Anda di halaman 1dari 25

Wahyuddin

PENDAHULUAN
Pemahaman secara mendalam mengenai teknologi produksi kapal diawali dengan memahami proses pembangunan kapal. Proses pembangunan kapal merupakan ratusan bahkan ribuan rangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh sumber daya galangan. Sumber daya galangan meliputi tenaga kerja (man), bahan (material), peralatan dan mesin (machine), tata cara kerja (method), dana (money), area pembangunan (space) dan sistem (system). Sebagai pendahuluan dijelaskan materi pembelajaran tentang proses pembangunan/perakitan kapal, kaitan antara desain kapal dan desain produksi serta penjelasan sasaran pembelajaran yang harus dicapai setelah mempelajari

matakuliah ini yaitu mahasiswa mampu menjelaskan proses pembangunan kapal.

URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN PROSES PEMBANGUNAN KAPAL


Suatu industri yang menghasilkan produk-produk seperti kapal (ships) , struktur bangunan lepas pantai (offshore structures), bangunan apung (floating plants) untuk pemesan/pemilik secara pribadi, perusahaan, pemerintah dan lain-lain disebut industri pembangunan kapal (shipbuilding). Dalam banyak kasus produk dibuat berdasarkan pesanan sesuai dengan persyaratan khusus pemesan. Hal inipun berlaku apabila kapal di buat secara seri/sejenis (series).

Wahyuddin

10 Menurut Storch (1995) dan Watson (2002), secara umum tahapan pem-

bangunan kapal sangat bervariasi, bergantung keinginan pemesan, namun secara umum tahapan ini meliputi: Pengembangan keinginan pemesan (development of owner,s requirements). Desain konsep atau prarancangan (preliminary/concept design). Desain kontrak (contract design). Penawaran/penandatanganan kontrak (bidding/contracting). Perencanaan dan desain detail (detail design and planning). Fabrikasi dan Perakitan (construction). Tahapan awal dalam proses pembangunan kapal adalah

memformulasikan/mendefensikan

produk sesuai dengan keinginan pemesan. meramalkan akan membutuhkan

Sebagai contoh, sebuah perusahaan pelayaran

sebuah angkutan yang dapat mengangkut 250000 mobil built up pertahun dari Jepan ke Indonesia; atau Kementerian Perhubungan Republik Indonesia membutuhkan kapal ferry untuk menyeberangkan 150000 penumpang per hari lebih dari 10 rute penyeberangan antara pulau dengan rata-rata 30 trip per rute; atau sebuah

perusahaan minyak membutuhkan pengangkutan lebih dari 10 juta ton minyak mentah per tahun dari Indonesia ke Jepan; atau Tentara Nasional Indonesia angkatan laut membutuhkan kapal yang cocok untuk mengirim suplai guna mendukung peperangan dimana saja dalam waktu singkat/cepat. Berdasarkan uraian di atas memformulasi atau mendefensisikan fungsi dan misi dari sebuah bangunan kapal baru mungkin gampang atau malah sangat susah tetapi yang penting adalah hasil akhir sebuah produk harus merefleksikan keinginan pemesan dan fungsi produk. Setelah mengidentifikasi dan mendefenisikan keinginan pemesan, tahapan selanjutnya yaitu prarancangan. Prarancangan mendefenisikan karakter dasar kapal. Tahapan ini, dapat dilakukan oleh internal staf pemilik, konsultan desain yang ditunjuk owner, atau satu atau beberapa staf galangan. Umumnya di Amerika Serikat (tetapi tidak semuanya) menggunakan jasa konsultan desain untuk pengerjaan prarancangan produk. Hasil akhir tahapan prarancangan adalah mendefenisikan gambaran umum kapal, mencakup dimensi, bentuk lambung, rencana umum, ketenagaan, tata letak kamar mesin, kapasitas muat, peralatan angkat, sistem persenjataan, atau kelayakhunian (habitability), kapasitas bobot mati (bahan bakar minyak, air, kru, dan

Wahyuddin

11

bawaan), struktur, perpipaan, kelistrikan, permesinan dan ventilasi. Berdasarkan deskripsi umum sebuah kapal siap dibangun. Hasil akhir dari tahapan prarancangan berisi detail informasi yang dibutuhkan dalam melakukan penawaran dan penandatangan kontrak. Informasi harus detail yang memperlihatkan estimasi biaya dan waktu pembangunan sebuah kapal dibuat oleh galangan.Tahapan ini disebut desain untuk kontrak. Sama seperti tahapan prarancangan pekerjaan ini dapat dilakukan oleh staf pemilik, konsultan desain atau staf galangan. Apabila informasi yang dibutuhkan dalam desain kontrak telah rampung, tahapan selajutnya dilakukan proses negosiasi sebagai dasar untuk melakukan kesepakatan. Tahapan penawaran dan negosiasi ini menyertakan rancangan kontrak dan spesisikasi teknis. Biasanya proses ini sangat lama dan rumit, karena secara umum membicarakan banyak faktor seperti biaya, tanggal penyerahan dan standar-standar yang akan digunakan serta persyaratanpersyaratan performa kapal. Setelah proses penawaran selesai dan kontrak telah ditandatangani, tahapan kelima dari proses pembangunan kapal adalah proses perencanaan, penjadwalan, dan penyusunan desain detail. Perakitan kapal pada dasarnya meliputi pengadaan jutaan ton bahan baku dan komponen, fabrikasi jutaan bagian dari bahan baku, dan perakitan jutaan bagian dan komponen. Perencanaan pembangunan kapal sangat rumit dan memerlukan detail. Perencanaan dan desain detail harus mampu menjawab pertayaan apa, bagaimana, kapan, dimana dan siapa?. Menentukan komponen, bagian, perakitan dan sistem apa yang dibutuhkan dalam pembangunan adalah pertayaan pertama dala menyusun desain detail. Dimana dan bagaimana fasilitas yang akan digunakan, termasuk menentukan lokasi galangan serta teknik dan peralatan yang akan digunakan?. Begitupula jawaban tentang subkontaktor dan analisa buat atau beli bahan yang akan digunakan. Bagaimana menentukan urutan operasi mencakup pembelian dan perakitan serta informasi waktu yang dibutuhkan dalam proses

desain, perencanaan, kedatangan dan lain-lain. Akhirnya bagaimana keterkaitan antara utilisasi galangan dan tenaga kerja harus tergambarkan dalam penjadwalan. Jelasnya diperlukan kemampuan untuk menjawab pertayaan yang saling bergantung sama lain. Sukses atau keberhasilan sebuah galangan atau proyek pembangunan kapal sangat berkaitan langsung dengan kemampuan menjawab

Wahyuddin

12

pertayaan tersebut atau kemampuan dalam melakukan penyusunan perencanaan dan desain detail secara seksama dan sistematis. Akhir dari tahapan proses pembangunan kapal adalah mengerjakan/merakit kapal secara ril. Perakitan kapal pada dasarnya terdiri dari empat level atau tingkatan manufaktur. Pertama adalah manufaktur komponen atau bagian. Biasa disebut fabrikasi yaitu menghasilkan komponen-komponen dari bahan baku (seperti pelat baja, pipa, kabel, profil dan lain-lain). Tahapan berikutnya adalah

penggabungan/penyambungan bagian atau komponen untuk membentuk unit-unit atau sub-assembly. Bagian- bagian kecil disatukan, kombinasi ini digunakan ke level berikutnya membentuk blok lambung. Blok lambung umumnya merupakan seksi yang sangat besar dari pembangunan sebuah kapal yang akan dibawah ke landasan pembangunan. Erection atau penegakan blok merupakan level paling akhir, mencakup penyambungan dan peletakan blok di landasan pembangunan (seperti landasan peluncuran, dok kolam atau dok kering). Jadi tahapan pengkonstruksian dalam pembangunan kapal utamanya mencakup mulai dari fabrikasi (fabrication), perakitan awal (sub-assemblies), perakitan blok, erection (penegakan blok) sampai membentuk secara utuh kapal. Hal yang paling penting dalam tahapan ini adalah mengverifikasi kapal telah dibuat dengan kontrak yang telah disepakati. Konsekuensinya kapal akan

mengalami/menjalani serangkaian pengujian dan percobaan pelayaran sehingga dapat diserahkan ke pemesan. Proses pembangunan kapal dapat dipandang sebagai sebuah proses yang dimulai ketika pemesan membutuhkan kapal sesuai fungsi-fungsi yang diingikan, proses ini melalui beberapa tahanan kerja (desain, penandatangan kontrak, perecananan dan lain-lain). Titik akhir (kulminasi) dari proses ini perakitan dan manufaktur dari jutaan komponen, menjadi sub-assembly, blok dan utuh menjadi kapal. Produktifitas sebuah pembangunan kapal sangat bergantung pada

kemampuan dalam penanganan serta pengawasan setiap tahapan secara baik. Dengan demikian proses desain pembangunan kapal terdiri dari rangkaian desain kapal (ships design) dan desain untuk produksi (design for production), batasan antara keduanya sangat tipis dan tidak dapat dipisahkan, kerena keduanya teritegrasi secara utuh. Industri pembangunan kapal merupakan industri yang sangat tua sejalan dengan sejarah peradaban manusia. Teknik-teknik pembangunan kapal selalu

Wahyuddin

13

berubah sebagai jawaban/respon dari perubahan desain kapal, material, pasar dan metode perakitan. Organisasi perusahaan pembangunan kapal (galangan) pun berupa mengikuti perubahan teknik-teknik pembangunan kapal tersebut. Awalnya sebagaiman terungkap dalam sejarah industri pembangunan kapal sama dengan industri lainnya, yaitu berorientasi keahlian/perajin/tukang ( the craft oriented). Yaitu secara eksklusif sangat tergantung pada keahlian tukang/pekerja dalam sebuah pekerjaan. Dalam memulai perakitan/pekerjaan hanya memerlukan sedikit perencanaan. Perubahan terjadi ketika besi atau baja digunakan dalam pembangunan kapal, pengunaan skala model dan gambar untuk panduan perakitan sudah digunakan walaupun masih terbatas/sedikit. Saat proses di industri semakin rumit dan efesien, pembangun kapalpun berupa seiring perubahan teknologi. Saat ini pembangunan kapal berorientasi produk yaitu membagi-bagi pekerjaan kapal dalam tiga pekerjaan yaitu konstruksi lambung, out fitting dan pengecatan. Teknik ini dikembangkan berdasarkan teknik produksi massal dan teknologi pengelasan. Mulai tahun tahun 60-an dan -70-an pembuat kapal secara terus menerus mencoba untuk mengembangkan pendekatan produksi massal atau assembly line (rangkaian perakitan). Pendekatan ini dilakukan menggunakan aplikasi grup teknologi untuk pembangunan kapal.

TERMINOLOGI DAN DEFENISI PEMBANGUNAN KAPAL


Pembangunan Kapal adalah pengkontsruksian/perakitan kapal, dan tempat dimana kapal dibangun disebut galangan (shipyard). Pembangunan Kapal adalah industri kontruksi yang menggunakan berbagai jenis komponen yang

dimanufaktur/diolah dari material. Industri ini, memerlukan banyak pekerja dari berbagai keahlian, lokasi, peralatan serta struktur organisasi yang baik. Tujuan utama perusahaan pembangunan kapal adalah mendapatkan keuntungan dari

pembangunan kapal.

KAPAL Menurut Tupper (2004), kapal masih tetap sebagai sarana penting dalam bidang ekonomi di beberapa negara dan menjadi alat angkut hampir 95 % total perdagangan dunia. Walaupun industri pesawat terbang telah melayani

penyeberangan samudera secara rutin, namun kapal masih tetap mengangkut orang-

Wahyuddin

14

orang dalam jumlah besar untuk berekreasi/berlibur dengan menggunakan kapalkapal pesiar dan kapal-kapal ferry diseluruh penjuru dunia. Kapal dan bangunan kelautan lainnya juga dibutuhkan untuk mengeksplotasi kekayaan laut dalam yang berlimpah. Sebagai sarana transportasi paling tua, kapal secara konstan mengalami evolusi baik dari sisi perubahan fungsi maupun perlengkapan/peralatan yang dipasang di atas kapal. Hal ini didorong oleh perubahan pola perdagangan dunia sebagai akibat dari tekanan-tekanan sosial, perkembangan teknologi khususnya material, teknik-teknik perakitan dan sistem pengendalian terakhir karena tekanan ekonomi. Terminologi kapal dapat diintrepertasikan secara luas atau dengan kata lain kapal adalah semua struktur terapung di atas air, biasanya mempuyai penggerak sendiri tetapi ada juga yang tidak seperti tongkang dan beberapa bangunan lepas pantai yang untuk menggerakkannya membutuhkan kapal tunda, selain itu ada pula yang digerakkan dengan angin. Terminologi kapal menurut Undang-undang N0 17 Tahun 2008 tentang pelayaran pada Bab I pasal 1 butir 36 adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa kapal adalah merupakan kombinasi yang rumit dari sesuatu, untuk menyederhanakan biasanya di klasifikasi berdasarkan dimensi utama, berat (displasmen) dan atau kapasistas angkut (bobot mati) dan bisa juga karena fungsinya. Pada gambar 2.1 memperlihatkan defenisi dasar dan dimensi kapal.

TIPE KAPAL Tipe kapal dapat dibagi ke dalam beberapa kelas berdasarkan fungsinya,yaitu kapal cargo, kapal tangki minyak, kapal curah,kapal penumpang, kapal ikan, kapal industri, kapal perang dan lain-lain, seperti tampak pada gambar 2.2. Tipikal atau profil beberapa kapal berdasarkan pengkelasan dapat dilihat pada gambar 2.3. s/d 2.14.

Wahyuddin

15

Gambar 2.1. Defenisi Dasar dan Dimensi Kapal (Sumber: Storch,dkk,1995, halaman 7)

Wahyuddin

16

Gambar 2.2. Klasifikasi kapal berdasarkan fungsi (Sumber: Ayres,2007, halaman 16)

Wahyuddin

17

Gambar 2.3. Kapal barang (general cargo ship) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id,diakses 2010)

Gambar 2.4. Kapal kontainer (container ship) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Wahyuddin

18

Gambar 2.5. Kapal curah (bulk carrier) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Gambar 2.6. Kapal tangki minyak (oil tanker) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Wahyuddin

19

Gambar 2.7. Kapal tangki gas cair (LNG-carrier) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Gambar 2.8. Kapal tangki kimia (chemical carrier) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Wahyuddin

20

Gambar 2.9. Kapal penyeberangan ro-ro (ferries ro-ro) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Gambar 2.10. Kapal ikan (fishing vessel) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Wahyuddin

21

Gambar 2.11 Kapal tunda (tug boat) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Gambar 2.12. Kapal perang frigat (frigate combatan) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Wahyuddin

22

Gambar 2.13. Kapal LPG-FPSO (Floating, Production, Storage, and Offloading units) (Sumber: Paik Jeom K,2007, halaman 344)

Gambar 2.14. Kapal penumpang (passengger vessel) (Sumber: lecture1 introduction;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Wahyuddin

23

FASILITAS GALANGAN Secara umum galangan berisi beberapa fasilitas yang digunakan untuk mengfasilitasi aliran material dan perakitan. Kebayakan galangan memerlukan ketersediaan daratan (land) dan perairan (waterfront) sebagai kebutuhan produksi. Menurut storch,dkk (1995), fitur-fitur penting yang harus dimiliki galangan antara lain: 1. Lokasi Daratan dan Perairan. Lokasi daratan digunakan untuk penegakan blok kapal dan untuk persiapan peluncuran kapal ke air. Lokasi perairan sebagai tempat penambatan kapal baik dalam pengerjaan maupun yang siap untuk diserahkan ke pemilik. Proses pemindahan kapal dari daratan ke air atau peluncuran kapal dapat dilakukan dengan menggunakan dok kolam (graving dock), landasan peluncuran (slip-ways), bantalan udara (air bags) dan atau dok apung (floating dock). Masingmasing peluncuran tersebut dapat dilihat pada gambar 2.15 s/d gambar 2.19.

Gambar 2.15. Dok kolam (graving docks) (Sumber: www.pal.co.id., diakses 10 Juni 2011 )

Wahyuddin

24

Gambar 2.16. Dok apung (floating docks) (Sumber: www.pal.co.id., diakses 10 Juni 2011 )

Gambar 2.17. Dok luncur dengan Kereta Luncur (Sumber: Arwin,dkk, 2006)

Wahyuddin

25

Gambar 2.18. Dok luncur dengan Sepatu Luncur (Sumber: lecture13a launcing;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

Gambar 2.19. Dok luncur secara melintang (Sumber: lecture13a launcing;ship production, www.google.co.id, diakses 2010)

2. Dermaga Dermaga untuk penambatan kapal dan sebagai tempat untuk melanjutkan pekerjaan instalasi setelah kapal diluncurkan. 3. Bengkel/ Stasiun Kerja

Wahyuddin

26

Bengkel atau stasiun kerja adalah tempat untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan seperti: Bengkel penandaan (marking), pemotongan (cutting) dan pembentukan (forming) pelat. Bengkel perakitan pelat. Bengkel perbaikan permukaan dan pelapisan. Bengkel pipa. Bengkel mesin. Bengkel listrik. Bengkel kayu/perabot.

Fasilitas produksi yang umunya terdapat dibengkel-bengkel dapat terlihat pada gambar 2.20 s/d 2.22.

Gambar 2.20. Pemotongan pelat menggunakan NC-plasma (Sumber: The National Shipbuilding Research Program, diakses Juli 2011)

Wahyuddin

27

Gambar 2.21. Pembengkokan pelat menggunakan mesin bending (Sumber: The National Shipbuilding Research Program, diakses Juli 2011)

Gambar 2.22. Peng-roll-an Pelat (Sumber: The National Shipbuilding Research Program, diakses Juli 2011)

Wahyuddin

28

4. Peralatan Penanganan Bahan (Material Handling Equipment) Umumnya peralatan penanganan bahan di kategorikan dalam empat grup, yaitu ban berjalan (conveyors), alat angkat (crane and hoists), kendaraan industri dan kontainer, seperti diperlihatkan pada gambar 2.23 dan 2.24.

Gambar 2.23. Peralatan ban berjalan (conveyors) (Sumber: The National Shipbuilding Research Program, diakses Juli 2011)

Gambar 2.24. Peralatan kendaraan industri jenis transportter (Sumber: The National Shipbuilding Research Program, diakses Juli 2011)

Wahyuddin

29

5. Gudang, pemanduan dan area kerja luar gedung (blue sky). 6. Kantor, kantin dan klinik.

Setiap fasilitas secara umum digunakan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan dilokasi galangan, dengan mempertimbangkan volume pekerjaan dan aliran material. Fasilitas dan area kerja perlu di tata letak sedemikian rupa untuk memastikan dan menjaga agar aliran produksi dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan Pada gambar 2.25 diperlihatkan perencanaan tata letak galangan secara 3.D.

Gambar 2.25. Rancangan tata letak galangan 3-D (Sumber: : Matulja Tin,dkk,2009, halaman 371)

ORGANISASI Pekerja galangan di organisasi kedalam departemen atau seksi yang bertanggungjawab pada beberapa aspek pengoperasian perusahaan. Setiap perusahaan mempuyai variasi sendiri organisasinya, biasanya terdiri dari tujuh divisi, yaitu: administrasi, produksi, perencanaan, pengadaan, jaminan mutu dan pengelola proyek.

Wahyuddin

30 Administrasi mencakup kepala dan staf kantor eksekutif, bendahara, akuntan,

pesonil, buruh, tenaga K3, dan tenaga estimasi kerja. Produksi merupakan departemen yang bertanggung jawab terhadap

perakitan/pengkostruksian di lapangan. Konsekuensinya, departemen ini mempuyai banyak pekerja dengan berbagai macam keahlian. Secara umum, 75 s/d 85 % tenaga kerja galangan ada di departemen ini. Tugas/fungsi perencanaan, penjadwalan dan pengendalian produksi merupakan pekerjaan departemen ini. Perencanaan merupakan departemen yang bertanggungjawab untuk

menyiapkan informasi mengenai proyek konstruksi yang akan digunakan dalam memproduksi kapal. Tugas/fungsi departemen ini adalah mencakup prarancangan, desain detail dan perencanaan produksi kadang-kadang juga melakukan penawaran pekerjaan baru. Banyak galangan menggunakan jasa subkontraktor untuk pekerjaan desain. Perencanaan produksi sangat berperan penting dalam peningkatan pembangunan kapal, dalam banyak kasus departemen produksi juga berperan dalam perencanaan. Distribusi dan tanggungjawab antara perencanaan dan desain

produksi secara luas dapat diberikan ke departemen ini tergantung organisasi galangan. Departemen pengadaan/logistik bertanggung jawab terhadap ketersediaan material/bahan yang akan dipakai untuk membangun kapal. Mencakup kebutuhan bahan baku, pekerjaan yang dikerjakan subkontraktor, komponen, dan juga peralatan, transportasi bahan, pembuatan barang jadi atau setengah jadi dan ketersediaan peralatan keselamatan. Departemen jaminan kualitas mempuyai fungsi yang berbeda dibanding dengan departemen lain digalangan. Departemen ini, umumnya bertanggung jawab terhadap dokumentasi pekerjaan, agen regulasi atau klasifikasi yang bertugas untuk menerapkan aturan, regulasi, dan kontrak. Tugas lain dari pengelola proyek atau departemen pengelola kontrak adalah menentukan dan meanalisa setiap perubahan pekerjaan atau kemajuan proyek pembangunan kapal. Bertugas untuk memonitor anggaran, jadwal, penggunaan material dan secara umum kemajuan pekerjaan pembangunan kapal. Dalam departemen ini, dilengkapi dengan surveyor yang bertanggung jawab penuh pada proyek pengkonstruksian. Tim ini juga mempuyai tim gugus mutu yang secara umum mengimplementasikan konsep pengendalian statistik (accuracy control) dalam setiap kegiatan di galangan.

Wahyuddin

31

TENAGA KERJA Pada departemen produksi yang mengerjakan/mengkontruksi kapal di

lapangan, memerlukan berbagai mcam keahlian tenaga kerja, yaitu: Air-conditioning eguipment mechanic (Mekanik peralatan pendingin udara (AC). Blaster (tukang pembersih pelat); Boilemaker (Tukang Bejana Tekan); Carpenter (Tukang kayu); Chipper/grinder (tukang gerinda); Electrican (Tukang listrik) Electronics mechanic (Mekanik Elektronik) Insulator (Tukang Isolasi) Joiner (Tukang Sambung) Laborer (Buruh) Loftsman (Tukang Gambar Skala Penuh) Machinist (Mekanik Mesin) Ordonance equipment mechanic (Mekanik mesin perlengkapan kapal) Painter (Tukang Cat) Patternmaker (Tukang Pola/template) Pipefitter (Tukang Penyetelan Pipa) Pipewelder (Tukang Las Pipa) Crane operator (operator crane) Sheet metal mechanic (mekanik lembaran pelat) Shipfitter (Tukang Penyetelan/fit up) Shipwright (tukang konstruksi dan reparasi kapal kayu) Welder (Tukang las)

Jenis pekerjaan, tanggung jawab pekerjaan dan pembagian kerja berbeda untuk setiap galangan. Namun semua jenis pekerjaan digalangan dominan seperti keahlian di atas.

BIRO KLASIFIKASI DAN AGEN REGULASI Pemerintah negara-negara maritim umumnya memberikan pekerjaan

peningkatan keselamatan kapal ke biro/masyarakat klasifikasi. Tujuan utamanya adalah memastikan risiko yang dapat terjadi pada kapal, disamping itu sebagai

Wahyuddin

32

regulator keselamatan lambung kapal dan juga melakukan koordinasi secara ketat dengan agen regulasi pemerintah (kementerian perhubungan/syahbandar).

Klasifikasi secara rutin dan berkala mengeluarkan peraturan mengenai desain, pengkonstruksian dan perawatan kapal. Di Indonesia masyarakat ini disebut Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), biro klasifikasi lain di beberapa negara yang terkenal antara lain: American Bureau of Shipping (ABS) Amerika Serikat. Lyoyds Register of Shipping (LR) England. Bureau Veritas (BV) Francis. Nippon Kaigi Ngokai (NKK) Japan. Det Norske Veritas (DnV) Norwegia. Sebuah kapal dapat diklaskan setelah memenuhi kriteria keselamatan. Kapal diklaskan selain berdasarkan fungsinya/misi seperti Kapal Tangki, kapal Pengangkut Gas Alam Cair, Kapal Pengakut Batubara, Kapal Ikan Pukat Harimau, Kapal Tunda, dll. Juga berdasarkan kondisi lingkungan pengoperasian. Klas khusus dapat diberikan untuk kapal-kapal yang di operasikan didaerah/rute tertentu atau tujuan khusus seperti kapal ferry yang dioperasikan hanya di daerah tertentu seperti pelabuhan dan sungai.

PENUTUP
SOAL-SOAL LATIHAN MANDIRI 1. Apa yang dimaksud dengan proses pembangunan kapal ? 2. Sebutkan dan jelaskan tahapan pembangunan kapal ? 3. Mengapa industri pembangunan kapal dikatakan sama tuanya dengan sejarah manusia? 4. Apa yang dimaksud dengan kapal?. 5. Apa fungsi Biro Klasifikasi?.

TUGAS MAHASISWA BERKELOMPOK 1. Tujuan Tugas I Mengkaji proses pembangunan kapal kaitannya dengan desain kapal dan desain produksi kapal. Literatur/ Kajian Pustaka Membuat makalah dengan isi:

2.

Uraian Tugas a. Objek Garapan b. Yang Harus dikerjakan dan

Wahyuddin

33 batasan-batasan 1. Menjelaskan proses pembangunan kapal. 2. Menjelaskan batasan antara desain kapal dan desain produksi kapal dalam suatu proses pembangunan kapal. 3. Membuat simpulan c. Metode/Cara pengerjaan dan Acuan yang digunakan Teori-teori dasar desain kapal. Teori-teori desain produksi kapal. Mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait kelebihan, kekurangan, dan sejarah desain produksi. Ketepatan waktu penyelesain Sistematika sajian Kemutahiran literatur. Kejelasan argumentasi pengambilan keputusan

3.

Kriteria Penilaian

DAFTAR BACAAN
Anonim,2008,Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Kementerian Sekertaris Negara, Jakarta. Arwin,ML, dkk, 2005,Laporan Kerja Praktek; Galangan Kapal PT.Batamec, Batam, Jurusan Teknik Perkapalan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Eyres D. J.,2007, Ship Construction Sixth edition, Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier,Linacre House, Jordan Hill, Oxford. Faltinsen O.M,2005, Hydrodynamics of High-Speed Marine Vehicles, Cambridge University Press, Cambridge, UK. Lamb Thomas,1986, Engineering for Ship Production (SP-9), SNAME, U. S. Department Of Transportation Maritime Administration, Washington,D.C. Matulja Tin, Fafandjel Nika, Zamarin Albert, 2009, Methodology for Shipyard Production Areas Optimal Layout Design, http//www.google.co.id, diakses September 2011. Paik Jeom K. and Anil K.T.,2007, Ship-Shaped Offshore Installations; Design, Building, And Operation, Cambridge University Press, New York Storch,R.L., Hammon,C.P., and Bunch,H-M.,1995, Ship Production Second Revision, Cornell Maritime Press, Centreville. Tupper.E.C.,2004,Introduction to Naval Architecture, Third Edition. Butterworth & Heinemann, Oxford. Okayama,Y, L.D.Chirillo,1982, Product Work Breakdown Structure, NSRP, Maritime Administration in cooperation with Todd Facific Shipyard Corp, USA. Watson D.G.M,2002,Practical Ship Design. Elseiveir Science Ltd.London. http://www.google.co.id.,lecture1 introduction; ship production, diakses desember 2010. ........................................,lecture13a launching; ship production, diakses desember 2010. http://www.pal.co.id., PT.PAL Indonesia, diakses 10 Juni 2011. http://www.nsrp.org., The National Shipbuilding Research Program (NSRP), diakses Juli 2011.

Anda mungkin juga menyukai