Anda di halaman 1dari 4

Catatan Sekilas, Agus Vrisaba

Oleh Warih Wisatsana

S
hati.

osoknya biasa saja, bahkan teramat sederhana. Dengan ciri khas yang tak terlupakan; sepeda tua kusam, rambut tersisir sekadarnya, dan selalu kaos dalamnya yang lusuh

mengintip dari celah lengan bajunya yang pudar itu. Agus Vrisaba, penulis pendiam ini memang mirip tokoh-tokoh kebanyakan cerpennya, tipikal wong cilik bersahaja yang santun dan lurus

A al tahun !"-an, #ali memang masih hening dan tenang. $endaraan tak seramai sekarang, gedung-gedung megah masih bisa dihitung. %ak heran bila di jalanan masih banyak orang merasa aman dan nyaman untuk bersepeda. Dan Agus dengan roda dua kesayangannya itu , dikenal sebagai penjelajah pedusunan #ali yang setia. &anya di hari Sabtu dan 'inggu saja, Agus akan turun ke kota, selalu ke tempat mangkal yang sama, kios $oran di (alan Sumatra Denpasar. %entu dengan pengharapan yang sama pula, apakah karyanya dimuat pada lembar sastra hari ini. Disitulah, di kios koran itu, saya pertama kali mengenalnya, jauh beda dari apa yang saya bayangkan. $epia aiannya dalam membangun cerita dalam cerpennya; detail atak tokohnya yang terjaga; bahasanya yang jernih mengalir; seakan mustahil terlahir darinya. Sosok Agus yang jauh dari gaya seniman yang romantic dannyentrik, sekilas bahkan tampak seperti loper $oran keliling. )erita seru tentang totalitas kesenimannya, baru belakangan kemudian saya dengar, terutama dari teman-teman seangkatannya, juga tuturan adik bungsunya, pelukis Antonius $ho, yang lebih muda ** tahun dari Agus. Sebagai penulis muda aktu itu, saya terkagum-kagum membaca karyanya. Sosoknya yang

pendiam, dan hanya sesekali tersenyum, membuat banyak teman-teman muda cukup kesulitan berkomunikasi dengannya. 'aka jadilah kami lebih akrab dengan karya-karyanya, yang bukan hanya berupa cerpen, tapi juga puisi, nukilan kisah para tokoh sastra an dunia, kisah horror dan kriminal, serta terjemahannya dari karya-karya penulis asing yang mutakhir. Sementara itu

kehidupan pribadinya, termasuk pula hubungan dengan istri dan anaknya, menjadi teka-teki yang tak terlalu menarik minat kami untuk mengetahuinya. +a, di mata kami, para penulis muda aktu itu, tokoh-tokoh dalam cerpennya terasa lebih nyata disbanding kehadiran Agus sendiri. 'ela an mitos yang rancu tentang totalitas berkesenian, ia memang jauh dari kesan ingin menonjolkan diri. Sebagai seniman, Agus Vrisaba, agaknya paham benar bah a kualitas karyalah yang jadi pertaruhanutama, bukan kisah heroik dari penulisnya. Agus penulis undur,ia lalu lahir dan kemudian hadir me arnai tokoh-tokoh dalam karya-karyanya. 'aka kabar kepindahannya ke %a angmangu, (a a %engah, di akhir tahun !"-an, menjadi peristi a biasa saja , toh tak ada yang berubah , karya-karyanya terus mengalir dan dimuat di banyak surat kabar kala itu; Kompas,Sinar Harapan belakangan jadi Suara pembaharuan, Vista, Jawa Pos, Bali Pots, Intisari, Surabaya Post, Suara Indonesia, Xtra, termasuk sebelum itu di aman, dan juga berbagai terbitan daerah lainnya. #arulah ketika tokoh-tokoh cerpen Agus yang jelata, dengan pernak-pernik hidupnya yang akrab dengan keseharian, tiba-tiba tak lagi hadir di koran, kami kehilangan. Sempat timbul pertanyaan, gerangan apakah yang terjadi dengan Agus- %ak ada berita di $oran tentangnya, juga tak ada kabar dari teman tentangnya. #elakangan barulah kita ketahui, kabar yang sangat terlambat, bah a Agus telah meninggal dunia dengan tiba-tiba konon serangan jantung pada ./ 0ebruari .11*.

Ya, Agus Vrisaba adalah sosok sastra

an yang tak terlupakan dan dilupakan. 'aka menjadi

menarik ketika 2enerbit #uku $ompas32#$4 berupaya menghadirkan kembali karya-karyanya dan menyuntingnya dalam sebuah buku kumpulan cerpen tunggalnya yang pertama berjudul !ari Bui sampai "un# Agus sendiri hingga akhir hayatnya, belum sempat membukukan karyakarya. &anya satu cerpennya yaitu Sodom dan $omorah, diikutsertakan dalam antologi !ua Kelamin bagi %idin, yang diterbitkan 2#$ tahun *""5. Di tengah maraknya penulis 6muda7, yang sebagian besar mungkin belum banyak membaca karyanya, bahkan mengenal namanya, karya-karya Agus bisa menjadi pembanding yang menarik. $ecenderungan penulis era kini yang mengesankan 6canggih7 dalam berbahasa, lebih liar dan imajinasi, bebas dalam plot dan penokohan, penuh dengan kompleksitas 3karena menolak disebut rumit4 meamang terasa beda bahkan bisa dikatakan berseberangan dengan karya Agus yang sederhana; menggunakan bahasa

ungkap sehari-hari, di mana kebanyakan pelakunya adalah orang biasa, juga mengesankan bersetia dengan alur cerita yang linier. Sementara itu para penulis kini cenderung mengedepankan upaya pembaharuan dan dengan melakukan eksplorasi atas bahan ang meluas 3eksperimental-4, dengan per atakan para tokohnya jelas dan terjaga. %okoh-tokoh dalam cerpen penulis terkini kebanyakan adalah bukan orang biasa; cerdas, berperilaku aneh, dengan latar cerita yang tidak umum, sebuah realitas imajiner yang 6asing7, terasa berjarak dengan keseharian karena diungkap melalui bahasa yang berliku; dengan metaphor yang berdesakan, dan berpretensi puitis3belum tentu puisi4. %okoh-tokoh cerpen Agus justru sangat bersahaja; nelayan 3&ordata4, buruh pasar 3"un4, gigolo kelas pantai 3"yoman Pirang4, maling kelas teri 3Bui4, orang kecil yang hobi berat mincing 3%ancing4, 2ak 9% 3Kertas4, serta berbagai 8ariannya; terasa membumi dan akrab karena diungkapkan dengan pilihan bahasa yang tampil jernih dan mudah dipahami. %okoh-tokoh itu mengesankan sebagian terinspirasi dari kisah nyata 3'yah, 'dik dan Ibu4,dengan latar pasar, terminal, dan lingkungan yang memang pernah menjadi bagian yang dialami pengarangnya sendiri. )erpen-cerpennya boleh dikata digenangi semangat realism social, penug pembelaan pada akum tersisih, namun tak tergelincir dalam obsesi yang berlebihan atas perjuangan kelas. %ak heran bila Agus menurut :mbu ;andu 2aranggi, terkesan akan pencapaian karya-karya 'a<im =orki, Anton )heko8, dan ;eo %olstoy, dan juga &eming ay. Sosok Agus Vrisaba menurut :mbu, adalah seniman dalam arti yang sebenarnya. 2enyair yang dijuluki Presiden %alioboro ini dengan nada haru mengenang totalitas Agus dalam berkarya. )erpen-cerpennya, tambah :mbu yang telah mukim di #ali lebih dari 5" tahun ini, mencerminkan pergulatan anak manusia dalam menjalani nasib dan takdirnya. Selain kaya dengan renungan hidup, perisi a yang disajikan Agus Vrisaba adalah realita sehari-harinyang dikenalnya. Agus Vrisaba, masihmenurut :mbu, bukan seniman yang mengandalkan imajinasi dan daya angannya saja, akan tetapi juga suntuk mengeksplorasi kehidupan sehari-hari. >lham ditimba dari lingkungan dan pergaulan yang ia akrabi. Agus malah sebaliknya, ia bercerita dengan gaya yang boleh dikata biasa 3kon8ensional-4, lebih menekankan kedalaman;

6Agus punya kepekaan yang tinggi pada kehidupan sosial di sekelilingnya. >a juga sabar mengolah ilham dan menghadirkannya dalam cerpen dengan matang,7 kata :mbu. #ahasa yang dipergunakan Agus terasa segar dan penuh daya gugah. &ingga kini, ungkapan-ungkapannya masih terasa menyentuh dan jauh dari klise. $enyataan ini menunjukan bah a Agus Vrisaba berhasil menemukan ?bahasa@ ungkap yang menjadi arna dan kekuatan dirinya. 2ergulatannya dengan bahasa ditambah kebiasaannya untuk melakukan perjalanan ke berbagai penjuru %anah Air, antara lain berlayar ke pulau-pulau kecil sekitar 'aluku, telah menjadikan karya-karya Agus penuh dengan nuansa unik serta memiliki sudut pandang tokoh yang berbeda dengan cerpenis seangkatannya semisal 2utu Wijaya, 9asta Sindu, Danarto, =erson 2oyk, &amsad 9angkuti, dan Sori Siregar. #ahkan bila dibandingkan dengan penulis generasi terbaru, bahasa dan kekuatan cerita Agus tak kalah mumpuninya; dalam banyak hal terasa lebih matang dan mencerminkan kedalaman renungannya. Agus Vrisaba amat pia ai mengolah imaji, serta memiliki sensiti8itas yang tinggi terhadap perobahan situasi. Secara khusus Dr (ean )oteau, pemerhati budaya dan penerjemah asal 2erancis ini, menyoroti kemampuan Agus dalam mencermati 6tanda-tanda Aaman7. ;atar belakang peristi a dalam cerpennya, menurut (ean yang telah tinggal di #ali lebih dari *" tahun ini, terbukti kemudian menjadi sebuah peristi a nyata. $onBlik yang dibangun dalam cerpencerpennya, secara tidak langsung telah berhasil menggambarkan adanya perubahan social yang dahsyat di #ali akibat gerusan budaya pari isata, yang kini terbukti terjadi. Dengan kata lain, Agus adalah seorang seniman yang dikaruniai bakat dan kepekaan untuk melihat kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. >a seorang sastra an 8isioner yang nasibnya tragis, nyaris dilupakan dan terlupakan. 'aka layak dicatat dan mendapat tempat dalam konstelasi sastra nasional. Agus adalah tokoh yang layak dicontoh. >a seniman pejuang yang menulis tanpa pamrih pribadi, serta menjauh dari publikasi diri yang berlebih.CC

Anda mungkin juga menyukai