindeks nama pengarang mengabjadkan nama


setelah diindeks.Kempat nama itu setelah diindeks harus diabjadkan
Jadi urutan empat nama pengarang itu sebagai berikut :

Abikusno, Gunawan Wibisono.


Gunawan
227
Guritno, Gunawan Wibinono
Wibisono, Gunawan

20. Gelar dalam ditiadakan dalam penulisan daftar pustaka. Jadi daftar
pustaka tidak mencantumkan gelar akademik, gelar keagamaan,
gelar kepangkatan, gelar kebangsawanan, dan gelar status.

21. Langkah Saji Daftar Pustaka

a. Langkah Pertama cantumkan :

1. nama pengarang atau penulis sumber acuan ;


2. nama judul tulisan/karangan yang dirujuk;
3. nama dimana lokasi domisili penerbit ;
4. nama penerbit atau nama publikasi
5. terbitan itu edisi/cetakan ke berapa, atau serti ke berapa;

b. Langkah kedua

Indeks nama pengarang sesuai tata aturan indeks.


Utamakan nama keluarga untuk dasar urutan abjad daftar pustaka.

c. Langkah ketiga

1. Tetapkan letak tahun terbit sesudah nama pengarang atau urutan


terakhir tiap sumber acuan.
2. Tulisa unsur-unsur dengan benar ( nama orang, judul buku,
tahun, nama kota, dan nama penerbit.
3. Tetapkan tanda baca untuk memisahkan unsur daftar pustaka.

d. Langkah keempat

Abjadkan urutan daftar pustaka atas dasar nama keluarga penulis/


pengarang sumber acuan.

22. Menurut KBBI dan EBIYD usnur yang ditulis pada daftar pustaka
meliputi 19. Bagaimna Pedoman Penulsian Daftar Pustaka Versi
KBBI dan EBIYD:

1. Nama pengarang : Diindeks dulu. Istilah dalam EBIYD


nama “dibalik” dan dipisahkan dengan
tanda koma setiap bagian nama, tan-
pa gelar akademi, diakhiri tanda baca
titik.
228
2. Tahun terbit : Ditulis dengan angka Arab diakhiri
tanda baca titik .

3. Judul buku : Ditulis setiap kata mulai huruf kapital


dicetak kursif, diakhiri tanda baca titik.

4. Nama kota penerbit : Ditulis huruf pertama kapital diakhiri


tanda baca tiritik dua.

5, Nama penerbit : Ditulis tiap huruf petama kata mulai


huruf kapital diakhiri tanda baca titik.

6. Halaman : Tanpa mencantumkan halaman.

23. Contoh Saji Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Berotowidjojo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah.


Jakarta: Akademika.

Moeliono, Anton M.. 1989.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.


Balai Pustaka.

Munasef. 1976. Pedoman Membuat Thesis/Skrispi Jakarta: Untag.


University Press.
Riyantp, Yatim. 1996 Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya :
SIC.

Singarimbun, Masri., dan Sofian Effendi. 1989.Metode Penelitian


Survai. Jakarta: LP3ES.

Saudara Pasti Siap


Menulis Karya Tulis Ilmiah
yang Memenuhi Syarat
dan
Siap Maju Ujian Sidang
dengan Hasil
Memuaskan
229
230
F. Rankuman

Karya tulis ilmiah jarang yang tidak memuat kutipan dari hasil tulisan
pengarang lain sebagai acuan. Artinya penyusunan karya tulis ilmiah
memerlukan dukungan berbagai sumber referensi. Referensi merupakan
acuan atau rujukan. Yang dirujuk adalah pendapat, argumentasi, teori,
fakta, data atau singkatnya adalah informasi yang mendukung,
melengkapi isi naskah karya tulis ilmiah. Tata cara mengambil karya
pengarang yang karyanya digunakan untuk karya tulis yang sedang
digarap adalah dengan mengutip.

Semua kutipan harus dilakukan secara cermat, akurat ( copy write).


Etika penulisan kutipan harus dipahami dan diaplikasikan dalam me-
nulisan karya tulis ilmiah. Selain itu, semua kutipan harus diberi catatan.
Penulis karangan ilmiah dapat menggunakan catatan samping, catatan
kaki, catatan akhir bab, atau cataran akhir sluruh naskah. Tambahan lagi
karya tulis harus menyertakan daftar pustaka yang berisi sumber acuan
yang dipakai untuk penulisan karya tulis ilmiah. Daftar acuan itu diberi
judul Daftar Pustaka. Penulisan Daftar Pustaka harus mengacu satu
format dan dibunakan secara konsisten. Penulis karangan ilmiah dapat
memilih satu dari 7 format berikut ini, yakni :

1. Format American Psy-chological Association(APA),


2. Format Chicago Review,
3. Format Turabian,
4. Format Academy Management Review,
5. Format Jurnal of Finance,
6. Format MIS Quarter-ly.
7. Format KBBI dan EBIY

Atau memilih format lainnya. Yang dianjurkan adalah format yang


dibakukan oleh lembaga pendidikan tempat mahasiswa kuliah atau
Format yang telah dibakukan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia dan
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Apapun format yang
digunakan dalam penulisan daftar pustaka yang penting harus konsisten.
Hindari padding dan kelalian yang menjadikan karya tulis cacat karena
kurang akurat menulis daftar pustaka.

Karya tulis ilmiah melampirkan beberapa lampiran. Diusahakan


lampiran yang benar-benar perlu mendukung naskah. Yang harus
dilampirkan antara lain:

1. Daftar riwayat hidup singkat penulis.


2. Surat dari secretariat kampus yang menetapkan dosen
pembimbing.
231
3. Surat keterangan dari perguruan tinggi untuk melakukan
penelitian di salah satu instansi atau lembaga.
4. Surat keterangan bahwa penelitian sudah dilakukan.

Lampiran tidak dihitung sebagai jumlah halaman karya tulis ilmiah.


Setiap lampiran ditulis pada di sebelah kanan atas kertas dengan,
misalnya Lampiran 1, Lampiran 2 dst.

Selamat saudara telah menyelesaikan dua belas Unit Modul ini.


Semoga bermanfaat dan behasil menulis skripsi, tesis, disertasi, atau
karya tulis ilmiah lainnya.

Berhasil

Syukurlah

Ujiang Sidang
Menanti dan
Lulus
Sempurna

Saudara Telah
Menyelesaikan Unit 12
Bagus Sekali
Siapkan Karya Tulis
Saudara
Sekarang, Jangan Tunda
Esok
232

DAFTAR
PUSTAKA

Azahari, Asril. 1998. Karya Tulis Ilmia. Jakarta: Universitas Trisakti..

Azwar, Azrul dan Joedo Prihartono. 2003. Metodologi Penelitian


Kedokteran dan keksehatan Masyarakat Jakarta: Binarupa
Aksar.

Balitbang Depdiknas. 2004. Rancangan PP RI Tentang Pendidikan


Tinggi. Jakarta : Majalah Educare Wahana Komunikasi Pendidikan
Edisi No.4/I/Juli 2004. :

Barnadib, Sutari Iman. 1983. Perkembangan dan Pendidikan Anak dari


ibu yang Bekerja serta Problemanya di Sekolah Menengah
Pertama di Daerah Istimewa Yogygkarta . Disertasi. Yogyakarta:
Analisis Pendidikan. Tahun IV –Nomor 1-1983

Brotowidjoyo,Mukayat D. . 2002. Penulisan Karangan Ilmiah Jakarta:


Akademika

Darmasturi, Elizabet. 2004. Dampak Kepemimpinan Kepala Sekolah


Terhdap Produktivitais Kinerja Guru SD Negeri Dukuh 03 Pagi dan
SD Negeri Kramat Jai 05 Pagi Jakarta Timu:. Skripsi Mahasiswa
Strata Satu S1. Jakarta : STKIP Purnama.

Gunawan, Agustin Widya. dkk. 2004. Pedoman Penyajian Karya Ilmiah.


Bogor: IPB PRESS.

Hadi, Sutrisno. 1978. Metode Research. Jilid I Yogyakarta: Fakultlas


Psikologi UGM

Hardyanto, Tris Alcuino. 2004. Penerapan Pengelolaan Air Limbah


Industri ; Studi Penerapan IPAL Industri di Kecamatan Tugurejo
Kotamadya Semarang, Provinsi Jawa Tengah: Skripsi Mahasiswa
Strata Dua S2. Depok:: Universitas Indonesia.

Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasina. Jakarta :


Gahlia Indonesia. .

Hatta , Mohammad. 1970. Pengantar Ke Djalan Ilmu Dan Pengetahuan.


Djakarta: PT Pembangunan..
233
Komaruddin. 1983. Kamus Riset . Bandung : Angkasa .

Martono, Engelbertus.. 2005. Ilmu dan Seni Kepemimpinan. Jakarta:


Widya Karya Sempurna
Moeliono, Anton M. et.al. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:
Balai Pustaka.

Munasef.. Pedoman Membuat Thesis/Skrispi Jakarta: Untag. University


Press.. 1976.

Murni, Sri. 2004. Pengaruh Motivasi Kepemimpinan Kepla Sekolah


Terhadap Peningkatan Profeionlitas Kinerja Guru SMK Negeri 10
Jakarta. Skripsi. Jakarta: STKIP Purnama

Notosusanto, Nugroho.1974.Ceramah Museum Sejarah ABRI


Jakarta:Hankam.

Notowidjaja, Suparman P. 1986. Teras komposisi. Jakarta: PT Intermasa.

Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru. Karyawan. dan


Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Singasimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai


Jakarta: LP3ES..

Suhardjo, Dradjat. 2003. Metodologi Penelitian dan Penulisan Laporan


Ilmiah Yogyakarta: UII Press .

Sukarna. 1990. Kempemimpinan dalam Administrasi. Jakarta : Mandar


Maju.

Supranto, J. 2004. Proposal Penelitian dengan Contoh Jakarta: UI Press..

Surahmad, Winarno. 1981. Buku Pegangan Cara Menulis. Cara Menilai


Paper. Skripsi. Thesis. Disertasi. Bandung: Tarsito
Suryadi.. 1980. Penuntun Penyusunan Paper. Skripsi. Tesis. Disertasi
Beserta Pengetikann. Surabaya: Usaha Nasional.

Swasono, Sri-Edy. 1984. Cara Menulis Kepustakaan dan Catatan Kaki


untuk Karangan dan Terbitan Ilmiah. Jakarta: UI-Press.

Wasito, Hermawan. 1992. Pengantar Metodologi Penelitian. Buku


Panduan Mahasiswa Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wasono, Sunu. 2004. Mencermati Ejaan. Disunting Yunita T Winarto.


dkk. Karya Tulis Ilmiah Sosial Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
234
Westra, Pariata. 1989. Enslikopedi Administrasi. Jakarta: Gunung Agun

Winarto, Yunita T. dkk. 2004. Karya Tulis Ilmia Sosial. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.

Berhasil
Syukurlah
Jadi Sarjana
Tulis
Karya Ilmiah
dan
Pertahankan

Selesai Sudah
Materi Lengkap
Pedoman Menghasilkan
Karya Ilmiah yang
Memenuhi Syarat Ingin
Selamat
Jadi Sarjana Cendekia

=====o0o=====
235

BACA BONUS EJAAN YANG DISEMURNAKAN


PASTI BERGUNA UNTUK PENULISAN
SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, DAN JURNAL
236

Saudara Pasti Siap


Menulis Karya Tulis Ilmiah
yang Memenuhi Syarat
dan
Siap Maju Ujian Sidang
dengan Hasil
Memuaskan
237

BONUS
KUTIPAN, CATATAN SAMPING,
BONUS CATATAN KAKI, DAN TATA LETAK
PENGETIKANNYA

A. PENDAHULUAN
K

arangan dalam berntuk tertulis sangat dipengaruhi kemampuan si


pengarang menggunakan bahasa ragam tulis. Kemampuan itu meliputi
kemampuan vocabulary (pebendaraaan kata atau kosa kata) bahasa
Indonesia yang baku dan benar. Selain itu pula, teknik merangkai kali-
mat dengan menerapkan variasi kalimat pun harus dijaga runtut. Rang-
kaian setiap kalimat dalam pararagraf itu diusahakan runtut. Ditambah
lagi, saling gayut antara paragraph satu dengan paragraf lainnya.

Dengan menerapkan kemampuan berbahasa itu, maka narasi atau


uraian karangan yang disajikan penulis menjadi harmonis sehingga
menarik dan merangsang untuk dibaca. Akibatnya, pembaca mau terus
membaca narasi dan memahani isinya. Di samping itu, penulis karangan
juga wajib menggunakan EBIYD (Ejaan Bahasa Indonesia yang Di-
sempurnakan) secara tepat asas. Artinya taat pada kaidah berbahasa
Indonesia yang lazim dalam tulis menulis.

Materi intisari EBIYD dipilih sebagai bonus. Dengan bonus itu diha
rap pembaca calon sarjana yang sedang menggarap karya tulis ilmiahnya
atau penulis karangan memahami pedoman bagaimana mengaplikasikan
kaidah ejaan baku ketika mengarang karya tulisnya secara tepat asas.
Atas dasar itu, maka tujuan bonus ini agar saudara penulis karya tulis
ilmiah :

1. mampu memahami rambu-rambu pemakaian


ejaan secara tepat;
2. terampil menerapkan ejaan secara tepat dalam
menulis karangan; dan
3. mampu mengunakan kaidah ejaan yang baku dan
benar dalam tulis menulis.
238
Silakan mengikutilah uraian sari pati EBIYD berikut ini dan pahamilah
contoh-contoh penggunaanya. Bila ada kesulitah kembali pada Kamus
besar Bahasa Indonesia sebagai buku pintar.

B. ISI MATERI EBIYD


E

jaan bahasa kita telah berkembang. Perkembangan itu dimulai sejak


zaman Hindia Belanda ( ejaan Van Ophuysen), zaman setelah merdeka
( Ejaan Suwandi), zaman usaha merintis ejaan Melayu Indonesia atau
Ejaan Malindo, dan pada zaman Orde Baru ( Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan).

Usaha melakukan penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia dan


bahasa Melayu Semenanjung Malaysia telah dilakukan. Rintisan itu
dikenal dengan ejaan Malindo atau ejaan Malysia Indonesia. Sayang
ejaan Malindo itu tidak sempat terealisasi. Selanjutnya, pada zaman
Pemerintahan Orba (Order Baru) ditetapkanlah Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan. Ejaan terakhir ini digunakan sampai sekarang. .

Adapun tata bahasa atau gramatika yang dianut sejak lama adalah
gramatika (paramasastra) STA (Sutan Takdik Alisjahbana) yang terkenal
dengan Hukum DM dan MD-nya. Setelah EBIYD diresmikan, maka tata
bahasa yang dianut adalah Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Sedangkan kosa kata (vocabulary) dibakukan pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Atas dasar perkembangan itu, setiap calon sarjana
yang menyusun laporan penelitian dan menyajikan dalam bentuk karya
tulis ilmiah, termasuk siapapun yang mengarang dalam bahasa
Indonesia, mereka itu harus tunduk dan mengacu menerapkan kaidah
pembakuan bahasa Indonesia tersebut. Oleh karena itu, tiga sumber
pokok itu gunakanlah dalam menulis karangan. Ketiga sumber itu :

1. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan sebagai ejaan


yang baku;
2. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia sebagai rujukan; dan
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memuat Perbendaharaan
kata atau kosa kata sebagai buku pintarnya.

Selain itu, agar kemampuan berbahasa Indonesia ragam tulis me-


ningkat, mahasiswa calon sarjana harus mengikuti perkembangan peng-
gunaan bahasa Indonesia yang baku dan benar. Buku-buku menuntun
berbahasa Indonesia untuk karangan ilmiah sudah banyak ditulis para
ahli. Dianjurkan saudara menambah wacana kebahasan melalui karya
239
pakar-pakar bahasa. Justru itulah pokok-pokok uraian modul ini dicer-
mati dan dipraktikan ketika mengarang dalam bahasa Indonesia

C. EJAAN BAHASA INDONESIA


S

ari pati ejaan yang dijadikan materi pembahasan meliputi pernggunaan


kaidah ejaan meliputi materi 1) pemenggalan kata 2) tanda baca, dan 3)
penggunaan simbol bahasa.

Tiga hal penting itu diuraikan dengan menggunakan contoh-contoh


untuk memudahkan pemahaman. Dengan contoh itu, pembaca modul ini
pasti segera mampu menerapkan kaidahnya. Sejalan dengan itu, sangat
dianjurkan mulai saat ini calon sarjana harus betul-betul cermat dalam
berbahasa Indonesia. Berusahalah berbahasa Indonesia yang baik dan
benar.

1. Ejaan Republik

Ejaan bahasa Indonesia telah empat kali mengalami penyempurna-


an. Zaman Hindia Belanda ketika itu digunakan Ejaan Van Ophuysen
yang berlaku sampai tahun 1947. Salah satu ciri khas ejaan zaman Van
Ophuysen adalan pemakaian huruf oe, seperti dalam penulisan nama-
nama orang Ir. Soekarno, contohnya.Huruf j untuk menuliskan kata-kata,
seperti ang, jajasan, dan sajang. Selain itu penulisan tanda petik peng-
ganti, huruf k seperti penulisan kata ma’mur, ma’na.

Setelah proklamasi Indonesia atau setelah merdeka, ditetapkanlah


ejaan baru pengganti ejaan Van Ophuysen. Adapun ejaan bahasa Indo-
nesia setelah merdeka itu disebut Ejaan Republik atau Ejaan Suwandi.
Keputusan memberlakukan Ejaan Suwandi tertera pada Surat Keputusan
Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (PP dan K), No.264/-
Bhg. A tanggal 19 Maret 1947. Ejaan Suwandi memiliki ciri khas sebagai
berikut ini.

1. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada kata soepaja.


2. Tanda petik pengganti huruf k ditiadakan, temasuk
apostrop pada kata-kata tertentu, seperti Jum’at ditulis
Jumat, ma’lumat.ditulis maklumat.
3. Kata ulang menggunakan angka 2, seperti kupu 2
diganti tanda hubung (-).
4. Awalan di dan ke yang berfungsi sebagai keterangan
tempat dan awalan ditulis serangkai dengan kata
berikutnya, seperti “Jagung dikebun dipanen dan
dipikul kerumah. “
240
Pada tahun 1959 ada upaya Pemerintah Indonesia dan Pemerintah
Malaysia menyusun ejaan bersama yang dikenal dengan Ejaan Melindo
atau ejaan Melayu–Indonesia). Sayang ejaan itu tidak dapat terwujud
karena terjadi konflik politik. Dua tokoh penting perintis Ejaan Melindo
adalah Slamet Mulyana dan Syeh Nasir bin Ismail.

Akhirnya, pada zaman Orde Baru ditetapkan Ejaan Bahasa Indonesia


yang Disempurnakan. Adapun ejaan itu dikukuhkan dengan Keppres RI
No. 57, tanggal 16 Agustus 1972. Perbedaan yang esensial kedua ejaan
Ejaan Suwandi dan EBIYS, yakni perubahan huruf. Perubahan itu, yakni
huruf j menjadi y, nj menjadi ny,ch menjadi kh, tj menjadi c, dan sj
menjadi sy.

2. Penerapan Ejaan

Hakikatnya, materi ejaan yang harus diperhatikan dalam menulis ka-


rangan ilmiah itu cukup banyak. Sekalipun demikian, bagian ejaan yang
wajib diperhatikan dalam menulis karangan ilmiah, antara lain :

1. pemenggalan kata,
2. pemakaian huruf kapital,
3. dan huruf dicetak miring (italic),
4. penulisan kata, partikel lah, kah, tah, pun,
5. penulisan angka,
6. penggunaan tanda baca, dan
7. pemakaian unsur serapan.

3. Pemenggalan Kata

Pemenggalan kata tidak dapat dihindari ketika seseorang menulis


karangan. Untuk memenggal kata, setiap penulis harus tunduk pada tata
aturan pemenggalan kata. Tetapkan pemenggalan kata-kata berikut ini
benar atau salah. Jika salah benarkan dan beri alasan, mengapa benar
dan mengapa salah. Perhatikan penggalan latihan ini.

4.
mainan ma-in-an geligi ge-li-gi
saudara sa-udara fotografi fo-tograf-i
amboi am-bo-i instrospeksi intros-pek-si
bapakku ba-pa-kku makhluk mak-hluk
mutakhir mu-tak-hir sinambung sin-ambung
instrumen in- stru-men ultra merah ult-ra mer-ah
bentrokan ben-tro-kan sandiwara sa-ndi-wa-ra
membantu me-mban-tu nonteknik non-tek-nik
merasakan me-ra-sa-kan sumbangan sum-ba-ngan

Penggunaan Huruf Kapiital dan Huruf Kecil


241
Semua huruf kalimat di bawah ini ditulis dengan huruf kecil bukan
huruf kapital. Tetapkan huruf mana yang harus kapital dan jelaskan mana
yang tetap huruf kecil. Mengapa saudara menggantinya melakukan itu.
Jika saudara ragu, buka kamus! Pemakaian huruf kapital perlu diperha-
tikan. Janganlah menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia baku. Kerja-
kan latihanan berikut ini.

Latihan Pertama

pekerjaan rumah bahasa indonesia baku harus selesai hari senin


tangga 11 agustus 2005. tetapi, aliran listrik pln semalan mati total.
akibatnya, saya tidak menyelesaikan pr. Ketika sampai di smp negeri 126
saya bertemu sri sulastri siswa kelas dua. saya naik bis damri bersama-
sama. Ia pun tak membuat pr. alias senasib.

Latihan Kedua

kata ayah “ pagi-pagi sebelum subuh kamu harus sudah bangun,


mandi, mengambil air wudhu lalu solat subuh dan belajar. memohonlah
kepada yang maha kuasa agar ujianmu berhasil. belajar pagi sangat baik
karena udara pagi masih bersih. jam 6.30 sudah siap berangkat
sekolah.ujian dimulai jam 7.30. selamat tidur anakku.”

demikian pesan sms ayah dari pos penjagaan aceh timur. “ terima
kasih ayah, saya siap melaksankan perintah ayah.salam hormat ananda
anik”. demikian balasan sms anik kepada ayahnya di medan perjuangan
mengutuhkan nkri.

1. Penggunaan Huruf Miring (Italik)


Ada kalanya cetakan ditulis dengan huruf miring (kursif) atau huruf
italik. Huruf miring dipakai dalam tulis menulis. Bagaimana ketentuan
penggunaannya diuraikan berikut ini.

a. Huruf Miring Untuk Judul Penerbitan

Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan ilmiah. Misalnya:

“MOU (memory of understanding) antara Pemerintah Indonesia dan


Pemerintah Jerman tentang kerjasama bilateral peningkatan mutu
sekolah kejuruan ditetapkan hari ini.” demikian Kompas pagi ini mem-
beritahukan.

b. Huruf Miring Untuk Menegaskan kata

Huruf miring digunakan untuk menegaskan kata, kelompok kata, atau


242
kalimat yang menurut penulis perlu diperhatikan pembaca. Misalnya:
Bab ini khusus membicarakan pemakaian huruf miring atau italik.

c. Penulisan kata bersifat Ilmiah

Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ung-
kapan asing kecuali yang sudah dibakukan. Misalnya:

Istilah penelitian disebut juga research. Istilah itu sering dikacaukan


dengan istilah investigasi. Sekalipun demikian, kedua istilah itu memiliki
keksamaan makna. Disamping itu peneliti juga menggunakan instrument
yang harus ditanggapai respondent

D. Penulisan Partikel per, lah, kah, tah, pun.


P

artikel per,lah,kah,tah,dan pun penulisannya harus cermat. Mengapa?


Khusus untuk per dapat bertindak sebagai awalan dan dapat bertindak
pula sebagai partikel.

1. Partikel Per

Per sebagai partikel berarti mulai,demi, dan tiap penulisannya dipi-


sahkan dari bagian kalimat mendahului atau mengikuti. Misalnya:
1. Mahasiswa merhasil mencapai IPK 2.90 atau lebih boleh me-
ngambil 24 SKS per semester.
2. Per setan, aku tak sudi melihat mukamu lagi.
3. Sesuai peraturan, pembayaran gaji pegawai per tanggal 1 tiap
bulan. Kecuali kalau hari tanggal itu jatuh pada hari libur
4. Per SKS dikenakan biaya ujian sebesar Rp 20.000,00

2. Partikel lah, kah, tah

Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang menda-
hulUinya. Misalnya:

1. Bacalah buku modul ini baik-baik !


2. Siapakah yang kau cari? Yesus, dari Nasaret.
3. Apatah arti uang parkir dibandingkan dengan kehilangan motor. .

3. Partikel pun

Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Perhatikan


contoh penulisanya.
243
1. Populasi diperlukan dalam penelitian. Sampel pun tak kalah pula
penting kedudukannya. Keduanya saling melengkapi.
2. Menyamar sebagai pengemis pun dilakukan pemimpin bijak agar
dapat mengetahui penderitaan rakyatnya. Contoh saja raja bijak.
Zulkarnaen Agung.

E. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan

P
enulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang menggunakan metode
kuantitatif memerlukan kecermatan penulisan angka. Sesuai Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan angka dan lambang bi-
langan penggunaannya harus mengikuti ktentuan. Perhatikan tata aturan
penulisan angka berikut ini.

1. Penggunaan Angka Arab

Angka Arab berlambang 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, dan 9. Lambang itu


terutama dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, dan isi. Tam-
bahan lagi digunakan untuk satuan waktu, dan nilai uangpun meng-
gunakan angka Arab.

Bila angka itu berada pada awal kalimat, maka harus ditulis dengan
huruf, seperti kalimat :

Lima puluh orang terkena korban penipuan paspor TKW palsu.

Enam puluh tahun yang lalu proklamasi diucapkan Soekarno


dan M. Hatta mewakili rakyat Indonesia.

Angka Arab yang menyatakan bilangan bulat dalam jumlah besar,


sebagian dapat dieja dengan huruf, seperti kalimat ini.

1. Dewasa ini penduduk Indonesia telah berkembang pada


tahun 2004 sudah mencapai 275.000.000 atau 275 juta jiwa.

2. Jumlah pinjaman perusahaan 375 milyar rupiah.

2. Penulisan Angka pada Dokumen

Penulisan angka dengan teks huruf hanya dikenal pada penulisan


Dokumen resmi dan kuitansi, seperti contoh kalimat berikut.

Jumlah rumah warisan leluhur yang dibagikan kepada anak-anaknya


yang sah sebesar 15 (Lima belas) buah rumah mewah berukuran besar
seharga milyaran rupiah.
244
Telah kami terima Rp 400.000.000,00 (Empat ratus juta rupiah) untuk
melunasi pinjaman.

3. Penggunaan Angka Arab pada Halaman Buku

Angka Arab dipakai untuk simbol halaman buku, majalah dan tabloit.

4. Penggunaan Angka Romawi

1. Angka Romawi berlanbang I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X. L(50),
C (100), D (500), M (1000), Angka Romawi dipakai untuk
penulisan halaman tambahan karya ilmiah,
2. Halaman Tambahan itu diantaranya halaman judul, halaman per-
sembahan, halaman persetujuan, kata pengantar, dan halaman
daftar isi.
3. Selain itu, angka Romawi juga dipakai untuk penulisan urutan pe-
nulisan BAB dalam karya tulis dan perundang-undangan.

Misalnya BAB I, BAB II.

F. Penggunaan Tanda Baca Titik


K

arangan ragam tulis pasti menggunakan tanda baca. Tanda baca yang
dipakai dalam tulis menulis karangan, antara lain tanda titik, koma, tidik
dua, titik koma, tanda hubung, tanda pisah, tanda elipsis, tanda tanya,
tanda seru, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda petik, tanda petik
tunggal, tanda garis miring, dan tanda apostrof.

Adapun tanda baca yang paling sering dipakai dalam penulisan


karangan adalah titik dan koma. Karena itu, pahami benar–benar peng-
gunaan tanda baca titik dan koma berikut ini.

1. Tanda Titik Mengakhiti Kalimat

Tata aturan penulisan tanda baca secara singkat diuraikan di bawah


ini. Simak baik dan gunakan secara tepat ketika menulis karangan di
kemudian hari.

Tanda titik dipakai untuk mengakhiri kalimat yang bukan kalimat ta-
nya atau kalimat perintah. Misalnya:

Menulis skripsi itu mudah. Tetapi, bagi yang belum berpengalaman


diperlukan latihan dan bimbingan.

2. Judul Bab Tanpa Titik


245
Tanda titik tidak dipakai untuk mengakhiri judul bab suatu karangan
dan pengurutan secara metrik. Judul Bab, Judul Subbab, dan Judul
Subsub Bab tidak diakhiri titik. Demikian juga Judul Bab yang
menggunakan kode metrik. Angka tiap metrik terakhir tanpa titik.
Perhatikan contoh di bawah ini.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah

BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN I


1. Teori Motivasi
1.1 Teori Kebutuhan
1.2 Teori Reward dan Punishment

3 . Tanda Titik Untuk Penulisan Jam

Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.
Misalnya :

Sekarang sudah pukul 12.30.15 (pukul 12, lewat 30 menit, dan 20


detik)

Lama ujian saringan pegawai 1.35.10 jam (satu jam, 35 menit,10


detik)

4. Singkatan Nama Diahkiri Tanda Titik

Singkatan nama orang diikuti tanda titik. Nama orang sering dising-
kat. Misalnya Martin Luther King. Nama kedua “Luther:: disingkat L.
Setiap nama disingkat, maka singkatan ditandai dengan titik. Misalnya:

Engelbertus Martono disingkat E. Martono


Alcuino Tris Hardyanto disingkat A.Tris Harydanto
Blasius Chrisdyantoro disingkat B. Chrisdyantoro
Cidilia Riasih Brata Aji disingkat C. Riasih Brata Aji
Don Bosco Puguh Sudyandono disingkat D.M.Puguh Sudyandono
Elizabeth Reny Handayani disingkat E. Reny Handayani.

5. Titik Untuk Menandai Gelar

Singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan diikuti tanda titik. Mi-
salnya:

B.Sc. (Bachelor of Science)


Drs. (Dokterandus)
dr. (Dokter)
Ir. (Insinyur)
246
DR. (Doktor)
Kol. ( Kolonel)
Sdr. (Saudara)
Ny. (Nyonya)

6. Ungkapan Umum Ditandai dengan Titik

Ungakapan yang sangat umum diikuti tanda titik. Ungkapan yang


populer ditulis singkatannya menggunakan tanda titik.
Misalnya:
a.n. (atas nama) d.a. (dengan alamat)
u.b. (untuk beliau) u.p. (untuk perhatian)
dkk. (dengan kawan-kawan) dll. ( dan lain-lain)
dst. (dan seterusnya) hlm. (halaman)
tgl. (tanggal) tsb. (tersebut)

7. Angka Bukan Jumlah Tanpa Titik

Tanda titik tidak dipakai untuk memisahhkan angka ribuan, juta taan,
dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya:

Anak pertama lahir tahun 1962 di Manila.


Nomor telepon saya 8312808.

8 Singkatan dan Akronim Tanpa Titik

Singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau
gabungan keduanya yang terdapat pada badan pemerintah, lembaga
nasional atau internasional, atau yang terdapat di dalam akronim dan
sudah diterima oleh maysarakat tidak diikuti tanda titik. Misalnya :

PNI (Partai Nasional Indonesia)


Depnaker ( Departemen Tenaga Kerja)
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
Caleg ( Calon legislatif)
Pilkada ( Pilihan Kepala Daerah)

9. Simbol Tertentu Tanpa Titik

Tanda titik tidak dipakai pada akhir simbol atau tanda-tanda kimia,
satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya:

H20 ( hidrogin oksigen)


100 cm (Seratus sentimeter)
40 kg (Empat puluh kilogram)
Rp 500,00 ( Lima ratus tupiah)

10. Judul Tidak Diakhiri Titik


247
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Misalnya:

Habis Gelap Terbitlah Terang


Di Bawah Bendera Revolusi

11. Tanpa Titik Alamat dan Tanggal Surat

Tanggal surat, alamat surat dan alamat pengirim surat tidak diakhiri
tanda titik. Misalnya:

28 Agustus 2005

Kepada
Yth. Sdr. Mohammad Arif Budiman
Jalan Menteng Pulo Nomor 33
Jakarta Selatan

Dengan hormat,

G. TANDA BACA KOMA


Menurut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, tanda koma
memiliki banyak aturan. Perhatian uraiannya.

1. Koma Digunakan Untuk Perincian

Tanda baca koma dipakai diantara unsur-unsur dalam satu perin


cian atau pembilangan. Misalnya:

1. Mata kuliah hari ini Ekonomi Manajerial, Ilmu Politik, dan Pengan-
tar Filsafat Ilmu.

2. Hidangan jamuan terdiri dari makanan kecil, sup, nasi, pudding,


dan ditutup dengan buah-buahan.

3. Satu, dua, tiga! Aba-aba itu terdengar jelas dari pengeras suara.

2. Koma Pemisah Kalimat Setara

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara dengan kali-


mat setara lainnya yang didahului kata tetapi atau melainkan. Misalnya:
248
1. Kami akan membantu saudara, tetapi persediaan kami telah ha-
bis.
2. Anitya Rahmi bukan guru Sekolah Dasar, melainkan guru SMP
Negeri.
3. R.A. Kartini putri bangsawan, tetapi sangat dekat di hati rakkyat.

3. Koma Pemisah Anak Kalimat dan Induk

Tanda koma dipakai memisahkan anak kalimat dari induk kalmat jika
anak kalimat itu mengiringi induk kalimat. Misalnya:

Saya tidak datang lagi.


( Induk Kalimat) Kalau tak diberi izin cuti
(Anak kalimat)
Kalau tak diberi izin cuti, saya tidak datang.

4. Tana Koma Anak Kalimat Mengiring

Tanda koma tidak dipakai kalau kalau anak kalimat mengiringi induk
kalimat. Misalnya

Saya tidak datang kalau tak diberi izin cuti.

5 . Tanda koma pada Ungkapan Antar kalimat

Tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antar


kalimat, seperti kata atau ungkapan “karena itu, jadi, lagi pula, meski-
pun demikian, akan tetapi, justru itu” harus diikuti koma. Misalnya:

Ayahnya seorang pejabat tinggi. Meskipun demikian, ia tak menun-


jukkan tanda-tanda kesombongkan diri.

Lima pangkat dua sama dengan 25. Lima kali lima sama dengan 25.
Jadi, lima pangkat dua sama hasilnya dengan lima kali lima.

6. Koma pada Ungkapan Awal Kalimat

Kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan yang terdapat pada
awal kalimat harus diikuti tanda koma. Misalnya:
O, kasihan mereka terkena flu burung.
Wah, sungguh berat ujian hidupnya.
Aduh, indah benar lukisan ini .

7. Koma pada Petikan Langsung

Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari ba-


gian lain dalam kalimat. Misalnya:
249
1. Nasehat Ibu, “ Pimpin dirimu sendiri sebelum memimpin orang
lain.”
2. “Pimpin dirimu sendiri sebelum meimpin orang lain,“ nasehat ibu.

8. Koma Pada Bagian Alamat

Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagain-bagian
alamat (iii) tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan.

1.R.M.Djajengkarmoso,Jalan Papandayan No.68,Tawangmangu, Su-


rakarta.
2. Lamaran harap dialamatkan kepada Manajer Personalia, PT Mitra
Usaha Tani Mulia, Jalan Raya Lawu 125,Tawangmangu, Surakar-
ta.

9. Koma pada Nama Telah Diindeks

Tanda koma dipakai untuk menceraikan nama yang susunannya


telah diindeks dalam daftar pustaka.

Martono, Engelbertus. 2005. Ilmu dan Seni Kepemimpinan. Jakarta:


Widya Karya Utama.

10. Koma pada Catatan Kaki

Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Misalnya :

E.Martono, 2005, Ilmu dan Seni Kpemimpinan ( Jakarta: Widya Karya


Utama), hlm. 160.

11. Koma pada Gelar Akademik

Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga. Misalnya:

Prof. Retno Soetaryono, SH., M.Si.


Prof. Dr. Ir. Roekmijati W.S., M.Si.
Dr. Bennet Silalahi, Ph.D.
Drs. M. Suparmoko, MA., Ph.D.

12 Koma untuk Angka Pesepuluan dan Sen

Tanda Koma dipakai di muka angka persepuluhan atau diantara ru-


piah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya:
250
Panjang bayi itu ketika lahir 45,7 cm
Harga per buah Rp 120.500, 25

Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang


sifatnya tidak membatasi. Misalnya:

Di Jakarta, misalnya, masih ada keluarga tanpa rumah tinggal.

Wakil PDI Perjuangan, Megawati Sukarno Putri, dipilih sebagai


Presiden RI mengganti Presiden Gusdur.

13 Koma untuk Menghindari Salah Baca

Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang


keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya:

Atas perhatian Bapak, kami mengucapkan terima kasih.

15 Tanda Tanya Petik Langsung Tidak Pakai Koma

Tanda Koma tidak dipakai jika tanda petik langsung yang diakhiri tan-
da tanya atau tanda seru. Misalnya:

“ Dimana pencetak gol indah itu? “ teriak penonton.

“ Siapa pencetak gul Tangan Tuhan?”

H. TANDA TITIK KOMA


T
anda baca titik koma (;) harus cermat menggunakannya. Kadang kala
dikacaukan dengan tanda baca titik dua (:). Penggunaannya sebagai
berikut ini.

1. Tanda titik Koma Memisahkan


Kalimat Sejenis dan Setara

Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang se-
jenis dan setara. Misalnya:

Ia diangkat sebagai perwira tinggi; diberi kedudukan sebagai koman-


dan batalion; dan menempati rumah dinas mewah.

Putranya 13 orang; semuanya lulusan Universitas Gajah Mada; predikat


lulus cum laude semuanya; dan yang bungsu diberi bea siswa untuk
251
menyelesaikan tingkat doktor di London University. Orang tua mereka
itu hanyalah seorang guru SR.

2. Titik Koma Pengganti kata Penghubung

Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk


memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat manjemuk. Misalnya:

Metodologi penelitian itu banyak ragamnya; motode pengumpulan


data bagian dari metodologi; teknik pengumpulan data pun bagian
dari metodologi penelitian.

I. TANDA BACA TIFIK DUA

1, Titik Dua untuk Pemerian

Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya:
Kelengkapan sistem pendidikan meliputi komponen: input, proses,
output, dan instrumental imput.

2. Titik Dua untuk Ungkapan Perlu Pemerian

Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlu
kan pemerian. Misalnya:

Panitia Ujian Sidang Skripsi


Sekolah Tinggi Filsafat Katetik Pradnyawidya.
Yogyakarta

Ketua Panitia Sidang : Dr. R. Hardadiwirya, S. J.


Anggota : G.W. Tjokrosudirdjo, S.J.
Anggota : Dra. Sr. M. Goretti, AK

3. Titik Dua untuk Pemerian Pelengkap

Tanda Titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu me-
rupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya:

Kita memerlukan : perangkat keras, perangkat lunak, dan petugas


yang mempu mengoperasikan komputer ini.

4. Tanda Titik dua Untuk Publikasi Cetak

Titik dua dipakai (i) diantara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di anta-
ra bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) diantara judul dan anak judul suatu
252
karangan serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
(i) Educare, 8/I/November (2004): 29
(ii) Mateus 16: 13-20
(iii) Tjokronegoro, Sutomo. Tjukupkah Saudara Membina Bahasa
Persatuan Kita?
(iv) Abdul Razah. 2002. Penuntun Praktis Microsoft Office XP.
Surabaya : Penerbit Indah.

5. Titik Dua Untuk Teks Drama

Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menun-
jukkan pelaku dalam percakapan. Perhatikan penempatan tanda titik dua
contoh cuplikan drama ini.

Herman : “ Apa katamu?”

Arini : “ Aku mau kamu terus terang.”

Herman : “ Dalam hal apa?”

Arini : “ Ya, dalam hal sering pulang terlambat, larut malam.”


Herman : “O, masalah itu.? Rin, aku memcari tambahan nafkah,
menjadi penulis certia pendek? Ini hasilnya.”
Berkata begitu Herman menyerahkan sampul berwarna
coklat kepala Arini. Ketika dibuka berisi cek sebesar lima
juta rupiah.

Arini : “ Mas, saya minta maaf, sesungguhya saya kesepian sen-


diri ditinggal di rumah susun ini sampai larut malam.”
Sambil langkah maju, merangkul Herman dan...sampul pun
jatuh kelantai, tidak peduli, seiring jatuhnya pipi menekan
pipi, entah perasaan apa terjadi. Mesra sekali.

J. PENGGUNAAN TANDA HUBUNG (-)

1. Tanda Hubung (-)

Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata yang


terpisah oleh pengpenggantian baris. Misalnya:

Saya mau melakukan hal itu ji-


ka di restui oleh orang tua saya.

2. Satu Vokal Tidak Dipenggal


253
Satu vocal tidak boleh dipisah pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya :

1. Saya akan menulis surat ini kepada a-


yah .

2. Saya setuju dan akan segera menemui ka-


u.

3 . Tanda Hubung Berarti Memenggal Kata

Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di bela-


kangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian
baris. Misalanya :

Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus ujian sidang mempertahan-


kan skripsi, tesis, atau disertasi.

Sebagai sarana mengukur keberhasilan daya nalar mahasiswa di-.


selenggarakan UTS, UAS, dan Ujian Sidang Skripsi.

4. Akhiran I Tidak Dipenggal

Jangan memenggal akhiran i dengan tanda hubung

5. Kata Ulang Pakai Tanda Hubung

Jangan menggunakan angka 2 sebagai kata ulang, tetapi gunakan


tanda hubung menyambung kata ulang. Misalnya:

Muka gadis itu tersipu malu-malu ditanyai oleh calon mertuanya.

6 Kata Dieja dan Singkatan Tanggal

Tanda hubung dapat digunakan menyambung huruf kata yang dieja


satu satu dan bagian tanggal. Misalnya:

s-a-m-u-d-e-r-a
Hari proklamasi Negara kita jatuh tanggal 17-8-1945

7. Tanda Hubung Untuk Memperjelas

Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas bubungan bagian-


bagian ungkapan. Misalnya:
254
Banyak pinjaman yang beku kemudian di-bekukan.
Presiden telah lengser atau di-lengserkan oleh mahasiswa.

8. Pemakaian Tanda Hubung Khusus

Tanda hubung dipakai untuk merangkai (a) se- dengan kata berikut
yang dimulai dengan huruf kapital (b) ke- dengan angka, (c) angka
dengan - an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Misalnya:

1. Konferensi pemuda peduli lingkungan se-Jakarta.


2. Pemenang undian ke-3 memperoleh satu sepeda motor.
3. Abat 21-an negara kita mulai membanguan kembali sektor
pertanian dan perikanan.
4. Sinar-X kini disaingi sinar laser temuan teknologi baru.
5. Ber-Safari dengan vespa tua keliling Jawa.

9. Tanda untuk Merangkai Bahasa Asing

Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia de-


ngan unsur bahasa Asing. Misalnya:

Rombongan relawan peduli Nias diterbangkan dengan pesawat yang


di-charter Garuda.

Zaman Belanda banyak orang Jawa bekerja di Sumatera sebagai kuli


kontrak atau kuli-onderneming di perkembunan Deli Serdang.

10. Tanda Hubung untuk Membatasi

Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi


penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Misalnya:

Peringatan hari kemerdekaan bangsa kita–saya pastikan meriah


untuk tahun ini – dalam situasi prihatin.

11. Tanda Hubung untuk Aposisi

Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain


sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Telepon nirkabel–tanpa kabel tapi dengan gelombang suara–bukan


barang mewah lagi dewasa ini.

12 Tanda Pisah = s.d. dan Dua Nama Kota

1. Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang


berarti sampai dengan (s.d.) atau diantara dua nama kota yang
255
berarti ke atau sampai.. Misalnya: Tahun 1955–1962 saya
sebagai guru di SMP St. Carolus Bengkulu, Sumatera Selatan.

2. Solo-Jakarta ditempuh kurang lebih 12 jam perjalanan dengan


bis malam.

K.TANDA ELIPSIS (…)

1. Tanda ellipsis untuk kalimat terputus-putus

Tanda ellipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus. Misal-


nya :

“Kalau demikian … lebih baik … saya mengalah, kembali ke


orang tuaku. “ kata sang isteri.
” Tega kamu berpisah …dengan anakmu yang manis-manis
ini, Ibu…kasihani saya.” sahut sang suami sambil merangkul
isterinya.
Keduanya hanyut dalam kemesraan hingga sekarang.

2. Tanda Elipsis Untuk kalimat/kata dihilangkan

Tanda elipsis (…) menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada


bagian kata yang dihilangkan. Misalnya:

Prof. Dr. Ruslan Abdulgani juga meprihatinkan kehidupan kebangsa-


an Indonesia saat ini. Indonesia kini…meninggalkan pilar-pikar ke-
bangsaan, seperti rasa nasionalisme, semangat mengisi kemerdeka-
an, dan mengaktualisasikan paham kebangsaaan . Demikian tulisan
Educare No. November (2005): hlm. 16 mengungkapkan.

L. TANDA TANYA (?), TANDA SERU, DAN KURUNG

1. Tanda Tanya untuk Kalimat Tanya

Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Baik itu kalimat Tanya
sesungguhnya atau kalimat tanya tak bertanya. Misalnya:

Mengapa peneliti merumuskan hipotesis?


Bagaimana menecahkan masalah penelitian?
Bagaimana mungkin itu terjadi?

2. Tanda Tanya Menunjukkan Sanksi (?)


256
Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebe-
narannya Misalnya:

Ratusan tahun masa tanam hutan kembali (?) kerugian negara akibat
pembatan hutan tanpa penanaman kembali.

Setiap hari harus pakai masker (?) kabut asap tak tahan, sekalipun
sudah turun hujan.

3. Tanda Seru (!) Untuk Perintah

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa


seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak-
percayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya:

Merdeka! Atau mati!

Basmi deman berdarah sekarang juga !

Astaga, tega betul menipu orang tuanya! Dasar anak durhaka !

4. Tanda Kurung (…)

Tanda Kurung Untuk Penjelasan dengan tanda kurung mengapit


tambahan keterangan atau penjelasan seuatu, Misalnya:

Sekolah sibuk mempersiapkan penerapan keputusan diberlakukan


KBK (Kurukulum Berbasis Kompetensi) tahun ajaran mendatang.
5. Tanda Kurung bukan Bagian Wacana

Tanda kurung ditulis mengapit keterangan atau penjelasan yang


bukan bagian integral pokok pembicaraan.Misalnya:

Perhitungan regresi dilakukan dengan penerapan rumus (lihat lam-


piran 3) Pearson Product Moment, uji r hitung, dan uji r tabel.

6. Kurung Mengapit Angka atau Hurug

Tanda kurung ditulis mengapit angka atau huruf yang kehadirannya


dapat dihilangkan. Misalnya:

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a),


Presiden pertama RI lahir di (kota) Blitar.

7. Tanda Kurung Mengapit Angka/Huruf


257
Tanda kurung ditulis mengapit angka atau huruf menandakan
memerinci satu urutan keterangan. Misalnya:

Kewajiban mahasiswa (1) mengikuti kuliah, (2) mengerjakan tugas


mandiri, (3) menempuh UTS, (4) menempuh UAS, (5) menulis karya
ilmiah, dan (6) mempertahankan skripsi, tesis, atau disertasi di
hadapan panitia penguji.

8. Tanda Kurung Siku […]

Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan kalimat atau bagaian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalah atau kekurangan itu memang
ada pada naskah aslinya. Misalnya:

Naskah asli : Perturan kepegawaian itu dibelakukan mulai tahun


ajaran baru.

Pembetulan : Per[a]turan kepegawaian itu dibe[r]lakukan mulai


tahun ajaran baru.

9. Kurung Siku Mengapit Kalimat

Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang


bertanda kurung. Misalnya :

Masalah istilah hipotesis (dugaan sementara) dijelaskan secara sing-


kat dalam uraian ini. [Uraian lengkap hipotesis lihat halaman 19-29 ]
M. TANDA PETIK ( “…”)
1. Tanda Petikan Langsung

Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembica-


raan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya:

Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “ Bahasa Negara ialah bahasa


Indonesia.”

2. Tanda Petik Untuk Judul

Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat. Misalnya:

Perhatikan tulisan Ir. Soekarno “ Di bawah Bendera Revolusi.” yang


banyak memuat ajaran nasionalisme.

Untuk memperdalam wawasan baca buku “ Tata Bahasa Baku


Bahasa Indonesia” terbitan Balai Pustaka, Jakarta.
258
3. Tanda Petik Untuk Istilah

Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus. Misalnya:

Penelitian ekspiremen dilakukan dengan “ try and error.” Akhirnya


berhasil membuktikan hipotesis.

4. Tanda Petik Mengakhiri Petikan Langsung

Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan


langsung. Misalnya:

Ibu pesan, “ Bawakan air zam-zam setetes saja.”

5. Tanda Petik Dalam Arti Khusus

Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat di tempatkan di


belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai
dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Misalnya:

Dijuluki “Si Pincang” karena kakinya pendek sebelah sehingga


jalannya pincang. Karena itu, ia memang pincang.

N. TANDA PETIK TUNGGAL (‘…’)

1. Tanda Petik Tunggal

Tanda petik tunggal dipakai mengapit petikan yang tersusun di da-


lam petikan lain.

Tanya Herman, “Mengapa kau berdiam diri? Kamu mendengar


‘suara orang sedang menangis’? Itu suara kaset tetangga.”

2. Penjelas Makna istilan Asing

Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan atau penjelasan


kata atau ungkapan asing.

Sistem pendidikan meliputi komponen input ‘masukan’, proses, dan


output ‘luaran’.

0. TANDA GARIS MIRING DAN APOSTROF

1. Tanda Kode Nomor Surat


259
Tanda garis miring dipakai di dalam kode nomor surat dan nomor
pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwin. Misalnya:

Nomor : 18/SK-Kep/SYFA/VIII/2005
Jalan Menteng Pulo IX/33, Jakarta Selatan
Tahun Buku 2004/2005

2. Pengganti kata Tiap atau Per

Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap. Misal-
nya:
Silakan kirim ke alamat kami dengan surat/telepon.
Harga gula pasir hari ini Rp 2.500,00/kg.

3.Tanda penyingkat atau apostrof ( ‘ )

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau baian


angka tahun. Misalnya:

‘Kan kujelang, ketika hari esok ‘lah tiba.


Pada 5 Agustus ’39 isteriku di lahirkan.

P. PENUTUP
C

ukup banyak rambu-rambu tanda baca yang harus diperhatikan dalam


tulis menulis krangan berbahasa Indonesia. Sekalipun demikian harus
ditaati dan diterapkan dalam praktik menulis karya ilmiah. Pelajari Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, gunakan kaidah Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia, dan mengaculah pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Itulah cara terbaik dalam memraktikan tulisan ilmiah saudara.

Calon sarjana yang menerapkan kaidah bahasa Indonesia baku,


benar, dan baik ketika menulis karangan ilmiah menunjukkan salah satu
ciri khas hasil karya yang memenuhi syarat. TinggaL sanggupkah
mempertahankan hasil karyanya itu di hadapan panitia penguji.

Calon
Barlatih, berlatih! Berani Sarjana
menuangkan gagasan dengan bahasa yang
cermat. Usahakan. Pasti berhasil.
Harus Cermat dalam
Menuangkan Gagasan dengan
Bahasa Indonesia yang Baku,
Benar, dan Baik
Karena itu, Pelajari
Penggunaannya Sebelum
Menggarap
Karya Tulis Ilmiah .
260

DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN................................................................................83
B. ISI MATERI EBIYD.............................................................................83
C. EJAAN BAHASA INDONESIA..................................................................83
1. EJAAN REPUBLIK....................................................................................83
2. Penerapan Ejaan............................................................83
3. Pemenggalan Kata..........................................................83
4. Penggunaan Huruf Miring (Italik)........................................83

D. PENULISAN PARTIKEL per, lah, kah, tah, pun..........................83

1. Partikel Per....................................................................83
2. Partikel lah, kah, tah........................................................83
3. Partikel pun...................................................................83

E. PENULISAN ANGKA DAN LAMBANG BILANGAN....................83

1. Penggunaan Angka Arab.................................................83


2. Penulisan Angka pada Dokumen........................................83
3. Penggunaan Angka Arab pada Halaman Buku......................83
4. Penggunaan Angka Romawi.............................................83

F. PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK.......................................83

1. Tanda Titik Mengakhiti Kalimat..........................................83


2. Judul Bab Tanpa Titik......................................................83
3. Tanda Titik Untuk Penulisan Jam........................................83
4. Singkatan Nama Diahkiri Tanda Titik...................................83
5. Titik Untuk Menandai Gelar...............................................83
6. Ungkapan Umum Ditandai dengan Titik...............................83
261
7. Angka Bukan Jumlah Tanpa Titik........................................83
8. Singkatan dan Akronim Tanpa Titik....................................83
9. Simbol Tertentu Tanpa Titik..............................................83
10. Judul Tidak Diakhiri Titik...................................................83
11. Tanpa Titik Alamat dan Tanggal Surat.................................83
262
G. TANDA BACA KOMA...........................................................83

1. Koma Digunakan Untuk Perincian......................................83


2. Koma Pemisah Kalimat Setara..........................................83
3. Koma Pemisah Anak Kalimat dan Induk.............................83
4. Tana Koma Anak Kalimat Mengiring...................................83
5. Tanda koma pada Ungkapan Antar kalimat..........................83
6. Koma pada Ungkapan Awal Kalimat...................................83
7. Koma pada Petikan Langsung...........................................83
8. Koma Pada Bagian Alamat...............................................83
9. Koma pada Nama Telah Diindeks.......................................83
10. Koma pada Catatan Kaki..................................................83
11. Koma pada Gelar Akademik..............................................83
12. Koma untuk Angka Pesepuluan dan Sen............................83
13. Koma untuk Keterangan Tambahan....Error! Bookmark not
defined.
14. Koma untuk Menghindari Salah Baca..................................83
15 Tanda Tanya Petik Langsung Tidak Pakai Koma....................83

H. TANDA TITIK KOMA..............................................................83

1. Tanda titik Koma Memisahkan


Kalimat Sejenis dan Setara.............................................83
2. Titik Koma Pengganti kata Penghubung..............................83

I. TANDA BACA TITIK DUA........................................................83

1. Titik Dua untuk Pemerian..................................................83


2. Titik Dua untuk Ungkapan Perlu Pemerian...........................83
3. Titik Dua untuk Pemerian Pelengkap..................................83
4. Tanda Titik dua Untuk Publikasi Cetak................................83
5. Titik Dua Untuk Teks Drama..............................................83

J. PENGGUNAAN TANDA HUBUNG (-).......................................83

1. Tanda Hubung (-)............................................................83


2. Satu Vokal Tidak Dipenggal..............................................83
3. Tanda Hubung Berarti Memenggal Kata..............................83
4. Akhiran I Tidak Dipenggal.................................................83
5. Kata Ulang Pakai Tanda Hubung........................................83
6 Kata Dieja dan Singkatan Tanggal.....................................83
263
7. Tanda Hubung Untuk Memperjelas.....................................83
8. Pemakaian Tanda Hubung Khusus.....................................83
9. Tanda untuk Merangkai Bahasa Asing.................................83
10. Tanda Hubung untuk Membatasi........................................83
11. Tanda Hubung untuk Aposisi.............................................83
12 Tanda Pisah = s.d. dan Dua Nama Kota..............................83

K.TANDA ELIPSIS (…)...............................................................83


1. Tanda ellipsis untuk kalimat terputus-putus..........................83
2. Tanda Elipsis Untuk kalimat/kata dihilangkan........................83

L. TANDA TANYA (?), TANDA SERU, DAN KURUNG......................83


1. Tanda Tanya untuk Kalimat Tanya......................................83
2. Tanda Tanya Menunjukkan Sanksi (?)...............................83
3. Tanda Seru (!) Untuk Perintah...........................................83
4. Tanda Kurung (…)...........................................................83
5. Tanda Kurung bukan Bagian Wacana.................................83
6. Kurung Mengapit Angka atau Hurug...................................83
7. Tanda Kurung Mengapit Angka/Huruf..................................83
8. Tanda Kurung Siku […]...................................................83
9. Kurung Siku Mengapit Kalimat...........................................83

M. TANDA PETIK ( “…”)............................................................83

1. Tanda Petikan Langsung..................................................83


2. Tanda Petik Untuk Judul...................................................83
3. Tanda Petik Untuk Istilah..................................................83
4. Tanda Petik Mengakhiri Petikan Langsung...........................83
5. Tanda Petik Dalam Arti Khusus..........................................83

N. TANDA PETIK TUNGGAL (‘…’)...............................................83

1. Tanda Petik Tunggal........................................................83


2. Penjelas Makna istilan Asing.............................................83
264
0. TANDA GARIS MIRING DAN APOSTROF.................................83

1. Tanda Kode Nomor Surat.................................................83


2. Pengganti kata Tiap atau Per............................................83
3. Tanda penyingkat atau apostrof ( ‘ )....................................83

P. PENUTUP
Berhasil Jadi
Sarjana??????

Syukurlah

Sudah memetik
hasil?
TulisKarya
Ilmiah Dan
Ikut
Pendadaran

===== o00 =====


265

Anda mungkin juga menyukai