Anda di halaman 1dari 19

FLEKSI * UUK LEBIH RENDAH DARI UUB * UKURAN KEPALA DIAMETER SUB OCCIPITO BREGMATICA (9,5 cm) MENNGANTIKAN

AN DIAMETER SUB OCCIPITO FRONTALIS (11 CM) PUTARAN FLEKSI DALAM Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan kebawah SYMPHYSIS PRESENTASI B UUK

SEBAB PUTAR PAKSI DALAM 1. LETAK FLEKSI B BAGIAN TERENDAH 2. BAGIAN TERENDAH MENCARAI TAHAPAN SEDIKIT BAGIAN DEPAN 3. UKURAN TERBESAR BIDANG TENGAH PANGGUL DIAMETER ANTEROPOSTERIOR

EXTENSI Setelah Kepala Didasar Panggul Extensi atau Defleksi Sesuai Sumbu Panggul Sub Occiput Hypomochlion PUTARAN PAKSI LUAR Setelah kepala lahir untuk menghilangkan torsi pada leher putar paksi luar putaran restitusi Putaran paksi luar ukuran bahu, diameter bisacromial diameter antero posteroir dari P.B.P

EXPULSI Bahu depan Hypomochlion Rotasi Depan Atas Lahir Bahu Belakang Extractie Bawah Belakang Bahu Depan Lahir Selanjutnya seluruh badan anak lahir Searah sumbu jalan lahir.

Mekanisme turunnya kepala janin


Tahap a. Kepala terfiksir pada p.a.p (Engagement) B. Turun (descent) Peristiwa 1. Sinklitismus Gambar

2.1 Asinklitismus posterior (Litzman) * simfisis

c. Fleksi

2.2 Asinklitismus anterior (Naegele)


* Promont orium

d. Fleksi maksimum

3. Sinklitismus

Rotasi internal

Ekstensi

4. Putar paksi dalam didasar panggul terjadi : - Moulage kepala janin - Ekstensi - Hipomochlion : UUK dibawah simfisis

Ekspulsi kepala Berturut-turut lahirlah : janin - UUK - Dahi - Muka - Dagu

Rotasi eksternal

6. Putar paksi luar (restitusi)

i. Ekspulsi total

7. Cara melahirkan : - bahu depan - bahu belakang - seluruh badan dan ekstrimitas

Gambar 63. Episiotomi : a = medialis b = medio lateralis c = lateralis A, B, dan C cara menjahit luka

KALA II Diagnosis Persalinan kala II pembukaan sudah lengkap, kepala janin diameter 5-6 cm. Penanganan * Memberikan dukunngan * Menjaga kebersihan diri * Menambah kenyamanan bagi ibu * Mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu * Mengatur posisi ibu * Dianjurkan berkemih sesering mungkin * Memberikan cukup minum

Posisi Ibu Saat Meneran * Posisi yang paling nyaman baginya * Ibu dibimbing mengedan selama his * Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi

Catatan : Episiotomi tidak lagi dianjurkan sebagai suatu prosedur rutin. Tidak diketahui adanya bukti bahwa episiotomi rutin menurunkan angka kerusakan perinium, prolaps vagina di masa mendatang, atau inkontinensia urin. Pada kenyataannya, episiotomi rutin dikaitkan dengan meningkatnya robekan derajat ketiga dan keempat dan disfungsi otot sfinger anus.
Episiotomi sebaiknya dipertimbangkan HANYA pada kasus-kasus : * Persalinan pervaginam dengan komplikasi (sungsang, distosia bahu, forseps, vakum)

* Adanya kekhawatiran akan tidak sembuhnya robekan derajat ketiga dan keempat
* Gawat janin Kemajuan persalinan dalam kala II * Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II - penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir - dimulainnya fase pengeluaran * Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan tahap kedua - tidak turunnya janin di jalan lahir - gagalnya pengeluaran pada fase akhir

Kelahiran Kepala Bayi Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat Menahan perineum denagan satu tangan lainnya jika diperlukan Mengusap muka bayi untuk menghilangkannya dari kotoran lendir / darah Periksa tali pusat : - jika tali pusat mengilingi leher dan terlihat longgar, selipkan tali pusat melalui kepala bayi, - jika lilitan tali pusat terlalu ketat, tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting di antara kedua klem tersebut, sambil melindungi leher bayi.

Kelahiran Bahu dan Anggota Seluruhnya Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya Letakkan bayi tersebut di atas perut ibunya Keringkan bayi, bersihkan matanya, dan nilai pernapasan bayi Klem dan potong tali pusat Pastikan bayi tetap hangat

Kebiasaan yang lazim dilakukan dalam kala II tetapi tidak menolong atau bahkan dapat membahayakan Tindakan Deskripsi dan Keterangan

Kateterisasi secara Tindakan kateterisasi dapat mengakibatkan lecet, rutin sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi saluran kencing. Menekan fundus dengan tangan Mengedan dengan posisi telentang Tindakan ini hanya membuat rasa nyeri pada ibu, tetapi tidak membantu dalam kelahiran bayi , bahkan dapat menyebabkan ruptura uteri. Dapat menekan aorta distal dan mengeluarkan aliran darah ke uterus dan ekstrimitas bagian bawah. Dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah dari ibu ke janin. Dapat menimbulkan hipoksia janin intrauterin

Mengedan dengan menahan napas panjang

Episiotomi sebagai tindakan rutin

Tidak jelas keuntungannya dalam pencegahan perlukaan daerah perineum. Dapat menyebabkan pengeluaran darah lebih banyak. Tidak melindungi bayi dari perdarahan intrakranial atau asfiksia intrapartum. Dapat meningkatkan resiko kerusakan sfinger pada ibu, luka perineum lebih dalam dan resiko penyembuhan luka kurang baik.
Kemungkinan dapat menyebabkan kelemahan saraf brakhial

Memutar leher bayi

Melakukan rangsangan berlebihan

Menepuk-nepuk tubuh bagian belakang atau lainnya dapat menyebabkan memar. Menekan iga dapat menyebabkan fraktur, pneumotoraks, respiratory distress, merapatkan paha ke perut dapat menyebabkan ruptur pada hati atau limpa. Menggunakan kompres panas dan dengan memercikan air atau alkohol, atau mencelupkan ke dalam air dingin/panas dapat menyebabkan hipotermia, hipertermia atau terbakar.

Menghisap lendir terlalu lama, dalam dan kuat

Ada hubungannya dengan aritmia jantung, spasme laring, dan vasospasme arteria pulmonalis dan gangguan menghisap.

Membiarkan bayi basah atau tidak diselimuti

Dapat menyebabkan hipotermia

Tidak menghadirkan Ibu yang selalu ditemani oleh seseorang biasanya orang-orang yang masa persalinannya tidak lama, lebih sedikit yang berarti bagi ibu dioperasi, dan menghindarkan depresi pasacapersalinan.

Posisi litotomi atau telentang saat melahirkan bayi

Posisi telentang dapat menurunkan darah ke uterus, sehingga mengurangi kekuatan dan frekuensi kontraksi uterus. Saat mengedan kadangkadang mengalami kram kaki, sehingga posisi litotomi membuat rasa kurang nyaman.

A = uuk. ki-dep. B = uuk. ka-dep. C = uuk. ki. bel. D = uuk. ki-bel.

Janin Dalam Akhir Kehamilan

Anda mungkin juga menyukai