Anda di halaman 1dari 126

KATA PENGANTAR

Kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan izin-Nyalah kita diberi kemudahan dalam meyelesaikan segala
aktivitas. Laporan ini merupakan tugas besar yang harus diselesaikan karena
merupakan syarat bagi mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir semester.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak
pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas besar ini, diantaranya :
1. Bapak Salehudin, ST, MT. Selaku dosen assistensi.
2. Teman teman angkatan 2005.
3. Beserta pihak pihak yang secara tidak langsung membantu saya dalam
penyelesaian tugas ini.
Demikianlah pengantar dari saya dan apabila dalam penyusunan laporan ini
terdapat kesalahan perhitungan ataupun penulisan baik yang disengaja ataupun tidak
saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar besarnya. Sekian. Dan terima kasih
Mataram, 20 April 2007

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN HIDROLOGI
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan
dan distribusi air di bumi, baik di atas, pada maupun di bawah permukaan bumi,
tentang sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan
hubungannnya dengan kehidupan. Atau secara umum dapat dikatakan bahwa
Hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah kuantitas dan kualitas air di
bumi, dan dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Hidrologi Pemeliharaan
Menyangkut pemasangan alat alat ukur berikut penentuan jaringan stasiun
pengamatannya, pengumpulan data hidrologi, pengolahan data mentah dan
publikasi.
2. Hidrologi Terapan
Ilmu yang langsung berhubungan dengan penggunaan hukum hukun yang
berlaku menurut ilmu ilmu murni pada kejadian praktis dalam kehidupan.
Dan menyangkut analisis hidrologi. ( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 1 2 )
1.2 SIKLUS HIDROLOGI

2
4

1
1

1
1

5
7

8
9

8
0

r a

1 0
t a n

l a

Gambar 1.1 Gambar Daur Siklus Hidrologi

Keterangan :
1. Penguapan
2. Awan hujan
3. Penguapan kembali
4. Hujan
5. Aliran Limpasan
6. Aliran permukaan
7. Aliran antara
8. Infiltrasi
9. Perkolasi
10. Aliran air tanah
Siklus hidrologi merupakan gerakan air laut ke udara dalam bentuk uap
yang diakibatkan oleh panas matahari yang kemudian di bawa kedaratan oleh
angin dan kemudian jatuh sebagai hujan ke permukaan tanah. Air huajn yang
jatuh ke permukaan tanah tersebut ada yang mengalir ke permukaan tanah dan ada
masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah dan air air tersebut nantinya juga
akan kembali menuju laut lagi dan terjadi penguapan kembali oleh matahari.
( Sosrodarsono dan Takeda, 2003 : 2 )
1.3 ILMU ILMU PENUNJANG LAIN
Karena kompleksnya sistem sirkulasi air serta luasnya ruang lingkup
kehidupan, maka di dalam melakukan analisis hidrologi diperlukan pula ilmu
ilmu pengetahuan lain seperti :
1. Meteorologi
Ilmu yang memepelajari tentang cuaca di bumi.
2. Klimatologi
Ilmu yang mempelajari tentang iklim yang ada di bumi.
3. Geografi dan Agronomi
Ilmu yang digunakan untuk mengetahui ciri ciri fisik dari permukaan bumi
dan dunia tumbuh tumbuhan.
4. Geologi dan Ilmu Tanah
Ilmu yang mempelajari komposisi dari kerak bumi yang berperan pada
distribusi air permukaan, air bawah permukaan dan air tanah dalam.

5. Hidrolika
Ilmu yang mempelajari gerakan air beraturan dalam sistem sederhana.
6. Oceanogarfi dan Limnologi
Ilmu yang berkaitan dengan laut dan danau.
7. Statistik
Ilmu yang mempelajari tentang teknik memproses data numerik menjadi
informasi yang sangat berguna dalam penelitian ilmiah, pengambilan
keputusan dan lain sebagainya.
( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 5 6 )
1.4 SEJARAH PERKEMBANGAN HIDROLOGI DI INDONESIA
Ilmu hidrologi di dunia sebenarnya telah ada sejak orang mulai
mempertanyakan dari mana asal mula air yang berada di sekitar kita yaitu
tepatnya pada abad ke -16. Pada zaman Leonardo Da Vinci dan Bernad Palissy
pengenalan tentang hidrologi mulai dikenal, mereka menemukan konsep siklus
Hidrologi secara benar, melalui penyelidikan ( hubungan infiltrasi sampai kepada
terjadinya mata iar ). Ketidakmampuan orang dahulu dalam menetapkan
pengertian yang tepat karena di dasari pada anggapan bahwa tanah terlalu kedap
sehingga tidak mungkin air masuk ke dalam tanah karena jumlah hujan tidak
cukup banyak untuk dapat menimbulkan air yang sebesar seperti yang sering kita
lihat di sungai, danau dan laut. Seiring dengan perkembangan zaman dan akhirnya
dengan ditemukannya alat pengukur dan pengembangan hidrolika, maka
membuka kemungkinan dilaksanakannya percobaan - percobaan Hidrologi.
( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 6 )
Perkembangan hidrologi di indonesia tidak diketahui dengan jelas. Pada
pendidikan tinggi pada tahun 60 an mata kuliah hidrologi masih merupakan
mata kuliah lain seperti irigasi, bangunan tenaga air. Dan mulai awal tahun 70
an ilmu hidrologi mulai berkembang dengan pesat, diantaranya ditandai dengan
cukup banyaknya penemuan ilmiah dalam bentuk seminar, loka karya yang
mempersoalkan ilmu Hidrologi secara kualitatif dan kuantitatif dan kemudian
menjadi pesat. Dan seiring dengan berjalannya waktu, munculnya organisasi
seperti Himpunan Ahli Teknik Hidrolik Indonesia( HATHI ) di Indonesia sangat
mendukung perkembangan tersebut. Dan pada bulan januari tahun 2001 HATHI
melakukan seminar tentang Peningkatan Profesionalisme dan Penerapan

Teknologi Air Dalam Pembangunan Daerah yang berlangsung di Jakarta. Dan


ini menandakan semakin berperannya HATHI dalam perkembangan ilmu ilmu
hidrolik di Indonesia.
( Sumber : Internet ( Jurnal dan berbagai seminar HATHI ))
1.5 PENGGUNAAN HIDROLOGI DALAM PERENCANAAN TEKNIK
Dalam praktik para teknis yang berkepentingan dengan perencanaan dan
pembangunan air tidak dapat mengakibatkan Hidrologi sebagai alat penganalisa
jumlah air. Pada suatu kota dimensi sumber sumber daya air daerah daerah
pengaliran sungai semakin luas maka tidak hanya berperanan dalam perencanaan
bangunan air saja, tetapi juga ikut menentukan macam dan luas daerah pertanian
serta pedalaman dan daerah lainnya. Hidrologi adalah suatu alat pembantu dalam
perencanaan teknik hidrolika. Ilmu ini sebanding dengan mekanika terapan dan
mekanika fluida. Tetapi kedudukan dan posisi secara keseluruhan berbeda karena
hidroligi penuh dengan kerumitan dan sistemnya maha luas. Makin luas sistem
maka makin bervariasinya nilai ukur/parameter fisik, sehingga secara praktis tidak
mungkin menetapkan/menaksir nilai nilai ukur di tiap titik. Misalnya untuk
suatu DAS mempunyai formasi/susunan geologi dan susunan tanah yang berbeda
sehingga sangat sulit memperkirakan lithologi di suatu titik sembarang tanpa
adanya data - data pemboran. ( Joyce Marthe dan Wanny, 1991 : 7 - 8 )

BAB II
MENENTUKAN CURAH HUJAN RATA RATA DAERAH
DENGAN METODE POLIGON THIESSEN
Landasan Teori
Metode ini biasa digunakan untuk daerah daerah dimana distribusinya
dari pengamat hujan tidak tersebar merata. Dan hasilnya lebih teliti. Adapun
caranya, yaitu :
a.

b.

Stasiun pengamat digambar pada peta, dan ditarik garis hubung masing
masing stasiun.
Garis bagi tegak lurus dari garis hubung tersebut membentuk poligon

poligon mengelilingi tiap tiap stasiun, dan hindari bentuk poligon segitiga
tumpul.
c.

Sisi tiap poligon merupakan batas

- batas daerah pengamat yang

bersangkutan.
d.

Hitung luas tiap poligon yang terdapat didalam DAS dan luas DAS

seluruhnya dengan planimeter dan luas tiap poligon dinyatakan sebagai


persentase dari luas DAS seluruhnya. Dan menghitung luas juga bisa
menggunakan kertas milimeter blok.
e.

Faktor bobot dalam menghitung hujan rata rata daerah di dapat

dengan mengalikan hujan rata rata area yang didapat dengan mengalikan
presipitasi tiap stasiun pengamat dikalikan dengan persentase luas daerah yang
bersangkutan.

Rumus umum :

AR
1

+ A2 R2 + .......... .......... .. + An Rn

A +A
1

+ .......... .......... + An

..........................

( 2.1 )

Keterangan :
= curah hujan daerah ( mm )

= jumlah titik titik ( pos ) pengamatan

R1, R 2,..... ,Rn = curah hujan ditiap titik pengamatan


A1, A 2,..... ,An = bagian daerah yang mewalkili tiap titik pengamatan
Luas kotak dalam km2

Perhitungan
Diketahui :
Skala Peta adalah 1 : 50000

0,5

Luas daerah stasiun A = 87,7075 x 0,25 km2


= 21,926875 km2
Luas daerah stasiun B = 60,7575 x 0,25 km2

0,5

= 15,189375 km2
Luas daerah stasiun C = 44,70125 x 0,25 km2
= 11,1753125 km2
Luas daerah stasiun D = 62,44125 x 0,25 km2
= 15,6103125 km2
Luas daerah stasiun E = 61,1375 x 0,25 km2
= 15,284375 km2
Contoh perhitungan curah hujan rata rata pada tahun 1983 adalah :
=

( 21 ,93 x 115 ,016 +15 ,19 x 82 +11 ,175 x 103 +15 ,61 x 99 +15 ,284 x 100 0
( 21 ,93 +15 ,19 +11 ,175 +15 ,61 +15 ,284 )

= 108,134 mm

Jadi, curah hujan rata rata untuk tahun 1983 adalah 108,134 mm

Untuk perhitungan curah hujan pada tahun yang lain mengikuti

Data curah hujan


Data - data curah hujan harian
No

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

1983
1982
1981
1980
1979
1978
1977
1976
1975
1974
1973
1972
1971
1970
1969
1968
1967
1966
1965
1964
1963
1962
1961
1960
1959

Curah Hujan diberbagai Stasiun ( mm )


Stasiun A

Stasiun B

Stasiun C

Stasiun D

Stasiun E

115,016
103,016
131,016
59
83
75
95
72
53
48
137
81
74
60
82
58
106,016
90,016
93,016
82
111
106
73
81
100

82
72
70
52
92
69
71
86
70
101,016
111,016
91,016
80
59
122
112
89
74
63
101,016
111,016
91,016
43
68
70

103
82
122,016
142,016
72
110,016
97
88
119
67
58
38
116
72
129
118
98
69
93
70
86
95
72
81
171

99
79
70
58
102,016
111,016
151,016
95
74
101
105
82
88
77
100,016
112,016
110,016
121,016
66
100
106
97
95
78
150

100
80
101,016
168
95
94
65
65
84
77
88
108
113,016
132,016
102,016
111,016
151,016
74
83
80
86
95
72
88
91

Keterangan :
Luas stasiun A = 21,927 km2
Luas stasiun B = 15,189 km2
Luas stasiun C = 11,175 km2
Luas stasiun D = 15,610 km2
Luas stasiun E = 15,284 km2
Jadi, luas total seluruh stasiun adalah 79,185 km2

Perhitungan
Perhitungan rata - rata curah hujan dengan metode Polygon Thiessen
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Stasiun A

Stasiun B

Stasiun C

Stasiun D

Stasiun E

Rata2 Curah
Hujan
( mm )

115,016
103,016
131,016
59
83
75
95
72
53
48
137
81
74
60
82
58
106,016
90,016
93,016
82
111
106
73
81
100
2194,096

82
72
70
52
92
69
71
86
70
101,016
111,016
91,016
80
59
122
112
89
74
63
101,016
111,016
91,016
43
68
70
2053,096

103
82
122,016
142,016
72
110,016
97
88
119
67
58
38
116
72
129
118
98
69
93
70
86
95
72
81
171
2368,048

99
79
70
58
102,016
111,016
151,016
95
74
101
105
82
88
77
100,016
112,016
110,016
121,016
66
100
106
97
95
78
150
2427,112

100
80
101,016
168
95
94
65
65
84
77
88
108
113,016
132,016
102,016
111,016
151,016
74
83
80
86
95
72
88
91
2403,096

100,934
84,926
100,226
90,216
89,241
89,560
95,933
80,128
75,700
76,898
105,104
82,263
91,371
78,755
103,723
97,709
111,098
87,000
79,999
87,118
101,666
97,679
71,250
79,268
112,387
2277,927

Tahun

1983
1982
1981
1980
1979
1978
1977
1976
1975
1974
1973
1972
1971
1970
1969
1968
1967
1966
1965
1964
1963
1962
1961
1960
1959
Total

Curah Hujan diberbagai Stasiun ( mm )

Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :


1. Curah hujan rata - rata maksimum terjadi pada tahun 1959 dengan rata - rata curah
hujan sebesar 112,387 mm
2. Curah hujan rata rata - rata minimum terjadi pada tahun 1961 dengan rata - rata curah
hujan sebesar 71,250 mm

BAB III
PENGUJIAN RAPS ( Rest Adjusted Partial Sums )
TERHADAP MASING MASING STASIUN HUJAN
Landasan Teori
Pengujian RAPS ini digunakan untuk menguji ketidakpanggahan antar
data pada stasiun itu sendiri dengan mendeteksi pergeseran nilai rata rata (mean )
Rumus umum :

Yi =

Data stasiun
............................................................................( 3.1 )
n
n

Dy2

( Y

i =1

- Y )2

...............................................................................

n
( 3.2 )
k

Sk*

( Y

i =1

- Y ) + Sk * sebelumnya , k =1,2,3,.... ....n .........................

( 3.3 )

Sk** =

Sk *
Dy

.......................................... Dy =

Dy

.......................

( 3.4 )
Keterangan :
n

= banyak tahun

Yi

= data curah hujan ke- i

= rata rata curah hujan

Sk*, Sk**, Dy

= nilai statistik

Nilai Statistik ( Q )
Q

= maks | Sk** |............................................................................. ( 3.5 )


0<k<n

Nilai Statistik ( R )
R

= maks | Sk** | - min | Sk** |......................................................(3.6 )


0<k<n

0<k<n

Keterangan :
Q dan R = nilai statistik
2.2 Perhitungan
Diketahui :
Contoh data curah hujan stasiun A pada tahun 1983 sebesar 115,016 mm
Banyak tahun 25
Jumlah curah hujan pada stasiun A sebesar 2168,096 mm
Ditanyakan :
Lakukan pegujian RAPS dan beri kesimpulan !
Penyelesaian :
Y

2168,096
25

= 86,724 mm

Dy2 =

( 115,016 - 86,724)
25

= 32,017 mm2
Sk* = ( 115,016 86,724 ) + 0

, Sk* sebelumnya = 0

= 28,292 mm
28,292

Sk** = 22,766
= 1,243
Menentukan nilai statistik stasiun A
Q = 3,904
R = 3,904 0,000
= 3,904

Menentukan konsistensi
Maka :
Q
3,904
3,904
=
= 0,7807
=
5
n
25

Q
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


(( 1,12 - 1,1 ) x ( 25 - 20 ))
Q
= 1,1 +
( 30 - 20 )
n

= 1,105
Sehingga :
Q
Q
berdasarkan hitungan <
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,7807 < 1,105

konsisten

R
3,904
3,904
=
= 0,7807
=
5
n
25
R
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


R
(( 1,4 - 1,34 ) x ( 25 - 20 ))
= 1,34 +
( 30 - 20 )
n

= 1,37
Sehingga :
R
R
berdasarkan hitungan<
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,7807 < 1,37

konsisten

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun A Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1981 dengan nilai 3,904 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.

2.3 Data dan Hasil Perhitungan


Tabel I
Hasil perhitungan RAPS stasiun A
No
Tahun Curah Hujan

SK*

DY2

SK**

I SK** I

28,292
44,584
88,876
61,152
57,428
45,704
53,980
39,256
5,532
-33,192
17,084
11,360
-1,364
-28,088
-32,812
-61,536
-42,244
-38,952
-32,660
-37,384
-13,108
6,168
-7,556
-13,280
-0,004

32,017
10,617
78,471
30,745
0,555
5,498
2,740
8,672
45,492
59,982
101,107
1,311
6,476
28,567
0,893
33,003
14,887
0,433
1,584
0,893
23,573
14,863
7,534
1,311
7,050
518,272
22,766

1,243
1,958
3,904
2,686
2,523
2,008
2,371
1,724
0,243
-1,458
0,750
0,499
-0,060
-1,234
-1,441
-2,703
-1,856
-1,711
-1,435
-1,642
-0,576
0,271
-0,332
-0,583
0,000

1,243
1,958
3,904
2,686
2,523
2,008
2,371
1,724
0,243
1,458
0,750
0,499
0,060
1,234
1,441
2,703
1,856
1,711
1,435
1,642
0,576
0,271
0,332
0,583
0,000

( mm )

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Hasil akar

1983
1982
1981
1980
1979
1978
1977
1976
1975
1974
1973
1972
1971
1970
1969
1968
1967
1966
1965
1964
1963
1962
1961
1960
1959

115,016
103,016
131,016
59
83
75
95
72
53
48
137
81
74
60
82
58
106,016
90,016
93,016
82
111
106
73
81
100
2168,096
86,724

Rata - Rata

Diketahui :
N

= 25

|Sk**| ( max ) = 3,904


|Sk**| ( min ) = 0,000
Q

= 3,904

= 3,904 0,000
= 3,904

Menentukan konsistensi

Maka :

Q
3,904
3,904
=
= 0,7807
=
5
n
25
Q
dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


(( 1,12 - 1,1 ) x ( 25 - 20 ))
Q
= 1,1 +
( 30 - 20 )
n

= 1,105
Sehinga :
Q
Q
berdasarkan hitungan <
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,7807< 1,105

konsisten

R
3,904
3,904
=
= 0,7807
=
5
n
25
R
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


R
(( 1,4 - 1,34) x ( 25 - 20 ))
= 1,34 +
( 30 - 20 )
n

= 1,37
Sehingga :
R
R
berdasarkan hitungan<
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,7807 < 1,37

konsisten

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun A Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1981 dengan nilai 3,904 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
Tabel II
Hasil perhitungan RAPS stasiun B

No

Tahun

Curah Hujan
( mm )

SK*

DY2

SK**

I SK** I

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Hasil akar

1983
1982
1981
1980
1979
1978
1977
1976
1975
1974
1973
1972
1971
1970
1969
1968
1967
1966
1965
1964
1963
1962
1961
1960
1959

82
72
70
52
92
69
71
86
70
101,016
111,016
91,016
80
59
122
112
89
74
63
101,016
111,016
91,016
43
68
70
2050,096

-0,004
-10,008
-22,012
-52,016
-42,020
-55,024
-66,028
-62,032
-74,036
-55,024
-26,012
-17,000
-19,004
-42,008
-2,012
27,984
34,980
26,976
7,972
26,984
55,996
65,008
26,004
12,000
-0,004

0,000
4,003
5,764
36,010
3,997
6,764
4,844
0,639
5,764
14,458
33,668
3,249
0,161
21,167
63,987
35,990
1,958
2,563
14,446
14,458
33,668
3,249
60,852
7,844
5,764
385,266
19,628

0,000
-0,510
-1,121
-2,650
-2,141
-2,803
-3,364
-3,160
-3,772
-2,803
-1,325
-0,866
-0,968
-2,140
-0,103
1,426
1,782
1,374
0,406
1,375
2,853
3,312
1,325
0,611
0,000

0,000
0,510
1,121
2,650
2,141
2,803
3,364
3,160
3,772
2,803
1,325
0,866
0,968
2,140
0,103
1,426
1,782
1,374
0,406
1,375
2,853
3,312
1,325
0,611
0,000

82,004

Rata - Rata

Diketahui :
N

= 25

|Sk**| ( max ) = 3,772


|Sk**| ( min ) = 0,000
Q

= 3,772

= 3,772 - 0,000
= 3,772

Maka :

Menentukan konsistensi

Q
3,772
3,772
=
= 0,754
=
5
n
25
Q
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


(( 1,12 - 1,1 ) x ( 25 - 20 ))
Q
= 1,1 +
( 30 - 20 )
n

= 1,105
Sehingga :
Q
Q
berdasarkan hitungan <
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,754 < 1,105

konsisten

R
3,772
3,772
=
= 0,754
=
5
n
25
R
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


R
(( 1,4 - 1,34 ) x ( 25 - 20 ))
= 1,34 +
( 30 - 20 )
n

= 1,37
Sehingga :
R
R
berdasarkan hitungan<
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,754 < 1,37

konsisten

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun B Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1975 dengan nilai 3,772 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dan 1983 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
Tabel III
Hasil perhitungan RAPS stasiun C
No
Tahun
Curah Hujan

SK*

DY2

SK**

I SK** I

8,278

2,741

0,289

0,289

( mm )

1983

103

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Hasil akar

1982
1981
1980
1979
1978
1977
1976
1975
1974
1973
1972
1971
1970
1969
1968
1967
1966
1965
1964
1963
1962
1961
1960
1959

82
122,016
142,016
72
110,016
97
88
119
67
58
38
116
72
129
118
98
69
93
70
86
95
72
81
171
2368,048
94,722

Rata - Rata

Diketahui :
N

= 25

|Sk**| ( max ) = 2,882


|Sk**| ( min ) = 0,000
Q

= 2,882

= 2,882 0,000
= 2,882

Menentukan konsistensi

Maka :
Q
2,882
2,882
=
= 0,576
=
5
n
25

-4,444
22,850
70,144
47,422
62,716
64,994
58,272
82,550
54,828
18,106
-38,616
-17,338
-40,060
-5,782
17,496
20,774
-4,948
-6,670
-31,392
-40,114
-39,836
-62,558
-76,280
-0,002

6,474
29,798
89,469
20,652
9,356
0,208
1,807
23,577
30,740
53,940
128,695
18,110
20,652
46,999
21,675
0,430
26,465
0,119
24,447
3,043
0,003
20,652
7,532
232,733
820,317
28,641

-0,155
0,798
2,449
1,656
2,190
2,269
2,035
2,882
1,914
0,632
-1,348
-0,605
-1,399
-0,202
0,611
0,725
-0,173
-0,233
-1,096
-1,401
-1,391
-2,184
-2,663
0,000

0,155
0,798
2,449
1,656
2,190
2,269
2,035
2,882
1,914
0,632
1,348
0,605
1,399
0,202
0,611
0,725
0,173
0,233
1,096
1,401
1,391
2,184
2,663
0,000

Q
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


(( 1,12 - 1,1 ) x ( 25 - 20 ))
Q
= 1,1 +
( 30 - 20 )
n

= 1,105
Sehingga :
Q
Q
berdasarkan hitungan <
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,576 < 1,105

konsisten

R
2,882
2,882
=
= 0,576
=
5
n
25
R
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


R
(( 1,4 - 1,34) x ( 25 - 20 ))
= 1,34 +
( 30 - 20 )
n

= 1,37
Sehingga :
R
R
berdasarkan hitungan <
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,576 < 1,37

konsisten

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun C Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1975 dengan nilai 2,882 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
Tabel IV
Hasil perhitungan RAPS stasiun D
No
Tahun Curah Hujan

SK*

DY2

SK**

I SK** I

1,916
-16,168
-43,252
-82,336

0,147
13,081
29,342
61,102

0,087
-0,731
-1,955
-3,721

0,087
0,731
1,955
3,721

( mm )

1
2
3
4

1983
1982
1981
1980

99
79
70
58

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

1979
1978
1977
1976
1975
1974
1973
1972
1971
1970
1969
1968
1967
1966
1965
1964
1963
1962
1961
1960
1959

Total

102,016
111,016
151,016
95
74
101
105
82
88
77
100,016
112,016
110,016
121,016
66
100
106
97
95
78
150
2427,112

-77,404
-63,472
-9,540
-11,624
-34,708
-30,792
-22,876
-37,960
-47,044
-67,128
-64,196
-49,264
-36,332
-12,400
-43,484
-40,568
-31,652
-31,736
-33,820
-52,904
0,012

Hasil akar

97,084

Rata - Rata

Diketahui :
N

= 25

|Sk**| ( max ) = 3,721


|Sk**| ( min ) = 0,001
Q

= 3,721

= 3,721 0,001
= 3,720

Menentukan konsistensi

Maka :
3,721
3,721
Q
=
= 0,744
=
5
25
n
Q
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :

0,973
7,764
116,346
0,174
21,315
0,613
2,507
9,101
3,301
16,135
0,344
8,919
6,689
22,910
38,649
0,340
3,180
0,000
0,174
14,568
112,004
489,677
22,129

-3,498
-2,868
-0,431
-0,525
-1,568
-1,391
-1,034
-1,715
-2,126
-3,033
-2,901
-2,226
-1,642
-0,560
-1,965
-1,833
-1,430
-1,434
-1,528
-2,391
0,001

3,498
2,868
0,431
0,525
1,568
1,391
1,034
1,715
2,126
3,033
2,901
2,226
1,642
0,560
1,965
1,833
1,430
1,434
1,528
2,391
0,001

(( 1,12 - 1,1) x ( 25 - 20 ))
Q
= 1,1 +
( 30 - 20 )
n

= 1,105
Sehingga :
Q
Q
berdasarkan hitungan <
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,744 < 1,105

konsisten

R
3,720
3,720
=
= 0,744
=
5
n
25
R
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


R
(( 1,4 - 1,34 ) x ( 25 - 20 ))
= 1,34 +
( 30 - 20 )
n

= 1,37
Sehingga :
R
R
berdasarkan hitungan <
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,744 < 1,37

konsisten

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun D Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1980 dengan nilai 3,721 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dengan nilai 0,001 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.
Tabel V
Hasil perhitungan RAPS stasiun E
No
Tahun Curah Hujan

SK*

DY2

SK**

I SK** I

3,876
-12,248
-7,356
64,520
63,396
61,272
30,148
-0,976

0,601
10,399
0,957
206,646
0,051
0,180
38,748
38,748

0,160
-0,506
-0,304
2,663
2,617
2,529
1,244
-0,040

0,160
0,506
0,304
2,663
2,617
2,529
1,244
0,040

( mm )

1
2
3
4
5
6
7
8

1983
1982
1981
1980
1979
1978
1977
1976

100
80
101,016
168
95
94
65
65

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

1975
1974
1973
1972
1971
1970
1969
1968
1967
1966
1965
1964
1963
1962
1961
1960
1959

Total

84
77
88
108
113,016
132,016
102,016
111,016
151,016
74
83
80
86
95
72
88
91
2403,096

-13,100
-32,224
-40,348
-28,472
-11,580
24,312
30,204
45,096
99,988
77,864
64,740
48,616
38,492
37,368
13,244
5,120
-0,004

Hasil akar

96,124

Rata - Rata

Diketahui :
N

= 25

|Sk**| ( max ) = 4,127


|Sk**| ( min ) = 0,000
Q

= 4,127

= 4,127 0,000
= 4,127

Menentukan konsistensi

Maka :

Q
4,127
4,127
=
= 0,825
=
5
n
25
Q
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


Q
(( 1,12 - 1,1 ) x ( 25 - 20 ))
= 1,1 +
( 30 - 20 )
n

= 1,105

5,880
14,629
2,640
5,642
11,414
51,529
1,389
8,871
120,525
19,579
6,890
10,399
4,100
0,051
23,279
2,640
1,050
586,836
24,225

-0,541
-1,330
-1,666
-1,175
-0,478
1,004
1,247
1,862
4,127
3,214
2,672
2,007
1,589
1,543
0,547
0,211
0,000

0,541
1,330
1,666
1,175
0,478
1,004
1,247
1,862
4,127
3,214
2,672
2,007
1,589
1,543
0,547
0,211
0,000

Sehingga :
Q
Q
berdasarkan hitungan <
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,825 < 1,105

konsisten

R
4,127
4,127
=
= 0,825
=
5
n
25
R
dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah
n

Dengan cara interpolasi diperoleh :


(( 1,4 - 1,34 ) x ( 25 - 20 ))
R
= 1,34 +
( 30 - 20 )
n

= 1,37
Sehingga :
R
R
berdasarkan hitungan <
berdasarkan tabel ( 90 % )
n
n

0,825 < 1,37

konsisten

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun E Sk** maksimum
terjadi pada tahun 1967 dengan nilai 4,127 dan Sk** minimum terjadi pada tahun
1959 dengan nilai 0,000 dan nilai statistiknya ( Q dan R ) konsisten.

Tabel nilai

Q
R
dan
n
n

Q
n

R
n

10

90 %
1,05

95 %
1,14

99 %
1,29

90 %
1,21

95 %
1,28

99 %
1,38

20
30
40
50

1,10
1,12
1,13
1,14

1,22
1,24
1,26
1,27

1,42
1,46
1,50
1,52

1,34
1,40
1,42
1,44

1,43
1,50
1,53
1,55

1,6
1,70
1,74
1,78

100

1,17
1,22

1,29
1,36

1,55
1,63

1,50
1,62

1,62
1,75

1,86
2,00

Kesimpulan
Harga

Q
Q
untuk masing masing stasiun hujan ( syarat :
hitungan <
n
n

tabel )
No
1
2
3
4
5

Stasiun
A
B
C
D
E

Q
hitungan
n

0,7807
0,754
0,576
0,744
0,825

Q
tabel
n

1,105
1,105
1,105
1,105
1,105

Q
n

Harga

R
R
untuk masing masing stasiun hujan ( syarat :
hitungan <
n
n

R
n

tabel )
No
1
2
3
4
5

R
hitungan
n

Stasiun
A
B
C
D
E

0,7807
0,754
0,576
0,744
0,825

R
tabel
n

1,37
1,37
1,37
1,37
1,37

Dan berdasarkan tabel tersebut seluruh nilai statistiknya konsisten karena memenuhi
syarat yaitu

Q
R
Q
R
dan
dalam hitungan <
dan
dalam tabel 90%
n
n
n
n

BAB IV
PENGUJIAN VARIANSI ( F ) DAN PENGUJIAN ABNORMAL
( IWAI ) TERHADAP DATA STASIUN F
4.1 Pengujian Variansi ( F )
4.1.1 Landasan Teori
Pengujian variansi digunakan untuk menghitung F cross, lalu
membandingkan

dengan

tabel.

Yang

diuji

adalah

ketidak

tergantungan/keseragaman. Uji analistis variasi dapat bersifat satu arah ( one


way ) atau dua arah ( two way ).
Rumus umum :
Xi

Data curah hujan tiap


jumlah bulan

bulan

Xj

Data curah hujan tiap


jumlah ta hun

tahun

seluruh data curah hujan

Xij = jumlah tah un x jumlah bulan


Untuk tahunan
( Xi Xij )2
k ( Xi Xij )2
Untuk bulanan
( Xj Xij )2
n ( Xj Xij )2
Uji variansi
( X Xi Xj + Xij )
Keterangan :
Xi

= rata rata curah hujan tiap tahun ( mm )

Xj

= rata rata curah hujan tiap bulan pada tiap tahun ( mm )

Xij

= rata rata seluruh curah hujan tiap bulan dan tiap tahun ( mm )

= jumlah bulan ( untuk perhitungan tahunan )

= jumlah tahun ( untuk perhitungan bulanan )

= data curah hujan ( mm )

4.1.2 Perhitungan
Diketahui :
Contoh perhitungan untuk bulan januari tahun 1995 :
X

= 115,016 mm

curah hujan bulan januari tahun 1995

Xi

= 118,669 mm

rata rata curah hujan tahun 1995

Xj

= 226,586 mm

rata rata curah hujan bulan januari pada tiap tahun

Xij = 103,224 mm

rata rata curah hujan seluruh data

Ditanyakan :
Lakukan pegujian variansi!
Untuk tahunan
( Xi Xij )

= ( 118,669 103,224 ) = 15,445

( Xi Xij )2

= 238,558

k ( Xi Xij )2

= 12 x 238,558

= 2862,7
Untuk bulanan
( Xj Xij )

= ( 226,586 103,224 ) = 123,362

( Xj Xij )2

= 15218,183

n ( Xi Xij )2

= 12 x 15218,183
= 182618,197

Uji variansi
( X Xi Xj + Xij )

= ( 115,016 116,669 - 226,586 + 103,224 )


= -127,015

( X Xi Xj + Xij )2

= 16132,886

Perhitungan F score ( two way )


A = ( X Xi Xj + Xij )2
= 190090,4289
B = ( k 1 ) K ( Xi Xij )2
= ( 12 1 ) x 26051,816
= 286569,97 ( tahunan )
C = ( n 1 ) N ( Xi Xij )2
= ( 12 1 ) 777708,371
= 8554792,1 ( bulanan )
F berdasarkan hitungan < F berdasarkan tabel
B
286569,97
=
=1,507 < 4,46........................
A 190090,428 9

( tahunan )

diterima

C
8554792,1
=
= 45,0038
A 190090,428 9

> 4,46.................ditolak ( bulanan )

Keterangan :
Nilai F berdasarkan tabel diperoleh dari tabel distribusi F dan sudah
terlampir dalam bab ini.
Jadi, berdasarkan hasil F score diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai
F tahunan dapat diterima sedangkan nilai F bulanan tidak dapat diterima.

4.2 Pengujian Abnormal ( Cara IWAI )


4.2.1 Landasan Teori
Pada perhitungan curah hujan yang mungkin, harga harga yang
terbesar / terkecil itu telah dimasukkan dalam daftar harga pengamatan.
Hasil perhitungan itu akan sangat berbeda jika data itu tidak dimasukkan
dalam perhitungan kemungkinan. Jika tidak ada hal yang istimewa maka
data data tersebut tidak boleh disingkirkan. Jika disingkirkan maka
penentuannya tidak boleh diambil secara subyektif.
Pemeriksaan penyingkiran / penghapusan data data ini hanya
berlaku untuk harga harga maksimum atau minimum. Jika terdapat lebih
dari 2 harga yang kira kira abnormal, maka harus dipertimbangkan bahwa
peristiwa itu telah terjadi oleh karena suatu sebab. Misalnya : harga
abnormal itu ( harga yang akan diperikasa ) X dan laju abnormalitasnya (

rate of abnormality ) itu adalah , maka harga penyingkirannya yang terbatas


o

yang sesuai dengan laju risikonya o dinyatakan dengan persamaan

berikut :
o

= 1 ( 1 o )1/n................................................................................

4.1

Dimana n : banyaknya data


Jika, > o

X tidak dapat disingkirkan

Dalam perhitungan sebenarnya harga untuk X itu diperkirakan dengan ( n


1 ) data, yakni sisa banyaknya data tanpa data yang akan diperiksa dan
kemudian dibandingkan dengan o. Jika harga X tidak dapat disingkirkan
maka perkiraan harus dilakukan dengan n data, termasuk X . Biasanya harga
o diambil 5 %.
Rumus umum perhitungan cara iwai :
x +b

= c log x + b ............................................................................ 4.2


o
keterangan :
log ( xo + b ) adalah harga rata rata dari log ( xi + b ) dengan (i = 1,........n )
dan dinyatakan dengan ( xo ; b, c dan xo ) diperkirakan dari rumus rumus
berikut.

Harga perkiraan pertama dari xo :


1
Log xo=
n

log x
i =1

.....................................................................4.3

Perkiraan harga b :
b

1
m

b
i =1

,m

........................................................... 4.4

bi

x s xt - xo2
2 xo - ( xs + xt )

Perkiraan harga xo :
Xo

= log ( xo + b )

.......................................................... 4.5

n
10

1
=
n

log ( x
i =1

+ b ) .............................................................

4.6

Perkiraan harga c :
1
c

2
( n -1)

i =1

2n
( n -1 )

=
2

( log
X

1
=
n

( log ( x
i =1

xi + b 2
)
xo +b

- X o2

........................................................

4.7

+ b )) 2 .........................................................

4.8

Keterangan :
xs

= harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terbesar

xt

= harga pengamatan dengan nomor urutan m dari yang terkecil

= banyak data

n
: angka bulat ( dibbulatkan ke angka yang terdekat )
10

Kadang kadang jika harga

sangat kecil untuk mempermudah

perhitungan harga b dapat diambil b = 0.


Jika tetapan tetapan tersebut diatas telah didapat, maka curah hujan yang
mungkin yang sesuai dengan kemungkinan lebih sembarang dapat dihitung
dengan rumus berikut :
Log ( x + b ) = log ( xo + b ) +

1
.............................................. 4.9
c

Keterangan : harga diperoleh dari rumus persamaan 4.2 atau tabel variabel
normal yang sesuai dengan W ( x ) utama yang sudah terlampir dalam bab
ini.
Rumus iwai untuk memperkirakan harga abnormal :
Log ( x + b ) = log ( xo + b ) Sx............................................4.10
Dimana :
Sx
X

X0

=
2

2
X - XO

1
=
n
=

1
n

..................................................................... 4.11

( log ( x
i =1
n

log ( x
i =1

+ b )) 2
+b )

Keterangan : harga diperoleh dari tabel koefisien yang sesuai derajat


abnormalitas, = 1/T. Dan tabel tersebut sudah terlampir dalam bab ini.
4.2.2 Hasil dan Perhitungan
DATA CURAH HUJAN BULANAN MAX TAHUNAN
Xi
Log ( Xi )
Xi + b
Log( Xi + b )
(Log( Xi + b ))2
1461,016
3,165
782,655
2,894
8,373
1424,032
3,154
745,671
2,873
8,252
1268,000
3,103
589,639
2,771
7,676
1252,032
3,098
573,671
2,759
7,610
1252,000
3,098
573,639
2,759
7,610
1144,000
3,058
465,639
2,668
7,118
1139,032
3,057
460,671
2,663
7,094
1132,032
3,054
453,671
2,657
7,058
1119,016
3,049
440,655
2,644
6,991
1036,000
3,015
357,639
2,553
6,520
1022,032
3,009
343,671
2,536
6,432
33,859
29,776
80,735
3,078
2,707
7,340

Derajat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Total
1/n x total

Keterangan :
Nilai yang dihilangkan atau yang dipakai untuk pengamatan adalah nilai
maksimum yaitu data pada tahun 1998 dengan besar curah hujan total 1615,016
mm.
X = 1615,016
1. Xo

=
=

1
n

log ( x
i =1

1
x 29,776
11

1
80,735
11

= 7,340
2. Menghitung harga b
1
=
n
=

log x
i =1

1
x 33,859
11

= 3,0781
Xo

+b)

= 2,707
1 n
2
= ( log ( x i + b ))
n i =1
=

Log xo

= 1196,989

2Xo

= 2393,979

Xo2

= 1432784,572

m=

n
11
=
= 1,1
10
10

1 ( dibulatkan ke yang terdekat )

Tabel perhitungan nilai b


No

Xs

Xt

XsXt

Xs + Xt

XsXt - Xo2

2Xo-( Xs + Xt )

bt

1
Total

1461,016

1022,032

1493205,1

2483,048

60420,532

-89,068

-678,361
-678,361

1
Sehingga dari tersebut didapatkan nilai b =
m

b
i =1

- 678,361
= -678,361
1

4. Menghitung harga 1/c

1
=
c

2
( n -1)

2n
( n -1 )

2 x 11
( 11 - 1 )

( log
i =1

xi + b 2
)
xo +b

X - X o2
7,304 - 2,707

= 1,4832 x 0,110481
= 0,16386
5.

Perhitungan curah hujan harian yang mungkin


Tabel perhitungan curah hujan harian yang mungkin
1/T
0,1
0,02
1/100
1/200
1/500

6.

Perhitungan curah hujan harian yang mungkin

( 1/c )
Xo + ( 1/c)
X+b
0,9062 0,1484984
2,855396
716,7967
1,4522 0,2379711 2,9448687 880,782496
1,645
0,2695651 2,9764627 947,245804
1,8214 0,2984717 3,0053692 1012,43989
1,20352 0,1972201 2,9041176 801,895247

Perhitungan hujan abnormal


Log ( x + b ) = log ( xo + b ) Sx
Sx

=
=

2
X - XO

7,304 - 2,707

= 0,110481

X
1395,15768
1559,14348
1625,60678
1690,80087
1480,25623

Sehingga didapatkan persamaan :


Log ( x + b )

= log ( xo + b ) Sx

Log ( x 678,361 )

= 2,707 + 0,110481

Tabel perhitungan harga abnormal


(%)
0,05
0,25
0,5
1,25
2,5
5
12,5
25

F(100 - )
99,95
99,75
99,5
98,75
97,5
95
87,5
75

T = 1/
2000
400
200
80
40
20
8
4

Perhitungan Harga Abnormal

0,1104 log (X 678,361 )


4,038
0,446
3,153
3,307
0,365
3,072
2,984
0,330
3,037
2,541
0,281
2,988
2,188
0,242
2,949
1,809
0,200
2,907
1,243
0,137
2,844
0,721
0,080
2,786

(X 678,361 )

1422,390
1181,020
1087,857
971,917
888,443
806,784
698,594
611,644

Mencari nilai untuk X = 1615,016


Dengan cara interpolasi diperoleh :

= 1,25 +

(( 2,5 - 1,25 ) x ( 1615,016 - 1650,278


( 1566,084 - 1650,278 )

))

= 1,77 %

Mencari nilai o ( batas penyingkiran )


Dipakai o = 5 %
o = 1 ( 1 o )1/n
= 1 ( 1 0,05)1/11
= 0,465 %
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai = 1,77 % dan nilai o
= 0,465 %.
Dan berdasarkan syarat didepan :
> o, 1,77 % > 0,465 %

................ ( tidak dapat disingkirkan )

Maksudnya adalah karena nilai lebih besar daripada nilai o berarti


harga maksimum yang nilainya sebesar 1615,016 tidak dapat disingkirkan.
Mengingat laju risiko untuk menggunakan curah hujan maximum ini
adalah lebih besar dari 5 %, maka harga maximum ini tidak dapat
disingkirkan. Jadi, dalam perhitungan kemungkinan harus digunakan data

X
2100,751
1859,381
1766,218
1650,278
1566,804
1485,145
1376,955
1290,005

n = 12. Dan sebaliknya apabila o lebih besar daripada maka harga ini
dapat disingkirkan, karena laju risikonya untuk menggunakan 1615,016
adalah lebih kecil dari 5 %.

BAB v
MENGHITUNG HUJAN RANCANGAN
PERIODE ULANG TERTENTU
5.1 Landasan Teori
Jika suatu data hidrologi ( x ) mencapai suatu harga tertentu ( xi ) atau
kurang dari ( xi ) yang diperkirakan maka akan terjadi sekali dalam T tahun, maka
T tahun ini dianggap sebagai periode ulang dari ( xi ). Periode ulang curah hujan
merupakan kemungkinan terjadinya curah hujan tertentu.
Contoh :

T30 = 300 mm

Kemungkinan rata rata terjadinya curah hujan 300 mm selama 30 tahun sekal.i
Periode ulang adalah periode tertentu yang mungkin terjadi banjir rencana ulang.
Metode yang digunakan :
5.1.1 Cara grafis
Perhitungan dengan metode grafis dibagi menjadi :

a. Weibull

: Tr

m
..................................................... 1
n +1

b. Hazen

: Tr

2m - 1
...................................................... 2
2n

c. Bloom

: Tr

d. Gringorten

: Tr

= n +0,12 .....................................................

e. Cunnane

: Tr

= n +0,2 .......................................................

m - 0,375
...................................................
n + 0,25

3
m - 0,44

4
m - 0,4

5
Dimana Tr : Periode Ulang ( % )
Dari rumus tersebut akan didapatkan besarnya curah hujan sesuai dengan
periode ulang T yang dikehendaki berdasarkan P = 1/T dan hasilnya
diperoleh dari plot data pada kertas log normal.

5.1.2 Cara Analitis


1. Gumbel
Rumus yang digunakan :
1
yt ........................................................................
a

XT

=b+

YT

= - ln ( - ln (

S
;b
Sn

= X -

Yn . S
Sn

T -1
))..............................................................
T

7
Dimana :
XT

= curah hujan maksimum untuk periode ulang T.

= curah hujan rata rata ( mm )

YT

= variasi pengurangan untuk periode T.

Yn

= variasi pengurangan karena jumlah sampel n

2. Log person tipe III ( apabila memenuhi syarat )


Rumus :
Log XT

Sd

+ KT Sd...................................................... 8

log x

( log xi - log x ) 2
............................................

n -1
i =1
n

9
n

log xi
...............................................................
n
i =1

log x

10
n

Cs

n ( log xi - log x ) 3

i =1

( n - 1 ) ( n - 2 ) Sd 3
..............................................11
Dimana :
KT

= koefisien penambahan karena faktor kepencengan

Log XT

= logaritma curah hujan maksimal untuk periode ulang T

Log X

= logaritma rata rata curah hujan

Sd

= standar deviasi

Cs

= koesfisien kepencengan distribusi data

5.1.3 Uji kecocokan


1. Uji Chi - kuadrat
Q

Xh =

( Oi - Ei )
i =1

................................................ 12

Ei
Dimana :
X2h

= parameter chi kuadrat hitungan

Q= jumlah sub kelompok


Oi

= jumlah nilai pengamatan pada sub

Ei

= jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke i

Uji chi kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan


distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi
statistik sampel data yang dianalisa atau dengan kata lain apakah
distribusi yang telah dipilih benar atau dapat digunakan untuk
menghitung sampel data. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan
parameter X2h , oleh karena itu disebut uji chi kuadrat .
3. Uji Smirnov Kolmogorov
Pengujian kecocokan Smirnov Kolmogorof sering juga disebut uji
kecocokan ( non parametik test ), karena pengujiannya tidak
menggunakan

fungsi

distribusi

tertentu.

Dan

pengujian

ini

dimaksudkan untuk mencocokkan apakah sebaran yang telah dibuat


pada perhitungan sebelumnya benar yaitu berupa garis yang telah
dibuat pada kertas distribusi peluang.
Adapun caranya, yaitu :
a. Mengurutkan data dan menentukan besarnya peluang dari masing
masing data tersebut.
b. Menentukan peluang masing masing peluang teoritis dari hasil
pengamatan penggambaran data.
c. Dari kedua nilai peluang tersebut, kemudian kita menentukan
selisih besarnya peluang pengamatan dengan peluang teoritis.
d. Berdasarkan tabel nilai kritis uji ( Smirnov Kolmogorof ),
setelah itu kita bisa menentukan Do.
Do

= I P P I

Dmaks

D
100

e. Bila D < Do, maka distribusi teoritis atau sebaran yang telah
digunakan / dibuat untuk menentukan persamaan distribusi dapat
diterima.
5.2 Perhitungan
1. Metode Grafis
Data Curah Hujan Rancangan cara Weibull

Tr =

m
x 100 %
n +1

P =

1
x 100 %
T

Dengan :
m = pangkat kejadian
n

= jumlah kejadian

P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
Untuk m = 1 ;

Tr =
=

m
x 100 %
n +1
1
x 100 %
25 +1

= 3,846
Dan seterunya untuk data berikutnya
Data Curah Hujan Rancangan cara Hazen
Tr =

2m - 1
x 100 %
2n

P =

1
x 100 %
T

Dengan :
m = pangkat kejadian
n

= jumlah kejadian

P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
Untuk m = 1 ;

2m - 1
x 100 %
2n

Tr =
=

( 2 x 1) -1
x 100 %
2 x 25

=2
Dan seterunya untuk data berikutnya
Data Curah Hujan Rancangan cara Gringorten
m - 0,44

Tr = n +0,12 x 100 %

P =

1
x 100 %
T

Dengan :
m = pangkat kejadian
n

= jumlah kejadian

P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
Untuk m = 1 ;

m - 0,44

Tr = n +0,12 x 100 %
1 - 0,44

= 25 +0,12 x 100 %
= 2,229
Dan seterunya untuk data berikutnya

Data Curah Hujan Rancangan cara Blom


Tr =

m - 0,375
x 100 %
n + 0,25

P =

1
x 100 %
T

Dengan :
m = pangkat kejadian
n

= jumlah kejadian

P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
Untuk m = 1 ;

Tr =

m - 0,375
n + 0,25

x 100 %

1 - 0,375

= 25 +0,25 x 100 %
= 2,475
Dan seterunya untuk data berikutnya
Data Curah Hujan Rancangan cara Cunnane
m - 0,4

Tr = n +0,2 x 100 %

P =

1
x 100 %
T

Dengan :
m = pangkat kejadian
n

= jumlah kejadian

P = peluang kejadian
T = kala ulang
Contoh :
Untuk m = 1 ;

m - 0,4

Tr = n +0,2 x 100 %
1 - 0,4

= 25 +0,2 x 100 %
= 2,381

Dan seterunya untuk data berikutnya


Tabel hasil pengujian dengan metode grafis floating position
No
Curah Hujan
Tr ( % )
Rata - rata
Weibull
Hazen
Gringorten
Blom
1
71,250
3,846
2,000
2,229
2,475
2
75,700
7,692
6,000
6,210
6,436
3
76,898
11,538
10,000
10,191
10,396
4
78,755
15,385
14,000
14,172
14,356
5
79,268
19,231
18,000
18,153
18,317
6
79,999
23,077
22,000
22,134
22,277
7
80,128
26,923
26,000
26,115
26,238
8
82,263
30,769
30,000
30,096
30,198
9
84,926
34,615
34,000
34,076
34,158
10
87,000
38,462
38,000
38,057
38,119
11
87,118
42,308
42,000
42,038
42,079
12
89,241
46,154
46,000
46,019
46,040
13
89,560
50,000
50,000
50,000
50,000
14
90,216
53,846
54,000
53,981
53,960
15
91,371
57,692
58,000
57,962
57,921
16
95,933
61,538
62,000
61,943
61,881
17
97,679
65,385
66,000
65,924
65,842
18
97,709
69,231
70,000
69,904
69,802

Cunnane
2,381
6,349
10,317
14,286
18,254
22,222
26,190
30,159
34,127
38,095
42,063
46,032
50,000
53,968
57,937
61,905
65,873
69,841

19
20
21
22
23
24
25

100,226
100,934
101,666
103,723
105,104
111,098
112,387

73,077
76,923
80,769
84,615
88,462
92,308
96,154

74,000
78,000
82,000
86,000
90,000
94,000
98,000

73,885
77,866
81,847
85,828
89,809
93,790
97,771

73,762
77,723
81,683
85,644
89,604
93,564
97,525

73,810
77,778
81,746
85,714
89,683
93,651
97,619

2. Metode Analitis

Analisa pemilihan Agihan


Tabel analisis pemilihan agihan ( gumbel )
No
Xi
( Xi - X ) ( Xi - X )2
1
71,250 -19,556
382,440
2
75,700 -15,106
228,195
3
76,898 -13,908
193,445
4
78,755 -12,051
145,233
5
79,268 -11,538
133,127
6
79,999 -10,807
116,786
7
80,128 -10,678
114,018
8
82,263
-8,543
72,978
9
84,926
-5,880
34,573
10
87,000
-3,806
14,487
11
87,118
-3,688
13,599
12
89,241
-1,565
2,450
13
89,560
-1,246
1,553
14
90,216
-0,590
0,348
15
91,371
0,565
0,319
16
95,933
5,127
26,285
17
97,679
6,872
47,230

( Xi - X )3
-7479,028
-3447,153
-2690,514
-1750,242
-1536,024
-1262,086
-1217,471
-623,433
-203,283
-55,143
-50,147
-3,835
-1,935
-0,205
0,180
134,763
324,588

( Xi - X )4
146260,453
52073,177
37420,845
21092,639
17722,736
13639,085
13000,048
5325,816
1195,275
209,885
184,926
6,002
2,412
0,121
0,102
690,921
2230,715

18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Rata - rata

97,709
100,226
100,934
101,666
103,723
105,104
111,098
112,387
2270,152
90,806

6,903
9,420
10,128
10,860
12,917
14,298
20,292
21,581

47,645
88,737
102,579
117,947
166,839
204,426
411,747
465,753
3132,740

328,875
835,906
1038,939
1280,945
2154,986
2922,840
8354,977
10051,563
7108,063

2270,079
7874,262
10522,529
13911,500
27835,085
41790,101
169535,380
216925,929
801720,022

Menentukan nilai Cv, Cs dan Ck berdasarkan tabel analisi Gumbel


Curah hujan rata rata ( x ).
X

Xi
n

2270 ,152
n

= 90,806
Standar Deviasi ( Sd )

Sd

( Xi - X ) 2
( n -1)

3132,740
( 25 - 1 )

= 11,425
Koefisien Variasi ( Cv )
Cv

Sd
X
11,425

= 90,806
= 0,125
Koefisien kepencengan / kemiringan ( Cs )
n

Cs

n ( Xi - X ) 3
i =1

( n - 1 )( n - 2 )Sd 3
=

25 x 7108,063
24 x 23 x 11,425

= 0,216
Koefisien Kurtosis ( ketajaman )

Ck

n2

( Xi - X )

i =1

( n - 1 )( n - 2 )( n - 3 )Sd 4
=

25 2 x 801720,022
24 x 23 x 22 x 11,425

= 2,42
Menentukan Jenis sebaran
No
Jenis Sebaran
1
Normal
2

Log Normal

Gumbel

Log person
Tipe III

Kriteria
Cs = 0
Ck = 3
Cs = 3 Cv
Cs > 0
Cs = 1,1306
Cv = 5,4002
Kecuali
Kriteria 1,2,3

Hasil Hitungan

Cs = 0,216
Cv = 0,125
Ck = 2,42

Jadi, berdasarkan nilai Cs, Cv dan Ck yang diperoleh maka tidak ada
kriteria yang terpenuhi, sehingga dipakai sebaran Log Pearson tipe III.

Metode analisis log pearson tipe III


Tabel hasil pegujian log pearson tipe III
No
Xi
log Xi
( logXi- logX )
1
71,250
1,853
-0,105
2
75,700
1,879
-0,079
3
76,898
1,886
-0,072
4
78,755
1,896
-0,062
5
79,268
1,899
-0,059
6
79,999
1,903
-0,055
7
80,128
1,904
-0,054
8
82,263
1,915
-0,043
9
84,926
1,929
-0,029
10
87,000
1,940
-0,019
11
87,118
1,940
-0,018
12
89,241
1,951
-0,008
13
89,560
1,952
-0,006
14
90,216
1,955
-0,003
15
91,371
1,961
0,003
16
95,933
1,982
0,024
17
97,679
1,990
0,032
18
97,709
1,990
0,032
19
100,226
2,001
0,043
20
100,934
2,004
0,046
21
101,666
2,007
0,049
22
103,723
2,016
0,058
23
105,104
2,022
0,064
24
111,098
2,046
0,088

( logXi- logX )2
0,011
0,006
0,005
0,004
0,003
0,003
0,003
0,002
0,001
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,001
0,001
0,001
0,002
0,002
0,002
0,003
0,004
0,008

( logXi- logX )3
-0,0012
-0,0005
-0,0004
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0001
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0001
0,0001
0,0001
0,0002
0,0003
0,0007

25
Total
Rata - Rata

112,387
2270,152
90,806

2,051
48,870
1,955

0,093
-0,082
-0,003

0,009
0,072
0,003

0,0008
-0,0006
0,0000

Perhitungan parameter statistik log person tipe III


Nilai rata rata
X =
=

log Xi
n

48,870
25

= 1,955
Standar Deviasi
Sd ( log ) =
=

( log Xi - log X ) 2
( n -1)
0,072
( 25 - 1 )

= 0,054
Koefisien Kepencengan / kemiringan
n

Cs =

n ( log Xi - log X ) 3
i =1

( n - 1 )( n - 2 )Sd 3
=

25 x ( - 0,0006 )
24 x 23 x 0,054 3

= - 0,172
Koefisien Variasi
Cv =

Sd
X
0,054

= 1,955

= 0,0276
Mencari nilai K berdasakan tabel distribusi Log pearson tipe III
1. Periode ulang 5 tahun ( P = 20 % )
Cs

= -0,1

= 0,836

Cs

= -0,172

= .........

Cs

= -0,2

= 0,850

( - 0,172 - ( - 0,1 ))
x ( 0,850 - 0,836)
- 0,2 - ( - 0,1 )

Interpolasi nilai K = 0,836 +


= 0,84608

2. Periode ulang 10 tahun ( P = 10 % )


Cs

= -0,1

= 1,270

Cs

= -0,172

= .........

Cs

= -0,2

= 1,258

Interpolasi nilai K = 1,270 +


( - 0,172 - ( - 0,1 ))
x ( 1,258 - 1,270)
- 0,2 - ( - 0,1 )

= 1,261
3. Periode ulang 20 tahun ( P = 5 % )
Interpolasi untuk mencari T20 tahun antara 10 tahun dan 25
tahun
Cs

= -0,1

T10

= 1,27

T20

= .................

T25

= 1,761

Interpolasi nilai K = 1,27+

( 20 - 10 )
x ( 1,761 - 1,270)
( 25 - 10 )

= 1,6
Cs = -0,2

T10

= 1,258

T20

= .................

T25

= 1,68

Interpolasi nilai K = 1,258+

( 20 - 10 )
x ( 1,68 - 1,258)
( 25 - 10 )

= 1,54
Cs = -0,1

= 1,6

Cs = -0,172

= .........

Cs = -0,2

= 1,54

Interpolasi nilai K = 1,6+

( - 0,172 - ( - 0,1 ))
x ( 1,54 - 1,6)
- 0,2 - ( - 0,1 )

= 1,56
4. Periode ulang 50 tahun ( P = 2 % )
Cs

= -0,1

=2

Cs

= -0,172

= .........

Cs

= -0,2

= 1,945

Interpolasi nilai K = 2+

( - 0,172 - ( - 0,1 ))
x ( 1,945 - 2)
- 0,2 - ( - 0,1 )

= 1,96

5. Periode ulang 100 tahun ( P = 1 % )


Cs

= -0,1

= 2,252

Cs

= -0,172

= .........

Cs

= -0,2

= 2,178

Interpolasi nilai K = 2,252 +

( - 0,172 - ( - 0,1 ))
x ( 2,178 - 2,252)
- 0,2 - ( - 0,1 )

= 2,2
6. Periode ulang 500 tahun ( P = 0,2 % )
Interpolasi untuk mencari T20 tahun antara 10 tahun dan 25
tahun
Cs = -0,1

T200 :

= 2,482

T500 :

= .................

T1000 :

= 3,95

Interpolasi nilai K = 2,782+

( 20 - 10 )
x ( 3,95 - 2,482)
( 25 - 10 )

= 3,76
Cs = -0,2

T200 :

= 2,388

T500 :

= .................

T1000 :

= 2,81

Interpolasi nilai K = 2,388+

( 20 - 10 )
x ( 2,81 - 2,388)
( 25 - 10 )

= 2,67
Cs = -0,1

= 3,76

Cs = -0,172

= .........

Cs = -0,2

= 2,67

Interpolasi nilai K = 3,76 +

( - 0,172 - ( - 0,1 ))
x ( 2,67 - 3,76)
- 0,2 - ( - 0,1 )

= 2,97
7. Periode ulang 1000 tahun ( P = 0,1 % )
Cs = -0,1

= 3,95

Cs = -0,172

= .........

Cs = -0,2

= 2,81

Interpolasi nilai K

= 3,95 +

( - 0,172 - ( - 0,1 ))
x ( 2,81 - 3,95)
- 0,2 - ( - 0,1 )

= 3,13

Perhitungan curah hujan dengan cara analitis log pearson tipe III
Rumus :
Log XT

= log X + K Sd ( log )

1. Periode ulang 5 tahun


Log XT

= 1,955 + ( 0,84068 x 0,054 )


= 2,0004

XT

= 100,1 mm

2. Periode ulang 10 tahun


Log XT

= 1,955 + ( 1,261 x 0,054 )


= 2,023

XT

= 105,4 mm

3. Periode ulang 20 tahun


Log XT

= 1,955 + ( 1,56 x 0,054 )


= 2,04

XT

= 109,6 mm

4. Periode ulang 50 tahun


Log XT

= 1,955 + ( 1,96 x 0,054 )


= 2,06

XT

= 115 mm

5. Periode ulang 100 tahun


Log XT

= 1,955 + ( 2,2 x 0,054 )


= 2,07

XT

= 117,5 mm

6. Periode ulang 500 tahun


Log XT

= 1,955 + ( 2,97 x 0,054 )


= 2,11

XT

= 128,8 mm

7. Periode ulang 1000 tahun


Log XT

= 1,955 + ( 3,13 x 0,054 )


= 2,12

XT

= 131,8 mm

Pengujian Chi kuadrat


1. Penentuan jumlah kelas dengan persamaan Sturgest :
K

= 1 + 3,322 log n
= 1 + 3,322 log ( 25 )
= 1 + 4,6446
= 5,6446

2. Penentuan range atau jumlah kelas


R = nilai data terbesar nilai data terkecil
= 112,387 71,250
= 41,137 mm
3. Penentuan interval kelas
I

R
k

41,137
6

= 6,856
4. Pembagian Interval
P1 = nilai data terkecil + Interval kelas

= 71,250 + 6,856
= 78,106 mm
P2 = 78,106 + 6,856
= 84,962 mm
P3 = 84,962 + 6,856
= 91,818 mm
P4 = 91,818 + 6,856
= 98,674 mm
P5 = 98,674 + 6,856
= 105,53 mm
P6 = 105,53 + 6,856
= 112,386 mm

Tabel analisa sebaran


Interval ( p )
P < 78,106
78,106< P < 84,962
84,962< P < 91,818
91,818< P < 98,674
98,674< P < 105,53
105,53< P < 112,386
Jumlah

Oi
3
6
6
3
5
2
25

Ei
4,167
4,167
4,167
4,167
4,167
4,167
25,002

( Oi - Ei )
1,167
-1,833
-1,833
1,167
-0,833
2,167
0,002

( Oi - Ei )2
1,362
3,360
3,360
1,362
0,694
4,696
14,833

5. Menentukan Ei ( sebaran )
Ei =
=

n
k

25
6

= 4,167
6.

Mencari derajat kebebasan


Dk = k ( p + 1 )
=6(2+1)
=3
P = 2 untuk distribusi normal

Dengan menggunakan derajat kepercayaan ( ) = 5


% dan nilai Dk = 3 sehingga berdasarkan tabel nilai
kritis untuk distribusi chi - kuadrat ( uji satu sisi )
diperoleh nilai derajat kepercayaan sebesar 7,815.
7.

Uji kecocokan
Untuk derajat kebebasan ( )
X2 hitungan
=

( Oi - Ei ) 2
Ei

14,833
25

0,6

=5%

< X2 tabel
< 7,815
< 7,815
< 7,815

Jadi, dari hasil pengujian chi - kuadrat, maka persamaan log


pearson tipe III yang digunakan untuk cara analitis dianggap
benar dan dapat diterima.
Uji Smirnov Kolmogorof
Uji smirnov kolmogorof
No
Xi
p = m/( n+1)
m
x 100 %
1
71,250
3,846
2
75,700
7,692
3
76,898
11,538
4
78,755
15,385
5
79,268
19,231
6
79,999
23,077
7
80,128
26,923
8
82,263
30,769
9
84,926
34,615
10
87,000
38,462
11
87,118
42,308
12
89,241
46,154
13
89,560
50,000
14
90,216
53,846
15
91,371
57,692
16
95,933
61,538
17
97,679
65,385
18
97,709
69,231
19 100,226
73,077
20 100,934
76,923
21 101,666
80,769
22 103,723
84,615
23 105,104
88,462
24 111,098
92,308

p' ( grafis )
5,4
9
14
15
18
22
27
30
34
38
42
46
50
53
56,5
61
65
68,5
73
76
79
75
81
92

selisih
( p - p' )
1,554
1,308
2,462
0,385
1,231
1,077
0,077
0,769
0,615
0,462
0,308
0,154
0,000
0,846
1,192
0,538
0,385
0,731
0,077
0,923
1,769
9,615
7,462
0,308

25

112,387

96,154

95

1,154

Menentukan maks :
maks =

maks berdasarka n tabel dan grafik


100

9,165
100

= 0,096
Dari perhitungan di tabel didapat :
D max

= 0,096 dan data pada m = 22

Untuk derajat kepercayaan 5 % dan n = 25


Didapatkan nilai D0 = 0,27 berdasarkan tabel nilai kritis Do untuk uji smirnov
kolmogorof.
Dan karena nilai D max lebih kecil dari Do ( 0,096 < 0,27 ) maka persebaran
yang telah digunakan untuk cara Weibull yaitu berupa garis lurus yang telah
dibuat dapat diterima dan dianggap benar untuk menentukan curah hujan
rancangan pada periode ulang tertentu untuk cara grafis.

BAB VI
HIDROGRAF BANJIR RANCANGAN
6.1 Landaan Teori
Hidrograf adalah diagram yang menggambarkan variasi debit atau
permukaan air menurut waktu. Sedangkan hidrograf satuannya adalah suatu
limpasan langsung yang di akibatkan oleh suatu volume hujan efektif, yang
terbagi dalam ruang dan waktu.
Hidrograf satuan klasik tidak bisa dibuat karena tidak ada alat atau
keterbatasan alat dan tidak ada AWLR. Oleh karena itu, dibuatlah hidrograf
satuan sintesis/ tiruan. Hidrograf satuan sintesis adalah hidrograf satuan yang
diturunkan karena tidak mempunyai data AWLR dan data hujan jam jaman
( kareana alat yang digunakan adalah untuk mengukur hujan secara manual atau
harian ).
Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai sungai yang sedikit
sekali dilakukan observasi hidrograf banjirnya, maka perlu dicari karakteristik
atau parameter daerah pengaliran tersebut terlebih dahulu. Misalnya, waktu untuk
mencapai puncak hidrograf, lebar dasar, luas kemiringan, panjang alur terpancang,

koefisien limpasan, dan sebagainya. Dalam hal ini, biasanya digunakan hidrograf
hidrograf sintetik, dimana parameter parameternya harus disesuaikan terlebih
dahulu dengan karakteristik dengan pengaliran yang ditinjau.
Ada dua cara / metode yang diguanakan untuk membuat hidrograf
satuan sintetik, antara lain :
1. Hidrograf satuan sintetik SNYDER
Ditemukan oleh F.F. SNYDER pada tahun 1938 dari Amerika Serikat.
2. Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU
Ditemukan oleh NAKAYASU ( dari jepang ) yang telah menyelidiki hidrograf
satuan pada beberapa sungai dijepang.
6.1.1 Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU
Langkah langkah dan rumus yang digunakan dalam pengerjaan
dengan metode NAKAYASU adalah sebagai berikut :

1. Mencari nilai waktu konsentrasi ( tg )


Untuk L < 15 km
Tg

= 0,21L0,7...........................................................................

Untuk L > 15 km
Tg

= 0,4 + 0,058 L..................................................................

Dimana :
L : panjang alur sungai ( km )
Tg : waktu konsentrasi ( jam )
2. Mencari nilai waktu satuan hujan ( tr )
Tr = 0,5 Tg ( jam )...........................................................................

3. Mencari nilai tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak


( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr ( jam ).....................................................................

4. Mencari waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dari debit


puncak sampai menjadi 30 % dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = Tg ( jam )................................................................................. 5
Dimana :
Untuk daerah pengaliran biasa, = 2

Untuk bagian naik hidrograf yang lambat, bagian menurun yang cepat
( terjadi pada daerah yang sangat landai ), = 1,5
Untuk bagian naik hidrograf yang sangat cepat, bagian menurun yang
lambat ( terjadi pada daerah curam ), = 3
5. Mencari nilai debit puncak banjir ( Qp )
Qp yang dimaksud disini bukanlah debit maksimum pada penggambaran
hidrograf
C A Ro

3
Qp = 3,6 ( 0,3 Tp + T ) ( m / dt ) ....................................................
0,3

6
Dimana :
C = koefisien pengaliran limpasan
A = luas DAS ( Km2 )
Ro = hujan satuan ( 1 mm )
6. Menetukan bagian lengkung naik ( rising Climb ) hidrograf satuan ( Qa
)
1

Qa = Qp ( Tp ) 2,4................................................................................ 7
7. Menentukan bagian lengkung turun ( decreasing limb ) hidrograf
satuan
Qd

( Qd ).
> 0,3 Qp
t - Tp

Qd = 0,3 Qp ^ ( T
)....................................................................... 8
0,3
0,3 Qp > Qd > 0,32 Qp
Qd = 0,3 Qp ^ (

( t - Tp ) + ( 0,5 .T0,3 )
1,5 T0,3

)..............................................

9
0,32 Qp > Qd
Qd = 0,3 Qp ^

( t - Tp ) + ( 0,5 .T0,3 )
2 T0,3

)................................................10

Gambar hidrograf banjir rancangan metode NAKAYASU

Debit Puncak ( Qp )
0,8 Tr

Tg

lengkung naik ( Qa )

lengkung turun ( Qp )
Qp

0,3 Qp
0,32 Qp

Tp
T0,3
1,5 T0,3
8. Menghitung sebaran hujan jam jaman ( RT )
RT

= (

R 24
t
) ( ) 2 / 3 ............................................................................... 11
T
t

Dimana : RT

= intensitas hujan rata rata dalam T jam

R24

= curah hujan efektif dalam 1 hari

= waktu konsentrasi hujan

= waktu mulai hujan

9. Menghitung nisbah jam jaman ( Rt )


Rt
Dimana : Rt

= T RT ( T 1 ) ( RT 1 )...........................................

12

= persentase intensitas hujan rata rata dalam t jam

RT - 1 = nilai intensitas hujan dalam t jam


= nilai RT sebelumnya
9. Menghitung hujan efektif ( Rc )
Rc = Rt x Rn...............................................................................13
Rn = C R..................................................................................
Dimana :

= koefisien pengaliran

= hujan rancangan periode ulang

11. Dibuat ordinat hidrograf satuan


Sehingga diperoleh nilai Q total = base flow + Rc

14

Dibuat grafik yang menghubungkan t sebagai sumbu x dengan Q total


sebagai sumbu y dan di peroleh hidrograf satuan sintetik dengan metode
NAKAYASU.
( Sumber : Soemarto. 1987. Hidrologi Teknik Usaha Nasional, Surabaya )

6.1.2 Perhitungan
Untuk Periode Ulang 100 Tahun
Diketahui :
= 20,377 m3/ dt

Base Flow

Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km

= 2,0316

= 0,48

Luas DAS ( A )

= 79,185 km2

Hujan rancangan periode ulang 100 tahun


1. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg

= 0,4 + 0,058 L

= 117,5 mm

= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )


= 1,582 jam
2. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr

= 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam

3. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )


Tp

= Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam

Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam


4. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3

= x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam

Diambil

T0,3

= 3 jam

5. Debit puncak banjir


Qp

C A Ro

= 3,6 ( 0,3 Tp + T )
0,3
0,48 x 79,185 x 1

= 3,6 ( 0,3x2 +3 )
= 2,932 m3/ dt

6. Durasi hujan di indonesia antara 3 7 jam , maka untuk perhitungan


digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
a. Sebaran hujan jam jaman ( RT )
RT = (

R 24
t
) ( ) 2/3 , t
t
T

= durasi 5 jam

b. Nisbah hujan jam jaman ( Rt )


Rt = T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
RT = RT sebelumnya
c. Re

= Rt x Rn

R100

= C x R100

= 0,48 x 117,5
= 56,4 mm
Jam ke 1 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
1

= 0,585 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 1 x 0,585 R24 ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24

Re

= Rt x R100
= 0,585 x 56,4
= 32,994 mm

Jam ke 2 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
2

= 0,368 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 2 x 0,368 R24 ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24

Re

= Rt x R100
= 0,151 x 56,4
= 8,5164 mm

Jam ke 3 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
3

= 0,2811 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 3 x 0,2811 R24 ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24

Re

= Rt x R100
= 0,107 x 56,4
= 6,0348 mm

Jam ke 4 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
4

= 0,2320 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 4 x 0,2320 R24 ( 4-1 ) (0,2811 R24 )

= 0,085 R24
Re

= Rt x R100
= 0,085 x 56,4
= 4,794 mm

Jam ke 5 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
5

= 0,2 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 5 x 0,2 R24 ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24

Re

= Rt x R100
= 0,072 x 56,4
= 4,0608 mm

Untuk Periode Ulang 5 Tahun


Diketahui :
= 20,377 m3/ dt

Base Flow

Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km

= 2,0316

= 0,48

Luas DAS ( A )

= 79,185 km2

Hujan rancangan periode ulang 5 tahun

= 100,1 mm

7. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg

= 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam

8. Waktu satuan hujan ( Tr )


Tr

= 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam

9. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )


Tp

= Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )

= 2,21 jam
Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam
10. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3

= x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam

Diambil

T0,3

= 3 jam

11. Debit puncak banjir


Qp

C A Ro

= 3,6 ( 0,3 Tp + T )
0,3
0,48 x 79,185 x 1

= 3,6 ( 0,3x2 +3 )
= 2,932 m3/ dt

12. Durasi hujan di indonesia antara 3 7 jam , maka untuk perhitungan


digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
c. Sebaran hujan jam jaman ( RT )
RT = (

R 24
t
) ( ) 2/3 , t
t
T

= durasi 5 jam

d. Nisbah hujan jam jaman ( Rt )


Rt = T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
RT = RT sebelumnya
e.

Rc = Rt x Rn
R 5 = C x R5
= 0,48 x 100,1
= 48,048 mm

Jam ke 1 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
1

= 0,585 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 1 x 0,585 R24 ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24

Re

= Rt x R5

= 0,585 x 48,048
= 28,108 mm
Jam ke 2 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
2

= 0,368 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 2 x 0,368 R24 ( 2-1 ) (0,585 R24)
= 0,151 R24

Re

= Rt x R5
= 0,151 x 48,048
= 7,2552 mm

Jam ke 3 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
3

= 0,2811 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 3 x 0,2811 R24 ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24

Re

= Rt x R5
= 0,107 x 48,048
= 5,141 mm

Jam ke 4 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
4

= 0,2320 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 4 x 0,2320 R24 ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24

Re

= Rt x Rn
= 0,085 x 48,048
= 4,084 mm

Jam ke 5 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
5

= 0,2 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 5 x 0,2 R24 ( 5-1 ) (0,2320 R24 )

= 0,072 R24
Re

= Rt x Rn
= 0,072 x 48,048
= 3,459 mm

Untuk Periode Ulang 10 Tahun


Diketahui :
= 20,377 m3/ dt

Base Flow

Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km

= 2,0316

= 0,48
= 79,185 km2

Luas DAS ( A )

Hujan rancangan periode ulang 10 tahun

= 105,4 mm

13. Waktu konsentrasi ( Tg )


Untuk L > 15 km
Tg

= 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam

14. Waktu satuan hujan ( Tr )


Tr

= 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam

15. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp

= Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam

Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam


16. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3

= x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam

Diambil

T0,3

= 3 jam

17. Debit puncak banjir


Qp

C A Ro

= 3,6 ( 0,3 Tp + T )
0,3
0,48 x 79,185 x 1

= 3,6 ( 0,3x2 +3 )
= 2,932 m3/ dt

18. Durasi hujan di indonesia antara 3 7 jam , maka untuk perhitungan


digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
e. Sebaran hujan jam jaman ( RT )
RT = (

R 24
t
) ( ) 2/3 , t
t
T

= durasi 5 jam

f. Nisbah hujan jam jaman ( Rt )


Rt = T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
RT = RT sebelumnya
g. Re = Rt x Rn
R10 = C x R10
= 0,48 x 105,4
= 50,592 mm
Jam ke 1 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
1

= 0,585 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 ) R24
= 1 x 0,585 R24 ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24

Rc

= Rt x R10
= 0,585 x 50,592
= 29,596 mm

Jam ke 2 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
2

= 0,368 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 2 x 0,368 R24 ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24

Re

= Rt x R10

= 0,151 x 50,592
= 7,639 mm
Jam ke 3 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
3

= 0,2811 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 3 x 0,2811 R24 ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24

Re

= Rt x R10
= 0,107 x 50,592
= 5,413 mm

Jam ke 4 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
4

= 0,2320 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 4 x 0,2320 R24 ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24

Re

= Rt x R10
= 0,085 x 50,592
= 4,3 mm

Jam ke 5 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
5

= 0,2 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 5 x 0,2 R24 ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24

Re

= Rt x R10
= 0,072 x 50,592
= 3,642 mm

Untuk Periode Ulang 20 Tahun


Diketahui :
Base Flow

= 20,377 m3/ dt

Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km

= 2,0316

= 0,48

Luas DAS ( A )

= 79,185 km2

Hujan rancangan periode ulang 20 tahun

= 109,6 mm

19. Waktu konsentrasi ( Tg )


Untuk L > 15 km
Tg

= 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam

20. Waktu satuan hujan ( Tr )


Tr

= 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam

21. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp

= Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam

Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam


22. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3

= x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam

Diambil

T0,3

= 3 jam

23. Debit puncak banjir


Qp

C A Ro

= 3,6 ( 0,3 Tp + T )
0,3
0,48 x 79,185 x 1

= 3,6 ( 0,3x2 +3 )
= 2,932 m3/ dt

24. Durasi hujan di indonesia antara 3 7 jam , maka untuk perhitungan


digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :

g. Sebaran hujan jam jaman ( RT )


RT = (

R 24
t
) ( ) 2/3 , t
t
T

= durasi 5 jam

h. Nisbah hujan jam jaman ( Rt )


Rt = T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
RT = RT sebelumnya
i. Re

= Rt x Rn

R20 = C x R20
= 0,48 x 109,6
= 52,608 mm
Jam ke 1 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
1

= 0,585 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 1 x 0,585 R24 ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24

Re

= Rt x R20
= 0,585 x 52,608
= 30,775 mm

Jam ke 2 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
2

= 0,368 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 2 x 0,368 R24 ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24

Re

= Rt x R20
= 0,151 x 52,608
= 7,9438 mm

Jam ke 3 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
3

= 0,2811 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 3 x 0,2811 R24 ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24

Re

= Rt x R20
= 0,107 x 52,608
= 5,629 mm

Jam ke 4 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
4

= 0,2320 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 4 x 0,2320 R24 ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24

Re

= Rt x R20
= 0,085 x 52,608
= 4,47168 mm

Jam ke 5 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
5

= 0,2 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 5 x 0,2 R24 ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24

Re

= Rt x R20
= 0,072 x 52,608
= 3,787 mm

Untuk Periode Ulang 50 Tahun


Diketahui :
= 20,377 m3/ dt

Base Flow

Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km

= 2,0316

= 0,48

Luas DAS ( A )

= 79,185 km2

Hujan rancangan periode ulang 50 tahun

= 115 mm

25. Waktu konsentrasi ( Tg )


Untuk L > 15 km
Tg

= 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam

26. Waktu satuan hujan ( Tr )


Tr

= 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam

27. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp

= Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam

Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam


28. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3

= x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam

Diambil

T0,3

= 3 jam

29. Debit puncak banjir


Qp

C A Ro

= 3,6 ( 0,3 Tp + T )
0,3
0,48 x 79,185 x 1

= 3,6 ( 0,3x2 +3 )
= 2,932 m3/ dt

30. Durasi hujan di indonesia antara 3 7 jam , maka untuk perhitungan


digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
i. Sebaran hujan jam jaman ( RT )
RT = (

R 24
t
) ( ) 2/3 , t
t
T

= durasi 5 jam

j. Nisbah hujan jam jaman ( Rt )


Rt = T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
RT = RT sebelumnya
k. Re
R50

= Rt x Rn
= C x R50
= 0,48 x 115
= 55,2 mm

Jam ke 1 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
1

= 0,585 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 1 x 0,585 R24 ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24

Re

= Rt x R50
= 0,585 x 55,2
= 32,292 mm

Jam ke 2 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
2

= 0,368 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 2 x 0,368 R24 ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24

Re

= Rt x R50
= 0,151 x 55,2
= 8,3352 mm

Jam ke 3 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
3

= 0,2811 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 3 x 0,2811 R24 ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24

Re

= Rt x R50
= 0,107 x 55,2
= 5,9064 mm

Jam ke 4 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
4

= 0,2320 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 4 x 0,2320 R24 ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24

Re

= Rt x R50

= 0,085 x 55,2
= 4,692 mm
Jam ke 5 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
5

= 0,2 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 5 x 0,2 R24 ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24

Re

= Rt x R50
= 0,072 x 55,2
= 3,9744 mm

Untuk Periode Ulang 500 Tahun


Diketahui :
= 20,377 m3/ dt

Base Flow

Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km

= 2,0316

= 0,48

Luas DAS ( A )

= 79,185 km2

Hujan rancangan periode ulang 500 tahun

= 128,8 mm

31. Waktu konsentrasi ( Tg )


Untuk L > 15 km
Tg

= 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam

32. Waktu satuan hujan ( Tr )


Tr

= 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam

33. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp

= Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam

Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam

34. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3

= x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam

Diambil

T0,3

= 3 jam

35. Debit puncak banjir


Qp

C A Ro

= 3,6 ( 0,3 Tp + T )
0,3
0,48 x 79,185 x 1

= 3,6 ( 0,3x2 +3 )
= 2,932 m3/ dt

36. Durasi hujan di indonesia antara 3 7 jam , maka untuk perhitungan


digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
k. Sebaran hujan jam jaman ( RT )
RT = (

R 24
t
) ( ) 2/3 , t
t
T

= durasi 5 jam

l. Nisbah hujan jam jaman ( Rt )


Rt = T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
RT = RT sebelumnya
m.

Re

= Rt x Rn

R500 = C x R
= 0,48 x 128,8
= 61,824 mm
Jam ke 1 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
1

= 0,585 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 1 x 0,585 R24 ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24

Rc

= Rt x R500
= 0,585 x 61,824

= 36,167 mm
Jam ke 2 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
2

= 0,368 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 2 x 0,368 R24 ( 2-1 ) (0,585 R24 )
= 0,151 R24

Re

= Rt x R500
= 0,151 x 61,824
= 9,335 mm

Jam ke 3 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
3

= 0,2811 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 3 x 0,2811 R24 ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24

Re

= Rt x R500
= 0,107 x 61,824
= 6,615 mm

Jam ke 4 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
4

= 0,2320 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 4 x 0,2320 R24 ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24

Re

= Rt x R500
= 0,085 x 61,824
= 5,25504 mm

Jam ke 5 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
5

= 0,2 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 5 x 0,2 R24 ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24

Re

= Rt x R500
= 0,072 x 61,824
= 4,451 mm

Untuk Periode Ulang 1000 Tahun


Diketahui :
= 20,377 m3/ dt

Base Flow

Panjang Sungai ( L ) = 20,387 km

= 2,0316

= 0,48
= 79,185 km2

Luas DAS ( A )

Hujan rancangan periode ulang 1000 tahun = 131,8 mm


37. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L > 15 km
Tg

= 0,4 + 0,058 L
= 0,4 + 0,058 ( 20,387 )
= 1,582 jam

38. Waktu satuan hujan ( Tr )


Tr

= 0,5 Tg
= 0,5 ( 1,582 )
= 0,791 jam

39. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp

= Tg + 0,8 Tr
= 1,582 + 0,8 ( 0,791 )
= 2,21 jam

Tp > 1,5 diambil Tp = 2 jam


40. Waktu yang diperlukan untuk perumusan debit dan debit sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3

= x Tg
= 2,0136 x 1,582
= 3,1855 jam

Diambil

T0,3

= 3 jam

41. Debit puncak banjir


Qp

C A Ro

= 3,6 ( 0,3 Tp + T )
0,3
0,48 x 79,185 x 1

= 3,6 ( 0,3x2 +3 )
= 2,932 m3/ dt

42. Durasi hujan di indonesia antara 3 7 jam , maka untuk perhitungan


digunakan hujan efektif = 5 jam
Rumus yang digunakan :
m. Sebaran hujan jam jaman ( RT )
RT = (

R 24
t
) ( ) 2/3 , t
t
T

= durasi 5 jam

n. Nisbah hujan jam jaman ( Rt )


Rt = T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
RT = RT sebelumnya
o.

Re = Rt x Rn
R1000 = C x R
= 0,48 x 131,8
= 63,264 mm

Jam ke 1 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
1

= 0,585 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 1 x 0,585 R24 ( 1-1 ) R24
= 0,585 R24

Re

= Rt x R1000
= 0,585 x 63,264
= 37,009 mm

Jam ke 2 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
2

= 0,368 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 2 x 0,368 R24 ( 2-1 ) (0,585 R24)
= 0,151 R24

Rc

= Rt x R1000

= 0,151 x 63,264
= 9,552 mm
Jam ke 3 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
3

= 0,2811 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 3 x 0,2811 R24 ( 3-1 ) (0,368 R24 )
= 0,107 R24

Re

= Rt x R1000
= 0,107 x 63,264
= 6,769 mm

Jam ke 4 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
4

= 0,2320 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 4 x 0,2320 R24 ( 4-1 ) (0,2811 R24 )
= 0,085 R24

Re

= Rt x R1000
= 0,085 x 63,264
= 5,377 mm

Jam ke 5 : RT

=(

R 24
5
) ( ) 2/3
5
5

= 0,2 R24
Rt

= T x RT ( T 1 ) (RT 1 )
= 5 x 0,2 R24 ( 5-1 ) (0,2320 R24 )
= 0,072 R24

Re

= Rt x R1000
= 0,072 x 63,264
= 4,555 mm

43. Limpasan sebelum mencapai debit pencak ( Qo ) / lengkung naik


Interval 0 < t < Tp
0< t < 2

2,4
Qo = Qp ( Tp )

2,4
= 2,932 ( Tp )

44. Limpasan saat lengkung turun 1 ( Qd1 )


Interval Tp < t < Tp + T0,3
2<t<2+3
2<t<5
t-2
)
T0.3

Qd1

= Qp x 0,3 ^ (

Qd1

= 2,932 x 0,3 ^ (

t-2
)
3

45. Limpasan saat lengkung turun II ( Qd2 )


Interval Tp + T0,3 < t < ( Tp + T0,3 + (1,5 x T0,3 ) )
2 + 3 < t < ( 2 + 3 + (1,5 x 3 ) )
5 < t < 9,5
( t - 2 ) + ( 0,5 x T0,3 )

Qd2

= Qp x 0,3 ^ (

Qd2

= 2,932 x 0,3 ^ (

1,5 x T0,3

( t - 2 ) +1,5
)
4,5

46. Limpasan saat lengkung turun III ( Qd3 )


Interval : t > Tp + T0,3 + 1,5 T0,3
t > 2 + 3 + 1,5 ( 3 )
t > 2 + 3 + 4,5
t > 9,5
( t - Tp ) + ( 1,5 x T0,3 )

Qd3

= Qp x 0,3 ^ (

Qd3

= 2,932 x 0,3 ^ (
1. Kurva naik
Interval 0 < t < 2
Jam Ke0
1
2

0
0,55551
2,932

2. Kurva turun I
Interval 2 < t < 5
Jam ke -

2 x T0,3

( t - 2 ) + 4,5
)
6

3
4
5

1,963
1,314
0,880

3. Kurva turun II
Interval 5< t < 9,5
Jam ke6
0,673
7
0,515
8
0,394
9
0,302
4. Kurva III
Interval t > 9,5
Jam ke 10
0,23869
11
0,19529
12
0,15979
13
0,13074
14
0,10697
15
0,08752
16
0,07161
17
0,05859
18
0,04794
19
0,03922
20
0,03209
21
0,02626
22
0,02148
23
0,01758
24
0,01438

11. Langkah perhitungan tabel hidrograf banjir untuk kala ulang 100 tahun
Kolom ke 2

Qp

= diambil dari nilai Qo, Qd1, Qd2 dan Qd3

Kolom ke 3

Re1

= 32,994Qp

Kolom ke 4

Re2

= 8,5164Qp

Kolom ke 5

Re3

= 6,0348Qp

Kolom ke 6

Re4

= 4,794Qp

Kolom ke 7

Re5

= 4,068Qp

Kolom ke - 9

Q total

= Base flow + Re1 + Re 2 + Re3 + Re 4 + Re 5

Dan hasilnya tersedia dalam tabel berikut


12. Tabel hasil perhitungan
TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 100 TAHUN
Jam
(t)
0
1

Qp
( M3/dt )
0,0000
0,5555

R1
32,994
0,0000
18,3285

R2
8,516
0,0000

R3
6,035

R4
4,794

R5
4,068

Base flow
( M3/dt )
20,3770
20,3770

Q Total
( M3/dt )
20,3770
38,7055

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

2,9320
1,9628
1,3139
0,8796
0,6731
0,5151
0,3942
0,3017
0,2387
0,1953
0,1598
0,1307
0,1070
0,0875
0,0716
0,0586
0,0479
0,0392
0,0321
0,0263
0,0215
0,0176
0,0144

96,7384
64,7599
43,3524
29,0215
22,2088
16,9953
13,0057
9,9527
7,8753
6,4435
5,2720
4,3135
3,5292
2,8876
2,3626
1,9330
1,5816
1,2940
1,0588
0,8663
0,7088
0,5799
0,4745

4,7307
24,9689
16,7150
11,1896
7,4907
5,7323
4,3866
3,3569
2,5689
2,0327
1,6631
1,3607
1,1133
0,9109
0,7453
0,6098
0,4989
0,4082
0,3340
0,2733
0,2236
0,1829
0,1497
0,1225

0,0000
3,3524
17,6940
11,8450
7,9294
5,3082
4,0621
3,1085
2,3788
1,8204
1,4404
1,1786
0,9643
0,7890
0,6455
0,5282
0,4321
0,3536
0,2893
0,2367
0,1937
0,1584
0,1296
0,1061
0,0868

0,0000
2,6631
14,0560
9,4096
6,2991
4,2168
3,2269
2,4694
1,8897
1,4461
1,1443
0,9362
0,7660
0,6267
0,5128
0,4196
0,3433
0,2809
0,2298
0,1880
0,1538
0,1259
0,1030
0,0843
0,0689

0,0000
2,2598
11,9274
7,9846
5,3451
3,5782
2,7382
2,0954
1,6035
1,2271
0,9710
0,7945
0,6500
0,5318
0,4351
0,3560
0,2913
0,2383
0,1950
0,1595
0,1305
0,1068
0,0874
0,0715
0,0585

20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

121,8461
113,4582
100,8016
88,7489
79,3428
62,6964
51,3934
43,6002
38,4076
34,6587
31,8022
29,6012
27,8911
26,5250
25,4072
24,4926
23,7444
23,1321
22,6312
22,2214
21,8861
21,6117
21,3872
20,8153
20,6354
20,5174
20,4355

Dan untuk kala ulang 5, 10, 20, 50, 500 dan 1000 tahun mengikuti rumus
diatas.
TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 5 TAHUN
Jam
(t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Qp
( M3/dt )
0,0000
0,5555
2,9320
1,9628
1,3139
0,8796
0,6731
0,5151
0,3942
0,3017
0,2387
0,1953
0,1598
0,1307
0,1070
0,0875
0,0716
0,0586
0,0479
0,0392

R1
28,108
0,0000
15,6143
82,4127
55,1697
36,9324
24,7238
18,9199
14,4785
11,0797
8,4788
6,7091
5,4893
4,4913
3,6747
3,0066
2,4600
2,0127
1,6468
1,3474
1,1024

R2
7,255

R3
5,141

R4
4,084

R5
3,459

0,0000
4,0303
21,2722
14,2403
9,5330
6,3817
4,8836
3,7372
2,8599
2,1885
1,7317
1,4169
1,1593
0,9485
0,7761
0,6350
0,5195
0,4251
0,3478

0,0000
2,8559
15,0734
10,0906
6,7550
4,5220
3,4605
2,6481
2,0265
1,5508
1,2271
1,0040
0,8215
0,6721
0,5499
0,4499
0,3681
0,3012

0,0000
2,2687
11,9743
8,0160
5,3662
3,5923
2,7490
2,1037
1,6098
1,2319
0,9748
0,7976
0,6526
0,5339
0,4369
0,3574
0,2924

0,0000
1,9215
10,1418
6,7892
4,5449
3,0425
2,3283
1,7817
1,3635
1,0434
0,8256
0,6755
0,5527
0,4522
0,3700
0,3027

Base flow
( M3/dt )
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

Q Total
( M3/dt )
20,3770
35,9913
106,8200
99,6749
88,8919
78,6202
70,5914
56,4166
46,7916
40,1554
35,7331
32,5404
30,1077
28,2332
26,7768
25,6132
24,6612
23,8823
23,2450
22,7236

20
21
22
23
24

0,0321
0,0263
0,0215
0,0176
0,0144

0,9020
0,7380
0,6038
0,4940
0,4042

0,2846
0,2328
0,1905
0,1559
0,1275
0,1043

0,2464
0,2016
0,1650
0,1350
0,1104
0,0904
0,0739

0,2393
0,1958
0,1602
0,1311
0,1072
0,0877
0,0718
0,0587

0,2477
0,2027
0,1658
0,1357
0,1110
0,0908
0,0743
0,0608
0,0497

20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

22,2969
21,9479
21,6623
21,4286
21,2374
20,7502
20,5970
20,4965
20,4267

Base flow
( M3/dt )
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

Q Total
( M3/dt )
20,3770
36,8179
111,3960
103,8719
92,5179
81,7022
73,2485
58,3236
48,1894
41,2020
36,5457
33,1841
30,6226
28,6490
27,1155
25,8903
24,8879
24,0678
23,3968
22,8477
22,3985

TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 10 TAHUN


Jam
(t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Qp
( M3/dt )
0,0000
0,5555
2,9320
1,9628
1,3139
0,8796
0,6731
0,5151
0,3942
0,3017
0,2387
0,1953
0,1598
0,1307
0,1070
0,0875
0,0716
0,0586
0,0479
0,0392
0,0321

R1
29,596
0,0000
16,4409
86,7755
58,0904
38,8876
26,0326
19,9215
15,2450
11,6663
8,9276
7,0643
5,7799
4,7290
3,8693
3,1658
2,5902
2,1193
1,7340
1,4187
1,1608
0,9497

R2
7,639

R3
5,413

R4
4,300

R5
3,642

0,0000
4,2435
22,3975
14,9937
10,0372
6,7193
5,1419
3,9349
3,0112
2,3043
1,8233
1,4918
1,2206
0,9987
0,8171
0,6686
0,5470
0,4476
0,3662
0,2996

0,0000
3,0070
15,8709
10,6245
7,1124
4,7613
3,6436
2,7883
2,1337
1,6328
1,2920
1,0571
0,8649
0,7077
0,5790
0,4737
0,3876
0,3171
0,2595

0,0000
2,3887
12,6076
8,4399
5,6500
3,7823
2,8944
2,2149
1,6950
1,2971
1,0264
0,8398
0,6871
0,5622
0,4600
0,3763
0,3079
0,2519

0,0000
2,0232
10,6783
7,1484
4,7854
3,2035
2,4515
1,8760
1,4356
1,0986
0,8693
0,7113
0,5819
0,4761
0,3896
0,3187
0,2608

21
22
23
24

0,0263
0,0215
0,0176
0,0144

0,7771
0,6358
0,5202
0,4256

0,2451
0,2006
0,1641
0,1343
0,1099

0,2123
0,1737
0,1421
0,1163
0,0951
0,0778

0,2061
0,1686
0,1380
0,1129
0,0924
0,0756
0,0618

0,2134
0,1746
0,1428
0,1169
0,0956
0,0782
0,0640
0,0524

20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

22,0310
21,7303
21,4842
21,2829
20,7700
20,6087
20,5029
20,4294

Base flow
( M3/dt )
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

Q Total
( M3/dt )
20,3770
37,4728
115,0222
107,1997
95,3640
83,9893
75,2501
59,7653
49,2506
41,9958
37,1624
33,6733
31,0148
28,9658
27,3735
26,1015
25,0607
24,2092
23,5124
22,9424
22,4760
22,0943

TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 20 TAHUN


Jam
(t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Qp
( M3/dt )
0,0000
0,5555
2,9320
1,9628
1,3139
0,8796
0,6731
0,5151
0,3942
0,3017
0,2387
0,1953
0,1598
0,1307
0,1070
0,0875
0,0716
0,0586
0,0479
0,0392
0,0321
0,0263

R1
30,775
0,0000
17,0958
90,2323
60,4045
40,4367
27,0697
20,7151
15,8523
12,1310
9,2833
7,3457
6,0101
4,9174
4,0234
3,2919
2,6934
2,2037
1,8030
1,4752
1,2070
0,9876
0,8080

R2
7,944

R3
5,629

R4
4,418

R5
3,787

0,0000
4,4129
23,2912
15,5919
10,4377
6,9874
5,3471
4,0919
3,1313
2,3963
1,8961
1,5514
1,2693
1,0385
0,8497
0,6952
0,5688
0,4654
0,3808
0,3116
0,2549

0,0000
3,1270
16,5042
11,0485
7,3962
4,9513
3,7890
2,8995
2,2189
1,6980
1,3436
1,0993
0,8994
0,7359
0,6021
0,4926
0,4031
0,3298
0,2698
0,2208

0,0000
2,4541
12,9526
8,6709
5,8046
3,8858
2,9736
2,2756
1,7414
1,3326
1,0545
0,8627
0,7059
0,5775
0,4725
0,3866
0,3163
0,2588
0,2118

0,0000
2,1037
11,1035
7,4330
4,9759
3,3310
2,5491
1,9507
1,4928
1,1424
0,9039
0,7396
0,6051
0,4951
0,4051
0,3314
0,2712
0,2219

22
23
24

0,0215
0,0176
0,0144

0,6611
0,5409
0,4426

0,2086
0,1706
0,1396
0,1142

0,1806
0,1478
0,1209
0,0989
0,0809

0,1733
0,1418
0,1160
0,0949
0,0776
0,0635

0,1815
0,1485
0,1215
0,0994
0,0814
0,0666
0,0545

20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

21,7821
21,5266
21,3176
20,7845
20,6169
20,5071
20,4315

Base flow
( M3/dt )
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

Q Total
( M3/dt )
20,3770
38,3155
119,6874
111,4789
99,0912
87,2908
78,0679
61,7825
50,7244
43,1001
38,0194
34,3513
31,5564
29,4029
27,7296
26,3928
25,2991
24,4042
23,6720
23,0729
22,5828
22,1817
21,8536

TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 50 TAHUN


Jam
(t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Qp
( M3/dt )
0,0000
0,5555
2,9320
1,9628
1,3139
0,8796
0,6731
0,5151
0,3942
0,3017
0,2387
0,1953
0,1598
0,1307
0,1070
0,0875
0,0716
0,0586
0,0479
0,0392
0,0321
0,0263
0,0215

R1
32,292
0,0000
17,9385
94,6801
63,3820
42,4300
28,4040
21,7363
16,6337
12,7290
9,7409
7,7078
6,3064
5,1598
4,2217
3,4542
2,8262
2,3123
1,8919
1,5479
1,2665
1,0362
0,8478
0,6937

R2
8,335

R3
5,906

R4
4,692

R5
3,974

0,0000
4,6303
24,4388
16,3601
10,9520
7,3316
5,6106
4,2935
3,2856
2,5143
1,9895
1,6278
1,3319
1,0897
0,8916
0,7295
0,5969
0,4883
0,3996
0,3269
0,2675
0,2188

0,0000
3,2811
17,3176
11,5929
7,7607
5,1953
3,9757
3,0424
2,3282
1,7817
1,4098
1,1535
0,9438
0,7722
0,6318
0,5169
0,4229
0,3460
0,2831
0,2317
0,1895

0,0000
2,6065
13,7569
9,2094
6,1650
4,1271
3,1583
2,4169
1,8495
1,4153
1,1199
0,9163
0,7497
0,6134
0,5019
0,4106
0,3360
0,2749
0,2249
0,1840

0,0000
2,2078
11,6529
7,8009
5,2222
3,4959
2,6752
2,0472
1,5666
1,1989
0,9486
0,7762
0,6351
0,5196
0,4251
0,3478
0,2846
0,2329
0,1905

23
24

0,0176
0,0144

0,5676
0,4644

0,1791
0,1465
0,1199

0,1551
0,1269
0,1038
0,0849

0,1506
0,1232
0,1008
0,0825
0,0675

0,1559
0,1275
0,1044
0,0854
0,0699
0,0572

20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

Base flow
( M3/dt )
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

21,5852
21,3655
20,8058
20,6298
20,5143
20,4342

TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 500 TAHUN


Jam
(t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Qp
( M3/dt )
0,0000
0,5555
2,9320
1,9628
1,3139
0,8796
0,6731
0,5151
0,3942
0,3017
0,2387
0,1953
0,1598
0,1307
0,1070
0,0875
0,0716
0,0586
0,0479
0,0392
0,0321
0,0263
0,0215
0,0176

R1
36,167
0,0000
20,0911
106,0416
70,9878
47,5216
31,8125
24,3446
18,6298
14,2565
10,9098
8,6327
7,0632
5,7790
4,7283
3,8687
3,1653
2,5898
2,1189
1,7337
1,4185
1,1606
0,9496
0,7769
0,6357

R2
9,335

R3
6,615

R4
5,255

R5
4,451

0,0000
5,1857
27,3702
18,3225
12,2657
8,2111
6,2835
4,8085
3,6797
2,8159
2,2282
1,8231
1,4916
1,2204
0,9985
0,8170
0,6684
0,5469
0,4475
0,3661
0,2996
0,2451
0,2005

0,0000
3,6747
19,3952
12,9838
8,6918
5,8186
4,4527
3,4074
2,6075
1,9954
1,5789
1,2919
1,0570
0,8648
0,7076
0,5789
0,4737
0,3876
0,3171
0,2594
0,2123
0,1737

0,0000
2,9194
15,4088
10,3152
6,9053
4,6226
3,5375
2,7071
2,0716
1,5853
1,2544
1,0263
0,8397
0,6871
0,5622
0,4599
0,3763
0,3079
0,2519
0,2061
0,1686

0,0000
2,4726
13,0503
8,7363
5,8484
3,9151
2,9960
2,2927
1,7545
1,3426
1,0624
0,8692
0,7112
0,5819
0,4761
0,3895
0,3187
0,2608
0,2134
0,1746

Q Total
( M3/dt )
20,3770
40,4681
131,6043
122,4097
108,5357
95,3204
84,9899
66,7505
54,3657
45,8265
40,1362
36,0281
32,8978
30,4858
28,6118
27,1146
25,8897
24,8874
24,0674
23,3964
22,8474
22,3983
22,0308
21,7301

24

0,0144

0,5201

0,1641
0,1342

0,1421
0,1163
0,0951

0,1380
0,1129
0,0924
0,0756

0,1428
0,1169
0,0956
0,0782
0,0640

20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

21,4841
20,8573
20,6601
20,5308
20,4410

Base flow
( M3/dt )
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

Q Total
( M3/dt )
20,3770
40,9359
134,1936
124,7841
110,5870
97,0627
86,4935
67,8296
55,1566
46,4187
40,5960
36,3923
33,1892
30,7211
28,8034
27,2714
26,0179
24,9923
24,1532
23,4667
22,9049
22,4453
22,0693
21,7616
21,5099

TABEL HIDROGRAF BANJIR KALA ULANG 1000 TAHUN


Jam
(t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Qp
( M3/dt )
0,0000
0,5555
2,9320
1,9628
1,3139
0,8796
0,6731
0,5151
0,3942
0,3017
0,2387
0,1953
0,1598
0,1307
0,1070
0,0875
0,0716
0,0586
0,0479
0,0392
0,0321
0,0263
0,0215
0,0176
0,0144

R1
37,009
0,0000
20,5589
108,5104
72,6404
48,6279
32,5531
24,9114
19,0635
14,5884
11,1638
8,8337
7,2276
5,9135
4,8384
3,9587
3,2390
2,6501
2,1683
1,7741
1,4515
1,1876
0,9717
0,7950
0,6505
0,5322

R2
9,552

R3
6,769

R4
5,377

R5
4,555

0,0000
5,3062
28,0065
18,7484
12,5508
8,4019
6,4296
4,9203
3,7652
2,8814
2,2800
1,8654
1,5263
1,2488
1,0217
0,8360
0,6840
0,5596
0,4579
0,3746
0,3065
0,2508
0,2052
0,1679

0,0000
3,7602
19,8467
13,2860
8,8941
5,9540
4,5563
3,4867
2,6682
2,0419
1,6157
1,3219
1,0816
0,8849
0,7241
0,5924
0,4847
0,3966
0,3245
0,2655
0,2172
0,1777
0,1454

0,0000
2,9870
15,7654
10,5539
7,0651
4,7296
3,6193
2,7697
2,1195
1,6220
1,2834
1,0501
0,8592
0,7030
0,5752
0,4706
0,3850
0,3150
0,2578
0,2109
0,1725
0,1412

0,0000
2,5303
13,3553
8,9405
5,9850
4,0066
3,0660
2,3463
1,7955
1,3740
1,0872
0,8896
0,7278
0,5955
0,4872
0,3986
0,3262
0,2669
0,2183
0,1787
0,1462

0,1374

0,1190
0,0973

0,1155
0,0945
0,0773

0,1196
0,0979
0,0801
0,0655

Tabel Debit Puncak berdasarkan Periode Ulang


Periode
Ulang
( Tahun )
5
10
20
50
100
500
1000

Curah
Hujan
( mm )
100,1
105,4
109,6
115,0
117,5
128,8
131,8

Debit
Puncak
( M3/dt )
106,820
111,396
115,022
119,687
121,846
131,604
134,194

20,3770
20,3770
20,3770
20,3770

20,8684
20,6667
20,5344
20,4425

BAB VII
PENELUSURAN BANJIR MELALUI WADUK

ndasan Teori
Penelusuran banjir merupakan peramalan hidrograf di suatu titik pada
suatu aliran atau bagan yang didasarkan atas pengamatan hidrograf dititik lain.
Hidrograf banjir dapat ditelusuri melalui waduk.
Tujuan dari penulusuran banjir adalah sebagai berikut :
1. Peramalan jangka pendek.
2. Perhitungan hidrograf satuan pada berbagai titik disepanjang sungai dari
hidrograf satuan disuatu titik disungai itu.
3. Peramalan terhadap kelakukan sungai setelah terjadi perubahan keadaan
palung sungai ( misalnya karena adanya pembangunan bendungan ).
4. Derivasi hidrograf sintetik.
Penelusuran melalui waduk, dimana penampangnya merupakan fungsi
langsung dari aliran keluar ( out flow ). Penyelesaiannya dapat ditempuh dengan
cara eksak. Penelusuran banjir melalui waduk, mencari keluaran aliran ( out flow )
yang melalui fasilitas keluaran yaitu berupa bangunan pelimpah ( spillway ).
Metode yang digunakan

Metode yang digunakan dalam penusuran banjir memalui waduk


adalah dengan menggunakan metode Maskingum.
a. Cara Analisis
Prosedur perhitungan penelusuran banjir melalui waduk, dimensi
pelimpah ( spillway ) sudah ditetapkan sebagai berikut :
1. Dibuat lengkung kapasitas waduk yang dimulai dari elevasi
puncak ambang pelimpah ( spillway ).
2. Ditentukan besarnya pias waktu ( t ) untuk perhitungan
penelusuran banjir. Hitung besaran besaran berikut, kemudian
masukkan hasilnya dalan tabel.

S
t

dengan : S ( storage ) = volume tampungan waduk ( m3 )


Q = C B 0,85 H3/2
Dengan :
Q

= debit keluaran yang melewati spillway ( m3/dt )

C = koefisien debit spillway ( m1/2/dt )


B = lebar ambang bangunan pelimpah ( m )
H = ketinggian aliran diatas mercu suar spillway (m )

S
Q
dan
t
2

S
Q
+
t
2

3. Dibuat tabel dengan penjelasan sebagai berikut :


a. Inflow ( I ) adalah hidrograf banjir rencana yang diperoleh dari
metode sintetik NAKAYASU ( perhitungan soal No. 5 )
b. Untuk langkah pertama Outflow ( Q ) = nilai yang ditetapkan
besarnya.
c. Dihitung nilai H dengan menggunakan interpolasi berdasarkan
nilai Q pada lanhkah ( 3.b ).
d. Kolom

I1 + I 2
; ; dikosongkan
2

Untuk langkah waktu kedua dan seterusnya.


e. Dihitung nilai

I1 + I 2
dari debit Inflow ( I )
2

f. Dihitung nilai dengan menggunakan interpolasi berdasarkan


nilai H pada langkah ( 3.c ).
g. Dihitung nilai dengan rumusan :
=(

I1 + I 2
)+
2

h. Dihitung niali Q ( outflow ) dengan cara interpolasi berdasarkan


nilai yang diperoleh pada langkah ( 3.g )
i. Ulangi langkah ( c ) hingga ( h ) untuk langkah selanjutnya.
Data atau nilai yang digunakan untuk interpolasi pada tabel tersebut .
4. Dibuat grafik hidrograf Interflow ( I ) dan out flow ( Q ) dengan :
-

Waktu sebagai sumbu X

Inflow ( I ) dan out flow ( Q ) sebagai sumbu Y

( Sumber : Soemarto. 1987. Hidrologi Teknik . Usaha Nasional. Surabaya )

Perhitungan
Data inflow diperoleh dari dari data Q total pada perhitungan Nomor 5 :
Untuk kala ulang 100 tahun
Jam ( t )
0

Inflow ( m3/dt )
20,377

38,7055

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

121,8461
113,4582
100,8016
88,74889
79,34281
62,69644
51,3934
43,60021
38,40764
34,65874
31,80221
29,60118
27,8911
26,52495
25,40718
24,49264
23,74437
23,13215
22,63123
22,22139
21,88606
21,61169
21,38721

Hubungan antara tinggi muka air dengan volume air :


H(m)
0,200

Volume ( x 10^6 m 3 )
0,402

0,400

0,722

0,600
0,800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2,000
2,200
2,400
2,600
2,800
3,000
3,200
3,400
3,600
3,800
4,000
4,200
4,400
4,600
4,800
5,000

1,062
1,452
1,802
2,202
2,672
3,102
3,622
4,152
4,672
5,202
5,782
6,322
6,902
7,482
8,082
8,702
9,352
10,002
10,602
11,312
12,022
12,722
13,452

Data pendukunga lainnya :


Q
= C B 0,85 H 3/2
B
= 8,25 m
C
= 2,006 ( m1/2/dt )
Qo
= 2,007 (m3/dt ) ( debit outflow pada saat t = 0 )
Langkah penyelesaian
t
= selisih waktu yang diguanakan pad aperhitungan nomor 4
= 1 jam
= 3600 detik
Kolom ke 1 = H ( tinggi muka air ) sudah ditentukan
Kolom ke 2 = S ( storage ) volume
Kolom ke 3 =

S
S
=
t
3600 dt

Contoh perhitungan :
H

= 0,2 m

S
0,402 x 10 6
=
= 111,528 m3/dt
t
3600

Dan seterusnya untuk H berikutnya..................

Kolom ke 4 Q
= C B 0,85 H3/2
Contoh perhitungan :
H
= 0,2 m
Q = 2,006 x 8,25 x 0,85 x ( 0,2 )3/2
= 1,258 m3/dt
Dan seterusnya dapat dilihat dalam tabel ..................
Kolom ke 5

Q
2

Kolom ke 6

Kolom ke 7

S
Q
t
2
S
Q
=
+
t
2

Dan hasilnya tersedia dalam dalam tabel berikut

Tabel Perhitungan tinggi muka air - storage - debit ( H - S - Q )


H
(m)
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
1,6
1,8
2,0
2,2
2,4
2,6
2,8
3,0
3,2
3,4
3,6
3,8
4,0
4,2
4,4
4,6
4,8
5,0

Volume
(106 m3)
0,402
0,722
1,062
1,452
1,802
2,202
2,672
3,102
3,622
4,152
4,672
5,202
5,782
6,322
6,902
7,482
8,082
8,702
9,352
10,002
10,602
11,312
12,022
12,722
13,452

S/t
3

( M /dt )
111,528
200,417
294,861
403,194
500,417
611,528
742,083
861,528
1005,972
1153,194
1297,639
1444,861
1605,972
1755,972
1917,083
2078,194
2244,861
2417,083
2597,639
2778,194
2944,861
3142,083
3339,306
3533,750
3736,528

Q
( M3/dt )
1,258
3,559
6,538
10,066
14,067
18,492
23,302
28,470
33,971
39,788
45,903
52,302
58,974
65,908
73,095
80,525
88,191
96,085
104,203
112,537
121,081
129,832
138,784
147,933
157,275

Q/2
( M3/dt )
0,629
1,779
3,269
5,033
7,034
9,246
11,651
14,235
16,986
19,894
22,951
26,151
29,487
32,954
36,547
40,262
44,095
48,043
52,101
56,268
60,541
64,916
69,392
73,967
78,637

110,899
198,637
291,592
398,162
493,383
602,282
730,432
847,293
988,987
1133,301
1274,688
1418,710
1576,485
1723,018
1880,536
2037,932
2200,766
2369,041
2545,538
2721,926
2884,320
3077,167
3269,913
3459,783
3657,890

112,157
202,196
298,130
408,227
507,450
620,774
753,734
875,763
1022,958
1173,088
1320,590
1471,012
1635,459
1788,926
1953,631
2118,457
2288,956
2465,126
2649,740
2834,463
3005,402
3206,999
3408,698
3607,717
3815,165

Langkah penyelesaian tabel berikutnya


Kolom ke - 1

Waktu

Kolom ke 2

Debit inflow waduk ( m3/ dt )

Kolom ke 3

I1 + I 2
2

Contoh perhitungan :
I=

I1 + I 2
20 ,377 + 38,706
= 29,541 m3/dt
=
2
2

Kolom ke 4 dikosongkan dahulu


Kolom ke 5 dikosongkan dahulu
Kolom ke 6 ( Q ), diisi dengan nilai Q aat T = 0, yaitu 2,007 (m3/ dt )
Dari soal
Kolom ke 7 ( H ) dihitung dengan cara interpolasi berdasarkan tabel
hubungan antara debit dengan elevasi tampungan
Contoh perhitungan :
H

Q - Q0
) ( H1 - H 0 ) )
Q1 - Q 0

= Ho + ((

2,007 - 1,258

= 0,2 +(( 3,559 - 1,258 ) ( 0,4 - 0,2 )


= 0,265 m
Kolom ke 4 dihitung dengan cara interpolasi berdasarkan nilai H yang
diperoleh dan caranya sama seperti contoh diatas.

Kolom ke 5

=(

I1 + I 2
)+
2

Contoh perhitungan :

=(

I1 + I 2
) + = 29,541 + 139,547
2

= 168,998 (m3/ dt )
Dan seterusnya .................
Kolom ke 6

Q ( out flow )

Dihitung dengan cara interpolasi berdasarkan nilai yang diperoleh dari


hitungan dan cara interpolasi sama seperti contoh diatas.Dan selanjutnya dari
nilai tersebut diperoleh nilai H dengan cara interpolasi juga dan begitu
seterusnya sampai 24 jam. Dan hasilnya dalam tabel dibawah ini.
Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah
Untuk Kala Ulang 100 Tahun
(I1+i2)/2

jam ke Inflow ( I )
OutFlow (Q)
H
3
3
3
3
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(m)
( t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

20,377
38,706
121,846
113,458
100,802
88,749
79,343
62,696
51,393
43,600
38,408
34,659
31,802
29,601
27,891
26,525
25,407
24,493
23,744
23,132
22,631
22,221
21,886
21,612
21,387

29,541
80,276
117,652
107,130
94,775
84,046
71,020
57,045
47,497
41,004
36,533
33,230
30,702
28,746
27,208
25,966
24,950
24,119
23,438
22,882
22,426
22,054
21,749
21,499

139,457
166,288
241,627
350,782
445,843
525,256
591,258
642,284
677,995
703,212
721,258
734,317
743,661
750,187
754,564
757,282
758,696
759,077
758,646
757,582
756,029
754,107
751,908
749,511

168,998
246,563
359,279
457,912
540,618
609,302
662,278
699,329
725,492
744,216
757,791
767,548
774,362
778,933
781,772
783,248
783,646
783,196
782,084
780,463
778,456
776,160
773,657
771,011

2,007
2,711
4,936
8,497
12,069
15,362
18,044
19,993
21,334
22,280
22,958
23,474
23,887
24,176
24,369
24,489
24,552
24,569
24,550
24,503
24,434
24,349
24,252
24,146
24,034

0,265
0,326
0,492
0,711
0,900
1,059
1,180
1,262
1,318
1,358
1,386
1,407
1,423
1,434
1,441
1,446
1,448
1,449
1,448
1,446
1,444
1,441
1,437
1,433
1,428

Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah


Untuk Kala 5 tahun
(I1+i2)/2

jam ke Inflow ( I )
OutFlow (Q)
H
3
3
3
3
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(m)
( t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

20,377
35,991
106,820
99,675
88,892
78,620
70,591
56,417
46,792
40,155
35,733
32,540
30,108
28,233
26,777
25,613
24,661
23,882
23,245
22,724
22,297
21,948
21,662
21,429
21,237

28,184
71,406
103,247
94,283
83,756
74,606
63,504
51,604
43,474
37,944
34,137
31,324
29,170
27,505
26,195
25,137
24,272
23,564
22,984
22,510
22,122
21,805
21,545
21,333

139,457
164,965
231,751
327,279
410,959
481,162
539,814
585,508
618,029
641,537
658,866
671,898
681,747
689,165
694,709
698,789
701,703
703,677
704,897
705,514
705,653
705,412
704,874
704,106

167,641
236,371
334,998
421,563
494,715
555,768
603,318
637,112
661,503
679,482
693,003
703,222
710,918
716,670
720,904
723,927
725,975
727,240
727,881
728,025
727,775
727,217
726,420
725,439

2,007
2,676
4,620
7,719
10,603
13,553
15,954
17,810
19,083
19,965
20,616
21,105
21,475
21,753
21,961
22,114
22,224
22,298
22,344
22,367
22,372
22,363
22,343
22,314
22,278

0,265
0,323
0,471
0,667
0,827
0,974
1,085
1,169
1,225
1,261
1,288
1,309
1,324
1,336
1,344
1,351
1,355
1,358
1,360
1,361
1,361
1,361
1,360
1,359
1,357

Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah


Untuk kala 10 tahun
(I1+i2)/2

jam ke Inflow ( I )
OutFlow (Q)
H
3
3
3
3
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(m)
( t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

20,377
36,818
111,396
103,872
92,518
81,702
73,248
58,324
48,189
41,202
36,546
33,184
30,623
28,649
27,115
25,890
24,888
24,068
23,397
22,848
22,399
22,031
21,730
21,484
21,283

28,597
74,107
107,634
98,195
87,110
77,475
65,786
53,257
44,696
38,874
34,865
31,903
29,636
27,882
26,503
25,389
24,478
23,732
23,122
22,623
22,215
21,881
21,607
21,384

139,457
165,368
234,759
334,436
421,582
494,576
555,462
602,739
636,230
660,258
677,805
690,853
700,575
707,760
712,995
716,710
719,218
720,757
721,522
721,671
721,333
720,615
719,600
718,358

168,054
239,475
342,393
432,631
508,692
572,051
621,248
655,996
680,926
699,131
712,670
722,757
730,211
735,642
739,498
742,100
743,696
744,490
744,644
744,294
743,548
742,495
741,207
739,742

2,007
2,686
4,716
7,956
11,050
14,116
16,589
18,509
19,766
20,668
21,327
21,816
22,181
22,451
22,648
22,787
22,881
22,939
22,968
22,973
22,961
22,934
22,896
22,849
22,796

0,265
0,324
0,478
0,680
0,849
1,002
1,114
1,201
1,253
1,290
1,318
1,338
1,353
1,365
1,373
1,379
1,382
1,385
1,386
1,386
1,386
1,385
1,383
1,381
1,379

Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah


Untuk kala 20 tahun
(I1+i2)/2

jam ke Inflow ( I )
OutFlow (Q)
H
3
( M /dt )
( M3/dt )
( M3/dt )
( M3/dt )
(m)
( t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

20,377
37,473
115,022
107,200
95,364
83,989
75,250
59,765
49,251
41,996
37,162
33,673
31,015
28,966
27,374
26,101
25,061
24,209
23,512
22,942
22,476
22,094
21,782
21,527
21,318

28,925
76,247
111,111
101,282
89,677
79,620
67,508
54,508
45,623
39,579
35,418
32,344
29,990
28,170
26,738
25,581
24,635
23,861
23,227
22,709
22,285
21,938
21,654
21,422

139,457
165,687
237,142
340,109
429,988
505,120
567,655
616,151
650,362
674,773
692,474
705,525
715,141
722,140
727,132
730,432
732,615
733,799
734,191
733,960
733,243
732,150
730,771
728,956

168,382
241,935
348,253
441,391
519,664
584,740
635,163
670,659
695,985
714,352
727,892
737,869
745,131
750,310
753,869
756,013
757,250
757,659
757,418
756,669
755,528
754,088
752,426
750,378

2,007
2,695
4,793
8,144
11,403
14,544
17,085
19,012
20,296
21,213
21,877
22,367
22,728
22,991
23,178
23,308
23,399
23,451
23,468
23,458
23,426
23,378
23,317
23,247
23,160

0,265
0,325
0,483
0,691
0,867
1,022
1,136
1,222
1,275
1,313
1,341
1,361
1,376
1,387
1,395
1,400
1,404
1,406
1,406
1,406
1,405
1,403
1,401
1,398
1,394

Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah


Untuk kala 50 tahun
(I1+i2)/2

jam ke Inflow ( I )
OutFlow (Q)
H
3
( M /dt )
( M3/dt )
( M3/dt )
( M3/dt )
(m)
( t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

20,377
38,316
119,687
111,479
99,091
87,291
78,068
61,782
50,724
43,100
38,019
34,351
31,556
29,403
27,730
26,393
25,299
24,404
23,672
23,073
22,583
22,182
21,854
21,585
21,365

29,346
79,001
115,583
105,285
93,191
82,679
69,925
56,253
46,912
40,560
36,185
32,954
30,480
28,566
27,061
25,846
24,852
24,038
23,372
22,828
22,382
22,018
21,719
21,475

139,457
166,098
240,208
347,406
440,832
518,919
583,855
634,094
669,339
694,305
712,245
725,321
734,780
741,469
746,043
748,982
750,633
751,261
751,084
750,276
748,982
747,315
745,370
743,222

168,803
245,099
355,791
452,691
534,023
601,598
653,780
690,348
716,251
734,865
748,431
758,274
765,260
770,036
773,104
774,828
775,484
775,299
774,456
773,104
771,364
769,333
767,090
764,697

2,007
2,706
4,891
8,385
11,859
15,105
17,743
19,686
21,009
21,946
22,619
23,110
23,494
23,790
23,992
24,122
24,195
24,223
24,215
24,180
24,122
24,049
23,963
23,868
23,766

0,265
0,326
0,489
0,705
0,890
1,047
1,166
1,250
1,305
1,344
1,372
1,392
1,407
1,419
1,427
1,432
1,435
1,436
1,435
1,434
1,432
1,429
1,426
1,422
1,418

Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah


Untuk kala 500 tahun
(I1+i2)/2

jam ke Inflow ( I )
OutFlow (Q)
H
3
3
3
3
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(
M
/dt
)
(m)
( t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

20,377
40,468
131,604
122,410
108,536
95,320
84,990
66,750
54,366
45,827
40,136
36,028
32,898
30,486
28,612
27,115
25,890
24,887
24,067
23,396
22,847
22,398
22,031
21,730
21,484

30,423
86,036
127,007
115,473
101,928
90,155
75,870
60,558
50,096
42,981
38,082
34,463
31,692
29,549
27,863
26,502
25,389
24,477
23,732
23,122
22,623
22,215
21,880
21,607

139,457
167,146
248,041
366,045
468,497
553,899
624,720
679,211
716,972
743,201
761,507
774,345
783,173
788,974
792,477
794,218
794,581
793,862
792,302
790,093
787,394
784,332
781,007
777,504

169,880
253,183
375,048
481,518
570,425
644,054
700,590
739,769
767,068
786,183
799,589
808,808
814,865
818,523
820,340
820,720
819,970
818,340
816,034
813,215
810,017
806,546
802,888
799,111

2,007
2,733
5,142
9,002
13,021
16,526
19,334
21,379
22,797
23,867
24,676
25,244
25,634
25,891
26,046
26,123
26,139
26,107
26,038
25,940
25,821
25,686
25,539
25,384
25,224

0,265
0,328
0,506
0,740
0,948
1,111
1,235
1,320
1,379
1,422
1,453
1,475
1,490
1,500
1,506
1,509
1,510
1,509
1,506
1,502
1,497
1,492
1,487
1,481
1,474

Tabel Perhitungan Penelusuran banjir Lewat Waduk Dengan Bangunan Pelimpah


Untuk kala ulang 1000 tahun
(I1+i2)/2

jam ke Inflow ( I )
OutFlow (Q)
H
3
3
( M /dt )
( M /dt )
( M3/dt )
( M3/dt )
(m)
( t)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

20,377
40,936
134,194
124,784
110,587
97,063
86,494
67,830
55,157
46,419
40,596
36,392
33,189
30,721
28,803
27,271
26,018
24,992
24,153
23,467
22,905
22,445
22,069
21,762
21,510

30,656
87,565
129,489
117,686
103,825
91,778
77,162
61,493
50,788
43,507
38,494
34,791
31,955
29,762
28,037
26,645
25,505
24,573
23,810
23,186
22,675
22,257
21,915
21,636

139,457
167,374
249,743
370,095
474,507
561,497
633,608
689,021
727,329
753,782
772,143
784,925
793,619
799,230
802,503
803,986
804,072
803,063
801,204
798,694
795,691
792,327
788,706
784,910

170,113
254,939
379,231
487,781
578,332
653,275
710,769
750,515
778,117
797,289
810,637
819,716
825,575
828,992
830,541
830,631
829,577
827,636
825,014
821,879
818,367
814,585
810,621
806,546

2,007
2,739
5,197
9,136
13,274
16,835
19,668
21,748
23,186
24,335
25,147
25,712
26,096
26,344
26,489
26,555
26,559
26,514
26,432
26,321
26,188
26,039
25,879
25,711
25,539

0,265
0,329
0,510
0,747
0,960
1,125
1,249
1,335
1,395
1,440
1,471
1,493
1,508
1,518
1,523
1,526
1,526
1,524
1,521
1,517
1,512
1,506
1,500
1,493
1,487

BAB VIII
PENELUSURAN BANJIR MELALUI SUNGAI
8.1 Landasan Teori
Penulusuran banjir yaitu perkiraan hidrograf disuatu titik sungai
berdasarkan hidrograf yang diketahui disebelah hulunya.
Adapun

yang

diketahui

dari

penelusuran

banjir,

yaitu

1. Sarana peringatan dini pada pengamatan banjir.


2. Untuk menentukan dimensi dan rancangan bangunan bangunan hidrolik
(

misalnya : tangul, dan dinding penahan ).

3. Perhitungan hidrograf satuan untuk berbagai titik disepanjang sungai dari


hidrograf satuan yang diketahui di berbagai hulu.
Pada dasarnya penelusuran melalui palung sungai adalah merupakan
persoalan aliran tidak lunak ( non steady flow ), sehingga dapat dicari
penyelesaiannya. Karena pengaruh gesekan tidak dapat diabaikan, maka
penyelesaian persamaan dasar alirannya akan sangat sulit. Dengan menggunakan
cara karakteristik atau finete element akan dapat diperoleh penyelesaian yang
memadai, akan tetapi masih memerlukan usaha yang sangat besar.
Metode yang digunakan
Penelusuran banjir melalui sungai ini menggunakan metode maskingum,
metode ini hanya berlaku pada kondisi berikut :
1. Tidak ada anak sungai yang masuk ke dalam bagian memanjang palung sungai
yang ditinjau.
2. Penambahan atau kehilangan air oleh curah hujan, aliran masuk atau aliran
keluar air tanah dan evaporasi, kesemuanya ini diabaikan.

Cara analitis
Q
I Inflow

II
Out flow

Proses pengatusan
Proses penampungan

Penampungan = Pengatusan
Pada bagian I inflow lebih besar dari pada outflow, berarti terjadi
penampungan di sungai yang di tinjau. Pada bagian II outflow lebih besar dari
pada out flow, berarti terjadi pengatusan.
Volume yang tertampung akan sama dengan volume yang diatus, persamaan
kontinuitas :
IQ=

ds
....................................................................................1
dt

Dimana :
I

= debit yang masuk ke dalam permukaan bagian memanjang palung

sungai yang ditinjau ( m3/dt ).


Q = debit yang keluar dari akhir bagian memenajang palung sungai yang di
tinjau ( m3/dt ).
ds = besarnya tampungan ( storage ) dalambagian memanjang palung sungai
yang di tinjau ( m3/dt ).
dt = periode penelusuran ( detik, jam / hari ).

Jika perubahan waktu di tinjau untuk pias waktu menjadi t, maka :


=

I1 + I 2
..............................................................................2
2

Outflow =

Q1 + Q 2
...........................................................................3
2

Inflow

I1 + I 2
Q + Q2
s
- 1
=
...................................................................4
t
2
2
I1 + I 2
Q + Q2
t - 1
t = S2 S1.....................................................5
2
2

Dengan S adalah tampungan yang dihitung dengan rumus :


S1 = K { x I1 + ( 1 x ) Q1 }................................................................6
S2 = K { x I2 + ( 1 x ) Q2 }................................................................7

Maka :

I1 + I 2
Q + Q2
t - 1
t = K { x I2 + ( 1 x ) Q2 }- K { x I1 + ( 1 x )Q1 }
2
2

Dimana :
I1 = inflow yang lalu
I2 = inflow yang sekarang
Q1 = outflw yang lalu
Q2 = outflow yang sekarang
Didapatkan : Q2 = Co I2 + C1 I1 + C2 Q.................................................8
Dengan notasi :
- k x +0,5 t

Co = k - kx +0,5 t .................................................................................9
k x +0,5 t

C1 = k - kx +0,5 t .................................................................................10
k - k x 0,5 t

C2 = k - kx + 0,5 t .................................................................................11
Syarat yang harus dipenuhi adalah Co + C1 + C2 = 1

Penentuan konstanta konstanta pengukuran


Faktor x merupakan faktor penimbang ( weight ) yang besarnya antara 0
dan 1. Biasanya lebih kecil dari 0,5. untuk mendapatkan konstanta konstanta

penelusuran x dan k, digambar grafik yang menggambarkan hubungan antara s


dengan XI + ( 1 X ) Q, yaitu dengan memasukkan berbagai harga x sedemikian
rupa hingga diperoleh garis yang mendekati garis lurus (dengan cara coba
coba ).
Untuk mengetahui apakah garis yang didapatkan sudah mendekati gartis
lurus, digunakan komputer dengan mencari nilai koefisien korelasi terbesar. Nilai
x yang digunanakan adalah nilai x yang menghasilkan nilai koefisien yang
terbesar.
Bila koefisien korelasi ( r ) mempunyai harga lebih kecil dari 0,1, maka
tidak korelasi antara kedua faktor tersebut, sehingga tidak mungkin ditemukan
hubungan garis lurus.
Selain mendapatkan nilai r pada trendline dikomputer, juga didapatkan
persamaan garis lurus : y = mx + c
Nilai k sama dengan nilai gradien ( m )
K=m

y = kx + c

Sehingga nilai x dan k sudah diperoleh untuk menghitung nilai Co, C1, dan C2.
( Sumber : 1987. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional . Surabaya

8.2 Perhitungan
Menghitung harga s
s = S2 S1
Dengan :
S2 =

I1 + I 2
t
2

S1 =

Q1 + Q 2
t
2

Contoh perhitungan :
s

= S2 S1
=
=

=
109782 109782

I1 + I 2
Q + Q2
t - 1
t
2
2
10,16 +10,16
2

( 10800 ) -

10,16 +10,16
2

( 10800 )

=0
Dan seterusnya ...................

Tabel Inflow dan Outflow


Waktu
Inflow
0
10,160
3
10,160
6
15,443
9
21,742
12
29,769
15
33,020
18
31,090
21
26,924
24
24,384
27
15,240
30
12,700
33
11,481
36
10,566
39
10,160
42
10,160
45
10,160

Outflow
10,160
10,160
12,802
13,716
20,523
26,518
30,378
30,480
25,400
23,978
18,491
15,951
12,192
11,379
10,770
10,262

Tabel Perhitungan Perubahan s yang ditampung pada segmen A-B


untuk selang waktu 3 jam dan akumulasi s
jam
ke
0
3
6
9
12
15
18
21
24

Inflow
(I)
(m3/dt)
10,160
10,160
15,443
21,742
29,769
33,020
31,090
26,924
24,384

Outflow (Q)
(m3/dt)
10,160
10,160
12,802
13,716
20,523
26,518
30,378
30,480
25,400

((i1+i2)/2)*t

109728,000
138257,280
200802,240
278160,480
339059,520
346191,840
313273,440
277063,200

((Q1+Q2)/2)*t

109728,000
123992,640
143195,040
184891,680
254020,320
307238,400
328635,360
301752,000

0,000
14264,640
57607,200
93268,800
85039,200
38953,440
-15361,920
-24688,800

Akumulasi
s
0,000
14264,640
71871,840
165140,640
250179,840
289133,280
273771,360
249082,560

27
30
33
36
39
42
45

15,240
12,700
11,481
10,566
10,160
10,160
10,160

23,978
18,491
15,951
12,192
11,379
10,770
10,262

213969,600
150876,000
130576,320
119054,880
111922,560
109728,000
109728,000

266639,040
229331,520
185988,960
151973,280
127284,480
119603,520
113568,480

-52669,440
-78455,520
-55412,640
-32918,400
-15361,920
-9875,520
-3840,480

196413,120
117957,600
62544,960
29626,560
14264,640
4389,120
548,640

Dengan mencoba nilai x dari 0,1 sampai 0,9, dibuat suatu hubungan

akumulasi S

= xI + ( 1 x ) Q

Sehingga didapatkan nilai R2 untuk masing masing nilai x adalah sebagai


berikut:

Nilai x
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9

Nilai R2
0,9875
0,9836
0,9717
0,9525
0,9266
0,8954
0,8598
0,8231
0,7809

Dari tabel diatas didapatkan nilai R2 terbesar pada saat x = 0,1 sehingga untuk
mencari nilai k digunakan grafik hubungan s kumulatif dengan xI + ( 1 x ) Q
pada saat x = 0,1 diperoleh nilai k = 14756 detik.
Perhitungan nilai Co , C1 dan C2
- k x +0,5 t

Co = k - kx +0,5 t
- ( 14756 x 0,1 ) + 0,5 ( 10800 )

= ( 14756) - ( 14756 x 0,1 ) + 0,5 ( 10800 )


= 0,21
k x +0,5 t

C1 = k - kx +0,5 t

( 14756 x 0,1 ) + 0,5 ( 10800 )

= ( 14756 ) - ( 14756 x 0,1 ) + 0,5 ( 10800 )


= 0,37
k - k x 0,5 t

C2 = k - kx + 0,5 t

( 14756 ) - ( 14756 x 0,1 ) 0,5 ( 10800 )

= ( 14756 ) - ( 14756 x 0,1 ) + 0,5 ( 10800 )


= 0,422
Uji Kontrol
Co + C1 + C2 = 1
0,21 + 0,37 + 0,422 = 1
1,002 = 1 .............. OK
Contoh perhitungan

Diketahui : inflow ( I2 ) = 2,771 ( m3/dt )


Inflow ( I1 ) = 2,007 ( m3/dt )
Outflow( Q ) = 2,007 ( m3/dt )
Co

= 0,21

C1

= 0,37

C2

= 0,422

Untuk kolom ke 3 :
Co x I2

= 0,21 x 2,771
= 0,569

Untuk kolom ke 4 :
C 1 x I1

= 0,37 x 2,007
= 0,743

Untuk kolom ke 4 :
C2 x Q

= 0,422 x 2,007
= 0,847

Outflow ( Q2 )
Q2 = Co I2 + C1 I1 + C2 Q
= 0,569 + 0,743 + 0,847
= 2,159 ( m3/dt )
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini

Tabel Perhitungan Debit Outflow ( Q2 ) untuk kala ulang 100 tahun


Waktu
Inflow
Co x I2
C1 x I1
C2 x Q
( jam )
(m3/dtk)
0
2,007
1
2,711
0,569
0,743
0,847
2
4,936
1,037
1,003
1,144
3
8,497
1,784
1,826
2,083
4
12,069
2,535
3,144
3,586
5
15,362
3,226
4,466
5,093
6
18,044
3,789
5,684
6,483
7
19,993
4,199
6,676
7,614
8
21,334
4,480
7,398
8,437
9
22,280
4,679
7,893
9,003
10
22,958
4,821
8,244
9,402
11
23,474
4,930
8,494
9,688
12
23,887
5,016
8,685
9,906
13
24,176
5,077
8,838
10,080
14
24,369
5,118
8,945
10,202
15
24,489
5,143
9,017
10,284
16
24,552
5,156
9,061
10,335
17
24,569
5,159
9,084
10,361
18
24,550
5,155
9,090
10,368
19
24,503
5,146
9,083
10,360
20
24,434
5,131
9,066
10,340
21
24,349
5,113
9,041
10,311
22
24,252
5,093
9,009
10,275
23
24,146
5,071
8,973
10,234
24
24,034
5,047
8,934
10,190

Outflow
(m3/dtk)
2,007
2,159
3,183
5,694
9,264
12,785
15,956
18,489
20,315
21,575
22,467
23,112
23,608
23,995
24,265
24,443
24,552
24,605
24,614
24,589
24,537
24,465
24,377
24,278
24,171

Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 5 tahun


Co x I2
C 1 x I1
C2 x Q
Outflow
Waktu
Inflow
3
(m3/dtk)
( jam )
(m /dtk)
0
2,007
2,007
1
2,676
0,562
0,743
0,847
2,151
2
4,620
0,970
0,990
1,129
3,089
3
7,719
1,621
1,709
1,950
5,280
4
10,603
2,227
2,856
3,257
8,340
5
13,553
2,846
3,923
4,475
11,244
6
15,954
3,350
5,015
5,720
14,085
7
17,810
3,740
5,903
6,732
16,375
8
19,083
4,007
6,590
7,516
18,113
9
19,965
4,193
7,061
8,053
19,306
10
20,616
4,329
7,387
8,425
20,142
11
21,105
4,432
7,628
8,700
20,760
12
21,475
4,510
7,809
8,906
21,225
13
21,753
4,568
7,946
9,062
21,576
14
21,961
4,612
8,049
9,180
21,840
15
22,114
4,644
8,126
9,268
22,037
16
22,224
4,667
8,182
9,332
22,182
17
22,298
4,683
8,223
9,378
22,284
18
22,344
4,692
8,250
9,410
22,352
19
22,367
4,697
8,267
9,429
22,393
20
22,372
4,698
8,276
9,439
22,413
21
22,363
4,696
8,278
9,441
22,415
22
22,343
4,692
8,274
9,437
22,403
23
22,314
4,686
8,267
9,429
22,381
24
22,278
4,678
8,256
9,416
22,351

Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untukl kala ulang 10 tahun


Co x I2
C 1 x I1
C2 x Q
Outflow
Waktu
Inflow
3
(m3/dtk)
( jam )
(m /dtk)
0
2,007
2,007
1
2,686
0,564
0,743
0,847
2,154
2
4,716
0,990
0,994
1,134
3,118
3
7,956
1,671
1,745
1,990
5,406
4
11,050
2,320
2,944
3,357
8,622
5
14,116
2,964
4,088
4,663
11,716
6
16,589
3,484
5,223
5,957
14,663
7
18,509
3,887
6,138
7,001
17,026
8
19,766
4,151
6,848
7,811
18,810
9
20,668
4,340
7,313
8,341
19,995
10
21,327
4,479
7,647
8,722
20,848
11
21,816
4,581
7,891
9,000
21,472
12
22,181
4,658
8,072
9,207
21,937
13
22,451
4,715
8,207
9,361
22,282
14
22,648
4,756
8,307
9,474
22,537
15
22,787
4,785
8,380
9,557
22,722
16
22,881
4,805
8,431
9,616
22,852
17
22,939
4,817
8,466
9,656
22,939
18
22,968
4,823
8,487
9,680
22,991
19
22,973
4,824
8,498
9,692
23,015
20
22,961
4,822
8,500
9,695
23,017
21
22,934
4,816
8,495
9,689
23,001
22
22,896
4,808
8,485
9,678
22,971
23
22,849
4,798
8,471
9,662
22,932
24
22,796
4,787
8,454
9,642
22,883

Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 20 tahun


Co x I2
C 1 x I1
C2 x Q
Outflow
Waktu
Inflow
3
(m3/dtk)
( jam )
(m /dtk)
0
2,007
2,007
1
2,695
0,566
0,743
0,847
2,155
2
4,793
1,006
0,997
1,137
3,141
3
8,144
1,710
1,773
2,023
5,506
4
11,403
2,395
3,013
3,437
8,845
5
14,544
3,054
4,219
4,812
12,085
6
17,085
3,588
5,381
6,138
15,107
7
19,012
3,993
6,321
7,210
17,524
8
20,296
4,262
7,035
8,023
19,320
9
21,213
4,455
7,510
8,565
20,530
10
21,877
4,594
7,849
8,952
21,395
11
22,367
4,697
8,095
9,232
22,024
12
22,728
4,773
8,276
9,439
22,488
13
22,991
4,828
8,409
9,591
22,829
14
23,178
4,867
8,507
9,702
23,076
15
23,308
4,895
8,576
9,781
23,252
16
23,399
4,914
8,624
9,836
23,374
17
23,451
4,925
8,658
9,874
23,456
18
23,468
4,928
8,677
9,896
23,502
19
23,458
4,926
8,683
9,904
23,513
20
23,426
4,920
8,680
9,899
23,498
21
23,378
4,909
8,668
9,886
23,463
22
23,317
4,897
8,650
9,866
23,412
23
23,247
4,882
8,627
9,840
23,349
24
23,160
4,864
8,601
9,810
23,275

Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 50 tahun


Co x I2
C 1 x I1
C2 x Q
Outflow
Waktu
Inflow
3
(m3/dtk)
( jam )
(m /dtk)
0
2,007
2,007
1
2,706
0,568
0,743
0,847
2,158
2
4,891
1,027
1,001
1,142
3,170
3
8,385
1,761
1,810
2,064
5,635
4
11,859
2,490
3,103
3,539
9,132
5
15,105
3,172
4,388
5,004
12,564
6
17,743
3,726
5,589
6,374
15,689
7
19,686
4,134
6,565
7,488
18,186
8
21,009
4,412
7,284
8,307
20,003
9
21,946
4,609
7,773
8,866
21,248
10
22,619
4,750
8,120
9,261
22,131
11
23,110
4,853
8,369
9,545
22,768
12
23,494
4,934
8,551
9,753
23,237
13
23,790
4,996
8,693
9,915
23,604
14
23,992
5,038
8,802
10,039
23,880
15
24,122
5,066
8,877
10,125
24,068
16
24,195
5,081
8,925
10,180
24,186
17
24,223
5,087
8,952
10,210
24,250
18
24,215
5,085
8,963
10,222
24,270
19
24,180
5,078
8,960
10,219
24,256
20
24,122
5,066
8,946
10,204
24,216
21
24,049
5,050
8,925
10,180
24,155
22
23,963
5,032
8,898
10,149
24,079
23
23,868
5,012
8,866
10,112
23,991
24
23,766
4,991
8,831
10,072
23,894

Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 500 tahun
Co x I2
C 1 x I1
C2 x Q
Outflow
Waktu
Inflow
3
(m3/dtk)
( jam )
(m /dtk)
0
2,007
2,007
1
2,733
0,574
0,743
0,847
2,163
2
5,142
1,080
1,011
1,153
3,244
3
9,002
1,891
1,903
2,170
5,963
4
13,021
2,734
3,331
3,799
9,864
5
16,526
3,470
4,818
5,495
13,783
6
19,334
4,060
6,115
6,974
17,149
7
21,379
4,490
7,154
8,159
19,802
8
22,797
4,787
7,910
9,022
21,720
9
23,867
5,012
8,435
9,620
23,067
10
24,676
5,182
8,831
10,072
24,085
11
25,244
5,301
9,130
10,413
24,845
12
25,634
5,383
9,340
10,653
25,376
13
25,891
5,437
9,485
10,818
25,740
14
26,046
5,470
9,580
10,926
25,975
15
26,123
5,486
9,637
10,991
26,114
16
26,139
5,489
9,665
11,024
26,178
17
26,107
5,482
9,671
11,031
26,184
18
26,038
5,468
9,660
11,017
26,145
19
25,940
5,447
9,634
10,988
26,070
20
25,821
5,422
9,598
10,947
25,967
21
25,686
5,394
9,554
10,896
25,844
22
25,539
5,363
9,504
10,839
25,706
23
25,384
5,331
9,449
10,777
25,557
24
25,224
5,297
9,392
10,712
25,401

Tabel Mencari Hidrograf debit Keluar untuk kala ulang 1000 tahun
Co x I2
C 1 x I1
C2 x Q
Outflow
Waktu
Inflow
3
(m3/dtk)
( jam )
(m /dtk)
0
2,007
2,007
1
2,739
0,575
0,743
0,847
2,165
2
5,197
1,091
1,013
1,156
3,261
3
9,136
1,919
1,923
2,193
6,034
4
13,274
2,788
3,380
3,856
10,024
5
16,835
3,535
4,911
5,602
14,048
6
19,668
4,130
6,229
7,104
17,463
7
21,748
4,567
7,277
8,300
20,144
8
23,186
4,869
8,047
9,178
22,093
9
24,335
5,110
8,579
9,784
23,473
10
25,147
5,281
9,004
10,269
24,554
11
25,712
5,399
9,304
10,612
25,316
12
26,096
5,480
9,513
10,850
25,844
13
26,344
5,532
9,656
11,013
26,201
14
26,489
5,563
9,747
11,117
26,427
15
26,555
5,576
9,801
11,178
26,556
16
26,559
5,577
9,825
11,206
26,609
17
26,514
5,568
9,827
11,208
26,602
18
26,432
5,551
9,810
11,189
26,550
19
26,321
5,527
9,780
11,154
26,461
20
26,188
5,499
9,739
11,107
26,345
21
26,039
5,468
9,690
11,051
26,209
22
25,879
5,435
9,634
10,989
26,058
23
25,711
5,399
9,575
10,921
25,896
24
25,539
5,363
9,513
10,850
25,726

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,1

AS kumulatif

400000
y = 14756x - 152444
R 2 = 0, 9875

300000
200000
100000
0
-100000

10
X = 0,1
Linear ( x = 0,1 )

20

30

40

XI + ( 1 - X ) Q

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,2

AS kumulatif

400000
y = 14698x - 151420
R 2 = 0,9836

300000
200000
100000
0
-100000

10

X = 0,2

Linear ( x = 0,2 )

20

30

XI + ( 1 - X ) Q

40

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,3

AS kumulatif

400000
y = 14521x - 148282
R 2 = 0, 9717

300000
200000
100000
0
-100000

10
X = 0,3
Linear ( x = 0,3 )

20

30

40

XI + ( 1 - X ) Q

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,4

AS kumulatif

400000
y = 14233x - 143181
R 2 = 0,9525

300000
200000
100000
0
-100000

10
X = 0,4
Linear ( x = 0,4 )

20

30

XI + ( 1 - X ) Q

40

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,5

AS kumulatif

400000
y = 13847x - 136350
R 2 = 0,9266

300000
200000
100000
0
-100000

10
X = 0,5
Linear ( x = 0,5 )

20

30

40

XI + ( 1 - X ) Q

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,6

AS kumulatif

400000
y = 13379x - 128079
R 2 = 0, 8954

300000
200000
100000
0
-100000

10
X = 0,6
Linear ( x = 0,6 )

20

30

XI + ( 1 - X ) Q

40

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,7

AS kumulatif

400000
y = 12849x - 118689
R 2 = 0, 8598

300000
200000
100000
0
-100000

10

20

X = 0,7
Linear ( x = 0,7 )

30

40

XI + ( 1 - X ) Q

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,8

AS kumulatif

400000
y = 12273x - 108501

300000

R = 0,8213

200000
100000
0
-100000

10
X = 0,8
Linear ( x = 0,8 )

20

30

XI + ( 1 - X ) Q

40

AS kumulatif

Grafik Mencari Nilai X dan K, untuk X = 0,9


350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
-50000 0

y = 11669x - 97820
2

R = 0,7809

X = 0,9

10

Linear ( x = 0,9 )

20
30
XI + ( 1 - X ) Q

40

BAB IX
EVAPOTRANSPIRASI
9.1 Landasan Teorri
Hidrologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
kejadian, pertukaran dan penyebaran air di atmosfer dan dipermukaan bumi serta
dibawah permukaan bumi ( Soewarno,1985 ).
Air laut, danau dan sungai menguap karena adanya radiasi matahari, awan
yang terjadi oleh uap air bergerak keatas daratan akibat gesekan angin. Presipitasi
terjadi karena adanya tabrakan antara butir butir uap air akibat desakan angin
yang dapat berbentuk hujan atau salju yang jatuh ke tanah yang berbentuk
limpasan langsung ( run Off ) yang mengalir kembali kelaut, danau atau sungai.
Dan beberapa diantaranya masuk ke dalam tanah ( infiltrasi ) dan bergerak terus
kebawah kedalam daerah jenuh yang terdapat dibawah permukaan air tanah.
Hidrologi adalah salah satu aspek yang sangat penting peranannya dimana
tingkat keberhasilan bangunan air dipengaruhi oleh ketelitian dalam menganalisa
hidrologi. Parameter hidrologi yang sangat penting untuk merencanakan jaringan
irigasi adalah curah hujan dan evavotraspirasi.
Evapotranspirasi adalah jumlah evaporasi dan transpirasi secara bersama
sama, evaporasi/ penguapan adalah berubahnya air menjadi uap atau bergerak dari
permukaan tanah / permukaan air ke udara, sedangkan transpirasi adalah
penguapan melalui tubuh tanaman, yaitu melalui stomata sebagai proses fisiologi,
besaran evapotranspirasi dihitung dengan memakai cara Penman modifikasi FAO
dengan input data berupa :
Letak lintang
Temperatur
Kelembaban relatif
Kecepatan angin
Lama penyinaran
Persamaan Penman dirumuskan :
Etc hari = C [ W Rn + ( 1 W )F( U ) x ( ea ed )]..............................9.1
Dimana :

Etc hari = evapotranspirasi tanaman ( mm/hari )


W

= faktor temperatur

Rn

= realisasi netto ( mm/hari )

F( U )

= faktor kecepatan angin

( ea ed )= perbedaan anatara tekanan uap air pada temperatur merata dengan


tekanan uap jenuh ( mbar )
C

= faktor perkiraan dari kondisi musim

Dengan :

W = x

= 0,386 x P/L

= 595 0,51Tc

= 1013 0,105E

Tc

= T 0,006 ( Li Lp )

n/Nc

= n/ N 0,01 ( Li Lp )

U2C

= U2 x ( Li/Lp )1/2.

ea

= 7,01 x 1,062 Tc

ed

= Ra x ea

= 2 ( 0,00738 x Tc x 0,8072 )Tc 0,00116

F( t ) = 11,25 x 1,0133Tc
F( u )

= 0,27 x ( 1 + U2C/100 )

F(ed )

= 0,34 x 0,044 x ( ed )1/2

Rs

= ( a + b ) x n/Nc x Ra

Rn

= ( 1 -0,25 ) x Rs (F( t ) - F(ed ) F(U )) + Ra

= 0,68 +( 0,0028 x Rhmax ) + ( 0,018125 X Rs ) ( 0,068 X U2C ) +

( 0,013 x 3 ) + ( 0,0097 x 3 x U2C ) + (0,43 x ( 1/10000 ) x Rhmax x Rs x U2C )


Etc bulanan = jumlah hari x Etc...................................................................9.2
Dimana :
Li = elevasi lokasi perencanaan ( elevasi DAS )
Lp = elevasi lokasi pegukuran ( elevasi klimatologi )
a

= 0,2

= 0,35

Nilai a dan b sesuai letak lintang suatu daerah

BAB X
PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN RENDAH
10.1 Landasan Teori
Debit aliran rendah digunakan untuk perencanaan perencanaan yang
risikonya akan menjadi jika terjadi debit lebih kecil dari debit yang
diperkirakan. Dalam hal ini debit yang diperkirakan disebut sebagai debit
andalan. Kita ambil contoh, misalnya kita mengambil keputusan debit andalan
yang digunakan adalah Q50% = 2,56 m3/dt. Maka kurang lebih kita akan
mendapatkan areal irigasi untuk padi sawah seluas 2560 Ha, namun setiap
terdapat kegagalan panen 4 tahun, karena dalam catatan data debit terdapat 4
tahun yang debit alirannya lebih kecil dari 2,56 m3/dt. Jika kita mengambil
keputusan debit andalan yang digunakan adalah Q80% = 2,48 m3/dt. Maka kurang
lebih kita akan mendapatkan areal irigasi untuk padi sawah seluas 2480 Ha,
namun setiap 9 tahun akan terdapat kegagalan panen 1 tahun, karena dalam
catatan data debit terdapat 1 tahun yang debit aliran rendahnya lebih kecil dari
2,48 m3/dt. Oleh karenanya, dalam kriteria perencanaan irigasi sawah yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum bagian Pengairan menggunakan
pedoman Q80% untuk perencanaan irigasi sawah, sedangkan untuk palawija yang
airnya tidak sebanyak padi

sawah dan risiko kematian yang lebih kecil

dibanding padi, maka debit andalan yang diguanakan adalah Q50%.


Pengambilan keputusan penggunaan debit andalan untuk perencanaan
perencanaan yang lain seperti perencanaan pemanfaatan air untuk domestik,
industri,

pembangkit

listrik

tenaga

air

dan

lain

sebagainya

harus

mempertimbangkan kriteria perencanaannya masing masing atau berdasarkan


analisis optimasi.
Metode untuk menghitung debit aliran rendah diantaranya adalah :
1. Metode Nreca
2. Metode Mock
1. Metode Nreca
Cara perhitungan ini paling sesuai untuk daerah cekungan yang setelah hujan
berhenti yang masih ada aliran air di sungai selama beberapa hari. Kondisi ini

terjadi bila tangkapan hujan cukup luas, sehingga cocok untuk embung besar,
dengan kapasitas tampungan lebih besar atau sama dengan 2 juta meter per
kubik, dan tinggi bisa mencapai 20 m. Sehingga untuk embung kecil cara ini
jarang dipakai. Namun, dalam penelitian Ery dkk ( 2005 ) mendapatkan bahwa
metode ini ternyata dapat digunakan dalam perencanaan embung kecil.
Persamaan yang digunakan sebagai berikut :
Wi

Wo
...................................................................................10.1
NOM

NOM = 100 + 0,2 Ra


Dengan :
Ra

= hujan tahunan ( mm )

Wo

= tampungan kelengasan awal

W1

= tampungan kelengasan tanah

Kemudian dicari nilai evapotranspirasi aktual

AET

AET
x PET ..........................................................................10.2
PET

Dengan :
AET

= evapotranspirasi aktual

PET

= evapotranspirasi potensial

Nilai rasio AET dan PET didapat dari grafik perbandingan AET dan

PET yang terdapat pada lampiran yang nilainya tergantung rasio antara Rb dan
PET dengan Rb adalah hujan rerata bulanan.

Neraca air yang terjadi adalah :

Rb AET..............................................................................................10.3

Rasio kelebihan kelengasan diperoleh dari grafik rasio tampungan

kelengasan tanah yang terdapat pad alampiran, tergantung niali Wi.

Kelebihan kelengasan = Rasio kelebihan kelengasan x Neraca air

Perubahan tampungan yang terjadi = neraca air kelebihan kelengasan

Tampungan air tanah = PI x kelebihan kelengasan

PI

= parameter yang emggambarkan karakteristik tanah permukaan

PI

= 0,1 bila bersifat kedap air

PI

= 0,5 bila berisfat lulus air

Tampungan air tanah akhir = tampungan air tanah + tampungan air

tanah awal ( dicoba dengan nilai awal = 500 mm )

Aliran air tanah = P2 x tampungan air tanah akhir

P2

= perameter karakteristik tanah dalam

P2

= 0,9 bila bersifat kedap air

P2

= 0,5 bila bersifat lulus

Limpasan langsung = kelebihan kelengasan tampungan air tanah

Aliran total = limpasan langsung + aliran air tanah

Untuk perhitungan bulan berikutnya dihitung berdasarkan rumus :

Tampungan kelengasan = tampungan kelengasan bulan sebelumnya +

perubahan tampungan

Tampungan air tanah = tampungan air tanah bulan sebelumnya aliran

air tanah
Sebagai patokan di akhir perhitungan, nilai tampungan kelengasan awal
( Januari ) harus mendekati tampungan bulan Desember.
Hasil akhir perhitungan metode Nreca dibuat dalam setengah bulanan untuk
mendukung ketelitian dalam perencanan pola tanam. Metode ini sangat cocok
karena memasukkan unsur evapotranspirasi aktual dan kelengasan tanah yang
juga merupakan faktor yang penting dalam siklus hodrologi suatu daerah.
( Ery dkk, 2005 ).
2. Metode Simulasi Mock
Metode silmulasi Mock ini memperhitungkan

data curah hujan

evapotranspirasi dan karakteristik hidrologi daerah pengaliran sungai, dengan


asumsi dan data yang diperlukan sebagai berikut :
a. Evapotranspirasi terbatas
Adalah evapotranspirasi aktual dengan mempertimbangkan kondisi
vegetasi dan permukaan tanah serta curah hujan.
Untuk menghitung evapotranspirasi terbatas ini diperlukan data :
- curah hujan setengah bulanan ( P )
- jumlah hari setengan bulanan ( n )
- jumlah permukaan kering setengah bulanan ( d )
- Exposed Surface ( m % ) yang diraksir dari peta tata guna tanah.
b. Keseimbangan air di permukaan tanah

Keseimbangan air di pengaruhi oleh jumlah air yang amsuk ke dalam


permukaan tanah dan kondisi tanah itu sendiri. Data yang diperlukan
adalah :
- P Et adalah perubahan air yang akan masuk ke permukaan tanah
- Soil storage,besarnya volume air yang ditahan oleh tanah yang besarnya
tergantung pada ( P Et ), soil storage bulan sebelumnya.
- Soil moisture, volume untuk melembabkan tanh yang besarnya
tergantung ( P E t ), soil storage, dan soil moisture bulan sebelumnya.
- Kapasitas soil moisture, adalah volume air yang diperlukan untuk
mencapai kapasitas kelengasan tanah.
- Water surplus, volume air yang akan masuk kepermukaan tanah, yaitu
water surplus= ( P Et ) soil storage, dan 0 jikan ( P E t )< soil
storage.
c. Ground Water Storage
Nilai run off dan ground water besarnya tergantung dari keseimbangan air
dan kondisi tanahnya. Data yang diperlukan adalah :
- koefisien infiltrasi = I diambil 0,2 - 0,5
- faktor resesi aliran air tanah = k , diambil 0,4 0,7
- initial storage adalah volume air tanah yang tersedia diawal perhitungan.
d. Aliran sungai
- Interflow

= infiltrasi volume air tanah ( mm )

- Direct run off

= water surplus infiltrasi ( mm )

- Base flow

= aliran sungai yang selalu ada sepanjang tahun ( m3/dt)

- Run off

= interflow + Direct Run Off + base Flow ( m3/dt)

Setelah didapat seluruh perhitungan debit aliran rendah ( beberapa tahun )


misalkan 9 tahun, maka selanjutnya adalah melakukan penentuan debit
andalan.

BAB XI
PENENTUAN DEBIT ANDALAN
11.1 Landasan Teori
Metode penentuan debit andalan ada 2 ( dua ) macam ( Sulistoyono dan
Mudiyono, 2001), yaitu :
1. Metode pengukuran menurut Tahun ( Basic Year ).
2. Metode pengurutan menurut Bulan ( Basic Month ).
Secara umum kedua metode ini hampir sama, yaitu menggunakan pengurutan
data debit dari besar ke kecil kemudian dicari debit andalan sesuai dengan
probabilitasnya. Metode probabilitas yang digunakan adalah persamaan Weibull
sebagai berikut :
P

m
x 100 % ........................................................................11.1
n +1

Dengan :
P

= Probabilitas ( % )

= nomor urut data

= jumlah data

1. Metode Pengurutan Waktu Menurut Tahun ( Basic Year ).


Metode ini lebih optimis untuk penentuan debit andalan yang lebih kecil dari
Q50% seperti Q80% dibanding dengan metode Basic Month. Pengertian ini
karena hasil penentuan debit andalan dengan menggunakan metode Basic
Year pada debit kecil menghasilkan urutan debit yang lebih besar
dibandingkan dengan hasil dari metode Basic Month. Langkah langkah
pengerjaan penentuan debit andalan dengan menggunakan metode pengurutan
tahun ( Basic Year ), yaitu :
a. Menjumlahkan seluruh debit aliran rendah bulanan atau setengah
bulanan menjadi debit total debit aliran rendah tahunan.
b. Mengurutkan total debit aliran rendah tahunan dari besar ke kecil.
c. Menghitung probabilitas masing masing debit aliran rendah dengan
menggunakan persamaan Weibull.

d. Menentukan debit andalan sesuai dengan probabilitas yang dicari


( umumnya risiko kegagalan panen akan kecil jika perencanaan padi sawah
menggunakan Q80%, sedangkan untuk palawija menggunakan Q50%).
3.

Metode Pengurutan Menurut Bulan atau Setengah Bulanan ( Basic

Mont ).
Metode ini lebih ekstrim karena pada debit andalan yang lebih kecil dari

Q 50%

seperti Q80% metode ini akan menghasilkan debit yang lebih kecil dibandingkan
dengan metode Basic Year sehingga risiko kegagalan panen akan lebih kecil.
Namun, area irigasi yang didapat akan menjadi lebih kecil. Langkah langkah
pengerjaan penentuan debit andalan dengan menggunakan metode pengurutan
menurut bulan atau setengah bulanan ( Basic Month ), yaitu :
a.

Mengurutkan debit aliran rendah bulanan atau setengah bulanan dari

besar ke kecil.
b.

Menghitung total debit aliran rendah tahunan.


c.

Menghitung probabilitas masing masing debit aliran rendah dengan

menggunakan persamaan Weibull.


d.

Menentukan debit andalan sesuai dengan probabilitas yang dicari

( umumnya risiko kegagalan panen akan lebih kecil jika perencanaan padi
sawah menggunakan Q80%, sedangkan untuk palawija menggunakan Q50% ).

Hasil Perhitungan
Cara perhitungan Basic Year
1. Menjumlahkan seluruh debit aliran rendah bulanan atau setengah bulanan
menjadi debit total debit aliran rendah tahunan.
2. Mengurutkan total debit aliran rendah tahunan dari besar ke kecil.
3. Menghitung probabilitas masing masing debit aliran rendah dengan
menggunakan persamaan Weibull.
4. Setelah itu, debit andalan Q50% dapat diketahui dan debit andalan Q80% karena
terletak diantara Q81,25% dan Q75% maka untuk dapat mengetahui debit
andalannya dapat dicari dengan cara interpolasi.
Contoh :
Untuk bulan Januari ( bulan pertama )
Q80%

80 - 75

= 0,0414 +( 81,25 - 75 x ( 0,0442 - 0,0414))


= 0,04 m3/dt
Dan caranya sama untuk bulan bulan berikutnya

Cara perhitungan Basic Mont


1. Mengurutkan debit aliran rendah bulanan atau setengah bulanan dari besar ke
kecil.
2. Menghitung total debit aliran rendah tahunan.
3. Menghitung probabilitas masing masing debit aliran rendah dengan
menggunakan persamaan Weibull.
4. Setelah itu, debit andalan Q50% dapat diketahui dan debit andalan Q80% karena
terletak diantara Q81,25% dan Q75% maka untuk dapat mengetahui debit
andalannya dapat dicari dengan cara interpolasi.
Contoh :
Untuk bulan Januari ( bulan pertama )
Q80%

80 - 75

= 0,036 +( 81,25 - 75 x ( 0,0306 - 0,360))

= 0,0317 m3/dt
Dan caranya sama untuk bulan bulan berikutnya

Anda mungkin juga menyukai